PROSES BOTTLING LINE PADA INDUSTRI MINUMAN BERBOTOL
Farid Choirul Akbar, 2212100008
Teknik Sistem Pengaturan, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Jalan Raya ITS Sukolilo, Surabaya.
[email protected]
Abstrak
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah tidak dapat dibendung lagi. Untuk mengikuti kemajuan jaman, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi, dan efektifitas dari sumber daya yang dimiliki dan terus melakukan inovasi dalam hal proses produksinya. Inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi harus dilakukan oleh suatu teknologi yang memiliki kecepatan, akurasi, dan keandalan yang tinggi serta kemudahan dalam pengoprasiannya. Di bidang industri, berbagai otomasi telah diterapkan untuk mengontrol mesin-mesin produksi dengan ketepatan tinggi.
Proses pembotolan (Bottling Line) merupakan salah satu proses penting dalam produksi minuman berbotol. Pada proses ini dibutuhkan alat-alat dengan produktifitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan produksi. Selain itu juga untuk menggantikan kerja manusia yang relative berulang pada saat pembotolan. Karena pekerjaan yang berulang memiliki tingkat keakurasian semakin menurun dalam fungsi waktu. Pada proses ini menggunakan beberapa alat seperti depalletizer, decrater, washer / rinsher, filler, sealer, crater, dan palletizer dengan penghubung antar alat berupa conveyor.
Kata kunci: bottling line, inovasi, conveyor
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan nuansa baru bagi kelangsungan hidup manusia. Gambaran manusia yang tersebar dalam area yang luas dan jauh, sekarang dirasa semakin dekat. Apalagi didukung dengan sifat kependudukan yang produktif dan terus berkembang. Dari berbagai pertimbangan fenomena tersebut muncul suatu inisiatif untuk menciptakan suatu piranti pembantu untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Dengan adanya penemuan-penemuan mutakhir dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ditemukannya energy listrik sampai radio, telegraf, telepon, televisi, dan sebagainya, telah membuka gerbang dunia modern serba canggih, praktis, cepat, handal dan fleksibel dalam segala kehidupan. Dan salah satunya adalah kebutuhan akan teknologi automatisasi. Perkembangan teknologi ini tidak lagi dalam hitungan tahun namun setiap hari, bahkan tiap detik pun teknologi terus berganti.
Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan berbagai inovasi yang dapat meningkatkan produktifitas dalam membantu produksi suatu perusahaan. Contohnya dalam bidang bottling line. Teknologi dalam bidang ini memiliki automatisasi dengan tingkat produktifitas, efisiensi, dan higienis tinggi. Selain itu penggunaan teknologi ini dapat memberikan keakurasian dalam pengisian botol dan juga menggantikan pekerjaan manusia yang relative berulang.
Proses bottling line merupakan proses pembotolan dengan menggunakan berbagai alat seperti depalletizer, decrater, washer / rinsher, filler, sealer, crater dan palletizer dengan penghubung antar alat berupa conveyor.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini ialah sebagai berikut
Mengetahui proses pembotolan yang ada pada perusahaan air minum berbotol
Mengidentifikasi komponen-komponen dalam proses bottling line
Mengetahui cara kerja dari setiap komponen pada bottling line
2. Dasar teori
2.1 Photo Sensor Omron
Sensor Cahaya atau Photo sensor atau ada juga yang menyebutnya Photo switch, semuanya sama yaitu suatu alat yang bekerja berdasarkan cahaya yang dipantulkan oleh alat itu sendiri dengan intensitas tertentu, sensor ini dapat mendeteksi benda dengan jarak yang bervariasi itu tergantung dari type dan jenisnya, ada berbagai jenis dan type alat ini, pada prakteknya, sensor ini ada yang menggunakan reflector dan ada juga yang tanpa reflector. Reflector adalah alat terbuat dari plastic yang permukaan bagian dalamnya berbentuk prisma atau segi enam berfungsi untuk memantulkan cahaya yang dikirim oleh Photo sensor, kemudian ada juga photo sensor yang tanpa menggunakan reflector, tapi umumnya sensor jenis ini memiliki dua buah atau berpasangan artinya ada pengirim dan ada penerima.
2.2 Cam Switch
Cam Switch telah dirancang untuk melakukan serangkain kontrol yang berurutan yang tergantung pada pengemudian rotasi poros dari mesin dan untuk menjamin kontrol keamanan yang tidak hanya dari mesin tetapi juga ketahanan daya tahan, kecepatan rotasi tinggi, tahan guncangan dan abrasi. Cam swith biasa digunakan untuk mesin bebagai industri khususnya mesin pres dan mesin otomatisaisi pabrik secara keseluruhan.
2.3 Proxymity Switch
Proximity switch atau disingkat TL atau ada juga yang menyebutnya PR, lain-lain memang tapi intinya sama. Benda-benda yang terdapat pada mesin umumnya adalah logam besi sangat sedikit yang berbahan plastic atau lainnya karena material atau perangkat mesin kebanyakan dari logam maka harus ada sensor yang mendeteksi logam ketika mesin sedang berproses, maka digunakanlah sensor Proximity switch atau TL sebagai perangkatnya.
Secara bahasa Proximity switch berarti, proximity artinya jarak atau kedekatan, sedangkan switch artinya saklar jadi definisinya adalah sensor atau saklar otomatis yang mendeteksi logam berdasarkan jarak yang diperolehnya, artinya sejauh mana kedekatan objek yang dideteksinya dengan sensor, sebab karakter dari sensor ini, mendeteksi objek yang cukup dekat dengan satuan milimeter, umumnya sensor ini mempunyai jarak deteksi yang bermacam-macam seperti 5,7,10,12, dan 20 mm tergantung dari tipe sensor yang digunakan, semakin besar angka yang tercantum pada typenya, maka semakin besar pula jarak deteksinya, selain itu sensor ini mempunyai tegangan kerja antara 10-30 Vdc atau ada juga yang menggunakan tegangan AC 100-200Vac. Proximity sensor mencakup semua sensor yang melakukan penginderaan / deteksi secara non-kontak, dibandingkan dengan sensor, seperti limit switch, yang mendeteksi objek dengan fisik penghubungnya.
Proximity Sensor mengubah informasi tentang gerakan atau kehadiran obyek menjadi sinyal listrik. Ada tiga jenis sistem deteksi yang melakukan konversi ini, yaitu system yang menggunakan arus eddy yang dihasilkan di obyek penginderaan logam dengan menggunakan induksi elektromagnetik, sistem yang mendeteksi perubahan dalam kapasitas listrik ketika mendekati objek penginderaan, dan sistem yang menggunakan magnet dan reed switch.
2.4 Solenoid Valve
Katup Listrik / Solenoid valve atau sv adalah katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai koil sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, sv mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust, lubang masukan diberi kode P, berfungsi sebagai terminal / tempat udara masuk atau supply, lalu lubang keluaran, diberi kode A dan B, berfungsi sebagai terminal atau tempat udara keluar yang dihubungkan ke beban, sedangkan lubang exhaust diberi kode R, berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan udara terjebak saat piston bergerak atau pindah posisi ketika sv ditenagai atau bekerja.
2.5 Pneumatik
Pneumatik berasal dari kata Yunani: pneuma = udara. Jadi pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang berkaitan dengan udara. Perangkat pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara yang dimampatkan (compressed air). Dalam hal ini udara yang dimampatkan akan didistribusikan kepada sistem yang ada sehingga kapasitas sistem terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan udara yang dimampatkan kita memerlukan Compressor (pembangkit udara bertekanan). Debit yang diukur adalah m3/menit. Dalam kaitannya dengan bidang kontrol, pemakaian sistem pneumatik sampai saat ini dapat dijumpai pada berbagai industry, seperti pertambangan, perkeretaapian, konstruksi, Manufacturing, robot, dan lain lain.
3. Poses Pembotolan (bottling line)
Bottling line merupakan salah satu proses produksi yang memiliki alur mulai dari botol kosong hingga botol terisi yang disimpan untuk kemudian dipasarkan. Proses bottling line sendiri memiliki berbagai alat yang terdiri dari
3.1. Depalletizer
Proses ini merupakan proses awal dalam proses bottling line dalam perusahaan minuman berbotol. Mesin ini berfungsi untuk menyusun atau memindahkan krat dari palate ke conveyor. Mesin ini dikedalikan secara manual dan semi otomatis. Garis besar pengontrolan dalam mesin ini adalah pada pengendalian photosensor sebagai saklar induksi dan limit switch. Berikut adalah skema bagian dari mesin depalletizer ditunjukkan oleh gambar 1.
Gambar 1. Bagian-bagian mesin depalletizer
Pada awalnya tumpukan botol dalam krat di kirim melalui forklift untuk masuk ke palate conveyor 1. Tumpukan botol dalam krat akan berjalan melalui conveyor 1 hingga mengaktifkan limit switch. Ketika limit switch aktif, maka conveyor 1 akan berhenti dan pada waktu bersamaan elevator akan turun hingga mengenai tumpukan frame paling atas dan memindahkan krat botol paling atas ke conveyor 3 hingga tumpukan krat yang berisi botol dalam palate habis. Dan jika diatas palate tidak tersedia krat, sensor proximity yang lettaknya tepat diatas palate (menempel pada tiang elevator) mendeteksi bahwa sudah tidak ada krat diatas palate sehingga mengaktifkan conveyor 2 untuk memindahkan palate. Setelah palate dipindahkan ke tupukan palate maka conveyor 2 akan mati dan conveyor 1 akan kembali aktif untuk menjalankan tumpukan botol berikutnya.
3.2. Decrater
Proses ini merupakan proses lanjutan dari Depalletizer yang dihubungkan dengan conveyor. Mesin decrater merupakan mesin yang digunakan untuk mengeluarkan botol dari dalam krat. Mesin ini juga dapat dikendalikan secara manual maupun semi otomatis. Penggerak utama dari mesin ini menggunakan pneumatik untuk memindahkan botol dari krat ke conveyor selanjutanya untuk proses lebih lanjut. Gambar mesin decrater tunjukkan oleh gambar 2.
Gambar 2. Mesin decrater pada industri minuman berbotol
Setelah melewati depalletizer, botol dalam krat akan berjalan menuju proses selanjutnya, yaitu proses pemisahan botol dari krat menggunakan mesin decrater. Pada awalnya photo sensor akan mendeteksi jumlah krat yang masuk. Bila jumlah krat yang masuk sudah sesuai dengan yang diinginkan, maka photo sensor akan mengirimkan sinyal informasi ke kontroler untuk menon-aktifkan conveyor dan mengaktifkan decrater. Jika decrater telah aktif, maka pneumatik akan aktif untuk menggerakkan gripping heads. Selanjutnya gripping heads akan mencengkam kepala dari botol dan akan memindahkannya ke conveyor berikutnya. Bila telah selesai, maka decrater akan non-aktif dan conveyor akan berjalan.
3.3. Washer / Rinser
Pada proses selanjutnya ialah proses washer yang merupakan proses pembersihan botol sebelum akhirnya botol di isi. Hal ini untuk menghilangkan partikel atau kotoran yang masuk ke dalam botol. Selain di bersihkan juga mesin ini dapat mem-blow untuk mengeringkan bagian dalam botol setelah dicuci.
Penggerak utama mesin washer adalah Motor Main Drive/INFENTER. Motor main drive menggerakan gearbox triple chain yang menghubungkan ke flender 1, flender 2 dan flender 3. Tiap-tiap flender ada roda gigi bintangnya, yang berguna untuk menggerakan rantai pocket. Jumlah pocket washer tergantung dengan keinginan. Dan tiap pocket bisa memuat 30 botol. Contoh washer machine ditunjukkan oleh gambar 3.
Gambar 3. Mesin washer rotary
Adapun lamanya proses pencucian botol di mesin washer memakan waktu kurang lebih selama 30 menit, dengan tahapan proses sebagai berikut:
Langkah pertama ialah memanaskan mesin washer. Pemanasan mesin washer akan memakan waktu kurang lebih 3jam. Selain itu dilakukan pengisian air di bak pressoking 1,2 bak, prekaustik 1,2 dengan air softener. Volume air bak lyei 1 dan bak lyei 2 harus sesuai standar. Di bak lyei 1 dan bak lyei 2 mengandung air kaustik yang sangat tinggi kadarnya untuk membunuh kuman.
Langkah kedua adalah proses pencucian. Setelah mesin washer sudah standart panas, proses pencucian akan berlangsung. Botol di conveyor yang berasal dari mesin decrater akan masuk ke mesin washer dan menuju meja infeat. Selanjutnya akan berjalan menuju conveyor magazine. Setelah melewati conveyor magazine, limit switch akan aktif dan membawa botol menuju stang infeed. Selanjutnya botol akan berjalan menuju ke pressoking 1,2. Prekaustik 1,2 lalu direndam lagi di bak lyei 1, disemprot nozel lyei 1, lalu di rendam lagi di bak lyei 2, setelah dari lyei 2 disemprot nozel cold water dan nozel warm water yang airnya mengandung klorin 10 ppm, kemudian proses yang terakhir adalah semprotan finishing yaitu nozel fresh water yang mengandung klorin 2 ppm.
Selanjutnya botol akan dibawa conveyor keluar dari mesin washer.
3.4. Filler dan Sealer
Proses selanjutnya ialah pengisian botol menggunakan mesin Filler. Mesin pengisi biasanya terhubung dengan sistem buffer product tank atau sistem product mixing/blending. Untuk produk konsumsi minum, sistem perpipaan harus terbuat dari bahan yang sanitary dan stainless. Untuk beberapa kasus produksi dengan line produksi sama tetapi digunakan untuk produksi dua atau lebih jenis cairan yang berbeda, sistem product delivery-nya khusus. Atau untuk satu kasus satu botol dengan dua atau lebih jenis isian cairannya, sistem product delivery-nya berjumlah banyak sesuai dengan banyak isian botol, dan mesin filler mempunyai sistem pengisian secara bergantian. Sistem kalibrasi isian tergantung dari jenis pengatur isi, apakah itu menggunakan magnetic flowmeter (Volume Based Filling) atau mass-coriolis flowmeter (Volume/Weight Based Filling). Mass flowmeter lebih memiliki keakuratan pengisian dengan toleransi sekitar 0,5 %. Mesin filling dapat berupa rotary atau in-line, continuous atau intermittent.
Gambar 4 mesin filling
Beberapa produk memiliki sealing foil di mulut botol, seperti produk oli, sehingga setelah diisi botol akan melalui mesin sealing. Agar tidak ada kontaminan, umumnya mesin filling dan mesin sealing saling berdekatan. Contoh dari pengisian cairan dalam botol ditunjukkan pada gambar 4. Prinsipnya semakin dekat kedua mesin, semakin bagus. Foil untuk proses sealing atau segel umumnya di-feeding dalam bentuk gulungan, kemudian dipotong melingkar sesuai dimensi mulut botol, kemudian diumpankan ke mulut botol. Mekanisme menempelnya foil di mulut botol menggunakan sistem induksi elektromagnetik yang menghasilkan panas pada sisi keliling foil.
3.5. Crater
Alat ini berfungsi untuk memasukkan hasil botol yang telah terisi ke dalam krat. Mesin ini dikedalikan secara manual dan semi otomatis. Garis besar pengontrolan dalam mesin ini adalah pada pendalian photosensor sebagai saklar induksi dan pada Cam swith yang menjadi otak mesin ini.
Gambar 5 Mesin Crater
Mesin crater, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 5, didesain dapat memasukan botol sesuai dengan keinginan setiap kali loopingnya, selain itu mesin crater ini juga didesain untuk mampu mendeteksi berbagai kejanggalan dalam proses memindahkan botol ke dalam krat, kemampuan itu diantara lain:
1. Mampu medeteksi apakah ada botol yang jatuh saat hendak dipindahkan atau tidak.
2. Mampu medeteksi apakah krat yang akan diisi
produk telah teriisi produk atau belum
3. Memililki system keamanan dimana mesin crater akan berhenti bekerja bila ada seseorang memasuki area operasi mesin crater.
Berikut adalah flowchart dari mesin crater ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 6 flowchart mesin crater
Bagian bagian dari mesin crater adalah :
1. Solenoid valve, digunakan untuk untuk menggerakan piston yang kemudian menyuplai udara pada penumatik stoper, pneumatic pengepakan, dan pneumatik botol stoper.
2. Ligh barriers, digunakan untuk menempatkan pohotosensor yang digunakan untuk system keamanan (Emergency Stop), dan untuk system pengecekan botol.
3. Packing position merupakan tempat proses akhir pengepakan botol hasil produksi ke dalam crat.
4. Packing head terdapat dua buah penumatik yang berguna untuk penyesuaian pengambilan botol yang ada di conveyor atas dengan jeda masing krat.
5. Cam switch digunakan sebagai otak mesin crater yang mengontrol gerakan mesin, conveyor botol, masukan udara dari solenoid valve, kerja pneumatik, serta menurunkan stoper krat
Pada desain pengontrolan, Photo sensor diletakkan pada packing position digunakan untuk mendeteksi kedatangan krat kosong yang akan diisi botol. Jika photosensor telah mendeteksi jumlah krat yang masuk telah sesuai dengan yang diinginkan, mesin akan mengambil botol hasil prosuksi dan memasukkannya ke dalam krat.
Cam switch digunakan sebagai control utamanya. Cara kerjanya adalah proximity sensor yang dipasang satu poros dengan cam set namun tidak bersentuhan, ada jarak kurang lebih 10 mm. ketika gear cam set mulai berputar maka sensor akan bekerja mengikuti irama cam set. Output dari sensor dapat dihunungan relay. Selanjutnya kontak dapat dihubungkan mesin crater.
Pada mesin crater, cam switch berperan dalam mengendalikan conveyor botol, posisi gerakan mesin berdasarkan sudut cam set, aliran udara dari solenoid valve, pneumatik dan stopper krat saat kondisi release.
3.6. Palletizer
Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan botol dalam krat ke atas palet untuk diangkut oleh forklift dan kemudian disimpan dalam dalam ruangan penyimpanan. Mesin palletizer juga di lengkapi dengan keamanan dimana dapat otomatis mati jika ada benda asing melewati photo sensor. Mesin palletizer juga akan otomatis mati jika posisi krat yang dipindahkan jumlhanya kurang atau tidak pas pada posisinya. Mesin palletizer ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7. Mesin palletizer
Bagian-bagian dari palletizer adalah:
Cross transport device sebagai alat pemindah gripper
Grouping station, tetap pembentukan formasi krat sebelum dipindahkan oleh gripper head ke pallet transport
Gripper head, alat untuk memindahkan krat dari grouping station menuju pallet transport dengan mencengkam krat.
Hoist stop, aktif saat gripper mencapai titik tertinggi
Hoist slow upward, ketika gripper naik keatas, kecepatan naik berkurang saat menyentu sensor
Hoist slow downward, ketika gripper turun kebawah, kecepatan turun berkurang setelah menyentuh sensor
Pallet infeed stop, pallet akan berhenti ketika dideteksi oleh sensor
Pallet transport, alat yang digunakan untuk memindahkan krat menuju tempat akhir untuk selanjutnya dipindahkan oleh forklift
Mesin palletizer menggunakan photosensor sebagai saklar induksi, maksud dari saklar induksi adalah photosensor yang satu dengan yang lainnya dalam mesin palletizer saling terintegrasi.
Letak photosensor dalam mesin palletizer ialah
Photo sensor yang ada di mesin berfungsi untuk mengatur posisi krat serta tumpukan krat yang akan masuk palate. Jika cahaya yang dipancarkan emmiter belum dihalangi oleh krat, maka secara otomatis mesin palletizer akan akan mengisi bagian paling bawah, jika cahaya yang dipancarkan telah tertutupi oleh krat hingga krat menutupi photosensor paling atas, maka akan menyebabkan konveyor palletizer akan aktif hingga mengulang lagi dari awal proses.
Hoist stop aktif saat gripper mencapai titik tertinggi. Gripper akan berhenti untuk kembali turun meletakkan krat ke palate
Hoist slow upward dan downward, ketika gripper naik keatas dan ke bawah, kecepatan naik berkurang saat menyentuh sensor ini. Prinsip kerjanya sama dengan hoist stop, hanya saja sensornya terletak disamping alat palletizer. Untuk system kerjanya seperti flowchart pada gambar 8
Gambar 8.Flowchart mesin palletizer
Limit Switch mempunyai fungksi ketika aktuator dari limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri maupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat, maka aktuator akan bergerak dan diteruskan ke bagian dalam dari limit switch.
Pada bagian ini, limit switch berfungsi sebagai penghitung krat. Ketika krat telah memenuhi jumlah sesuai kriteria yang di tetapkan, maka secara otomatis itu akan menghidupkan mesin palletizer untuk aktif dan memulai tindakan untuk mengambil krat. Skema kerja limit switch ditunjukkan pada gambar 9.
Gambar 9. skema kerja limit switch
Ketika roller terdorong oleh krat, maka pluger juga akan terdorong masuk dan itulah yang menyebabkan reaksi pada limit switch ini. Hingga
akhirnya membuat palletizer on. Dengan drive plunger, pergerakan plunger piston dapat memungkinkan udara dimampatkan dan dibawa masuk.
Karena itu, jika plunger dibiarkan didorong untuk waktu yang lama, udara di Limit Switch akan melarikan diri dan tekanan internal akan menjadi setara dengan tekanan atmosfer. Hal ini akan menyebabkan cenderung ulang perlahan-lahan bahkan jika dilakukan usaha untuk cepat mengatur ulang headset. Untuk mencegah masalah ini terjadi, desain sistem untuk membatasi jumlah udara yang dikompresi dengan
mendorong dalam plunger hingga 20% atau kurang dari tekanan udara total di Limit Switch
Untuk memperpanjang masa kerja dari limit switch, drive plunger mencakup mekanisme
absorpsi OT yang menyerap gerakan plunger sisa menggunakan pegas penyerapan OT dan menghentikan pergerakan suatu plunger bantu yang mendorong Built-in switch sesuai dengan gerakan plunger.
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Mesin Depalletizer adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan tumpukan krat yang berisi botol ke conveyor.
Mesin Decrater adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan botol dalam krat ke conveyor yang lain.
Washer/rinsher adalah mesin yang digunakan untuk membersihkan botol dari partikel atau kotoran yang masuk ke dalam botol.
Filler dan sealer adalah mesin yang digunakan untuk pengisian cairan dalam botol. Sedangkan sealer adalah mesin yang digunakan untuk mengkedapkan udara dalam botol untuk ditutup agar tahan lama.
Crater adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan botol yang telah terisi cairan kedalam krat.
Pelletizer adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan atau menata krat keatas palet untuk diangkat oleh forklift dan dibawa ke tempat penyimpanan.
5. Daftar Pustaka
[1] Johnson, Curtis D.1997. Process Control Instrumentation Technology. New Jersey: Prentice-Hall
[2] Nugroho, Ditya Satriya.(2011). "System Kerja Mesin Pemindah Botol ke Dalam Krat (Crater) pada PT. Sinar Sosro Unggaran. Semarang
[3] Ogata, Katsuhiko. 1990. "Tekni Kontrol Automatik". Jilid 1. Alih Bahasa Edi Leksono. Jakarta: Erlangga
[4] Ogata, Katsuhiko. 1990. "Teknik Kontrol Automatik". Jilid 2. Alih Bahasa Edi Leksono. Jakarta: Erlangga
[5] Ramli, Ahmad, (2010). Proses Pembuatan Minuman Botol di PT. Coca-Cola. Semarang
[6] Widagdo, Arif. (2011). "System Kerja Mesin Pemindah Krat Ke Pallet (Palletizer) pada PT. Sinar Sosro Unggaran. Semarang
Farid Choirul Akbar (2212100008) lahir di Mojokerto, 29 November 1993. Saat ini sedang menempuh pendidikan jenjang Strata 1 di Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bidang study Teknik Sistem Pengaturan.