ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI DUSUN MOJAN DESA KLUNGKUNG KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER
Disusun Oleh: Syakirah
07.1101.066
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2012
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Dasar Medis A. Pengertian Dibawah ini ada beberapa pengertian menurut tokoh – tokoh – tokoh tokoh antara lain: 1. Stuart & Sudden (1998) Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan. Sementara indentitas pribadi masih tetap dipertahankan. 2. Rogers Karakteristik hubungan yang sehat: terbuka, menerima orang lain sebagai orang yang mempunyai nilai sendiri dan adanya rasa empati. Gangguan hubungan social adalah keadaan dimana seorang individu berpatisipasi dalam kualitas yang berlebihan atau tidak cukup/ ketidakefektifan kualitas pertukaran social (Tounsend, 1998) B. Rentang Respon Sosial
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
-
Sosial
- kesepian
- Manipulasi
-
Otonomi
- Menarik Diri
- Impulsif
-
Kebersamaan
- Ketergantungan
- Narkisisme
-
Saling Ketergantungan
C. Prilaku yang Berhubungan dengan Responden Sosial Maladaptif 1. Manipulasi Karakteristik: orang lain diperlakukan seperti objek hubungan terpusat pada masalah pengendalian individu, berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan bukan berorientasi pada orang lain. 2. Narkisisme Karakteristik: harga diri yang rapuh, secara terus – terus – menerus menerus berusaha.
3. Impulsif Karakteristik: mendapatkan penghargaan, pujian, sikap egosentris, pecemburu, marah jika orang lain tidak mendukung. Tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, penilaian yang buruk tidak dapat diandalkan. Prilaku Menarik Diri Adalah suatu usaha menghindari interaksi dengan orang lain dimana individu merasa bahwa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan membagi rasa, fikiran, prestasi atau kegagalan, ia mempunyai kesulitan berhubungan dengan spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain.
D. Karakteristik Prilaku Menarik Diri 1. Gangguan pola makan: tidak ada nafsu makan/ minum berlebihan 2. Berat badan menurun/ meningkat drastic 3. Kemunduran kesehatan fisik 4. Tidur berlebihan 5. Tinggal ditempat tidur dalam waktu yang lama 6. Banyak tidur siang 7. Kurang bergairah 8. Tidak memperdulikan lingkungan 9. Aktivitas menurun 10. Mondar – mandir/ sikap mematung, melakukan gerakan secara berulang (jalan mondar mandir) 11. Menurunnya kegiatan seksual E. Tugas Perkembangan Berhubungan dengan Pertumbuhan Interpersonal Tahap perkembangan Masa Bayi Masa Bermain Masa Prasekolah Masa Sekolah Masa Praremaja Masa Remaja Masa Dewasa Muda Masa Tengah Kaya
Tugas Menetapkan landasan percaya Mengembangkan otonomi dan awal prilaku mandiri Belajar menunjukkan inisiatif & rasa tanggung jawab & hati nurani Belajar berkompetisi, bekerja sama dan berkompromi Menjadi intim dengan teman sejenis kelamin Menjadi intim dengan lawan jenis kelamin & tidak bergantung pada orang tua Menjadi saling tergantung dengan orang tua, teman, menikah & mempunyai anak Belajar menerima
Masa Dewasa
Berduka karena kehilangan & mengembangkan perasaan keterikatan dengan budaya
F. Faktor – Faktor Pencetus Gangguan Hubungan Sosial 1. Faktor Perkembangan a.
Gangguan dalam pencapaian tingkat perkembangan
b. Sistem keluarga yang terganggu c. Nama keluarga kurang mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar keluarga 2. Faktor Biologik Genetik neurotransmitter: masih perlu penelitian lebih lanjut 3. Faktor Sosiocultural a.
Isolasi akibat dari norma yang tidak mendukung
b. Harapan yang tidak realstik terhadap hubungan G. Stressor Pencetus 1. Stressor Sosiocultural a.
Menurunnya stabilitas unit keluarga
b. Berpisah dari orang yang berarti dalam hidup 2. Stressor Psikologik Ansietas berat yang berkepanjangan dengan keterbatasan untuk mengatasi H. Sumber Koping a.
Koping yang berhubungan dengan kepribadian antisosial
1. Proyeksi 2. Pemisahan 3. Merendahkan orang lain b. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian “border line” 1. Pemisahan 2. Reaksi formasi 3. Proyeksi 4. Isolasi 5. Identitas orang lain 6. Merendahkan orang lain
2. Konsep Dasar Keperawatan A. Pengkajian 1. Faktor Predisposisi a.
Faktor Tumbuh Kembang Pada masa tumbuh kembang individu mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi, setiap
tahap
perkembangan
mempunyai
spesifikasi
tersendiri.
Bila
tugas
dalam
perkembangan tidak terpenuhi akan menghambat tahap perkembangan selanjutnya dan dapat terjadi gangguan hubungan sosial. b. Faktor Komunikasi dalam Keluarga Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan hubungan sosial, termasuk komunikasi yang tidak jelas (double blind comunication), ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga dan pola asih keluarga yang tidak menganjurkan anggota untuk berhubungan diluar lingkungan keluarga. c.
Isolasi Sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan social merupakan faktor pendukung untuk terjadinya adanya gangguan hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma. Norma yang dianut keluarga yang salah, dimana tiap anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari hubungan socialya, misalnya: usia lanjut, penyakit kronis, penyandang cacat dan lain – lain.
2. Faktor Presipitasi a.
Struktur Sosial Budaya Stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya antara lain keluarga yang labil, berpisah dengan orang yang terdekat/ berarti, perceraian dan lain – lain.
b. Faktor Hormonal Gangguan dari fungsi kelenjar bawah otak (gland pituitary) menyebabkan turunnya hormone FSH dan LH. Kondisi ini terdapat pada pasien schizophrenia. c.
Hipotesa Virus Virus HIV dapat menyebabkan prilaku spikotik
d. Model Biological Lingkungan Sosial Tujuan akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap stress pada saat terjadinya interaksi dengan interaksi sosial. e.
Stressor Psikologik
Adanya kecemasan berat dengan keterbatasan kemampuan menyelesaikan kecemasan tersebut. B. Diagnosa Keperawatan Masalah keperawatan yang berhubungan dengan hubungan social. Diagnose menurut Nanda: 1. Risiko terjadinya perubahan sensori berhubungan dengan menarik diri 2. Koping keluarga inefektif 3. Koping individu inefektif 4. Kesepian berhubungan dengan menarik diri 5. Perubahan proses piker 6. Isolasi social berhubungan dengan kemampuan hubungan social inadekuat 7.
Gangguan persepsi (harga diri rendah) berhubungan dengan persepsi keluarga nonrealistic dalam berhubungan.
8. Menarik diri berhubungan dengan waham energi 9. Kebersihan diri kurang berhubungan dengan kurang energi 10. Gangguan hubungan sosial berhubungan dengan kurangnya perhatian te rhadap lingkungan 11. Menurunnya aktivitas motorik berhubungan dengan kurangnya perhatian terhadap lingkungan 12. Potensial defisit cairan berhubungan dengan tidak mau merawat diri 13. Gangguan komunikasi verbal 14. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan menarik diri. C. Perencanaan Ada beberapa prinsip rencana asuhan keperawatan dengan klien gangguan hubungan sosial, antara lain: 1. Bina hubungan saling percaya 2. Bantu klien menguraikan kelebihan & kekurangan interpersonal 3.
Bantu klien membina kembali hubungan interpersonal yang positif/ adaptif dan memberikan kepuasan timbal balik:
a.
Beri penguatan dan kritikan yang positif
b. Jangan perhatikan klien saat manipulatif/ eksploratif, konfrontasi c.
Bertindak sebagai model peran, latih prilaku
d. Dengarkan semua kata – kata klien dan jangan menyela saat klien bertanya e.
Berikan penghargaan saat klien dapat berprilaku yang positif
f.
Hindari ketergantungan klien
g.
Kembangkan hubungan terapeutik dengan klien “bukan anda” tetapi prilaku anda yang tidak dapat diterima
4. Prilaku a.
Tingkah laku yang berhubungan dengan curiga
1)
Tidak mampu mempercayai orang lain
2)
Bermusuhan
3)
Mengisolasi diri dalam hubungan sosial
4)
paranoid
b. Tingkah laku yang berhubungan dengan dependen 1) Ekspresi perasaan tidak langsung dengan tujuan 2) Kurang asertif 3) Mengisolasi diri dalam hubungan sosial 4) Harga diri rendah 5) Sangat tergantung dengan orang lain c.
Tingkah laku yang berhubungan dengan border line
1) Hubungan dengan orang lain sangat stabil 2) Percobaan bunuh diri yang manipulatif 3) Suasana hati yang negatif (depresif) 4) Prestasi yang rendah 5) Ambivalensi dalam hubungan dengan orang lain 6) Tidak tahan dengan sendirian d. Tingkah laku yang berhubungan dengan kepribadian antisosial 1) Hubungan interpersonal yang dangkal 2) Rendahnya motivasi untuk berubah 3) Berusaha untuk tampil menarik e.
Tingkah laku yang berhubungan dengan menarik diri
1) Kurang spontan 2) Apatis, ekspresi wajah kurang berseri 3) Tdak merawat diri & tidak memperhatikan dirinya 4) Tidak mau komunikasi verbal 5) Mengisolasi diri 6) Kurang sadar dengan lingkungan sekitar 7) Kebutuhan fisiologis terganggu 8) Aktivitas menurun
9) Kurang energi, harga diri rendah, postur tubuh berubah 10)Perhatikan kebutuhan ADL klien 11)Libatkan dalam kegiatan ruangan 12)Ciptakan lingkungan terapeutik 13)Terapi somatic 14)Libatkan keluarga/ system pendukung untuk membantu mengatasi masalah klien D. Pelaksanaan Pelaksanaan sesuai dengan rencana keperawatan yang dilakukan dilapangan E. Evaluasi Klien mengadakan hubungan interpersonal yang efektif dapat bekerja sama dengan perawat dan keluarga, klien dapat menggunakan sumber koping yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, 6.W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC Yosep.I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Aziz, R, dkk. (2003). Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSUD Dr. Amino Gonghutomo. http//: www.lentera biru. Strategi Pelaksanaan SP Isolasi Sosial di peroleh tanggal 1 februari 2010.
Data pengkajian keperawatan kesehatan jiwa 1. identitas klien Nama klien : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 42 Tahun
NO RM :Tanggal MRS : Tanggal pengkajian : 26-07-2012 Alamat : Dusun Mojan – Desa Klungkung – Kecamatan Sukorambi Jember Ruang Rawat : 2. ALASAN MASUK Tidak pernah masuk Rumah Sakit Jiwa. 3.
FAKTOR PREDISPOSISI 1.
Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Pengobatan sebelumnya Tidak Berhasil 2. Trauma
Berhasil
Ya
Tidak
Kurang Berhasil
Keluarga klien dan klien mengatakan tidak pernah mengalami tindakan aniaya fisik, seksual,penolakan, tindakan kriminal dan kekerasan dalam keluarganya, 3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Keluarga klien dan pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami gangguan jiwa 4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Keluarga klien dan klien mengatakan tidak pernah mempunyai tunangan dan klien tidak pernah menikah 4. pemeriksaan FISIK Tanda vital: TD: 140/100 mmHg N: 88 S: - P: 20 x/menit Turun Naik Keluhan Antropometri : TB: 158 Cm, BB: fisik : klien mengatakan kakinya gatal-gatal sejak dua tahun yang lalu, pernah berobat tetapi tidak sembuh
5. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Keterangan : : Laki-Laki meninggal : Laki-Laki : Perempuan Meninggal : Perempuan : Klien
klien mengatakan bahwa beliau merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara, klien berumur 42 tahun tetapi klien tidak pernah bertunangan dan tidak pernah menikah, klien tinggal bersama ibu dan kakak perempuannya. 2. Konsep diri : 1. Citra tubuh : klien mengatakan merasa malu dengan keadaan kakinya 2. Identitas diri : klien mengatakan bernama Tn. S dan klien dapat m engenal dirinya sendiri. 3. Peran : klien mengatakan tidak berkerja, klien hanya bekerja mencari rumput buat makanan sapi 4. Ideal diri
: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan cepat beaktifitas normal seperti
dulu. 5. Harga diri :
klien mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini karena mengalami sakit
yang lama dan tidak sembuh-sembuh.
Masalah keperawatan : Ansietas.
1. Hubungan Sosial: a. Orang yang berarti : Menurut klien, orang yang paling berarti dalam hidupnya saat ini adalah ibunya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien tidak pernah terlibat dalam kegiatan kelompok atau sosial di rumah maupun di masyarakat. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan sulit berbincang – bincang dengan teman lainnya, terkait kondisi klien yang kesulitan untuk berjalan sehingga klien lebih senang menarik diri. Masalah Keperawatan : Isolasi sosial 4. Spiritual: a. Nilai dan Keyakinan : klien mengatakan beragama Islam b. Kegiatan ibadah : klien tidak pernah melakukan sholat 5 waktu, klien tidak merasa berdosa Masalah keperawatan : Distress spiritual 6. STATUS MENTAL 1. Penampilan : Penampilan klien secara keseluruhan tidak rapi, rambut klien kusam, klien
jarang mandi, kulit klien terdapat tinea – tinea disekitar leher dan wajah, kuku klien panjang dan kotor serta tubuh klien berbau khas, gigi klien kotor dan ada sisa – sisa makanan, kaki klien kotor, tebal, kemerahan. Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri 2. Pembicaraan : berkomunikasi dengan perawat kurang fokus dan tremor dan gagap Masalah Keperawatan: kerusakan komunikasi
3. Aktivitas Motorik : klien tidak bekerja, klien hanya mencari rumput buat makanan sapi. Masalah Keperawatan: 4. Afek /emosi : Afek klien labil, tergantung suasana hati klien Masalah Keperawatan: Interaksi Selama Wawancara : Klien saat menjawab pertanyaan pengkaji dengan singkat, dan agak sedikit bingung, klien sesekali terlihat tidak fokus terhadap pembicaraan dan bicara ngelantur, jika ditanya klien kontak mata dengan mahasiswa kurang, lebih sering menunduk. Masalah Keperawatan: 5. Persepsi: klien mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini. Masalah Keperawatan: Ansietas 6. Proses Pikir :
Bentuk : realistik. Arus : Masalah Keperawatan: Isi Pikir : Klien merasa terisolasi, terkucilkan dari lingkungan dan masyarakat akibat penyakit yang diderita Masalah Keperawatan: 7. Tingkat Kesadaran :Orientasi kurang baik terhadap waktu, tempat dan orang. Masalah keperawatan : 8. Memori : Klien lupa tanggal lahirnya. Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir 9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung : mudah berali h, berhitung…..
10.
Masalah Kepercayaan: Gangguan proses pikir Kemampuan Penilaian : Klien masih dapat membedakan antara yang bersih dan kotor.
11.
Masalah Keperawatan: Daya Tilik Diri : Klien mengatakan dirinya sakit karena cobaan dari tuhan Masalah Keperawatan: -
7. MEKANISME KOPING Adatif
Maladatif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan Teknik Relokasi Bekerja berlebihan Aktivitas konstruksi Menghindar Olah raga Mencederai diri Lainnya: Giat dalam kegiatan Lainnya , kadang menyendiri Dan diam. Masalah keperawatan : 8. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukungan kelompok: Klien mengatakan keluarga mendukung proses
pengobatan. -
Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan sosial dan lingkungan.
-
Masalah dengan pendidikan : Klien mengatakan, tidak pernah sekolah
-
Masalah dengan pekerjaan : klien tidak bekerja hanya mencari rumput untuk makanan sapi
-
Masalah dengan perumahan : tidak ada, klien mengatakan tinggal serumah dengan ibu dan kakak perempuannya.
-
Masalah dengan ekonomi : klien termasuk golongan ekonomi lemah.
-
Masalah dengan pelayanan kesehatan : Jika klien sakit pernah berobat ke pak mantri tetapi tidak sembuh dan tidak pernah diobati lagi.
-
Kurang pengetahuan tentang : Penyakit jiwa, faktor presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan
9.
ASPEK PENGETAHUAN
klien mengatakan tahu bahwa klien mempunyai penyakit gangguan jiwa. 10. ASPEK MEDIS Diagnosa Medis Terapi medis : -
:-
11. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. 2. 3. 4. 5.
Ansietas Isolasi sosial Distress spiritual Defisit perawatan diri Gangguan proses pikir
ANALISA DATA PENGELOMPOKAN DATA DS: klien mengatakan tidak begitu suka bergaul dengan teman yang lain yang bisa berjalan dengan tegak, klien merasa tidak sama dengan teman lainnya, sehingga klien lebih suka menyendiri dan jarang berkomunikasi dengan temannya DO: klien tampak terlihat lesu dan wajahnya murung seperti ada yang dipikirkan Klien selalu berapa ditempat ruang tamu dan tidak pernah mengobrol dengan tetangga lain, terkait dengan kondisinya yang tidak bisa berjalan dengan leluasa Klien tidak mau memulai pembicaraan jika tidak dimulai ditanya oleh perawat
MASALAH Isolasi sosial
Klien sering terlihat murung dan menyendiri DS: DO: Penampilan klien secara keseluruhan tidak rapi, rambut klien kusam, klien jarang mandi, kulit klien terdapat tinea – tinea disekitar leher dan wajah, kuku klien panjang dan kotor serta tubuh klien berbau khas, gigi klien kotor dan ada sisa – sisa makanan, kaki klien kotor, tebal, kemerahan
Defisit perawatan diri
DS: klien mengatakan kakinya gatal-gatal sejak dua tahun yang lalu, kakinya klien tebal dan bengkak, pernah berobat tetapi tidak sembuh DO: kaki bengkak, kemerahan, kotor. ADL dibantu sebagian
Kerusakan mobilitas fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Isolasi sosial
2.
Defisit perawatan diri
3.
Kerusakan mobilitas fisik
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. S Jenis Kelamin : Laki – Laki DIAGNOSA TUJUAN DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PARAF
KEPERAWATAN Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan umum: klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal Tujuan khusus: TUK I Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria evaluasi Klien dapat menunjukkan wajah bersahabat Menunjukkan rasa senag Ada kontak mata Mau berjabat tangan Mau menyebutkan nama Mau menjawab salam Mau mengutarakanmasalah yang dihadapinya Intervensi Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian kepada klien dan perhatika kebutuhan dasar klien TUK II Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri 1) Kriteria evaluasi lien dapat menunjukkan ekspresi wajah bersahabat da kontak mata au duduk berhadapan engungkapkan perasaannya 2) Intervensi - Kaji pengalaman klien tentang prilaku menarik diri dan tanda – tandanya - Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri/ tidak mau bergaul - Diskusikan bersama klien tentang prilaku menarik diri, tanda – tanda serta penyebab yang muncul - Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya TUK III Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain kriteria evaluasi: klien dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan intervensi:
kaji pengetahuan klien tentang keuntungan dan kerugian jika tidak berhubungan dengan orang lain beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain diskusikan bersama dengan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain dan kerugian akibat tidak berhubungan dengan orang lain TUK IV Klien dapat melaksanakan hubungan dengan orang lain Kriteria evaluasi: Klien memiliki banyak teman dan bisa bercakap – cakap dengan orang lain, klien dapat mengungkapkan perasaannya Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu luang Intervensi: Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain Kaji kemampuan membina hubungan dengan orang lain Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai
TUK V Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain Kriteria evaluasi: Klien mau berkenalan dengan orang lain Klien mampu menerapkan cara berkenalan dengan orang lain Klien merasa senang dengan perkenalannya dengan orang lain Klien lebih percaya diri dalam bergaul dengan orang lain Intervensi: Dorong klien mengungkapkan tentang perasaannya setelah berkenalan dengan orang lain Ajak klien berkenalan dengan orang lain Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya setelah berkenalan dengan klien TUK VI Klien mampu menyebutkan obat dan cara menggunakan obat secara benar dan tepat Kriteria evaluasi: Klien dapat menyebutkan nama, warna, jumlah dan cara meminum obat Klien meminum obat secara teratur
Intervensi: Anjurkan klien untuk minum obat secara teratur Diskusikan cara menggunakan obat dan cara menyebutkan obat secara benar dan tepat
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN Nama : Tn. S TGL DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN 27Diagnosa I: Pertemuan I 07Isolasi sosial . BHSP 2012 Memperkenalkan diri dengan sopan, menyapa klien dengan ramah, menanyakan nama lengkap klien, menjelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, menunjukkan sikap empati dan menerima klien
EVALUASI
S: klien hanya diam saja, beberapa menit klien mengatakan namanya Bapak S, usia 42 tahun, asalnya dari Mojan. O: klien belum mau berjabat tangan, ekspresi wajah
apa adanya.
sedih, afek datar, klien banyak diam dan jawaban singkat atas pertanyaan mahasiswa, klien sering menunduk jika diajak bicara. A: klien kurang mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa P: bantu klien untuk membina hubungan saling percaya, menganjurkan klien untuk menyapa saat bertemu mahasiswa.
28Diagnosa I: 07Isolasi sosial 2012
Pertemuan II SP Memperkenalkan diri dengan sopan, menyapa klien dengan ramah, menanyakan nama lengkap klien, menjelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
S: klien menyebutkan namanya Bapak S, klien tersenyum melihat mahasiswa O: ekspresi wajah kelelahan dan mengantuk, klien menyebutkan nama, kontak mata sedikit, memandang mahasiswa kemudian menunduk. A: klien sudah mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa P: bantu klien untuk menyapa saat bertemu mahasiswa.
29Diagnosa I: 07Issolasi sosial 2012
Pertemuan III BHSP Memperkenalkan diri dengan sopan, menyapa klien dengan ramah, menanyakan nama lengkap klien, menjelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
S: klien mengatakan namanya Bapak S, klien mengatakan alamat rumahnya di Mojan, klien sering bertanya soal penyakit gatal-gatalnya. O: ekspresi wajah mulai bersahabat, kontak mata positif, klien mulai percaya dengan mahasiswa, klien mulai hafal dengan nama mahasiswa, klien mulai bisa
bercerita dengan mahasiswa, klien bisa menyebutkan nama dan alamat klien A: klien mulai mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa P: bantu klien untuk membina hubungan saling percaya, menganjurkan klien untuk menyapa saat bertemu mahasiswa.
Mengkaji dan mengindentifikasi klien tentang menarik diri dan tanda – tandanya, dirumah tinggal dengan siapa, siapa orang paling dekat dengan anda, apa yang membuat anda dekat dengannya, dengan siapa anda tidak dekat, apa yang harus dilakukan agar dekat, memberi kesempatan mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri, memberi pujian kemampuan klien, mendiskusikan bersama – sama tentang penyebab yang muncul.
S: klien mengatakan dirumah tinggal dengan kakak perempuan dan ibunya, klien mengatakan paling dekat dengan ibunya, klien mengatakan ibunya sangat baik, klien mengatakan sering berselisih pendapat dengan ibunya dulu, klien mengatakan tentang prilaku menarik diri O: ekspresi wajah bersahabat, kontak mata positif, klien mulai terbuka dan bercerita dengan perawat, klien mulai mempercayai mahasiswa, klien ingat nama perawat, klien belum bisa menyebutkan tanda – tanda menarik diri dan penyebabnya. A: klien sudah mampu membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa P: bantu klien menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan dapat menyebutkan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain. S: klien belum dapat
mengatakan beberapa keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain, klien mengatakan malu dengan kondisinya O:ekspresi wajah bersahabat, tetapi terkadang menyeringai, kontak mata positif kadang menunduk, klien mampu menyebutkan beberapa keuntungan dan kerugian tidak memiliki teman, klien tampak tersenyum jika diberi pujian, klien tampak lesu, klien bisa menyebutkan nama mahasiswa
30Diagnosa I: 07Isolasi sosial 2012
ertemuan IV: Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan dapat menyebutkan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain Mengkaji klien tentang keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain, member kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan, mendiskusikan bersama dengan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain, A: klien mulai mampu member pujian positif terhadap menyebutkan keuntungan kemampuan klien. dan kerugian jika tidak berhubungan dengan orang lain
P: mengulang kembali manfaat dan kerugian jika tidak berhubungan dengan orang lain, bantu klien berinteraksi dengan tetangga klien
S: klien tidak dapat mereview kembali keuntungan berhubungan dengan orang lain, klien mengatakan sudah kenal dengan tetangganya O: ekspresi wajah Pertemuan V: bersahabat, kontak mata Klien dapat mereview positif, sering menguap, keuntungan berhubungan dengan klien tersenyum jika diberi orang lain dan dapat pujian. menyebutkan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain A: klien mulai mampu Mengajarkan klien berkenalan berhubungan dengan teman sebelah rumahnya
P: bantu klien berinteraksi dengan tetangganya
31Diagnosa I: 07Isolasi sosial 2012