BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Belakang Akunt Akuntans ansii merup merupaka akan n aktivi aktivitas tas jasa. jasa. Fungsi Fungsiny nya a adala adalah h untuk untuk menye menyedia diakan kan
infor informa masi si kuanti kuantitat tatif, if, terut terutama ama yang yang bersi bersifat fat keuang keuangan, an,
tentang entitas (kesatuan) (kesatuan) usaha yang dipandang dipandang akan bermanfaat dalam dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam menetapkan pilihan yang tepat di antara berbagai alternatif alternatif tindakan. Semua badan usaha, usaha, tanpa memandang besar dan sifat operasinya, operasinya, memerlukan memerlukan catatan-catatan yang yang akurat untuk transaksi usaha. usaha. erusahaan yang tidak menyelenggarakan menyelenggarakan catatan yang akurat akurat tidak akan dapat dapat beroper beroperasi asi seefisie seefisien n dan
semeng semengun untun tungka gkan n
perusahaan yang yang menyelenggarakan menyelenggarakan catatan catatan yang akurat. !i samping itu, itu, kebutuhan para pemakai informasi akuntansi atas keakuratan data akuntansi menyebabkan perusahaan menyelenggarakan menyelenggarakan pembukuan dan catatan yang akurat, yang secara "ajar mencerminkan aktivitas usaha perusahaannya. perusahaannya. Setiap transaksi yang dilakukan dalam perusahaan mempengaruhi mempengaruhi posisi keuangan yaitu posisi harta (aktiva), utang (ke"ajiban), dan modal (ekuitas) perusahaan. Aktiva Aktiva adalah manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu. #e"ajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin terjadi pada masa mendatang yang timbul dari keharusan yang dihadapi entitas tertentu saat ini untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu. $kuitas atau aktiva bersih merupakan hak residual atas aktiva entitas atau perusahaan yang masih ada sesudah dikurangi dengan ke"ajiban-ke"ajibannya. %enurut FAS&, FAS&, #e"ajiban adalah pengorbanan pengorbanan manfaat ekonomik masa datang datang yang yang cukup cukup pasti pasti yang yang timbul timbul dari dari keharu keharusan san sekara sekarang ng suatu suatu kesatuan usaha untuk mentransferk aset atau menyediakan ' menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
1
!efinisi !efinisi FAS& FAS& digunaka digunakan n sebagai sebagai basis basis pembahas pembahasan an karena karena definisi definisi tersebut tersebut cukup cukup lengkap lengkap secara secara semantic. semantic. Artinya Artinya definisi definisi tersebut tersebut telah mencak mencakupi upi berba berbagai gai gagas gagasan an atau atau kata kata kunci kunci yang yang terkan terkandun dung g dalam dalam beberapa definisi ke"ajiban oleh sumber sumber lain. engertian ke"ajiban merupakan bayangan cermin pengertian asset. ransak ransaksi si atau kejadian kejadian masa lalu menimbul menimbulkan kan penguasa penguasaan an sekarang sekarang pemerolehan manfaat ekonomik masa datang untuk asset sedangkan untuk ke"ajiban ke"ajiban hal tersebut tersebut menimbul menimbulkan kan keharusan keharusan sekarang sekarang pengorba pengorbanan nan manfaat ekonomik masa datang. Seper Seperti ti asset, asset, ke"aji ke"ajiba ban n merupa merupakan kan eleme elemen n neraca neraca yang yang akan akan membentuk informasi semantic berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen lain yaitu asset dan ekuitas atau pos-pos rincinya. #e"ajiban #e"ajiban merepresentasikan sebagian sumber dana dari asset badan usaha berupa potens potensii jasa jasa (manfa (manfaat) at) fisis fisis dan dan nonfis nonfisis is yang yang memamp memampuka ukanny nnya a untuk untuk menyediakan barang dan jasa. *ntuk dapat disebut ke"ajiban, ke"ajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggungja"ab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa datang.
1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah +. Apa pengerti pengertian an ke"ajiban ke"ajiban serta serta sebutkan sebutkan dan jelaskan jelaskan karakte karakteristi ristik k dari ke"ajiban . &aga &agaim iman ana a meng menguk ukur ur dan dan mene menent ntuk ukan an juml jumlah ah rupi rupiah ah pada pada saat saat penanggungan, penelusuran, dan pelunasan . Apa Apa penj penjel elas asan an meng mengen enai ai berb berbag agai ai dasa dasarr atau atau atri atribu butt peni penila laia ian n ke"ajiban /. Apa saja kriteria kriteria penga pengakuan kuan dari ke"ajiba ke"ajiban n 0. &agai &agaiman mana a penje penjelas lasaka akan n masala masalah h teoret teoretis is dalam dalam pelun pelunasa asan n sebelu sebelum m jatuh tempo 1. Apa saja saja prinsip prinsip mengenai mengenai penilai penilaian an ke"ajiba ke"ajiban n menurut menurut FAS& FAS& 2. Apa Apa penje penjela lasan san mengena mengenaii teori teori yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan pembeba pembebasan san substantif 3. Apa penjela penjelasan san mengenai mengenai penyaj penyajian ian pos-pos pos-pos ke"ajib ke"ajiban an dalam neraca neraca
2
1.3 Tujuan Pemelajaran +. %enjelaskan pengertian ke"ajiban serta menyebutkan dan menjelaskan karakteristik ke"ajiban. . %engukur dan menentukan jumlah rupiah pada saat penanggungan, penelusuran, dan pelunasan. . %enyebutkan dan menjelaskan berbagai dasar atau atribut penilaian /. 0. 1. 2. 3.
ke"ajiban. %enjelaskan kriteria pengakuan ke"ajiban. %enjelaskan masalah teoretis dalam pelunasan sebelum jatuh tempo. %enyebutkan prinsip penilaian ke"ajiban menurut FAS&. %enjelaskan teori yang berkaitan dengan pembebasan substantif. %enjelaskan penyajian pos-pos ke"ajiban dalam neraca.
3
BAB II PEMBAHA!AN
2.1 De"#n#s# $an %arakter#st#k %e&aj#an Kewajiban merupakan hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan megankibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. (paragraph 62), IAI (!!"). Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang mungkin timbul karena kewajiban suatuan usaha pada saat ini untuk menyerahkan akti#a atau memberikan jasa kepada satuan$satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil dari peristiwa masa lalu. (%A&', &%A *.6). +iabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya peusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi (IA&). Kewajiban adalah pengorbanan masa depan atas potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan bahwa entitas saat ini wajib kepada entitas lain sebagai akibat transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu lainnya. (AA&', &A o. ") Kewajiban adalah kewajiban ekonomi perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban juga menakup kredit tangguhan tertentu yang tidak kewajiban tapi yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. (A-') +iabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya peusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi. (I%&, -&AK /0). !efinisi definisi ke"ajiban di atas sangat menekankan konsep usaha dengan
dinyatakannya
secara
eksplisit
ungkapan
kesatuan
usaha
(entitas'entity atau perusahaan'enterprise) di dalamnya untuk menunjukkan pihak
yang
mempunyai
keharusan
untuk
melakukan
pengorbanan
4
ekonomik. Selain definisi A&, definisi ke"ajiban selalu memuat pula ungkapan manfaat ekonomik, sumber ekonomik, atau potensi jasa. 4ni berarti bah"a pengertian ke"ajiban tidak dapat dipisahkan dengan pengertian asset. Aset dapat menimbulkan ke"ajiban dan sebaliknya timbulnya ke"ajiban dapat dibarengi dengan pengakuan asset. !engan berbagai variasi diatas, secara umum dapat dikatakan bah"a ke"ajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu 5
1. Peng'ranan Man"aat Ek'n'm#k *ntuk dapat disebut sebagai ke"ajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau tanggung ja"ab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menunaikan atau melaksanakan dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti dimasa datang. engorbanan manfaat ekonomik di"ujudkan dalam bentuk transfer atau penggunaan aset kesatuan usaha. ransfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham) tidak termasuk dalam pengertian pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang
membentuk
ke"ajiban
karena
untuk
menjadi
ke"ajiban
pengorbanan tersebut harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar kebijakan atau keleluasaan manajemen untuk memutuskan baik dalam hal jumlah rupiah maupun dalam saat transfer. Secara umum, keharusan mengorbankan sumber ekonomik masa datang tidak dapat menjadi ke"ajiban kalau keharusan tersebut bersifat terbuka atau tidak pasti. #esatuan usaha tidak mempunyai keharusan untuk mentransfer aset ke pemilik kecuali dalam hal kesatuan usaha dilikuidasi. 6alaupun secara konseptual ekuitas
juga merupakan
ke"ajiban bagi perusahaan, pengorbanan sumber ekonomiknya tidak cukup pasti baik dalam jumlah maupun saat sehingga ke"ajiban harus dibedakan dan dilaporkan secara terpisah dengan ekuitas. 2. %eharusan !ekarang *ntuk dapat disebut sebagai ke"ajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus timbul akibat keharusan sekarang. engertian 7sekarang8 dalam hal ini mengacu pada hal5 "aktu dan adanya. 6aktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya 5 pada tanggal neraca kalau perlu atau kalau dipaksakan secara yuridis,
5
etis, atau rasional pengorbanan sumber ekonomik harus dipenuhi karena keharusan itu telah ada. #eharusan ke"ajiban mencakupi keharusan kontraktual, keharusan konstruktif atau bentukan, keharusan demi keadilan dan keharusan bergantung atau bersyarat. a. %eharusan %'ntraktual. #eharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang di dalam nya ke"ajiban bagi suatu kesatuan usaha di nyatakan secara eksplit atau implicit dan mengikat. 9ontoh 5 utang pajak, utang bunga, utang usaha, utang "esel, dan utang obligasi. . %eharusan %'nstrukt#". #eharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan
usaha
dalam
rangka
menjalankan
dan
memajukan
usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik atau etika bisnis dan bukan untuk memenuhi ke"ajiban yuridis. 9ontoh 5 servis gratis sepeda motor yang dijanjikan oleh dealer sepeda motor, pengembalian uang untuk barang yang ternyata cacat atau rusak, dan tunjangan hari raya (. %eharusan Dem# %ea$#lan. #eharusan yang ada sekarang yang menimbulkan ke"ajiban bagi perusahaan semata-mata karena panggilan etis atau moral karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat. 9ontoh 5 ke"ajiban memberikan donasi untuk badan amal tiap akhir tahun dan ke"ajiban member hadiah kepada penduduk yang tinggal di sekitar pabrik karena ketidaknyamanan yang ditimbulkannya. $. %eharusan Bergantung
atau
ers)arat.
#eharusan
yang
pemenuhannya tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang atau terpenuhinya syarat syarat tertentu dimana datang.
3. Ak#at Transaks# atau %eja$#an Masa Lalu. Sama seperti definisi aset, kriteria ini sebenarnya menyempurkan kriteria keharusan sekarang dan
sekaligus
sebagai tes
pertama
pengakuan suatu pos sebagai ke"ajiban tetapi tidak cukup untuk mengakui secara resmi dalam system pembukuan. *ntuk mengakui sebagai ke"ajiban, selain definisi, kriteria yang lain seperti keterukuran, keberpautan, dan keterandalan juga harus dipenuhi. ransaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi tetapi bukan
6
kriteria untuk pengakuan. :adi, adanya pengorbanan manfaat ekonomik masa datang tidak cukup untuk mengakui suatu objek ke dalam ke"ajiban kesatuan usaha untuk dilaporkan via statemen keuangan. Selain dari ketiga karakteristik utama, FAS& menyebutkan beberapa #arakteristik pendukung yaitu keharusan membayar kas, identitas terbayar jelas, dan terpaksa secara atau berkekuatan hukum (legally enforeable). #arakteristik pendukung hanya menegaskan adanya ke"ajiban tapi tidak membatalkan suatu objek untuk disebut sebagai ke"ajiban.
a. %eharusan mema)ara kas . #eharusan membayar kas pada "aktu dan jumlah rupiah tertentu dimasa datang merupakan petunjuk yang kuat atau jelas mengenai adanya ke"ajiban. api untuk menjadi ke"ajiban, penyerahan aset bukan satu-satunya kriteria tetapi meliputi pula penyerahan jasa
. I$ent#tas tera)ar jelas. *ntuk menjadi ke"ajiban di akhir tahun, pada saat itu identitas terbayar tidak harus diketahui. :adi yang penting bah"a keharusan sekarang pengorbanan sumber ekonomik dimasa datang telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi atau dibayar.
(. Berkekuatan hukum atau $a*at $#*aksakan se(ara hukum +legall) en"'r(eale,. Adanya daya paksa yuridis hanya menunjukkan bah"a ke"ajiban tersebut memang ada dan dapat dibuktikan secara yuridis material. %eskipun demikian, daya paksa yang melekat pada klaim-klaim hukum bukan merupakan syarat mutlak untuk mengakui adanya ke"ajiban. #eharusan melakukan pengorbanan manfaat ekonomik masa datang tidak harus timbul dari desakan pihak eksternal tapi dari minat dan kebijakan internal manajemen.
2.2 Pengakuan- Pengukuran $an Pen#la#an Pengakuan %e&aj#an
7
engakuan mengikuti aturan standar dari SFA9 0 yang menyatakan bah"a suatu ke"ajiban harus diakui sebagai ke"ajiban apabila memenuhi empat kriteria umum, yaitu5 +. . . /.
%emenuhi definisi suatu ke"ajiban !apat diukur ;elevan !apat diandalkan ujuan dari penilaian ke"ajiban adalah bah"a pengukuran ke"ajiban
harus memungkinkan penyajian informasi kepada investor dan kreditor sebagai sarana untuk meramalkan arus kas. ujuan lain mencakup penilaian sebagai
dasar
untuk
perbandingan
laba antar
periode
dan
antar
perusahaan, dan sebagai perbandingan dari klaim beberapa pemegang ekuitas. ada prinsipnya, ke"ajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya telah terjadi. %engikatnya suatu keharusan harus di evaluasi atas dasar kaidah pengakuan. $mpat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan ke"ajiban, yaitu5 a.
Ketersediaan
dasar
hukum. #aidah ini
terkait
dengan kualitas
keterandalan dan keberpautan informasi. #etersediaan dasar hukum yang
menimbulkan
daya
paksa
hanya
merupakan
karakteristik
pendukung definisi ke"ajiban tadi. :adi, kaidah ini tidak mutlak sehingga ke"ajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif hanya keharusan konstruktif atau demi kedilan. b. Keterterapan konsep dasar konser#atisma. #aidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. 4mplikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak demikian dengan untung. 4ni berarti ke"ajiban dapat diakui segera sedangkan aset tidak. c. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi. Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh ke"ajiban yang timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara yuridis'kontraktual ke"ajiban baru akan mengikat secara berkala pada saat keharusan sekarang timbul. !alam hal ini, ke"ajiban dapat atau bahkan harus diakui jika secara substantif se"aguna tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran.
8
d.
Keterukuran nilai kewajiban. #eterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas keterandalan informasi.
=ang menjadi masalah teknis adalah kapan keempat kaidah di atas dipenuhi.
>al
ini
berkaitan
ke"ajiban. 1endriksen danan
dengan
penentuan
'reda menunjukkan
saat
pengakuan
saatsaat
untuk
mengakui ke"ajiban yaitu5 a.
ada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan ke"ajiban telah mengikat. !alam hak kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah satu pihak memanfaatkan'menguasai manfaat
yang diperjanjikan atau memenuhi ke"ajibannya. b. &ersamaan dengan pengakuan biaya jika barang dan jasa yang menjadi biaya belum dicatat sebagai aset sebelumnya. c. &ersamaan dengan pengakuan aset. #e"ajiban timbul ketika hak untuk d.
menggunakan barang dan jasa diperoleh. ada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian. engakuan ini menimbulkan pos utang atau ke"ajiban akruan. #eempat kaidah tersebut di atas sebagai bukti teknis dan ketentuan saat
pencatatan pada umumnya mudah diidentifikasi dan diterapkan untuk keharusan kontraktual, konstruktif, dan demi keadilan. Pengakuan Kewajiban Bergantung *ntuk keharusan bergantung (khususnya rugi bergantung yang menimbulkan ke"ajiban), kaidah pengakuan keempat (keterukuran nilai ke"ajiban) dan pasti setidaknya pengorbanan sumber ekonomik masa datang akan terjadi menimbulkan masalah pengakuan.
kebergantungan
rugi yang
berpotensi
memicu
pengakuan
ke"ajiban sebagai berikut5 a.
#etertagihan piutang usaha
9
b. c.
#eharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk ;isiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat
kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya. d. Ancaman penambilan set oleh pemerintah e. ersengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan f. #laim atau pungutan yang telah diajukan'dikenakan atau yang mungkin ( possible) terjadi g. ;isiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asurnsi kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi h. :aminan bank komersial dalam ikatan standby letters of redit perjanjian untuk membeli kembali piutang atau asset yang terkait yang telah dijual Pengukuran %e&aj#an engakuan dilakukan setelah suatu ke"ajiban terukur dengan cukup pasti. enentuan kos
ke"ajiban pada saat terjadi
paralel
dengan
pengukuran asset. erjadinya ke"ajiban pada umumnya disertai dengan pemerolehan asset atau timbulmnya biaya. emerolehan asset dapat berupa penguasaan barang dagangannya atau asset nonmoneter lainnya yang terjadi dari transaksi pembelian. emerolehan asset dapat juga berupa kas yang terjadi dari transaksi peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang muka untuk barang atau jasa.
penghargaan
transaksi-transaksi
sepakatan
tersebut
dan
(meansured bukan
considerations)
jumlah
rupiah
dalam
pengorbanan
ekonomik masa datang. >al ini berlaku khususnya untuk ke"ajiban jangka panjang. *ntuk ke"ajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material sehingga jumlah rupiah ke"ajiban yang diakui akan sama denga jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonimik (kas) masa datang. !engan kata lain, untuk ke"ajiban jangka pendek, kos pendanaan (financing cost) atau kos penundaan (bunga sebagai nilai "aktu uang) dianggap material. enghargaan sepakatan suatu ke"ajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai
sekarang (current value) ke"ajiban yaitu jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonomik seandainya ke"ajiban dilunasi pada saat terjadinya. !engan demikian, bisnis pencatatan ke"ajiban adalah nilai setara tunai bukan nilai nominal utang.
10
Kewajiban Dalam Pembelian Kredit !asar pengukuran asset yang paling objektif adalah kas tunai (cash cost) atau kos tunai implicit (implied cash cost). #arena ke"ajiba merupakan bayanga cermin asset, pengukurannya juga mengikuti pengukuran asset. %isalnya suatu perusahaan menandatangani kontrak pembelian mesin. erusahaan menyepakati harga kontrak mesin ;p +.1??.??? dan dibayar dalam delapan kali angsuran tiap akhir tri"ulan sebesar ;p ??.??? tanpa menyebutkan adanya bunga secara eksplisit. !alam kasus ini sebenarnya harga nominal (kontrak) tersebut melebihi kos tunai implicit yaitu jumlah rupiah yang diperlukan seandainya pembelian dilakukan secara tunai. #alau mesin tersebut dapat diperoleh juga dari toko yang sama dengan harga tunai ;p +./10.??? maka jumlah rupiah ini kos tunai implicit sedangkan selesih sebesar ;p +0.??? adlah setara dengan bunga dan harus dibebankan terhadap pendapatan selama jangka "aktu kontrak. &unga ini akhirnya akan menjadi biaya yang sesungguhnya terjadi atau nyata dan buka bunga hipotetis. !engan demikian, secara konseptual ke"ajiban harus diakui pada saat transaksi sebagai berikut5 %esin@@@@@@@@ +./10.??? *tang usaha@@@@@.. +./10.??? Secara teknisi pembukuan, dapat saja jumlah rupiah bunga dicatat untuk kepentingan internal dan jumlah utang dicatat sebesar nominalnya sebagai berikut5
%esin@@@@@@@@@.+./10.??? &unga angguhan@@@@..+0.??? *tang usaha@@@@@@@+.1??.??? &ila cara diatas dilakukan, pelaporan ke"ajiban harus tetap menunjukkan
nilai tunai implisitnya dengan cara mengurangkan bunga tangguhan terhadap utang usaha. &unga tangguhan tidak dilaporkan sebagai asset. #alau asset dan ke"ajiban dicatat dan dilaporkan sebesar ;p +.1??.??? jelas kos asset dan ke"ajiban tercatat terlalu tinggi. 6alaupun demikian, kalau jangka "aktu kontrak adalah pendek maka jumlah kelebihan kos adalah kecil dan dapat diabaikan atas dasar konsep materialistas.
11
Diskon dan Premium Utang Obligasi ilai nominal atau jatuh tempo utang obligasi sering dianggap sebagai jumlah rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun kreditor. !asar pengukuran demikian sebenarnya tidak tepat. *ntuk suatu kontrak utang dengan ketentuan pembayaran bunga periodik dan pokok pinajaman pada akhir jangka kontrak, pengukuran jumlah rupiah (kos) utang dan asset untuk dasar pencatatan pertama kali yang tepat adalah kos tunai implicit. !alam hal obligasi jangka panjang, jumlah rupiah uang yang diterima oleh penerbit dan yang dibayarkan oleh kreditor pada saat penerbitan hanyalah merupakan bagian kecil dari jumlah rupiah pembayaran masa datang (bunga periodik dan nominal obligasi). embayaran masa datang ini sebenarnya terdiri atas dua unsure yaitu +. ilai sekarang pembayaran bunga periodik dan nilai sekarang nominal obligasi dan . &unga efektif yang terlibat dalam penentuan harga obligasi tersebut.
Makna Harga Efektif Obligasi Segera setelah transaksi terjadi maka 7kesepakatan8 dalam hubungannya dengan obligasi tersebut mulai menunjukkan makna yang sebenarnya. !engan telah mulai berjalannya kesepakatan dalam transaksi obligasi diatas, bunga ;p. +??.??? tiap tahun mulai terhimpun dan dibayar secara periodik sampai jauh tempo. &ersamaan dengan itu, jumlah rupiah utang obligasi yang mula-mula tercatat akan berangsur-angsur berubah (bertambah) menuju jumlah rupiah nilai jatuh tempo atau nominal.
Diskon Obligasi !iskon obligasi yang belum diamortisasi bukan merupakan suatu rugi karena asset yang diperoleh sebelumnya tidak ada yang berkurang atau menguap (dissipation). !iskon obligasi sebenarnya merupakan bunga yang 7belum dibayar8, yaitu bagian bunga efektif total yang baru akan dibayar pada saat utang obligasi jatuh tempo.
12
Premium Obligasi Sejalan dengan penalaran makna diskon obligasi yang dilandasi konsep dasar penghargaan sepakatan, dapat disimpulkan bah"a premium yang dibayarkan investor untuk obligasi merupakan unsure dari jumlah rupiah utang perusahaan. &ersamaan denga berjalannya "aktu mendekati jatuh tempo, jumlah rupiah bagian utang yang merupakan premium harus diamortisasi secara sistematik dengan cara memisahkan dari penghargaan sepakatan bagian yang diperhitungkan sebagai pembayaran 7bunga8 periodik. %engartikan premium obligasi sebagai 7pendapatan tangguhan8 (defferend income) jelas tidak tepat karena secara konseptual pendapatan atau laba tidak timbul dari proses pemerolehan utang. endapatan hanya timbul dari kegiatan pembentukan pendapatan (earning process). Atas dasar konsep kontinuitas usaha, premium obligasi yang belum diamortisasi adalah benar-benar merupakan utang dan jumlah amortisasi periodik adalah merupakan penyesuaian (pengurang) terhadap biaya bunga dan bukannya merupakan elemen pendapatan. anpa peneysuaian ini biaya bunga periodik akan menjadi tersaji lebih (overstated). !ari segi yudiris, utang memang harus diukur sebesar nilai nomnalnya karena kalau terjadi likuidasi hak menerima pelunasan yang melekat pada investor
adalah
sebesar
nominal.
andangan
yudiris
yang
tidak
memperhatikan diskon dilandasi konsep pengukuran dengan asumsi perusahaan likuidasi. !alam keadaan likuidasi atau reorganisasi memang dapat dijustifikasi pengukuran dengan menggunakan konsep yang berbeda dengan akuntasi. Akan tetapi, secara umum akuntansi tidak harus mendasarkan diri pada konsep tersebut.
Kewajiban Moneter dan Nonmoneter #e"ajiban moneter adalah ke"ajiban yang pengorbanan sember ekonomik masa datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah ada saat yang pasti baik jumlah tunggal maupun beberapa pembayaran secara berkala. *ntuk ke"ajiban moneter jangka pendek, ke"ajiban dapat diukur atas dasar nilai nominal (face value) berdasarkan konsep dasar materialitas. ermasuk dalam pengertian ke"ajiban moneter adalah penerimaan dimuka (advances)
13
yang akan dikompensasi dengan pembelian barang dan jasa dimasa datang. !isebut ke"ajiban moneter karena kalau pembelian barang dan jasa batal, uang muka tersebut harus dikembalikan. #e"ajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah saat yang cukup pasti yang bisanya timbul karena penerimaan pembayaran dimuka untuk barang dan jasa tersebut. &ila pembayaran dimuka penuh, ke"ajiban nonmoneter harus diukur atas dasar pembayaran tersebut yang menunjukkan harga yang disepakati untuk barang dan jasa.
embayaran penuh
dimuka tersebut sebenarnya
mereprentasikan jumlah untuk menutup kos barang dan jasa yang akan diserahkan dan laba. :umlah yang digunakan untuk menutup kos itulah yang murni merupaka ke"ajiban sedangkan jumlah untuk menutup laba merupakan laba tangguhan (deferred income) yang tidak dapat disebut ke"ajiban karena tidak memenuhi definisi ke"ajiban. &ila kos barang dan jasa merupakan unsure yang dominan, pembayaran dimuka dapat dianggap seluruhnya menimbulkan ke"ajiban (sebagai ke"ajiban lancar). Aka tetapi, kalau kos merupakan unsure yang kecil dari seluruh harga jual barang dan jasa, pembayaran dimuka dapat dianggap seluruhnya
menumbulkan
kredit
atau
pendapatan
tagguhan
atau
pendapatan tak terhak (unearned revenues) yang merupakan ke"ajiban non keharusan. erlakuan ini secara konseptual lebih didukung daripada pemisahan uang muka menjadi komponen kos (merepresentasi ke"ajiban) dan laba. Arugumen yang didukung yaitu5 a. #eharusan menyerahkan barang dan jasa merupakan bagian dari operasi perusahaan secara keseluruhan sehingga barang dan jasa dinyatakan dalam harga jual dari kaca mata kedua pihak yang bertransaksi.
!engan
demikian,
pembayaran
dimuka
merupakan
pendapatan tangguhan yang menunggu penyerahan barang bukan jumlah untuk menutup kos barang dan jasa. b. Sebagai bagian dari operasi perusahaan
secara
keseluruhan,
penerimaan uang muka lebih tepat bila diperlakukan seluruhnya sebagai ke"ajiban. 4ni merupakan konsekuensi argument a diatas. c. Baba secara automatis tercipta pada saat pendapatan telah diakui sehingga pemisahan antara ke"ajiban dan laba tangguhan tidak ada
14
manfaatnya karena keduanya sama-sama akan dilaporkan disisi kredit dan bersifat ke"ajiban yang keduanya terselesaikan pada saat barang atau jasa telah diserahkan. d. #as yang diterima tidak dapat dikaitkan dengan kos penyediaan barang'produk dan jasa yang diberi uang muka karena beberapa komponen
produk
atau
jasa
pada
umumnya
sudah
diperoleh
perusahaan bahkan beberapa komponen mungkin belum diperoleh perusahaan pada saat penerimaan uang muka. e. enyerahan barang merupakan saat yang kritis untuk mengakui pendapatan daripada saat penerimaan kas sehingga laba tidak dapat diakui pada saat penerimaan kas. :adi, percuma saja untuk memisahkan uang muka untuk mereprentasi kos dan laba. 2.3.
Pen#la#an :ika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat terjadinya ke"ajiban sampai dilunasinya ke"ajiban. %akin mendekati saat jatuh tempo, nilai ke"ajiban akan makin mendekati nilai nominal. :adi, penilaian ke"ajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut ke"ajiban harus dilunasi. &erikut Atribut enilaian %enurut FAS&5 +) ilai pasar sekarang (current market value) ) ilai pelunasan neto (net settlement value) ) ilai diskunan aliran kas masa datang (discounted value of future cash flo"s)
15
Bas#s +atr#ut, Pen#la#an
>arga
pasar
sekarang
/'nt'h P's 0ang
%eterangan
Ber*aut #e"ajiban penerbit
2..
Pel un
&erbagai ke"ajiban yang
opsi sebelum jangka
as
melibatkan komoditas dan
opsi
an
surat- surat berharga.
beberapa
habis
dan
ke"ajiban
pedagang efek. &erbagai ke"ajiban yang ilai
pelunasan
neto
ilai
yang
jumlah rupiah
cukup
pasti
tetap
"aktu pelunasannya tidak
diskunan
aliran kas masa dating
melibatkan
cukup pasti. #e"ajiban moneter jangka panjang
jumlah
rupiah
maupun saat pembayaran
*tang usaha, utang garansi,
dan
utang
"esel jangka pendek.
*tang
obligasi,
utang
"esel
dan
jangka
panjang. cukup pasti. elunasan adalah tindakan atau upaya yang segaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk memenuhi (to satisfy) ke"ajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha (in due course of business) sehingga bebas dari ke"ajiban tersebut. elunasan biasanya merupakan pemenuhan secara langsung kepada pihak yang berpiutang. elunasan menjadikan ke"ajiban tersebut hapus, tiada, atau lenyap (eCtinguished) secara langsung (ke"ajiban langsung didebit). erlunasan secara langsung disebut juga perlunasan secara yudiris karena ke"ajiban kepada pihak yang berpiutang secara yudiris hapus melalui transaksi langsung yang benar-benar terjadi. erlunasan secara tidak langsung terjadi apabila kesatuan usaha melakukan tindakan yang mengarah ke perlunasan misalnya dengan pembentukan dan khusus untuk perlunasan (sinking fund) baik dikelola sendiri atau melalui "ali amanat (trust agency). embentukan atau penyisihan dana semacam ini menjadikan kesatuan usaha secara substantif menempati keadaan yang disebut pembatalan atau pembebasan secara substansif (in substance defeasance). %asalah akuntansi ysng berkaitan dengan perlunasan langsung maupun tidak langsung adalah penentuan kapan ke"ajiban telah dapat dikatakan hapus atau lenyap sehingga jumlah rupiahnya dapat diakui dari sistem
16
pembukuan. FSA& memberikan pedoman
tentang
saat pelenyapan
(eCtiguishment) ke"ajiban. ada mulanya FSA& menentukan criteria lenyapan suatu ke"ajiban sebagai berikut5 a. !ebitor membayar'melunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan yang berkaitan dengan utang. b. !ebitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang utama baik oleh keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat dipastikan bah"a debitor tidak akan diharuskan untuk melakukan pembayaran dimasa datang yang berkaitan dengan utang dengan penjaminan dalam bentuk apapun. c. !ebitor menaruh kas atau asset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam suatu per"alian yang semata-mata digunakan untuk perlunasan pembayaran bunga serta pokok suatu pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk diharuskan lagi melakukan pembayaran dimasa datang yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. FSA& berargumen pendekatan ini tidak tepat sebagai basis untuk pengembangan standar yang berkaitan dengan peleyapan dan pengakuan ke"ajiban. !engan pendekatan ini, transaksi-transaksi yang tidak cukup mempunyai substansi ekonomik dapat membenarkan pengakuan ke"ajiban dan pengakuan untung yang dipandang FSA& tidak menyimbolkan secara tepat realitas kegiatan yang ada. FSA& menerapkan pendekatan komponenkeuangan. !engan pendekatan ini, berbagai transaksi yang berkaitan dengan suatu ke"ajiban tertentu dapat dianggap terpisah dan independen sehingga berbagai asset atau ke"ajiban yang terlibat harus diperlakukan sebagai komponen-komponen terpisah. FSA& menetapkan bah"a suatu ke"ajiban dapat dikatakan lenyap kalau salah satu dari kondisi berikut dipenuhi5 a. !ebobitor membayar kreditor dan terbebaskan dari keharusan yang melekat pada ke"ajiban. %embayar kreditor mencakupi penyerahan kas, asset financial lain, barang, atau jasa atau penebusan sekuritas utang oleh debitor untuk menghapus utang atau untuk menahannya sebagai utang obligasi treasuri.
17
b. !ebitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang utama baik oleh keputusan pengadilan maupun kreditor.
Trans"er Aset #nans#al *ntuk melunasi ke"ajiban, suatu entitas dapat mentransfer asset financial termasuk kas, barang, atau jasa. &ila ke"ajiban telah dilunasi dengan mentransfer secara penuh kas, barang, atau jasa ke debitor maka pada saat itu pelunasan dianggap tuntas. !ebitor tidak lagi terlibat dengan asset atau kreditor secara financial. erlunasan ke"ajiban dengan asset financial juga dapat bersifat tuntas bila penyerahan asset financial bersifat tak bersyarat dan dianggap sebagai penjualan. Artinya, asset finasial dianggap dijual secara tunai dan kas yang diterima seketika itu pula dianggap untuk melunasi ke"ajiban. #alau pelunasan ke"ajiban dilakukan dengan transferan asset financial yang
menimbulkan
keterlibatan
berlanjut
(continuing
involvement)
pentransferan (transferor) dengan asset transferan (transferred assets) atau tertransfer (transferee). !alam hal ini ke"ajiban tidak lenyap secara tuntas atau ada ke"ajiban baru yang berkaitan dengan asset transferan.
Perlunasan !eelum atuh Tem*' &ila ke"ajiban dilunasi pada saat jatuh tempo, nilai jatuh tempo (nominal) dengan sendirinya merefleksi nilai sekarang (saat pelunasan) ke"ajiban sehingga tidak ada selisih antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai nominal. ilai jatuh tempo juga akan sama dengan nilai buku atau nilai ba"aan (carrying value) ke"ajiban karena proses amortisasi selisih antara nominal dan nilai pasar pada saat penerbitan utang (misalnya obligasi). Selama beredar, nilai pasar atau nilai sekarang ke"ajiban berfluktuasi mengikuti tingkat bunga yang berlaku tetapi pada umumnya fluktuasi tersebut tidak diakui dalam pembukuan debitor. enarikan kembali obligasi yang beredar adalah suatu transaksi yang mempengaruhi kontrak debitor atau kreditor tetapi transaksi ini sangat berbeda dengan transaksi aliran kegiatan operasi dan transaksi penggunaan asset (investasi). !engan demikian, terdapat pandangan bah"a untung atau
18
rugi yang berasal dari transaksi tersebut harus dilaporkan sebagai suatu penyesusian modal. &ergantung pada sifatnya untung atau rugi dapat dilaporkan sebagai pos diner atau pos ekstraordiner. #riteria untuk menentukan hal ini adalah apakah pos tersebut merupakan akibat dari transaksi atau kejadian yang mempunyai sifat sebagai berikut5 a. b. c.
Sangat berbeda dengan kegiatan operasi rutin kesatuan usaha idak diharapkan akan sering terjadi &erpengaruh material terhadap operasi perusahaan secara keseluruhan A& berargumen bah"a sifat semula pelunasan utang sebelum jatuh tempo pada dasarnya sama. *ntuk perlunasan dengan pendanaan sebenarnya terdapat tiga perlakuan alternative untuk selisih yaitu5
a. b. c.
Selisih diamortisasi selama sisa umur semula utang yang ditarik kembali Selisih diamortisasi selama umur utang baru yang diterbitkan Selisih diakui pada saat penarikan dan dilaporkan distatemen laba rugi tahun bersangkutan erlunasan utang sebelum jatuh tempo sama sifatnya dengan perlunasan pada saat jatuh tempo tanpa memperhatikan cara untuk melaksanakan hal tersebut (dengan pendanaan kembali atau tidak). *ntung atau rugi dapat dilaporkan sebagai pos ordiner atau ektraordiner tergantung pada penilaian terhadap kondisi yang melingkupi transaksi.
Utang Terk'ners# 4nstrument financial pada dasarnya merupakan alat pembayaran atau pinjaman sehingga dapat digunakan oleh pemegangnya untuk melunasi utang. *tang terkontroversi atau convertible (convertible debt) merupakan salah satu instrument financial tersebut. Sekuritas utang semacam ini biasanya mempunyai status sebagai ke"ajiban dan ekuitas sekaligus. Artinya, pemegang instrument mempunyai hak istime"a untuk mengubah status utang menjadi ekuitas setiap saat selama hak tersebut masih berlaku (belum habis). 4nstumen semacam ini merupakan salah satu bentuk dari apa yang disebut sekuritas hibrida (hybrid securities). 9ontoh yang paling sering dijumpai dalam praktik adalah obligasi terkonversi. ak konversi digunakan untuk menarik investor untuk
19
mengimbangi tingkat bunga nominal yang terlalu rendah dibandingka tingkat bunga umum. >arga perdana biasanya jauh lebih tinggi dari obligasi biasa dengan tingkat resiko yang sama. :adi, investor bersedia membeli hak konversi dalam bentuk bunga yang lebih rendah dari bunga obligasi setara yang dijual secara terpisah.
ingkat bunga nominal jauh diba"ah tingkat bunga pasar untuk obligasi
b. c.
biasanya yg setara >arga konversi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar saham biasa >arga konversi tidak pernah menurun selama masa hak konversi kecuali karena penyesuaian yang diperlukan akibat pengambilan hak yang melekat pada saham biasa seperti dalam hal terjadi poemecahan saham atau dividen saham >al diatas menjadi karakteristik obligasi terkontroversi karena pada umumnya perusahaan penerbit merupakan perusahaan yang agresif dan sedang berkembang sehingga memerlukan dana yang cukup murah. &ila prospek perusahaan sangat baik, obligasi terkontroversi masih tetap menarik bagi investor. 6alaupun harga konversi cukup tinggi pada saat dita"arkan, pada saatnya harga saham dapat menjadi lebih tinggi dari harga konversi dan prediksi kenaikan harga saham dapat menjadi cukup pasti memicu investor untuk mengkonversi obligasinya. #arakteristik obligasi terkontroversi menimbulkan masalah akuntansi pada saat pengakuan, pengkonversian, dan perlunasan. endukung alokasi berargumen bah"a karena utang terkonversi mengandung sifat utang dan ekuitas, kedua komponen harus diakui secara terpisah. andangan ini didasarkan atas pemikiran sebagai berikut5 a. >ak konversi mempunyai nilai ekonomik sehingga tidak berbeda dengan sifat hak opsi atau "aran.
20
ionformasional pemisahan jauh lebih penting dari masalah kepraktisan sehingga kepraktisan tidak relevan sebagai basis penolakan pemisahan. c. ujuan penerbitan utang terkonversi yang sebenarnya adalah pendanaan dengan ekuitas. Sifat utang semata-mata untuk melindungi investor dari keadaan jelek yang dapat menimpa perusahaan (dalam likuidasi, utang diprioritaskan). ak kontroversi tidak independen terhadap utang obligasi. b. enilaian hak konversi akan bersifat subjektif karena ketidakterpisahan kedua komponen (utang dan hak konversi). Alasannya adalah adanya ketidakpastian dalam hal saat pengambilan hak konversi dan nilai saham pada saat konversi. #esulitan praktis akan lebih terasa bila tidak ada sekuritas sejenis yang dijual secara bebas tanpa hak konversi. :adi, ketidakterpisahkan dan kepraktisan menjadi ladasan pikiran untuk memperlukan utang terkonversi semata-mata sebagai utang. >al ini menjadi bisnis opini A& yang memandang nilai obligasi dan hak konversi sebagai satu kesatuan. 6alaupun demikian, A& lebih menekankan alasannya pada ketidakterpisahan daripada kepraktisan. erdebatan mengenai perlakuan sekuritas hibrida timbul karena pembedaan elemen ke"ajiban dan ekuitas secara definisional sehingga selalu timbul masalah klasifikasi terhadap sekuritas hibrida atau instumen keuangan. Salah satu pemecahan masalah ini adalah mendefinisi ekuitas dalam
arti
luas
yang
mencangkupi
utang'ke"ajiban
kemudian
mengklasifikasi ekuitas menjadi beberapa kelas atas dasar hak-hak yang melekat pada tiap kelas. %asih ada masalah apabila instrument financial harus diakui dan dilaporkan via statemen keuangan utama karena selain memenuhi definisi, suatu pos atau objek juga harus memenuhi kriteria pengakuan yang lain yaitu terukur (meansureable), terandalkan (reliable), dan berpaut (relevant).
21
Pemeasan !ustant#" ada mulanya, FAS& menetapkan bah"a ke"ajiban dapat dianggap lenyap bila kreditor menaruh kas atau lainnya misalnya obligasi pemerintah yang tidak dapat ditarik kembali dalam satu per"alian dan aliran kas dari aset tersebut akan cukup untuk pelunasan pembayaran bunga serta pokok pinjaman. &ila telah dicapai saat sehingga debitor sehingga tidak perlu lagi melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan pinjaman tersebut, maka pada saat tersebut secara substansif debitor sudah bebas dari ke"ajiban sehingga dapat mengakui ke"ajiban dan aset dalam per"alian meskipun utang belum jatuh "aktu. &ila debitor membentuk dana pelunasan utang obligasi, pada saat debitor sudah tidak perlu lagi membayar atau menyetor kas ke dana tersebut karena kas yang telah disetor dan pendapatan dari dana tersebut sudah pasti akan cukup untuk menutup utang pada saat jatuh tempo, maka pada saat itu ke"ajiban debitor secara substantive dianggap lenyao meskipun ke"ajiban belum jatuh tempo. :adi, pada saat tidak ada lagi keharusan membayar, telah terjadi pembebasan substantif. !alam standar ini FAS& menegaskan bah"a pada saat terjadi pembebasan substantif, ke"ajiban tidak dapat dihapus karena kejadian tersebut tidak memenuhi karakteristik atau criteria kritis sebagai berikut 5 a. !ebitor tidak hanya sendirinya menjadi bebas dari ke"ajiban secara hukum hanya lantaran perusahaan menempatkan aset ke dalam suatu per"alian. b. *ntuk pelunasan ke"ajiban, sumber dana tidak dibatasi hanya dari dana yang ditempatkan dalam per"alian. c. #reditor tidak mempunyai kekuasaan untuk menggunakan secara bebas aset dalam per"alian dan juga tidak dapat menghentikan atau membatalkan per"alian tersebut. d. #reditor ataupun agennya bukan merupakan pihak yang terikat dalam kontrak pembentukan dana pembebasan utang.
22
Alasan lain yang sering dikemukakan adalah penga"akan ke"ajiban pada saat tercapainya pembebasan substantive sama saja dengan mengkompensasi ke"ajiban dengan aset. #ritik lain adalah penga"aakuan ke"ajiban
pada
saat
terjadinya
dimanfaatkan oleh debitor
untuk
pembebasan melakukan
substantive
manajemen
dapat
laba dan
peningkatan kinerja secara kosmetik. >al ini dapat dilakukan karena keuntungan bagi debitor sebagai berikut 5 a.
#e"ajiban dihapus dari neraca sehingga rasio ke"ajiban ekuitas
b.
membaik Baba tahun berjalan akan meningkat dengan jumlah untung yang terjadi
c.
dalam penga"aakuan ke"ajiban *ntung penga"aakuan ke"ajiban tidak dikenai pajak karena untung tersebut sebenarnya belum terealisasi sehingga perusahaan dapat menghemat atau menunda pajak dan meningkatkan profitabilitas secara
d.
cukup berarti pada saat pembebasan substantive &ila aset berupa obligasi pemerintah, perusahaan dapat menghemat pajak karena untuk perhitungan pajak
e.
pendapatan bunga obligasi
pemerintah dapat dikompensasi oleh biaya bunga utang embebasan substantive memungkinkan perusahaan untuk memperlakukan ke"ajiban jangka seperti mengelola surat surat berharga di sisi aset.
2.4.
Pen)aj#an #e"ajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya sejalan dengan penyajian aset. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan ke"ajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. SA# o. + menentukan bah"a semua ke"ajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai ke"ajiban jangka pendek harus diklasifikasi sebagai ke"ajiban jangka panjang. Semua ke"ajiban diklasifikasi sebagai jangka pendek bila5 +. !iperkirakan akan diselesaikan dalam jangka "aktu siklus normal operasi perusahaan, atau . :atuh tempo dalam jangka "aktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
23
#e"ajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasi sebagai ke"ajiban jangka panjang, "alaupun ke"ajiban tersebut akan jatuh tempo dalam "aktu dua belas bulan sejak tanggal neraca, apabila5 +.
#esepakatan a"al perjanjian pinjaman untuk jangka "aktu lebih dari dua
.
belas bulan. erusahaan bermaksud
.
pendanaan jangka panjang. embiayaan pendanaan jangka panjang didukung dengan perjanjian
membiayai kembali
ke"ajibannya
dengan
pembiayaan kembali atau penjadualan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui. Hak Mengk'm*ensas# #e"ajiban
tidak
selayaknya
disajikan
di
neraca
dengan
mengkompensasinya atau mengontraknya dengan aset yang dianggap berkaitan. #ompensasi tidak dapat dilakukan karena tidak ada transaksi yang menghubungkan antara debitor dan kreditor. Ada dua jenis kontrak, yaitu5 +. #ontrak &ersyarat. #ontrak bersyarat adalah kontrak yang hak dan ke"ajibannya bergantung pada timbulnya kejadian masa datang tertentu yang belum tentu terjadi dan dapat mengubah saat penerimaan, penyerahan, atau pertukaran jumlah rupiah atau instrument keuangan. . #ontrak ertukaran. #ontrak pertukaran adalah kontrak yang me"ajibkan adanya pertukaran aset dan ke"ajiban di masa datang dan bukan hanya transfer aset dari satu pihak saja.>ak mengontra adalah hak yuridis debitor, lantaran kontrak atau lainnya, untuk menghapus semua
atau
sebagian
utang
kepada
pihak
lain
dengan
cara
mengkompensasi uang tersebut dengan jumlah yang pihak lain berutang kepada debitor. >ak mengontrak dikatakan ada bilamana semua kondisi berikut dipenuhi5 +. iap pihak dari dua pihak yang berkontrak utang kepada yang lain suatu jumlah rupiah tertentu. . ihak pelapor mempunyai hak mengontra jumlah yang diutangnya dengan jumlah yang diutang pihak lain. . ihak pelapor memang berniat untuk mengontra. /. >ak mengontra terpaksakan secara hukum.
24
25
BAB III PENUTUP
3.1 %es#m*ulan #e"ajiban merupakan bayangan cermin pengertian asset. #e"ajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu pengorbanan manfaat ekonomik masa mendatang, menjadi keharusan sekarang, dan timbul akibat transaksi atau kejadian msa lampau. #e"ajiban menjadi lebih tegas adanya bila didukung oleh keharusan membayar kas, teridentifikasinya terbayar, dan terpaksaan secara hukum. !alam kondisi tertentu, ke"ajiban tidak dapat timbul tanpa diimbangi asset yang dikuasai perusahaan. >al ini disebut hakke"ajiban tak mengalami
bersyarat
tiga
tahap
(undonditional perlakuan
yaitu5
right
of
offset ).
penanggungan
#e"ajiban (pengakuan
terjadinya), penelusuran, dan pelunasan (penyelesaian). #e"ajiban harus diakui pertama kali dengan penghargaan sepakatan dan bukan dengan nilai nominal ke"ajiban atau utang. ada setiap saat akan dilaporkan, ke"ajiban secara umum dinilai atas dasar jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya saat itu ke"ajiban harus dilunasi. :umlah ini disebut nilai pelunasan sekarang ( urrent settlement #alue). Sesuai dengan atributnya, ke"ajiban dapat dinilai atas dasar harga pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan nilai diskonan aliran kas masa datang. #e"ajiban disajikan di neraca atas dasar urutan likuiditasnya. >al ini seseuai dengan urutan perlindungan dalam hal terjadi likuidasi. #e"ajiban hendaknya tidak dikompensasi dengan asset yang berkaitan dan dilaporkan jumlah bersihnya saja kecuali dalam keadaan khusus yang didalamnya pihak pelapor mempunyai hak mengontra ( right to setoff ).
3.2 !aran %akalah ini hanyalah sebuah ulasan yang sangat sederhana, jadi tentunya banyak sekali hal-hal yang belum tercantum dalam makalah ini. idak ada salahnya untuk pembaca yang kebetulan membaca makalah ini untuk lebih mencari lagi data-data yang lebih banyak baik dari buku maupun dari media lainnya.
26
Sumber 5
http5''cesiliaarum.blogspot.co.id'?+0'+'bab-2-ke"ajiban-buku-teoriakuntansi.html
http5''yennieffendi.blogspot.co.id'?+1'?0'malahke"ajiban-teori-akuntansi.html
http5''talithacilla.blogspot.co.id'
27