ATEROSKLEROSIS
Aterosklerosis adalah penyakit akibat respon peradangan pada pembuluh darah, bersifat progresif, yang ditandai dengan deposit massa kolagen, kolesterol, produk buangan sel dan kalsium, disertai proliferasi miosit yang menimbulkan penebalan dan pengerasan dinding arteri, sehingga mengakibatkan kekakuan dan kerapuhan arteri (Stary, 2000). 2000). Pembuluh darah yang yang sering sering terken terkenaa aterosk aterosklero lerosis sis dianta diantaran ranya ya arteri arteri korone koroner, r, aorta, aorta, dan arteri arteri serebru serebrum m (Corwin, 200).
!ekanisme !ekanisme pembentuk pembentukan an ateroskleros aterosklerosis is diawali diawali dengan dengan tingginya tingginya kadar kolesterol dalam dalam darah darah yang yang dibawa dibawa oleh oleh lipopr lipoprote otein in berden berdensita sitass rendah rendah ("#"). ("#"). "#" kemudia kemudian n memasukkan kolesterol ke dalam sel epitel pembuluh darah. $olesterol ini dianggap sebagai benda asing sehingga menarik monosit masuk ke dalam epitel lumen. !onosit itu kemudian akan berubah men%adi makrofag yang akan menghasilkan senyawa superoksida yang dapat mengok mengoksida sidasi si "#". "#". "#" yang yang teroks teroksida idasi si ini mengel mengeluar uarkan kan koleste kolesterol rol yang yang kemudi kemudian an difagosit oleh makrofag men%adi sel busa. $olesterol yang tinggi akan terus menyebabkan sel busa terakumulasi semakin s emakin banyak pada sel epitel pembuluh darah. Sel busa ini mengganggu elastisitas pembuluh darah dan menyebabkan kekakuan. $ekakuan ini menyebabkan retak dan luka luka pada pada pembul pembuluh uh darah darah luka luka ini menyeb menyebabk abkan an aktifn aktifnya ya sistem sistem pembek pembekuan uan darah darah sehin sehingg ggaa terb terben entu tuk k trom trombu bus. s. &romb rombus us yang yang terb terben entu tuk k pada pada dind dindin ing g pemb pembul uluh uh darah darah menyebabkan permukaan lumen men%adi tidak rata (membentuk ton%olan). &rombus akan meny menyeb ebabk abkan an ion ion kalsi kalsium um dala dalam m alir aliran an dara darah h terti tertimb mbun un memb memben entu tuk k atero ateroma ma yang yang menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah. &rombus ini dapat terlepas dan terbawa hingga ke kapiler dan menyebabkan penyumbatan penyumbatan pembuluh darah kapiler (Corwin, 200).
$omplikasi pada sistem kardio'askuler berkaitan erat dengan ter%adinya aterosklerosis. Pada tahap awal umumnya ter%adi hipertensi, kemudian dapat %uga ter%adi iskemia, angina pektoris, kardiomegali, %antung koroner serta ter%adinya aliran darah balik ke paruparu. HIPERTENSI
#efinisi ipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari *+0 mmg dan tekanan darah diastolik lebih dari 0 mmg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan -ukup istirahattenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam %angka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada gin%al (gagal gin%al), %antung (penyakit %antung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi se-ara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. /anyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan %umlahnya terus meningkat. leh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan (P1$3, 20*). !enurut American Heart Association (AA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah men-apai angka hingga 4+, %uta %iwa, namun hampir sekitar 05 kasus tidak diketahui penyebabnya. ipertensi merupakan silent killer dimana ge%ala dapat ber'ariasi pada masingmasing indi'idu dan hampir sama dengan ge%ala penyakit lainnya (AA, 20*0). &ekanan darah bergantung pada ke-epatan denyut %antung, 'olume sekun-up, dan tahanan perifer, maka peningkatan salah satu dari tiga faktor tersebut yang tidak dikompensasi akan menyebabkan tekanan darah tinggi. Peningkatan frekuensi denyut %antung dapat ter%adi karena perangsangan yang abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan ke-epatan denyut %antung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Peningkatan 'olume sekun-up yang berlangsung lama dapat ter%adi apabila terdapat peningkatan 'olume plasma yang berkepan%angan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh gin%al atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron atau penurunan aliran darah ke gin%al dapat mengubah penanganan air dan mineral oleh gin%al. Penambahan 'olume darah akan meningkatkan 'olume diastolik akhir sehingga ter%adi peningkatan 'olume sekun-up dan tekanan darah. Selain itu pada penderita #! diamana darah men%adi kental akibat kadar gula yang tinggi akan menambah kontraktilitas otot %antung sehingga tekanan darah meningkat. Pada retensi elektrolit 'iskositas darah akan meningkat (6unawan, 200*).
Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung %awab pada perubahaan tekanan darah yang ter%adi pada lan%ut usia. Perubahaan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas %aringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang menyebabkan penurunan distensi dan daya regang pembuluh darah. Akibat hal tersebut, aorta dan arteri besar mengalami penurunan kemampuan dalam mengakomodasi 'olume darah yang dipompa oleh %antung ('olume sekun-up) sehingga mengakibatkan penurunan -urah %antung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin, 200). Peningkatan tahanan perifer yang berlangsung lama dapat ter%adi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol atau responsi'itas berlebihan dari arteriol terhadap perangsangan normal. Peningkatan tahanan perifer %uga disebabkan oleh kekakuan dinding pembuluh darah karena plak yang menenpel pada pembuluh darah dan menurunkan la%u alir darah sehingga men-etuskan faktor lokal yang menyebabkan 'asokonstriksi sehingga tahanan perifer meningkat dan ter%adi tekanan darah tinggi. ipertensi dapat ditimbulkan akibat aterosklerosis karena pembentukan trombus, %aringan parut, dan proliferasi sel otot polos yang menyebabkan lumen arteri berkurang serta resistensi terhadap aliran darah yang melintasi arteri meningkat. 7entrikel kiri harus memompa se-ara lebih kuat untuk menghasilkan -ukup gaya yang mendorong darah melewati sistem 'askular yang menyempit sehingga dapat timbul hipertensi. ipertensi %uga dapat dipengaruhi oleh 'iskositas darah yang meningkat (Corwin, 200). Pada pemeriksaan fisik, tidak di%umpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus). !enurut Pri-e, ge%ala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebardebar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing (Pri-e, 200). 6e%alage%ala penyakit yang biasa ter%adi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, %antung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, -epat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering ken-ing di malam hari. 6e%ala akibat komplikasi hipertensi yang pernah di%umpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, %antung, fungsi gin%al dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan ke%ang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma. Sebagian besar ge%ala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahuntahun adalah nyeri kepala saat
ter%aga, kadang kadang disertai mual dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial (Corwin, 200)
Ameri-an eart Asso-iation, 20*0, Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report
From
the
American
Heart
Association,
A'ailable
from8
http8-ir-.aha%ournals.org-gi-ontentfull*2*4e+9, #iakses tanggal 2+ !ei 20*9. Corwin, 1., 200, Buku Saku Patoisiolo!i, 16C, :akarta. 6unawan, "., 200*, Hipertensi : "ekanan Darah "in!!i, $anisius, ;ogyakarta. Perhimpunan #okter Spesialis $ardio'askular 3ndonesia, 20*, Pedoman "atalaksana Hipertensi Pada Pen#akit $ardio%askular , PP P1$3, :akarta. Pri-e, S., dan