GRAFTING DAN TINJAUAN FILSAFAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bioetika merupakan istilah yang relatif baru dan terbentuk dari dua kata Yunani ( “bios”artinya hidup dan “ ethos” ethos” artinya adat istiadat atau moral ), yang secara harfiah berarti etika hidup. Bioetika dapat dilukiskan sebagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan hidup dan terpusat pada penggunaan ilmu-ilmu biologis untuk memperbaiki mutu hidup. Dalam arti yang lebih luas, bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis, obat, pemeliharaan kesehatan dan bidang-bidang terkait. Sebagai sebuah etika rasional, bioetika bertitik tolak dari analisis tentang data-data ilmiah, biologis, dan medis. Keabsahan campur tangan manusia dikaji. Nilai transendental manusia disoroti dalam kaitan dengan sang pencipta sebagai pemegang nilai mutlak. Terkadang, istilah bioetika juga digunakan untuk mengganti istilah etika medis, yang mencakup masalah etis tentang ilmu-ilmu biologis seperti penyelidikan tentang hewan, serta usahausaha manipulasi spesies-spesies bentukan genetik non manusiawi. Acap kali, penggunaan istilah bioetika dan etika medis medis saling dipertukarkan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini akan selalu diikuti dengan banjirnya produk-produk teknologi yang diciptakannya. Produk produk teknologi tersebut akan menjawab pertanyaan pertanyaan dari masyarakat dan menjadi penyelesaian didalam memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Namun perkembangan teknologi pun akan mampu berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, kelestarian fungsi lingkungan, kerukunan bermasyarakat, keselamatan bangsa dan dapat pula merugikan negara. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan penelitian penelitian di bidang tanaman akan ditunjukkan dengan berhasilnya pengembangan produk teknologi teknologi dibidang pertanian , khususnya tanaman.
1
Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam perbanyakan tanaman adalah ketersediaan bibit yang relatif terbatas baik dari segi jumlah, kualitas maupun dari segi waktu ketersediaannya. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, maka perbanyakan tanaman secara vegetatif menjadi salah satu alternatif untuk menghasilkan bibit terbaik. Pembiakan vegetatif memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif, yaitu disamping dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar dengan sifat penampakan yang yang lebih seragam, juga menghasilkan keturunan yang sifat dan penampakannya serupa dengan induknya (Hartono, 2004). Salah satu contoh perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah dengan teknik grafting. Grafting atau sambungan adalah suatu seni, proses dan perlakuan menggabungkan suatu tanaman ke bagian tanaman lain sehingga terjadi persenyawaan dan dapat melanjutkan pertumbuhannya sebagai satu individu tanaman (Mahlstede dan Haber, 1957, dalam Trisnawati, 2010 ). B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah yang bisa penulis angkat yaitu : 1.
Defenisi Grafting?
2.
Apa saja jenis-jenis Grafting?
3.
Apa manfaat dari Grafting?
4.
Bagaimana Grafting bila ditinjau dari filsafat?
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar kita semua dapat mengetahui, memahami, dan mempelajari bagaimana Grafting itu dalam pandangan filsafat dengan memperhatikan pandangan sains dan etika kehidupan.
2
D. Batasan masalah
Untuk mengfokuskan kajian terhadap grafting dalam makalah ini perlu adanya pembatasan masalah, sehingga diperoleh kerangka dan sintesis pemikiran yang ditelaah secara kritis terhadap aspek filsafat. Batasan – batasan masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut : 1.
Defenisi Bioetika
2.
Sejarah Bioetika
3.
Defenisi Grafting
4.
Jenis-jenis Grafting
5.
Prosedur Grafting
6.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Grifting
7.
Keuntungan dan kerugian Grafting
3
BAB II METODOLOGI PENULISAN
A. Metode Penulisan
Dalam pengerjaan makalah ini, metode yang digunakan adalah metode telaah pustaka yaitu dengan cara pengumpulan informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, maupun artikel-artikel dari internet yang terjaga validitasnya. B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penulisan makalah ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian atau percobaan ataupun telaah yang telah dilakukan peneliti atau penulis sebelumnya. Data yang diperoleh lalu dianalisis dan disarikan dalam bentuk tulisan. C. Sifat Tulisan
Tulisan dalam karya ilmiah ini bersifat deskriftif yang artinya memaparkan berbagai informasi dan data yang diperoleh sehingga menjadi kesatuan yang utuh sehingga dapat menjadi tambahan informasi.
4
BAB III PEMBAHASAN A. Bioetika
Etika adalah kajian yang membahas mengenai sudut pandang moral yang mengatur suatu perilaku yang sesuai dengan keadaan bagi perorangan maupun kelompok. Secara sederhana, etika dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan perilaku, norma, atau perspektif yang membedakan antara baik dan buruk yang dapat diterima oleh suatu kelompok sosial. Sementara pengertian bioetika sendiri merupakan kajian etika yang berada pada level kajian biologi dan medis. Dalam pertanian, Bioetika dipandang sebagai penerapan yang lebih luas mengenai bioetika yang mencakup suatu penilaian etika terhadap semua tindakan yang bisa membantu atau membahayakan suatu organisme. (Fossey, 2007). Etika yang berkaitan dengan masalah biologi dikenal dengan nama bioetika. Bioetika atau bioethics atau etika biologi menurut Samuel Gorovits (dalam Sahnnon, 1995) adalah sebagai penyelidikan kritis tentang dimensi dimensi moral dari pengambilankeputusan dalam konsteks yang berkaitan dengan biologi. Jadi bioetika menyelidiki dimensi etik dari masalah masalah teknolgi, ilmu kedokteran dan biologi terkait dengan penerapannya dalam kehidupan. Dalam membahas bioetika, terdapat empat prinsip fundamental yang dirintis oleh Maulana Jalaluddin Rumi pada abad 13 yang meliputi: 1. Beneficence,
yakni
memberikan
prioritas
yang
bermanfaat
bagi
kesejahteraan manusia serta mengacu pada perilaku yang baik. 2. Non-maleficence, menghindari perilaku yang dapat merugikan orang lain. 3. Autonomy, menghormati hak-hak pribadi orang lain 4. Justice, memberikan perilaku yang adil serta kesetaraan bagi manusia. (Aksoy&Tenik, 2002; Fossey, 2007).
5
B. Sejarah Perkembangan Bioetika
Fritz Jahr , pada tahun 1927 memperkenalkan istilah bioetika pada artikel “keniscayaan bioetika”, banyak menyumbang berbagai argumentasi dan diskusi dalam penelitian biologi kontemporer yang melibatkan hewan.Ketika itu banyak penggunaan berbagai isu ilmiah hewan dan tumbuhan. Pada tahun 1970, ahli biokimia Amerika Van Rensselaer Potter juga menggunakan istilah tersebut dengan makna yang lebih luas, yang mencakup solidaritas terhadap biosfer, sehingga menghasilkan etika global, suatu disiplin yang mewakili hubungan antara biologi, kedokteran, ekologi, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka mencapai kelangsungan hidup baik manusia dan spesies hewan lainnya. Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh institute for the study of society, ethics and the life sciences, New York ( Amerika Serikat ) pada tahun 1969. Kini terdapat banyak lembaga di dunia yang menekuni penelitian dan diskusi mengenai berbagai isu etika biomedik. Bioetika merupakan suatu disiplin keilmuan yang baru, yang merupakan
kombinasi
antara
pengetahuan
hayati
(biologi)
dengan
pengetahuan sistem nilai manusia. Definisi ini sekaligus memberikan pula tujuan bioetika, yaitu membangun jembatan antara ilmu pengetahuan dan humaniora (kemanusiaan), membantu kemanusiaan untuk tetap selamat dan lestari, serta menyempurnakan dunia beradab. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
6
Menurut Pellegrino (1999) tahap perkembangan bioetika adalah sebagai berikut: 1. Era proto yaitu bioetika (pendidikan dan penelitian) (1960-1972) Pada masa ini fokus pada isu-isu dihumanisasi dengan meniadakan kemanusiaan (mengabaikan aspek kemanusiaan) kedokteran sehingga akibat dari perkembangan sains dan teknologi. Pengenalan kemanusiaan , etika dan nilai-nilai moral dalam kurikulum kedokteran yakni keilmuan kedokteran saja. Etika merupakan salah satu disiplin humaniora. Evans (1964) menyatakan keseimbangan antara teknis dan nonteknis (sosial dan humaniora). Respon beberapa kampus kedokteran, mempelopori bioetika , seperti : - Behaviooral 7 environmental Biological di UC Dauis - Group Dynamis & The Impaet of Illness in UCLA - Human Values in Patient Care - The Institute of Human Values In Medicine - Dialogues between the Disiplines :Kedokteran dengan ilmu-ilmu sosial,seni visual,agama & sastra. - Konsultasi sekolah-sekolah kedokteran terkait dengan perkembangan kurikulum,integrasi kurikulum kedokteran dengan etika, moral dan kemanusiaan. - Fellows program: menyiapkan tenapa pengajaran yangmemilikikapasitas seimbangdalam teknis &nonteknis - Journal of Medicine & Filoshophy 2. Era bioetika filosofis (1972-1985) Etika berperan dominan dalam kamus-kamus yang muncul terkait dengan riset biologi. Isu-isu bioetika yang dikembangkan adalah, prinsip, deontologi, utilitarri, anisme, feminisme atau kombinasi dari beberapa teori. Menurut Beuchamp dalam teori prinsipalisme : autonomy (kebebasan berfikir) seseorang yang menjadi objek memberikan persetujuan, dia, mengerti apa yang akan dilakukan pada dirinya/dampak yang terjauh. Dalam teori Beneficience: riset-riset memberi manfaat.
7
3. Era bioetika global (1985- sekarang) Seiring perkembangan sains dan teknologi adanya masalah terkait semakin beragam dan luas. Bioetika mulai di pakai di kalangan elit hukum, agama, antropologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi dan lainnya. Nilainilai dalam etika adalah sebagai berikut: a. Subyektivisme
(subyektifitas).
Pengambilan
keputusan
moral
berdasarkan perasaan. Sesuatu dikatakan baik jika saya suka sesuatu. b. Cultural relatium (relatifisme budaya) .Sesuatu dikatakan baik jika hal yang diterima oleh masyarakat luas c. Pandangan supranatural. Prinsip moral yang dikembangkan berdasarkan nilai-nilai agama d. Consequentialism .Tugas utama kita adalah melakukan apapun yang memiliki konsequensi paling baik,dikatakan baik jika memberikan banyak manfaat dan sedikit resiko disebut dengan teori uklitarisanisme. Tokoh-tokoh dalam nilai ini adalah Betham dan Milk. e. Suatu tindakan salah adalah karena tindakan itu sendiri dan tidak hanya salah, akibatnya yang buruk (Gensler,2002). Tokoh-tokoh dalam nilai ini adalah Kant dan Ross. Di indonesia bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakir yang dipelopori oleh pusat pengembangan etika universitas atma jaya jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajahmada Yogyakarta
yang
melaksanakan
pertemuan
bioethics
2000.,
An
International Exchange dan pertemuan nasional 1 bioetika dan humaniora pada bulan agustus 2000. Pada waktu itu universitas Gajahmada juga mendirikan Center for Bioethics and Medical Humanities. Dengan terselengaranya pertemuan nasional 2 bioetika dan humaniora pada tahun 2002 di bandung, pertemuan 3 pada tahun 2004 di Jakarta dan pertemuan 4 pada tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia ( JBHKI ) pada tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh indonesia pada masa datang.
8
C. Grafting
Tinjauan filsafat ilmu terhadap Grafting dikaji dari 3 (tiga) aspek tinjauan yaitu ontologi, epistemilogi dan aksiologi. 1. Tinjauan Ontologi Terhadap Grafting Istilah ontologi berasal dari bahasa yunani yaitu ta onta dan logi. Ta onta berarti berada dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran, sehingga ontologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tentang keberadaan suatu obyek (Anonim, 2010a). Dalam tulisan ini Grafting ditempatkan sebagai objek yang akan dikaji. Defenisi Grafting Grafting
adalah
salah
satu
teknik
perbanyakan
vegetatif
menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan menggabungkan suatu bagian tanaman, seperti cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan banyak variasinya. Sharock’s (1672) dalam Wudianto (2002) menyatakan bahwa seni grafting ini te lah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu sekitar abad ke-15 dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari seni grafting ini. Disamping itu Thouin dalam Wudianto (2002) mengatakan bahwa ada 119 bentuk grafting. Pada pengertian lain, grafting atau ent adalah menggabungkan batang atas dan batang bawah dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan. Kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Tujuan dari grafting ini adalah membuat bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak, dan juga untuk membantu pertumbuhan tanaman (Wudiyanto, 1994). Salah satu bentuk dari grafting adalah budding (penempelan), dimana ukuran batang
9
atas (scion) tereduksi hanya terdiri atas satu mata tunas (Hartmann dkk., 1997). Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas (sepotong cabang dengan dua atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah yang sehingga gabungan ini bersama-sama membentuk individu yang baru. Batang bawah sering juga disebut stock atau root st ock atau bahasa belandanya onder stam. Ciri dari batang ini adalah batang masih dilengkapi dengan akar, sedangkan batang atas yang disambungkan seri ng disebut entris atau scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau bisa juga cabang pohon induk, kadangkadang untuk penyambungan ini memerlukan batang perantara (Inter-Stock). Agar batang atas dan batang bawah bisa terus merupakan perpaduan yang kekal, maka sebaiknya dipilih batang atas dan batang bawah yang masih mempunyai hubungan keluarga dekat. Hal demikian tidak selamanya benar, klasifikasi botani biasanya
hanya
berdasarkan
sifat-sifat
reproduksinya,
sedangkan
penyambungan justru yang dipertimbangkan adanya persamaan sifat-sifat vegetatif tanaman. Selama ini yang digunakan sebagai patokan untuk melakukan penyambungan adalah berdasarkan sifat botaninya, maka tidak jarang suatu penyambungan mengalami kegagalan. Penyambungan antar varietas (masih dalam satu species) tidak pernah mengalami kesulitan, misalnya penyambungan karet varietas Gondang Tapeh I dan Wungun Rejo dengan karet Ciranji I atau varietas LCB 479. Demikian juga bila kita melakukan penyambungan dua tanaman yang jenis atau speciesnya lain tapi masih dalam satu marga, tingkat keberhasilannya masih cukup tinggi, walaupun kadang-kadang juga ditemui kegagalan. Sebagai contoh penyambungan yang berhasil adalah mangga madu (Mangifera indica) yang disambungkan dengan mangga Kweni (Mangifera odorata) untuk tanaman buah-buahan, sedangkan untuk tanaman kehutanan Eucalyptus pellita disambungkan dengan Eucalyptus delupta. Kemungkinan keberhasilan penyambungan tanaman menjadi
10
lebih kecil apabila melakukan penyambungan antar marga yang masih dalam satu famili apalagi penyambungannya antar famili, tingkat keberhasilannya makin kecil. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan daya konsentrasi 0,05% hormon IAA atau IBA bisa meningkatkan keberhasilan penyambungan, caranya dengan mencelupkan atau mengolesi kedua ujung yang akan dilekatkan, atau menyemprotkan batang atas sebelum disambung (Wudianto, 2002). Teknik penyambungan ini bisa diterapkan untuk beberapa keperluan, yaitu membuat tanaman unggul, memperbaiki bagian bagian pohon yang rusak, dan juga untuk membantu pertumbuhan tanaman. 2. Tinjauan Epistemologi Terhadap Grafting Epistemologi
berasal
dari
kata
episteme
yang
berarti
“pengetahuan” dan logos yang berarti “teori”. Jadi epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan. Dalam ilmu filsafat, epistemologi dikategorikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan (Keraf dan Dua, 2001). Dalam tulisan ini dasar pengembangan teknologi grafting yang merupakan teknik utama untuk menghasilkan individu baru sebagai tinjauan epistemologi. a) Jenis dan Teknik Grafting Thouin dalam Wudianto (2002) mengatakan bahwa ada 119 bentuk grafting. Dari sekian banyak grafting ini digolongkan menjadi tiga golongan besar, yaitu : 1)
Bud-grafting atau budding, yang kita kenal dengan istilah okulasi Okulasi adalah salah
satu
cara
meningkatkan mutu
tumbuhan dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru. Okulasi merupakan teknik pembiakan tanaman secara
11
vegetatif dengan cara menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman. 2)
Scion grafting, lebih populer dengan grafting saja, yaitu sambung pucuk atau enten Teknik sambung pucuk adalah cara menyambungkan batang bawah dan batang atas agar supaya produksi lebih dipercepat dengan cara ini tanaman akan berproduksi hanya dengan jangka waktu dua tahun.
3)
Grafting by approach atau inarching, yaitu cara menyambung tanaman sehingga batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan akarnya masing-masing
b) Prosedur dan mekanisme Grafting Sebelum melaksanakan kegiatan grafting ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah : 1)
Batang bawah (rootstock) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: - Mempunyai daya adaptasi seluas mungkin, artinya ta naman itu kompatibel dengan berbagai varietas. Bahkan bila perlu juga kompatibel dengan berbagai jenis dalam satu genus, yang dimaksud kompatibel disini adalah kemampuan dua tanaman untuk membentuk sambungan (buding atau grafting) dengan baik dan sambungan dua tanaman ini mampu tumbuh dengan baik. - Mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit yang ada didalam tanah. - Kecepatan tumbuhnya sesuai dengan batang atas yang digunakan, dengan demikian diharapkan batang bawah ini mampu hidup bersama dengan batang atas. - Tidak mempunyai pengaruh pada batang atas, baik dalam kualitas maupun kuantitas buah (tanaman buah-buahan) atau
12
kayu (tanaman kehutanan) pada tanaman yang terbentuk sebagai hasil sambungan. - Mempunyai batang yang kuat dan kokoh. 2)
Batang atas (Scion) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - Cabang dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit. – - Bentuk cabang lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawah, yaitu sama atau lebih kecil dari diameter batang bawah. Diameter paling besar ± 1 cm. – - Cabang dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi (untuk tanaman buah-buahan) berbatang lurus, batang bulat, pertumbuhan diameter cepat (jika jenis tanaman kehutanan). – - Bisa menyesuaikan diri dengan batang bawah sehingga sambungan kompatibel.
3)
Pengumpulan Scion - Pengumpulan sebaiknya berasal dari pohon yang muda dan sehat, yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki. - Pilih cabang muda yang mempunyai beberapa mata tunas yang dorman, lurus, diameternya disesuaikan dengan batang bawahnya (rootstock) yang umum digunakan berdiameter ± 1 cm. - Hindari cabang-cabang yang mungkin mempunyai tunas yang mutan.(Anonim, 1993). - Pilih cabang yang bebas dari penyakit yang berat dan kerusakan berat karena serangan hama. - Usahakan pengambilan scion pada pagi hari sebelum tengah hari.
13
4)
Alat dan Bahan a. Alat 1. Gunting grafting ( Stek ) 2. Pisau grafting 3. Batu asahan 4. Papan kayu untuk alas pemotongan scion b. Bahan 1. Pita pengikat, rafia, para film ( jika ada ) 2. Lilin penutup luka 3. Kantong plastik
5)
Urutan pelaksanaan grafting Tiga teknik grafting yang dianggap tidak terlalu sulit, artinya relatif mudah dalam pelaksanaannya yaitu : a) Teknik Venner
Gambar 1. Ilustrasi cara penyambungan tanaman dengan teknik Venner
14
b) Teknik grafting stripped/Rind
Gambar 2. Ilustrasi cara penyambungan tanaman dengan teknik
grafting stripped/Rind c) Teknik grafting top cleft graf/ cleft
Gambar 2. Ilustrasi cara penyambungan tanaman dengan teknik grafting top cleft graf/ cleft
Di bawah ini adalah rincian pelaksanaan kegiatan grafting diantaranya sebagai berikut: 1.
Memilih batang bawah yang diameternya kurang lebih sama dengan batang atas.potong batang bawah kurang lebih 20 – 25 cm dari
permukaan
tanah
atau
sekitar
3
cm
dari
bagian
hipokotil.kemudian batang bawah di belah sekitar 2 -2,5 cm.
15
2.
Batang atas yg sudah disiapkan buang daunnya, kemudian sayat kedua sisi pangkal cabang sepanjang2- 2,5 cm, sehingga bentuk seperti mata kampak.
16
3.
Selanjutnya batang atas di masukkan kedalam belahan batang bawah
4.
Pengikatan
atau
pembalutan
menggunakan
sealtip(isolasi
paralon) atau bisa juga menggunakan tali yang terbuat dari plastik es.
5.
Tujuan penyungkupan adalah untuk menjaga kelembapan agar tetap tinggidan mengurangi penguapan di sekitar sambungan. Tempatkan tanaman tang sudah tersambung di tempah yang teduh atau di beri naungan agar terhindar dari panas matahari langsung.
17
6.
Proses selanjutnya tinggal perawatan bibit sampai siap di tanam di kebun,sekitar 3-6 bulan kemudian. Teknologi bisa anda coba dan diterapkan pada tanama buah yang berbatang keras seperti mangga, durian, alpukat dll.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan 1.
Scion yang dijadikan bahan sambungan tersebut tidak cacat dan masih dalam keadaan segar, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan berbatang bulat.
2.
Grafting tidak terkena secara langsung terik matahari maupun air hujan.
3.
Bagian sambungan kambium harus menempel seerat mungkin, paling tidak salah satu dari bagiannya.
4.
Pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan sambungan ini yang tajam dan tidak berkarat agar sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit.
5.
Dikerjakan
dengan
secepat
mungkin,
dengan
kerusakan
minimum pada kambium, dan diusahakan penyayatan pada sci on jangan sampai berulangulang.
18
6.
Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada rootstock agar tetap dalam keadaan lembab.
7.
Bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai beberapa minggu setelah penyambungan.
d) Pemeliharaan setelah penyambungan 1. Setelah scion mengeluarkan tunas dengan ketinggian tunas ± 3 cm plastik yang mengkerudungi grafting dibuka dengan cara menggunting sudut plastik sedikit demi sedikit supaya tunas yang baru tumbuh tersebut tidak kepanasan, sampai tunas itu kuat terhadap terik matahari. 2. Usahakan rootstock dalam kondisi lembab, jangan sampai kekeringan dengan menyiram bila rootstock kering. 3. Lepaskan pita pengikat sambungan pada saat sambungan telah bertunas dan telah bersatu antara kambium batang bawah dengan kambium batang atas. 4. Hilangkan tunas-tunas yang tumbuh pada rootstocknya sehingga makanan
dan
energi
bisa
terfokus
untuk
keberhasilan
penyambungan. 5. Sangga tanaman sambungan jika tanaman tersebut tidak cukup kuat untuk menyangga dirinya sendiri
3. Tinjauan Aksiologi Terhadap Grafting Aksiologi adalah ilmu yang mempertanyakan nilai suatu obyek yang akan dikaji (Anonim, 2010). Karena itu dalam tulisan ini diuraikan tentang manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh penerapan Grafting. a) Manfaat Grafting Secara garis besar manfaat atau keunggulan grafting antar : 1.
Mengekalkan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan pada pembiakan vegetatif lainnya seperti stek, cangkok dan lain-lainnya.
19
2.
Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan, temperatur yang rendah, atau gangguan lain yang terdapat di dal am tanah.
3.
Memperbaiki jenis-jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak di inginkan diubah dengan jenis yang dikehendaki.
4.
Dapat mempercepat berbuahnya tanaman (untuk tanaman buah buahan)
dan mempercepat pertumbuhan pohon dan kelurusan
batang (jika tanaman kehutanan). b) Kerugian Grafting Adapun kerugian atau kelemahan dari grafting yaitu: 1.
Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang
2.
Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara scion dan rootstock
20
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru 2. Grafting dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu Bud-grafting atau budding, Scion grafting dan Grafting by approach atau inarching. 3. Grafting dapat dilakukan sebagai alternatif guna mendapatkan tumbuhan jenis baru yang unggul B. Saran 1. Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat disarankan agar
masyarakat bisa mempelajari tentang teknik grafting tersebut sebab teknik tersebut sangat mudah diterapkan dalam bidang pertanian 2. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga penulis memerlukan kritik dan saran apabila pembaca menemukan kekurangan tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1993, Pegangan Pelaksanaan Pembiakan Vegetatif Konvensional. Sambung Ghoffar, A. 2015, Pengaruh Jumlah Batang Bawah Pada Pertumbuhan Vegetatif Grafting Dua Jenis Durian ( Durio zibethinus murr .) Lokal Wonosalam, Kab. Jombang. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Mahlstede, J. P. dan E. S. Heber. 1957. Plant Propagation. New York : John wiley and Sons, Inc Suwandi, Petunjuk Teknis Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Sambungan (Grafting). Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta Trisnawati, R. 2010. Studi Pembiakan Vegetatif (Intsia bijuga (Colebr.) O.K. melalui Grafting. Skripsi. Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Diakses dari http://journal.ipb.ac.id/index.php/jsilvik/article/download/4131/2822 tanggal 6 Oktober 2014 jam 16.01 WITA. Wudianto, R. , 2002, Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi, P. T. Penebar Swadaya, Jakarta. https://warasfarm.wordpress.com/2012/11/27/teknologi-sambung-pucuk-padatanaman/. Pada tanggal 08 Desember 2017 jam 21.43 WITA
22