MAKALAH BIOETIKA PRINSIP DASAR BIOETIKA DALAM PENGGUNAAN BAHAN BAHAN BIOLOGI TERSIMPAN (BBT)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bioetika yang dibina oleh Bapak Dr. Abdulkadir R Oleh :
1. Farhana Pragita 2. Ummul Mutiah Ernas 3. Putri Adelia Andraina
201710070311090 201710070311082 201710070311122
POGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Karena atas karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhamad saw yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni Islam. Makalah ini kami sampaikan kepada
bapak Dr. Abdulkadir R selaku dosen mata kuliah
Bioetika Makalah ini yang berisikan tentang pemaparan mengenai prinsip dasar bioetika dalam penggunaan bahan biologi tersimpan (BBT) Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua, terutama untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang Amphibi dan Reptil. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Abdulkadir R selaku dosen pembina mata kuliah Bioetika 2. Teman-teman sekelompok yang telah berkerjasama dalam penyusunan makalah ini. 3. Teman-teman S-1 Pendidikan Biologi kelas III C, yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dan memperlancar penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah kami masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah yang kami buat.
Malang, 8 November 2018
Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Walaupun kebanyakan upaya penelitian dikerjakan oleh peneliti peneliti kedokteran dalam labolatorium, sehingga tidak diketahui dan diamati oleh khalayak ramai, namun tidak ada ciri kedokteran modern yang mempunyai efek begitu dramatis atas banyak orang seperti penelitian. Melalui perancangan yang amat seksama dan eksperimeneksperimen yang dijalankan dalam waktu yang tidak terhitung jamnya, para peneliti mampu mengidentifikasi banyak penyakit dan merancang vaksin-vaksin untuk pencegahannya. Contohnya pada penyakt cacar, penyakit pada anak seperti folio, tetanus dan sumber-sumber lain penyakit manusia telah memungkinkan karena penelitian tentang sebab sebabnya. Upaya-upaya yang sama dijalankan terhadap penyakit yang ada pada zaman sekarang seperti; AIDS, kangker dan penyakit jantung. Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan prinsip dasar bioetika dalam penggunaan bahan biologi tersimpan (BBT)? C. Tujuan 1. Menjelaskan prinsip dasar bioetika dalam penggunaan bahan biologi tersimpan (BBT)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Biologi Tersimpan (BBT) Bahan Biologi Tersimpan(BBT)/ Archieved Biological Material adalah spesimen klinis atau materi biologis lainnya yang berupa isolat, genetik DNA, RNA atau lainnya yang disimpan atau diarsipkan. Secara umum BBT adalah spesimen atau materi biologis dari sisa penelitian, sisa pelayanan kesehatan(tindakan pengobatan/operasi dan autopsi) yang sengaja disimpan untuk pemeriksaan atau kepentingan di masa depan. Yang secara teknis mencakup aspek pengumpulan, penyimpanan, pemnfaatan dan pemusnahan (Hanafia, J. 2008). Bahan biologi tersimpan (BTT) juga terbagi dalam 2 macam yaitu : 1. BBT Anonym : BBT yang diterima oleh peneliti tanpa informasi apapun tentang asal usul bahan biologi, sehinga peneliti tidak mungkin menemukan kembali dan menghubungi manusia sumber BTT. 2. BBT Identified : BBT yang yang diterima oleh peneliti dengan informasi lengkap seperti nama, alamat, no RS (Hanafia, J. 2008).
Pada penelitian kesehatan umumnya masih mungkin menghubungi manusia sumber bahan biologi tersimpan (BTT) sehingga jika ditemukan cara diagnostik atau pengobatan baru yang menguntungkan manusia sumber bahan bologi tersimpan (BTT), dapat diambil biologik tambahan untuk penelitian atau untuk kepentingan manusia sumber bahan biologi tersimpan (BBT) (Hanafia, J. 2008). 2.2 Tempat dan Teknik Penyimpanan Bahan Biologi Tersimpan (BBT) 1. Freezer -80°C yaitu berupa DNA, sel dan bakteri. 2. Liquid nitrogen yaitu berupa DNA, jaringan dan sel. 3. Cairan Berformalin yaitu berupa organ hewan. 4. Alkohol 70% yaitu berupa organ hewan. 5. Preparat slides yaitu berupa darah dan jaringan. 6. Dikeringkan yaitu berupa organ hewan dan tanaman. 7. Pengasapan yaitu berupa organ hewan. 2.3 Pemanfaatan Bahan Biologi Tersimpan (BBT) Pemanfaatan bahan biologi tersimpan (BBT) dipertanggungjawabkan sebagai berikut :
secara etis dapat
1. Menghormati bahan biologi tersimpan (BBT) sebagai bagian tubuh manusia dan menguburnya atau membakarnya. 2. Bahan biologi tersimpan (BBT) dimanfaatkan untuk pendidikan/pengajaran dan penelitian kesehatan. 3. Bahan Biologi tersimpan (BBT) diperlakukan dengan hormat dan tetap disimpan, yang bertujuan untuk dapat digunakan untuk penelitian kesehatan pada masa yang akan datang(Hanafia, J. 2008). Penelitian dengan memanfaatkan BBT juga harus mendapatkan izin dari komisi ilmiah dan etik yang berwenang agar persetujuan etik nantinya untuk menjamin kehidupan, kesehatan, kesejahteraan,keleluasaan pribadi dan martabat manusia sumber BTT(Hanafia, J. 2008). PSP untuk pemanfaatan bahan biologi tersimpan dapat diperoleh dengan 3 cara yaitu : 1. PSP sudah tercakup dalam PSP waktu bahan biologik dikumpulkan. 2. Dimintakan PSP baru dengan menghubungi setiap manusia sumber BBT, apabila yang pertama tidak tercakup dalam penggunaan BBT. 3. Bila keadaan : menghubungi setiap manusia sumber BTT tidak layak dan praktis dilaksanakan, dapat dimintakan pengecualian (weifer) dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) (Hanafia, J. 2008). PSP bahan biologi tersimpan (BBT) bila tidak terjalin persetujuan dari subyek sebelumnya, persetujuan tik masih dapat diberikan dengan : 1. Bila tidak mungkin mencari subyek lagi untuk meminta persetujuan. 2. Sepanjang kerahasiaan subyek tetap terjaga. 3. Dalam hal isu kerahasiaan subyek secara kolektif (misal : suku, ras) perlu adanya pertimbangan (Hanafia, J. 2008). 2.4 Kepemilikan dan Pengelolaan Bahan Biologi Tersimpan (BBT) 1. Semua bahan biologi yang dikumpulkan untuk penelitian kesehatan adalah milik lembaga penelitian. 2. Kepala lembaga penelitian bertanggung jawab tentang penyimpanan, pemanfaatan dan pemusnahan BBT. 3. Bahan biologi tersimpan (BBT) tidak boleh diperdagangkan atau dijual. 4. Peneliti utama yang mengumpulkan bahan biologi mempunyai hak pertama dalam penggunaanya. 5. Bahan biologi tersimpan (BBT) hanya digunakan untuk penelitian kesehatan yang telah mendapat persetujuan etik dari komisi etik yang berwenang.
6. Lembaga perlu mengangkat seorang pemelihara (custodian) yang memenuhi persyaratan yang bertanggung jawab memelihara dalam administrasi koleksi Bahan biologi tersimpan (BBT) jika diresmikan sebagai repositorium BBT (Hanafia, J. 2008). 2.5 Masalah Pengembangan Bahan biologi tersimpan (BBT) Saat Ini 1. Pengumpulan data biologik banyak menghabiskan dana,waktu energi jika ditempatkan di tempat terpencil di indonesia 2. Penyimpanan Bahan biologi tersimpan (BBT) yang terlalu lama memerlukan sarana dan pengelolaan yang baik 3. Pemanfaatan Bahan biologi tersimpan (BBT) untuk penelitian kesehatan, pengajaran, dan jaminan mutu laboratorium 4. Pemanfaatan Bahan biologi tersimpan (BBT) meningkat akibat perkembangan Ilmu genetika dan biologi molekuler 5. Perkembangan teknologi dalam diagnosa membutuhkan sampel yang baru dan fresh 6. Banyaknya Bahan biologi tersimpan (BBT) yang dikirim lintas negara dikarenakan adanya kerjasama ilmiah 7. Adanya skandal skandal internasional yang melanggar etik dalam pemanfaatan Bahan biologi tersimpan (BBT). 8. Pemahaman tentan Bahan biologi tersimpan (BBT) perlu adanya peningkatan (Hanafia, J. 2008). 2.6 Skandal Etik Pemanfaatan Bahan biologi tersimpan (BBT) 1. The Alder Hey’s Children Hospital Scandal Di daerah Liverpool (UK) 1988-1995 : para dokter pengambilan dan penyimpanan organ-organ anak-anak yang diautopsi tanpa memberitahukan pihak keluarga tentang kegunaan organ tersebut. Desember 1999 : Lord Hunt “ Independent Cofidental Inquiry”, 402 orang tua diikutsertakan dalam pernyataan sikap penolakan terhadap tindakan dokter yang mengambil, menyimpan, memanfaatkan bahan biologik anak tanpa surat persetujuan dari orang tua atau keluarga. 2. The John Moore di California (USA) Seorang penderita kanker darah (Hairy Cell Leukimia). Dokter mengambil limpa tanpa diketahui keluarga dan izin pasien. Memanfaatkan limpa pasien demi uang (pembuatan cell line). Kasus ini sampai ke United State Supreme Coutr , keputusannya moore tidak berhak atas cell line tersebut
2.7 Tujuan Prinsip Etik Umum Pemanfaatan Bahan biologi tersimpan (BBT)
1. Menghormati otonomi, kemampuan mengambil keputusan sendiri. 2. Melindungi manusia yang otonominya kurang atau terganggu, persyaratan subjek atas ketergantungan, rentan, kerugian dan penyalah gunaan. 3.
memberikan penjelasan dalam persetujuan keikutsertaan sebagai subyek penelitian (Hanafia, J. 2008).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan Biologi Tersimpan (BBT) adalah spesimen klinis atau materi biologis lainnya yang berupa isolat, genetik DNA, RNA atau lainnya yang disimpan atau diarsipkan. Secara umum BBT adalah spesimen atau materi biologis dari sisa penelitian, sisa pelayanan kesehatan(tindakan pengobatan/operasi dan autopsi) yang sengaja disimpan untuk pemeriksaan atau kepentingan di masa depan. Yang secara teknis mencakup aspek pengumpulan, penyimpanan, pemnfaatan dan pemusnahan. Bahan biologi tersimpan (BTT) juga terbagi dalam 2 macam yaitu : bahan biologi tersimpan (BBT) anonym dan bahan biologi tersimpan (BBT) identitas. Penelitian dengan memanfaatkan BBT juga harus mendapatkan izin dari komisi ilmiah dan etik yang berwenang agar persetujuan etik nantinya untuk menjamin kehidupan, kesehatan, kesejahteraan,keleluasaan pribadi dan martabat manusia sumber BTT. Tujuan prinsip bahan biologi terimpan (BBT) adalah untuk Menghormati otonomi, kemampuan mengambil keputusan sendiri. Melindungi manusia yang otonominya kurang atau terganggu, persyaratan subjek atas ketergantungan, rentan, kerugian dan penyalah gunaan. memberikan penjelasan dalam persetujuan keikutsertaan sebagai subyek penelitian
3.2 Saran
Lebih banyak adanya pembahasan tentang bioetika dalam penggunaan bahan biologi (BBT) karena banyak orang orang yang masih belum banyak memiliki pengetahuan akan bioetika dari penggunaan bahan biologi tersimpan (BBT)
DAFTAR PUSTAKA
Hanafia, Jusuf. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan . Jakarta : Gramedia