Yovi Muhammad Casimy
1010953023 37
Jurusan Teknik Elektro FT UNAND
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS
ANALISIS KERUSAKAN DAN PEMELIHARAAN
TRANSFORMATOR DI GARDU INDUK PAUH LIMO
PADANG
UMUM
JENIS PEMELIHARAAN
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan preventif dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan juga dapat mempertahankan unjuk kerja yang optimum sesuai unsur teknisnya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada: Manual Instructiondari Pabrik, Standard yang ada (IEC, IEEE, dll) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Based Maintenance).
Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif dilaksanakan dengan mengacu pada kondisi-kondisi tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah parameter-parameter teknis dari peralatan yang tidak terpenuhi. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Based Maintenance).
Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif dilaksanakan setelah terjadi kerusakan atau pemeliharaan yang sifatnya darurat.
PREDICTIVE MAINTENANCE
Pemeliharaan prediktif pemeliharaan yang dilakukan dengan cara melakukan monitoring dan membuat analisa terhadap hasil pemeliharaan untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan secara dini. Hasil monitor dan analisa trend dariPredictive Maintenance merupakan input yang dijadikan sebagai acuan tindak lanjut untuk Planned Corrective Maintenance.
In Service/ Visual Inspection
In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, tahunan).
Inspeksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (seperti Thermo Gun) yang dilaksanakan oleh petugas operator/asisten supervisor di gardu induk (untuk Tragi/UPT PLN P3B Sumatera/Wilayah) atau petugas pemeliharaan/supervisor gardu induk (untuk UPT/Region PLN P3B Sumatera).
In Service Measurement/ On Line Monitoring
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line).
Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.
Shutdown Measurement/ Shutdown Fuction Check
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.
4.2 Teori Dasar Transformator
Transformator adalah suatu mesin alat listrik arus bolak balik yang tidak berputar ( statis ) dan berfungsi untuk memindahkan serta mengubah energi listrik dari suatu atau lebih rangkaian listrik kerangkaian listrik lain melalui suatu gandengan magnet, yang bekerjanya berdasarkan prinsip induksi electromagnet dengan tidak mengubah frekuensi system. Pada transformator memiliki dua buah gulungan primer, gulungan yang dihubungkan pada sumber aliran, dan gulungan sekunder yaitu gulungan yang dihubungkan pada beban. Pada umumnya transformator terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
Inti/teres/kern/core
Kumparan primer
Kumparan sekunder
E1 E2
E1 E2
N1 N2
V1 V2
4.3 KLASIFIKASI TRANSFORMATOR
4.3.1 Transformator berdasarkan pemakaiannya dapat dibedakan menjadi 4 ( empat ) macam antara
lain :
Transformator Tenaga
Transformator Penik Tegangan ( Step Up )
Transformator Penik Tegangan ( Step Down )
Transformator Instrumen
Transformator Tegangan ( Potensial Transformator/PT )
Transformator Arus ( Current Transformator/CT )
Transformator Khusus
Transformator ini digunakan untuk alat-alat elektronika dan system control
Transformator Pemisah
Transformator ini mempunyai tegangan serta arus input dan output yang sama, transformator ini digunakan untuk memisahkan dua sistem dan untuk memperkecil arus hubung singkat yang terjadi pada sistem.
4.3.2 Transformator berdasarkan jumlah phasanya terbagi 2 ( dua ) yaitu :
Transformator berphasa tunggal ( 1 phasa )
Transformator berphasa banyak ( 3 phasa )
4.3.3 Transformator berdasarkan jumlah phasanya terbagi menjadi 2 ( dua ) yaitu :
Transformator tipe inti ( Core Type Transformator )
Transformator tipe cangkung ( shell Type Transformator )
SISI PRIMER}SISI SEKUNDERSISI SEKUNDER
SISI PRIMER
}
SISI SEKUNDER
SISI SEKUNDER
SISI PRIMER
SISI PRIMER
(a) (b)
Gambar 3.2 (a). Tipe Inti, (b) Tipe Cangkang. 1)
4.3.4 Transformator berdasarkan sistem pendinginnya dibedakan atas beberapa golongan yaitu :
Transformator pendingin dengan sewajarnya ( alam atau netral )
Transformator pendingin dengan udara ( Air Natural = AN )
Transformator pendingin dengan minyak ( Oil Natural = ON )
Transformator pendingin dengan air ( W )
Transformator pendingin dengan yang dipaksakan
Transformator pendingin dengan udara yang dipaksakan ( Air Force )
Transformator pendingin dengan minyak yang dipaksakan ( Oil Force )
4.4 PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan suatu bentuk yang umum dari suatu transformator.X2SumberV1 = VpX1 IpфbE2E1 V2 = VsH2H1beban
X2
Sumber
V1 = Vp
X1 Ip
фb
E2
E1
V2 = Vs
H2
H1
beban
Belitan ( Lilitan ) primer dan belitan sekunder terletak pada sisinya masing-masing. Belitan primer adalah belitan yang dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, sedangkan belitan sekunder adalah belitan yang dihubungkan dengan beban.
Bila belitan primer diberi tegangan bolak-balik, maka pada inti besi akan timbul fluks bolak-balik yang berubah-ubah terhadap waktu. Fluks yang dibangkitkan tersebut merupakan fluks bersama ( Mutual Fluks ) yang juga memotong-motong belitan kawat sekunder, maka demikian pada belitan sekunder tersebut akan timbul gaya gerak listrik ( ggl ).
Jadi timbulnya tegangan pada transformator sesuai dengan hokum faradayyang menyatakan bahwa : Apabila di dalam medan magnet terdapat suatu belitan yang dipotong-potong oleh garis-garis magnet yang setiap saat berubah-rubah terhadap waktu maka pada kedua ujung belitan tersebut akan timbul gaya gerak listrik ( ggl ).
4.5 FUNGSI TRANSFORMATOR
Fungsi transformator di Gardu Induk Pauh Limo dapat dibedakan menjadi dua yaitu : Transformator tenaga/daya dan transformator distribusi. Pada prinsipnya kedua transformator tersebut adalah sama, hanya saja komponen-komponen tambahan pada transformator daya lebih banyak. Adapun fungsi dari masing-masing trafo yaitu :
1. Transformator tenaga/daya : menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
2. Transformator distribusi : menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down transformator); misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt.
Transformator yang digunakan di Gardu Induk Pauh Limo untuk transformasi tenaga listrik menggunakan sistem pendingin dengan ONAN ( Oil Natural Air Natural ). Berarti inti dan kumparan transformator tersebut terendam di dalam cairan minyak yang berfungsi sebagai isolasi pendingin, serta untuk mendinginkan minyak tersebut tidak menggunakan bantuan apappun kecuali dengan udara biasa.
4.6 KONTRUKSI TRANSFORMATOR
Kontruksi secara umum dari transformator terdiri atas beberapa bagian yaitu :
Inti Besi
Inti besi suatu transformator berfungsi sebagai rangkaian magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer yang diberi tegangan bolak balik dimana garis gayanya berubah-ubah terhadap waktu. Inti besi dibuat berlapis-lapis yang terdiri dari plat tipis, gunanya untuk memperkecil kerugian daya yang disebabkan oleh arus yang dinamakan arus pusar ( Eddy Current ) yaitu arus yang timbul karena induksi di dalam inti besi oleh medan bolak-balik.
Kawat Tembaga
Kawat tembaga digunakan sebagai lilitan pada transformator baik untuk lilitan primer maupun pada lilitan sekunder. Untuk transformator penaik tegangan ( step up ) jumlah lilitan pada sekundernya lebih banyak dari pada jumlah lilitan primernya. Sedangkan pada transformator penurun tegangan ( step down ) jumlah lilitan primernya lebih banyak dari pada jumlah lilitan sekundernya.
Lilitan primer adalah bagian yang dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan lilitan sekundernya adalah lilitan yang dihubungkan pada rangkaian beban ( load ).
Isolasi
Didalam transformator penggunaan isolasi supaya tidak terjadi hubung singkat antara lilitan dengan lilitan, atau lilitan dengan kerangka transformator.Maka semua kawat harus diberi isolasi dan biasanya isolasi terdiri dari bahan email, prespan, dan pertinak atau pita katun, lak dan vernis.Untuk transformator tegangan tinggi kumparannya dicelupkan atau dimasukkan kedalam minyak atau zat cair yang bersifat isolasi.
Pendingin
Biasanya dalam pengoperasian transformator akan panas yang disebabkan oleh beban lebih, rugi-rugi tembaga, maka sebaiknya transformator dilengkapi dengan sistem pendingin. Media pendingin digunakan minyak transformator, biasanya untuk daya besar dan teganngan tinggi. Fungsi dari minyak transformator tersebut selain untuk pendingin juga merupakan isolasi antar winding/body, biasanya rangka atau rumah transformator dibuat bersirip-sirip untuk memperluas permukaan sehingga daerah pendingin dalam hal ini akan lebih luas.
Tangki
Tangki transformator digunakan sebagai tempat minyak transformator dan pengatur sirkulasi minyak pendingin, selain itu tempat kedudukan dari pada inti dan kumparan. Tangki diberi bersirip-sirip dengan maksud mempermudah pengeluaran panas den tempat jalanya sirkulasi minyak pendingin jika dalam tangki memuai.
Bushing
Bushing adalah tempat penyambungan/terminal hubungan antara kumparan transformator baik untuk penghantar yang keluar dari golongan sekunder, melalui sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator dimana isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki/body transformator, sehingga tidak akan terjadi adanya kontak listrik yang tidak dikehendaki.
4.7 ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN TRANSFORMATOR
Rusaknya peralatan yang disebabkan oleh gangguan yang akan mengakibatkan terjadinya ketidaknormalan pada sistem daya. Pada dasarnya suatu gangguan adalah setiap keadaan sistem yang menyimpang dari normal.Gangguan dapat merusak atau mempengaruhi sistem daya, gangguan dapat bersifat sementara atau permanen, gangguan sementara tidak memerlukan perbaikan untuk beroperasinya sistem tenaga listrik, misalnya pada keadaan beban lebih. Sedangkan gangguan permanen mengakibatkan operasi sistem tenaga listrik tidak akan normal kembali sebelum gangguan diperbaiki/gangguan diisolasi dari sistem.
4.7.1 Penyebab Kerusakan
Kerusakan Karena kesalahan berulang
Bila lilitan transformator tiba-tiba ada hubungan singkat maka akan terjadi kenaikan suhu lilitan. Kenaikan suhu ini dapat menyebabkan Anealing, yang artinya pelunakan penghantar dan perubahan ini akan menyebabkan penurunan kemampuan mekanis transformator.
Kerusakan karena perlindungan jelek
Bila tidak dilindungi secara benar dan tepat maka transformator akan mengalami gangguan yang sangat fatal, misalnya kerusakan akibat tegangan lebih yang disebabkan oleh petir.Oleh karena itu lebih baik dipasang penangkal petir dekat kutub transformator atau horn gap/pengaman tanduk.
Kerusakan yang disebabkan oleh pembebanan yang tidak baik/abnormal.
Kerusakan yang disebabkan oleh desain yang tidak standard dan bahan baku yang dibawah standard.
4.8 TIPE GANGGUAN
Secara umum gangguan transformator dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Gangguan dari luar, diantaranya oleh binatang, lingkungan dan petir.
Gangguan dari dalam, diantaranya arus lebih, tegangan lebih dan kenaikan temperatur.
4.8.1 Gangguan oleh Binatang
Ada bermacam-macam gangguan yang tidak terduga sebelumnya, salah satunya adalah gangguan dari binatang.Demikian pula halnya ada bermacam-macam model dan tipe dari transformator, ada yang terminal kabel yang masuk dan keluar tertutup rapat dan ada pula yang tertutup rapat, artinya tempat untuk terminal kabel yang masuk dan keluar tidak tertutup.
Jadi untuk transformator yang semi tertutup rapat tersebut dikhawatirkan gangguan oleh binatang seperti tikus, ular, dan binatang-binantang lainnya yang dapat mengakibatkan hubungan singkat terjadi.
4.8.2 Gangguan oleh lingkungan
Pengotoran isolasi yang disebabkan antara lain oleh debu, kabut, sarang laba-laba, dan partikel-partikel lainnya, memungkinkan untuk terjadinya pengotoran pada isolator, pada umumnya loncatan tegangan tidak akan terjadi sampai endapan tersebut basah karena kabut.
Jadi adanya kotoran-kotoran yang menempel pada isolator tersebut yang makin lama makin menebal dapat mempengaruhi isolator pada terminal tersebut, sehingga daya tembus isolasinya makin besar. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya hubung singkat antara fasa dengan body ( ground ).
4.8.3 Gangguan oleh petir
Penelitian menunjukan bahwa petir merupakan salah satu penyebab kerusakan pada transformator tenaga, gangguan dapat terjadi karena pukulan gelombang surja ( kejutan ). Walaupun waktu bekerja gelombang surja sangat singkat yaitu hanya hingga beberapa puluh mikrodetik, akan tetapi karena dapat memiliki tegangan puncak yang sangat tinggi dan jumlah energy yang besar dapat mengakibatkan kerusakan pada sebuah transformator, kerusakan-kerusakan tersebut diakibatkan oleh adanya tegangan.
4.8.4 Arus lebih
Arus lebih yang dimaksud disini adalah arus yang keberadaannya tidak diharapkan dan dianggap sebagai arus gangguan. Arus ini timbul antara lain karena pembebanan yang berlebihan ( overload ) dan hubung singkat. Transformator dapat beroperasi secara terus-menerus pada arus beban normalnya ( 100% x Int ). Apabila beban dilayani lebih besar dari 100 %, transformator akan mendapat pemanasan lebih. Kondisi ini tidak segera menimbulkan kerusakan pada transformator, tetapi apabila berlangsung terus-menerus hal ini akan memperpendek umur isolasi.
4.8.5 Tegangan Lebih
Tegangan lebih pada khusunya yang terjadi pada frekuensi sistem tenaga listrik yang akan menyebabkan kerusakan pada isolasi transformator tenaga, juga akan mengakibatkan bertambah besarnya fluks kerja pada inti transformator.
Tenaga yang akan mencapai tahapan kejenuhan yang tinggi. Bertambah besarnya rugi-rugi besi tersebut yang diikuti oleh kenaikan temperatur didalam inti transformator, sehingga akan menimbulkan temperature yang tinggi, terutama pada bagian baut penyambungan inti transformator. Yang lama kelamaan akan rusak laminasi-laminasinya sendiri, dan kejadian ini yang paling buruk akan berakibat rusaknya isolasi kumparan apabila kondisi dimaksud terus berlangsung continue.
4.8.6 Kenaikan Temperatur
Kenaikan temperature pada sebuah transformator dikarenakan oleh beberapa penyebab diantaranya :
Adanya hubung singkat antar belitan ( lilitan ) pada kumparan yang sama terhadap kumparan yang lain.
Adanya hubung singkat yang terjadi antara lapisan inti ( laminasi-laminasinya ).
Karena berkurangnya volume minyak transformator akibat dari adanya kebocoran.
Suatu kendala teknik yang menyebut bahwasanya kumparan transformator tidak diperbolehkan untuk mengalami pemanasan yang berlebihan.
4.9 PENGAMAN TRANSFORMATOR
Pengaman transformator-transformator yang berkapasitas besar harus dilengkapi dengan pengamannya.Ini bertujuan untuk menjaga transformator dari kerusakan akibat gangguan-gangguan baik dari dalam maupun dari luar transformator itu sendiri. Secara umum dapat digolongkan dua kelompok jenis pengaman yaitu :
Pengaman obyek, yaitu proteksi transformator maupun sistem terhadap gangguan yang terjadi didalam transformator itu sendiri.
Pengaman sistem, yaitu proteksi transformator terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem tenaga diluar transformator.
Gangguan-gangguan yang dapat terjadi antara lain :
Terjadinya arus lebih karena arus hubung singkat atau beban lebih
Terjadinya gangguan didalam transformator
Terjadinya gangguan disebabkan oleh petir
Sebelum gangguan-gangguan atau kerusakan yang fatal dialami oleh transformator-transformator yang digunakan Gardu Induk Pauh Limo, maka umumnya transformator dilengkapi dengan pengaman-pengaman diantaranya :
Liquid Level Gaunge
Dehydrating Breather
Temperature Relay
Bucholz Relay
Air Circuit Breaker
Horn Gap
4.9.1 Liquid Level Gaunge
Pada transformator harus mempunyai pengoreksi batas cairan untuk mengetahui banyaknya minyak transformator dalam bejana ekspensi.Kesalahan atau kelalaian dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator, peralatan penunjuk batas cairan dibuat dari kaca yang dapat terlihat dengan jelas sampai seberapa tinggi permukaan minyak transformator.
4.9.2 Dehydrating Breather
Seperti diketahui transformator yang menggunakan sistem pendingin minyak memerlukan alat pernafasan ( Dehydrating Breather ), yang berfungsi sebagai filter udara luar yang akan masuk ke transformator, sebab udara luar kadang lembab jadi jika hal ini terjadi dan masuk kedalam transformator. Kemudian akan tercampur dengan minyak maka akan merusak daya isolasi minyak didalam transformator tersebut.
Karena udara lembab yang melewati alat pernafasan tadi melembabkan material pengering atau penyaring yang dikenal sebagai silicagel akan berubah warna. Silicagel dalam keadaan kering berwarna biru, warna biru ini berubah menjadi kekuning-kuningan bila silicagel menjadi lembab. Silicagel lembab dapat dikeringkan kembali dengan cara memanaskannya pada temperature sekitar 120 0C. Diharapkan silicagel berubah warnanya kembali menjadi biru.
4.9.3 Bucholz Relay
Suatu kenyataan adalah bahwa bila terjadi suatu gangguan atau kerusakan didalam transformator, maka didalam minyak akan terbentuk sejumlah gas, prinsip inilah yang digunakan sebagai dasar dari sistem kerja relay tersebut. Jadi bucholz relay adalah suatu relay pengaman yang digunakan pada transformator yang menggunakan pendingin minyak.
Relay ini merupakan suatu susunan alat-alat yang dipasang pada sistem pengaman pada transformator yang sanggup mengatasi dan memberikan tanda-tanda bahaya dari timbulnya gangguan-gangguan didalam transformator yang diamankan, dan bekerja secara otomatis memutuskan atau mengerjakan alat-alat pengaman.
Diantara gangguan-gangguan yang dapat menyebabkan bucholz relay bekerja antara lain :
Kontak-kontak listrik yang kurang baik
Hubungan singkat antara belitan
Berkurangnya minyak transformator karena kebocoran
4.9.4 Air Circuit Breaker
Circuit breaker merupakan peralatan pemutus dan oenghubung daya.Dalam keadaan normal circuit breaker harus mampu menanggung arus beban, sedangkan bila ada gangguan secara otomatis arus bisa membuka setelah menerima seiring dari relay-relay yang ada dalam sistem.
4.9.5 Horn Gap
Horn gap atau pengaman tanduk berfungsi untuk melindungi transformator dari tegangan yang berlebihan yang disebabkkan oleh tegangan surja akibat dari sambaran/imbas dari petir. Tegangan lebih tersebut akan disalurkan melalui horn gap atau pengaman tanduk dari transformator dan dialirkan kedalam tanah melalui sistem pentanahan, jadi horn gap atau pengaman tanduk pada dasarnya merupakan suatu jalan samping bagi tegangan surja tersebut untuk mencapai bumi.
4.10 SISTEM PENTANAHAN
Semua transformator di Gardu Induk Pauh Limo menggunakan sistem pentanahan titik netral dan pentanahan peralatan/body. Pentanahan berfungsi untuk menyalurkan arus listrik yang tidak dikehendaki kedalam tanah dengan tujuan untuk perlindungan/pengaman personil ( manusia )dan peralatan, serta untuk menyalurkan arus listrik akibat gangguan sambaran/imbas dari petir.
Untuk titik netral menggunakan sistem pentanahan langsung ( Solid Grounding Sistem ) dan untuk pemasangan sistem pentanahan peralatan/body dilakukan secara permanen. Sistem pentanahan di Gardu Induk Pauh Limo menggunakan elektroda berupa pipa galvanis yang dimasukkan kedalam tanah dan diberikan kawat tembaga sebagai penghubung keperalatan dan tidak netral.
4.11 PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
4.11.1 Tujuan Pemeliharaan
Memperbaiki kerusakan transformator pada umumnya memerlukan biaya tinggi.Kerusakan itu juga akan menyebabkan terganggunya penyediaan tenaga listrik dengan segala akibat bagi pemakaiannya. Oleh karena itu perlu diusahakan untuk sebanyak mungkin mengurangi terjadinya gangguan pada transformator.
Setelah transformator dipasang dan telah dimanfaatkan, maka adalah penting untuk secara berkala memeriksa dan memelihara transformator.Karena transformator pada dasarnya tidak memiliki bagian-bagian yang bergerak, secara keliru sering dianggap bahwa sebuah transformator tidak memerlukan pemeliharaan. Sebuah transformator yang telah bekerja dengan baik selama sekian tahun, disebabkan suatu kelalaian dapat secara mendadak mengalami kerusakan tanpa terlihat tanda-tanda akan terjadinya gangguan itu.
Hal demikian akan menyebabkan terjadinya biaya perbaikan yang tinggi, diperlukan cadangan yang mahal, dan terdapat kerugian produksi. Dengan adanya pemeliharaan yang teratur dan dilakukan secara baik dapat diperoleh beberapa keuntungan antara lain :
Transformator akan bekerja lancer dan selalu dalam keadaan beroperasi dengan normal
Mengurangi biaya perbaikan
Mencegah terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan yang mendadak dan transformator tidak dapat bekerja sama sekali.
Untuk memperoleh keuntungan-keuntungan diatas, pemeliharaan dilakukan dengan dua tahap
an yaitu :
Pemeliharaan jangka pendek
Pemeliharaan jangka panjang
4.11.2 Pemeliharaan Jangka Panjang
Didalam pemeliharaan jangka pendek pada transformator dilakukan hanya bersifat pengontrolan dan perbaikan yang kecil saja, dan waktu perbaikan tidak mengganggu kerja transformator. Pekerjaan yang dilakukan pada pemeliharaan jangka pendek antara lain :
Pengontrolan keadaan lingkungan transformator dan pembersihan
Pengontrolan lemari hubung dan alat-alat ukur seperti Volt meter , Ampere meter, KWH meter, dan sistem grounding.
Memeriksa kondisi transformator saat beroperasi apakah adakah kelainan atau tidak.
Pengontrolan temperature dan level dari minyak transformator
4.11.3 Pemeliharaan Jangka Pendek
Untuk pemeliharaan jangka panjang ini dilaksanakan dengan jadwal yang ditentukan dan transformator dalam keadaan tidak beroperasi, yang bebas dari sumber maupun beban. Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
Pembersihan Transformator dan Alat Perlengkapan
Sebelum perawatan dimulai terlebih dahulu memutuskan hubungan transformator dengan sumber tegangan dan beban.Kemudian menyalurkan tegangan sisa yang ada pada transformator ketanah dengan jalan penghubung terminalnya kepentanahan sistem.Setelah transformator tidak bertegangan lagi maka pembersihan dilakukan, yaitu membersihkan transformator dari debu-debu, kotoran-kotoran binatang dan sarang laba-laba.
Pengujian Minyak Transformator
Pengujian atau pengetesan minyak transformator dimaksudkan untuk mengetahui apakah minyak transformator tersebut masih berfungsi sebagai mana mestinya.Yaitu sebagai isolator dan pendingin. Karena minyak transformator ini berhubung secara langsung dengan kumparan, maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
Mempunyai daya isolasi yang tinggi.
Pada panas hingga temperature 1000C hanya sedikit saja menguap.
Tidak mengandung uap air, asam, basa dan larutan belerang.
Tidak menguapkan gas yang dapat membentuk uap Explosive .
Untuk mengetahui apakah minyak transformator masih dalam kondisi baik perlu diadakan pengujian atau pengetesan tegangan tembusnya, dengan menggunakan peralatan oil tester ( Dielectric Strength Test Set ). Adapun langkah-langkah pengujian atau pengetesan adalah sebagai berikut :
Ambil contoh minyak transformator yang akan di test.
Minyak tersebut dimasukkan kedalam uap standard yang telah tersedia hingga batas level, dimana uap standard tersebut didalamnya sudah dilengkapi dengan dua buah elektroda yang berbentuk disk/lempengan bulat yang berdiameter 1 inchi ( 2,54 cm ) dengan jarak 0,1 inchi ( 2,54 mm ).
Pengujian dilakukan 5 kali dengan interval waktu lebih kurang 10 menit, hasil test adalah nilai rata-rata tegangan tembusnya ( break down ).
Persyaratan minimum yang baik untuk tegangan tembus minyak transformator mineral menurut standard ASTM D877 adalah 23 KV per 2,5 mm jarak elektroda pengetesan.
Perawatan Isolator
Dalam perawatan yang dilakukan terhadap isolator ( bushing ) yaitu membersihkan debu-debu dan kotoran lainnya yang menempel pada isolator tersebut dan menggantinya bila isolator tersebut retak atau pecah, serta mengencangkan/mengikat isolator yang kendor dari pengikatnya.
Perawatan sekering
Secara praktis sekering tidak memerlukan perawatan yang sulit, hanya perlu perhatian :
Antara sekering dengan kedudukannya harus terjadi kontak tang baik serta bersih dari kotoran.
Memasang atau melepas sekering dianjurkan menggunakan alat khusus untuk menghindari pemasangan yang kurang sempurna, terutama untuk sekering tegangan tinggi.
Perawatan terminal
Periksa hubungan pada terminal transformator, hubungan pada terminal transformator harus cukup kuat, karena bila baut-baut terminal kendor akan mengakibatkan panas pada terminal dengan kabel bersihkan permukaan bagian yang berhubungan, terhadap kotoran-kotoran yang akan menyebabkan kontak listrik tidak sempurna. Hubungan pada terminal tersebut antara lain, hubungan kabel phasa, pentanahan body dan titik netral. Pastikan kekencangan pemasangan pada terminal tersebut.
Perawatan Pemutus Daya
Sesuai dengan fungsinya alat pemutus dan penghubung daya harus memenuhi syarat kontak yang baik, syarat tersebut adalah :
Terjadinya kontak yang tepat dan kuat
Kontak-kontak bersih secara elektrik
Untuk itu harus dijaga alat pemutus dan penghubung daya dalam keadaan baik.Adapun kerusakan-kerusakan yang sering terjadi adalah pada bagian-bagian kontaknya dan mekanisme-mekanisme penggeraknya diberi pelumasan secukupnya untuk bagian-bagian kontaknya dibersihkan dengan pembersih khusus.
Perawatan Dehydrating Breather
Dalam perawatan dehydrating breather disini hanya sifatnya hanya penggantian silicagel, bila perubahan warna telah jadi biru ( yang baik ) menjadi kekuning-kuningan ( yang rusak ), serta pembersihan jalur udara dari dehydrating breather agar tidak buntu.
Perawatan Temperatur Relay dan Bucholz Relay
Dalam perawatan temperature relay dan bucholz relay disini sifatnya hanya pengontrolan pada terminal kabel apakah dalam keadaan baik, serta membersihkan kontak-kontaknya denganm pembersihan khusus.
Pengecekan Tahanan Isolasi
Pengecekan tahanan isolasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai tahanan isolasi masih berada dalam batas-batas yang dijinkan. Karena transformator bekerja pada tempertur yang relative tinggi, yang mana hal ini dapat mempengaruhi nilai tahanan isolasi dari lilitan sekundernya.Sesuai dengan ketentuan nilai tahanan isolasi minimum yang diijinkan harus menunjukkan 1000 ohm per Volt atau 1000 kali tegangan kerja.
Pengecekan Nilai Tahanan Pentanahan
Dengan mengukur nilai tahanan pentanahan dapat dapat diketahui apakah sistem pentanahan yang ada itu masih baik dan apakah memenuhi syarat yang diijinkan.Pengukuran tahanan pentanahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tersebut nilai tahanan pentanahan diharapkan masih dalam batas maksimum yang diijinkan adalah sebesar 5 ohm.Bila ditemukan dalam pengecekan nilai tahanan pentanahan melebihi 5 ohm, harus diupayakan diturunkan dengan jalan antara lain, dengan menambah jumlah elektroda pentanahan dan dissambung secara parallel.