ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
STRUKTUR DAN FUNGSI INTEGUMEN
Kulit merupakan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak terujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari berat badan. e!ara mikroskopis struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu" 1. Lapisan epidermis Lapisan paling atas dari kulit, tidak mengandung pembuluh darah dan syaraf. el mendapat makanan melalui proses difusi dari jaringan dibawahnya. #agian terluar terdiri dari stratum korneum, stratum lusidum, stratum granolusum, stratum spinosum, dan stratum basale. 2. Lapisan dermis a. $ars papilare, bagian yang menonjol ke epidermis. #erisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis. b. $ars retikulare, retikulare, bagian bawah yang menonjol menonjol ke arah subkutis. subkutis. erdiri atas serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin. &. Lapisan subkutis #antalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh, dan tempat penyimpanan energi. Fungsi Kulit a. 'ungsi proteksi (elindungi tubuh dari trauma, benteng pertahanan terhadap gangguan kimiawi bakteri, )irus, dan jamur. b. 'ungsi absorpsi ifat permiabel-selektif, permiabel-selektif, kulit menyerap menyerap bahan-bahan bahan-bahan tertentu seperti gas dan *at yang larut dalam lemak, sedangkan air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. !. 'ungsi ekskresi Kelenja Kelenjarr kulit kulit mengel mengeluar uarkan kan sisa metabo metabolism lismee dalam dalam bentuk bentuk sebum sebum dan keringat. ebum dan keringat dapat merangsang pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit. d. 'ungsi persepsi Kulit mengandung ujung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis yang peka terhadap rangsangan panas , dingin, rabaan,dan tekanan. e. 'ungsi pengaturan suhu tubuh
Kemampuan Kemampuan )asokonstri )asokonstriksi ksi pada suhu dingin dingin sehingga sehingga meningkatk meningkatkan an suhu tubuh, kemampuan )asodilatasi pada suhu panas sehingga menurunkan suhu, serta kemampuan termorigulasi melalui e)aporasi atau berkeringat. f. 'ungsi pembentukan pigmen el pembentuk pigmen di sebut melanosit. +engan bantuan sinar matahari dan beberapa en*im dalam tubuh, melanosit akan di ubah menjadi melonosom, selanjutnya di ubah lagi menjadi melanin. umlah melanin inilah yang akan menentukan warna kulit seseorang. g. 'ungsi pembentukan )itamin + +ihidroksi kolestrol dapat terjadi dengan pertolongan sinar matahari sehingga terbentuk )itamin +. GANGGUAN SISTEM INTEGUMENT Efek Psikologis Masalah Kulit
pabila kulit mengalami kelainan atau timbul penyakit pada kulit, akan terjadi perubahan penampilan. $erubahan penampilan tersebut dapat menimbulkan reaksi psikologis. ebagian besar klien dengan masalah kulit memiliki perasaan yang lebih sensiti)e sehingga timbul perasaan kurang dihargai, rendah diri, dianggap jijik dan perasaan diku!ilkan. Ketika hal itu terjadi, perawat tidak boleh memperlihatkan gerakan non)erbal maupun )erbal yang negati)e. Masalah Utama Kulit
#anyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini. +i antaranya adalah faktor faktor kebersihan, daya tahan tubuh imunitas/, imunitas/, kebiasaan, kebiasaan, atau perilaku perilaku seharihari makanan, pergaulan, atau pola hubungan/ seksual, faktor fisik, bahan kimia, mikrobiologi, serta faktor lingkungan. #anyak klien dengan masalah penyakit kuli kulitt lebi lebih h sena senang ng bero beroba batt jalan jalan dan dan diraw dirawat at diru diruma mah, h, karen karenaa meras merasaa tdak tdak bermasalah se!ara klinis, dan baru mau menjalani perawatan dirumah sakit jika kondisi penyakitnya sudah parah. 0ni perlu diperhatikan oleh perawat maupun klien klien menjala menjalani ni peawata peawatan n diruma dirumah. h. Klien Klien perlu perlu dibeka dibekali li dengan dengan penget pengetahu ahuan an tentang proses penyakit., !ara perawatan lesi, prosedur pengobatan, maupun pola hidupnya. al ini perlu dilakukan agar penyakit klien tidak menjadi kronis dan klien dapat berobat se!ara tuntas sehingga tidak menulari angota keluarga atau orang lain.
Kemampuan Kemampuan )asokonstri )asokonstriksi ksi pada suhu dingin dingin sehingga sehingga meningkatk meningkatkan an suhu tubuh, kemampuan )asodilatasi pada suhu panas sehingga menurunkan suhu, serta kemampuan termorigulasi melalui e)aporasi atau berkeringat. f. 'ungsi pembentukan pigmen el pembentuk pigmen di sebut melanosit. +engan bantuan sinar matahari dan beberapa en*im dalam tubuh, melanosit akan di ubah menjadi melonosom, selanjutnya di ubah lagi menjadi melanin. umlah melanin inilah yang akan menentukan warna kulit seseorang. g. 'ungsi pembentukan )itamin + +ihidroksi kolestrol dapat terjadi dengan pertolongan sinar matahari sehingga terbentuk )itamin +. GANGGUAN SISTEM INTEGUMENT Efek Psikologis Masalah Kulit
pabila kulit mengalami kelainan atau timbul penyakit pada kulit, akan terjadi perubahan penampilan. $erubahan penampilan tersebut dapat menimbulkan reaksi psikologis. ebagian besar klien dengan masalah kulit memiliki perasaan yang lebih sensiti)e sehingga timbul perasaan kurang dihargai, rendah diri, dianggap jijik dan perasaan diku!ilkan. Ketika hal itu terjadi, perawat tidak boleh memperlihatkan gerakan non)erbal maupun )erbal yang negati)e. Masalah Utama Kulit
#anyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini. +i antaranya adalah faktor faktor kebersihan, daya tahan tubuh imunitas/, imunitas/, kebiasaan, kebiasaan, atau perilaku perilaku seharihari makanan, pergaulan, atau pola hubungan/ seksual, faktor fisik, bahan kimia, mikrobiologi, serta faktor lingkungan. #anyak klien dengan masalah penyakit kuli kulitt lebi lebih h sena senang ng bero beroba batt jalan jalan dan dan diraw dirawat at diru diruma mah, h, karen karenaa meras merasaa tdak tdak bermasalah se!ara klinis, dan baru mau menjalani perawatan dirumah sakit jika kondisi penyakitnya sudah parah. 0ni perlu diperhatikan oleh perawat maupun klien klien menjala menjalani ni peawata peawatan n diruma dirumah. h. Klien Klien perlu perlu dibeka dibekali li dengan dengan penget pengetahu ahuan an tentang proses penyakit., !ara perawatan lesi, prosedur pengobatan, maupun pola hidupnya. al ini perlu dilakukan agar penyakit klien tidak menjadi kronis dan klien dapat berobat se!ara tuntas sehingga tidak menulari angota keluarga atau orang lain.
PENEGAHAN GANGGUAN KULIT
ntuk men!egah gangguan kulit tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut " 1. (empertahankan kulit sehat. a. indar indarii penggu penggunaan naan sabun, sabun, deterje deterjen, n, atau atau bahan bahan allerge allergen n yang yang dapat dapat menimbulkan iritasi. b. $ertahankan kulit !ukup hidrasi, gunakan krim pada daerah yang kering, dan jangan terus-menerus menggunakan tatarias yang tebal. !. 3egah menggaruk kulit yang keras dan kasar. d. Keringkan daerah yang selalu lembab. e. $akai pakaian yang longgar dan dapat menyerap keringat pada hari-hari yang panas. 2. (enghindari bahan penyebab penyakit kulit" a. (enghindari (enghindari bahan-bahan bahan-bahan yang merusak kulit pada kebanyakan kebanyakan orang. orang. 3ontoh 3ontohny nyaa sinar sinar mataha matahari ri yang yang terik, terik, sebaik sebaikny nyaa gunaka gunakan n payung payung untuk untuk melindungi kulit. b. (en!egah bahan spesifik yang diketahui merusak kulit atau menimbulkan alergi untuk orang tertentu mis, bahan-bahan kosmetik/. !. 4unakan krim tabir surya. &. bser)asi perubahan kulit" a. mati kulit se!ara keseluruhan keseluruhan dan sering. 4unakan !ermin untuk melihat seluruh tubuh. b. 3atat dan konsultasikan perubahan warna, ukuran, dan keadaan !edera kulit yang sudah ada. 6. indari terapi sendiri" a. angan gunakan resep lama pada !edera kulit baru atau lesi yang lain, serta jangan gunakan obat yang yang tidak diketahui se!ara pasti kegunaannya. b. egera dapatkan nasihat medis atau kunjungi tempat pelayanan pelayanan kesehatan bila terjadi gangguan kulit Long, 1778/. 1778/. PEMERIKSAAN DIAGN!STIK
Biopsi kulit. (engambil !ontoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi. pabila jaringan yang diambil !ukup dalam, kita perlu menggunakan anestesi lo!al. +igunakan untuk menentukan ada keganasan atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Uji kultur dan sensitivitas. sensitivitas. ntuk mengetahui adanya )irus, bakteri, atau jamur pada kulit yang diduga mengalami kelainan. ji ini juga digunakan untuk mengetahui mikroorganisme tersebut resisten terhadap obat-obatan tertentu. 3ara
pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil eksudat yang terdapat pada permukaan lesi. lat yang digunakan untuk mengambil eksudat harus steril. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus. (empersiapkan lingkungan pemeriksaan dengan pen!ahayaan khusus sesuai dengan kasus yang dihadapi. dihadapi. indari indari ruangan ruangan pemeriksaan pemeriksaan yang menggunakan menggunakan lampu berwarnawarni karena hal ini akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. $ada kasus tertentu, pen!ahayaan dengan menggunakan sinar matahari sinar untra)iolet/ justru j ustru sangat membantu dalam menentukan jenis lesi kulit. Uji temple. temple. +ilakukan pada klien yang diduga menderita alergi untuk mengetahui apaka apakah h lesi lesi terseb tersebut ut ada ada kaita kaitann nnya ya deng dengan an fakto faktorr imun imunol olog ogis is,, juga juga untu untuk k mengidentifikasi respon alerginya. (isalnya, untuk membedakan apakah klien mend menderi erita ta derm dermati atiti tiss kont kontak ak aler alergi gi atau atau derm dermati atiti tiss kont kontak ak irita iritan. n. ji ji ini ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit. elanjutnya, kita lihat bagaimana reaksi lo!al yang ditibulkan. pabila ditemukan kelainan atau ada perubahan pada kulit, hasil uji ini positif. ASUHAN KEPERAWA KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
A" Pe#gka$ia# Anamnesis - anggal anggal dan waktu pengkajian - Biodata" Biodata" nama, umur penting mengetahui angka pre)elensi/, jenis kelamin,
pekerjaan pada beberapa kasus penyakit pen yakit kulit, banyak terkait t erkait dengan fa!tor f a!tor pekerjaan, 9misalnya, dermatitis kontak alergi:/. - Riwayat kesehatan" kesehatan " meliputi masalah kesehatan sekarang, riwayat penyakit dahulu, status kesehatan keluarga, dan status perkembangan. (enuru (enurutt #ursaid #ursaidss 177;/ 177;/,, disamp disamping ing mengga menggali li keluha keluhan-k n-kelu eluhan han diatas, diatas, anamnesis harus menyelidiki < !iri lesi kulit yang membantu anda membuat diagnosis, yaitu " 1. Lokasi anatomis, tempat lesi pertama kali timbul, jika perlu digambar. 2. 4ejala dan riwayat riwa yat penyakit yang berhubungan. &. rutan waktu perkembangan perkembangan perubahan kulit atau gejala sistemik yang berkaitan. 6. $erkembangan lesi atau perubahan lesi sejak timbul pertama kali.
5. =aktu terjadinya lesi, atau kondisi seperti apa yang menyebabkan lesi. 8. >iwayat pemaparan bahan kimia dan pemakaian obat-obatan. <. ?fek terpapar sinar matahari. - Riwayat pengobatan atau terpapar at! obat apa saja yang pernah dikonsumsi atau pernahkah klien terpapar faktor-faktor yang tidak la*im. erkena *at-*at kimia atau bahan iritan lain, memakai sabun mandi baru, minyak wangi atau kosmetik yang baru, terpapar sinar matahari. - Riwayat pekerjaan atau akti"itas sehari#hari" bagaimana pola tidur klien, lingkungan kerja klien untuk mengetahui apakah klien berkontak dengan bahan-bahan iritan, gaya hidup klien suka begadang, minum-minuman keras, olah raga atau rekreasi, pola kebersihan diri klien/. - Riwayat psikososial " tress yang berkepanjangan Pemeriksaan Kulit - Peubahan menyeluruh Kaji !iri kulit se!ara keseluruhan. 0nformasi tentang kesehatan umum klien dapat diperoleh dengan memeriksa turgor, tekstur, dan warna kulit. urgor kulit umumnya men!erminkan status dehidrasi. $ada klien yang dehidrasi dan lansia, kulit terlihat kering. $ada klien lansia, turgor kulit men!erminkan hilangnya elastisitas kulit dan keadaan kekurangan air ekstrasel. ekstur kulit pada perubahan menyeluruh perlu dikaji, karena tekstur kulit dapat berubah-ubah di bawah pengaruh banyak )ariabel. enis tekstur kulit dapat meliputi kasar, kering atau halus. $erubahan warna kulit juga dipengaruhi oleh banyak )ariabel. 4angguan pada melanin dapat bersifat menyeluruh atau setempat yang dapat menyebabkan kulit menjadi gelap atau lebih terang dari pada kulit yang lainnya. Kondisi tanpa pigmentasi terjadi pada kasus albino. $kterus adalah warna kulit yang kekuningan yang disebabkan oleh endapan pigmen empedu didalam kulit, sekunder akibat penyakit hati atau hemolisis sel darah merah. %ianosis adalah perubahan warna kulit menjadi kebiruan@ paling jelas terlihat pada ujung jari dan bibir. ianosis ini disebabkan oleh desiturasi hemoglobin. $ada teknik palpasi, gunakan ujung jari untuk merasakan permukaan kulit dan kelembapannya. ekan ringan kulit dengan ujung jari untuk menentukan keadaan teksturnya. e!ara normal, tekstur kulit halus, lembut dan lentur
pada anak dan orang dewasa. Kulit telapak tangan dan kaki lebih tebal, sedangkan kulit pada penis paling tipis. Kaji turgor dengan men!ubit kulit pada punggung tangan atau lengan bawah lalu lepaskan. $erhatikan seberapa mudah kulit kembali seperti semula. Aormalnya, kulit segera kembali ke posisi awal . pada area pitting tekan kuat area tersebut selama 5 detik dan lepaskan. 3atat kedalaman pitting dalam millimeter, edema B1 sebanding dengan kedalaman 2 mm, edema B2 sebanding dengan kealaman 6 mm. - Perubahan setempat (ula-mula, lakukan pemeriksaan se!ara sepintas ke seluruh tubuh. elanjutnya, anjurkan klien untuk membuka pakaiannya dan amati seluruh tubuh klien dari atas kebawah, kemudian lakukan pemeriksaan yang lebih teliti dan e)aluasi distribusi, susunan, dan jenis lesi kulit. +istribusi lesi dan komposisi kulit sangat ber)ariasi dari satu bagian tubuh kebagian tubuh lainnya. Lesi yang timbul hanya pada daerah tertentu menandakan bahwa penyakit tersebut berkaitan dengan keistimewaan susunan kulit daerah tersebut. $ada daerah kulit yang lembab permukaan kulit bergesekan dan mengalami maserasi dan mudah terinfeksi jamur superfi!ial. Kondisi ini banyak kita jumpai pada daerah aksila, lipat paha, lipat bokong, dan lipatan di bawah kelenjar mamae. $ada daerah kulit yang kaya keratin, seperti siku, lutut, dan kulit kepala, sering tejadi gangguan keratinisasi. (isalnya psoriasis, yaitu kelainan kulit pada bagian epidermis yang berbentuk plak bersisik. (engenai susunan lesi, tanyakan bagaiman pola lesinya. Lesi kulit dengan distribusi sepanjang dermatom menunjukan adanya penyakit herpes *oster. +isini, lesi )esikuler timbul tepat pada daerah distribusi saraf yang terinfeksi. Linearitas merupakan lesi yang terbentuk garis sepanjang sumbu panjang suatu anggota tubuh yang mungkin mempunyai arti tertentu. 4arukan pasien merupakan penyebab tersering lesi linear. ?rupsi karena poison iny& seperti dermatitis kontak, berbentuk linear karena iritannya disebabkan oleh garukan yang bergerak naik-turun. $eradangan pembuluh darah atau pembuluh limfe dapat menyebabkan lesi linear berwarna merah. edangkan parasit s!abies dapat membuat liang-liang pendek pada lapisan epidermis, terutama pada kulit di antara jari-jari tangan, kaki, atau daerah
lain yang memiliki lapisan epidermis tipis dan lembap sehingga akan membentuk lesi linear yang khas berupa garis kebiru-biruan. Lesi satelit adalah suatu lesi sentral yang sangat besar yang dikelilingi oleh dua atau lebih lesi serupa tetapi lebih ke!il yang menunjukan asal lesi dan penyebarannya, seperti yang dijumpai pada melanoma malignum atau infeksi jamur. api lesi merupakan !irri penting yang berguna dalam menegakkan diagnosis. Lesi berbatas tegas adalah lesi yang mempunyai batas yang jelas, sedangkan lesi terbatas tidak tegas adalah lesi kulit yang menyatu tanpa batas tegas dengan kulit yang normal. - Ruam kulit ntuk mempelajari ilmu penyakit kulit, mutlak diperlukan pengetahuan tentang ruam kulit atau ilmu yang mempelajari lesi kulit. >uam kulit dapat berubah pada waktu berlangsungnya penyakit. Kadang-kadang perubahan ini dapat dipengaruhi oleh keadaan dari luar, misalnya trauma garkan dan pengobatan yang diberikan., sehingga perubahan tersebut tidak biasa lagi. $erawat perlu menguasai pengetahuan tentang ruam primer atau ruam sekunder untuk digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan pengkajian serta membuat diagnosis penyakit kulit se!ara klinis. Ruam primer adalah kelainan yang pertama timbul, berbentuk ma!ula, papula, plak, nodula, )esikula, bula, pustule, irtika, dan tumor. Ruam sekunder adalah kelainan berbentuk skuama, krusta, fisura, erosion, ekskoriasio, ulkus, dan parut. abel 1.1 bentuk-bentuk ruam primer 4ambaran (akula
Keterangan (a!ula adalah kelainan kulit yang sama tinggi dengan permukaan kulit, warna berubah dan berbatas jelas, !ontoh " meladonema, petekie.
$apula
$apula adalah kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, padat, berbatas jelas, ukuran kurang dari 1 !m. !ontoh " dermatitis, kutil.
$lak
$lak adalah kelainan kulit yang melingkar, menonjol, lesi menonjol lebih dari 1 !m. !ontoh
"
'ugoides
mikosis
terlokalisasi,
neurodermatitis. Aodula
Aodula adalah kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, padat berbatas jelas, ukurannya lebih dari 1 !m. !ontoh @ epitelioma.
Cesikula
Cesikula
adalah
gelembung
berisi
!airan,
berukuran kurang ari 1 !m. !ontoh @ !a!ar air, dermatitis kontak.
#ula
#ula adalah sama
dengan
)esikula,
tapi
ukurannya lebih dari 1 !m, !ontoh @ luka bakar. $ustule
$ostula adalah sama dengan )esikula tapi berisi nanah, !ontoh @ s!abies.
rtika
rtika adalah kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, edema, warna merah jambu, bentuknya berma!am-ma!am. 3ontoh @ gigitan serangga.
umor
umor adalah kelainan kulit yang menonjol, ukurannya lebih besar dari D,5 !m.
abel 1.2 #entuk-bentuk ruam sekunder 4ambaran kuama
keterangan kuama adlah jaringan mati dari lapisan tanduk
yang
terlepas,
sebagian
kulit
menyerupai sisik. 3ontoh " ketombe, psoriasis. Krusta adalah kumpulan eksudat atau sekret Krusta
diatas kulit. 3ontoh " impetigo, dermatitis terinfeksi. 'isura adlah epidermis yang retak, hingga
'isura
dermis yerlihat, biasanya nyeri. 3ontoh " sifilis konginetal, kaki atlet. ?rosion
adalah
kulit
yang
bagian
?rosio
epidermisnya bagian atas terkelupas, !ontoh " abrasi. ?ksrosio adalah kulit yang epidermisnya
?ksrosio
terkelupas, lebih dalam dari pada erosion. lkus adalah kulit epidermis dan dermis/
lkus
terlepas karena destruksi penyakit. $elepasan ini dapat sampai kejaringan subkutan atau lebih dalam. $arut adalah jaringan ikat yang kemudian
$arut
terbentuk menggantikan jaringan lebih dalam yang telah hilang. 3ontoh " keloid
$emeriksaan kulit yang harus dilakukan 1.
Lakukan pemeriksaan kulit se!ara menyeluruh, periksa tekstur, elastisitas, warna dan turgor
kulit. 2. ika terdapat lesi, amati jenis lesi, lokasi, distribusi, ukuran, dan bagaimana permukaan serta tepi lesi. &. $eriksa bagaimana permukaan kulit yang ada disekitar lesi. pakah ada kemerahanE ika ada apakah lo!al atau menyeluruhE 6. mati apakah timbul lesi akibat garukan klien. 5. pakah ada perubahan temperature pada daerah lesi baik panas maupun dinginE 8. ika terdapat sekret pada daerah lesi, perhatikan karekteristik, warna, )iskositas, maupun jumlahnya. <. pabila diperlukan data penunjang, konsultasikan untuk melakukan pemeriksaan kulit lain sesuai dengan ketentuan dan !atat hasilnya
+ata objektif yang mungkin ditemukan 1. 2. &. 6.
erjadi perubahan warna kulit, turgor, elastisitas, kelembapan, kebersihan, dan bau. erdapat lesi primer misalnya ma!ula, papula, )esikula, pustule, bula, nodula, atau urtikaria. erdapat lesi sekunder, misalnya krusta, skuamaFsisik, fisura, erosi, atau lkus. +itemukannya tanda-tanda radang ruborFkemerahan, dolorFnyeri, kalorFpanas, tumorFbenjolan
dan fungsieolesaFperubahan bentuk/. 5. +ari pemeriksaan penunjang kultur kulit, biopsy, uji alergi atau pemeriksaan darah/ didapatkan kelainan. Keluhan "
1.
(engeluh kulit gatal, nyeri, kemerahan, berminyak, kering, kasar, tidak rata, terkelupas,
lepuh, panas, dingin, perubahan warna kulit dan timbul borok. 2. danya riwayat alergi, kontak dengan bahan-bahan tertentu kosmetik, sabun, obat, tanaman, bahan kimia/ &. >iwayat keluarga atau tetangga dengan penyakit kulit. 6. danya perubahan pola kebiasaan sehari-hari. 5. +itemukan data psikologis yang berkaitan dengan masalah kulit rasa malu, diku!ilkan orang lain, harga diri rendah, takut tidak sembuh, dan !emas/.
%" Diag#osa Ke&e'a(ata# +iagnosis keperawatan yang mungkin mun!ul pada klien dengan masalh
integument adalah " '. (angguan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan jaringan& gangguan kekebalan tubuh& atau in"eksi. ). (angguan rasa nyaman yang berhubungan dengan proses peradangan& terbukanya ujung#ujung sara" kulit& atau tidak adekuatnya pengetahuan tentang pelaksanaan nyeri. *. (angguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan anatomi kulit atau bentuk tubuh. +. (angguan harga diri yang berhubungan dengan penyakit yang tidak teratasi dengan mudah. ,. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis& perubahan kulit& atau potensial keganasan. -. Resiko in"eksi yang berhubungan dengan tidak adanya perlindungan kulit. . /e"esiensi pengetahuan tentang "actor penyebab timbulnya lesi& cara pengobatan& dan perawatan diri. 0. (angguan istirahat tidur yang berhubungan dengan rasa gatal atau nyeri pada kulit. 1. $solasi sosial yang berhubungan dengan penolakan dari oranglain karena perubahan bentuk kulit. '2. Potensial kecacatan sekunder yang berhubungan dengan hilangnya sensasi rasa3anastesi& kurangnya pengetahuan tentang perawatn diri. " Re#)a#a Ke&e'a(ata# ujuan yang harus di!apai pada klien dengan masalah kulit dapat ditentukan berdasarkan tujuan jangka pendek atau jangka panjang. ujuan keperawatan se!ara umum adalah sebagai berikut.
1. 2. &. 6. 5. 8. <.
Kulit menjadi normal kembali. #erkurangnya rasa nyeri atau gatal erlindungnya kulit dari trauma. idak terjadi infeksi Konsep diri positif idak terjadi penularan Kebutuhan istirahat tidur dapat terpenuhi.
$endidikan kesehatan untuk pengkajian kulit se!ara mandiri 1. $eriksa kulit anda minimal setiap bulan. 2. $ada area yang tidak dapat dijangkau, minta bantuan keluarga atau teman dekat. &. al yang harus diamati dari kulit adalah adanya perubahan warna, peningkatan diameter lesi, perubahan bentuk lesi, pembengkakanFkemerahan pada daerah sekitar lesi, rasa gatal atau perubahan sensasi, pengelupasan, bau tidak sedap, luka atau perubahan lain pada kulit 6. 0ngat, apakah anda pernah kontak dengan bahanF*at alergen. 5. ika ada perubahan, segera konsultasikan ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan. +alam pengobatan penyakit kulit !ukup banyak digunakan obat-obat topi!al. (a!am dan jenis-jenis obat topi!al ini banyak sekali, diantaranya saleb dan bedak, minyak, gel, krem, solusi, atau astringen. $erawat perlu mempelajari sifat dan jenis, obat-obat topi!al ini karena dalam proses perawatan kulit, perawat banyak memegang peranan, baik pada tahap promotif, pre)entif, kuratif, maupun pada tahap rehabilitati)e. $ada penggunaan obat-obatan topi!al, jagan oleskan obat terlalu tebal karena dapat menyebabkan iritasi bahan kimia dan akan menghambat proses penyembuhan. +i samping itu, obat jadi banyak terbuang. ediaan topi!al umumnya terdiri dari dua bahan pokok, yaitu" 1.
#ahan aktif, bahan ini umumnya berasal berbagai golongan obat, antara lain golongan antibioti!, kortikostiroid, analgesi, dan lain-lain.
2. #ahan dasar, adalah suatu bahan yang berfungsi sebagai " a. b.
$emberi bentuk, menentukan bentuk dari sediaan yang akan dibuat. +istributor, membawa bahan aktif baik untuk diratakan atau
dipenetralisasikan ke dalam kulit. !. $engawet, mempertahankan khasiat bahan aktof yang lebih lama. +ibawah ini akan dijelaskan karekteristik dari beberapa bahan topi!al. 1.
alep ialah bahan aktif yang di!ampur dengan bahan dasar )aselin atau lanonin. 'ungsi )aselin adalah sebagai bahan dasar pembentuk salepdan mendistribusikan bahan aktif dipermkaan kulit dan memasukkannya kedalam kulit. 3ontohnya,
salep kemisitin, bahan aktifnya berasal dari dari golongan antibioti!, yaitu kloramfenikol yang di!ampur dengan bahan dasar )aselin. 2.
Krim ialah bahan aktif yang di!ampur dengan bahan dasar emulsi. 3ontohnya, krim hidrokortison 2%, bahan aktifnya dari steroid yang di!ampur dengan bahan dasar emulsi emulgade !ream/
&.
#edak ialah bahan aktif yang di!ampur dengan bahan dasar tal!um atau talek. (isalnya, tal!um asidum borikum yang biasa dikenal dengan boortalek, bahan aktifnya asidum borikum yang di!ampur dengan bahan dasar dasar tal!um. al!um asidum salisikum adalah bahan aktif asidum salisikum asam salisilat/ yang di!ampur dengan talk sehingga menjadi sediaan bedak yang lebih dikenal dengan nama salisil. al!um atau talk itu sendiri merupakan bedak dengan sifat kimia netralFtidak aktif. $ada saat memberi bedak, keringkan dahulu lesi untuk menghindari terjadinya kerak, dan jangan memberi bedak pada lesi yang basah dan kotor.
6. 4el ialah bahan dasar yang banyak dipakai untuk di!ampur dengan bebagai bahan aktif atau hanya untuk peli!in. 4el ini mudah diabsorbsi dan !epat kering serta tidak lengket. arus digunakan se!ara hati-hati, karena ada beberapa gel yang menggunakan bahan dasar al!ohol sehingga jika diberikan pada area yang sensiti)e F abrasi dapat menyebabkan rasa terbakar. 5. olusio ialah satu sediaan topi!al dengan bahan dasar GairH. enis obat ini banyak digunakan untuk kompres basah pada kulit atau mandi, tergantung pada luas dan lokasi kelainan kulit. +alam melakukan perawatn kulit, prinsip umum yang perlu diperhatikan meliputi kondisi kulit, obat topi!al, dan !ara pemberiannya. +isamping itu, pengobatan topi!al harus dengan mempertimbangkan stadium, luas, kedalaman, dan lokalisasi penyakit. tadium, pada stadium akut jenis lesi eritema, edema, papul, )esikel, erosi, atau ekskoriaio, dapat digunakan obat !air solusio/ untuk kompres atau mandi, bergantung pada luas dan lokasinya. $emberian bahan aktif perlu dperhatikan, makin akut penyakitnya makin ringan konsentrasi obat yang digunakan. $ada stadium subakut ketika eritema dan edema sudah berkurang, erosi dan ekskoriasi sudah menjadi krusta, dapat digunakan bahan dasarF)esikulum
berbentuk krim atau pasta. $ada stadium kronis biasanya kulit menebal hyperkeratosis/ sehingga perlu dibentuk salep atau gel. Luas atau distribusi. Luas permukaan tubuh yang terkena perlu pertimbangan dalam pemilihan obat topi!al yang akan digunakan. #ila sangat luas, dapat digunakan bedak, bedak ko!ok, mandi rendam, atau krim sesuai dengan stadiumnya. edangkan pada lokasi yang terbatas penggunaan jenis obat lebih leluasa ke!uali pada daerah tertentu. Kedalaman lesi. Kedalaman lesi perlu menjadi bahan pertimbangan untuk pemilihan bahan dasar obat topi!al. ntuk lesi yang dalam atau tebal, misalnya dermatitis kronis atau psoriasis, bahan dasar yang sesuai adalah salep karena penetrasinya dalam. $ada lesi yang inflamasinya dangkal, bahan dasar yang sesuai adalah bedak atau bedak ko!ok. Lokasi lesi. Lokasi lesi perlu diperhatikan, terutama di daerah wajah, skrotum, atau bagian kulit yang tipis, bagian kulit yang tebal palmo-plantar/, atau daerah berambut.
$ada
daerah
yang
kaya
)askularisasi,
selain
memperhatikan
konsentrasi, bahan aktif yang digunakan juga harus berbahan dasar krim. edangkan salep dapat digunakan dengan peryimbangan tertentu. +emikian pula pada daerah berambut, solusio atau krim lebih mudah diberikan dan dibersihkan. ntuk daerah yang memeiliki kulit yang tebal sebaliknya digunakan salep agar obat dapat berpenetrasi lebih baik. I" GANGGUAN INTEGUMEN AKI%AT INFEKSI *IRUS
. >$? I?> >adang kulit akut dengan sifat khas yaitu terdapat
)esikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan biasanya unilateral. +iperkirakan kurang lebih terdapat 1,&-5 penderita per 1DDD orangFtahun. Lebih dari 2F& penderita berusia J5D tahun dan 1D% usia dibawah 2D tahun. $enyebab herpes *oster adalah )irus )arisela *oster,)irus ini masuk kedalam tubuh melalui lesi pada kulit, mukosa saluran napas atas, dan orofaring. Cirus ini berkembang biak serta menyebar keberbagai organ, terutama kekulit dan lapisan mukosa, selanjutnya masuk keujung saraf sensoris, dan menuju ganglion saraf tepi dan kornu posterior. aat )irus masuk pertama kali kedalam tubuh disebut infeksi
primer yang kemudian menimbulkan )esikel. $ertahanan tubuh dan kekebalan tubuh yang menurun dapat menjadi faktor utama penyebab )irus aktif. 'aktor yang dapat mempengaruhi timbulnya herpes *oster adalah hal&&/ 1. 2. &. 6. 5.
$enurunan imunitas tubuh $emakaian kortikosteroid >adio terapi bat-obat imunosupresif tres emosi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian -
#iodata 3antumkan semua identitas klien" umur,jenis kelamin
1. Keluhan utama lasan yang sering membawa klien penderita herpes datang berobat ke rumah sakit atau berobat ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lain adalah nyeri pada daerah terdapatnya )esikel berkelompok 2. >iwayat penyakit sekarang #iasanya klien mengeluh sudah beberapa hari demam dan timbul rasa gatalFnyeri pada dermatom yang terserang,klien juga mengeluh nyeri kepala dan badan terasa lelah.$ada daerah yang terserang mula-mula timbul papula atau plakat berbentuk urtika,setelah 1-2 hari timbul gerombolan )esikula. &. >iwayat penyakit keluarga #iasanya keluarga atau teman dekat ada yang menderita penyakit herpes *oster,atau klien klien pernah kontak dengan penderita )arisela atau herpes *oster. 6. >iwayat psikososial $erlu dikaji bagaimana konsep diri klien terutama tentang gambaranF!itra diri dan harga diri 5. Kebutuhan sehari-hari +engan adanya rasa nyeri,klien akan mengalami gangguan tidurFistirahat dan juga akti)itas.$erlu juga dikaji tentang kebersihan diri klien dan !ara perawatan diri,apakah alat-alat mandiFpakaian ber!ampur dengan orang lain 8. $emeriksaan fisik $ada klien dengan herpes *oster jarang ditemukan gangguan kesadaran ke!uli jika sudah terjadi komplikasi infeksi lain.ingkatan nyeri yang dirasakan oleh klien
bersifat indi)idual sehingga perlu dilakukan pemeriksaan tingkat nyeri dengan skala nyeri.pabila nyeri terasa hebat tanda-tanda )ital !enderung akan meningkat.pada inspeksi kulit ditemukan adanya )esikel berkelompok sesuai dengan alur dermatom.)esikel ini berisi !airan jernih yang kemudian menjadi keruh berwarna abu-abu/,dapat menjadi pustula dan krusta.Kadang ditemukan )esikel berisi nanah dan darah yang disebut herpes *oster hemoragik.pabila yang terserang
adalah
ganglion
kranialis,dapat
ditemukan
adanya
kelainan
motorik.iperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas,misalnya kelainan pada wajah karena gangguan pada nerous trigeminus,nerous fasialis,dan oligus. <. $emeriksaan laboratorium itologi 86% *an!k smear positif / adanya sel raksasa yang multilokuler dan selsel okantolitik. ;. $enatalaksanaan erapi pada kasus herpes *oster bergantung pada tingkat keparahannya.erapi sistemik umumnya bersifat sistomatik,untuk nyerinya diberikan analgesik.ika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik asiklo)ir.erpes *oster sangat !o!ok dengan obat asiklo)ir yang diminum.+engan !epat obat akan menghentikan mun!ulnya lepuhan ke!il,memperke!il ukurannya,mengurangi rasa gatal,dan membunuh )irus yang ada pada !airan lepuhan.ebaiknya diberikan dalam 26-2< jam setelah terbentuknya lepuhan. kupuntur dan obat oles juga bisa membantu pengobatan +04A0 +A 0A?>C?A0 K?$?>=A + 1" Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan respon peradangan asil yang diharapkan" 1. Lesi mulai pulih,integritas jaringan kembali normal.dan area bebas dari infeksi lanjut 2. Kulit bersih dan area sekitar bebas dari edema >en!ana tindakan" 1. Kaji kembali tentang lesi,bentuk,ukuran,jenis,dan distribusi lesi. 2. njurkan klien untuk banyak istirahat
&. $ertahankan integritas jaringankulit dengan jalan mempertahankan kebersihan dan kekeringan kulit. 6. Laksanakan perawatan kulit setiap hari.ntuk men!egah pe!ahnya )esikel sehingga tidak terjadi infeksi sekunder,diberikan bedak salisil 2% bila erosis dapat diberikan kompres terbuka. 5. $ertahankan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur 8. ika terjadi ulserasi,kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian salep antibiotik
+ 2" $erubahan kenyamanan yang berhubungan dengan erupsi dermal dan pruritus asil yang diharapkan" 1. Klien mengatakan nyeri dan ketidaknyamanan berkurang dalam batas yang dapat ditoleransi 2. (enampakkan ketenangan,ekspresi muka relaks &. Kebutuhan istirahat tidurFistirahat terpenuhi >en!ana tindakan" 1. Kaji lebih lanjut intensitas nyeri dengan menggunakan skalaFperingkat nyeri 2. elaskan penyebab nyeri dan pruritus &. #antu dan ajarkan penanganan terhadap nyeri,penggunaan teknik imajinasi,teknik relaksasi,dan lainnya. 6. ingkatkan akti)itas distraksi 5. aga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien 8. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi" a. nalgesik untuk peredaFpenawar rasa sakit b. Larutan kalamin untuk mengurangi rasa gatal !. teroid untuk mengurangi serangan neuralgia
#. ?>$? 0($L?K erpes simpleks adalah penyakit yang mengenai kulit dan mukosa, bersifat kronis dan residif, disebabkan oleh )irus herpes simpleksFherpes )irus hominis 'K nair,177&/. erpes simpleks disebabkan oleh )irus +A. erpes simpleks ada 2 tipe" 1. erpes simpleks 0, mengenai bibir, mulut, hidung,dan pipi. +iperoleh dari kontak dekat dengan anggota keluarga atau teman yang terinfeksi,
melalui !iuman, sentuhan, atau memakai pakaianFhanduk bersama,dan tidak ditularkan melalui hubungan seksual. 2. erpes simpleks tipe 00, menginfeksi daerah genital dan didahului oleh hubungan seksual. kan tetapi,sesuai dengan perkembangan pola hubungan seksual, kasus ini dapat timbul tanpa harus melalui hubungan seksual.
A K?$?>=A Pengkajian 1. #iodata +apat terjadi pada remaja dan dewasa muda.jenis kelamin dapat terjadi pada pria dan wanita.$ekerjaan berisiko tinggi pada penjaja seks komersil. 2. Keluhan utama 4ejala yang sering menyebabkan penderita datang ketempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul. &. >iwayat penyakit sekarang Kembangkan pola $M> pada setiap keluhan klien.$ada beberapa kasus,timbul
lesiF)esikel
berkelompok
pada
penderita
yang
mengalami demam atau penyakit yang disertai peningkatan suhu tubuh atau pada penderita yang mengalami trauma fisik maupun psikis.$enderita merasakan nyeri hebat,terutama pada area kulit yang mengalami peradangan berat dan )esikulasi yang luas. 6. >iwayat penyakit dahulu ering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simpleks atau memiliki riwayat penyakit seperti ini. 5. >iwayat penyakit keluarga da anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi )irus ini. 8. Kebutuhan psikososial Klien dengan penyakit kulit,terutama yang lesinya berada pada bagian muka atau yang dapat dilihat oleh orang,biasanya mengalami gangguan konsep diri.al itu meliputi perubahan !itra tubuh,ideal diri,harga diri,penampilan peran,atau identitas diri.>eaksi yang mungkin timbul adalah" a. (enolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh b. (enarik diri dari kontak sosial !. Kemampuan untuk mengurus diri berkurang
<. Kebiasaan sehari-hari +engan adanya nyeri,kebiasaan sehari-hari klien juga dapat mengalami
gangguan,terutama
untuk
istirahatFtidur
dan
akti)itas.erjadi gangguan buang air besar dan buang air ke!il pada penderita herpes genitalia ;. $emeriksaan fisik Keadaan umum klien bergantung pada luas lokasi timbulnya lesi,dan daya tahan tubuh klien.$ada kondisi awalFsaat proses peradangan dapat terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda )ital.$ada pengkajian kulit ditemukan adanya )esikel)esikel berkelompok yang nyeri,edema disekitar lesi,dan dapat pula timbul
ulkus
pada
infeksi
sekunder.$erhatikan
mukosa
mulut,hidung,dan penglihatan klien.$ada pemeriksaan genitalia pria,daerah yang perlu diperhatikan adalah bagian glans penis,batang penis,uretra,dan anus.pada wanita daerah yang perlu diperhatikan adalah
labia
minora
dan
mayora,klitoris,intratus
)aginal,dan
ser)iks.ika timbul lesi !atat jenis,bentuk,ukuranFluas,warna,dan keadaan
lesi.$alpasi
kelenjar
limfe
regional,periksa
adanya
pembesaran.$ada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar limfe regional. 7. $emeriksaan laboratorium +itemukan hasil uji t*ank positif +04A0 +A 0A?>C?A0 + 1"nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi jar ingan asil yang diharapkan" 1. Klien mengungkapkan nyeri berkurangFhilang 2. (enunjukkan mekanisme koping spesifik untuk nyeri dan metode untuk mengontrol nyeri se!ara benar. &. Klien menyampaikan bahwa orang lain mem)alidasi adanya nyeri >en!ana keperawatan 1. Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri 2. Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri
&.
ampaikan pada klien penerimaan perawat tentang responnya terhadap nyeri,akui adanya nyeri,dengarkan dan perhatikan klien saat mengungkapkan
nyeri,sampaikan
bahwa
mengkaji
nyerinya
bertujuan untuk lebih memahaminya. 6. Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang nyeri atau tindakannya 5. #eri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab rasa nyeri 8. +iskusikan dengan
klien
tentang
penggunaan
terapi
distraksi,relaksasi dan imajinasi,dan ajarkan teknikFmetode yang dipilih. <. aga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien ;. Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgesik 7. $antau tanda-tanda )ital 1D. Kaji kembali respon klien terhadap tindakan penurunan rasa sakitFnyeri + 2" 4angguan !itra tubuhFgambaran diri berhubungan dengan perubahan penampilan,sekunder akibat penyakit herpes simpleks. asil yang diharapkan" 1.
Klien
mengatakan
dan
menunjukkan
penerimaan
atas
penampilannya 2. (enunjukkan keinginan kemampuan untuk melakukan perawatan diri &. (elakukan pola-pola penanggulangan baru >en!ana keperawatan" 1. 3iptakan hubungan saling per!aya antara klien dan perawat 2. +orong klien untuk menyatakan perasaannya,terutama tentang ia merasakan,berpikir,atau memandang dirinya &. ernihkan kesalahan konsepsi
indi)idu
tentang
dirinya,penatalaksanaan,atau perawatan dirinya 6. indari mengkritik 5. aga pri)asi dan lingkungan indi)idu 8. #erikan informasi yang dapat diper!aya dan diperjelas informasi yang telah diberikan <. ingkatkan interaksi sosial a. +orong klien untuk melakukan akti)itas b. indari sikap untuk selalu melindungi,tetapi terbatas pada permintaan indi)idu
;. dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan 7. beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain 1D. lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien dan pentingnya sistem daya dukungan bagi mereka. 11.
dorong klien untuk berbagi rasa masalah,kekhawatiran,dan
persepsinya. + &" >esiko penularan infeksi yang berhubungan dengan pemajanan melalui kontak langsung,tidak langsung,droplet/ asil yang diharapkan " 1. Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkan infeksi 2. Klien dapat menjelaskan penularan penyakit >en!ana keperawatan 1.
elaskan
tentang
penyakit
herpes
simpleks,penyebab,!ara
penularan,dan akibat yang ditimbulkan 2. njurkan klien untuk menghentikan kegiatan hubungan seksual selama sakit dan jika perlu menggunakan kondom &. #eri penjelasan tentang pentingnya melakukan kegiatan seksual dengan satu orang satu sama lain saling setia/ dan pasangan yang tidak terinfeksi hubungan seks yang sehat/ 6. Lakukan tindakan pen!egahan yang sesuai" a. 3u!i tangan sebelum dan sesudah ke semua klien atau kontak dengan spesimen b. 4unakan sarung tangan setiap kali melakukan kontak langsung dengan klien !. njurkan klien dan keluarga untuk memisahkan alat-alat mandi klien,dan tidak menggunakannya bersama handuk,pakaian,baju dalam,dll/ d. Kurangi transfer patogen dengan !ara mengisolasi klien selama sakit karena penyakit ini disebabkan oleh )irus yang dapat menular melalui udara/ II" GANGGUAN INTEGUMEN AKI%AT INFEKSI %AKTERI +KUSTA, $enyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah
yang sangat kompleks,tidak hanya dari segi medis mis.penyakit atau ke!a!atan fisik /, tetapi juga meluas sampai masalah sosial dan ekonomi. +i
samping itu, ada stigma negatife dari masyarakat yang mengatakan penyakit kusta adalah penyakit yang menakutkan, bahkan ada beberapa masyarakat yang mengaggap penyakit ini adalah penyakit kutukan. 0ni karena dampak yang di timbulkan
dari
penyakit
tersebut
!ukup
parah,
yaitu
adanya
deformitasFke!a!atan yang menyebabkan perubahan bentuk tubuh. Kusta adalah penyakit infeksi kronis. $enyebabnya adalah my!oba!terium leprae ,yang intraseluler obligat +juanda,1777/. Kusta adalah penyakit kronis my!oba!terium leprae,yang primer menyerang saraf tepi, dan sekunder menyerang kulit, otot saluran pernapasan bagian atas, mata, dan testis. >+ +r.oetomo 1776/. imbulnya penyakit kusta adalah pada seorang tidak mudah sehingga tidak perlu di takuti.hal ini bergantung pada beberapa fa!tor,antara lain. a.
$atogenitas kuman penyebab,
b. 3ara penularan !.
igiene dan sanitasi
d. Carian geneti! yang berhubungan dengan kerentanan e.
umber penularan
f.
+aya tahan tubuh anda pasti kusta " 1. Kulit dengan ber!ak putih atau kemerahan dengan mati rasa 2. $enebalan pada saraf tepidi sertai kelainan fungsinya berupa mati rasa dan kelemahan pada otot tangan ,kaki,dan mata. &. danya kuman tahan asampada pemeriksaan kerokan kulit # positif. >idley dan jopling 178D/, dalam buku ilmu penyakit kulit dan kelamin ,fakultas keddoteran 0 memperkenalkan istilah determina spe!trum pada penyakit kusta yang terdiri atas berbagai tipe atau bentuk,yaitu@ " tuberkoloid polar ,merupakan bentuk yang stabil tidak mungkin berubah i "tuberkoloid indefinite #" (id borderline lepromatus #L" #orderline leproumatus Li"Lepromatosa indifinit LL" lepramatosa polar, bentu yang stabil (enurut = ,kusta dibagi menjadi multibasiler dan pausibasiler" 1. (ultibasiler (#/ berarti mengandung banyak basil. ipenya adanya ##,#L,dan LL.
2.
$ausibasiler $#/ berarti mengandung sedikit basil.tipenya adalah
,#,dan 0. uberkoloid polar / terjadi pada penderita dengan resistensi tubuh !u!kup
tinggi.tipe
adalah
bentuk
yang
stabil.
4ambaran
histopologisnya menunjukan granuloma epitetoloid dengan banyak sel limfosit dan sel raksasa ,*ona epidermal yang bebas ,erosi epidermis karena gangguan pada saraf kulit yang sering disertai penebalan serabut saraf . karena resistensi tubuh !ukup tinggi ,maka infiltrasi kuman akan terbatas dan lesi yang mun!ul terlokalisasi di bawah kulit dengan gejala" 1. ipopigmentasi karena sratum basal yang mengandung pigmen rusak 2. ipo atau anastesi karena ujung ujung saraf rusak &. #atastegas karena kerusakan terbatas marwali arahap,177D/ enis pengobatan yang di berikan pada penerita kusta adalah " a. ipe pausbasiler $#/. b. ipe mulitibasiler (#/ A K?$?>=A Pengkajian 1. #iodata 2. Keluhan tama &. >iwayat $enyakit sekarang 6. >iwayat penyakit dahulu 5. >iwayat penyakit keluarga 8. >iwayat psikososial <. Kebiasaan sehari hari ;. $emeriksaan fisik a. ji kulit b. ji keringat !. ji lepromin 7. $emeriksaan penunjang +04A0 +A 0A?>C?A0 + 1" Kemungkinan !edera yang berhubungan dengan anestesia atau hilang rasa akibat neuritis. asil yang diharapkan" 1. Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko !edera pada dirinya. 2. Klien dapat menjelaskan tujuan tindakan keamanan untuk men!egah !edera. >en!ana keperawatan" 1. #eri penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab ansietas atau hilang rasa serta akibat yang ditimbulkannya.
2. Kaji faktor-faktor penyebab atau pendukung terjadinya !edera. &. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor penyebab jika mungkin. 6. jari !ara-!ara pen!egahan. a. 4unakan selalu alas kaki b. ika merokok, gunakan pipa rokok dan jangan merokok sambil tiduran. !. Kaji suhu air mandi, jika mandi menggunakan air panas, dengan termometer air mandi. d. 4unakan pelindung tangan saat mengangkat barang dari kompor. e. angan gunakan baju panjang ketika sedang memasak. f. ati-hati dan waspada selalu jika berakti)as di dapur. 5. +iskusikan dengan keluarga tentang !ara pen!egahan di rumah.
+
2"
$enatalaksanaan
aturan
terapeutik"
ketidakefektifan,
yang
berhubungan dengan rumitnya program pengobatan.
asil yang diharapkan" 1. Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang perilaku sehat yang diperlukan untuk memper!epat proses penyembuhannya, serta men!egah kekambuhan atau komplikasi yang ditimbulkan. 2. KlienFkeluarga dapat menjelaskan proses terjadinya penyakit, penyebab dan faktor yang mendukung gejala, dan perturan untuk mengontrol penyakit. >en!ana Keperawatan" 1. 0dentifikasi faktor penyebab ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik . a. Kurang per!aya. b. Kurang pengetahuan. !. Kurangnya sumber-sumber pendukung. 2. #ina hubungan saling per!aya dengan klienFkeluarga. &. elaskan tentang penyebab penyakit, proses penyakit, dan risiko yang terjadi jika tidak diobati. 6. #eri penyuluhan tentang perawatan penderita
kusta
pengobatan, selama pengobatan, dan setelah pengobatan. a. $erlunya pengobatan yang teratur b. 3ara makan obat !. Lama pengobatan
sebelum
d. al-hal yang dapat timbul selama pengobatan, antara lain efek samping obat dan reaksi yang ditimbulkan. e. $erawatan luka di rumah. f. $entingnya gi*iFnutrisi. g. $erubahan gaya hidupFakti)itas.
III"
GANGGUAN INTEGUMEN AKI%AT PARASIT
. 3#0? kabies banyak diderita masyarakat dengan hiegenenyang buruk dan juga lingkungan yang padat karena disebabkan oleh parasit sejenis kutu. kabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh %arcoptes scbiei yang menyebabkan iritasi kulit. $arasit ini menggali parit-parit di dalam epidermis sehingga menimbulkan gatal-gatal dan merusak kulit penderita oedarto 1772/. kabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh in)estasi kutu %arcoptes scabiei var homini yang membuat terowongan pada startum korneum kulit, terutama pada tempat predileksi =ahidayat, 177;/. kabies adalah penyakit kulit menular dengan keluhan gatal-gatal terutama pada malam hari. 3ara penularan transmisi/ penyakit ini ada 2 ma!am, yaitu" 1. Kontak langsung kontak kulit dengan kulit/, misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. 2. Kontak tak langsung melalui benda/, misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dsb.
A K?$?>=A Pengkajian 1. %io-ata 2. Keluha# utama. biasanya klien datang dengan keluhan gatal dan ada lesi dikulit. &.
Ri(a/at &e#/akit seka'a#g" #iasanya klien mengeluh gatal terutama pada
malam hari dan timbul lesi berbentuk pustule pada sela-sela jari tangan, telapak tangan, ketiak, aerola mammae, bokong, atau peru bagian bawah. 6.
Ri(a/at &e#/akit te'-ahulu" idak ada penyakit lain yang dapat menimbulkan
skabies ke!uali kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita.
5. Ri(a/at &e#/akit kelua'ga" $ada penyakit skabies, biasanya ditemukan anggota keluarga lain, tetangga atau juga teman yang menderita, atau mempunyai keluhan dan gejala yang sama. 8.
Psikososial" $enderita skabies biasanya merasa malu, jijik, dan !emas dengan
adanya lesi yang berbentuk pastula. <.
Pola kehi-u&a# seha'i0ha'i" $ada saat anamnesis, perlu ditanyakan se!ara jelas
tentang pola kebersihan diri klien maupun keluarga. ;.
Peme'iksaa# fisik" pada saaat inspeksi ditemukan lesi yang khas berbentuk,
papula, pustule, )esikel, urtikaria, dll. 7.
Peme'iksaa# la1o'ata'ium" %arcoptes scabiei ditemukan dengan membuka
terowongan postula atau )esikula dengan pisau insisi atauujung jarum sambil mengorek dasarnya. asil kerokan diletakkan di ka!a sediaan, kemudian diberi beberapa tetes gliserin dan ditutup dengan gelas pentup, selanjutnya dilihat di bawah mikroskop. asil dianggap positif bila dianggap positif bila didapatkan sarcoptes scabiei atau telurnya. 1D. Te'a&i" Kolaborasikan dengan tim medis, biasanya jenis obat topi!al a. ulfur presipitatum b. ?mulsi ben*yl-ben*ous !. 4ama ben*ene heksa klorida d. Krotamiton 1D% e. $ermetrin 5% f. ntibiotil jika ditemukan adanya infeksi sekunder
+ 1" gangguan pola tidur bFd pruritusF gatal 0nter)ensi " a. 0dentifikasi faktor-faktor penyebab tidak bisa tidur dan penunjang keberhasilan tidur b. #eri penjelasan pada k dan keluarga penyebab gangguan pola tidur. !. Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan d. tur prosedur tindakan medis atau keperawatan untuk member sedikit mungkin gangguan selama periode tidur. e. indari prosedur yang tidak penting selama waktu tidur. f. njurkan k mandi air hangat sebelum tidur dan mengoleskan obat salep pada daerah lesi. + 2" resiko gangguan konsep diri harga diri rendah/ bFd penampilan dan respons orang lain. a. alin komunikasi teraupetik antara perawat, p dan keluarga
b. #antu indi)idu mengidentifikasi dan mengekspresikan perasa annya. !. #antu k mengidentifikasi e)aluasi diri yang positif maupun perasaan negati)e d. #antu k dalam mempelajari koping baru.
I*"
GANGGUAN SITEM INTEGUMEN KARENA KEGAGALAN
KERATINASI +PS!RIASIS,
$sioriasis adalah penyakit kulit kronis dengan bentuk lesi-lesi yang khas berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang !epat. arahap, (, 177D/. uatu dermatosis kronis residif dengan gambaran klinis yang khas, yaitu adanya makula eritematosa yang berbentuk bulat dan bulat lonjong, diatasnya ada skuama yang tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih transparan seperti mika astrawijaya, 177&/. ?tiologi penyakit ini se!ara pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhinya, yaitu" 1. 4eneti!Fherediter $enyakit ini diturunkan melalui suatu gn dominan. 2. 0nfeksi (erupakan faktor pen!etus dan faktor yang memperberat timbulnya psoriasis. (isalnya, infeksi kronis tonsillitis, faringitis, dermatokosis, dan # paru. &. 'aktor !ua!a #iasanya penyakit ini sering kambuh terutama pada musim dingin. al ini terjadi karena pada suhu dingin, proses eksresi atau pengeluaran *at-*at yang tidak berguna bagi tubuh melalui kulit tidak berlangsung lan!ar. 6. rauma danya gesekan atau tekanan serta trauma pada kulit dapat menyebabkan timbulnya lesi psoriasis. 5. 'aktor psikologis ebagian besar 8;%/ stress dan gangguan emosi yang berlebih dapat memi!u kekambuhan dan eksaserbasi. A K?$?>=A Pengkajian a. #iodata
3antumkan biodata klien se!ara lengkap yang men!akup umur, penyakit psioriasis dapat menyerang semua kelompok umur tetapi umumnya pada orang dewasa, jenis kelamin insidens pada pria lebih banyak daripada wanita, suku bangsa, lebih banyak diderita orang kulit putih daripada kulit berwarna. b. Keluhan utama #iasanya klien dating ketempat pelayanan kesehatan dengan keluhan timbul lesi bersisik pada kulit, terasa agak gatal, dan panas. !. >iwayat penyakit sekarang 'aktor pen!etus dapat disebabkan oleh adanya infeksi sehingga tanda-tanda infeksi dapat ditemukan, apat juga karena faktor psikologis. #iaanya klien sedang mengalami psikologis yang tidak menyenangkan stress, sedih, marah, dll/. Lesi yang timbul semakin menghebat pada !ua!a dingin, dan rasa gatal semakin terasa tterutama pada daerah predileksi. d. >iwayat penyakit dahulu $rosis adalah penyakit kronis residifFhilang timbul, sehingga pada riwayat penyakit dahulu sebagian besar lklien pernha menderita penyakit yang sama dengan kondisi yang dirasa sekarang. >iwayat penyakit infeksi juga perlu dikaji mis, tosilitis, faringitis, atau # paru/. $ada klien yang menderita infeksi, terutama infeksi kronis, dapat terjadi penurunan daya tahan tubuhFimunitas. e. >iwayat penyakit keluarga ?tiologi penyakit psoriasis belum dpat diketahu pasti. Aamun diduga faktor geneti!Fherediter juga mempengaruhi sehingga perlu dikaji riwayat keluarga yang menderita psoriasis. f. >iwayat psikososial (eskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, namun penyakit ini menyebabkan gangguan kosmetik karena psoriasis dapat mengenai seluruh tubuh sehingga tidak enak dipandang mata. leh karena itu, perlu dikaji respons klien tentang penyakitnya, pandangan diri klien, identitas diri, tanggung jawab terhadap peranFtugas yang dipikul, masalah somati! yang timbul selama sakit, dan suasana batin klien, karena salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit ini adalah stress atau emosi yang labil.
+isamping itu, perlu juga dikaji tentang hubungan sosial klien karena penyakit ini dapat menggangg interaksi sosial. g. Kebiasaan sehari-hari $erlu dikaji kebiasaan memberihkan diri klien, !ara mandi lesi psoriasis tidak boleh digosok se!ara kasar karena dapat menimbulkan trauma fenomena koebner// dan dapat merangsang pertumbuhan kulit lebih !epat. ika lesi psoriasis mengenai telapak tanganFtumit kaki dapat mengganggu akti)itas sehari-hari. Kebersihan lingkungan klien, terutama tempat tidur, perlu dikaji karena skuama lesi sering di jumpai di tempat tidur terutama saat klien bangun tidur pagi. h. $emeriksaan fisik aat inspeksi pada beberapa tempat lesi di temukan adanya perubahan struktur kulit. ampak adanya makula dan papil eritematosa yang jika terkumpul akan membentuk lesi yang lebar pada daerah predileksi, dapat ditemukan ruam dan keropengFskuama yang berlapis-lapis sperti lilin atau mika berwarna putih perak berbentuk bulat dan lonjong. $ada palpasi teraba skuama yang kasar, tebal, dan berlapis-lapis. i. $emeriksaan penunjang $ada pemeriksaan histopatologi untuk menentukan kepatian diagnosis dari psoriasis dapat ditemukan" • • • •
$emanjangan dan pembesaran pada papilla dermis. $enipisan ampai hilangnya stratum granulosum. $eningkatan mitosis pada stratum basalis. ?dema dermis disertai infiltrasi limfosit dan monosit.
Diag#osis
+ 1 2 4angguan konsep diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan diri sekunder akibat penyakit kronis. asil yang diharapkan " • Klien menilai keadaan dirinya terhadap hal-hal yang realisti! tanpa • •
menyimpang. +apat menyatakan dan menunjukan peningkatan konsep diri. +apat menunjukan adaptasi yang baik dan menguasai kemampuan diri.
>en!ana keperawatan"
•
#ina hubungan saling per!aya antara perawat dank lien. +orong klien untuk menyatakan perasaannya, terutama !ara ia merasakan
•
sesuatu, berpikir, atau memandang dirinya sendiri. +orong klien untuk mengajukan pertanyaan mengenai masalah kesehatan,
•
pengobatan, dan kemajuan pengobatan dan kemungkinan hasilnya. #eri informasi yang dapat diper!aya dan meguatkan informasi yang telah
•
diberikan. ernihkan kesalahan persepsi indi)idu tentang dirinya, mengenai perawatan
•
•
dirinya. indari kata-kata yang menge!am dan memojokan klien. Lindungi pri)asi hak-hak pribadi/ dan jamin lingkungan yang kondusif. Kaji kembali tanda dan gejala gangguan harga diri, gangguan !itra tubuh,
•
dan perubahan penampilan peran. #eri penjelasan dan penyuluhan tentang konsep diri yang positif.
• •
+ 2" Kerusakan interaksi sosial yang berhubungan dengan keadaan yang memalukan pada psoriasis. asil yang diharapkan" •
Klien dapat megidentifikasi perilaku yang bermaalah yang menghalangi
•
hubungan sosial. Klien dapat menunjukan perilaku yang konstruktif dala m hubungan sosial. Klien dan keluarga dapat menjelaskan strategi untuk meningkatkan
•
sosialisasi yang efektif.
>en!ana keperawatan " •
•
•
#eri dukungan untuk mempertahankan dasar keterampilan sosial dan mengurangi isolasi sosial. 3iptakan hubungan yang baik dengan klien" 1. Kaji kemampuan klien dalam mengelola stress kehidupannya. 2. jak klien untuk berpikir realitas, berfokus pada kondisi saat ini. &. #antu klien mengidentifikasi massalah pen!etus stress. 6. #antu klien untuk mengidentifikasi alternati)e tindakan. #eri dukungan untuk melakukan akti)itas kelompok" ⇒ +orong pperilaku sosial baru. ⇒ #eri model peran yang pasti dalam perilaku sosial mis, menjawab salam, teman melawan tidak ditanggapi/.
⇒
#antu perkembangan hubungan di antara anggota melalui pengungkapan
diri dan kesungguhan. ⇒ 4unakan pertanyaan dan obser)asi untuk mendorong klien dengan
•
keterbatasan interaksi. ⇒ +orong anggota untuk mem)alidasi persepsi mereka dengan yang lain. $antau perkembangan keterampilan sosial klien. Libatkan keluarga dan anggota masyarakat dalam memahami dan
•
memberikan dukungan pada klien. #eri informasi yang nyata tentang penyakit, pengobatan, dan kemajuan
•
pada anggota keluarga.
*" ASUHAN KEPERAWATAN LUKA %AKAR Patofisiologi Luka %aka'
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari s uatu sumber panas kepada tubuh. $anas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. +estruksi jaringan terjadi akibat koagulasi denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. aringan yang dalam, termasuk organ )isera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens penyebab 4Burning agent5. Aekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.
Res&o# Sistemik
$erubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka-bakar men!akup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan !urah jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. $asien yang luka bakarnya tidak melampaui 2D% dari luas total permukaan tubuh akan memperlihatkan respons yang terutama bersifat lo!al. 0nsidensi, intensitas dan durasi perubahan patofisiologik pada luka bakar sebanding dengan luasnya luka bakar dengan respon maksimal terlihat pada luka bakar yang mengenai 8D% atau lebih dari luas permukaan tubuh. Kejadian luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadinya
perpindahan !airan, natrium serta protein dari ruang intra)askuler ke dalam ruang interstisial. Ketidak stabilan hemodinamika bukan hanya melibatkan mekanisme kardio)askuler tetapi juga keseimbangan !airan serta elektrolit, )olume darah, mekanisme pulmoner dan berbagai mekanisme lainnya.
Res&o# Ka'-io3askule'
3urah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada )olume darah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan !airan dan berkurangnya )olume )askuler, maka !urah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Keadaan ini merupakan awitan syok luka bakar. ebagai respons, system saraf simpatik akan melepaskan katekolamin yang meningkatkan resistensi perifer Casokonstriksi/ dan frekuensi denyut nadi. elanjutnya )asokonstriksi pembuluh darah perifer menurunkan !urah jantung. >esusitasi !airan yang segera dilakukan memungkinkan dipertahankannya tekanan darah dalam kisaran normal yang rendah sehingga !urah jantung membaik. (eskipun sudah dilakukan resusitasi !airan yang adekuat, tekanan pengisian jantung-tekanan )ena sentral, tekanan arteri pulmonalis dan tekanan baji arteri pulmonalis-tetap rendah selama periode syok luka bakar. ika resusitasi !airan tidak adekuat, akan terjadi syok distributif. Efek &a-a ai'a#. Elekt'olit. -a# *olume Da'ah
Colume darah yang beredar akan menurun se!ara dramatis pada saat terjadi syok luka-bakar. +i samping itu, kehilangan !airan akibat e)aporasi lewat luka bakar dapat men!apai & hingga 5L atau lebih selama periode 26 jam sebelum permukaan kulit yang terbakar ditutup. elama syok luka-bakar, respons kadar natrium serum terhadap resusitasi !airan
ber)ariasi.
#iasanya
hi&o#at'emia
deplesi
natrium/
terjadi.
iponatremia juga sering dijumpai dalam minggu pertama fase akut karena air akan pindah dari ruang interstisial ke dalam ruang )akuler. egera setelah terjadi luka bakar, hi&e'kalemia kadar kalium yang tinggi/ akan dijumpai sebagai akibat dari destruksi sel yang massif. Hi&okalemia
deplesi kalium/ dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya !airan dan tidak memadainya asupan !airan. $ada saat luka bakar, sebagian sel darah merah dihan!urkan dan sebagian lainnya mengalami kerusakan sehingga terjadi anemia. Kendati terjadi keadaan ini, nilai hematokrit pasien dapat meninggi akibat kehilangan plasma. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan, perawatan luka dan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta tindakan hemodialisis lebih lanjut turut menyebabkan anemia. ransfusi darah diperlukan se!ara periodik untuk mempertahankan kadar hemoglobin yang memadai yang diperlukan guna membawa oksigen. bnormalitas koagulasi, yang men!akup penurunan jumlah trombosit t'om1osito&e#ia, dan masa pembekuan serta waktu protrombin yang memanjang juga ditemukan pada luka
Res&o# Pulmo#e'
epertiga dari pasien-pasien luka bakar akan mengalami masalah pulmoner yang berhubungan dengan luka bakar. (eskipun tidak terjadi !edera pulmoner, hipoksia star)asi oksigen/ dapat dijumpai. $ada luka bakar yang berat, konsumsi oksigen oleh jaringan tubuh pasien akan meningkatkan dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respon lo!al =hite, 177&/. 3idera 0nhalasi merupakan penyebab utama kematian pada korban-korban kebakaran. +iperkirakan separuh dari kematian ini seharusnya bisa di!egah dengan alat pendeteksi asap. 3edera pulmoner diklasifikasikan menjadi beberapa kategori" 1. 3edera saluran napas atas@ 2. 3edera inhalasi di bawah glottis@ &. Kera!unan karbon monoksida@ 6. +efek restriktif. Lebih dari sepuluh korban luka bakar yang menderita gangguan paru pada mulanya tidak memperlihatkan gejala dan tanda-tanda pulmoner. $enurunan kelenturan paru, penurunan kadar oksigen serum dan asidosis respiratorik dapat terjadi se!ara berangsur-angsur dalam 5 hari pertama setelah luka bakar. 0ndikator kemungkinan terjadinya kerusakan paru men!akup hal-hal berikut ini"
•
• • •
>iwayat yang menunjukkan bahwa luka bakar terjadi dalam suatu daerah yang tertutup, Luka bakar pada wajah atau leher, >ambut hidung yang gosong, uara yang menjadi parau, perubahan suara, batuk yang kering, stridor,
•
sputum yang penuh jelaga, putum yang berdarah, $ernapasan yang berat atau takipnea pernapasan yang !epat/ dan tanda-
•
tanda penurunan kadar oksigen hipoksemia/ yang lain, ?ritema dan pembentukan lepuh pada mukosa oral atau faring.
•
Res&o#s Sistemik Lai##/a
'ungsi renal dapat berubah sebagai akibat ari berkurangnya )olume darah. +estruksi sel-sel darah merah pada lokasi !edera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. ika terjadi kerusakan otot misalnya, akibat luka bakar listrik/, mioglobin akan dilepaskan dari sel-sel otot dan diekskresikan oleh ginjal. $ertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. emua tingkat respon imun akan dipengaruhi se!ara merugikan. Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor inflamasi yang abnormal, perubahan kadar immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil, dan penurunan jumlah limfosit limfositopenia/. 0munosupresi membuat pasien luka bakar beresiko tinggi untuk mengalami sepsis. ilangnya kulit juga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Karena itu pasien-pasien luka bakar dapat memperlihatkan suhu tubuh yang rendah dalam beberapa jam pertama pas!a-luka bakar, tetapi kemudian setelah keadaan hipermetabolisme menyetel kembali suhu inti tubuh, pasien luka bakar akan mengalami hipertermia selama sebagian besar periode pas!a-luka bakar kendati tidak terdapat infeksi. da dua komplikasi gastrointestinal yang potensial, yaitu" ileus &a'alitik tidak adanya peristalsis usus/ dan ulkus u'li#g" #erkurangnya peristalsis dan bising usus merupakan manifestasi ileus paralitik yang terjadi akibat luka bakar. +istensi lambung dan mausea dapat mengakibatkan )omitus ke!uali jika
segera dilakukan tindakan dekompresi lambung dengan pemasangan sonde lambung/.
>espon lo!al dan luas luka bakar Ke-alama# luka 1aka' •
Luka bakar derajat satu super "icial partial#thickness/ ?pidermis mengalami kerusakan atau !edera dan sebagian dermis turut !edera. Luka tersebut bisa terasa nyeri, tampak merah dan kering seperti luka bakar matahari, atau mengalami lepuhFbullae.
•
Luka bakar derajat dua deep partial#thickness/ (eliputi destruksi epidermis serta lapisan atas dermis dan !edera pada bagian dermis yang lebih dalam. Luka tersebut terasa nyeri, tampak merah dan mengalami eksudasi !airan. $emutihan jaringan yang terbakar diikuti oleh pengisian kembali kapiler@ folikel rambut masih utuh.
•
Luka bakar derajat tiga "ull#thickness/ (eliputi destruksi total epidermis serta dermis, dan pada sebagian kasus, jaringan yang berada di bawahnya. =arna luka bakar sangat ber)ariasi mulai dari warna putih hingga merah, !okelat atau hitam. +aerah yang terbakar tidak terasa nyeri karena serabut-serabut sarafnya han!ur. Luka bakar tersebut tampak seperti bahan kulit. 'olikel rambut dan kelenjar keringat turut han!ur.
+04A
K?$?>=A.
ipotermia
yang
berhubungan
dengan
gangguan
mikrosirkulasi kulit dan luka yang terbuka >A. $emeliharaan suhu tubuh yang adekuat 1. #erikan lingkungan 1. Lingkungan yabf stabil yang
hangat
dengan
mengurangi
penggunaan
perisai
panas lewat e)aporasi
pemanas,
selimut
kehilangan
kalau lukanya terpajan
uhu tubuh tetap pada rentang &8,1D sampai
•
&;,&D idak ada mengigil atau gemetar
berongga, lampu atau selimut pemanas. 2. #ekerja dengan !epat
•
2.
$ajanan mengurangi
yang
minimal
kehilangan
udara dingin panas dari luka. &. Kaji suhu inti tubuh &. Kaji suhu tubuh dengan sering
yang
frekuen
membantu
mendeteksi
terjadinya
hipotermoa +04A K?$?>=A. Ayeri yang berhubungan dengan dan saraf serta dampak emosional !edera >A. $engendalian rasa nyeri 1. 4unakan skala nyeri 1. ingkat nyeri memberikan untuk menilai nyeri
tingkat
yaitu
data
1-1D/
bedakan
dasar
menge)aluasi
dengan
tindakan
keadaan hipoksia
nyeri.
untuk efekti)itas
mengurangi ipoksia
dapat
menimbulkan tanda-tanda serupa
dan
harus
disingkirkan
terlebih
dahulu
sebelum
pengobatan
nyeri
dilaksanakan. 2. $enyuntikan 2.
#erikan analgetik menurut medik.
opioid program
intra)ena
diperlukan
karena
terjadinya
perubahan
perfusi
mati
kemungkinan
preparat
analgetik
preparat
jaringan
akibat
luka bakar.
supresi
pernapasan pada pasien yang
tidak
memakai
)entilasi
mekanis.
Lakukan
penilaian
respon pasien terhadap pemberian analgetik &. #erikan dukungan emosional menentramkan
dan
&.
+ukungan sangat
emosional
penting
untuk
mengurangi ketakutan dan ansietas akibat luka bakar. Ketakutan
dan
•
ansietas
•
(enyatakan
tingkat
nyeri menurun idak ada petunjuk non)erbal tentang nyeri
kekhawatiran pasien.
akan
meningkatkan
presepsi nyeri. +04A K?$?>=A. nsietas yang berhubungan dengan rasa takut dan dampak emosional luka bakar >A. $engurangan ansietas pasien dan keluarga 1. Kaji pemahaman pasien 1. trategi koping dan
keluarganya
terhadap
luka
keterampilan
bakar, koping
dann dinamika keluarga.
mengungkapkan
dapat
untuk
pemahaman
krisis
perawatan luka bakar
dikuatkan
digunakan
pada
sekarang.
$engkajian
pern!anaan
#eri respons indi)idual terhadap tingkat koping
•
inter)ensi
yang sesuai. 2. >eaksi terhadap !edera luka
bakar
sangat
ber)ariasi. 0nter)ensi harus
pasien dan keluarga.
sesuai
dengan
koping
tingkat
pasien
keluarganya
yang
dan ada
sekarang &. $erningkatan pemahaman &.
elaskan
semua
prosedur kepada pasiean dan istilah
keluarga
dengan
sederhana
dan
jelas.
akan menghilangkan rasa takut terhdap sesuatu yang tidak di ketahui. ingkat ansietas yang tinggi dapat menggangu
pemahaman
tentang penjelasan yang kompleks. 6. Ayeri akan meningkatkan
6.
(empertahankan
peredaan nyeri 5. $ertimbangkan pemberian
preparat
$asien dan keluarga
sebelumnya yang berhasil
memungkinkan
2.
•
ansietas 5. ingkat ansietas selama fase
darurat
melampawi
dapat
kemampuan
koping pasien. $engobatan
darurat. (ampu
tentang
menjawab
pertanyaan sederhana.
antiansietas diprogramkan
yang
dapat menurunkan respon
jika
fisiologik dan psikologik
pasien
tampak
sangat
!emas
kendati
sudah
dilakukan
dan psokilogik ansietas.
inter)ensi
non-farmakologi $>4>( KL#>0. 4agal napas akut, syok sirkulasi, gagal ginjal akut, sindrom kompartemen, ileus paralitik, tukak !urling. >A. idak ada komplikasi 4agal napas akut 1. Kaji gejala dispnea, 1. stridor, perubahan pada pola respirasi. 2. $antau pemeriksaan denyut
hasil
men!erminkan
status
hasil
oksigenisasi
yang
toraks 6. Kaji
kegelisahan,
untuk
atau
penurunan
tingkat
kesadaran 5. Laporkan
dengan
segera status respirasi yang memburuk kepada
&.
pelaksanaan
$emeriksaan sinar dapat mengungkapkan
!edera
baru 6. (enifestasi sema!am itu dapat
menunjukan
hipoksia sendiri
5.
4agal
napas
akut
merupakan keadaan yang dapat
menimbulkan
kematian dan diperlukan membantu intubasi
spontasn
tidal
)olume
yang memadai 'oto ronsen toraks menunjukan hasil yang
memahami
pertanyaan
mm g. #ernapas dengan
•
kebingungan, kesulitan
dokter. 8. iap
•
dan
peningkatan p32 &. (emonitor hasil foto
berada
dapat diterima p2 J;D
memburuk.
penurunan p2, saturasi
arteri
dalam batas-batas yang
mendeteksi
oksigen
asil pemeriksaan gas darah
men!erminkan
analisa gas darah, arteri untuk
•
respirasi yang memburuk. 2. anda-tanda sema!am itu
oksimetri
nadi,
anda-tanda sema!am itu
inter)ensi segera 8. 0ntubasi memungkinkan
•
normal idak adanya tandatanda otak.
hipoksia
pada
atau
eskaratomi
jika
pelaksanaan
diperlukan
)entilasi
mekani.
?skarotomi
memungkinkan perbaikan eksursi dada saat respirasi. yok sirkulasiFdistribusi 1. Kaji penurunan
1.
anda-tanda itu dapat
•
aluaran urin berkisar
haluaran urin, tekanan
menunjukan syok sirkulasi
antara
arteri pulmunal, tekanan
dan )olume intra)askular
baji kapiler polmunalis,
yang tidak stabil
dan 1,D mlFkgFjam ekanan dalam darah
!urah
jantung
peningkatan
•
mlFkgFjam
normal pasien biasanya
atau
frekuensi •
denyut nadi. 2. Kaji edema
D,5
2. yang
Ketika !airan berpindah ke ruang intersisial pada
progresif ketikak terjadi
akan terjadi
dan
dapat
jantung
berada
kisaran
pada
normal
syok luka baka, edema
perpindahan !airan.
J7DF8Dmmhg 'rekuensi
•
menggangguperfusi
pasien
J11DFmenit/ $$, $3=$, 3 tetap dalam keadaan normal.
jaringan. &. >esusitasi !airan yang &.
tur resusitasi !airan melalui
optimal akan men!egah
kaloborasi
syok
sirkulasi
dengan dokter sebagai
memperbaiki
respon
pasien.
terhadap
gambaran fsikologik. 4agal ginjal akut 1. $antau haluaran urin, kadar #A dan kreatin. 2. Lapor penurunan haluaran
urin
atau
1.
dan
prognosa
Ailai-nilai men!erminkan
ginjal 2. Ailai
ini fungsi
•
laboratorium
ini
peningkatan kadar #A
menunjukan kemungkinan
dan
gagal ginjal
kreatinin
dokter &. Kaji mengkaji
pada &.
urin
untuk
hemoglobin
atau mioglobin
•
emoglobin ataumioglobin dalam urin meningkatkan
resiko
terjadinya gagal ginjal 6. 3airan membantu
aluaran urin yang memadai Kadar kreatin
#A tetap
dan dalam
batas-batas normal
membilas keluar hemo dan 6.
#iarkan infus !airan
mio dari dalam tubulus
dengan jumlah yang di
renal
dan
mengurangi
tingkatkkan
kemungkinan
terjadinya
gagal ginjal indrom kompartemen 1. Kaji nadi perifer setiap 1. satu jam sekali dengan
menggantikan
alat ultrasound dofler 2. Kaji kehangatan pengisian
$engkajian dengan dopler auskultasi
dan karakteristik
aliran
setiap
ekstremitas jam
karakteristik perfusi perifer
sekali.
#andingkan ekstermitas yang terbakar dengan ekstermitas yang normal &. Lepaskan menset transmeter
setiap
selesai
kali
yang terbakar 5. Laporkan
dengan
kepada
seperti
torniket
ketika
terjadi
pembengkakan akstermitas 6. kan mengurangi pembentukan edema 5. anda-tanda dan gejala ini
dokter
jika denyut nadi pasien tidak teraba atau bila terjadi
(enset tensimeter dapat bekerja
mengukur
tekanan darah 6. inggikan ekstermitas
segera
&.
dapat menunujukan perfusi jaringan
yang
tidak
memadai
gangguan
sensibilitas atau terdapat rasa nyeri 8. 8. iap membantu dalam pelaksanaan eskaratomi
?skaratomi
akan
mengurangi konstriksi yang disebabkan pembengkakan
oleh di
bawah
luka bakar yang melingkar
adanya atau gejala
iskemia pada saraf dan
darah
arteri kapiler, sensibilitasi dan 2. $engkajian ini menunjukan
idak parestesia
menunjukan
kembali
gerakan
•
•
otot +enyut
nadi prifer
dapat terdeteksi dengan dopler