ASUHAN KEPERAWATAN CA NASOFARING 1. DEFINISI 1. DEFINISI Karsinoma Nasofaring adalah Nasofaring adalah tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring. Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling banyak di THT. Sebagian besar kien datang ke THT dalam keadaan keadaan terlambat atau atau stadium lanjut. lanjut. Didapatkan Didapatkan lebih banyak banyak pada pria dari pada pada wanita, dengan perbandingan perbandingan 3 ! pada usia usia " umur rata#rata rata#rata 3$ % &$ th.
2. ANATOMI NASOFARING NASOFARING ' disebut juga (pifaring, )inofaring. merupakan merupakan yang terletak dibelakang rongga hidung, diatas *alatum +olle dan di bawah dasar tengkorak. entuknya sebagai kotak yang tidak rata dan berdinding enam, dengan ukuran melintang - sentimeter, tinggi - sentimeter dan ukuran depan belakang belakang #3 sentimeter. sentimeter. atas#batasnya NASOFARING
!.
Dinding depan /oane
. Dinding belakang +erupakan dinding melengkung setinggi 0ertebra ertebr a Se1ikalis 2 dan 22. 3.
Dinding atas +erupakan dasar tengkorak. tengkorak.
-.
Dinding bawah *ermukaan atas palatum molle.
&.
Dinding samping di bentuk oleh tulang maksila dan sfenoid.
Dinding samping ini berhubungan dengan ruang telinga tengah melalui tuba (ustahius. agian tulang rawan dari tuba (ustahius menonjol diatas ostium tuba yang disebut Torus Tubarius. Tepat di belakang bel akang 4stium 4 stium Tuba. Terdapat Terdapat ekungan keil disebut )esesus 5aringeus atau lebih di kenal dengan fosa )osenmuller6 yang merupakan banyak penulis merupakan loal isasi permulaan tumbuhnya tumor ganas nasofaring.Tepi atas dari torus tubarius adalah tempat meletaknya oto le1ator 1eli 1elatini6 bila otot ini berkontraksi, maka setium tuba meluasnya tumor, sehingga fungsinya untuk membuka ostium tuba juga terganggu. Dengan radiasi, diharapkan tumor primer dinasofaring dapat keil atau menghilang. Dengan demikian pendengaran dapat menjadi lebih baik. Sebaliknya dengan radiasi dosis tinggi dan jangka waktu lama, kemungkinan kemungkinan akan memperburuk pendengaran oleh karena dapat terjadi proses degenerasi dan atropi dari koklea yang bersifat menetap, sehingga seara subjektif penderita masih mengeluh pendengaran tetap menurun.
3. ETIOLOGI
+eskipun penyelidikan untuk mengetahui penyebab penyakit ini telah dilakukan dilakukan di berbagai negara dan telah memakan biaya yang tidak sedikit, namun sampai sekarang belum berhasil. Dikatakan bahwa beberapa faktor saling berkaitan sehingga akhirnya disimpulkan bahwa penyebab penyakit ini adalah multifaktor. /aitan antara suatu kuman yang di sebut sebagai 1irus (pstein#arr (pstein#arr dan konsumsi ikan asin dikatakan sebagai penyebab utama timbulnya penyakit ini. 0irus tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan tetap tinggal di sana tanpa menyebabkan suatu kelainan kelainan dalam jangka waktu yang lama. 7ntuk mengaktifkan mengaktifkan 1irus ini di butuhkan suatu mediator. Sebagai ontoh, kebiasaan untuk mengkomsumsi ikan asin seara terus#menerus mulai dari masa kanak#kanak, kanak#kanak, merupakan mediator utama yang mendiator yang dapat mengaktifkan 1irus ini sehingga menimbulkan menimbulkan /arsinoma Nasofaring. +ediator yang dianggap berpengaruh untuk timbulnya karsinoma nasofaring ialah !. 8at Nitrosamin. Didalam ikan asin terdapat nitrosamin yang ternyata merupakan mediator penting. Nitrosamin juga ditemukan dalam ikan " makanan yang diawetkan di 9reenland . juga pada : ;uadid : yaitu daging kambing yang dikeringkan dikeringkan di tunisia, dan sayuran yang difermentasi < asinan = serta taoo di Cina. . /eadaan sosial ekonomi yang rendah. >ingkungan dan kebiasaan hidup. Dikatakan Dikatakan bahwa udara yang penuh asap di rumah#rumah yang kurang baik 1entilasinya di Cina, 2ndonesia dan /enya, meningkatnya jumlah kasus /N5. Di Hongkong, Hongkong, pembakaran dupa rumah#rumah juga dianggap berperan dalam menimbulkan /N5. /N5. 3. Sering kontak dengan ?at yang dianggap bersifat /arsinoge /arsinogen. n. @aitu yang dapat menyebabkan kanker, kanker, antara lain en?opyrene, en?oathraene < sejenis Hidrokarbon Hidrokarbon dalam arang batubara =, gas kimia, asap industri, asap kayu dan beberapa (kstrak tumbuhan# tumbuhan. -. )as dan keturunan. )as kulit putih jarang terkena penyakit ini.Di Asia terbanyak adalah bangsa Cina, baik yang negara asalnya maupun yang perantauan. )as melayu yaitu +alaysia dan 2ndonesia termasuk yang agak banyak kena. &. )adang /ronis di daerah nasofaring. Dianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadapa karsinogen lingkungan.
5. HISTOLOGI NASOFARING NASOFARING *ermukaan *ermukaan nasofaring berbenjol#benjol, berbenjol#benjol, karena dibawah epitel terdapat banyak jaringan limfosid, limfosid, sehingga berbentuk berbentuk seperti lipatan lipatan atau kripta. Hubungan Hubungan antara antara epitel dengan jaringan limfosid ini sangat erat, sehigga sering disebut : >imfoepitel :. loom dan 5awett < !B& = membagi mukosa nasofaring atas empat maam epitel !.
(pitek selapis torak bersilia : Simple Columnar Cilated (pithelium :
.
(pitel torak berlapis StratiEed Columnar (pithelium .
3.
(pitel torak berlapis bersilia StratiEed Columnar Ciliated (pithelium
-. (pitel torak berlapis semu bersilia *seudo#Stratifed Columnar Ciliated (pithelium : +engenai distribusi epitel ini, masih belum ada kesepakatan diantara para hali.$ F persen dari mukosa nasofaring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng StratiEed SGuamous (pithelium , dan $ F dari dinding posteroir nasofaring dilapisi oleh epitel ini, sedangkan pada dinding lateral dan depan dilapisi oleh epitel transisional, yang meruapkan epitel peralihan antara epitel berlapis gepeng dan torak bersilia. (pitel berlapis gepeng ini umumnya dilapisi /eratin, keuali keuali pada /ripta yang dalam. Di pandang dari sudut embriologi, tempat pertemuan atau peralihan dua maam epitel adalah tempat yang subur untuk tumbuhnya suatu karsinoma.
6. KLASIFIKASI IH4 !BJ !.
Tipe. ! /arsinoma sel skuamosa dengan berkeratinisasi
.
Tipe /arsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi
3.
Tipe 3 /arsinoma tanpa diferensiasi diferensias i
Iorking formulation !. /arsinoma Tipe A anaplasia " *leomorfy nyata#derajat keganasan menegah. . /arsinoma Tipe anaplasia " pleomorfy ringan#derajat keganasan keganasan ringan. Kenis tanpa keratinisasi keratinisasi dan tanpa tanpa diferisiensi mempunyai mempunyai sifat radiosensitif radiosensitif dan mempunyai titer antibodi terhadap 1irus (pstein# ( pstein#arr, arr, sedangkan jenis karsinoma sel skuamosa dengan berkeratinisasi tidak begitu radiosensitif dan tidak menunjukkan hubungan dengan 1irus (pstein#arr. /lasiEkasi Iorking 5ormulation digunakan untuk membandingkan respon radiasi pada karsinoma nasofaring dengan metastasis ke kelenjar leher, respons radiasi paling baik pada karsinoma nasofaring tipe , kurang begitu baik pada tipe A dan paling kurang baik pada karsinoma sel skuamosa berkeratin. berkeratin.
7. MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala D! /arena /N5 bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan, maka diagnosis dan pengobatan yang sedini mungkin memegang peranan penting untuk mengetahui gejala dini /N5 dimana tumor masih terbatas di rongga nasofaring.
" Gejala #el!$a % !. /ataralis"sumbatan tuba eutahius *asien mengeluh rasa penuh di telinga, rasa dengung kadang#kadang disertai dengan gangguan pendengaran. 9ejala ini merupakan gejala yang sangat dini. . )adang telinga tengah sampai peahnya gendang telinga. /eadaan ini merupakan kelainan lanjut yang terjadi akibat penyumbatan muara tuba, dimana rongga teliga tengah akan terisi airan. Cairan yang diproduksi makin lama makin banyak, sehingga akhirnya terjadi kebooran gendang telinga dengan akibat gangguan pendengaran.
" Gejala H&'!$ % !. +imisan Dinding tumor biasanya rapuh sehingga oleh rangsangan dan sentuhan dapat terjadi pendarahan hidung atau mimisan. /eluarnya darah ini biasanya berulang#ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali berampur dengan ingus, sehingga berwarna merah jambu. . Sumbatan hidung Sumbutan hidung yang menetap terjadi akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga hidung dan menutupi koana. 9ejala menyerupai pilek kronis, kadang#kadang disertai dengan gangguan peniuman dan adanya ingus kental. 3. 9ejala telinga dan hidung ini bukan merupakan gejala yang khas untuk penyakit ini, karena juga dijumpai pada infeksi biasa, misalnya pilek kronis, sinusitis dan lain#lainnya. +imisan juga sering terjadi pada anak yang sedang menderita radang.
(. Gejala La!j'# !. Pembesaran kelenjar limfe leher . Tidak semua benjolan leher menandakan pemyakit ini. @ang khas jika timbulnya di daerah samping leher, 3#& sentimeter di bawah daun telinga dan tidak nyeri. enjolan ini merupakan pembesaran kelenjar limfe, sebagai pertahanan pertama sebelum sek tumor ke bagian tubuh yang lebih jauh. enjolan ini tidak dirasakan nyeri, karenanya sering diabaikan oleh pasien. Selanjutnya sel#sel kanker dapat berkembang terus, menembus kelenjar dan mengenai otot di bawahnya. /elenjarnya menjadi lekat pada otot dan sulit digerakan. /eadaan ini merupakan gejala yang lebih lanjut lagi. *embesaran kelenjar limfe leher merupakan gejala utama yang mendorong pasien datang ke dokter. . Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar . Tumor dapat meluas ke jaringan sekitar. *erluasan ke atas ke arah rongga tengkorak dan kebelakang melalui sela#sela otot dapat mengenai saraf otak dan menyebabkan gejala akibat kelumpuhan otak syaraf yang sering ditemukan ialah penglihatan dobel
nahu, leher dan gangguan pendengaran serta gangguan peniuman. /eluhan lainnya dapat berupa sakit kepala hebat akibat penekanan tumor ke selaput otak rahang tidak dapat dibuka akibat kekakuan otot#otot rahang yang terkena tumor. iasanya kelumpuhan hanya mengenai salah satu sisi tubuh saja
). STADIUM Stadium T L Tumor 7ntuk penentuan stadium dipakai sistem TN+ menurut 72CC
S#a&'* I % T! dan N$ dan N$
S#a&'* II % T dan N$ dan +$
S#a&'* III % T!"T"T3 dan N! dan +$ atau T3 dan N$ dan +$
S#a&'* I+ % T- dan N$"N! dan +$ atau T!"T"T3"T- dan N"N3 dan +$ atau T!"T"T3"T- dan N$"N!"N"N3 dan +!.
,. PEMERIKSAAN PENUN-ANG !. *emeriksaan radiologi kon1isional foto tengkorak potongan antero# postofor lateral, dan posisi waters tampak jaringan lunak di daerah nasofaring. *ada foto dasar tengkorak ditemukan destruksi atau erosi tulang daerah fosa serebia media. . *emeriksaan tomograE, CT Saning nasofaring. +erupakan pemeriksaan yang paling diperaya untuk menetapkan stadium tumor dan perluasan tumor. *ada stadium dini terlihat asimetri dari saresus lateralis, torus tubarius dan dinding posterior nasofaring. 3.
San tulang dan foto torak untuk mengetahui ada tidaknya metastasis jauh.
-. *semeriksaan serologi, beruoa pemeriksaan titer antibodi terhadap 1irus (psten#arr < (0 = yaitu lg A anti 0CA dan lg A anti (A. &. pemeriksaan aspirasi jarum halus, bila tumor primer di nasofaring belum jelas dengan pembesaran kelenar leher yang diduga akibat metatasisi karsinoma nasifaring. pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal untuk mendeteksi adanya metatasis.
1. DIAGNOSIS *ersoalan diagnosis sudah dapat dipeahkan dengan pemeriksaan CT#san daerah kepada dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi pun tidak akan terlalu sulit ditemukan. *emeriksaan serologi lg A anti (A dan lg A anti 0CA untuk infeksi 1irus (# telah menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma nasofaring. Diagnosa pasti ditegakkan dengan melakukan iopsi nasofaring. iopsi nasofaring dapat dilakukan dengan ara, yaitu dari hidung atau dari mulut. iopsi melaui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya < blind biopsy =. Cunam biopsi dimasukkan melalui ronga hidung menyulusuri konka media de nasofaring kemudian unam di arahkan ke lateral dan dilakukan biopsi.
iopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukkan melalui hidung dan ujung keteter yang berada dalam mulut diterik keluar dan diklem bersama#sama ujung keteter yang di hidung. Demikian juga dengan keteter yang di hidung di sebelahnya, sehingga palatum mole tertarik ke atas. /emudian denan kaa laring di lihat daerah nasofaring. iopsi dilakukan dengan melihat tumoir melalui kaa tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukkan melalui mulut, masa tumor akan terlihat lebih jelas. iopsi tumor nasofaring umumnya dilakukan dengan anestesi topikal dengan Myloain !$F. ila dengan ara ini masih belum didapatkan hasil yang memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral nasofaring dalam narkosis.
11. PENGO/ATAN Sampai saaat ini pengobatan pilihan terhadap tumor ganas nasofaring adalah radiasi, karena kebanyakan tumor ini tipe anaplastik yang ersifat radiosensitif. )adioterapi dilakukan dengan radiasi eksterna, dapat menggunakan pesawat kobal
kerongga hidung dan sinus paranasal maka perlu penambahan lapangan radiasi dari depan. *ada penderita dengan stadium yang masih terbataas
apangan diperkeil bila dosis akan ditingkatkan lagi sampai sekitar J$$$ rad. Daerah penyinaran kelenjar leher sampai fosa suprakla1ikula. Apabila tidak ada metastasis kelenjar leher, maka radiasi daerah leher ini bersifat proElaktik dengan dosis -$$$ rad, sedangkan bila ada metastasis diberikan dosis yang sama dengan dosis daerah tumor primer yaitu $$$ rad, atau lebih. 7ntuk menghindari gangguan penyinaran terhadap medullaspinalis, laring dan esofagus, maka radiasi daerah leher dan suprakla1ikula ini, sebaiknya diberikan dari arah depan dengan memakai blok timah didaerah leher tengah. Dosis radiasi umumnya berkisar antara $$$ % J$$$ rad, dalam waktu % J minggu dengan periode istirahat % 3 minggu <split dose:=. Alat yang biasanya dipakai ialah obalt $:, mega1oltage:ortho1oltage:.
A. A0(a#" A0(a# Ra&a Pa&a Pe!&e!$aa! Telah disebutkan terdahulu, bahwa tumor ganas nasofaring dapat menyebabkan penurunan pendengaran tipe konduksi yang refersibel. Hal ini terjadi akibat pendesakan tumor primer terhadap tuba (ustahius dan gangguan terhadap pergerakan otot le1ator pelatini yang berfungsi untuk membuka tuba. /edua hal diatas akan menyebabkan terganggunya fungsi tuba. 2nEltrasi tumor melalui liang tuba (ustahius dan masuk kerongga telinga tengah jarang sekali terjadi . Dengan radiasi, tumor akan mengeil atau menghilang dan gangguan#gangguan diatas dapat pula berkurang atau menghilang, sehingga pendengaran akan membaik kembali. Terlepas dari hal#hal diatas, radiasi sendiri dapat juga menurunkan pendengaran, baik bertipe konduksi maupun persepsi.
Ra&a &aa# *e!4e(a(0a! e!''!a! e!&e!$aa! #e 0!&'0 0ae!a % !. Terjadi dilatasi pembuluh darah mukosa disertai edema pada tuba (ustahius yang mengakibatkan penutupan tuba. .
Terjadi nekrosis tulang#tulang pendengaran <radionerosis:=.
Pe'(aa! 0!&'0 e#ela a&a ! &e(a(0a! 3 al %
!.
menempelnya sekret kental pada dinding lateral nasofaring.
.
Atresia dari muara tuba.
3.
5ibrosis pada ruang fasia sekitar otot le1ator palatini.
)adiasi dengan obalt#$ pada penderita tumor ganas nasofaring, dosis yang digunakan sebesar -.$$$#.$$$ rad.didapatnya bahwa perubahan ambang pendengaran tidak begitu besar. *eningkatan pendengaran rata#rata !$ desibel dan penurunan pendengaran rata !- desibel. *enurunan pendengaran yang bersifat konduksi yasng disebabkan terjadinya radiation otitis media dan radionerosis : )adiation otitis media ini terjadi karena ada gangguan dari fungsi tuba yang akan menimbulkan efusi airan pada rongga telinga tengah. Sedangkan )adionerosis ossilesa disebabkan terjadinya perubahan 1eskuler berupa degenerasi dan pembengkakan jaringan kolagen dan otot polos dinding pembuluh darah keil yang berakibat dinding pembuluh darah tersebut menyempit atau menutup lumen sehingga terbentuk trombus yang akan mengganggu suplai darah melalui end arteri ke tulang#tulang pendengaran. ila pada penderita dengan tuli persepsi dan ketulian ini bertambah berat, ini disebabkan adanya penambahan komponen#komponen konduksi akibat dari terjadinya problem ditelinga tengah karena radiasi. *ada umumnya gangguan persepsi baru terjadi bila dosis radiasi yang tingi dan dalam waktu yang lama. Hal ini akibat terjadinya perubahan#perubahan pada koklea. Sedangkan pada dosis yang rendah dikatakan bahwa koklea relatif radioresisten.
12. PROGNOSIS
Se8aa 0eel''a! a!$0a (e#aa! &' 5 #a'! a&ala 95 :. P$! &e(''0 le (e(eaa ;a0# ee# % a.
Stadium yang lebih lanjut.
b.
7sia lebih dari -$ tahun
.
>aki#laki dari pada perempuan
d.
)as Cina dari pada ras kulit putih
e.
Adanya pembesaran kelenjar leher
f.
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan tulang tengkorak
g.
Adanya metastasis jauh
Ra&#ea Syarat#sarat bagi penderita yang akan di radio terapi a.
/eadaan umum baik
b.
HbO !$ gF
.
>eukosit O 3$$$"mm3
d.
Trombosit O B$.$$$ mm3
I!&0a Ra&#ea a. )adikal Tumor satadium permulaan yang belum inEltrasi ke jaringan sekitarnya dan belum terdapat penyebaran b.
*aliatif Tumor stadium lanjut +engurangi rasa nyeri dan keluhan
.
*ost 4peratif
d.
*ada tumor brd"lymphati Eeld of drainage
e.
7ntuk menghanurkan sel#sel ganas
T'j'a! e ea#; #ea a.
+enegah metastasis ke perifer
b.
+engeilkan 1olume tumor sehingga menjadi operable
.
*erdarahan berkurang karena 1askularisasi tumor berkurang
T'j'a! # ea a.
+engatasi sisa sel Ca
E;e0 a&a #ea&a (e(eaa ja!$a! !. /ulit a. Dermatitis akut Terkelupasnya selaput lendir Ebrinous, kulit hitam merah dan edema. (pilasi permanen dengan dekstruksi epidermis, ulserasi, nyeri. b.
Dermatitis /ronis /ulit kering, hipertroE"keratosis, 1eruka 1ulgaris. Ca /ulit.
. >ate Dermatitis Aute ePet pigmintasi , atroE, talengiektasi, ulserasi dan epitelioma. . Sistem Hemopoetik dan darah a. b.
(fek langsung pada sel darah " pada jaringan hemopoitik 7rutan sensitiEkasi >imfosit Q granulosit Q trombosit Q eritrosit
3. Alat penernaan a.
)eaksi eritematus pada selaput lendir yang nyeri
b.
Disfagia
.
)eaksi Ebrinous pada selaput lendir dengan nyeri yang lebih hebat
d.
Nausea, muntah, diare, ulserasi dan perforasi
-. Alat /elamin a.
Sterilitas+
b.
/elainan kelamin
.
+utasi gen
&. +ata a. b.
/onjungti1itis dan keratitis /atarak
. *aru % paru a.
atuk dan nyeri dada
b.
Sesak nafas, Ebrosis paru
.
Tulang
.
9angguan pembentukan tulang
d.
4steoporosis
e.
*atah Tulang
. Syaraf a.
7rat saraf menjadi kurang sensiti1e terhadap stimulus
b.
+ielitis
.
Degenerasi jaringan otak
B. *enyakit radiasi a.
Demam
b.
)asa lemah
.
+untah dan diare
d.
Nausea
e.
Nyeri kepala
f.
9atal
g.
Nafsu makan menurun
Ma8a*"*a8a* ala# a&a
!. (ternal radiasi a.
7/9 7ntuk pemanasan pada sinusitis, salpingitis
b.
Dermatofan Hemangioma, basalioma
.
Stabilipan Tumor yang lebih dalam
d. Clina inear Aelerator= yang dipakai adalah unsur elektronya. 7ntuk tumor#tumor yang superEial
2nternal radiasi
e. Afterloadaing
Clina, dipakai unsur fotonya untuk tumor#tumor yang lebih dalam.
Pe(e&aa! a&#ea 1. Cl!a8 1) C(al# 6 Ra&a0#; a.
Dihasilkan dengan linear aelerator dari mesin dengan tenaga listrik
b.
Sinar yang digunakan sinar M
.
(nergi yang dihasilkan -#!$ +s0
d.
Tidak terdapat waktu paruh
e.
Surfae Soure Distane !$$ m
f.
Dosis maksimum !$$F pada kedalaman ,& m
g.
Dari segi elektroniknya lebih rumit dan mahal R Sumbernya radio aktif
h.
Sinar Q
i.
!,3 1olt
j. k. l.
(nergi akan bertambah lemah sesuai waktu paruhnya SSD $m Daya tembus m dibawah permukaan
m. Tidak terlalu rumit dibanding Clina R Dibuat dalam reaktor nuklir n.
Dengan membordair unsurnya sehingga menjadi radioaktif
o.
7ntuk terapi superEial
2. S!a < !a 4a!$ &a0a '!#'0 a& #ea
p.
Sinar M dan sinar Q
G.
Sinar Q <(lektron=
r.
Sinar Q
s.
Sinar Neutron
t.
Sinar proton
3. Te0!0 Pe!4!aa! u.
Singel Eeld ateral, +edial 4bliGue
1.
*lan pararel"pararel opposing Eeld
w.
+ultiEed
.
Tiga arah /epala muka tengah, naso faring, sinus paranasal.
y.
(mpat arah Cer1iks
?.
>ima arah Ca uli#buli
aa. )otasi bb. 5ull rotasi 3$ derajat Tumor hipoEsa
9. Tea *e&8a*e!#a Sitostatika endoan $$ mg #3 "mgg 20 s"d !$ , Dosis tinggi ! gram"m luar tubuh ! bulan"
13. PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKA-IAN !. Akti1itas"istirahat 9ejala /elemahan dan " atau kelelahan. *erubahan pada pola istirahat " jam tidur karena keringat berlegih, nyeri atau ansietas. . 2ntegritas (go
9ejala 5aktor stress
a. P#a Keea=a#a! !. Dukungan adaptasi dan kemandirian . +eningkatkan kenyamanan. 3. +empertahankan fungsi Esiologis optimal. -. +enegah komplikasi. &. +emberi informasi tentang proses"kondisi penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
(. T'j'a! Pe*'la!$a! !. /lien menerima situasi dengan realistis. . Nyeri berkurang"terkontrol. 3. Homeostasis diapai. -. /omplikasi diegah"dikurangi &. *roses"kondisi penyakit, prognosis, pilihan terapeutik dan aturan dipahami.
/. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Da$!a Keaa=a#a! 4a!$ M'!$0! M'!8'l !. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit inamasi . )esiko tinggi diare berhubungan dengan iritasi mukosa 92 dari kemoterapi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah -. )esiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi < trombosit=
eritrosit, leukosit,
&. 9angguan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi . )esiko tinggi perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan efek kemoterapi J. 9angguan harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan ranbut efek kemoterapi . 9angguan persepsi sensori berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker pada nasofaring
C. PERENCANAAN 1.
N4e (e'('!$a! &e!$a! e !>a*a T'j'a!
K#ea Hal %
% )asa nyeri pasien akan teratasi. *asien melaporkan kehilangan nyeri maksimal *asien tenang dan wajah segar
Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % !.
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
.
Tentukan riwayat nyeri pada pasien
3.
antu pasien menggunakan keterampilan menejemen nyeri6 tehnik relaksasi,
-.
erikan kenyamanan dasar dengan mereposisikan pasien dengan baik
&.
(1aluasi nyeri atau ontrol. Dan nilai aturan pengobatan
T!&a0a! Kla(a % !.
/embangkan renana menejemen nyeri dengan pasien dan dokter
.
erikan obat analgesik sesuai dengan indikasi morEn, metadon.
2. Re0 #!$$ &ae (e'('!$a! &e!$a! #a *'0a GI e;e0 &a 0e*#ea T'j'a!
% Diare pasien dapat tertangani
K#ea Hal % +empertahankan konsistensi atau pola defekasi umum
Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % !.
*asrikan kebiasaan eliminasi umum
.
/aji bising usus dan atat gerakan usus termasuk frekuensi, konsistensi
3.
Catat masukan dan haluaran serta berat badan
-.
erikan masukan airan yang adekuat <$$$ ml"- jam=
&.
erikan makan sedikit dan sering dengan makanan rendah sisa
. *eriksa terhadap infeksi bila pasien tidak defekasi dalam 3 hari atau ada distensi abdomen
T!&a0a! Kla(a % !.
*antau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi misalnya elektrolit
.
erikan airan intra1ena NaCl
3. N'# 0'a!$ &a 0e('#'a! #'(' (e'('!$a! &e!$a! *'al *'!#a T'j'a!
%
/ebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
K#ea Hal % *enambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % !.
*antau masukan makanan setiap hari
.
7kur tinggi dan berat badan serta ketebalan lipatan kulit trisep sesuai indikasi
3. Dukung pasien untuk makan makanan yang mengandung tinggi kalori kaya nutrient -.
erikan airan yang adekuat dan makan sedikit tapi sering setiap hari
&. Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan dan berikan airan ! jam sebelum dan sesudah makan .
/ontrol faktor lingkungan < bau kuat tidak sedap dan kebisingan =
J.
Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan
. Ajarkan pasien teknik relaksasi, 1isualisasi, bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum makan B.
2dentiEkasi pasien bila mengalami mual dan muntah yang diantisipasi
!$. Anjurkan komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia
T!&a0a! Kla(a % !. Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, misalnya jumlah limfosit total, transferin serum, dan albumin . erikan obat#obatan sesuai indikasi6 5enotia?in misalnya
*emberian 1itamin, khususnya A, D, ( dan
-.
Antasid
&.
)ujuk pada ahli diet atau pendukung nutrisi
9. Re0 #!$$ !;e0 (e'('!$a! &e!$a! *'!'e ? e##le'0# #*(#@ T'j'a! pasien
% 7ntuk meminimalisir terjadinya infeksi pada kondisi penyakit
K#ea Hal % *asien dapat berpartisipasi dalam inter1ensi untuk menegah dan mengurangi resiko infeksi Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % !.
Tingkatkan prosedur ui tangan yang baik dengan staf dan pengunjung
.
atasi pengunjung yang mengalami infeksi
3.
Tekankan higine personal
-.
*antau selalu suhu tubuh pasien
&. /aji semua sistem
7bah posisi pasien dengan sering pertahankan linen kering dan bebas kerut
J.
Tingkatkan istirahat adekuat
.
Tekankan pentingnya higine oral yang baik
B.
Hindari atau batasi prosedur in1asif dan taati teknik asepti
T!&a0a! Kla(a % !.
*antau jumlah granulosit dan trombosit sesuai indikasi
.
Dapatkan kultur sesuai indikasi
3.
erikan antibioti sesuai indikasi
5.
Ga!$$'a! !#e$#a 0'l# (e'('!$a! &e!$a! e;e0 0e*#ea
T'j'a!
% +eminimalkan terjadinya komplikasi
K#ea Hal % +engidentiEkasi inter1ensi yang tepat untuk kondisi khusus Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % !. /aji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker, pastikan kerusakan atau pelambatan penyembuhan luka dan tekankan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan .
+andikan dengan air hangat dan sabunringan
3.
erikan moti1asi pada pasien untuk menghindari menggaruk
-.
antu pasien dalam mengatur posisi tidur dengan sering
&. Anjurkan pada pasien untuk menghindari pemakaian krim apapun keuali sesuai dengan older dokter .
Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapatkan terapi radiasi
J. Tinjau ulang protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapatkan kemoterapi . >ihat ulang efek samping dermatologis yang diurigai pada kemoterapi misalnya ruam, hiperpigmentasi, B. 2nformasikan pada pasien bahwa kerontokan rambut akan tumbuh kembali setelah kemoterapi
T!&a0a! Kla(a % !. erikan obat antidot yang tepat bila terjadi eksaserbasi6 misalnya D+S4 topial .
Hialuronidase
3.
NaHC43
-.
Tiosulfat
6. Re0 #!$$ e'(aa! *e*(a! *'0a al (e'('!$a! &e!$a! e;e0 0e*#ea T'j'a!
% +empertahankan integritas mukosa mulut
K#ea Hal % +enunjukkan membran mukosa utuh, yang berwarna merah muda, lembab dan bebas infruksikan lamasi atau ulserasi Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % &.
/aji kesehatan gigi dan higine oral pada penerimaan dan seara periodik
. /aji rongga mulut setiap hari, perhatikan perubahan pada integritas membran mukosa oral
T!&a0a! Kla(a % !. )ujuk pada dokter gigi sebelum dilakukan kemoterapi atau radiase kepala dan leher .
/ultur oral yang diurigai
3. erikan obat#obatan sesuai dengan indikasi misalnya panui analgesik, jeli lidokain topial
7. Ga!$$'a! a$a & e!&a (e'('!$a! &e!$a! 0ela!$a! a!('# e;e0 0e*#ea T'j'a! % +eningkatkan mekanisme koping dalam menghadapi masalah seara efektif K#ea Hal
% *asien dapat memahami dan menerima diri dalam situasi
Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % !. Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien atau rumah dan akti1itas kerja . Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan denngan pengobatan tertentu 3. +endiskusikan masalah tentang efek kanker atau pengobatan pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagainya
-. erikan dukungan emosi untuk pasien atau orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan &. 9unakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan kontak mata.
T!&a0a! Kla(a % !.
)ujuk pasien atau orang terdekat pada program kelompok pendukung bila ada
.
)ujuk pada konseling profesional bila diindikasikan
Ga!$$'a! ee e! (e'('!$a! &e!$a! e#'*('a! el . 0a!0e a&a !a;a!$ T'j'a! % +ampu mendemonstrasikan respon yang meningkat sesuai stimulasi K#ea Hal % +engontrol perubahan terhadap kemampuan persepsi sensori Re!8a!a T!&a0a! Keea=a#a! Ma!& % !. /aji derajat sensori atau gangguan persepsi dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi indi1idu yang termasuk di dalamnya penurunan pendengaran. . erikan moti1asi agar pasien menggunakan alat bantu untuk pendengaran sesuai keperluan 3.
*ertahankan hubungan orientasi realita dan lingkungan
-.
erikan sentuhan dalam ara perhatian
&.
9unakan permainan sensori untuk menstimulasi realita
T!&a0a! Kla(a % !.
/onsultasi pada dokter dalam permberian terapi obat sesuai indikasi
D. E+ALUASI !. erhasil prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan. . Terapai sebagian pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan. 3. elum terapai. pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, >ynda Kuall. <$$J=. uku Saku Diagnosa /eperawatan. (disi !$. (9C. Kakarta. Doenges, +. 9. <$$$=. )enana Asuhan /eperawatan. (disi 3 (9C. Kakarta. Dunna, D.2. (t al. ab. 7*5 2lmu *enyakit THT 5/ 7nair. ab"7*5 2lmu *enyakit THT. )umah Sakit 7mum Daerah Dr Soetom 5akultas /edokteran 7ni1ersitas Airlangga. Surabaya. +akalah /uliah THT. Tidak dipublikasikan *rasetyo , 2lmu *enyakit THT, (9C Kakarta )othrok, C. K. <$$$=. *erenanaan Asuhan /eperawatan *erioperatif. (9C Kakarta. Sjamsuhidajat U Iim De Kong. aboratorium 2lmu *enyakit THT 5akultas /edokteran 7ni1ersitas Airlangga Surabaya. )asad 7, Dalam Nasopharyngeal Carinoma. +edial *rogress. Kuly 0ol 3 no J !BB 6 !!#! Soepardi (A, 2skandar N. Dalam /arsinoma Nasofaring. uku Ajar THT. (disi /elima. alai *enerbit 5/ 72. Kakarta, $$$ !-#!&$ 2skandar N, +unir +, Soetjiepto D. Tumor 9anas THT alai *enerbit 5/72. Kakarta, !BB. )asad S, /artoleksono S, (kayuda 2. Dalam ahaya )adiasi dan *enegahan. )adiologi Diagnostik, 5/72, !B& . Susworo. Dalam /anker Nasofaring (pidemologi dan *engobatan +utakhir. Cermin Dunia /edokteran. $$- !#$
BAB II PEMBAHASAN A. LANDASAN TEORITIS KANKER NASOFARING 1.
Pengertian
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller dan atap nasofaring. Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. (Efiaty & Nurbaiti, 200 hal !"#. 2.
Anatomi Nasoaring
Nasofaring letaknya tertinggi di antara bagian$bagian lain dari faring, tepatnya di sebelah do sal dari %aum nasi dan dihubungkan dengan %aum nasi oleh koane. Nasofaring tidak bergerak, berfungsi dalam proses pernafasan dan ikut menentukan kualitas suara yang dihasilkan oleh laring. Nasofaring merupakan rongga yang mempunyai batas$batas sebagai berikut ' tas ' )asis kranii. )a*ah ' +alatum mole )elakang ' ertebra serikalis -epan ' Koane ateral ' /stium tubae Eusta%hii, torus tubarius, fossa rosenmuler (resesus faringeus#. +ada atap dan dinding belakang Nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringika. !. E"i#emio$ogi #an Etio$ogi
rutan tertinggi penderita karsinoma nasofaring adalah suku mongoloid yaitu 2100 kasus baru pertahun. -iduga disebabkan karena mereka memakan makanan yang dia*etkan dalam musim dingin dengan menggunakan bahan penga*et nitrosamin. (Efiaty & Nurbaiti, 200 hal !"#. sInsidens karsinoma nasofaring yang tinggi ini dihubungkan dengan kebiasaan makan, lingkungan dan irus Epstein$)arr (3amsuhida3at, 445 hal !"0#. elain itu faktor geografis, rasial, 3enis kelamin, genetik, peker3aan, kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman atau parasit 3uga sangat mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor ini. 6etapi sudah hampir dapat dipastikan bah*a penyebab karsinoma nasofaring adalah irus Epstein$barr, karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti$irus EE) yang %ukup tinggi (Efiaty & Nurbaiti, 200 hal !"#. %. Tan#a #an Ge&a$a
# 7e3ala 8idung ' •
Epistaksis ' rapuhnya mukosa hidung sehingga mudah ter3adi perdarahan.
•
umbatan hidung. umbatan menetap karena pertumbuhan tumor kedalam rongga nasofaring dan menutupi koana, ge3alanya ' pilek kronis, ingus kental, gangguan pen%iuman.
2# 7e3ala telinga •
Kataralis9 oklusi tuba Eusta%hii ' tumor mula$mula dofosa Rosen :uler, pertumbuhan tumor dapat menyebabkan penyumbatan muara tuba ( berdengung, rasa penuh, kadang gangguan pendengaran#
•
/titis :edia erosa sampai perforasi dan gangguan pendengaran
;# 7e3ala lan3ut •
imfadenopati serikal ' melalui pembuluh limfe, sel$sel kanker dapat men%apai kelen3ar limfe dan bertahan disana. -alam kelen3ar ini sel tumbuh dan berkembang biak hingga kelen3ar membesar dan tampak ben3olan dileher bagian samping, lama kelamaan karena tidak dirasakan kelen3ar akan berkembang dan melekat pada otot sehingga sulit digerakkan.
'. Patoisio$ogi
irus Epsteinn$barr adalah irus yang berperan penting dalam timbulnya kanker nasofaring. irus yang hidup bebas di udara ini bisa masuk ke dalam tubuh dan tetap tinggal di nasofaring tanpa menimbulkan ge3ala, kanker nasofaring sebenarnya dipi%u oleh
(. Pemeri)saan Pen*n&ang
a. Nasofaringoskopi b. ntuk diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsy nasofaring dapat dilakukan dua %ara yaitu dari
hidung
dan
mulut
dilakukan
dengan
anastesi
topi%al
dengan
>ylo%ain
0?.
%. +emeriksaan @6$s%an daerah kepala dan leher untuk mengetahui keberadaan tumor sehingga tumor
primer
yang
tersembunyi
pun
akan
ditemukan.
d. +emeriksaan serologi Ig anti E dan Io anti 7 untuk mengetahui infeksi irus E$). e.
+engerokan
dengan
kuret
daerah
lateral
nasofaring
dalam
nar%osis.
(Efiaty & Nurbaiti, 200# ntuk menegakkan diagnosa diperlukan pemeriksaan kelen3ar getah bening (palpasi ' terasa membengkak#, beberapa tanda dan ge3ala dari kanker ini memang tidak terlalu spesifik, pemeriksaan ini mungkin akan berlangsung selama beberapa bulan, 3ika di%urigai ter3adinya kanker, dilakukan inspeksi menggunakan endoskop untuk melihat nasopharing yang abnormal tersebut dalam penggunaannya diperlukan anastesi lokal. etelah itu, diambil biopsy (sampel# yang
kemudian
diu3i
apakah
Kemudian akan ditentukan stadium kanker itu dengan %ara '
merupakan
kanker.
A
:RI
(membantu
melihat
kanker
yang
menyebar
di
sekitar
kepala#
A +engambilan biopsy ini digunakan untuk melihat kanker yang berada di kelen3ar getah bening. A inar B (melihat kanker yang menyebar di bagian paru$paru#. +. Penata$a)sanaan
a. Radioterapi merupakan pengobatan utama b. +engobatan tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi leher ( ben3olan di leher yang tidak menghilang pada penyinaran atau timbul kembali setelah penyinaran dan tumor induknya sudah hilang yang terlebih dulu diperiksa dengan radiologik dan serologik# , pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, aksin dan antiirus. %. +emberian a3uan kemoterapi yaitu @is$platinum, bleomy%in dan 1$fluoroura%il. edangkan kemoterapi praradiasi dengan epirubi%in dan %is$platinum. Kombinasi kemo$radioterapi dengan mitomy%in
@
dan
1$fluoroura%il
oral
sebelum
diberikan
radiasi
yang
bersifat
CR-I/ENI6I=ERD. ,. Lan#asan Teoritis As*-an Ke"eraatan ,.1 I#entitas K$ien
Ka3i identitas klien, nama, umur, 3enis kelamin, peker3aan, agama, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis tentang penyakit yang diderita serta alamat klien. ,.2 Ria/at Kese-atan
.2.
Keluhan tama 6erdapatnya ben3olan berupa tumor ganas daerah kepala dan leher.
.2.2
Ri*ayat Kesehatan ekarang Klien sering mengalami pembengkakan atau ben3olan pada leher berupa tumor ganas yang terasa nyeri dan sulit untuk digerakkan.
.2.;
Ri*ayat Kesehatan -ahulu Ka3i ri*ayat kesehatan yang dapat memperparah penyakit seperti lingkungan yang berpengaruh seperti iritasi bahan kimia, asap se3enis kayu tertentu. Kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu dan kebiasaan makan makanan yang terlalu panas serta makanan yang dia*etkan ( daging dan ikan#. +enyakit yang pernah di derita klien pada masa lalu.
.2.!
Ri*ayat Kesehatan Keluarga Ka3i ri*ayat penyakit keturunan, seperti faktor herediter atau ri*ayat kanker pada keluarga misal ibu atau nenek dengan ri*ayat kanker.
,.2.' Pemeri)saan Fisi) •
Inspeksi ' Fa3ah, mata, rongga mulut dan leher.
•
+emeriksaan 686'
•
/toskopi ' iang telinga, membran timpani.
•
Rinoskopia anterior '
# +ada tumor endofilik tak 3elas kelainan di rongga hidung, mungkin hanya banyak sekret. # +ada tumor eksofilik, tampak tumor di bagian belakang rongga hidung, tertutup sekret mukopurulen, fenomena palatum mole negatif. •
Rinoskopia posterior '
# +ada tumor indofilik tak terlihat masa, mukosa nasofaring tampak agak menon3ol, tak rata dan paskularisasi meningkat.
# +ada tumor eksofilik tampak masa kemerahan. •
sGaringoskopi dan laringoskopi '
# Kadang faring menyempit karena penebalan 3aringan retrofaringH reflek muntah dapat menghilang. •
,.2.(
B foto ' tengkorak lateral, dasar tengkorak, @6 %an Peng)a&ian F*ngsiona$ Gor#on
# +ola +ersepsi Kesehatan mana3emen Kesehatan 6anyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klienJ )iasanya klien yang datang ke rumah sakit sudah mengalami ge3ala pada stadium lan3ut, klien biasanya kurang mengetahui penyebab ter3adinya serta penanganannya dengan %epat. 2# +ola Nutrisi :etaboli% Ka3i kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan penga*et#, anoreksia, mual9muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat badan, perubahan kelembaban9turgor kulit. )iasanya klien akan mengalami penurunan berat badan akibat inflamasi penyakit dan proses pengobatan kanker. ;# +ola Eliminasi Ka3i bagaimana pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin, perubahan bising usus, distensi abdomen. )iasanya klien tidak mengalami ga ngguan eliminasi. !# +ola aktias latihan Ka3i bagaimana klien men3alani aktiitas sehari$hari. )iasanya klien mengalami kelemahan atau keletihan akibat inflamasi penyakit.
1# +ola istirahat tidur Ka3i perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur dalam sehariJ )iasanya
klien
mengalami perubahan pada
pola istirahatH
adanya
faktor$faktor
yang
mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas. "# +ola kognitif persepsi Ka3i tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan penglihatan,pendengaran, perabaan, pen%iuman,perabaan dan ka3i bagaimana klien dalam berkomunikasiJ )iasanya klien mengalami gangguan pada indra pen%iuman. 5# +ola persepsi diri dan konsep diri Ka3i bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanyaJ pakah klien merasa rendah diriJ )iasanya klien akan merasa sedih dan rendah diri karena penyakit yang dideritanya. # +ola peran hubungan Ka3i bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dira*at di Rumah akitJ -an bagaimana hubungan so%ial klien dengan masyarakat sekitarnyaJ )iasanya klien lebih sering tidak mau berinteraksi dengan orang lain. 4# +ola reproduksi dan seksualitas Ka3i apakah ada masalah hubungan dengan pasanganJ pakah ada perubahan kepuasan pada klienJ. )iasanya klien akan mengalami gangguan pada hubungan dengan pasangan karena sakit yang diderita. 0# +ola koping dan toleransi stress Ka3i apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalahJ pakah klien menggunakan obat$obatan untuk menghilangkan stresJ. )iasanya klien akan sering bertanya tentang pengobatan. # +ola nilai dan keper%ayaan Ka3i bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnyaJ pakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klienJ )iasanya klien lebih mendekatkan diri pada 6uhan ang :aha Kuasa. ,.2.+ Teoritis As*-an Ke"eraatan
-iagnosa kepera*atan yang mungkin mun%ul' . Nyeri akut b9d agen in3uri fisik (pembedahan#. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b9d ketidakmampuan pemasukan nutrisi.. ;. Risiko infeksi b9d tindakan infasie, imunitas tubuh menurun !. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pera*atannya b9d misintepretasi informasi, ketidak familiernya sumber informasi. No
-iagnosa
N/@
Nyeri akut
NI@
@ontrol nyeri
:ana3emen nyeri dministrasi analgetik
2
Ketidakseimbangan status nutrisi adekuat
:ana3emen Nutrisi
nutrisi kurang dari
:onitor Nutrisi
kebutuhan tubuh ;
Risiko infeksi
faktor risiko infeksi
Konrol infeksi +roteksi terhadap infeksi
!
Kurang
+engetahuan
pengetahuan
Kepedulian
tentang
'
Kurang 6eknik ' proses penyakit
penyakit
dan pera*atan nya B. PEMBAHASAN KAS0S KANKER NASOFARING 1. I#entitas K$ien
Nama
' Ny. R
mur
' 1! tahun
Lenis kelamin
' +erempuan
gama
' Islam
+endidikan
' :+
+eker3aan
' +etani
tatus perka*inan
' Ka*in
6gl masuk
' 0! eptember 20
6gl pengka3ian
' 05 eptember 20
-iagnosa
' %a nasofaring
lamat
' Lln. Imam )on3ol, +adang
2. Ria/at Kese-atan
•
Keluhan utama da ben3olan di leher kanan
•
Ri*ayat Kesehatan ekarang M ; bln :R klien mengeluh adanya ben3olan dileher kanan sebesar bola pingpong makin lama makin membesar dan terasa nyeri. eher terasa sulit untuk digerakan. )erat badan menurun ; kg. Klien lalu berobat ke poli 686 Rs :. -3amil dira*at 20 hari dan dilakukan operasi, lalu dinyatakan kanker nasofaring, lalu diru3uk untuk dilakukan kemoterapi.
•
Ri*ayat kesehatan dahulu +asien menderita penyakit hipertensi
•
Ri*ayat kesehatan keluarga 6idak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
!. Pemeri)saan Fisi) •
Keadaan umum Kesadaran
•
•
' @omposmentis
6anda$tanda ital uhu
' ;",1 0%
Nadi
' 01 >9menit
Rr
' 2">9menit
6-
' !0900 mm8g
Kulit Farna kulit
' sa*o matang
Kelembapan
' lembab
Kebersihan
' bersih
Kepala
•
)entuk
' imetris
Kebersihan
' bersih
Rambut
•
•
' )aik
Farna
' hitam putih
Kebersihan
' )ersih
:ata )entuk
' imetris
Gungsi penglihatan
' -apat melihat dengan 3elas
Kebersihan
' )ersih
•
•
•
•
•
•
6elinga )entuk
' imetris
Kebersihan
' )ersih
8idung )entuk
' imetris
Gungsi pen%iuman
' 6idak dapat membedakan bau
Kebersihan
' kurang bersih
mulut )entuk
H simetris
Kelembapan
' kering
Gungsi penge%ap
' dapat membedakan rasa
Kebersihan
' Kurang )ersih
bdomen )entuk
'imetris
+erkusi
' 6impani
7enitalia Kebersihan
' Kurang bersih
:asalah
' 6idak ada masalah
leher da ben3olan sebesar bola pimpong disebelah kanan.Kanker Nasofaring sudah pada stadium ; dengan %iri %iri ' terdapatnya tumor ganas, terdapat pembesaran tapi masih bisa digerakkan dan tidak ada metastase.
%. Po$a F*ngsiona$ Gor#on
. +ola persepsi kesehatan mana3emen kesehatan +ada kasus didapatkan bah*a klien kurang memiliki pengetahuan tentang penyakit , klien pergi ke rs setelah ; bulan mengeluh adanya ben3olan dileher kanan sebesar bola pingpong makin lama makin membesar dan terasa nyeri. Klien 3uga memiliki tekanan darah tinggi !090 mm8g namun tidak di konsultasikan se%ara teratur. 2. +ola nutrisi metaboli% +ada kasus ditemukan bahea berat badan menurun ; kg, sebelum sakit !1 kg ketika sakit !2 kg akibat inflamasi penyakit. +asien mengeluh tidak nafsu makan. ;. +ola eliminasi +ada kasus tidak ditemukan gangguan pada eliminasi klien. !. +ola ktias atihan
+ada kasus didapati bah*a klien mengalami kelemahan atau keletihan, sering tidak bisa melakukan aktifitas mandiri dan butuh bantuan orang lain karena lehernya sulit untuk digerakkan. 8al ini 3uga di akibatkan rasa nyeri yang diderita klien. + 2" >9menit, N 01 >9menit. 1. +ola Istirahat 6idur +ada Kasus ditemukan bah*a klien mengalami perubahan pada pola istirahatH adanya faktor$ faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas. Klien sering terbangun pada malam hari dan susah untuk tidur kembali. ". +ola Kognitif +ersepsi +ada kasus klien mengalami gangguan pada indra pen%iuman Klien tidak dapat membedakan bau. 5. +ola +ersepsi diri dan Konsep -iri +ada Kasus klien merasa sedih dan rendah diri karena penyakit yang dideritanya. Klien sering melamun dan sering mempertanyakan bagaimana bisa ia dapat menderita penyakit tersebut. . +ola peran hubungan +ada kasus klien lebih sering ingin menyendiri, kurang mau berinteraksi dengan orang lain, namun keluarga tetap berada dekat dengan klien sebagai pemberi dukungan terhadap klien.
4. +ola reproduksi dan seksualitas Karena sakit yang di derita klien mengalami gangguan hubungan dengan pasangan, namun keluarga tetap selalu menberikan kasih sayang kepada klien. 0. +ola Koping dan 6oleransi tress +ada kasus klien sering bertanya tentang kesembuhan penyakitnya, klien tidak mengkonsumsi obat untuk menghilangkan stress. . +ola nilai dan keper%ayaan +ada kasus klien lebih mendekatkan diri pada 6uhan, dan ia per%aya semua itu sudah di atur 6uhan manusia hanya berusaha dan berdoa. '. Ana$isa Data •
-B. Nyeri berhubungan dengan Inflamasi +enyakit -'
# Klien mengeluhkan nyeri pada leher sebelah kanan. # eher terasa sakit untuk digerakan # Klien mengeluhkan susah tidur dan sering terbangun. -/'
# da ben3olan sebesar bola pimpong dileher sebelah kanan se3ak ; bulan yang lalu. # Nadi' 01 >9menit # +ernapasan' 2">9menit •
N "0$00>9menit N "$2!>9menit
-B.2 Ketidakseimbangan Nutrisi' Kurang -ari Kebutuhan 6ubuh -'
# Klien tidak nafsu makan. -/'
# Klien mengalami penurunan )) ;kg.
". NN-, N/@, dan NI@ N
NN-
N/@
NI@
/
Nyeri b.d Inflamasi ontro$ n/eri ". !2( Mana&emen n/eri ". %12 +enyakit
Indi%ator'
)atasan karakteristik ' :engakui fa%tor •
nore>ia
•
+erubahan Gatigue
•
7angguan
Ekspresi
lokasi
pengka3ian
nyeri
karakteristik,
durasi,
:enggunakan obat
frekuensi, kualitas, dan fa%tor
analgesi%
presipitasi
:en3elaskan ge3ala
nyeri
erbal :elaporkan %ontrol
tentang nyeri
akukan
se%ara komprehensif termasuk
pola :engetahui nyeri
interaksi so%ial •
penyebab
tidur •
ktiitas'
/bserasi reaksi non erbal dari ketidaknyamanan
7unakan
teknik
komunikasi
untuk
mengetahui
nyeri yang telah
terapeutik
dilakukan
pengalaman nyeri pasien
Indi%ator '
-eterminasi
yang
akibat
nyeri
terhadap kualitas hidup
Ekspresi nyeri
Grekuensi nyeri
men%ari
Ekspresi *a3ah terhadap
dukungan
nyeri
budaya
mempengaruhi respion nyeri
Lee$ n/eri ". !2,
-efenisi '
Ka3i
)antu pasien dan keluarga untuk dan
menemukan
@ontrol ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri
Kurangi fa%tor presipitasi nyeri
+ilih dan lakukan penanganan nyeri
3arkan
pasien
untuk
memonitor nyeri
Ka3i tipe dan sumber nyeri untuk menentukan interensi
)erikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
Ealuasi
keefektifan
%ontrol
nyeri
6ingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter 3ika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
2
Ketidakseimbanga•
Stat*s N*trisi
•
n nutrisi' kurang Indikator' dari
kebutuhan Intake nutrisi
tubuh
•
Kurang nafsu makan
•
ktiitas'
:engontrol
penyerapan
Intake makanan dan
makanan9%airan
%airan
menghitung
Energi
harian, 3ika diperlukan
:assa tubuh
)erat tubuh
)atasan karakteristik'
Tera"i N*trisi
)erat badan 20? atau lebih kurang
dan intake
:emantau
ketepatan
makanan
untuk
kalori urutan
memenuhi
kebutuhan nutrisi harian
dari ideal
:enentukan 3imlah kalori dan 3enis
diperlukan
makanan untuk
kebutuhan
yang
memenuhi
nutrisi,
berkolaborasi
ketika
dengan
ahli
makanan, 3ika diperlukan
:enetukan dengan
makanan
pilihan
mempertimbangkan
budaya dan agama
n3urkan intake makanan yang tinggi kalsium, 3ika diperlukan
:emastikan
bah*a
makanan
berupa makanan yang tinggi serat
untuk
men%egah
konstipasi
:emberi pasien makanan dan minuman tinggi protein, tinggi kalori, dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, 3ika diperlukan
:embantu memilih
pasien makanan
untuk lembut,
lunak dan tidak asam, 3ika diperlukan
:emastikan keadaan terapeutik terhadap kema3uan makanan
:elakukan
pera*atan
mulut
sebelum makan, 3ika diperlukan
-G6R +6K )runner, uddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah, edisi ol.;.E7@, Lakarta 7uyton, rthur @, 445, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 4, E7@,Lakarta Inskandar.N, 44, Tumor Telinga-Hidung-Tenggorokan, Diagnosa Dan Penatalaksanaan, Gakultas Kedokteran mum, niersitas Indonesia, Lakarta Loanne @.:% @loskey. 44". ursing !nter"ension #lassi$i%ation &!# #. :osby ear )ook. t. ouis :arion Lohnon, dkk. 2000. ursing 'ut%ome #lassi$i%asion &'#() :osby ear )ook.t. ouis
AS7HAN /(*()AIATAN 7AN !.! >atar elakang Di 2ndonesia kanker nasofaring
!. )umusan +asalah !..! agaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Ca NasofaringQ
!.3 Tujuan !.3.! Tujuan 7mum +emahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan a nasofaring !.3. Tujuan /husus !. +emahami deEnisi Ca nasofaring. . +engetahui penyebab dari Ca nasofaring. 3. +engetahui manifestasi klinis dari Ca nasofaring -. +engetahui proses terjadinya Ca nasofaring. &. +engetahui pemeriksaan diagnostik pada Ca nasofaring. . +engetahui penatalaksaan Ca nasofaring J. +engetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Ca nasofaring
!.- +anfaat !.-.! +ahasiswa mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan a Nasofaring sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah persepsi sensori. !.-. +ahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.
A Tinjauan *ustaka
.! DeEnisi /anker nasofaring adalah kanker yang berasal dari sel epitel nasofaring di rongga belakang hidung dan belakang langit#langit rongga mulut. /anker ini merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak di temukan di 2ndonesia. Hampir $F tumor ganas dan leher merupakan kanker nasofaring, kemudian diikuti tumor ganas hidung dan sinus paranasal
Terjadinya Ca Nasofaring mungkin multifaktorial, proses karsinogenesisnya mungkin menakup banyak tahap. 5aktor yang mungkin terkait dengan timbulnya kanker nasofaring adalah /erentanan 9enetik Ialaupun Ca Nasofaring tidak termasuk tumor genetik, tetapi kerentanan terhadap Ca Nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu relatif menonjol dan memiliki fenomena agrregasi familial. Analisis korelasi menunjukkan gan H>A < Human luekoyte antigen = dan gen pengode en?im sitokrom p-&$( < C@*(!= kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap Ca Nasofaring, mereka berkaitan dengan timbulnya sebagian besar Ca Nasofaring . *enelitian menunjukkan bahwa kromosom pasien Ca Nasofaring menunjukkan ketidakstabilan , sehingga lebih rentan terhadap serangan berbagai faktor berbahaya dari lingkungan dan timbul penyakit.
0irus ( +etode imunologi membuktikan 1irus ( membawa antigen yang spesiEk seperti antigen kapsid 1irus < 0CA =, antigen membran < +A =, antigen dini < (A =, antigen nuklir < (NA = , dll. 0irus ( memiliki kaitan erat dengan Ca Nasofaring , alasannya adalah Di dalam serum pasien Ca Nasofaring ditemukan antibodi terkait 1irus ( < termasuk 0CA#2gA, (A#2gA, (NA, dll = , dengan frekuensi positif maupun rata#rata titer geometriknya jelas lebih tinggi dibandingkan orang normal dan penderita jenis kanker lain, dan titernya berkaitan positif dengan beban tumor . Selain itu titer antibodi dapat menurun seara bertahap sesuai pulihnya kondisi pasien dan kembali meningkat bila penyakitnya rekuren atau memburuk. Di dalam sel Ca Nasofaring dapat dideteksi ?at petanda 1irus ( seperti DNA 1irus dan (NA. (pitel nasofaring di luar tubuh bila diinfeksi dengan galur sel mengandung 1irus (, ditemukan epitel yang terinfeksi tersebut tumbuh lebih epat , gambaran pembelahan inti juga banyak. Dilaporkan 1irus ( di bawah pengaruh ?at karsinogen tertentu dapat menimbulkan karsinoma tak berdiferensiasi pada jaringan mukosa nasofaring fetus manusia.
5aktor >ingkungan 5aktor lingkungan juga berperan penting. *enelitian akhir#akhir ini menemukan ?at berikut berkaitan dengan timbulnya Ca Nasofaring Hidrokarbon aromatik, pada keluarga di area insiden tinggi kanker nasofaring , kandungan 3,-# ben?piren dalam tiap gram debu asap menapai !,3 ug, jelas lebih tinggi dari keluarga di area insiden rendah.
. 7nsur renik nikel sulfat dapat memau efek karsinognesis pada proses timbulnya kanker nasofaring . 3. 9olongan nitrosamin banyak terdapat pada pengawet ikan asin. Terkait dengan kebiasaan makan ikan asin waktu keil, di dalam air seninya terdeteksi nitrosamin 1olatil yang berefek mutagenik.
.3 +anifestasi /linis 9ejala dan tanda yang sering ditemukan pada kanker nasofaring adalah (piktasis sekitar J$F pasien mengalami gejala ini, diantaranya 3, F pasien datang berobat dengan gejala awal ini . Sewaktu menghisap dengan kuat sekret dari rongga hidung atau nasofaring , bagian dorsal palatum mole bergesekan dengan permukaan tumor , sehingga pembuluh darah di permukaan tumor robek dan menimbulkan epiktasis. @ang ringan timbul epiktasis, yang berat dapat timbul hemoragi nasal masif. Hidung tersumbat sering hanya sebelah dan seara progesif bertambah hebat. 2ni disebabkan tumor menyumbat lubang hidung posterior. Tinitus dan pendengaran menurun penyebabnya adalah tumor di resesus faringeus dan di dinding lateral nasofaring menginEltrasi , menekan tuba eustaki, menyebabkan tekana negatif di dalam ka1um timpani , hingga terjadi otitis media transudatif . bagi pasien dengan gejala ringan, tindakan dilatasi tuba eustaki dapat meredakan sementara. +enurunnya kemmpuan pendengaran karena hambatan konduksi, umumnya disertai rasa penuh di dalam telinga. Sefalgia kekhasannya adalah nyeri yang kontinyu di regio temporo parietal atau oksipital satu sisi. 2ni sering disebabkan desakan tumor, inEltrasi saraf kranial atau os basis kranial, juga mungkin karena infeksi lokal atau iriasi pembuluh darah yang menyebabkan sefalgia reektif. )udapaksa saraf kranial kanker nasofaring meninEltrasi dan ekspansi direk ke superior , dapat mendestruksi silang basis kranial, atau melalui saluran atau elah alami kranial masuk ke area petrosfenoid dari fosa media intrakanial
9ejala metastasis jauh lokasi meatstasis paling sering ke tulang, paru, hati . metastasi tulang tersering ke pel1is, 1ertebra, iga dan keempat ekstremitas. +anifestasi metastasis tulang adalah nyeri kontinyu dan nyeri tekan setempat, lokasi tetap dan tidak berubah#ubah dan seara bertahap bertambah hebat. *ada fase ini tidak selalu terdapat perubahan pada foto sinar M, bone#san seluruh tubuh dapat membantu diagnosis. +etastasis hati , paru dapat sangat tersembunyi , kadang ditemukan ketika dilakukan tindak lanjut rutin dengan rongsen thora , pemeriksaan hati dengan CT atau 7S9
.- *atoEsiologi Sudah hampir dipastikan a.nasofaring disebabkan oleh 1irus eipstein barr. Hal ini dapat dibuktikan dengan dijumpai adanya protein#protein laten pada penderita a. nasofaring. Sel yang terinfeksi oleh (0 akan menghasilkan protin tertentu yang berfungsi untuk proses proliferasi dan mempertahankan kelangsungan 1irus didalam sel host. *rotein tersebut dapat digunakan sebagai tanda adanya (0, seperti (NA#! dan >+*#!, >+*#A dan >+*#. (NA#! adalah protein nulear yang berperan dalam mempertahankan genom 1irus. (0 tersebut mampu aktif dikarenakan konsumsi ikan asin yang berlebih serta pemaparan ?at#?at karsinogen yang menyebabkan stimulasi pembelahan sel abnormal yang tidak terkontrol, sehingga terjadi diPerensiasi dan proliferasi protein laten<(NA#!=. Hal inilah yang memiu pertumbuhan sel kanker pada nasofaring, dalam hal ini terutama pada fossa )ossenmuller. *enggolongan Ca Nasofaring T!
/anker terbatas di rongga nasofaring.
T /anker menginEltrasi ka1um nasal, orofaring atau di elah parafaring di anterior dari garis S4 < garis penghubung prosesus stiloideus dan margo posterior garis tengah foramen magnum os oksipital =. T3 /anker di elah parafaring di posterior garis S4 atau mengenai basis kranial, fosa pterigopalatinum atau terdapat rudapaksa tunggal syaraf kranial kelompok anterior atau posterior. T Saraf kranial kelompok anterior dan posterior terkena serentak, atau kanker mengenai sinus paranasal, sinus spongiosus, orbita, fosa infra#temporal. N$
elum teraba pembesaran kelenjar limfe .
N!
/elenjar limfe koli superior berdiameter V- m,.
N
/elenjar koli inferior membesar atau berdiameter -#J m .
N3
/elenjar limfe suprakla1ikular membesar atau berdiameter OJ m
+$
Tak ada metastasis jauh.
+!
Ada metastasis jauh.
*enggolongan stadium klinis, antara lain Stadium 2
T!N$+$
Stadium 22
TN$ % !+$, T$ % N!+$
Stadium 222
T3N$ # +$, T$ % 3N+$
Stadium 20a
T-N$ % 3+$, T$ % -N3+$
Stadium 20b
T apapun, N Apapun, +!
.& *emeriksaan Diagnosis 7ntuk menapai diagnosis dini harus melaksanakan hal berikut Tindakan kewaspadaan, perhatikan keluhan utama pasien. *asien dengan epiktasis aspirasi balik, hidung tersumbat menetap, tuli unilateral, limfadenopati leher tak nyeri, sefalgia, rudapaksa saraf kranial dengan kausa yang tak jelas, dan keluhan lain harus diperiksa teliti rongga nasofaringya dengan nasofaringoskop indirek atau elektrik. *emeriksaan kelenjar limfe leher. *erhatikan pemeriksaan kelenjar limfe rantai 1ena jugularis interna, rantai ner1us aksesorius dan arteri 1ena trans1esalis koli apakah terdapat pembesaran. *emeriksaan saraf kranial Terhadap saraf kranial tidak hanya memerlukan pemeriksaan ermat sesuai prosedur rutin satu persatu , tapi pada keurigaan paralisis otot mata, kelompok otot kunyah dan lidah kadang perlu diperiksa berulang kali, barulah ditemukan hasil yang positif *emeriksaan serologi 1irus ( Dewasa ini, parameter rutin yang diperiksa untuk penapisan kanker nasofaring adalah 0CA#2gA, (A#2gA, (0#DNAseAb. Hasil positif pada kanker nasofaring berkaitan dengan kadar dan perubahan antibodi tersebut. agi yang termasuk salah satu kondisi berikut ini dapat dianggap memilki resiko tinggi kanker nasofaring Titer antibodi 0CA#2gA OL !$ Dari pemeriksaan 0CA#2gA, (A#2gA dan (0#DNAseAb, dua diantara tiga indikator tersebut positif.
Dua dari tiha dari indikator pemeriksaan diatas, salah satu menunjukkan titer yang tinggi kontinyu atau terus meningkat. agi pasien yang memenuhi patokan tersebut , harus diperiksa teliti dengan nasofaringoskop elektrik , bila perlu dilakukan biopsi. @ang perlu ditekankan adalah perubahan serologi 1irus (b dapat menunjukkan reaksi positif - % - bulan sebelum diagnosis kanker nasofaring ditegakkan. Diagnosis penitraan. *emeriksaan CT makna klinis aplikasinya adalah membantu diagnosis, memastikan luas lesi, penetapan stadium seara adekuat, seara tepat menetapkan ?ona target terapi, meranang medan radiasi, memonitor kondisi remisi tumor pasa terapi dan pemeriksaa tingkat lanjut. *emeriksaan +)2 +)2 memiliki resolusi yang baik terhadap jaringan lunak, dapat serentak membuat potongan melintang, sagital, koronal, sehingga lebih baik dari pada CT. +)2 selai dengan jelas memperlihatkan lapisan struktur nasofaring dan luas lesi, juga dapat seara lebih dini menunjukkan inEltrasi ke tulang. Dalam membedakan antara Ebrosis pasa radioterapi dan rekurensi tumor , +)2 juga lebih bermanfaat . *enitraan tulang seluruh tubuh berguna untuk diagnosis kanker nasofaring dengan metastasis ke tulang, lebih sensitif dibandingkan rongtsen biasa atau CT, umumnya lebih dini -# bulan dibandingkan rongsen. Setelah dilakukan bone#san, lesi umumnya tampak sebagai akumulasi radioakti1itas, sebagian keil tampak sebagai area defek radioakti1itas. one#san sangat sensitif untuk metastasis tulang, namun tidak spesiEk . maka dalam menilai lesi tunggal akumulasi radioakti1itas , harus memperhatikan riwayat penyakit, menyingkirkan rudapaksa operasi, fruktur, deformitas degeneratif tulang, pengaruh radio terapi, kemoterapi, dll. *(T < *ositron (mission Tomography = disebut juga penitraan biokimia molukelar metabolik in 1i1o. +enggunakan penitraan biologismetabolisme glukosa dari ?at kontras !#5D9 dan penitraan anatomis dari CT yang dipadukan hingga mendapat gambar *(T#CT . itu memberikan informasi gambaran biologis bagi dokter klinisi, membantu penentuan area target biologis kanker nasofaring , meningkatka akurasi radioterapi, sehingga efektiEtas meningkat dan rudapaksa radiasi terhadap jaringan normal berkurang. Diagnosis histologi *ada pasien kanker nasofaringn sedapat mungkin diperoleh jaringan dari lesi primer nasofaring untuk pemeriksaan patologik. Sebelum terapi dimulai harus diperoleh diagnosis histologi yang jelas. Hanya jika lesi primer tidak dapat memeberikan diagnosis patologik pasti barulah dipertimbangkan biopsi kelenjar limfe leher.
. *enatalaksanaan a. )adioterapi Hal yang perlu dipersiapkan adalah keadaan umum pasien baik, hygiene mulut, bila ada infeksi mulut diperbaiki dulu. *engobatan tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi leher < benjolan di leher yang tidak menghilang pada penyinaran atau timbul kembali setelah penyinaran dan tumor induknya sudah hilang yang terlebih dulu diperiksa dengan radiologik dan serologik=, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, 1aksin dan anti1irus.
b. /emoterapi /emoterapi meliputi kemoterapi neodju1an, kemoterapi adju1an dan kemoradioterapi konkomitan. 5ormula kemoterapi yang sering dipakai adalah *5 < DD* W &57 =, kaboplatin W&57, paklitaksel WDD*, paklitasel WDD* W&57 dan DD* gemsitabin , dll. DD* $#!$$ mg"m 20 drip hari pertama < mulai sehari sebelum kemoterapi , lakukan hidrasi 3 hari = &57 $$#!$$$ mg"m"d 20 drip , hari ke !#& lakukan infus kontinyu intra1ena. 7langi setiap ! hari atau /arboplatin 3$$mg"m atau A7C L 20 drip, hari pertama. &57 $$#!$$$"m"d 20 drip , hari ke !#& infus intra1ena kontinyu. 7langi setiap ! hari.
. Terapi iologis Dewasa ini masih dalam taraf penelitian laboraturium dan uji klinis.
d. Terapi Herbal TC+ Dikombinasi dengan radioterapi dan kemoterapi, mengurangi reaksi radiokemoterapi , fu?hengguben < menunjang, memantapkan ketahanan tubuh= , kasus stadium lanjut tertentu yang tidak dapat diradioterapi atau kemoterapi masih dapat dipertimbangkan hanya diterapi sindromnya dengan TC+. (fek herba TC+ dalam membasmi langsung sel kanker dewasa ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Terapi )ehabiltatif
*asien kanker seara faal dan psikis menderita gangguan fungsi dengan derajat ber1ariasi. 4leh karena itu diupayakan seara maksimal meningkatkan dan memperbaiki kualitas hidupnya. )ehabilitas *sikis *asien kanker nasofaring harus diberi pengertian bahwa pwnyakitnya berpeluang untuk disembuhkan, uapayakan agar pasien seepatnya pulih dari situasi emosi depresi. )ehabilitas 5isik Setelah menjalani radioterapi, kemoterpi dan terapi lain, pasien biasanya merasakan kekuatan Esiknya menurun, mudah letih, daya ingat menurun. Harus memperhatikan suplementasi nutrisi , berolahraga Esik ringan terutama yang statis, agar tubuh dan ketahanan meningkat seara bertahap.
*embedahan Dalam kondisi ini dapat dipertimbangkan tindakan operasi )asidif lokal nasofaring pasa radioterapi , lesi relatif terlokalisasi. 3 bulan pasa radioterapi kurtif terdapat rasidif lesi primer nasofaring *asa radioterapi kuratif terdapat residif atau rekurensi kelenjar limfe leher. /anker nasofaring dengan diferensiasi agak tinggi seperti karsinoma skuamosa grade 2, 22, adenokarsinoma. /omplikasi radiasi.
A 3 AS7HAN /(*()AIATAN
3.! *engkajian a. 2dentitas" biodata klien Nama Tempat tanggal lahir 7mur Kenis /elamin Agama Iarga Negara
ahasa yang digunakan *enanggung Kawab Nama Alamat !$. Hubungan dengan klien b. /eluhan 7tama >eher terasa nyeri, semakin lama semakin membesar, susah menelan, badan merasa lemas, serta turun drastis dalam waktu singkat. . )iwayat /esehatan Sekarang d. )iwayat /esehatan +asa >alu e. )iwayat /esehatan /eluarga g. /eadaan >ingkungan
3. 4bser1asi 3..! /eadaan 7mum Suhu Nadi Tekanan Darah )) Tinggi badan 3.. *emeriksaan *ersistem !
)) meningkat, sesak nafas, produksi sekret meningkat.
normal
3
*using, nyeri, gangguan sensori
-
Normal
&
Disfgia, Nafsu makan turun, turun
Normal
3.3 Diagnosa Nyeri
3.- 2nter1ensi Nyeri
)asa nyeri teratasi atau terkontrol
+endemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi nyeri +elaporkan penghilangan nyeri maksimal"kontrol dengan pengaruh minimal pada A/S 2nter1ensi )asional +andiri Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, frekuensi, durasi
erikan tindakan kenyamanan dasar
/olaborasi erikan analgesik sesuai indikasi misalnya +orEn, metadon atau ampuran narkotik
2nformasi memberikan data dasar untuk menge1aluasi kebutuhan"keefekti1an kebutuhan"keefekti1an inter1ensi +eningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
+emungkinkan +emungkinkan pasien untuk berpartisipasi seara aktif dan meningkatkan meningkatkan rasa kontrol
/ontrol /ontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada A/S
Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon indi1idual berbeda. Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan
9angguan sensori persepsi
2nter1ensi )asional Tentukan Tentukan ketajaman ketajaman pendengaran, pendengaran, apakah satu satu atau dua telinga telinga terlibat . 4rientasikan pasien terhadap lingkungan. 4bser1asi tanda#tanda dan gejala disorientasi.
!. +engetahui perubahan perubahan dari hal#hal yang merupakan merupakan kebiasaan kebiasaan pasien . . >ingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan proses penyembuhan. 3. +engetahui faktor penyebab penyebab gangguan persepsi persepsi sensori yang lain dialami dan dan dirasakan pasien.
9angguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang. Tujuan Tujuan /ebutuhan /ebutuhan nutrisi nutrisi dapat terpenuhi terpenuhi /riteria hasil !. erat badan dan tinggi badan ideal. . *asien mematuhi dietnya. 3. /adar gula darah dalam batas normal. -. Tidak ada tanda#tanda tanda#ta nda hiperglikemia"hipoglikemia. hiperglikemia"hi poglikemia.
2nter1ensi )asional /aji status nutrisi dan kebiasaan makan.
Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
Timbang berat badan setiap setiap seminggu sekali. sekali.
-. 2dentiEkasi perubahan pola makan.
7ntuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.
/epatuhan terhadap diet dapat menegah komplikasi terjadinya hipoglikemia"hiperglikemia.
+engetahui perkembangan perkembangan berat badan pasien
+engetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan. ditetapkan.
/urangnya /urangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan Tujuan *asien *asien memperoleh informasi yang yang jelas dan benar benar tentang penyakitnya. penyakitnya. /riteria Hasil !. *asien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya. . *asien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
2nter1ensi )asional /aji tingkat pengetahuan pasien"keluarga pasien"keluarga tentang penyakit D+ dan Ca. Nasofaring
/aji latar belakang pendidikan pasien.
Kelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata#kata yang mudah dimengerti.
Kelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.
gambar#gambar dalam memberikan penjelasan
7ntuk memberikan informasi pada pasien"keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien"keluarga.
Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata#kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.
Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
-. Dengan penjelasdan yang ada dan ikut sera langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan emasnya berkurang.
9ambar#gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.
&.Harga diri )endah berhubungan dengan perubahan perkembangan penyakit, pengobatan penyakit. Tujuan Setelah dilakukan askep selama 3X- jam klien menerima keadaan dirinya
/riteria Hasil !=
+enjaga postur yang terbuka
=
+enjaga kontak mata
3=
/omunikasi terbuka
-=
+enghormati orang lain
&= kelompok
Seara seimbang dapat berpartisipasi dan mendengarkan dalam
=
+enerima kritik yang konstruktif
J=
+enggambarkan keberhasilan dalam kelompok soial
2nter1ensi )asional /aji tingkat keemasan yang dialami oleh pasien.
eri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa emasnya.
9unakan komunikasi terapeutik.
eri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.
erikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.
erikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien seara bergantian.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
7ntuk menentukan tingkat keemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan inter1ensi yang epat dan tepat.
Dapat meringankan beban pikiran pasien.
Agar terbina rasa saling peraya antar perawat#pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
2nformasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien.
Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan keemasan yang dirasakan pasien.
*asien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.
>ingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa emas
ii. D4IN>4AD I4C /AN/() NAS45A)2N9
A *(N7T7*
-.!
/esimpulan
/anker nasofaring atau dikenal juga dengan kanker THT adalah penyakit yang disebabkan oleh sel ganas
DA5TA) *7STA/A
Carpenito, >ynda Kuall. <$$$=. uku Saku Diagnosa /eperawatan. (disi . (9C. Kakarta. Doenges, +. 9. <$$$=. )enana Asuhan /eperawatan. (disi 3 (9C. Kakarta. Dunna, D.2. (t al. ab. 7*5 2lmu *enyakit THT 5/ 7nair. ab"7*5 2lmu *enyakit THT. )umah Sakit 7mum Daerah Dr Soetom 5akultas /edokteran 7ni1ersitas Airlangga. Surabaya. Soepardi, (Eaty Arsyad U Nurbaiti 2skandar. <$$$=. uku Ajar 2lmu /esehatan THT. (disi kekempat. 5/72 Kakarta. Sri Herawati. <$$$=. Anatomi 5isiologi Cara *emeriksaan Telinga, Hidung, Tenggorokan. >aboratorium 2lmu *enyakit THT 5akultas /edokteran 7ni1ersitas Airlangga Surabaya.
AS7HAN /(*()AIATAN *ADA /A)S2N4+A NAS45A)2N9
AS7HAN /(*()AIATAN *ADA /A)S2N4+A NAS45A)2N9 A 22 *(+AHASAN 2. /4NS(* DASA) A.
*engertian
/arsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring. Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling banyak di THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam keadaan terlambat atau stadium lanjut. /arsinoma nasofaring merupakan tumor ganas di daerah kepala dan leher yang terbanyak di temukan di 2ndonesia. Hampir $F tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring, kemudian di ikuti oleh tumor ganas hidung dan sinus paranasal aboratorium *atologi Anatomik tumor ganas nasofaring sendiri selalu berada dalam kedudukan & besar dari tumor ganas tubuh manusia bersama tumor ganas ser1iks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit.
.
(tiologi
/aitan 0irus (pstein arr dengan ikan asin dikatakan sebagai penyebab utama timbulnya penyakit ini. 0irus ini dapat masuk dalam tubuh dan tetap tinggal disana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam jangka waktu yang lama. 7ntuk mengaktifkan 1irus ini dibutuhkan suatu mediator kebiasaan untuk mengkonsumsi ikan asin seara terus menerus mulai dari masa kanak#kanak, merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan 1irus ini sehingga menimbulkan Ca Nasofaring. +ediator yang berpengaruh untuk timbulnya Ca Nasofaring !. 2kan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine. . /eadaan soial ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan hidup. 3. Sering kontak dengan 8at karsinogen < ben?opyrenen, ben?oantrane, gas kimia, asap industri, asap kayu, beberapa ekstrak tumbuhan=. -. )as dan keturunan <+alaysia, 2ndonesia=
&. )adang kronis nasofaring . *roEl H>A C. *atoEsologi *ada kanker nasofaring ini disebabkan oleh 1irus (pstein#arr melalui mediator ikan asin, makanan yang diawetkan
*athway /arsinoma Nesofaring 0irus (pstein arr
+akanan yang diawetkan /ontak dengan ?at karsinogen )adang kronis pada daerah nasofaring
+akanan yang diawetkan
+asuk kebagian telinga dan hidung
4bstruktif pada saluran tuba eusthaius dan hidung
9angguan pendengaran dan gangguan penghidu
9angguan persepsi sensori
D. Tanda dan 9ejala Simtomatologi ditentukan oleh hubungan anatomi nasofaring terhadap hidung, tuba (ustahii dan dasar tengkorak a. Y
9ejala Hidung (pistaksis rapuhnya mukosa hidung sehingga mudah terjadi perdarahan.
Y Sumbatan hidung. Sumbatan menetap karena pertumbuhan tumor kedalam rongga nasofaring dan menutupi koana, gejalanya pilek kronis, ingus kental, gangguan peniuman. b.
9ejala telinga
Y /ataralis" oklusi tuba (ustahii tumor mula#mula dofosa )osen +uler, pertumbuhan tumor dapat menyebabkan penyumbatan muara tuba < berdengung, rasa penuh, kadang gangguan pendengaran= Y .
4titis +edia Serosa sampai perforasi dan gangguan pendengaran 9ejala lanjut
Y >imfadenopati ser1ikal melalui pembuluh limfe, sel#sel kanker dapat menapai kelenjar limfe dan bertahan disana. Dalam kelenjar ini sel tumbuh dan berkembang biak hingga kelenjar membesar dan tampak benjolan dileher bagian samping, lama kelamaan karena tidak dirasakan kelenjar akan berkembang dan melekat pada otot sehingga sulit digerakkan.
(. /lasiEkasi Histopatologi menurut IH4
# Seperti antara lain limfoepitelioma, /arsinoma anaplastik, Clear Cell Carsinoma:, 1arian sel spindel. # >ebih radiosensitif, prognosis lebih baik. 5. *erluasan Tumor ke Karingan Sekitar !. *erluasan ke atas ke N.22 dan N. 02, keluhan diplopia, hipestesi pipi . Sindrom petrosfenoid terjadi jika semua saraf grup anterior terkena dengan gejala khas Z Neuralgia trigeminal unilateral Z 4ftalmoplegia unilateral Z Amaurosis Z 9ejala nyeri kepala hebat akibat penekanan tumor pada duramater 3. *erluasan ke belakang N.022#N.M22, trismus, sulit menelan, hiper"hipo"anestesi palatum,faring dan laring,gangguan respirasi dan sal1ias, kelumpuhan otot trape?ius, stenokleidomastoideus, hemiparalisis dan atroE sebelah lidah. -. +anifestasi kelumpuhan Y N 2M kesulitan menelan akibat hemiparese otot konstriktor superior serta gangguan pengeap pada sepertiga belakang lidah. Y N M Hiper " hipo " anestesi mukosa palatum mole, faring dan laring disertai gangguan respirasi dan sal1ias. Y N M2 kelumpuhan atau atropi otot#otot trape?ius, sterno % kleido mastoideus, serta hemiparese palatum mole. Y N M22 hemiparese dan atropi sebelah lidah 9. *enentuan Stadium T7+4) S28(
T3 Tumor telah keluar dari rongga nasofaring T Tumor teah keluar dari nasofaring dan telah kmerusak tulang tengkorak atau saraf# saraf otak T Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak lengkap )(924NA> >2+5( N4D(S
. )adiologi Thorak *A, 5oto tengkorak, TomograE, CT San, one santigraphy
2. *enatalaksanaan a. )adioterapi Sebelumnya persiapan pasien dengan oral hygiene, dan apabila infeksi"kerusakan gigi harus diobati terlebih dahulu. Dosis yang diberikan $$ rad"hari sampai $$$#$$ rad untuk tumor primer, sedangkan kelenjar leher yang membesar diberi $$$ rad. Kika tidak ada pembesaran kelenjar diberikan juga radiasi efektif sebesar -$$$ rad. 2ni dapat diberikan pada keadaan kambuh atau pada metastasis tulang yang belum menimbulkan keadaan fraktur patologik. )adiasi dapat menyembuhkan lesi, dan mengurangi rasa nyeri. b. /emoterapi Sebagai terapi tambahan dan diberikan pada stadium lanjut. iasanya dapat digabungkan dengan radiasi dengan urutan kemoterapi#radiasi# kemoterapi. /emoterapi yang dipakai yaitu +ethotreate <&$ mg 20 hari ! dan =6 0inristin < mg 20 hari!=6 *latamin
dilakukan kontrol terhadap efek samping Engsi hemopoitik, fungsi ginjal dan lain# lain. . 4perasi Tindakan operasi berupa diseksi leher radikal, dilakukan jika masih ada sisa kelenjar pasa radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar, dengan syarat bahwa tumor primer sudah dinyatakan bersih. K. *enegahan *emberian 1aksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal didearah dengan resiko tinggi. +emindahkan
22. +ANAK(+(N /(*()AIATAN A.*(N9/AK2AN !.
Iawanara
+enurut Sjamsuhidajat
2dentitas
Y 2dentitas klien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status marital, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk )S, tanggal pengkajian, No +edre, diagnosis dan alamat. Y 2dentitas penanggung jawab yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
3.
)iwayat kesehatan
Y /eluhan utama iasanya didapatkan adanya keluhan suara agak serak, kemampuan menelan terjadi penurunan dan terasa sakit waktu menelan atau nyeri dan rasa terbakar dalam tenggorok. Y )iwayat kesehatan sekarang +erupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai klien dirawat di )S. +enggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan, faktor apa saja memperberat dan meringankan keluhan dan bagaimana ara klien menggambarkan apa yang dirasakan, daerah terasanya keluhan, semua dijabarkan dalam bentuk *;)ST. Y )iwayat kesehatan dahulu /aji tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya yang ada hubungannya dengan penyakit keturunan dan kebiasaan atau gaya hidup. Y )iwayat kesehatan keluarga /aji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien atau adanya penyakit keturunan, bila ada antumkan genogram.
-. a.
Dasar Data *engkajian *asien Akti1itas"istirahat
9ejala kelemahan dan"atau keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor#faktor yang mempengaruhi tidur misal nyeri, ansietas, berkeringat malam. b.
Neurosensori
9ejala gangguan pendengaran dan penghidu, adanya pusing, sinkope. .
Nyeri " kenyamanan
9ejala nyeri terjadi pada bagian nasofaring, terasa panas. d.
*ernapasan
9ejala Adanya asap pabrik atau industri Tanda pada pemeriksaan penunjang dapat terlihat adanya sumbatan seperti massa. e.
+akanan "airan
9ejala anoreksia, mual"muntah. Tanda perubahan pada kelembaban"turgor kulit.
&.
*emeriksaan Esik
a. 2nspeksi *ada bagian leher terdapat benjolan, terlihat pada benjolan warna kulit mengkilat. b. *alpasi *asien saat dipalpasi adanya massa yang besar, selain itu terasa nyeri apabila ditekan. .
*emeriksaan THT
!.
4toskopi >iang telinga, membran timpani.
.
)inoskopia anterior
Y *ada tumor endoElik tak jelas kelainan di rongga hidung, mungkin hanya banyak sekret. Y *ada tumor eksoElik, tampak tumor di bagian belakang rongga hidung, tertutup sekret mukopurulen, fenomena palatum mole negatif. 3.
)inoskopia posterior
Y *ada tumor indoElik tak terlihat masa, mukosa nasofaring tampak agak menonjol, tak rata dan paskularisasi meningkat. Y
*ada tumor eksoElik tampak masa
kemerahan. -. 5aringoskopi dan laringoskopi /adang faring menyempit karena penebalan jaringan retrofaring6 reek muntah dapat menghilang. &.
M % foto tengkorak lateral, dasar tengkorak, CT San
. D2A9N4SA /(*()AIATAN
!.
Nyeri akut b"d agen injuri Esik
. /etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b"d ketidakmampuan pemasukan nutrisi.. 3.
)isiko infeksi b"d tindakan infasi1e, imunitas tubuh menurun
C. 2NT()0(NS2 No Diagnosa Tujuan 2nter1ensi ! Nyeri akut Setelah dilakukan askep selama 3 - jam tingkat kenyamanan klien meningkat, dan dibuktikan dengan le1el nyeri klien dapat melaporkan nyeri pada petugas, frekuensi nyeri, ekspresi wajah, dan menyatakan kenyamanan Esik dan psikologis, TD !$"$ mmHg, N $#!$$ "mnt, )) !#$"mnt Control nyeri dibuktikan dengan klien melaporkan gejala nyeri dan ontrol nyeri. +anajemen nyeri !. >akukan pegkajian nyeri seara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. )asional Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien, mengidentiEkasi nyeri untuk memilih inter1ensi yang tepat.
.
Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang.
)asional +enurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala. 3.erikan kompres dingin pada bagian yang nyeri. )asional +eningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan 1asodilatasi.
3.
Ajarkan teknik relaksasi dengan distraksi dan napas dalam.
)asional +embantu mengendalikan nyeri dan mengalihkan perhatian dari rasa nyeri. -.
/olaborasi medis, berikan analgesik untuk mengurangi nyeri.
)asional Analgesik mampu menekan saraf nyeri.
/etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Setelah dilakukan askep selama 3X- jam klien menunjukan status nutrisi adekuat dibuktikan dengan stabil tidak terjadi mal nutrisi, tingkat energi adekuat, masukan nutrisi adekuat +anajemen Nutrisi !.
kaji pola makan klien
)asional +engidentiEkasi deEsiensi nutrisi. .
2dentiEkasi pasien yang mengalami mual"muntah yang diantisipasi.
)asional +ual"muntah psikogenik terjadi sebelum kemoterapi muali seara umum tidak berespons terhadap obat antiemetik. 3. /olaborasi medis dengan pemberian aniemetik pada jadwal reguler sebelum atau selama dan setelah pemberian agen antineoplastik dengan sesuai. )asional +ual"muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stress. -.
Sajikan makanan selagi hangat.
)asional Dengan sajian makanan hangat lebih mengurangi mual. &.
Dorong pasien untuk makan sedikit tapi sering.
)asional /ebutuhan sehari#hari dapat terpenuhi dengan baik. 3 )isiko infeksi Setelah dilakukan askep selama 3 - jam tidak terdapat faktor risiko infeksi pada klien dibuktikan dengan status imune klien adekuat bebas dari gejala infeksi, angka lekosit normal <-#!!.$$$ = /onrol infeksi !.
/aji adanya tanda#tanda infeksi.
)asional 7ntuk memudahkan memberikan inter1ensi kepada pasien. .
+onitor tanda#tanda 1ital.
)asional +erupakan tanda adanya infeksi apabila terjadi peradangan. 3.
/olaborasi medis dengan pemberian antibiotik.
)asional Antibiotik dapat menegah sekaligus membunuh kuman penyakit untuk berkembang biak
D.
2+*>(+(NTAS2
2mplementasi " pelaksanaan pada klien dengan gangguan THT kanker Nasofaring W *ost Traheostomy dilaksanakan sesuai dengan perenanaan perawatan yang meliputi tindakan#tindakan yang telah direnanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien. (.
(0A>7AS2
(1aluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan melihat respon klien, mengau pada kriteria e1aluasi, tahap ini merupakan proses yang menentukan sejauah mana tujuan telah terapai.
DA5TA) *7STA/A
runner, Suddarth. $$. uku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 1ol.3. (9C. Kakarta 9uyton, Athur C, !BBJ, uku Ajar 5isiologi /edokteran , (disi B, (9C, Kakarta 2skandar.N, !BB, Tumor Telinga#Hidung#Tenggorokan, Diagnosis dan *enatalaksanaan, 5akultas /edokteran 7mum, 7ni1ersitas 2ndonesia, Kakarta NANDA 2nternational, $$!, Nursing Diagnosis ClassiEation $$& % $$, 7SA Carpenito, >ynda Kuall. <$$$=. uku Saku Diagnosa /eperawatan. (disi . (9C. Kakarta. Doenges, +. 9. <$$$=. )enana Asuhan /eperawatan. (disi 3 (9C. Kakarta. Sjamsuhidajat U Iim De Kong.
ranangan struktur dan arahan masyarakat, bangunan dan atau perlengkapan=
Nutrisi <ontoh 1itamin dan tipe makanan=
iologikal < ontoh tingkat imunisasi dalam masyarakat, mikroorganisme=
/imia
erikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
elupan
2nternal
*sikolgik
+al nutrisi
entuk darah abnormal, ontoh leukositosis"leukopenia, perubahan faktor pembekuan, trombositopeni, sikle ell, thalassemia, penurunan Hb, 2mun# autoimum tidak berfungsi.
iokimia, fungsi regulasi <ontoh tidak
berfungsinya sensoris=
Disfugsi gabungan
Disfungsi efektor
Hipoksia jaringan
*erkembangan usia
5isik <ontoh kerusakan kulit"tidak utuh, berhubungan dengan mobilitas=