BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Standari Standarisasi sasi
Standarisasi adalah proses dalam menetapkan atau merumuskan dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib. Standar adalah sesuatu yang dibakukan dan disusun berdasarkan konsesus semua pihak terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan lingkungan, berdasarkan pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Standarisasi dalam penerapan teknologi 1. Pre-Farm On-Farm Off-Farm
Teknologi panca panen . Teknol eknologi ogi ekstrak ekstrak standa standar r !. Teknol Teknologi ogi pengu"ian pengu"ian khasiat khasiat dan dan toksisitas toksisitas #. Teknol eknologi ogi produk produksi si obet obet herba herball Standarisasi simplisia Syarat Syarat yang yang harus harus dipenu dipenuhi hi antara antara lain lain kemurn kemurnian ian simplis simplisia, ia, tidak tidak mengandung pestisida berbahaya, logam berat, dan senya$a toksik dan
beberapa persyaratan lain dalam Farmakope %ndonesia. Standarisasi ekstrak &eguna &egunaan an ekstra ekstrak k obat obat terstan terstandar dar antara antara lain memeper memepertah tahank ankan an konsistensi kandungan senya$a aktif batch yang diproduksi, pemekatan kandungan kandungan senya$a aktif pada ekstrak. Parameter yang ditetapkan ditetapkan dalam standar standarisas isasii ekstra ekstrak k antara antara lain' lain' parame parameter ter non spesifi spesifik k dan parame parameter ter spesifik. Parameter non spesifik yaitu susut pengeringan dan bobot "enis, kadar air, kadar abu, sisa pelarut, residu pestisida. Parameter spesifik yaitu identitas, identitas, organoleptik, organoleptik, senya$a terlarut pada pelarut pelarut polar dan non polar serta profil kromatografi.
(erbal terstandar dan fitofarmaka )ang )ang harus diperhatikan dalam pemeriksaan mutu simplisisa ' a. Simpli Simplisis sis harus harus memenuh memenuhii persyarata persyaratan n umum edisi edisi terakhir terakhir dari bukubuku buku acuan yang dikeluarkan dikeluarkan oleh *epartemen &esehatan +%
1
b. Terdapat Terdapat simplisia pembanding yang setiap periode harus diperbaharui c. *ilaku *ilakukan kan peme pemerik riksaan saan mutu mutu fisi fisi secara secara tepa tepatt d. *ilakukan *ilakukan pemerik pemeriksaan saan secara secara lengkap lengkap seperti seperti pemeriksaan pemeriksaan organ organolepti olepti,, makrokospis, mikrokospis, pemeriksaan fisika, kimia$i, kromatografi Parameter standarisasi Parameter standarisasi antara lain' o
o
o
o
Organoleptik Pemeriksaan meliputi $arna, bau, dan rasa. akrokospis Pemeriksaan dengan dilihat secara langsung, dapat "uga dengan bantuan kaca pembesar ikrokosis Pemeriksaan dengan melihat "aringan sel simplisia diba$ah mikroskop Fluoresensi "i ini dapat dilakukan terhadap ekstrak, atau larutan yang dibuat dari
o
o
simplisia &elarutan *ilakukan pada simplisia yang berupa eksudat tanaman +eaksi $arna , pengendapan, dan reaksi lain Pada reaksi $arna dapat dilakukan pada simplisia yang telah diserbuk Pada reaksi pengendapan dilakukan pada ekstrak larutan simplisia yang
o
o
"ernih. &romatografi ara ini mempunyai kepekaan yang tinggi, cepat, sederhana dan murah. Penetapan kadar Syarat untuk dapat diterapkannya pengu"ian yang berupa /at ini adalah telah diketahui secara pasti kadar minimal /at berkhasiat yang harus
o
o
dikandung oleh simplisia emaran mikroba dan aflatoksin Sepert Sepertii 0sper 0spergi gillu lluss flavus, flavus, merupa merupakan kan mikrob mikrobaa "amur "amur yang yang tidak tidak berbahaya, tetapi metabolit aflatoksinnya menyebabkan keracunan. emaran logam berat Seperti cemaran hydrogen sulfida tidak boleh melebihi batas logam berat pada monografi yang dinyatakan sebagai timbal
2.2 CARA PEMBUATAN PEMBUATAN OBAT YANG YANG BAIK (CPOB) (CPOB )
Pem Pemasti astian an mutu mutu suat suatu u obat obat tida tidak k hany hanyaa meng mengan anda dalk lkan an pada pada pelaksanaan pengu"ian tertentu sa"a, namun obat hendaklah dibuat dalam
2
b. Terdapat Terdapat simplisia pembanding yang setiap periode harus diperbaharui c. *ilaku *ilakukan kan peme pemerik riksaan saan mutu mutu fisi fisi secara secara tepa tepatt d. *ilakukan *ilakukan pemerik pemeriksaan saan secara secara lengkap lengkap seperti seperti pemeriksaan pemeriksaan organ organolepti olepti,, makrokospis, mikrokospis, pemeriksaan fisika, kimia$i, kromatografi Parameter standarisasi Parameter standarisasi antara lain' o
o
o
o
Organoleptik Pemeriksaan meliputi $arna, bau, dan rasa. akrokospis Pemeriksaan dengan dilihat secara langsung, dapat "uga dengan bantuan kaca pembesar ikrokosis Pemeriksaan dengan melihat "aringan sel simplisia diba$ah mikroskop Fluoresensi "i ini dapat dilakukan terhadap ekstrak, atau larutan yang dibuat dari
o
o
simplisia &elarutan *ilakukan pada simplisia yang berupa eksudat tanaman +eaksi $arna , pengendapan, dan reaksi lain Pada reaksi $arna dapat dilakukan pada simplisia yang telah diserbuk Pada reaksi pengendapan dilakukan pada ekstrak larutan simplisia yang
o
o
"ernih. &romatografi ara ini mempunyai kepekaan yang tinggi, cepat, sederhana dan murah. Penetapan kadar Syarat untuk dapat diterapkannya pengu"ian yang berupa /at ini adalah telah diketahui secara pasti kadar minimal /at berkhasiat yang harus
o
o
dikandung oleh simplisia emaran mikroba dan aflatoksin Sepert Sepertii 0sper 0spergi gillu lluss flavus, flavus, merupa merupakan kan mikrob mikrobaa "amur "amur yang yang tidak tidak berbahaya, tetapi metabolit aflatoksinnya menyebabkan keracunan. emaran logam berat Seperti cemaran hydrogen sulfida tidak boleh melebihi batas logam berat pada monografi yang dinyatakan sebagai timbal
2.2 CARA PEMBUATAN PEMBUATAN OBAT YANG YANG BAIK (CPOB) (CPOB )
Pem Pemasti astian an mutu mutu suat suatu u obat obat tida tidak k hany hanyaa meng mengan anda dalk lkan an pada pada pelaksanaan pengu"ian tertentu sa"a, namun obat hendaklah dibuat dalam
2
kondis kondisii yang yang dikend dikendalik alikan an dan dipanta dipantau u secara secara cermat. cermat. Produk Produksi si sediaa sediaan n farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan cara produksi yang baik memenuhi syarat-syarat yang berlaku sesuai dalam Farmakope %ndonesia atau buku standar yang lain. aka industri farmasi dalam pembuatan obat harus menerapkan acuan standar sebagai pedoman dalam pembuatan obat yang baik sesuai dengan dengan &eputusan &eputusan enkes o. #!2enkes2S #!2enkes2S&211 &21121344 21344 tentang ara Pembuatan Obat yang 5aik 6PO57 yang mengharuskan pembuatan obat yang baik untuk men"amin mutu obat yang dihasilkan industri farmasi dalam seluruh aspek dan serangkaian kegiatan produksi sehingga obat "adi yang dihasilkan memenuhi syarat mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan tu"uan penggunaannya. Pedoman ara Pembuatan Obat yang 5aik 6PO57 ditetapkan tidak lain sebagai $u"ud implementasi kebi"aksanaan pemerintah untuk mendorong industri farmasi menghasilkan produk-produk yang berkualitas, berdaya saing tinggi tinggi di pasaran pasaran serta serta mengur mengurang angii keterg ketergant antung ungan an akan akan produk produk-pr -produ oduk k impor. PO5 meliputi meliputi semua proses produksi, mulai dari bahan a$al, tempat, dan alat sampai pelatihan dan kebersihan dari peker"a. Prosedur tertulis dari tiap proses produksi adalah komponen penting yang dapat mempengaruhi kualitas akhir dari produk. Pada prinsipny prinsipnyaa produksi produksi hendaklah hendaklah dilaksanaka dilaksanakan n dengan dengan mengikuti mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan PO5 yang men"amin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan i/in pembuatan dan i/in edar 6registrasi7. Secara umum proses produksi yang ditetapkan oleh PO5 adalah sebagai berikut ' 1.
Prod Produk uksi si hend hendak aklah lah dila dilaku kuka kan n dan dan dia$ dia$asi asi oleh oleh perso personi nill yan yang g kom kompe peten ten..
.
Pen Penang anganan anan bah bahan dan dan produ roduk k "adi "adi,, sep seperti erti pen penerim erimaa aan n dan kara karan ntin tina, pengambilan
sampel,
penyimpanan,
penandaan,
penimbangan,
3
pengolahan, pengemasan dan distribusi hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat. !.
Seluruh bahan yang diterima hendaklah diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya dengan pemesanan. 8adah hendaklah dibersihkan dan bilamana perlu diberi penandaan dengan data yang sesuai. &erusakan $adah dan masalah lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu bahan hendaklah diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada 5agian Penga$asan utu.
#.
5ahan yang diterima dan produk "adi hendaklah dikarantina secara fisik atau administratif segera setelah diterima atau diolah, sampai dinyatakan lulus untuk pemakaian atau distribusi.
9.
Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani seperti penerimaan bahan a$al.
:.
Semua bahan dan produk "adi hendaklah disimpan secara teratur pada kondisi yang disarankan oleh pabrik pembuatnya dan diatur sedemikian agar ada pemisahan antar bets dan memudahkan rotasi stok.
;.
Pemeriksaan "umlah hasil nyata dan rekonsiliasinya hendaklah dilakukan sedemikian untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan.
4.
Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan secara bersamaan atau bergantian dalam ruang ker"a yang sama kecuali tidak ada risiko ter"adinya campur baur ataupun kontaminasi silang.
3.
Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap pencemaran mikroba atau pencemaran lain.
1<.
5ila beker"a dengan bahan atau produk kering, hendaklah dilakukan tindakan khusus untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya. (al
4
ini terutama dilakukan pada penanganan bahan yang sangat aktif atau menyebabkan sensitisasi. 11.
Selama pengolahan, semua bahan, $adah produk ruahan, peralatan atau mesin produksi dan bila perlu ruang ker"a yang dipakai hendaklah diberi label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah, kekuatan 6bila ada7 dan nomor bets. 5ila perlu, penandaan ini hendaklah "uga menyebutkan tahapan proses produksi.
1.
=abel pada $adah, alat atau ruangan hendaklah "elas, tidak berarti ganda dan dengan format yang telah ditetapkan. =abel yang ber$arna seringkali sangat membantu untuk menun"ukkan status 6misalnya' karantina, diluluskan, ditolak, bersih dan lain-lain7.
1!.
Pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan pipa penyalur dan alat lain untuk transfer produk dari satu ke tempat lain yang telah terhubung dengan benar.
1#.
Penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur sedapat mungkin dihindarkan. 5ila ter"adi penyimpangan maka hendaklah ada persetu"uan tertulis dari kepala bagian Pemastian utu dan bila perlu melibatkan bagian Penga$asan utu.
19.
0kses ke bangunan dan fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untuk personil yang ber$enang.
1:.
Pada umumnya pembuatan produk nonobat hendaklah dihindarkan dibuat di area dan dengan peralatan yang khusus untuk produk obat. PO5 berangkat dari filosofi bah$a mutu suatu obat harus dibangun
oleh semua aspek yang terlibat dalam proses pembuatan obat mulai dari mendesain produk, mencari bahan a$al, proses produksi hingga proses pengiriman obat "adi ke distributor bahkan sampai pemantauan kualitas obat yang sudah didistribusikan. Sedangkan 9S berasal dari budaya >epang yang
5
dalam sistem manufaktur banyak diikuti oleh seluruh perusahaan mafaktur di seluruh dunia. 9S adalah singkatan dari bahasa >epang yang artinya ' a. b. c. d. e.
S pertama Seir i yang artinya +ingkas S kedua Seiton yang artinya +apih S ketiga Seiso yang artinya +esik S keempat Seiketsu yang artinya +a$at S kelima Shitsuke yang artinya +a"in Penerapan 9S dalam industri farmasi yang disesuaikan dengan
prinsip-prinsip PO5 memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas obat yang dihasilkan. 5erikut manfaat secara umum penerapan 9S di industri farmasi dalam kaitannya dengan men"amin kualitas dan keamanan obat ' 1. encegah ter"adinya mi?ed up, 5udaya 9+ "ika dilaksanakan dengan baik akan menciptakan lingkungan ker"a yang memungkinkan terhindar dari mi?ed up. Prinsip + +ingkas pertama misalnya, kita harus menyingkirkan barang barang yang memang tidak diperlukan untuk peker"aan yang dilakukan, disusul + kedua yang berarti rapih artinya barang atau peralatan disusun secara systematis sehingga memudahkan dalampeker"aan, semua ini sangat se"alan dengan prinsip @P. 5ukankan menurut prinsip PO5 dalam setiap tahap produksi harus dilakukan line clearance yang secara prinsip sangat se"alan dengan + pertama dan + kedua . encegah ter"adinya cross contamination. ross contamination dapat ter"adi melalui berbagai cara, salah satunya adalah system penempatan bahan atau peralatan yang tidak sesuai. isalnya tidak dipisahkan antara scope bersih dan scope bekas di ruang timbang. *alam hal ini prinsip 9+ sangat penting sekali dilaksanakan. !. encegah te"adinya kesalahan prosedur . *engan suasana ker"a yang ringkas, dan barang barang yang tersusun secara systematis, serta peralatan dan lingkungan yang resik makan kesalahan prosedur dapat dicegah. =ine celarance adalah hal pertama yang harus dilakukan setiap memulai aktifitas produksi. 6
#. en"aga kebersihan, dimana hal ini sangat mutlak diperlukan. *alam PO5 aspek kebersihan mulai dari personel higiene, kebersihan peralatan sampai dengan lingkungan ker"a merupakan hal yang sangat ditekankan 9. en"aga kebersihan peralatan, 5udaya men"aga peralatan agar selalu resik, dapat mencegah kontaminasi silang dari produk sebelumnya serta dari cemaran mikroba atau bahan bahan asing lainnya. :. en"aga kelaikan mesin, sehingga setiap ada penyimpangan dapat terdeteksi se"ak a$al sehingga kaulitas produk dapat selalu ter"aga. Personel yang sangat memperhatikan kondisi mesinnya adalah faktor penentu konsistensi proses dan kualitas produk. ;. embiasakan untuk selalu melakukan pengecekan terhadap peralatan dan system yang ada 4. embiasakan hygiene personel 3. embantu menciptakan proses yang konsisten, Prinsip + keempat ra$at dan + kelima ra"in artinya men"adikan budaya + pertama sampai + ketiga sebagai bagian budaya hidupnya. Tanpa menunggu disuruh atau ditegur atasan, baik dia$asi maupun tidak selalu melaksanakan 9+ dengan penuh antusias. 9+ sudah men"adi bagian dari dirinya. (al ini sangat penting sekali, karena semua proses atau system yang sudah divalidasi hanya berguna "ika dilaksanakan secara konsisten. 1<. emperbaiki fo$ process, melalui lima 9 + aktifitas produksi bisa disederhanakan dan dibuat lebih mudah sehingga terhidar dari kesalahan. 11. *engan penataan yang systematis memudahkan ker"a sehingga kepatuhan karya$an terhadap prosedur men"adi lebih baik 1. emudahkan sistem peng$asan mutu, managemen visual adalah hal yang mendasar dalam system penga$asan, dibalik lingkungan ker"a atau tumpukan peralatan yang berantakan selalu tersembunyi kesalahan. 1!. empersingkat delivery time, lingkungan ker"a yang bersih dan tersusun secara systematis mengurangi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah 6non added value activity7 1#. ensuskeskan audit, biasanya hal pertama yang paling berkesan bagi seorang auditor adalah kebersihan dan kerapihan 19. eningkatkan efisiensi dilingkungan manufacture dan distribusi 1:. eningkatkan image perusahaan.
7
2.3 A!I"ASI PROSES
Studi validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan PO5 dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. (asil validasi dan kesimpulan hendaklah dicatat. Sebelum suatu Prosedur Pengolahan %nduk diterapkan, hendaklah diambil langkah untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bah$a proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu. Perubahan yang berarti dalam proses, peralatan atau bahan hendaklah disertai dengan tindakan validasi ulang untuk men"amin bah$a perubahan tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu. (endaklah secara rutin dilakukan validasi dan2atau penin"auan ulang secara kritis terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bah$a proses dan prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang diinginkan. 2.# PRO"UKSI
Prinsip Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkanA dan memenuhi ketentuan PO5 yang men"amin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan i/in pembuatan dan i/in edar 6registrasi7. mum 1. Produksi hendaklah dilakukan dan di-a$asi oleh personil yang kompeten. . Penanganan bahan dan produk "adi, seperti penerimaan dan karantina, pengambilan
sampel,
penyimpanan,
penandaan,
penimbangan,
pengolahan, pengemasan dan distribusi hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat. !. Seluruh bahan yang diterima hendaklah diperiksa untuk memastikan kesesuaian-nya dengan pemesanan. 8adah hendak-lah dibersihkan dan bilamana perlu diberi penandaan dengan data yang sesuai. #. &erusakan $adah dan masalah lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu bahan hendaklah diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada 5agian Penga$asan utu.
8
9. 5ahan yang diterima dan produk "adi hendaklah dikarantina secara fisik atau administratif segera setelah diterima atau diolah, sampai dinyatakan lulus untuk pemakaian atau distribusi. :. Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani seperti penerimaan bahan a$al. ;. Semua bahan dan produk "adi hendaklah disimpan secara teratur pada kondisi yang disarankan oleh pabrik pembuatnya dan diatur sedemikian agar ada pemisahan antar bets dan memudahkan rotasi stok. 4. Pemeriksaan "umlah hasil nyata dan rekonsiliasinya hendaklah dilakukan sedemikian untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan. 3. Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan secara bersamaan atau bergantian dalam ruang ker"a yang sama kecuali tidak ada risiko ter"adinya campur baur ataupun kontaminasi silang. 1<. Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap pencemaran mikroba atau pencemaran lain. 11. 5ila beker"a dengan bahan atau produk kering, hendaklah dilakukan tindakan khusus untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya. (al ini terutama dilakukan pada penanganan bahan yang sangat aktif atau menyebabkan sensitisasi. 1. Selama pengolahan, semua bahan, $adah produk ruahan, peralatan atau mesin produksi dan bila perlu ruang ker"a yang dipakai hendaklah diberi label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah, kekuatan 6bila ada7 dan nomor bets. 5ila perlu, penandaan ini hendaklah "uga menyebutkan tahapan proses produksi. 1!. =abel pada $adah, alat atau ruangan hendaklah "elas, tidak berarti ganda dan dengan format yang telah ditetapkan. 1#. =abel yang ber$arna seringkali sangat membantu untuk menun"ukkan status 6misalnya' karantina, diluluskan, ditolak, bersih dan lain-lain7. 19. Pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan pipa penyalur dan alat lain untuk transfer produk dari satu ke tempat lain yang telah terhubung dengan benar.
9
1:. Penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur sedapat mungkin dihindarkan. 5ila ter"adi penyimpangan maka hendaklah ada persetu"uan tertulis dari kepala bagian Pemastian utu dan bila perlu melibatkan bagian Penga$asan utu. 1;. 0kses ke bangunan dan fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untuk personil yang ber$enang. 14. Pada umumnya pembuatan produk non-obat hendaklah dihindarkan dibuat di area dan dengan peralatan yang khusus untuk produk obat. 2.$ SA!EP
Salep adalah sediaan setengah padat ditu"ukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir 6*ep&es +%, 13397. Salep merupakan bentuk sediaan dengan konsistensi semisolida yang berminyak dan pada umumnya tidak mengandung air dan mengandung bahan aktif yang dilarutkan atau didispersikan dalam suatu pemba$a. Pemba$a atau basis salep digolongkan dalam # tipe yaitu basis hidrokarbon, basis serap, basis yang dapat dicuci dengan air, dan basis larut air. Pembuatan formulasi sediaan salep dapat dilakukan dengan dua metode umum yaitu metode pencampuran dan metode peleburan. *alam metode pencampuran, komponen salep dicampur bersama-sama sampai diperoleh massa sediaan yang homogen. Penghalusan komponen sebelum proses pencampuran kadang diperlukan sehingga dapat dihasilkan salep yang tidak kasar saat digunakan. Pada metode peleburan semua bahan dicampur dan dilebur pada temperatur yang lebih tinggi daripada titik leleh semua bahan, kemudian dilakukan pendinginan dengan pengadukan konstan. Pendinginan yang terlalu cepat dapat menyebabkan sediaan men"adi keras karena terbentuk banyak kristal yang berukuran kecil, sedangkan pendinginan yang terlalu lambat akan menghasilkan sedikit kristal sehingga produk men"adi lembek. %&n'si Sa* +
a. Sebagai bahan pemba$a substansi obat untuk pengobatan kulit b. Sebagai bahan pelumas pada kulit
10
c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit 6 0nief, <<97. Prs,aratan Sa* Mn&r&t %I Ed III
a. Pemerian tidak boleh berbau tengik. b. &adar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 1< B. c. *asar salep d. (omogenitas, >ika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menun"ukkan susunan yang homogen. e. Penandaan,pada etiket harus tertera Cobat luarD 6Syamsuni, <<97. Salep yang baik memiliki sifat E sifat sebagai berikut ' a. Stabil ' baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian. Stabilitas terkait dengan kadaluarsa, baik secara fisik 6bentuk, $arna, bau, dll7 maupun secara kimia 6 kadar2kandungan /at aktif yang tersisa 7. Stabilitas dipengaruhi oleh banyak factor, seperti suhu, kelembaban, cahaya, udara, dan lain sebagainya. b. =unak ' $alaupun salep pada umumnya digunakan pada daerah2$ilayah kulit yang terbatas, namun salep harus cukup lunak sehingga mudah untuk dioleskan. c. udah digunakan' supaya mudah dipakai, salep harus memiliki konsistensi yang tidak terlalu kental atau terlalu encer. 5ila terlalu kental, salep akan sulit dioleskan, bila terlalu encer maka salep akan mudah mengalir2meleleh ke bagian lain dari kulit. d. Protektif ' salap E salep tertentu yang diperuntukkan untuk protektif, maka harus memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar misal dari pengaruh debu, basa, asam, dan sinar matahari. e. emiliki basis yang sesuai ' basis yang digunakan harus tidak menghambat pelepasan obat dari basis, basis harus tidak mengiritasi, atau menyebabkan efek samping lain yang tidak dikehendaki. f. (omogen ' kadar /at aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga diperlukan upaya2usaha agar /at aktif tersebut dapat terdispersi2tercampur merata dalam basis. (al ini akan terkait dengan efek terapi yang akan ter"adi setelah salep diaplikasikan 6 Saifullah, <<4 ' :!, :# 7. E-a&asi M&t& Sdiaan Sa*
1. "i bahan aktif
11
Pengu"ian bahan aktif meliputi, u"i bobot "enis, u"i rotasi optic, u"i indeks bias, u"i titik lebur, dan u"i titik didih. . (omogenitas >ika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menun"ukkan susunan yang homogen. !. *aya serap air *aya serap air, diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk mengkarakterisasi basis absorpsi. 5ilanagn air dirumuskan sebagai "umlah air maksimal 6g7, yang mampu diikat oleh 1<< g basis bebas air pada suhu tertentu 6umumnya 19-<7 secara terus menerus atau dalam "angka $aktu terbatas 6umumnya # "am7, dimana air tersebut digabungkan secara manual. Gvaluasi kuantitatif dari "umlah air yang diserap dilakukan melalui perbedaan bobot penimbangan 6system mengandung air E sitem bebas air 7 atau dengan penentuan kandungan air yang akan diuraikan nanti. *aya serap air akan berubah, "ika larutan turut digabungkan didalamnya. *apat menurunkan bilangan airnya. #. &andungan air 0da tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dari salep. Penentuan kehilangan akibat pengeringan. &andungan air digunakan ukuran kehilangan masa maksimal 6B7 yang dihitung pada saat pengeringan disuhu tertentu 6umumnya 1<< - 11<7 cara tersebut merupaka metode konvensional. ara ini tidak dapat digunakan, "ika bahan obat atau bahan pembantu ada yang mngenguap 6minyak atsiri, fenol dan sebagainya7. 9. &onsistensi &onsistensi
bukanlah
istilah
yang
dirumuskan
dengan
pasti,
melainkan hanya sebuah cara, untuk mengkarakterisasikan sifat berulang, seperti sifat lunak dari sediaan se"enis salep atau mentega, melalui sebuah angka ukur. ntuk memperoleh konsistensi dapat digunakan metode berikut, penetrometer. :. Penyebaran Penyebaran salep diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit. Penentuanya dilakukan dengan e?tensometer.
12
;. kuran partikel mumnya farmakope tidak mensyaratkan pengu"ian ukuran partikel dalam salep suspensi, melainkan hanya membatasi penggunaan serbuk halus atau serbuk
yang
sangat halus. Pada
salep
mata suspense harus
diperhitungkan adanya persyaratan yang lebih ketat, meskipun berbagai farmakope melakukan pembatasan tapi syaratnya berbeda-beda.60kfar, P%2<1<7
2. KRIM
&rim
merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semisolida
sehingga mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan likuida. Sediaan krim terdiri dari dua fase yang tidak saling ampur, yaitu fase internal 6fase terdispersi7 dan fase eksternal 6fase pendispersi7 yang digabungkan dengan adanya surfaktan. Pada umumnya sediaan krim dibagi men"adi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air terdiri dari tetes-tetes kecil minyak 6fase internal7 yang terdispersi dalam air 6fase eksternal7, dan sebaliknya pada krim air dalam minyak. K&aitas "asar Kri/0 + •
Stabil, selama masih dipakai mengobati. aka krim harus bebas dari inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam
•
kamar. =unak, yaitu semua /at dalam keadaan halus dan seluruh produk men"adi
•
lunak dan homogen. udah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah
•
dipakai dan dihilangkan dari kulit. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada penggunaan 60nief, 133#7
BaanBaan Pn,&s&n Kri/ •
Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam. ontoh ' asam stearat, adepslanae, paraffin liHuidum, paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya.
13
•
Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa. ontoh ' a tetraborat 6bora?, a biboras7, Trietanolamin2 TG0, aO(, &O(, aO!, @liserin, Polietilenglikol2 PG@, Propilenglikol, Surfaktan 6a lauril sulfat, a setostearil alkohol, polisorbatum2 T$een, Span dan sebagainya7.
Mtd P/4&atan Kri/
Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi. 5iasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu ;<-;9, sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak. &emudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama 9-1< menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin2lemak. Selan"utnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus-menerus sampai campuran mengental. 5ila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan men"adi padat, sehingga ter"adi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair 6unson, 13317. Sta4iitas Sdiaan Kri/
Sediaan krim dapat men"adi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim "ika /at pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan "ika diketahui pengencer yang cocok. &rim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam $aktu satu bulan. E-a&asi /&t& 5ri/
0gar system penga$asan mutu dapat berfungsi dengan efektif, harus dibuatkan kebi"aksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini harus selalu ditaati. Pertama, tu"uan pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat yang baik. &edua, setia pelaksanaan harus berpegang teguh pada standar atau
14
spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard an spesifikasi yang telah ada. 1. Organoleptis Gvalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, $arna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden 6 dengan kriteria tertentu 7 dengan menetapkan kriterianya pengu"ianya 6 macam dan item 7, menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik. . Gvaluasi p( Gvaluasi p( menggunakan alat p( meter, dengan cara perbandingan :< g ' << ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan p( meter, catat hasil yang tertera pada alat p( meter. !. Gvaluasi daya sebar *engan cara se"umlah /at tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. &emudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang $aktu 1 E menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar 6 dengan $aktu tertentu secara teratur 7. #. Gvaluasi penentuan ukuran droplet ntuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada ob"ek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan E tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya. 9. "i aseptabilitas sediaan. *ilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu Huisioner di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. &emudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing kriteria. isal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut. 2.6 STAN"ARISASI PRO"UK SA!EP "AN KRIM
5erdasarkan PO5 <<:, diatur mengenai standarisasi produk krim dan salep sebagai berikut. 1. Produk cairan, krim dan salep hendaklah diproduksi sedemikian rupa agar terlindung dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain. Penggunaan
15
sistem tertutup untuk produksi dan transfer sangat dian"urkan. 0rea produksi di mana produk atau $adah bersih tanpa tutup terpapar ke lingkungan hendaklah diberi ventilasi yang efektif dengan udara yang disaring. . Tangki, $adah, pipa dan pompa yang digunakan hendaklah didesain dan dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pembersihan dan bila perlu disanitasi. *alam mendesain peralatan hendaklah diperhatikan agar sesedikit mungkin adanya sambungan mati (dead-legs) atau ceruk di mana residu dapat terkumpul dan menyebabkan perkembangbiakan mikroba. !. Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindarkan. 5a"a tahan karat bermutu tinggi merupakan bahan pilihan untuk bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk. #. &ualitas kimia dan mikrobiologi air yang digunakan hendaklah ditetapkan dan selalu dipantau. Pemeliharaan sistem air hendaklah diperhatikan untuk menghindari perkembangbiakan mikro-ba. Sanitasi secara kimia$i pada sistem air hendaklah diikuti pembilasan yang prosedurnya telah divalidasi agar sisa bahan sanitasi dapat dihilangkan secara efektif. 9. Perhatian hendaklah diberikan pada transfer bahan melalui pipa untuk memastikan bahan tersebut ditransfer ke tu"uan yang benar. :. 0pabila "aringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan a$al atau produk ruahan, hendaklah diperhatikan agar sistem tersebut mudah dibersihkan. >aringan pipa hendaklah didesain dan dipasang sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar dan dibersihkan. ;. &etelitian sistem pengukur hendaklah diverifikasi. Tongkat pengukur hanya boleh digunakan untuk be"ana tertentu dan telah dikalibrasi untuk be"ana yang bersangkutan. Tongkat pengukur hendaklah terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dan tidak menyerap 6misal' bukan kayu7. 4. Perhatian hendaklah diberikan untuk mempertahankan homogenitas cam puran, suspensi dan produk lain selama pengisian. Proses pencampuran dan pengisian hendaklah divalidasi. Perhatian khusus hendaklah diberikan pada a$al pengisian, sesudah penghentian dan pada akhir proses pengisian untuk memastikan produk selalu dalam keadaan homogen.
16
3. 0pabila produk ruahan tidak langsung dikemas hendaklah dibuat ketetapan mengenai $aktu paling lama produk ruahan boleh disimpan serta kondisi penyimpanannya dan ketetapan ini hendaklah dipatuhi. P/4&atan Prd&5 Sa* "an Kri/
Prinsip Produk cairan, krim dan salep sangat rentan terhadap pencemaran mikroba dan pencemaran lain selama pembuatan. *engan demikian tindakan khusus harus dilakukan untuk mencegah tiap pencemaran. atatan ' Pembuatan produk cairan, krim dan salep harus dilakukan menurut PO5 atau dengan suplemen pedoman lain yang relevan. Suplemen ini hanya menekankan hal-hal spesifik dalam pembuatan produk ini. Produksi 1. &ualitas bahan yang diterima dalam tangki hendaklah diperiksa sebelum ditransfer ke dalam tangki penampung produk ruahan. . 5ahan yang memungkinkan melepas serat atau cemaran lain, seperti kardus 6cardboard 7 atau palet kayu, hendaklah tidak dimasukkan ke dalam area di mana produk atau $adah bersih terpapar ke lingkungan
Baan Pn'/as
1. Pengadaan, penanganan dan penga$asan bahan pengemas primer dan bahan pengemas cetak serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang sama seperti terhadap bahan a$al. . Perhatian khusus hendaklah diberikan kepada bahan cetak. 5ahan cetak tersebut hendaklah disimpan dengan kondisi keamanan yang memadai dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. =abel lepas dan bahan cetak lepas lain hendaklah disimpan dan diangkut dalam $adah tertutup untuk
menghindarkan
campur
baur.
5ahan
pengemas
hendaklah
diserahkan kepada orang yang berhak sesuai prosedur tertulis yang disetu"ui.
17
!. Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas primer hendaklah diberi yang spesifik atau penandaan yang menun"ukkan identitasn ya. #. 5ahan pengemas primer, bahan pengemas cetak atau bahan cetak lain yang tidak
berlaku
lagi
atau
obsolete
hendaklah
dimusnahkan
dan
pemusnahannya dicatat. 9. ntuk menghindari campur baur, hanya satu "enis bahan pengemas cetak atau bahan cetak tertentu sa"a yang diperbolehkan diletakkan di tempat kodifikasi pada saat yang sama. (endaklah ada sekat pemisah yang memadai antar tempat kodifikasi tersebut. K'iatan Pn'/asan
1. &egiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan men"adi produk "adi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di ba$ah pengendalian yang ketat untuk men"aga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas. . (endaklah ada prosedur tertulis yang menguraikan penerimaan dan identifikasi produk ruahan dan bahan pengemas, penga$asan untuk men"amin bah$a produk ruahan dan bahan pengemas cetak dan bukan cetak serta
bahan cetak
lain yang
akan dipakai adalah benar,
penga$asanselama- proses pengemasan rekonsiliasi terhadap produk ruahan, bahan pengemas cetak dan bahan cetak lain, serta pemeriksaan hasil
akhir
pengemasan.
Semua
kegiatan
pengemasan
hendaklah
dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam Prosedur Pengemasan %nduk. +incian pelaksanaan pengemasan hendaklah dicatat dalam atatan Pengemasan 5ets. !. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bah$a area ker"a dan peralatan telah bersih serta bebas dari produk lain, sisa produk lain atau dokumen lain yang tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan yang bersangkutan.
18
#. Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak lain hendaklah diperiksa dan diverifikasi kebenarannya terhadap Prosedur Pengemasan %nduk atau perintah pengemasan khusus. PraKdi7i5asi Baan Pn'/as
=abel, karton dan bahan pengemas dan bahan cetak lain yang memerlukan pra- kodifikasi dengan nomor bets2lot, tanggal dalu$arsa dan informasi lain sesuai dengan perintah pengemasan hendaklah dia$asi dengan ketat pada tiap tahap proses, se"ak diterima dari gudang sampai men"adi bagian dari produk atau dimusnahkan. 5ahan pengemas dan bahan cetak lain yang sudah dialokasikan untuk prakodifikasi hendaklah disimpan di dalam $adah yang tertutup rapat dan ditempatkan di area terpisah serta ter"amin keamanannya. Proses pra-kodifikasi bahan pengemas dan bahan cetak lain hendaklah dilakukan di area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lainnya. Seluruh bahan pengemas dan bahan cetak lain yang telah diberi prakodifikasi hendaklah diperiksa sebelum ditransfer ke area pengemasan. Ksia*an Ja&r
Segera sebelum menempatkan bahan pengemas dan bahan cetak lain pada "alur pengemasan, personil penanggung "a$ab yang ditun"uk dari bagian pengemasan hendaklah melakukan pemeriksaan kesiapan "alur sesuai dengan prosedur tertulis yang disetu"ui oleh kepala bagian ana"emen utu 6Pemastian utu7, untuk' 1. memastikan bah$a semua bahan dan produk yang sudah dikemas dari kegiatan pengemasan sebelumnya telah benar disingkirkan dari "alur pengemasan dan area sekitarnya . memeriksa kebersihan "alur dan area sekitarnya' dan !. memastikan kebersihan peralatan yang akan dipakai. Pra5ti5 Pn'/asan
+isiko kesalahan ter"adi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan cara sebagai berikut'
19
1. menggunakan label dalam gulungan . pemberian penandaan bets pada "alur pemasangan label !. dengan menggunaan alat pemindai dan penghitung label elektronis #. label
dan bahan
cetak lain
didesain sedemikian
rupa
sehingga
masingmasing mempunyai tanda khusus untuk tiap produk yang berbedaA dan 9. di samping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung, hendaklah dilakukan pula pemeriksaan secara independen oleh bagian Penga$asan utu selama dan pada akhir proses pengemasan. :. Produk yang penampilannya mirip hendaklah tidak dikemas pada "alur yang berdampingan kecuali ada pemisahan secara fisik. ;. Pada tiap "alur pengemasan nama dan nomor bets produk yang sedang dikemas hendaklah dapat terlihat dengan "elas. 4. 8adah yang dipakai untuk menyimpan produk ruahan, produk yang baru sebagian dikemas, atau sub-bets hendaklah diberi label atau penandaan yang menun"ukkan identitas, "umlah, nomor bets dan status produk tersebut. 3. 8adah yang akan diisi hendaklah diserahkan ke "alur atau tempat pengemasan dalam keadaan bersih. 1<. Semua personil bagian pengemasan hendaklah memperoleh pelatihan agar memahami persyaratan penga$asanselama- proses dan melaporkan tiap penyimpangan yang ditemukan pada saat mereka men"alankan tanggung "a$ab spesifik tersebut. 11. 0rea pengemasan hendaklah dibersihkan secara teratur dan sering selama "am ker"a dan tiap ada tumpahan bahan. Personil kebersihan hendaklah
20
diberi pelatihan untuk tidak melakukan praktik yang dapat menye babkan campur baur atau pencemaran silang. 1. 5ila ditemukan bahan pengemas cetak pada saat pembersihan hendaklah diberikan kepada supervisor, yang selan"utnya ditempatkan di dalam $adah yang disediakan untuk keperluan rekonsiliasi dan kemudian dimusnahkan pada akhir proses pengemasan. 1!. &emasan akhir dan kemasan setengah "adi yang ditemukan di luar "alur pengemasan hendaklah diserahkan kepada supervisor dan tidak boleh langsung dikembalikan ke "alur pengemasan. 5ila produk tersebut setelah diperiksa oleh supervisor ternyata identitasnya sama dengan bets yang sedang dikemas
dan keadaannya
baik,
maka
supervisor
dapat
mengembalikannya ke "alur pengemasan yang sedang ber"alan. &alau tidak, maka bahan tersebut hendaklah dimusnahkan dan "umlahnya dicatat. 1#. Produk yang telah diisikan ke dalam $adah akhir tetapi belum diberi label hendaklah dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari campur baur. 19. 5agian peralatan pengemas yang biasanya tidak bersentuhan dengan produk ruahan tapi dapat men"adi tempat penumpukan debu, serpihan, bahan pengemas ataupun produk yang kemudian dapat "atuh ke dalam produk atau mencemari atau dapat men"adi penyebab campur baur produk yang sedang dikemas, hendaklah dibersihkan dengan cermat 1:. (endaklah diambil tindakan untuk mengendalikan penyebaran debu selama proses pengemasan khususnya produk kering. 0rea pengemasan yang terpisah diperlukan untuk produk tertentu misalnya obat yang berdosis rendah dan berpotensi tinggi atau produk toksik dan bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi. dara bertekanan tidak boleh digunakan untuk membersihkan peralatan di area kegiatan pengemasan di mana pencemaran silang dapat ter"adi.
21
1;. Pemakaian sikat hendaklah dibatasi karena dapat menimbulkan bahaya pencemaran dari bulu sikat dan2atau partikel yang menempel pada sikat. 14. Personil hendaklah diingatkan untuk tidak menaruh bahan pengemas atau produk di dalam saku mereka. 5ahan tersebut hendaklah diba$a dengan tangan atau di dalam $adah yang tertutup dan diberi tanda yang "elas. 13. 5ahan yang diperlukan dalam proses pengemasan seperti pelumas, perekat, tinta, cairan pembersih, dan sebagainya, hendaklah disimpan di dalam $adah yang "elas tampak berbeda dengan $adah yang dipakai untuk pengemasan produk dan hendaklah diberi penandaan yang "elas dan mencolok sesuai dengan isinya. Pn,saian K'iatan Pn'/asan
1. Pada penyelesaian kegiatan pengemasan, hendaklah kemasan terakhir diperiksa dengan cermat untuk memastikan bah$a kemasan produk tersebut sepenuhnya sesuai dengan Prosedur Pengemasan %nduk. (anya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan sa"a yang boleh ditempatkan pada satu palet. 5ila ada karton yang tidak penuh maka "umlah kemasan hendaklah dituliskan pada karton tersebut. . Setelah proses rekonsiliasi pengemasan, kelebihan bahan pengemas dan produk ruahan yang akan disingkirkan hendaklah dia$asi dengan ketat agar hanya bahan dan produk yang dinyatakan memenuhi syarat sa"a yang dapat dikembalikan ke gudang untuk dimanfaatkan lagi. 5ahan dan produk tersebut hendaklah diberi penandaan yang "elas. !. Supervisor hendaklah menga$asi penghitungan dan pemusnahan bahan pengemas dan produk ruahan yang tidak dapat lagi dikembalikan ke gudang. Semua sisa bahan pengemas yang sudah diberi penandaan tapi tidak terpakai hendaklah dihitung dan dimusnahkan. >umlah yang dimusnahkan hendaklah dicatat pada catatan pengemasan bets.
22
#. Supervisor hendaklah menghitung dan mencatat "umlah pemakaian neto semua bahan pengemas dan produk ruahan. 9. Tiap penyimpangan hasil yang tidak dapat di"elaskan atau tiap kegagalan untuk memenuhi spesifikasi hendaklah diselidiki secara teliti dengan mempertimbangkan bets atau produk lain yang mungkin "uga terpengaruh. :. Setelah rekonsiliasi disetu"ui, produk "adi hendaklah ditempatkan di area karantina produk "adi sambil menunggu pelulusan dari kepala bagian ana"emen utu 6Pemastian utu7. Pn'a8asan Sa/a Prss
1. ntuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang men"elaskan pengambilan sampel, pengu"ian atau pemeriksaan yang harus dilakukan selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetu"ui oleh kepala bagian ana"emen utu 6Pemastian utu7 dan hasilnya dicatat. Penga$asan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi kiner"a dari proses produksi yang mungkin men"adi penyebab variasi karakteristik produk selama proses ber"alan. . Prosedur tertulis untuk penga$asan- selama-proses hendaklah dipatuhi. Prosedur tersebut hendaklah men"elaskan titik pengambilan sampel, frekuensi pengambilan sampel, "umlah sampel yang diambil, spesifikasi yang harus diperiksa dan batas penerimaan untuk tiap spesifikasi. !. *i samping itu, penga$asan-selamaproses hendaklah mencakup, tapi tidak terbatas pada prosedur umum sebagai berikut' #. semua parameter produk, volume atau "umlah isi produk hendaklah diperiksa pada saat a$al dan selama proses pengolahan atau pengemasanA dan 9. kemasan akhir hendaklah diperiksa selama proses pengemasan dengan selang $aktu yang teratur untuk memastikan kesesuaiannya dengan 23
spesifikasi dan memastikan semua komponen sesuai dengan yang ditetapkan dalam Prosedur Pengemasan %nduk. :. Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel pada a$al, tengah dan akhir proses oleh personil yang ditun"uk. ;. (asil pengu"ian2inspeksi selama proses hendaklah dicatat, dan dokumen tersebut hendaklah men"adi bagian dari catatan bets. 4. Spesifikasi
penga$asan-selama-proses
hendaklah
konsisten
dengan
spesifikasi produk. Spesifikasi tersebut hendaklah berasal dari hasil ratarata proses sebelumnya yang diterima dan bila mungkin dari hasil estimasi variasi proses dan ditentukan dengan menggunakan metode statistis yang cocok bila ada Baan "an Prd&5 Yan' "ita50 "i*&i5an "an "i5/4ai55an
1.
5ahan *an Produk )ang ditolak hendaklah diberi penandaan yang "elas dan disimpan terpisah di Carea terlarangD 6restricted area7. 5ahan atau produk tersebut hendaklah dikembalikan kepada pemasoknya atau, bila dianggap perlu, diolah ulang atau dimusnahkan. =angkah apapun yang diambil hendaklah lebih dulu disetu"ui oleh kepala bagian ana"emen utu 6Pemastian utu7 dan dicatat.
.
Pengolahan ulang produk yang ditolak hendaklah merupakan suatu kekecualian. (al ini hanya diperbolehkan "ika mutu produk akhirnya tidak terpengaruh, bila spesifikasinya dipenuhi dan prosesnya diker"akan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan disetu"ui setelah dilakukan evaluasi terhadap risiko yang mungkin timbul. atatan pengolahan ulang hendaklah disi mpan.
!.
Pemulihan semua atau sebagian dari bets sebelumnya, yang memenuhi persyaratan mutu, dengan cara penggabungan ke dalam bets lai n dari produk yang sama pada suatu tahap pembuatan obat, hendaklah diotorisasi sebelumnya. Pemulihan ini hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan setelah dilakukan evaluasi terhadap risiko yang mungkin ter"adi, termasuk
24
kemungkinan pengaruh terhadap masa edar produk. Pemulihan ini hendaklah dicatat. #.
&epala
bagian
ana"emen
utu
6Pemastian
utu7
hendaklah
mempertimbangkan perlunya pengu"ian tambahan untuk produk hasil pengolahan ulang, atau bets yang mendapat produk yang dipulihkan. 9.
5ets yang mengandung produk pulihan hanya boleh diluluskan setelah semua bets asal produk pulihan yang bersangkutan telah dinilai dan dinyatakan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
:.
Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari penga$asan industri pembuat hendaklah dimusnahkan. Produk tersebut dapat di"ual lagi, diberi label kembali atau dipulihkan ke bets berikut hanya bila tanpa ragu mutunya masih memuaskan setelah dilakukan evaluasi secara kritis oleh kepala bagian ana"emen utu 6Pemastian utu7 sesuai prosedur tertulis. Gvaluasi tersebut meliputi pertimbangan sifat produk, kondisi penyimpanan khusus yang diperlukan, kondisi dan ri$ayat produk serta lamanya produk dalam peredaran. 5ilamana ada keraguan terhadap mutu, produk tidak boleh dipertimbangkan untuk didistribusikan atau dipakai lagi, $alaupun pemrosesan ulang secara kimia untuk memperoleh kembali bahan aktif dimungkinkan. Tiap tindakan yang diambil hendaklah dicatat dengan baik. Karantina "an Pn,raan Prd&5 Jadi
1.
&arantina produk "adi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum penyerahan ke gudang dan siap untuk didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk diserahkan ke gudang, penga$asan yang ketat hendaklah dilaksanakan untuk memastikan produk dan catatan pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi yang ditentukan.
.
Prosedur tertulis hendaklah mencantumkan cara penyerahan produk "adi ke area karantina, cara penyimpanan sambil menunggu pelulusan, persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh pelulusan, dan cara pemindahan selan"utnya ke gudang produk "adi.
25
!.
Selama menunggu pelulusan dari bagian ana"emen utu 6Pemastian utu7, seluruh bets2lot yang sudah dikemas hendaklah ditahan dalam status karantina.
#.
&ecuali sampel untuk penga$asan mutu, tidak boleh ada produk yang diambil dari suatu bets2lot selama produk tersebut masih ditahan di area karantina.
9.
0rea karantina merupakan area terbatas hanya bagi personil yang benar benar diperlukan untuk beker"a atau diberi $e$enang untuk masuk ke area tersebut.
:.
Produk "adi yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus hendaklah diberi penandaan "elas yang menyatakan kondisi penyimpanan yang diperlukan, dan produk tersebut hendaklah disimpan di area karantina dengan kondisi yang sesuai.
;.
Pelulusan akhir produk hendaklah didahului dengan penyelesaian yang memuaskan dari paling tidak hal sebagai berikut'
4.
Produk memenuhi persyaratan mutu dalam semua spesifikasi pengolahan dan pengemasan
3.
Sampel pertinggal dari kemasan yang dipasarkan dalam "umlah yang mencukupi untuk pengu"ian di masa mendatang 1<. Pengemasan dan penandaan memenuhi semua persyaratan sesuai hasil pemeriksaan oleh bagian Penga$asan utu 11. +ekonsiliasi bahan pengemas cetak dan bahan cetak dapat diterimaA dan 1. Produk "adi yang diterima di area karantina sesuai dengan "umlah yang tertera pada dokumen penyerahan barang. 1!. Setelah pelulusan suatu bets2lot oleh bagian ana"emen utu 6Pemastian utu7, produk tersebut hendaklah dipindahkan dari area karantina ke gudang produk "adi. 1#. Se$aktu menerima produk "adi, personil gudang hendaklah mencatat pemasukan bets tersebut ke dalam kartu stok yang bersangkutan.
26
Catatan "an Pn'ndaian Pn'iri/an O4at
Sistem
distribusi
hendaklah
didesain sedemikian
rupa
untuk
memastikan produk yang pertama masuk didistribusikan lebih dahulu. Sistem distribusi hendaklah menghasilkan catatan sedemikian rupa sehingga distribusi tiap bets2lot obat dapat segera diketahui untuk mempermudah penyelidikan atau penarikan kembali "ika diperlukan. Prosedur tertulis mengenai distribusi obat hendaklah dibuat dan dipatuhi. Penyimpangan terhadap konsep first-in first-out 6 FIFO7 atau first-expire first-out 6 FEFO7 hendaklah hanya diperbolehkan untuk "angka $aktu yang pendek dan hanya atas persetu"uan pimpinan yang bertanggung "a$ab. Pn,i/*ana Baan A8a0 Baan Pn'/as0 Prd&5 Antara0 Prd&5 R&aan "an Prd&5 Jadi
1.
Semua bahan dan produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk mencegah risiko campur baur atau pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.
.
5ahan dan produk hendaklah tidak diletakkan langsung di lantai dan dengan "arak yang cukup terhadap sekelilingnya.
!.
5ahan dan produk hendaklah disimpan dengan kondisi lingkungan yang sesuai. Penyimpanan yang memerlukan kondisi khusus hendaklah disediakan.
#.
&ondisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera pada penandaan berdasarkan hasil u"i stabilitas.
9.
*ata pemantauan suhu hendaklah tersedia untuk dievaluasi. 0lat yang dipakai untuk pemantauan hendaklah diperiksa pada selang $aktu yang telah ditentukan dan hasil pemeriksaan hendaklah dicatat dan disimpan. Semua catatan pemantauan hendaklah disimpan untuk "angka $aktu paling tidak sama dengan umur bahan atau produk yang bersangkutan ditambah 1 tahun, atau sesuai dengan peraturan pemerintah. Pemetaan suhu hendaklah dapat menun"ukkan suhu sesuai batas spesifikasi di semua area fasilitas penyimpanan. *isarankan agar alat pemantau suhu diletakkan di area yang paling sering menun"ukkan fluktuasi suhu.
27
:.
Penyimpanan di luar gedung diperbolehkan untuk bahan yang dikemas dalam $adah yang kedap 6misalnya drum logam7 dan mutunya tidak terpengaruh oleh suhu atau kondisi lain.
;.
&egiatan pergudangan hendaklah terpisah dari kegiatan lain.
4.
Semua penyerahan ke area penyimpanan, termasuk bahan kembalian, hendaklah didokumentasikan dengan baik.
3.
Tiap bets bahan a$al, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk "adi yang disimpan di area gudang hendaklah mempunyai kartu stok. &artu stok tersebut hendaklah secara periodik direkonsiliasi dan bila ditemukan perbedaan hendaklah dicatat dan diberikan alas an bila "umlah yang disetu"ui untuk pemakaian berbeda dari "umlah pada saat penerimaan atau pengiriman. (al ini hendaklah didokumentasikan dengan pen"elasan tertulis.
Pn,i/*anan Baan A8a "an Baan Pn'/as
1.
Pemisahan secara fisik atau cara lain yang tervalidasi 6misalnya cara elektronis7 hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan atau produk yang ditolak, dalu$arsa, ditarik dari peredaran atau obat atau bahan kembalian. 5ahan atau produk, dan area penyimpanan tersebut hendaklah diberi identitas yang tepat.
.
Semua bahan a$al dan bahan pengemas yang diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa kebenaran identitas, kondisi $adah dan tanda pelulusan oleh bagian Penga$asan utu.
!.
5ila identitas atau kondisi $adah bahan a$al atau bahan pengemas diragukan atau tidak sesuai dengan persyaratan identitas atau kondisinya, $adah tersebut hendaklah dikirim ke area karantina. Selan"utnya pihak Penga$asan utu hendaklah menentukan status bahan tersebut.
28
#.
5ahan a$al dan bahan pengemas yang ditolak hendaklah tidak disimpan bersama-sama dengan bahan yang sudah diluluskan, tapi dalam area khusus yang diperuntukkan bagi bahan yang ditolak.
9.
5ahan cetak hendaklah disimpan di Carea penyimpanan terlarangD 6restricted storage area7 dan penyerahan di ba$ah penga$asan yang ketat.
:.
Stok tertua bahan a$al dan bahan pengemas dan yang mempunyai tanggal dalu$arsa paling dekat hendaklah digunakan terlebih dahulu 6prinsip F%FO dan FGFO7.
;.
5ahan a$al dan bahan pengemas hendaklah diu"i ulang terhadap identitas, kekuatan, mutu dan kemurnian, sesuai kebutuhan, misalnya setelah disimpan lama, atau terpapar ke udara, panas atau kondisi lain yang mungkin berdampak buruk terhadap mutu. Pn,i/*anan Prd&5 Antara0 Prd&5 R&aan "an Prd&5 Jadi
Produk antara, produk ruahan dan produk "adi hendaklah dikarantina selama menunggu hasil u"i mutu dan penentuan status. Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk memastikan bah$a bahan yang diterima sesuai dengan dokumen pengiriman. Tiap $adah produk antara, produk ruahan dan produk "adi yang diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa kesesuaian identitas dan kondisi $adah. 5ila identitas atau kondisi $adah produk antara, produk ruahan dan produk "adi diragukan atau tidak sesuai dengan persyaratan identitas atau kondisinya, $adah tersebut hendaklah dikirim ke area karantina. Selan"utnya pihak Penga$asan utu hendaklah menentukan status produk tersebut. Pn'iri/an "an Pn'an'5&tan
1. 5ahan dan obat hendaklah diangkut dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak merusak keutuhannya dan kondisi penyimpanannya ter"aga. . Perhatian khusus hendaklah diberikan bila menggunakan es kering dalam rangkaian sistem pendinginan. *i samping itu, tindakan pengamanan
29
hendaklah memastikan agar bahan atau produk tidak bersentuhan langsung dengan es kering tersebut, karena dapat berdampak buruk terhadap mutu produk, misalnya ter"adi pembekuan. !. 5ilamana perlu, dian"urkan penggunaan alat untuk memantau kondisi, misalnya
suhu,
selama
pengangkutan.
(asil pemantauan tersebut
hendaklah dicatat untuk pengka"ian. #. Pengiriman dan pengangkutan bahan atau obat hendaklah dilaksanakan hanya setelah ada order pengiriman. Tanda terima order pengiriman dan pengangkutan bahan hendaklah didokumentasikan. 9. Prosedur pengiriman hendaklah dibuat dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan sifat bahan dan obat yang akan dikirim serta tindakan pencegahan khusus yang mungkin diperlukan. :. 8adah luar yang akan dikirim hendaklah memberikan perlindungan yang cukup terhadap seluruh pengaruh luar serta diberi label yang "elas dan tidak terhapuskan. ;. atatan pengiriman hendaklah disimpan, yang menyatakan minimal' 4. tanggal pengiriman 3. nama dan alamat pelanggan 1<. uraian tentang produk, misalnya nama, bentuk dan kekuatan sediaan 6bila perlu7, nomor bets dan "umlahA dan 11. kondisi pengangkutan dan penyimpanan. 1. Semua catatan hendaklah mudah diakses dan tersedia bila diminta. Cnt aidasi "an Standarisasi Prd&5 N
PER!AKUAN
A!I"ASI
STAN"ARISASI
RENTANG
30
O aidasi dan Standarisasi Baan Ba5& 1 Pasca Panen ara panen
NI!AI
5agian tanaman yang digunakan
*aun yang masih
mur tanaman
muda
Sumber bahan
Tanaman muda
Teknik pengumpulan
Tanaman budidaya *engan tangan2memetik atau alat non besi
Sortasi basah
5ebas dari benda asing dan tanah, tidak mengandung lendir dan tidak mengandung bahan
Pencucian
beracun 0ir mengalir atau air bersih yang
etode pera"angan etode pengeringan
mengandung sedikit mikroba Tidak menggunakan pera"angan *ikeringkan dengan cara dioven
pada suhu #<-9<. etode pengemasan enggunakan plastik
"i
&ebenaran
5ahan
yang
kedap air, inert, diberi laber Parameter Spesifik 1. %dentitas . Organoleptik 6akroskopik7 6etode dan 0lat7 !. Pengamatan mikroskopik diba$ah mikroskop #. Penetapan kadar sari dengan metode
maserasi
dan
gravimetri 9. "i kandungan kimia Parameter on 1. Susut pengeringan . Penetapan kadar abu dengan Spesifik 6etode metode gravimetri dan 0lat7 !.Penetapan kadar air dengan metode destilasi a/eotrop #. Penetapan sisa pestisida 9. Penetapan cemaran logam berat :. Penetapan cemaran mikroba ;.Penetapan kapang, khamir, aflatoksin aidasi dan Standarisasi Prss Prd&5si ! Pengubahan etode dan 0lat
#
Simplisia dibuat serbuk dengan
5entuk Simplisia
cara diblender
Gkstraksi
dengan ayakan mesh no. !< Serbuk simplisia di ekstraksi
etode, pelarut digunakan
alat,
dan yang
dengan
dan
menggunakan
kuran
bahan
di ayak berkisar antara #<:< mesh
metode
maserasi dengan alat maserator
31
9
Pemekatan
menggunakan pelarut methanol Gkstrak cair dipekatkan oleh
etode dan alat
rotary evaporator dengan metode :
"i utu Gkstrak
Parameter
tekanan uap tinggi. Spesifik 1. Pengukuran 5> menggunakan
6metode dan alat7
piknometer . &andungan senya$a
tertentu
dengan u"i kualitatif tanin !. Pengu"ian p( dengan p( meter #. Pola dinamolisa di ukur dengan kertas saring yang tengahnya dilalui oleh benang kasur yang mengalirkan ekstrak 9.Pola kromatografi di dengan Tipis on 1.Susut
Parameter Spesifik
6metode
dan alat7
&romatografi pengeringan
ukur =apis ekstrak 1. Selisih bobot tetap
dilakukan berbarengan dengan penentuan kadar air . &adar air menggunakan metode destilasi a/eotrop !. &adar abu menggunakan metode
<,9 . &adar air I 1
gravimetri
0sam
'
I
13B c. #.
&adar
sari
dianalisis
0=
0ir ' tidak
menggunakan metode maserasi dan gravimetri.
&adar
ada batasan #.
&adar
Sari
=arut Gtanol ' J :,!B 9.
&adar
Sari
=arut 0ir ' J 14B ;
"i
0ktivitas
etode dan alat
Gkstrak
"i
aktivitas
antibakteri cara
4
ekstrak
sebagai
dilakukan
dengan
mikrobiologi
metode
Pembuatan
Pra-formulasi
hambatan /ona bening 5entuk yang akan dibuat yaitu
Sediaan
6bentuk sediaan dan
salep, krim.
eksifient7
Salep
etode Pelelehan' /at pemba$a dan /at berkhasiat dilelehkan bersama
dan
diaduk
sampai
32
membentuk
fasa
yang
homogeny. etode Triturasi ' /at yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu /at pembantu, kemudian
dilan"utkan
dengan
penambahan sisa basis
&rim proses peleburan dan proses emulsifikasi. komponen
5iasanya yang
tidak
bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air
pada
suhu
;<-;9,
sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang
sama
dengan
komponen lemak. &emudian larutan
berair
secara
perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan,
temperatur
dipertahankan selama 9-1< menit
untuk
mencegah
kristalisasi dari lilin2lemak. Selan"utnya
campuran
perlahan-lahan dengan
didinginkan
pengadukan
terus-menerus
yang sampai
campuran mengental. 5ila larutan berair tidak sama temperaturnya leburan
lemak,
dengan maka
33
beberapa lilin akan men"adi padat,
sehingga
ter"adi
pemisahan antara fase lemak dengan fase cair 4 Formulasi etode dan alat aidasi dan Standarisasi Prd&5 3. Gvaluasi Parameter fisika dan
Salep 1. >i bahan aktif kimia 6metode dan . (omogenitas alat7 !. *aya serap air #. &andungan air 9. &nnsistensi :. Penyebaran ;. kuran partikel &rim 1. Pengamatan organoleptik
meliputi ' bentuk, $arna, rasa,
1<
Pengemasan
dan bau. .p( !. *aya sebar #. Penentuan ukuran droplet 9. "i aseptabilitas sediaan etode pengemasan 5ahan pengemas, $adah pengemas,
"alur
pengemasan,
karantina
dan
penyimpanan
produk
34