BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada By. By. Ny. Ny. D dengan diagnosa medis BBLR di Ruang NICU RSUD Cibinong, maka dalam bab ini penulis akan membahas tentang keterkaitan atau kesenangan antara teori dan kenyataan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan studi kasus. 4.1 Pengkajian
Dalam pengkaian di awali dengan pengumpulan data melalui anamnese yang meliputi identitas pasien, riwayat kelahiran bayi, riwayat ibu kandung bayi , pengkaian !isik pada neonat neonatus us dan riwayat riwayat sosial sosial yang berpedoman pada !ormat pengkaian, namun tidak tertutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan data"data lain yang ditemukan pada pasien. Untuk Unt uk mem memper peroleh oleh dat data, a, bai baik k data sub subekt ekti! i! mau maupu pun n ob obekti ekti!, !, pen penuli uliss mel melaku akukan kan pendekatan"pendekatan antara lain pengamatan langsung, wawan#ara kepada keluarga, pemeriksaan !isik, baik inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dengan tim kesehatan serta melalui #atatan medi#. $ada pelaksanaan pengkaian data penulis tidak banyak mengalami hambatan oleh karena adan ad anya ya ke ker rasa asama ma ya yang ng ba baik ik da dari ri ke kelu luar arga ga da dan n ti tim m ke keseh sehat atan an la lain inny nya, a, seh sehin ingg ggaa memudahkan dalam pengumpulan data. $ada teori menurut $rawirohardo %&''(), seak tahun *+*, -/ telah mengganti istilah prematur istilah prematuree baby dengan low birth weight baby %BBLR). al ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari &.0'' gram pada waktu lahir merupakan bayi prematur. 1eadaan ini dapat disebabkan oleh masa kehamilan kurang dari 2( minggu dengan berat badan yang sesuai, atau bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya3ke#il untuk masa kehamilan %141). $ada kasus By. Ny. D data yang diperoleh terdapat geala dan tanda seperti berat badan bayi rendah yaitu 2 minggu *0&' gram dengan keadaan prematur dan masa kehamilan 2 minggu dengan disertai komplikasi persalinan ketuban pe#ah dini. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan antara teori dan kasus sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenangan antara teori dan kasus.
4.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respon terhadap indi5idu, keluarga kelompok, atau komunitas %N6ND6, &'*0). $ada langkah ini dilakukan identi!ikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data " data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesi!ik. 4asalah sering berkaitan dengan hal"hal yang sedang dialami wanita yang diidenti!ikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkaian. 4asalah uga sering menyertai diagnosis. $erumusan diagnosa keperawatan berdasarkan tinauan teoritis pada bayi berat lahir rendah meliputi 7 ketidake!ekti!an pola napas berhubungan dengan imaturitas sistem perna!asan, ketidakseimbangan nutrisi7 kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan lemahnya daya #erna dan absorbsi makanan dan resiko in!eksi. Sedangkan perumusan diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan pada By. Ny. D dengan bayi berat lahir rendah dalam tinauan kasus berdasarkan analisa data meliputi, ketidake!ekti!an pola napas berhubungan dengan imaturitas sistem perna!asan, ketidakseimbangan nutrisi7 kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan lemahnya daya #erna dan absorbsi makanan dan resiko in!eksi. Berdasarkan data diatas tidak ada kesenangan diagnosa antara teori dan kasus pada By. Ny. D.
4.3 Intervensi
4enurut UU perawat no 28 th.&'*9, peren#anaan merupakan semua ren#ana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang diberikan kepada pasien. Sedangkan menurut N6ND6, &'*0 pada asuhan keperawatan BBLR diagnosa yang prioritas adalah ketidake!ekti!an 1etidake!ekti!an $ola berhubungan dengan imaturitas sistem perna!asan. $eren#anaan yang dilakukan untuk diagnosa pertama ini yaitu monitor tanda"tanda 5ital, monitor ke#epatan irama, kedalaman, kesuliitan bernapas, auskultasi suara napas setelah tindakan, monitor status pernapasan dan oksigenasi sebagaimana mestinya, lakukan nebuli:er bila perlu. Sedangkan pada diagnosa 1etidakseimbangan Nutrisi7 1urang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan lemahnya daya #erna dan absorbsi makanan, dan Risiko In!eksi dilakukan inter5ensi
sesuai dengan kebutuhan pasien. Berdasarkan peren#anaan kelompok melakukan peren#anaan yang sama sesuai teori. $ada langkah ini, diren#anakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah" langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanutan manaemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah di identi!ikasi atau diantisipasi. $ada langkah ini, in!ormasi 3 data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Untuk men#apai tuuan tersebut, sesuai dengan tinauan kepustakaan, tindakan yang dilakukan pada By. Ny.D
dengan diagnosa BBLR adalah membuka alan napas ,
miringkan badan bayi untuk menghindari aspirasi pernapasan dan pemasangan /& untuk membantu alan napas bayi . Begitu pula ren#ana tindakan yang dilakukan pada kasus By. Ny.D dalam hal ini peren#anaan pada tinauan kasus dan tinauan pada kepustakaan tidak ada kesenangan yang berarti bahwa setiap peren#anaan disesuaikan dengan kebutuhan klien, kriteria serta tuuan yang akan di#apai. 4.4 Impementasi
4enurut Damaiyanti %&'*&) implementasi adalah pengelolaan dan perwuudan dari ren#ana keperawatan yang telah disusun pada tahap peren#anaan. Sebelum melakukan tindakan keperawatan yang telah diren#anakan perawat perlu mem5alidasi dengan singkat apakah ren#ana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisinya saat ini atau here and now. $ada langkah implementasi, dilaksanakan se#ara e!isien dan aman. $eren#anaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh perawat atau sebagian oleh pasien atau anggota tim kesehatan lainnya. $ada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan pada By. Ny. D, penulis melaksanakan sesuai ren#ana yaitu penatalaksanaan yaitu men#iptakan lingkungan yg nyaman bagi pasien, menyediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman, melakukan #u#i tangan sebelum kontak langsung dengan bayi. $ada tahap ini penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal ini di tunang oleh klien dan keluarganya kooperati! dalam menerima semua anuran dan tindakan yang diberikan. Dalam hal ini tidak ada kesenangan dalam pelaksanaan yang teradi pada teori dan pada kasus By. Ny. D bahwa dalam pemberian makanan diberikan dalam bentuk #airan peroral memalaui selang /;< hal ini dilakukan untuk membantu memenuhi nutrisi bayi yang kurang adekuat. 4.! Eva"asi
$ada langkah ini, dilakukan e5aluasi kee!ekti!an asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap masalah yang telah diidenti!ikasi didalam masalah dan diagnosis. =5aluasi merupakan langkah akhir dari proses manaemen keperawatan. asil e5aluasi dari By. Ny. D telah diren#anakan sesuai dengan kebutuhan pasien, dan tuuan dari ren#ana yang ditentukan telah ter#apai, yaitu ibu mengerti keadaan yang sedang dialaminya, tidak teradi komplikasi yang lebih berat, ketidake!ekti!an pola na!as sudah teratasi ditandai dengan keadaan bayi yang sudah membaik, nutrisi bayi sudah terpenuhi melalui #airan peroral dengan /;<, dan resiko in!eksi bisa dikendalikan dengan baik, selain itu kondisi, hal ini membuktikan bahwa pendekatan asuhan keperawatan yang diberikan pada By. Ny. D berhasil. Berdasarkan data diatas menunukkan bahwa tidak adanya kesenangan antara teori dan kasus pada By. Ny.D.
BAB V PEN#$#P
Berdasarkan uraian"uraian yang telah ter#antum dalam bab"bab terdahulu baik pendahuluan, tinauan teoritis, tinauan kasus maupun pembahasan maka disini penulis akan mengambil kesimpulan yang mungkin berguna untuk menambah in!ormasi pemba#a dengan harapan dapat menyempurnakan pelayanan keperawatan pada bayi dengan berat lahir rendah khususnya dan dalam kemauan pelaksanaan asuhan keperawatan pada umumnya. 6dapun kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut 7
!.1 %esimp"an
$enulis menguraikan beberapa kesimpulan pada pada bayi dengan berat lahir yaitu 7 bayi berat lahir rendah %BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari &0'' gram, tanpa memandang masa gestasi, berat lahir rendah adalah yang ditimbang dalam * %satu) am setelah bayi lahir BBLR dapat disebabkan oleh beberapa !aktor diantaranya !aktor ibu seperti seperti penyakit malaria, anemia, sipilis, in!eksi aktor ?anin seperti premature, hidramion, kehamilan kembar 3 ganda %gemeli), kelainan kromosom. >aktor Lingkungan yaitu tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio"ekonomi dan paparan :at":at ra#un. BBLR dapat diklasi!ikasin berdasarkan Ukuran, menurut penanganan dan harapan hidup, menurut golongan dan menurut usia gestasi. 1lien dengan bayi berat lahir rendah biasanya lahir dengan kepala lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, lanugo banyak dan lemak subkutan kurang, tangis lemah atau arang, perna!asan tidak teratur, sering timbul apnea, sikap selalu dalam keadaan abduksi kedua paha dengan sendi lutut dan pergelangan kaki dalam >leksi 3 lurus, re!lek moro positi!, re!lek tonik leher lemah.
B. Saran&saran
6dapun saran yang diberikan pada keluarga dengan bayi berat lahir rendah adalah sebagai berikut 7 *.
Diharapkan pada keluarga dan klien agar dapat sering melakukan pemeriksaan
kesehatan ditempat"tempat pelayanan kesehatan terdekat. &.
Diharapkan kepada keluarga bayi agar dapat merawat bayi dengan #ara yang
sudah diberitahukan, bayi mungkin akan dirawat lebih lama di rumah sakit dan diharapkan kepada keluarga untuk bersabar dan tetap akti! bekera sama dengan perawat dalam merawat bayi. 2.
1epada pihak rumah sakit pelayanan yang diberikan lebih maksimal dan
bermutu. 9.
1epada sta! perpustakaan 611=S pemerintahan 1abupaten 6#eh Utara untuk
meningkatkan umlah buku dan re!erensi terbaru. 0.
1epada rekan"rekan mahasiswa 6kademi 1esehatan bila anda merawat klien
dengan BBLR harus dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masalah klien.