BASIS AMALGAM DAN APLIKASI TUMPAT TUMPATAN AMALGAM
MAKALAH KONSERVASI GIGI 1
Disusun Oleh : Rozalia
!"111!!"!#1$
Riz%a A&ian'i Hu'a(i
!"111!!"!#)$
Ma*ina Ma+&alena
!"111!!"!##$ !"111!!"!##$
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI ,AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRI-I.A/A )!1)
BAB I PENDAHULUAN
A0 La'a La'a** Bel Bela% a%an an+ +
Setelah preparasi untuk amalgam telah selesai, biasanya bahan perantara diolesk dioleskan an di atas dentin dentin sebelum sebelum restora restorasi si perman permanen. en. Idealn Idealnya ya bahan bahan harus harus merangsang perbaikan pulpa dengan menghasilkan dentin sekunder atau reparatif di dekat daerah iritasi. Bahan tersebut harus memberikan perlindungan pada pulpa dari bahan-bahan toksik yang terdapat pada beberapa bahan tambalan. Semen basis perantara ini juga digunakan untuk memblokir difusi panas melalui bahan resto restoras rasii loga logam. m. Menu Menuru rutt Baum Baum,, Phili Philips ps,, dan dan Lund Lund,, pada pada baha bahan n tamb tambala alan n amalgam, basis juga memberikan fondasi yang kuat untuk mendukung tekanan pemampatan yang dilakukan. Fungsi lain dari lapisan semen basis perantara dan pelindung yang lebih tebal yang ditempatkan di baah tambalan adalah mendukung pemulihan dari pulpa yang !idera dan melindunginya terhadap berbagai trauma yang mungkin mengenainya. "ermasuk dalam trauma ini adalah syok panas dan iritasi kimia, terga tergant ntun ung g pada pada baha bahan n resto restora rasi si yang yang digu diguna naka kan. n. Basis Basis ini ini pada pada dasar dasarny nyaa berfungsi sebagai pengganti dentin pelindung yang rusak karena karies, pengeboran ka#itas, atau keduanya. $da berbagai jenis bahan yang telah digunakan sebagai basis. Semen seng fosfat telah digunakan untuk tujuan ini selama betahun-tahun betahun-tahun,, begitu begitu pula semen %S&. Selain itu, semen polikarboksilat dan ionomer ka!a juga memiliki sifat-sifat yang !o!ok untuk digunakan sebagai basis. Pada Pada aplikas aplikasii tumpat tumpatan an amalgam amalgam,, presen presentase tase kegagal kegagalan an yang yang tinggi tinggi disebabkan karena desain preparasi yang tidak tepat, kesalahan manipulasi dari amalgam amalgam dan amalgam amalgam yang yang terkont terkontami aminasi nasi aktu aktu pengis pengisian ian setiap setiap langka langkah h dalam prosedur, dari aktu alloy diseleksi sampai restorasi dipoles, mempunyai efek terhad terhadap ap sifat sifat amalgam amalgam,, yang yang menent menentuka ukan n keberh keberhasil asilan an atau kegaga kegagalan lan
restorasi. 'emudian diharapkan, pengaplikasian tumpatan amalgam harus dilakukan sebaik mungkin untuk men!egah terjadinya kegagalan pada restorasi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai basis amalgam dan aplikasi tumpatan amalgam pada kedokteran gigi.
B0 Ru(usan Masalah
(. $pa saja basis yang digunakan pada tumpatan amalgam) *. $pa fungsi dari basis yang digunakan pada tumpatan amalgam) +. Bagaimana aplikasi tumpatan amalgam)
0 Tu2uan
(. Mengetahui basis yang digunakan pada tumpatan amalgam. *. Mengetahui fungsi dari basis yang digunakan pada tumpatan amalgam. +. Mengetahui aplikasi tumpatan amalgam.
BAB II PEMBAHASAN
DENTAL BASIS
Basis (-*mm termal untuk
pulpa
biasanya digunakan untuk memberikan perlindungan dan menambah
dukungan untuk
restorasi dengan
mendistribusikan stress lokal dari restorasi ke permukaan dentin dibaahnya. Basis memberikan perlindungan bagi pulpa
Protective base melindungi pulpa sebelum peletakkan bahan restorasi
Insulating base melindungi pulpa dari sho!k termal
Sedatif base pengobatan pulpa yang mengalami luka
TIPE MATERIAL BASIS o
Semen /ink Phosphat
o
Semen Ionomer 'a!a 0I
o
Semen %ksida Seng &ugenol %S&
o
Semen Polikarboksilat
o
Semen Silikofosfat
10 Se(en Sen+ ,os3a'
Semen ini merupakan semen yang populer bagi penyemenan restorasi dan pembuatan basis tumpatan. Modulus elastisitasnya tinggi sehingga banyak digunakan sebagai basis di baah tambalan amalgam. 1ahulu, fase !airan asam fosfatnya dianggap dapat
men!ederai pulpa. "etapi,
peneletian
terakhir
memperlihatkan baha hal ini tidak benar. Penyemenan tumpatan tuang dengan semen fosfat tenyata dapat ditoleransi dengan baik oleh pulpa. Para peneliti melaporkan baha semen fosfat kemungkinan besar menyebabkan sensiti#itas pulpa pada saat sementasi dan dua minggu setelah sementasi dibandingkan semen ionimer ka!a. Meskipun demikian, tiga bulan setelah sementasi, tidak ada perbedaan dalam sensiti#itasnya. Sebagai basis, semen seng fosfat digunakan dalam bentuk dempul dan bentuk lapisan yang relatif tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan
untuk melindungi pulpa dari irtasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang diberikan selama penempatan bahan restoratif. 2enis semen ini adalah yang tertua dari seluruh semen yang digunakan dalam kedokteran gigi 0ambar 3-4. Mudah dimanipulasi, memiliki kekuatan yang besar untuk suatu basis, dapat menahan trauma mekanis, seperti tipe bahan basis lainnya, dan memberikan perlindungan yang baik terhadap rangsangan panas. "etapi, semen ini mudah pe!ah dan tidak baik digunakan sebagai tambahan sementara Philips, (44(.
Manipulasi bubuk
dan
!airan yang tepat
merupakan
keharusan.
'onsentrasi asam fosfor dengan teliti diatur oleh pabrik. Bahkan sedikit saja perubahan dalam konsentrasi tersebut memiliki pengaruh yang besar pada aktu pengerasan dan kelarutan, serta kekuatan. 'arena itu, botol harus selalu ditutup segera setelah !airan dipakai. Begitu juga bahan tersebut tidak boleh dibiarkan berlama-lama di glass slab sebelum dilakukan pengadukan. 2uga lebih bijak bila botol yang !airannya sudah digunakan 567-nya dibuang saja, karena !airan tersisa dalam botol mungkin saja telah terkontaminasi akibat pemakaian yang berulangulang Philips, (44(.
Bila digunakan untuk tujuan menyemen hasil tuangan, lapisan semen harus !ukup tipis agar tidak mengganggu permukaan antara gigi hasil tuangan. 8kuran partikel bubuk tergantung pada ketebalan lapisan. Meskipun demikian, ukuran partikel bisa dikurangi dengan mengaduk bubuk menjadi larutan dengan !airan semen dan dengan memberikan tekanan selama penyemenan tuangan. Partikel-partikel yang tertekan diantara dinding-dinding restorasi dan gigi akhirnya dapat menahan tekanan yang diberikan dokter gigi pada hasil tuangan. Pada umumnya, semakin halus partikel-partikel bubuk semen semakin ke!il ukuran butiran semen dan semakin tipis lapisannya. Semakin tipis ketebalan lapisan tersebut, semakin besar daya perlekatannya Philips, (44(. Barangkali salah satu sifat yang paling petning se!ara klinis adalah kelarutan dan disintegrasi semen. Sebenarnya sifat ini merupakan salah satu pertimbangan yang paling penting dalam pemakaian dan pemilihan setiap bahan tambalan gigi. Pada restorasi tuangan yang disemen, kelarutan asam sangat perlu diperhatikan. Seperti diketahui, bagian tipis semen selalu terkena !airan mulut pada tepinya, alaupun garis semen ini mungkin tidak segera terlihat dengan mata telanjang. 'etepatan #isual pada kondisi mulut adalah 79 :m. 2adi, jika ada garis semen yang terlihat di dalam mulut, kemungkinan besar lebih dari 79 :m. Pada daerah ser#ikal yang sulit dilihat, penyimpangan tepi beberapa kali lipat dari ini akan terleati tanpa terlihat. Lapisan semen yang terbuka ini perlahan-lahan larut sehingga akhirnya inlay longgar atau dapat terjadi karies sekunder Philips, (44(
1ari kenyataan baha kandungan air semen sangat penting, daerah perlekatan permukaan gigi terhadap semen harus dijaga agar tetap kering ketika !ampuran bubuk !airan sedang dipersiapkan, sampai dimasukkan kegigi, dan selama proses pengerasannya. Bila dibiarkan mengeras ketika berkontak dengan sali#a, permukaan-permukaan kebanyakan jenis semen menjadi lembut dan mudah dilarutkan oleh !airan-!airan mulut Philips, (44(. Indikasi (. Sebagai bahan tambalan sementara *. Sebagai bahan basis dan pelapik +. Sebagai bahan perekat inlay, jembatan, dan pasak inti
)0 Se(en Iono(e* Ka4a GI$
'arena sifat biologisnya yang baik dan memiliki potensi perlekatan ke kalsium yang ada di dalam gigi sama seperti sistem polikarboksilat, ionomer ka!a terutama digunakan sebagai bahan restoratif untuk peraatan daerah erosi dan sebagai bahan penyemenan. 2uga dapat digunakan sebagai basis alaupun bahan ini sangat sensitif terhadap air. $da * tipe ionomer ka!a, yang pertama adalah sistem bubuk-!airan kon#ensional, serupa dengan semen tipe II. "ipe II adalah ionomer ka!a yang dikeraskan dengan sinar. "ipe ini juga sistem bubuk-!airan. Bagian bubuknya berisi unsur partikel ka!a kon#ensional yang larut dalam asam ditambah aselelator foto-akti#asi. ;airannya adalah larutan !air asam poliakrilat, atau kopolimer, gugusan grup metaklirat.
'arena sifat biologisnya yang baik dan memiliki potensi perlekatan ke kalsium yang ada di dalam gigi sama seperti sistem polikarboksilat, ionomer ka!a terutama digunakan sebagai bahan restoratif untuk peraatan daerah erosi dan sebagai bahan penyemenan. 2uga dapat digunakan sebagai basis alaupun bahan ini sangat sensitif terhadap air. 'egunaan utama ionomer ka!a adalah untuk perekat antara gigi dengan tambalan komposit. Pada dasarnya berperan sebagain bonding terhadap dentin. 'elebihan ionomer ka!a dibanding resin terletak pada perlekatan adhesifnya, hasil preparasi yang kurang ngilu, serta adanya mekanisme perlepasan flour. Indikasi (.
'ontra-Indikasi Pulp ;apping
#0 Se(en O%si&a Sen+ Eu+enol OSE$
Semen oksida seng eugenol adalah suatu tipe sedatif yang lembut. Biasanya disediakan dalam bentuk bubuk dan !airan, dan berguna sebagai basis insulatif penghambat. Bahan ini juga sangat sering digunakan untuk balutan sementara. p>-nya mendekati = yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit mengiritasi.
&ugenol memiliki efek paliatif terhadap pulpa gigi dan ini adalah salah satu kelebihan jenis semen tersebut. 'elebihan lainnya adalah kemampuan semen untuk meminimalkan kebo!oran mikro, dan memberikan perlindungan terhadap pulpa. Bahan ini paling sering digunakan ketika meraat lesi-lesi karies yang besar. Senyaa-senyaa yang baru ini disebut sebagai semen oksida seng eugenol ?fortifikasi@, ?diperkuat@, ?modifikasi@, satu ?diperbaiki.@ Se!ara komersial ada yang disebut semen &B$ bila produk tersebut mengandung oetoksibenAoat sebagai pengganti sebagai eugenol. Semen-semen ini didesain terutama menyemen se!ara tetap inlay, mahkota tiruan, dan jembatan. Sifat fisiknya misal, kekuatan adalah lebih baik dibanding semen oksida seng kon#ensional atau semen oksida seng eugenol yang tidak diperkuat.
1erajat kelarutan semen-semen ini masih kontro#ersial. 'elebihan semen oksida seng eugonel yang telah disempurnakan ini pada umumnya bersifat biologis. Indikasi (. Meredakan rasa sakit *. Basis insulatif +. "ambalan Sementara, misalnya pada pulp !apping tidak langsung 5. Sementasi inlay,!ron, dan bridge 7. 'aries dentin
'ontra-Indikasi 'asus pulpa gangren atau mati
"0 Se(en Poli%a*5o%sila'
Ini merupakan salah satu semen gigi yang baru dan memberikan bukti perlekatan baik pada komponen kalsium dari struktur gigi. alaupun agak sulit dimanipulasi, memiliki potensi untuk adhesi klinis ke ion-ion kalsium pada email dan dentin. Pemakaian utamanya adalah sebagai bahan penyemenan, tetapi dapat juga sebagai basis, lapik penyekat, dan sebagai bahan penutup di baah email yang tipis untuk men!egah bahan-bahan berarna metalik transparan melalui email. Bahan ini !enderung !epat mengeras, sehingga tidak dilakukan upaya mengaduk semen sampai menyerupai konsistensi pasta seperti pada semen seng fosfat. Bubuk semen ini mengandung oksida seng dan sejumlah ke!il oksida magnesium. Beberapa produk sekarang ini mengganti oksida magnesium dengan oksida stanni! dan stannous flourida untuk memodifikasi aktu penggerasan dan meningkatkan kekuatan serta karakterikstik-karakteristik manipulasinya. Flourida yang ditambahkan mempunyai sedikit potensi antikaries.
;airannya adalah asam poliakrilik dan air. $lasan utama kepopuleran semen baru ini adalah penerimaan biologis yang baik oleh pulpa dan karena itu memiliki insedens sensiti#itas pas!a-operatif yang rendah. Indikasi (. Sementasi *. Basis +. Lapik pelekat
'ontra-Indikasi (. Peraatan pulpa *. 'asus pulpa gangren atau mati
60
Se(en Sili%o3os3a'
Semen ini merupakan hibrid, kombinasi dai bubuk semen seng fosfat dengan semen silikat. Salah satu semen silikofosfat yang paling terkenal terdiri atas 49C bubuk semen silikat dan (9C bubuk semen fosfat. 1engan adanya kandungan flourida dalam bagian silikat dari bubuk tersebut, semen tersebut memberikan pen!egahan karies sekunder. Senyaa-senyaa yang pertama mempunyai sifat menipulasi yang buruk dan ketebalan lapisannya sangat tinggi. 'arena ketebalannya lapisan yang besar ini, semen ini tidak !o!ok untuk penyemenan restorasi-restorasi emas se!ara tepat. Senyaa-senyaa baru telah dikembangkan dengan meningkatkan karakteristik manipulasi dan mengurangi ketebalan lapisan. 1ari titik pandang sifat antikariesnya, seng silikofosfat sering merupakan bahan semen pilihan untuk mulut yang angka kariesnya tinggi. $ksi untuk perlindungan pulpa adalah sama dengan seng fosfat. Indikasi (. Basis *. Sementasi untuk mulut yang angka kariesnya tinggi
'ontra-Indikasi 'asus pulpa gangren atau mati
70 Kalsiu( Hi&*o%si&a a OH$)$
'alsium hidroksida adalah suatu bahan yang se!ara ekstensif digunakan untuk perlindungan pulpa tidak hanya untuk resin, tetapi untuk seluruh bahan restoratif. 'alsium hidroksida sangat efektif dalam meningkatkan pembentukan dentin sekunder.
Bahan ini memiliki kekerasan dan kekuatan yang !ukup untuk digunakan sebagai fondasi untuk bahan penambalan. 'arena itu, merupakan bahan-bahan yang efektif memperbaiki kerusakan yang diakibatkan untuk lesi karies profunda. Indikasi (. Pulpa yang tebuka dalam pulp !apping dan pulpotomy *. Leakage !anal +. $peDifi!ation, merangsang pembentukan apeD 5. Membentuk jaringan keras gigi 7. Bahan tambalan sementara untuk infeksi saluran akar
'ontra-Indikasi (. Peradangan pulpa pulpitis *. 'asus gangren pulpa, seperti abses.
A8li%asi Zink Phophate
Semen zinc phosphate di!ampur hingga kental, konsistensi #iskos biasanya digunakan sebagai basis untuk menyediakan perlindungan termal dan mekanik di baah restorasi amalgam. Material disediakan dalam bentuk poder dan liEuid, poder terdiri dari partikel Ain! oDide yang diberi tambahan magnesium oDide. LiEuid a!idi! mengandung phosphori! a!id di air sekitar ++C konsentrasi asam. Sejumlah ke!il alumunium phosphate ditambahkan untuk meninggikan reaksi setting. 'etika poder di!ampur dengan liEuid, asam mulai melarut partikel luar Ain! oDide, membebaskan ion Ain! pada liEuid phosphori! a!id. ion fosfat bermuatan negatif bereaksi dengan ion aluminium dan seng bermuatan
positif
untuk membentuk
suatu
senyaa
seng
fosfat,
yang
menyediakan matriks untuk berikatan dengan partikel asli bersama. Beberapa faktor memengaruhi laju reaksi, meliputi ukuran partikel Ain! oDide, rasio poder liEuid, teknik pen!ampuran, dan temperatur pen!ampuran. Pada umumnya, ukuran partikel yang lebih ke!il, member!epat pen!ampuran, temberatur
pen!ampuran yang lebih tinggi, dan penggunaan poder yang lebih banyak meninggikan laju setting. 1ari kesemuanya, ke!uali ukuran partikel di baah kontrol klinisian dan harus dipertimbangkan ketika material ini di!ampur. Sehinggga, penting untuk menjaga beberapa faktor selama pen!ampuran dan manipulasi basis /in! phosphate harus di!ampur se!ara perlahan untuk menghindari peningkatan panas pada material. Selama Ain! oDide dan phosphori! a!id bereaksi, panas dibebaskan. Panas ini meningkatkan laju setting dan memperpendek orking time.
Pen4a(8u*an Se(en 9in4 Phos8ha'e
$lat -
Poder semen /in! Phosphate dengan s!oop dan liEuid
-
0lass slab didinginkan di lemari pendingin atau di baah air dingin selama 7 menit kemudian dikeringkan
-
Spatula semen logam
-
Penghitung aktu
"ahap I Proportioning -
Isi s!oop dengan poder dan tuang pada glass slab
-
Bentuk poder menjadi persegi datar pada dengan spatula
-
Bagi persegi menjadi empat
-
Bagi satu bagian menjadi dua (6 bagian
-
Bagi satu (6 bagian menjadi dua (63 bagian sehingga total enam tambahan
-
'eluarkan liEuid dari alat penetes botol di dekat poder
"ahap II Pen!ampuran -
;ampur (63 bagian pertama poder dengan liEuid selama (9 detik
-
;ampur (63 bagian kedua dengan !ampuran selama (9 detik
-
;ampur (6 bagian dengan !ampuran selama (9-(7 detik
-
;ampur (65 bagian dengan !ampuran selama (9-(7 detik
-
;ampur (65 bagian kedua dengan !ampuran selama (9-(7 detik
-
;ampurkan (65 bagian terakhir selama (9-(7 detik
-
Pastikan konsistensi dengan menarik 9,7-9,=7 in!i pita panjang semen yang !reamy dari !ampuran dengan spatula
"ahap + Memasukkan restorasi semen -
"ahap 5 Pembersihan -
Buang semen yang belum mengeras dari slab dan spatula di baah air mengalir
-
2ika semen telah mengeras, buang dari slab dan spatula dengan men!u!i dalam air hangat kemudian s!rub dengan baking soda
A8li%asi Res'o*asi A(al+a(
2ika suatu preparasi gigi membentuk ka#itas yang terbatas misalnya, 'las I dan 'las G yang ke!il, maka bisa langsung diisi dengan amalgam dan diukir bentuknya. Sebaliknya, jika ada sisi gigi yang hilang, dinding palsu harus dibuat utnuk membatasi bahan selama dipadatkan. 1inding palsu ini yang disebut matriks, biasanya terdiri dari sepotong lembaran logam tipis yang ditahan pada tempatnya seaktu amalgam dimampatkan. 8ntuk men!egah pita terbuka seaktu terkena tekanan dan men!egah ekstrusi amalgam keluar dari tepi gingi#a, sebuah baji diletakkan pada gigi berikutnya agar pita lekat dengan utuh. Baju tersebut terbuat dari potongan kayu
pendek yang dipotong dari baji segitiga yang run!ing, atau dari tusuk gigi atau penahan lidah.
A(al+a(asi
'apsul pra-timbang meliputi suatu pemukul logam, yang menolong menggosok partikel selama penggoyangan untuk mengangkat permukaan oksida sehingga merkuri dapat bereaksi dengan logam terbuka H yaitu perak, timah, dan tembaga. $malgam yang berbutir umumnya kurang ber!ampur amalgam yang lembut mempunyai pen!ampuran yang layak atau ini mungkin juga pen!ampuran yang kelebihan. Maksud dasar selama pemampatan adalah menghilangkan ruang kosong di dalam ka#itas atau lebih tepatnya untuk menekan seluruh udara keluar dari bahan dan mengisi sudut-sudut dan !elah-!elah dengan amalgam. Penumpatan yang baik dari seluruh ka#itas adalah perlu, karena dibangun dari dasar hingga ke atasnya. 'urang konsentrasi dapat menghasilkan ruang udara yang tidak diketahui dalam satu lapisan dasar tambalan. Se!ara umum digunakan pemampat yang ke!ilpada daerah pojok dan di sepanjang bagian ka#itas yang lebih dalam, kemudian diganti dengan pemampat yang lebih besar seaktu pengisian mendekati selesai. Maksud lain dalam pengisian ka#itas adalah untuk membuang merkuri sebanyak mungkin. Bila pemampatan telah siap dilakukan, kandungan merkuri menjadi lebih rendah dan tampak dalam hasil akhirnya. Seaktu tambalan pertama ditempatkan dalam ka#itas sera dimampatkan, kandungan merkuri berpindah ke permukaan. Setelah penempatan dan pemampatan dari tambalan yang kedua, bagian yang lebih rendah dari amalgam hipotesis mengandung, misalnya, hanya 57C
sedangkan permukaan bahan 77C. Seaktu tambahan
berikutnya ditambahkan dan pemampatan dilanjutkan, merkuri di baahnya akan tertarik ke permukaaandan dihilangkan. Masa yang tersisa kemudian diukir dan dibentuk seperti bentuk yang diinginkan seaktu pengerasan mulai terjadi. 8ntuk mendapat sifat fisik yang optimal sudah jelasa digunakan ?!ampuran yang kering@ rasio bubuk-merkuri rendah, tetapi pada bebrapa
situasi, kandungan merkuri yang lebih banyak benar-benar dibutuhkan untuk menahan bolus bersama selama penumpatan dan pengukiran. 8ntuk memperoleh suatu !ampuran yang lebih basah, setetes merkuri ditempatkan dalam dappen dish. Bolus amalgam di!ampur, ditahan jari yang bersarung, dan dibiarkan menyentuh permukaan merkuri. "arikan permukaan akan segera menarik sedikit merkuri ke dalam bolus yang dengan !epat dipijat. Bila bolus tersebut terlalu ?basah@ maka merkuri yang berlebihan dibuang. 8ntuk melakukan ini, bolus dibungkus dengan sebuah kain kasa, dipelintir dan ditekan ringan dengan tang untuk mengeluarkan merkuri yang sudah tidak diinginkan melalui kain itu. Merkuri dikumpulkan dan ditempatkan bersama dengan serpihan amalgam. $malgam dibuka dari bungkus serta diperiksa keplastisannya, kemudian ditempatkan dalam pembaa amalgam dan dimasukkan kedalam ka#itas. Pemampatan kemudian di lakukan, sering dengan bantuan instrumen plastis, selain pemampat. Masa yang lebih kohesif dan padat akan diperoleh dibanding !ampuran yang kering dan berbutir. Merkuri yang tersisa dalam dappen dish ditempatkan dalam tabung tertutup bersama kelebihan-kelebihan amalgam.
Prosedur
(.
Setelah amalgam di!ampur, amalgam ditempatkan dalam amalgam well atau kain kasa yang ditekan sehingga tempat pembaa amalgam bisa diidi.
*.
Setelah diisi dimasukkan ke dalam ka#itas, ditekan ke dalam posisinya dengan tekanan kuat yang positif. Pemampatan yang hati-hati meliputi menekan pemampat pada seluruh bagian ka#itas.
+.
"ambahan selanjutnya dimasukkan berturut-turut dan dimampatkan, pertama dengan pemampat yang ke!il, kemudian dengan ukuran yang besar.
5.
Bahan yang berlebih terletak di atas pinggiran ka#itas kemudian dikikis dengan pemampat yang besar. Pemampat dengan permukaan halus !enderung tergelin!ir di atas permukaan amalgam, sedangkan yang permukaannya bergerigi lebih bisa memegang amalgam dan menggerakkannya ke posisinya. Sebaliknya, permukaan yang bergerigi !enderung tersumbat dengan amalgam
yang telah mengeras dan harus dibersihkan segera setelah selesai digunakan. Bila amalgam telah mengeras di antara geligim pembersihan sulit dilakukan. 7.
Setelah kelebihan amalgam dikikis dengan pemampat yang besar, sepotong bahan katun digosokkan di atas permukaan untuk menghapus kelebihan bahan yang besar.
3.
Pengukiran kemudian dilakukan. Penekanan dengan pengukir dilakukan sejajar dengan bagian tepi, dengan pengukir bersandar pada permukaan luar email untuk men!egah alat terpelosok ke dalam bahan. 1engan sentuhan yang lembut, pengukiran juga bisa dilakukan dengan efektif melalui penekanan terarah dari gigi ke arah amalgam.
=.
Pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan gigi-geliginya dengan kertas karbon penanda yang disisipkan di antara gigi. 1aerah yang tinggi pada amalgam jika ada bisa terlihat segera dan bisa dibuang.
.
1engan adonan pumis yang en!er dan mangkuk karet yang lentur, permukaan dihaluskan untuk menghilangkan garutan dari pengukir langkah ini boleh dipilih
4.
Permukaan kemudian digosok untuk mendapatkan akhir yang berkilau dengan instrumen pemburnis yang ukurannya sesuai. >arus diketahui baha pemburnisan bukan pengganti pemolesan. Pemburnisan dilakukan segera setelah pengukiran, tetapi setelah amalgam menunjukkan bukti kekerasan klinis.
Pe(a(8a'an &an Pen+u%i*an
P&<$L$"$J (.
Instrumen pemampat Pemampat 1& bulat besar. Pemampat 1& bukat ke!il. 1esain pilihan lain.
*.
Pembaa amalgam
+.
"empat amalgam atau dappen dish.
5.
'ain penekan.
7.
Instrumen pengukir. 'leoid diskoid. Pengukir >ollenba!k atau ard. Pengukir 1& interproksimal. Pengukir lainnya.
3.
Burnisher Pengukir malam P'" Jo. + Burnisher bulat ke!il. Sisi belakang ekska#ator. Burnisher ekor atau telur.
=.
$donan pumis dan mangkuk karet.
.
kertas artikulasi.
P<%S&18< (.
$plikasikan pembaa amalgam pada lantai gingi#a dan mampatkan pada tempatnya. Lapisan tambalan amalgam yang pertama sangat penting dan membutuhkan perhatian lebih dari yang berikutnya. Pemampatan yang buruk kemungkinan besar akan ditemukan sepanjang tepi bukal dekat lantai gingi#a. 8ntuk alasan itu aksi buko-lingual, dengan amalgam didorong dengan pemampat, akan mengisi lebih efektif daerah yang penting dengan arah gerakan yang #ertikal.
*.
1alam pemampatan lapisan berikutnya pita matriks bisa ditekan ke arah titik kontak dari gigi tetangga utnuk memaastikan kontak yang baik dengan bahan setelah pita dilepas.
+. $malgam yang ditambahkan dimampatkan ke dalam ka#itas se!ara merata untuk menghilangkan semua daerah kosong dan untuk mengisi dengan hatihati dan konsisten seluruh daerah retensi dan uder!ut. Bila pin digunakan, amagam harus disesuaikan di sekitarnya dengan hati-hati dan sangat teliti ke daerah sekitar rigi-riginya.
5.
Bagian okulsal dari kabitas diisi untuk penyelesaian dan bahan yang berlebihan disisihkan dengan pemampat.
7.
1engan menggunakan ujung eksploler sebagai pengukir, bentuk dan ketinggian lingir tepi dibangun dan kelebihan amalgam dikikis.
3.
1engan jari telunjuk menahan pita matriks,sekrup dibebaskan untuk mengangkat pegangan.
=.
Pita matriks dengan hati-hati dibuka dari sekitar gigi sehingga titik kontak yang diperbaiki tidak terganggu. 1engan bebasnya pita dari titik kontak, pita dipegang pada kedua ujungnya dan diselipkan miring.
. 1engan menggunakan ujung pengukir tepi amalgam proksimal yang tipis, bilah dilun!urkan ke dalam sulkus proksimo-gingi#al dan kelebihan amalgam dibuang. 1engan menggunakan pisau pengukir seperti ini, amalgam yang menggaung dibuang dan permukaan proksimal diukir untuk membuat embrasur bukal, lingual, dan gingi#al yang normal. 4.
1engan teknik seperti untuk amalgam 'las I, permukaan oklusal diukir. 'arena kontur oklusal men!akup lingir tepi, adalah bijaksana bila digunakan pengukir peoksimal untuk menentukan embrasur oklusal dengan baik.
(9. 0angguan oklusi paling baik diperiksa setelah isolator karet dilepaas. Selembar kertas karbon yang tipis disisipkan di anatara gigi-gigi dan pasien diminta mengoklusikan giginya perlahan-lahan. %klusi yang kasar atau penuh kekuatan dapat menyebabkan fraktur dari linggir tepi atau tonjol. Setelah titik yang ?tinggi@ dihilangkan, pasien dipulangkan dengan alasan amalgam tidak akan fraktur. Meskipun begitu, pasien disarankan untk makan dengan hatihati selama *-+ jam pertama. 'ontak oklusal antara amalgam dan gigi di dekatnya tidak perlu dibuat, namun pengukiran permukaan yang terlalu dalam tidak diinginkan. ((. Beberapa klinisi lebih sukamelepas isolator karet dan memeriksa ketinggian oklusal sebelum pengukiran oklusai. Pada tahap ini amalgam lebih lunak dan tidak mudah fraktur sebelum seperti setelah pengukiran selesai dilakukan. 'linisi yang bijaksana akan menempatkan kertas karbon di antara gigi-gidi sebelum preparasi ka#itas, untuk menandai daerah-daerah yang beroklusi. Ini
memberikan padanya gambaran #isual dari pola oklusi pendahuluan, suatu gambaran yang bisa direproduksi pada hasil pengukiran amalgam, sehingga bisa mengurangi jumlah penyesuaian oklusal yang perlu dilakukan. 8ntuk melindungi agar tanda kertas tidak tegosok selama preparasi ka#itas, daerah dilindungi dengan #ernis. (*.
DA,TAR PUSTAKA
$nusa#i!e, 'enneth 2. *99+. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan edokteran !igi" 2ohan $rief Budiman dan Susi Puroko terj.. 2akarta &0;. Baum, Philips, Lund. (44=. Buku $jar Ilmu 'onser#asi 0igi &disi III. 2akarta &0; 2a!k L. Ferra!ane, Ph.1.. *99(. Materials in 1entistry Prin!iples and $ppli!ations. 8S$ Lippin!ott illiams K ilkins. alton,