BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasifikasi dan Definisi Adenovirus Group
: Virus DNA
Family
: Adenoviridae
Genus
: Atadenovirus Aviadenovirus Mastadenovirus Siadenovirus
Ovine adenovirus D
Aviadenovirus
Fowl adenovirus A
Mastadenovirus
Human adenovirus C
Siadenovirus
Turkey adenovirus B:
Type species : Atadenovirus
Definisi Adenoviruses Adenoviruses adalah satu kelompok virus dari keluarga Adenoviridae yang bertanggung jawab terhadap 5-10% dari infeksi pernafasan atas pada anak-anak, dan banyak infeksi pada orang dewasa juga. Terdapat lebih dari 52 serotypes (type sub-spesies) jenis virus ini pada manusia. Penyakit ini tergolong IMS karena pada teknik seks tertentu dapat menjadi jalur penularan virus ini. Selain tiu dari 80 species Adenovirus 33 spesies adalah adenovirus manusia . Pada manusia infeksi Adenovirus paling sering menyebabkan penyakit pada sistem pernafasan, namun ini tergantung pada serotype yang menjangkiti. Mereka juga dapat menyebabkan berbagai penyakit lainnya, seperti Gastroenteritis (radang pada saluran
pencernaan), conjunctivitis (radang pada mata), cystitis (radang pada saluran kencing), dan penyakit ruam. Gejala penyakit pernafasan yang disebabkan oleh infeksi adenovirus rentang umumnya dari sindrom dingin ke radang paru-paru, croup (Laryngotracheobronchitis), dan bronkitis. Pasien dengan kondisi sistem kekebalan sedang (compromised) sangat rentan terhadap komplikasi parah infeksi adenovirus. Penyakit pernafasan akut pertama kali dikenal saat rekruitmen tentara (AS) selama Perang Dunia II, infeksi adenovirus terjadi karena kondisi sesak dan stres.
2.2 Sejarah Adenoviridae Adenovirus ditemukan pertama kali secara kebetulan oleh Rowe dan kawan-kawan pada tahun 1953 dalm usahanya mencari dan mengasingkan virus penyebab selesma (common cold) . Virus ini tumbuh baik pada biakan jaringan adenoid dengan membentuk efek sitopatik (ESP) oleh sebab dinamakan Adenovirus 2.3 Sifat Adenovirus Adenovirus memiliki sifat seperti :
Bergenom DNA
Tidak tahan panas
Tahan terhadap solven lipid misalnya eter
Resisten terhadap variasi diantara pH 3-9
2.4 Morfologi Adenovirus memiliki struktur atau cirri-ciri sebagai berikut :
Struktur kapsidnya iksohedral atau berbentuk kubik
Berdiameter 80-110nm
Terdiri dari 252 kapsomer dan 12 serat inti protein (fibrin)
Genom virus terdiri dari DNA double strain mengandung 36000pb dengan berat molekul 20-25 juta
Komposisi : DNA (13%) dan protein (87%)
Proteinnya adalah antigen ( hexon, penton, fibrin)
Terdapat 3 golongan basa berdasarkan perbandingan komponen basa (basa ratio) : a) Kadar Guanin – Sitosin (G-C) rendah yaitu 48% - 49%
mempunyai sifat kuat
onkogenik (type 3 , 18 , dan 31 ) b) Kadar Guanin – Sitosin (G-C) pertengahan yaitu 50% - 55%
mempunyai sifat
telah dibangun
lemah onkogenik (type 3 , 7 , 14 , 16 , 21) c) Kadar Guanin – Sitosin tinggi yaitu 56% - 60%
Tidak mempunyai selubung virion atau amplop
Tempat replikasinya di inti
Terdapat tiga model struktur dimensi dari partikel adenovirus yang
berdasarkan pada kombinasi mikroskopi cryoelectron dan kristalografi sinar-X. Setidaknya ada 13 protein dalam kapsid adenovirus:
Name:
Location:
Known Functions:
II
Hexon monomer
Structural
III
Penton base
Penetration
IIIa
Associated with penton base
Penetration
IV
Fibre
Receptor binding; haemagglutination
V
Core: associated with DNA & penton base
Histone-like; packaging
VI
Hexon minor polypeptide
Stabilization/assembly of particle
VII
Core
Histone-like
VIII
Hexon minor polypeptide
Stabilization/assembly of particle
IX
Hexon minor polypeptide
Stabilization/assembly of particle
TP
Genome - Terminal Protein
Genome replication
Mu
Nucleoprotein
Genome replication
IV2a
Nucleoprotein
Genome packaging
Protease
Associated with pentons
Maturation
Gb . Adenovirus
2.5 Replikasi Adenovirus Replikasi adenovirus dimulai dengan cara virus melekat pa da sel, penetrasi (partikel virus masuk ke dalam sel), dan pelepasan selubung (terjadi degradasi proteolitik dan pemisahan selektif pada saat pembongkaran). Kemudian virus menghentikan sintesis makro molekul sel inang yang dapat menyebabkan kematian sel tersebut.Setelah itu virus segera membentuk gen E1A dan E1B untuk mencegah kematian sel prematur yang akan menghasilkan virus dengan pengaruh tambahan. Proses dilanjutkan dengan replikasi DNA virus di dalam inti dengan cara mensintesis protein virus di dalam sitoplasma. Kemudian polipeptida hasil sintesis dirakit menjadi kapsomer di dalam sitoplasma. Di dalam nucleus kapsomer dirakit menjadi kapsid dan kemudian DNA virus masuk ke dalam kapsid . Proses replikasi virus ini bersifat tidak efisien dimana hanya dihasilkan 1 virus infeksius dari 11 – 2300 partikel virus . DNA , protein dan partikel virus mulai terakumulasi dalam nuclear inclusion bodies . Virus ini akan bertahan dalam sel sampai sel berdegenerasi dan lisis . Ada 2
hal yang dapat terjadi setelah replikasi ( tergantun g kepekaan sel terhadap adenovirus ) antara lain :
Padas sel yang permissive , virus bereplikasi secara produktif dan membunuh sel hospes
Padas sel yang non permissive , akan terjadi abortif infeksi dimana genom virus sudah terintegrasi dalam DNA sel sehingga terjadi infeksi laten yang dapat menu ju kea rah kanker
2.6 Patogenesis Adenovirus akan menyerang sel khususnya pada sel mukopiletal pada konjingtiva , saluran pernafasan , saluran pencernaan , dan saluran kemih . Proses penginfeksian ini dimulai dengan perlekatannya ke reseptor sel melalui protein fiber virus yang kemudian berlanjut mengalami replikasi dan pada akhirnya mengalami viremia . Selain itu virus ini dapat berkembang biak dan menjadi infeksi laten pada kelenjar limfoid seperti adenoid , tonsil , dan Peyer’s patches dan bisa menjadi reaktif kembali pada keadaan imunosupressed atau terinfeksi oleh agent yang lain . Dalam proses menjadi pathogenesis terdapat 3 tipe infeksi pada sel target antara lain :
Lisis Langkah awal virus akan mengadakan adsorpsi atau attachment yang ditandai dengan menmpelnya virus pada dinding sel,kemudian pada virus tertentu (bakteriofage), melakukan penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel dengan menggunakan enzim, setelah itu virus akan memulai mereplikasi materi genetik dan selubung protein, kemudian virus akan memanfaatkan organel-organel sel, kemudian sel mengalami lisis Ciri – cirri dari siklus ini adalah waktunya yang relatif singkat , menonaktifkan bakteri , bereproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri .
Laten
Transformasi onkogenik Pemindahan potongan materi genetic atau DNA onkogenik dari luar ke sel penerima
2.7 Tipe Antigen Adenovirus memiliki beberapa tipe antigen antara lain :
Antigen Hexon Antigen ini terdiri dari sub unit utama kapsomer virus (Group Reactive Antigen)
Antigen Penton
Terdiri dari kompleks sub unit kapsomer dari ke 12 vertex isohedral virion
Antigen Serat (FIBER) Antigen ini tersusun dari serat kapsomer setelah diolah dengan tripsin (Kapsomer dari virion yang spesifik tipe)
2.8 Gejala Klinis Adenovirus Penyakit yang disebabkan oleh Adenovirus biasanya mempunyai masa inkubasi 2 sampai 14 hari . Pada organ mata , adenovirus dapat menyebabkan beberapa macam gejala seperti :
Demam faringokonjungtival serotipe 3, 4 , 7 , 14 Ditandai dengan beberapa gejala yang utama yaitu demam , faringitis serta mengalami konjungtivisatau mata memerah . Sedangkan gejala lain yang mungkin terjadi adalah nasal kongesti , batuk , pilek , tidak enak badan , menggigil , sakit otot , dan sakit kepala . Lama gejala tersebut 3 smpai 5 hari dan biasanya menyerang pada anak – anak
Epidemik Keratokonjungtivitis (EKC) Serotipe 8 , 37 , 19 Gejala utamanya adalah konjungtivitis selama 1-4 minggu bilateral , preaurikular adenopati dilanjutkan dengan keratis yang dapat berlangsung selama beberapa bulan . Dan penyakit ini menyerang orang dewasa .
Folikular Konjungtivitis akut / hemoragik konjungtivitis Serotipe 11 Seperti pada epidemic keratokonjungtivitis (EKC) penyakit ini juga menyerang orang dewasa . Gejala klinis penyakitnya pun sama dengan EKC yaitu konjungtivitis atau mata merah , preaurikular adenopati tetapi tanpa progesion kearah keratitis
2.9 Penyakit yang ditimbulkan Penyakit yang ditimbulkan dari infeksi adenovirus antara lain :
Penyakit pernafasan akut Penyakit ini adalah manifestasi infeksi adenovirus yang paling sering pada anak dan orang dewasa . Infeksi pernafasan akut pada bayi dan anak tidak berbeda secara klinis dan biasanya disebabkan oleh tipe 1,2,3,4,5,atau 6 . Mereka biasanya ringan tetapi mungkin terkomplikasi atau berat . Infeksi primer pada bayi sering disertai dengan demam dan gejala-gejala pernafasan dan pada beberapa seri komplikasi oleh otitis pada lebih dari setengah penderita infeksi pernafasan adenovirus disertai dengan kejadian diare yang berarti .
a) Faringitis adalah sindrom klinis khas dan adenovirus dapat dikenali pada 15-20 % anak dengan faringitis murni , keanyakan anak prasekolah dan bayi . Faringitisnya dapat eksudatif dan sering demam . Kebanyakan kasusu disebabkan oleh tipe 1,2,3,atau 5. b) Pneumonia adalah tidak lazim tetpai 7-9% dari anak yang dirawat inap dengan pneumonia akut menderita infeksi adenovirus . Satu dari tipe “pernafasan” dapat menyebabkan pneumonia , tetapi infeksi berat paling mungkin karena tipe 3,7 atau 21. Infeksi demikian mempunyai mortalitas setinggi 10% dan yang bertahan hidup
mungkin
menederita
cedera
sisa
saluran
pernafasan
yang
ditampakkandengan bronkiektasis , bronkiolitis obliterans atau jarang fibrosis paru . c) Sindrom pertusis Pada keadaan ini adenovirus sering menyertai Bordetella pertussis sebagai agen yang menginfeksi bersama tetapi mereka dapat menjadi penyebab yang berdiri sendiri . Penyakit ini menggambarkan aktivasi infeksi saluran pernafasan / tonsil laten atau ringan oleh virus d) Demam faringokonjungtiva Merupakan sindrom klinis yang berkaitan dengan infeksi adenovirus tipe 3 . Tanda-tandanya meliputi demam tinggi . Nyeri kepala , malaise dan kelemahan sering ada dan sangat lesu sesudah stadium akut e) Penyakit dapat menyebabkan kekeruhan kornea yang berakhir beberapa minggu f) Infeksi saluran cerna Adenovirus dapat ditemukan pada tinja 5-9% anak dan diare akut . Sekitar setengah dari ini adalah tipe “enteric” , 40 atau 41 . Virus ini juga menjelaskan bahwa infeksi enteric dengan setiap serotip adenovirus sering tidak bergejala sehingga peran sebab akibat pada episode ini sering tidak pasti . Patogenesis intususepsi diduga oleh beberapa orang meliputi pembesaran limfonodi mesenterika pada pemebedahan dan juga dari biakan permukaan dengan presentase yang lebih tinggi pada anak dengan intususepsi daripada control . Selain itu adenovirus juga ditemukan pada appendiks anak dengan appendicitis
g) Sistitis hemoragik Sindrom ini mulai hematuri mendadak secara bakteriologis , disuri , sering kencing (anyang-anyangan) dan terburu-buru (urgency) yang berakhir 1-2 minggu . Infeksi dengan adenovirus tipe 11 dan 21 telah ditemukan pada beberapa anak yang terkena dan orang dewasa muda h) Sindrom Reye Sindrom ini diperagakan dari beberapa serotip terutama pada anak yang amat muda (kecil) . Lagipula , beberapa kasus sindrom seperti Rete telah dilaporkan , semuanya disebabkan oleh infeksi adenovirus tipe 7 . Penyakit kedua yang sering mematikan ditandai dengan bronkopneumoni berat , hepatitis , kejang-kejang dan koagulasi intravaskuler tersebar . Antigen penton adenovirus dalam sirkulasi telah ditemukan pada beberapa penderita dan telah dilibatkan dalam patogenesis
2.10 Diagnosa Laboratorium Adenovirus dapat diisolasi dari bahan usapan tenggorok, feses , atau usapan / kerokan konjungtiva . Pembiakan dilakukan pada biakan jaringan . Selain itu efek sitopatik terjadi sangat lambat yaitu berkisar antara 2-4 minggu dengan terlihatnya proses pembulatan (rounding) , penggembungan (swelling) dan pengelompokan sel-sel menjadi like clusters, badan inklusi intra nucleus , basofille . Identifikasi virus secara serologi dilakukan dengan reaksi pengikatan komplemen , reaksi hambatan hemaglutinasi dan reaksi netralisasi . Metode pendeteksian lain dengan PCR , pengggunaan probe nucleic acid , dengan Rapid detection (ELISA untuk serotype 40 , 41tipe enteric , IF antibody . Immune antibody ) 2.11 Penyebaran adenovirus Penyebaran adenovirus terutama melalui jalur oral-tinja, tetapi dapat juga ditularkan melalui droplet pernafasan atau lewat benda-benda yang terkontaminasi . Adenovirus menyebar sangat mudah dan dapat bertahan untuk waktu yang lama pada objek. Virus dapat menyebar melalui kontak dengan tetesan dari hidung dan tenggorokan dari orang yang terinfeksi (misalnya, saat batuk atau bersin). Infeksi dapat terjadi sambil makan atau menyentuh mata, hidung, atau mulut jika tangan yang terkontaminasi dengan virus dan tidak dicuci dengan baik. Terinfeksi orang bisa menyebarkan virus jika mereka tidak mencuci tangan mereka dengan baik dan
kemudian mereka menangani makanan yang orang lain makan. Minum dari sumber air yang terkontaminasi (misalnya, kolam renang yang tidak terawat) juga d apat menyebabkan infeksi. Kadang-kadang infeksi adenovirus terakhir untuk waktu yang lama (misalnya bulan atau tahun) tanpa gejala . Pada tahun 2007 , Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menerbitkan sebuah artikel tentang beberapa wabah penyakit pernapasan yang disebabakan oleh jenis adenovirus (serotip 14) yang dapat meneyebabkan penyakit yang lebih parah . Laporan itu kebanyakan dimaksudkan untuk mengingatkan penyedia medis yang virus kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit yang serius .
2.12 Pengobatan Untuk mengobati infeksi yang ditimbulkan oleh adenovirus biasanya hanya membutuhkan terapi suportif yang minim . Sedangkan untuk kasus yang berat dengan pemberian terapi antiviral ribavirin dan vidarabine . Selain itu kompres dingin dapat mengurangi beberapa gejala yang ditimbulkan oleh infeksi tersebut . Namun pada superinfeksi bakteri pengobatan yang diberikan dengan pemberian antibakteri . 2.13 Pencegahan Supaya terhindar dari infeksi adenovirus , dibawah ini ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak terjadi infeksi adenovirus , antara lain :
Pemberian vaksin adenovirus hidup Upaya tersebut terus dikembangkan dengan uji coba pada tentara Amerika . Uji coba tersebut memberikan hasil yang memuaskan. Untuk pembiakan virus vaksin tersebut dipakai biakan fibroblast embrionik manusia dan bukan biakan kera
Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan sesuatu yang kotor
Menghindari kontak dengan penderita
Klorinasi yang adekuat pada kolam renang
Sterilisasi dan disinfeksi dari alat-alat mata dan penggunaan single dosis vial pada pengobatan mata
Menggunakan sarung tangan untuk melakukan kontak dengan sekresi mata yang infektif
Memberikan obat tetes mata secara hati-hati untuk menghindari obat tets mata dan obatobatan yang terkontaminasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : a) Adenovirus pertama kali ditemukan oleh Rowe dan kawan kawan pada tahun 1953 b) Adenovirus paling sering menyebabkan penyakit pada sistem pernafasan, namun ini tergantung pada serotype yang menjangkiti c) Replikasi Adenovirus terjadi di inti d) Dalam proses menjadi pathogenesis terdapat 3 tipe infeksi pada sel target antara lain : - Lisis - Laten - Transformasi Onkogenik e) Infeksi Adenovirus disebabkan jika manusia kurang menjaga kesehatan tubuhnya dan kebersihan badannya yang memudahkan berbagai virus untuk masuk dan berkembang biak dalam tubuh manusia 3.2 Saran Dengan demikian setelah mengetahui penjelasan atau pemaparan tentang adenovirus diharapkan kita bisa mencegah infeksi yang ditimbulkan dengan beberapa cara , misalnya : a) Mencuci tangan b) Menjaga kebersihan c) Melakukan vaksinasi d) Melakukan sterilisasi terhadap bahan-bahan yang berpotensi menyebabkan terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, 300-302, Binarupa Aksara, Jakarta Behrman Klirgman Arvin, 1996 , Ilmu Kesehatan Anak , EGC , Jakarta Jawetz,E., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, 401-411, EGC, Jakarta http://arisnurs.blogspot.com/ http://ayu-dani91.blogspot.com/2011/01/adenovirus.html http://en.wikipedia.org/wiki/Adenoviridae http://kidshealth.org/parent/infections/bacterial_viral/coxsackie.html, http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/human-adenovirus-d-tipe-36/ Kathleen Meehan Arias, 2010 , Investigasi dan Pengendalian Wabah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan , EGC , Jakarta
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV). Virus jika diklasifikasikan akan terdapat dua virus, yaitu virus DNA dan virus RNA. Virus DNA merupakan virus yang terdiri dari asam deoksiribonuklet (DNA). Sedangkan virus RNA terdiri dari asam ribonukleat (RNA). Famili-famili dari virus DNA seperti Adenoviridae . Famili dari Adenoviridae contohnya adalah adenovirus yang dapat menimbulkan infeksi saluran pernapasan yang mirip dengan influenza.
Namun tak jarang pula Adenovirus bisa menyebabkan penyakit – penyakit yang kronis . Penyakit tersebut muncul karena system imun tubuh yang lemah atau kurang menjaga
kebersihan. Gejala-gejala yang ditimbulkan pun bisa bervariasi tergantung virus tersebut menyerang daerah mana .
Dengan demikian ,makalah ini ditulis bertujuan untuk memberikan keterangan lebih mendalam mengeani adenovirus meliputi struktur atau morfologinya , cara replikasi , penyakit yang ditimbukan beserta gejalanya serta pengob atan akibat ingeksi virus tersebut .
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , rumusan masalah yang diambil antara lain :
Apa klasifikasi dan definisi dari Adenovirus ?
Bagaimana sejarah penemuan Adenovirus ?
Bagaimana sifat dari Adenovirus ?
Apa morfologi dan struktur Adenovirus ?
Bagaimana proses replikasi dari Adenovirus ?
Bagaiamana cara Adenovirus agar menjadi pathogen ?
Apa saja tipe antigen Adenovirus ?
Bagaimana gejala klinisnya ?
Apa penyakit yang ditimnulkan akibat infeksi Adenovirus ?
Apa diagnosa laboratorium ?
Bagaimana cara penyebaran virus tersebut ?
Bagaimana pengobatan dari Adenovirus
Bagaimana cara mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh adenovirus ?
1.3 Tujuan Berdasrkan rumusan masalah yang telah dijelaskan makalah ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya :
Memberikan informasi mengenai sejarah dan pengertian adenovirus
Memberikan pengetahuan tentang klasifikasi dari adenovirus
Memberikan informasi mengenai struktur atau basic dan clinical dari adenovirus
1.4 Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
Mengetahui morfologi dan struktur dari Adenovirus
Mengetahui penyakit dan gejala klinis yang ditimbulkan oleh infeksi adenovirus
Mengetahui cara penyebaran atau penularan penyakitnya
Memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan
Mengetahui dan memahami cara mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh adenovirus