ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN: DIABETES MELLITUS II
DINA RASMITA 051101056
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
A. Definisi Definisi Diabetes Diabetes Mellitus Mellitus (DM)
Diabetes Diabetes Mellitus Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang memerlukan memerlukan penga pengawas wasan an medis medis dan edukas edukasii perawat perawatan an diri diri pasien pasien secara secara kontin kontinyu. yu. DM merupakan sekelompok penyakit yang disebabkan kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Lemone & Burke, 2008). Diabet Diabetes es Mellitu Mellituss merupa merupakan kan penyak penyakit it kronis kronis yang yang ditand ditandai ai dengan dengan adanya adanya defisi defisiens ensii insuli insulin n atau ketida ketidakma kmampu mpuan an tubuh tubuh menggu menggunak nakan an insuli insulin n sehi sehing ngga ga meny menyeb ebab abka kan n kada kadarr gula gula yang yang ting tinggi gi.. Diab Diabet etes es Mell Mellit itus us dapa dapatt menyebabkan berbagai komplikasi yang serius (Black & Hawks, 2005). Diabetes Diabetes Mellitus Mellitus merupakan merupakan sekelompok sekelompok penyakit metabolik metabolik ditandai ditandai dengan dengan pening peningkat katan an kadar kadar gula gula darah darah (hiper (hipergli glikem kemia) ia) akibat akibat kelain kelainan an sekres sekresii insulin, kerja insulin atau keduanya ( American Diabetic Association Association , 2004 dalam Smeltzer & Bare, 2008). Berdas Berdasark arkan an uraian uraian di atas atas diabet diabetes es mellit mellitus us merupa merupakan kan sekelo sekelompo mpok k penyakit sistemik kronis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dara darah h
(hip (hiper ergl glik ikem emia ia))
akib akibat at
adan adanya ya
defi defisi sien ensi si
ketidakmampuan menggunakan insulin atau keduanya.
prod produk uksi si
insu insuli lin n
atau atau
B. Klasif Klasifika ikasi si Diabete Diabetess Mellitu Mellituss
Menurut ADA ( American Diabetic Association Association ) (2004); Smeltzer & Bare (2008) dalam Mulyati (2009), terdapat empat jenis utama DM , terdiri dari: 1. DM tipe I Sel beta pankreas yang menghasilkan insulin dirusak oleh proses autoimun sehingga individu memproduksi insulin dalam jumlah sedikit atau tidak ada dan memerlukan terapi insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah. DM tipe 1 biasanya terjadi pada usia < 30 tahun. 2. DM tipe II II Individu Individu mengalami mengalami penurunan penurunan sensitivita sensitivitass terhadap terhadap insulin insulin (resistensi (resistensi insuli insulin) n) dan kegaga kegagalan lan fungsi fungsi sel beta beta yang yang mengak mengakiba ibatka tkan n penuru penurunan nan produksi insulin. Insidensi terjadi pada usia > 30 tahun dan obesitas. 3. DM tipe lain Diabetes Diabetes dapat berkembang berkembang dari gangguan gangguan dan pengobatan pengobatan lain. Kelainan Kelainan geneti genetik k dalam dalam sel beta beta dapat dapat memicu memicu berkem berkemban bangny gnyaa DM. Beberap Beberapaa hormone seperti hormon pertumbuhan, kortisol, glucagon, dan epinefrin bersifat antagonis atau melawan kerja insulin. Kelebihan jumlah hormonhormon tersebut dapat menyebabkan terjadinya DM. 4. Diab Diabet etes es gest gestas asio iona nall Diabetes pada wanita yang terjadi peningkatan gula darah ketika kehamilan dan terjadi 2-5% semua wanita hamil, tetapi hilang setelah melahirkan.
Risiko Risiko terjadi terjadi pada pada wanita wanita dengan dengan anggot anggotaa keluar keluarga ga riwaya riwayatt DM dan obesitas.
C. Etio tiolog logi
Menurut Menurut Lemon & Burke (2008); (2008); Smeltzer Smeltzer & Bare (2008) etiologi etiologi DM tipe 2 yaitu: 1. DM tipe I DM tipe I disebabkan timbulnya reaksi autoimun karena peradangan sel beta. Hal ini terjadi biasanya pada individu yang memiliki antigen HLA ( Human Faktor imuno imunolog logii yaitu yaitu respon respon abnorm abnormal al Human Leucocyt Leucocytee Antigen Antigen). Faktor dimana dimana Ab terarah terarah pada pada jaringa jaringan n normal normal tubuh tubuh dengan dengan cara bereak bereaksi si terh terhad adap ap jari jaring ngan an ters terseb ebut ut seba sebaga gaii jari jaring ngan an asin asing, g, seda sedang ngka kan n fakto faktor r ling lingku kung ngan an yait yaitu u viru viruss atau atau toks toksin in yang yang mema memacu cu pros proses es yang yang dapa dapatt menimbulkan destruksi sel beta. 2. DM tipe II DM tipe tipe II diseb isebab abka kan n oleh oleh fakt fakto or obesit esitas as dan dan here hered ditas itas yang ang menimb menimbulk ulkan an penuru penurunan nan produk produksi si insuli insulin n endoge endogen n atau atau pening peningkat katan an resistensi insulin. 3. DM tipe la lain
Beberapa Beberapa hormon hormon seperti seperti hormon hormon pertumbuh pertumbuhan, an, kortisol, kortisol, glukagon, glukagon, dan epinefrin epinefrin bersifat antagonis antagonis atau melawan melawan kerja insulin. Kelebihan Kelebihan jumlah jumlah hormon-hormon tersebut dapat menyebabkan terjadinya DM. 4. Diab Diabet etes es gest gestas asio iona nall Diabet Diabetes es gestas gestasion ional al terjadi terjadi selama selama kehami kehamilan lan yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh hormon yang dieksresikan plasenta dan mengganggu kerja insulin.
D. Faktor-F Faktor-Fakto aktor r Risiko Risiko Diabetes Diabetes Mellitu Mellituss
Menurut Lemon & Burke (2008); Smeltzer & Bare (2008) dalam Mulyati (2009) faktor risiko DM tipe II meliputi: 1. Riway Riwayat at kel kelua uarg rgaa deng dengan an DM DM Pender Penderita ita DM tipe tipe II akan akan mewari mewariska skan n pada pada anakny anaknyaa dengan dengan peluan peluang g sebanyak
15-30%
resiko
berkembang
intoleransi
glukosa
(ketidakmampuan memetabolisme karbohidrat secara normal). 2.
Obesitas ( Berat badan ≥20 % berat ideal atau BMI ≥27 kg/m 2) Obesitas khususnya pada tubuh bagian atas menyebabkan berkurangnya jumlah sel reseptor insulin yang dapat bekerja di dalam sel pada otot skeletal dan jaringan lemak. Obesitas merusak kemampuan sel beta untuk melepaskan insulin saat terjadi peningkatan glukosa darah.
3. Usia
Proses Proses menua menua yang yang berlan berlangsu gsung ng setela setelah h usia usia 30 tahun tahun mengak mengakiba ibatka tkan n perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia tubuh. Salah satu komponen tubu tubuh h yang yang meng mengal alam amii peru peruba baha han n adal adalah ah sel sel beta beta pank pankre reas as yang yang menghasilkan hormon insulin, sel-sel target jaringan yang menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan hormon lain yang mempengaruhi kadar glukosa. Menurut WHO setelah usia 30 tahun, kadar glukosa darah akan naik 1-2 mg/dl/tahun pada saat puasa dan akan naik 5,6-13 mg/dl pada 2 jam setelah makan. 4. Pernah Pernah terident teridentifik ifikasi asi sebagai sebagai toleran toleransi si glukos glukosaa tergang terganggu gu (TTGT) (TTGT) atau gula darah puasa terganggu (GDPT). 5. Riwaya Riwayatt mender menderita ita hiperte hipertensi nsi.. 6.
Kadar HDL kolesterol ≤ 35 mg/dl (0,09 mmol/l) atau kadar trigliserida ≥ 259 mg/dl (2,8 mmol/l).
7. Riwayat Riwayat diabetes diabetes gestasional gestasional atau melahir melahirkan kan bayi bayi > 4 kg.
E. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Diabetes mellitus tipe II disebabkan defisiensi insulin yang menyebabkan glik glikog ogen en
meni mening ngka katt
sehi sehing ngga ga
terj terjad adii
pros proses es
peme pemeca caha han n
gluk glukos osaa
baru baru
(glukoneogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat kemudian terjad terjadii proses proses pemben pembentuk tukan an keton keton (ketog (ketogene enesis sis). ). Pening Peningkat katan an keton keton di dalam dalam plasma yang menyebabkan ketonuria (keton di dalam urin) dan kadar natrium menurun serta pH serum menurun yang menyebabkan asidosis (Price, 2002).
Defisiensi insulin menyebabkan glukosa di sel menurun sehingga kadar glukosa dalam plasma tinggi (hiperglikemia) jika hiperglikemia melebihi ambang ginjal maka akan timbul glukosuria. Glukosuria menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi (Riyadi, 2008; Price, 2002). Glukos Glukosuri uriaa mengak mengakiba ibatka tkan n kalori kalori negati negatiff sehing sehingga ga menimb menimbulk ulkan an rasa rasa lapa laparr
yang ang
tin tinggi ggi
(pol (polip ipag agi) i)..
Peng engguna gunaan an
gluk lukosa osa
oleh leh
sel sel
men menurun urun
mengakibatkan produksi metabolisme energi menjadi menurun sehingga tubuh menjadi lemah (Riyadi, 2008). Hiperglikemia mempengaruhi pembuluh darah kecil, arteri kecil sehingga suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang yang menyebabkan luka tidak cepat sembuh karena suplai makanan dan oksigen tidak adekuat yang menyebabkan terjadinya infeksi. Gangguan pembuluh darah akan menyebabkan aliran darah ke retina menurun sehingga suplai makanan dan oksigen ke retina berku berkuran rang g akibat akibatnya nya pandan pandangna gna menjad menjadii kabur. kabur. Salah Salah satu satu akibat akibat utama utama dari dari peru peruba baha han n mikr mikrov ovas asku kule lerr yait yaitu u pada pada peru peruba baha han n stru strukt ktur ur dan dan fung fungsi si ginj ginjal al sehingga terjadi nefropati. Diabates mempengaruhi syaraf-syaraf perifer, sistem syaraf otonom dan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan neuropati (Smeltzer & Bare, 2002).
F. Mani Manife fest stas asii Klin Klinis is
Menurut Smeltzer & Bare (2002), ( 2002), secara umum manifestasi klinis DM tipe II meliputi:
1. Gejala ala Awal a. Penuru Penurunan nan berat berat bada badan n dan dan rasa rasa lemah lemah Penurunan berat badan dalam waktu relatif singkat merupakan gejala awal yang sering dijumpai, selain itu rasa lemah dan capek. b. b. Bany Banyak ak ken kenci cing ng (pol (poliu iuri ri)) Terjad Terjadiny inyaa pening peningkat katan an jumlah jumlah dan frekuen frekuensi si urin. urin. Hiperg Hiperglik likemia emia meny menyeb ebab abka kan n terj terjad adin inya ya dier dieres esis is osmo osmoti tik k yang yang berd berdam ampa pak k pada pada peningkatan jumlah dan frekuensi buanga air kecil. c. Bany Banyak ak minu minum m (pol (polid idip ipsi si)) Terja Terjadi di peni pening ngka kata tan n rasa rasa haus haus.. Hal Hal ini ini terj terjad adii akib akibat at kele kelebi biha han n pengeluaran cairan karena proses diuresisi osmotik. d. Bany Banyak ak maka makan n (pol (polif ifag agi) i) Peningkatan nafsu makan yang diakibatkan dari keadaan katabolisme yang dipicu oleh kekurangan insulin dan pemecahan lemak dan protein. 2. Geja Gejala la Kro Kronis nis a. Gang Ganggu guan an peng pengli liha hata tan n Pada umumnya penderita DM mengeluh penglihatannya kabur. b. Ganggu Gangguan an syaraf syaraf tepi/k tepi/kese esemut mutan an Pada malam hari penderita sering mengeluh sakit dan kesemutan pada kaki.
c. Gata Gatall-ga gata tal/ l/bi bisu sull Keluhan gatal sering dirasakan oleh penderita biasanya gatal di daerah kemaluan, kemaluan, daerah lipatan kulit seperti seperti ketiak, ketiak, paha, di bawah payudara payudara dan sering timbul bisul dan luka yang lama sembuh. d. Gang Ganggu guan an fun fungs gsii seks seksua uall Gangguan ereksi atau disfungsi seksual sering dijumpai pada penderita laki-laki yang terkena DM. e. Keputihan Pada penderita penderita DM wanita keputihan keputihan dan gatal merupakan merupakan gejala yang sering dikeluhkan. Daya tahan penderita DM menurun sehingga mudah terkena infeksi.
G. Komp Kompli lika kasi si
Komplikasi DM terbagi dua berdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi jangka jangka pendek dan komplikasi komplikasi jangka panjang panjang (Smeltzer (Smeltzer & Bare, 2008; Black & Hawks, 2005 dalam Mulyati, 2009). a.
Komplikasi ak akut Terdapat 3 komplikasi akut utama pada pasien DM berhubungan dengan ketida ketidakse kseimb imbang angan an kadar kadar glukos glukosaa darah darah yaitu yaitu hiperg hiperglik likemi emia, a, diabet diabetik ik ketoasidosis, dan hiperglikemia hiperosmolar nonketotik.
b. b. Komp Kompli lika kasi si kro kroni niss Kompli Komplikas kasii jangka jangka panjan panjang g mempen mempengar garuhi uhi semua semua sistem sistem tubuh tubuh dan penye penyebab bab utama utama ketida ketidakma kmampu mpuan an pasien pasien.. Kompli Komplikas kasii jangka jangka panjan panjang g yaitu penyakit makrovaskular, mikrovaskular, dan neuropati.
1. Komp Kompli lika kasi si makro makrova vask skul ular ar Komplikasi makrovaskular disebabkan oleh perubahan pada pembuluh darah. Dinding pembuluh darah menebal dan menjadi oklusi oleh plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Jenis komplikasi yang pal palin ing g
seri sering ng terj terjad adii
yait yaitu u
peny penyak akit it
arte arteri ri
koro korone ner, r, peny penyak akit it
serebrovaskular, dan penyakit vaskular perifer. 2. Komp Kompli lika kasi si mikro mikrova vask skul ular ar Komplikasi Komplikasi mikrovaskular mikrovaskular pada pasien pasien DM menyebabk menyebabkan an kelainan kelainan struktur membran dasar pembuluh darah kecil dan kapiler. Kelainan struktur
memyeba ebabkan
membran ran
dasar
kapi apiler
menebal
mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Perubahan membran dasar disebabkan disebabkan oleh adanya adanya peningkatan peningkatan jumlah jumlah sorbitol, sorbitol, pembentuka pembentukan n glik glikop opro rote tein in
abno abnorm rmal al,,
dan dan
masa masala lah h
pele pelepa pasa san n
oksi oksige gen n
dari dari
hemoglobin (Porth, 2005 dalam Lemone & Burke, 2008). Peningkatan kada kadarr
gluk glukos osaa
bere bereak aksi si
deng dengan an
berb berbag agai ai
resp respon on
biok biokim imia iawi wi
meny menyeb ebab abka kan n pene peneba balan lan memb membra ran n dasa dasarr kapi kapile ler. r. Dua Dua area area yang yang dipe dipeng ngaru aruhi hi oleh oleh peru peruba baha han n yait yaitu u reti retina na dan dan ginj ginjal al.. Komp Kompli lika kasi si
mikrovaskuler di retina yaitu retinopati diabetik, sedangkan komplikasi mikrovaskuler di ginjal yaitu nefropati diabetik. 3. Neuropati Neuropati Neuropati menyebabkan menyebabkan gangguan gangguan pada saraf perifer, perifer, otonom, otonom, dan spinal. Neuropati merupakan gangguan secara progresif dari saraf yang diakibatkan kehilangan fungsi saraf.
H. Penat Penatala alaksa ksanaa naan n
Penatalaksa Penatalaksanaan naan pasien pasien DM meliputi meliputi penatalaksan penatalaksanaan aan nonfarmako nonfarmakologis logis dan farmakolog farmakologis. is. Penatalaksa Penatalaksanaan naan nonfarmako nonfarmakologis logis yaitu edukasi, edukasi, perencanaan perencanaan maka makan, n, kegi kegiat atan an jasm jasman ani, i,pe penu nuru runa nan n bera beratt
bada badan. n.
Jika Jika pena penatal talak aksa sanaa naan n
nonf nonfar arma mako kolo logi giss belu belum m menc mencap apai ai sasa sasara ran n untu untuk k peng pengen enda dali lian an DM maka maka dilanjutkan dengan penatalaksanaan farmakologis yaitu dengan insulin dan obat antihiperglikemia oral (OHO). Menurut Soegondo, Soewondo, & Subekti (2007) penatalaksanaan DM terbagi menjadi 4 pilar utama yaitu: a. Edukasi DM merupakan merupakan penyakit kronik kronik yang membutuhkan membutuhkan pengaturan pengaturan perilaku khusus khusus sepanj sepanjang ang hidup hidup.. Berbag Berbagai ai faktor faktor yang yang dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi pengendalian DM yaitu aktivitas fisik, stress emosi dan fisik sehingga pasien harus menyeimbangkan berbagai faktor tersebut.
Edukasi DM adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi pasien DM untuk mengubah perilaku, meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakitnya sehingga tercapai kesehatan yang optimal, penyesuaian keadaan psikologis dan peningkatan kualitas hidup. b. b. Pere Perenc ncan anaa aan n Maka Makan n Prinsi Prinsip p perenc perencana anaan an makan makan yaitu yaitu harus harus adanya adanya penyes penyesuai uaian an dengan dengan kebiasaan setiap individu, jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani. Perencanaan makan pada penderita DM yaitu: 1. Kebu Kebutu tuha han n kal kalor orii Pengendalian asupan kalori total untuk mempertahankan berat badan yang yang sesuai sesuai dan pengen pengendal dalian ian kadar kadar glukos glukosaa darah. darah. Jumlah Jumlah kalori kalori diperhitung diperhitungkan kan sebagai sebagai berikut berikut dengan dengan menggunaka menggunakan n rumus rumus Brocca yaitu: Berat badan ideal (BBI)= (TB-100)-10% Status gizi: BB kurang (BB=< 90% BBI), BB normal (BB=90-110% BBI), BB lebih (BB=110-120% BBI), BB gemuk (BB= >120% BBI). 2. Karbo rbohidrat rat Tujuan Tujuan diet diet adalah adalah mening meningkat katkan kan konsum konsumsi si karboh karbohidr idrat at komple kompleks ks seperti seperti roti, gandum, gandum, sereal, sereal, pasta, pasta, mie. mie.
Karboh Karbohidr idrat at 60-70% 60-70% dari
kebutuhan kalori. Karbohidrat sederhana tetap harus dikonsumsi dalam
jum jumla lah h yang yang tida tidak k berl berleb ebih ihan an dan dan lebih lebih baik baik dica dicamp mpur ur ke dala dalam m sayuran atau makanan lain daripada dipisah. 3. Lemak Pembatasan asupan total kolesterol dari makanan ≤ 300 mg/hari untuk membantu mengurangi kenaikan kadar kolesterol dalam darah. Lemak 20-25% dari kebutuhan kalori. 4. Protein Makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian utuh dapat membantu mengurangi asupan kolesterol serta lemak jenuh. Protein 10-15% dari kebutuhan kalori. c. Olahraga Manfaat olahraga bagi pasien DM yaitu meningkatkan kontrol glukosa darah, menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Latihan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memper memperbai baiki ki pemaka pemakaian ian insuli insulin, n, sirkul sirkulasi asi darah, darah, dan tonus tonus otot. otot. Sebelum melakukan olahraga pasien DM mengecek gula darah sebelum olahraga, mengonsumsi snack, dan minum 500 cc. d. Obat Obat Hipo Hipogl glik ikem emik ik Oral Oral 1.
Sulfonilurea Obat Obat golo golong ngan an sulf sulfon onil ilur urea ea beke bekerja rja deng dengan an cara cara mens mensti timu mulas lasii pengl penglepa epasan san insuli insulin n yang yang tersim tersimpan pan,, menuru menurunka nkan n ambang ambang sekres sekresii
insulin, dan meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal normal dan bisa bisa dipaka dipakaii pada pada pasien pasien yang yang beratn beratnya ya sediki sedikitt lebih. lebih. Klorpropamid kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena resiko hipoglikemi yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon dipakai untuk pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal. 2. Biguanid Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin. Sebagai obat tunggal dianjurkan pada pasien gemuk (IMT= 30) untuk pasien yang berat berat lebih lebih (IMT= (IMT= 27-30) 27-30) dapat dapat dikom dikombin binasi asikan kan dengan dengan golong golongan an sulfonilurea. 3. Insulin Indikasi pengobatan dengan insulin adalah : a. Semua Semua pender penderita ita DM dari dari setiap setiap umur umur baik baik DM tipe tipe I maupun maupun DM tipe II dalam keadaan ketoasidosis. b. DM gestasi gestasiona onall yang yang tidak terkend terkendali ali dengan dengan diet (perenc (perencana anaan an makanan). c. DM yang yang tida tidak k berh berhas asil il dike dikelo lola la deng dengan an obat obat hipo hipogl glik ikem emik ik oral oral dosis maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis dosis rendah dan dinaikkan dinaikkan perlahan–la perlahan–lahan han sesuai sesuai dengan dengan hasil glukosa darah pasien. Apabila sulfonylurea dan metformin telah
diterim diterimaa sampai sampai dosis dosis maksim maksimal, al, tetapi tetapi tidak tidak tercapa tercapaii sasaran sasaran glukosa darah maka dianjurkan penggunaan kombinasi sulfonilurea dan insulin. Jenis insulin yaitu kerja cepat yaitu regular insulin (RI) masa kerja 2-4 jam, yang kerja sedang yaitu NPH dengan masa kerja 6-12 jam, dan kerja lambat yaitu protamine zinc insulin (PZI) dan monotard ultralene (MC) masa kerja 18-24 jam.
I. Peme Pemeri riks ksaa aan n Diag Diagno nost stik ik
Menurut Price (2002); Shahab (2006), pemeriksaan diagonstik DM terdiri dari: 1. Peme Pemeri riks ksaa aan n Dar Darah ah a. Pemeri Pemeriksa ksaan an kadar kadar serum serum glukos glukosaa 1. Gula darah puasa: glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes. 2. Gula darah 2 jam pp : 200 mg/dl. 3. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg/dl.
Tabel 1. Interpretasi Interpretasi kadar glukosa glukosa darah (mg/dl)
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Kadar adar glu glukosa kosa sewaktu
dar darah
Plasma vena
<110
110 – 199
>200
Darah kapiler
<90
90 – 199
>200
Plasma vena
<110
110 – 125
>126
Darah kapiler
<90
90 – 109
>110
Kadar adar puasa
glu glukosa kosa
dar darah
b. b. Tes Tes tol tolera erans nsii glu gluko kosa sa Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr. c. HbA1C > 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol.
2. Pemeriksaan Pemeriksaan kadar glukosa glukosa urin urin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kerja dan kondisi ginjal karena pada keadaan DM kadar glukosa darah tinggi sehingga dapat merusak kapiler dan glomer glomerulu uluss ginjal ginjal yang yang mengak mengakiba ibatka tkan n gagal gagal ginjal. ginjal. Pemerik Pemeriksaa saan n reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan enzim glukosa. Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine yaitu:
0
= Berwarna biru, negatif, tidak ada glukosa, bukan DM.
+1 = Berw Berwar arna na hija hijau, u, ada ada sedi sediki kitt gluk glukos osa, a, belu belum m past pastii DM atau atau DM stadium dini/awal.
+2 = Berwarna orange, ada glukosa, jika pemeriksaan kadar glukosa darah mendukung/sinergis, maka termasuk DM.
+3 = Berwarna orange tua, ada glukosa, positif DM.
+4 = Berwarna merah pekat, banyak glukosa, glukosa, DM kronik kronik
3.
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.
J. Peng Pengka kaji jian an Foku Fokuss
Menur Menurut ut Dong Dongoe oess (200 (2001) 1);; Smel Smeltz tzer er & Bare Bare (200 (2002) 2),, peng pengka kaji jian an DM meliputi: 1. Anamnese a. Identitas penderita Identitas penderita yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, peker pekerjaan jaan,, alamat, alamat, status status perkaw perkawina inan, n, suku suku bangs bangsa, a, nomor nomor regist register, er, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis. b. b. Kelu Keluha han n Utama Utama
Keluhan uatama yaitu kesemutan pada tungkai bawah, rasa raba yang menurun, luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, dan nyeri pada luka. c. Riwayat kesehatan sekarang
Riaway Riawayat at keseha kesehatan tan sekara sekarang ng yaitu yaitu kapan kapan terjad terjadiny inyaa luka, luka, penyeb penyebab ab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d. Riwaya Riwayatt kesehata kesehatan n dahulu dahulu
Riawayat kesehatan dahulu yaitu riwayat penyakit DM atau penyakit penya penyakit kit lain yang yang ada kaitan kaitanny nyaa dengan dengan defisi defisiens ensii insuli insulin n misaln misalnya ya pen penya yaki kitt
pank pankrea reas, s,
riwa riwaya yatt
peny penyak akit it
jant jantun ung, g,
obes obesit itas as,,
maup maupun un
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
e. Riwaya Riwayatt kesehat kesehatan an keluar keluarga ga
Riwayat kesehatan keluarga yaitu terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misalnya hipertensi, jantung.
f.Riwayat psikososial
Riwayat psikososial meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi emosi yang yang dialam dialamii pender penderita ita sehubu sehubunga ngan n dengan dengan penyak penyakitn itnya ya serta serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
b. Kepala Kepala dan leher leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, pembesaran pada leher, telinga berdenging, gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, penglihatan kabur, diplopia, dan lensa mata keruh.
c. Sist Sistem em inte integu gume men n
Turg Turgor or kuli kulitt menu menuru run, n, luka luka atau atau warn warnaa kehi kehitam taman an beka bekass luka luka,, kelemb kelembaba aban n dan suhu suhu kulit kulit di daerah daerah sekita sekitarr ulkus ulkus dan ganggr ganggren, en, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
d. Sistem Sistem pernaf pernafasa asan n
Sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.
e. Sistem Sistem kard kardiov iovask askule uler r Perf Perfus usii jari jaring ngan an menu menuru run, n, nadi nadi peri perife ferr lema lemah h atau atau berk berkur uran ang, g, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. f. Sistem Sistem gastro gastroint intest estina inall
Polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas. g. Sistem Sistem urinar urinaria ia Poliuri, retensi urin, inkontinensia urin, rasa panas atau sakit ketika berkemih. h. Sistem Sistem muskulo muskuloske skelet letal al Penyeb Penyebaran aran lemak, lemak, penyeb penyebara aran n masa masa otot, otot, peruba perubahn hn tinggi tinggi badan, badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas. i. Sistem neurologis
Penuru Penurunan nan sensor sensoris, is, parast parastesi esia, a, letarg letargi, i, mengan mengantuk tuk,, reflek reflek lambat lambat,, kacau mental, disorientasi.
K. Diagno Diagnosa sa Kepera Keperawat watan an
Menuru Menurutt Smeltz Smeltzer er & Bare Bare (2002) (2002),, diagno diagnosa sa keperawat keperawatan an
yang yang umum umum
yang terjadi pada pasien DM tipe II yaitu: 1. Nyeri Nyeri berhubun berhubungan gan dengan dengan hipergli hiperglikem kemii dan penuru penurunan nan aliran aliran darah ke kaki. 2. Peruba Perubahan han nutrisi nutrisi kurang kurang dari kebutu kebutuhan han berhubun berhubungan gan dengan dengan defisi defisiens ensii insulin, penurunan intake oral, dan hipermetabolisme.
3. Kekurangan Kekurangan volume volume cairan berhub berhubungan ungan dengan dengan diuresis diuresis osmoti osmotik. k. 4. Resi Resiko ko ting tinggi gi infe infeks ksii berh berhub ubun unga gan n deng dengan an hipe hiperg rgli like kemi mi,, penu penuru runa nan n leukosit, perubahan sirkulasi. 5. Resiko Resiko tinggi tinggi cedera cedera berhub berhubungan ungan dengan dengan pandanga pandangan n kabur. kabur. 6. Kurangnya Kurangnya pengetah pengetahuan uan tentang tentang proses proses penyakit, penyakit, prognos prognosis is dan kebutuh kebutuhan an pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.
L. Renca Rencana na Asuhan Asuhan Keper Keperawa awatan tan
Menurut Smeltzer & Bare (2002), rencana asuhan keperawatan pada pasien DM yaitu: 1. Nyeri berhubun berhubungan gan dengan hiperglik hiperglikemi emi dan penurunan penurunan aliran darah ke kaki. Tujuan: Rasa nyaman meningkat. Kriteria Hasil: TTV dalam batas normal, skala nyeri berkurang, klien
tampak rileks. Intervensi Keperawatan :
1. Pertahankan Pertahankan tirah tirah baring ketika ketika pasien mengalami mengalami gangguan gangguan rasa nyaman pada kaki. Rasional: Mengurangi kebutuhan metabolik. 2.
Catat atat skal skalaa nye nyeri ri dan lap lapor sifa sifatt ras rasa ny nyeri eri dan dan gan ganggua gguan n ras rasaa ny nyaman aman..
Rasional: Memberikan intervensi yang tepat. 3. Ajarkan Ajarkan senam senam kaki kaki.. Rasional: Meningkatkan sirkulasi darah pada kaki dan mengurangi nyeri. 4. Berikan Berikan aromaterapi aromaterapi lavender. lavender. Rasional: Rasional: Aromaterapi Aromaterapi lavender lavender memberikan memberikan efek relaksasi relaksasi dan dapat mengurangi nyeri. 5.
Ukur tanda-tanda vital. Rasional: Perubahan tanda-tanda vital sebagai indikator nyeri.
6.
Kolaborasi dalam pemberian analgetik. Rasional: Mengurangi nyeri. 2. Perubahan Perubahan nutrisi nutrisi kurang dari kebutuhan kebutuhan berhubungan berhubungan dengan dengan defisiensi defisiensi insulin, penurunan intake oral, dan hipermetabolisme. Tujuan : Intake adekuat. Kriteria Hasil: Klien menghabiskan 1 porsi diet yang disediakan sesuai
dengan dengan kalori yang yang dianjurkan, dianjurkan, klien klien tidak mengeluh mengeluh mual, Hb dalam dalam batas normal (normal: wanita 12-14 gr/dl), glukosa darah sewaktu 60-110 mg/dl, glukosa darah 2 jam PP < 200 mg/dl, kolesterol total dalam batas normal (normal: 150-250 mg/dl), LLA dalam batas normal (normal= 30 cm). Intervensi Keperawatan:
1.Timbang berat badan atau ukur lingkar lengan atas seminggu sekali. Rasion Rasional: al: Mengk Mengkaji aji indika indikasi si terpenu terpenuhin hinya ya kebutu kebutuhan han nutris nutrisii dan menentukan jumlah kalori yang harus dikonsumsi penderita diabetes mellitus. 2. Tentukan Tentukan program program diet dan pola makan pasien pasien sesuai dengan dengan kondisi kondisi pasien dan kadar glukosa darah. Rasion Rasional: al: Menyes Menyesuai uaikan kan antara antara kebutu kebutuhan han kalori kalori dan kemamp kemampuan uan saluran pencernaan untuk mengabsorbsi dan kemampuan sel untuk mengambil glukosa serta mencegah terjadinya kekurangan energi. 3. Auskultasi Auskultasi bising bising usus, cata adanya adanya nyeri abdomen, perut kembung, kembung, mual, muntah. Rasional: Rasional: Peningkatan Peningkatan peristaltik peristaltik usus sebagai indikasi indikasi peningkatan peningkatan rangsang gaster. 4.
Liba Libatk tkan an angg anggot otaa kelua keluarg rgaa pasie pasien n dala dalam m meman memantau tau wak waktu tu mak makan an dan dan jumlah nutrisi pasien. Rasional: Meningkatkan partisipasi keluarga dan mengontrol masukan nutrisi sesuai dengan kemampuan untuk menarik glukosa ke dalam sel. 5. Obse Observ rvas asii
tand tandaa-ta tand ndaa
hipo hipogl glik ikem emii
sepe sepert rtii
kesadaran, kulit dingin, pusing, dan lapar.
peru peruba baha han n
ting tingka katt
Rasion Rasional: al: Metabo Metabolis lisme me karboh karbohidr idrat at menyeb menyebabk abkan an glukos glukosaa darah darah berkurang. 6.Pantau pemeriksaan laboratorium yaitu glukosa darah. Rasional: Glukosa darah menurun perlahan dengan penggunaan terapi insulin. Dengan pemberian insulin dosis optimal glukosa dapat masuk ke dalam sel dan digunakan untuk sumber kalori. 7. Kolaborasi Kolaborasi dalam dalam pemberia pemberian n insulin. insulin. Rasional: Insulin memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam jaringan. 3. Kekurangan Kekurangan volume volume cairan berhubungan berhubungan dengan dengan diuresis osmotik. osmotik. Tujuan: Kekurangan volume cairan tidak terjadi. Kriteria Kriteria Hasil: Hasil: TTV (TD:100/8 (TD:100/80-140 0-140/90 /90 mmHg, RR: 20-24 x/menit,
HR: 80-100x/menit 80-100x/menit,, nadi perifer teraba pada arteri radialis, brakialis, dorsalis pedis, turgor kulit < 2detik, urin output 1500 cc/hari, elektrolit dalam batas normal. Intervensi Keperawatan:
1. Pantau Pantau tanda-t tanda-tand andaa vital. vital. Rasional: Hipovolemi akibat diuresis osmotic dapat dimanifestasikan hipotensi, takikardi, nadi teraba lemah. 2. Kaji suhu, suhu, turgor turgor kulit, kulit, dan dan kelembaban kelembaban..
Rasion Rasional: al: Dehidr Dehidrasi asi dapat dapat menyeb menyebabk abkan an suhu suhu tubuh tubuh mening meningkat kat,, kemera kemerahan han dan kering kering pada pada kulit. kulit. Penuru Penurunan nan turgor turgor kulit kulit sebaga sebagaii indikasi penurunan volum cairan pada sel. 3. Pantau Pantau nadi perifer perifer dan membra membran n mukosa. mukosa. Rasi Rasion onal al:: Nadi Nadi yang yang lemah lemah dan dan memb membran ran muko mukosa sa yang yang keri kering ng mengindikasikan penurunan cairan dalam tubuh. 4. Pantau Pantau masukan masukan dan dan pengelua pengeluaran. ran. Rasional: Memberikan kebutuhan cairan pengganti. 5. Batasi Batasi intake cairan dan makanan makanan yang mengand mengandung ung gula dan lemak. lemak. Rasion Rasional: al: Menghi Menghinda ndari ri kelebi kelebihan han ambang ambang ginjal ginjal dan menuru menurunka nkan n tekanan osmosis. 4. Resiko Resiko tinggi tinggi infeks infeksii berhub berhubung ungan an dengan dengan hiperg hiperglik likemi emi,, penuru penurunan nan leukosit, perubahan sirkulasi. Tujuan : Tidak terjadi infeksi. Kriteria Hasil : Tanda-tanda Tanda-tanda infeksi tidak ada, tanda-tanda vital dalam
batas normal (T : 36,5 – 37,8 ºC) , gula darah sewaktu 60-100 mg/dl.. Intervensi Keperawatan:
1. Pert Pertah ahan anka kan n tekn teknik ik asep asepti tik k seti setiap ap mela melaku kuka kan n tind tindak akan an deng dengan an mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan. Rasional: Meminimalkan invasi mikroorganisme. 2. Anju Anjurk rkan an untu untuk k maka makan n sesu sesuai ai juml jumlah ah kalo kalori ri yang yang dian dianju jurk rkan an dan dan membatasi makanan yang mengandung banyak gula atau manis.
Rasion Rasional: al: Menuru Menurunka nkan n risiko risiko kadar kadar gula gula darah darah tinggi tinggi merupa merupakan kan media terbaik bagi mikroorganisme. 3. Anju Anjurk rkan an kepad epadaa pasi pasien en dan dan kelu keluar arg ga untu untuk k selal elalu u menja enjaga ga kebersihan diri selama perawatan. Rasional: Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman. 4. Kolaborasi Kolaborasi dengan dengan dokter untuk pemberian pemberian antibiotika antibiotika dan insulin. insulin. Rasional: Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah. 5. Resiko Resiko tinggi cedera cedera berhubungan berhubungan dengan pandanga pandangan n kabur. Tujuan: Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan tidak terjadi cedera.
Mengidentifikasi kasi untuk mencegah menurunka menurunkan n resiko resiko Kriteria Hasil: Mengidentifi cedera, mendemonstrasikan teknik aktivitas untuk mencegah terjadinya cedera. Intervensi Keperawatan:
1. Kaji tingkat tingkat persepsi persepsi sensori sensori mata. mata. Rasional: Mengetahui ketajaman atau lapang pandang pada mata. 2. Orientasika Orientasikan n pasien terhadap terhadap lingkung lingkungan an sekitar. sekitar. Rasional: Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 3. Jauhkan Jauhkan benda-bend benda-bendaa yang dapat menyebab menyebabkan kan cidera. cidera. Rasional: Mengurangi terjadinya peristiwa yang membahayakan.
6. Kele Kelema maha han n berh berhub ubun unga gan n deng dengan an penu penuru runa nan n prod produk uksi si meta metabo boli lism smee energi, defesiensi insulin dan peningkatan kebutuhan energi. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan aktifitas dan latihan pasien tidak
terganggu dan tidak mudah lelah. Kriteria Kriteria Hasil: Hasil: Pasien Pasien mengungkap mengungkapkan kan peningkata peningkatan n tingkat tingkat energi, energi,
menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan.
Intervensi Keperawatan:
1. Dis Diskusi kusik kan
den dengan gan
per peren enca can naan aan
pas pasien ien
deng engan
pasie asien n
keb kebutu utuhan han dan
akti aktiv vitas itas,,
iden identi tifi fik kasi asi
buat uat
jadw jadwal al
akti aktiv vitas itas
yang ang
menimbulkan kelelahan. Rasional : Mempermudah pasien untuk melakukan latihan aktifitas. 2. Berikan Berikan aktifitas aktifitas alternatif alternatif dengan istirahat istirahat yang cukup. cukup. Rasional : Mencegah kebosanan dalam melakukan aktifitas. 3. Diskusikan Diskusikan cara cara menghemat menghemat energi ketika ketika beraktifitas. beraktifitas. Rasional : Untuk mengetahui seberapa kalori tubuh yang dibutuhkan. 4. Tingka Tingkatka tkan n partis partisipa ipasi si pasien pasien dalam dalam melaku melakukan kan aktifi aktifitas tas seharisehari-har harii sesuai toleransi.
Rasi Rasion onal al::
Meni Mening ngka katk tkan an
pera perasa saan an
dan dan
kond kondis isii
pasi pasien en
dala dalam m
beraktifitas. 7. Kurang Kurang pengetahuan pengetahuan tentang proses penyakit, penyakit, prognosis prognosis dan kebutuhan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi. Tujuan: Pasien Pasien memper memperole oleh h inform informasi asi yang yang jelas jelas dan benar benar tentan tentang g
penyakitnya. Kriteria Kriteria Hasil: Hasil: Pasi Pasien en meng mengeta etahu huii tent tentan ang g pros proses es peny penyak akit it,, diet diet,,
perawa perawatan tan dan pengob pengobatan atannya nya dan dapat dapat menjel menjelask askan an kembal kembalii bila bila ditany ditanya, a, pasien pasien dapat dapat melaku melakukan kan perawat perawatan an diri diri sendir sendirii berdas berdasark arkan an pengetahuan yang diperoleh. Intervensi Keperawatan :
1. Kaji Kaji tingka tingkatt penget pengetahu ahuan an pasien pasien/ke /kelua luarga rga tentan tentang g penyak penyakit it DM dan gangren. Rasional: Memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga. 2. Kaji latar latar belakang belakang pendid pendidikan ikan pasien pasien.. Rasional:
Perawat
dapat
memberik rikan
penjela elasan
deng engan
menggu menggunak nakan an kata-ka kata-kata ta dan kalimat kalimat yang yang dapat dapat dimeng dimengerti erti pasien pasien sesuai tingkat pendidikan pasien. 3. Jelask Jelaskan an tentan tentang g proses proses penyakit penyakit,, diet, diet, perawa perawatan tan dan pengob pengobatan atan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti. Rasional: Informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat.
4. Jelas Jelaska kan n pros prosed edur ur yang yang dilak dilakuk ukan an,, manf manfaat aatny nyaa bagi bagi pasi pasien en dan dan libatkan pasien di dalamnya. Rasional: Penjelasan dan ikut secara langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang. 5. Gunakan Gunakan gambar-gambar gambar-gambar dalam memberikan memberikan penjelasan penjelasan.. Rasion Rasional: al: Gambar Gambar-ga -gamba mbarr dapat dapat memban membantu tu mengin mengingat gat penjela penjelasan san yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetic Association. (2006). Standard of medical care in diabetes . Diambil dari http://www http://www.. uhs.wiss.edu./docs/uwhealth.diabetes-260.pdf pada 4 September 2010.
Bangun, A. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien DM. Diambi bill dari dari http://www.lib.ui.ac.id pada pada 4 Tesis-J Tesis-Jakar akarta. ta. FK UI . Diam September 2010.
Budisantoso, A. & Subekti. (2007). Penatalaksanaan Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: FKUI.
Black, J., & Hawks, J. (2005). Medical Surgical Nursing . (7 Elsevier Saunders.
th
ed). St Louis:
Doenges, M.E. (2005). Rencana Asuhan Keperawatan Keperawatan . Jakarta: EGC. Martin Martini, i, S. (2006) (2006).. Diabetes Mellitus. Diam Diambi bill dari dari http://www.adacevidence library.com/worksheet.efm?worksheetid 251027 pada 4 September 2010.
Mulyati, L. (2009). Pengaruh Masase Kaki terhadap Penurunan Nyeri Kaki pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Tesis-Jakarta: FIK UI. Diambil dari http://www.lib.ui.ac.id pada 4 September 2010.
Shahab, A. (2006). Diagnosis & Penatalaksanaan DM . Subbagian Endokrinologi Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam: FK UNSRI.
Supartond Supartondo. o. (1995). (1995). Penatal Penatalaksa aksanaan naan Diet DM. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia: Bandung.
Syahbuddin, S. (2002). Diabetes Mellitus & Pengelolaannya . Balai Penerbit FK UI: Jakarta.
Smeltzer, S., & Bare. (2008). Brunner & Suddarth’s Textbook of medical surgical nursing . Philadelphia: Lippincolt.
Smeltzer, Smeltzer, S.C. (2001). (2001). Buku Buku Ajar Keperawatan Keperawatan Mediakal Mediakal Bedah Bedah Brunner Brunner & Suddarth . Edisi 8. Jakarta: EGC.
Soegondo, S., Soewondo, P. & Surbekti, J. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. FK UI. Waspadji, Waspadji, S. (2007). (2007). Diabetes Diabetes Mellitu Mellitus: s: Mekanism Mekanismee Dasar& Dasar& Pengelol Pengelolaanny aannya a yang Rasional . Jakarta: FK UI.
Worl World d Heal Health th Orga Organi niza zatio tion. n. (199 (1999) 9).. Dai Diambi bill dari ari Daibe bete tess fact factss shee sheet t . Diam http://www.who.int/mt/cu/fact 138.html pada 4 September 2010.