LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS CA. RAHIM Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Sistem Reproduksi Semester Semester 6
DosenPembimbing DosenPembimbing : Ns. Jamilatus Syamsiah, S.Kep
Disusun Oleh : Moch. Lutfi isnaini NIM 2010.01.089
PROGAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PAJARAKAN - PROBOLINGGO 2012
KERANGKA KONSEP 1 Definisi
Kanker Rahim (uterus) atau kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. Carsinoma Carsinoma ovarium adalah tumur ganas yang menyerang ovarium. (David Ovedoff, 2002, hal. 619).
Carsinoma
endometrium
merupakan
kumpulan
tumor
dengan
histiogenesis
yang
beranekaragam, beranekaragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, (ektodermal, entodermal entodermal dan mesodermal) mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun bilogis yang beraneka ragam (Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo, 1994), hal. 400).
Carsinoma pada uteri merupakan kumpulan tumor dengan histigenesis yang beranekaragam. Tumor ditemukan sebanyak 8,0 %dari tumor ganas ginekologik, dan 60 % terdapat pada usia ± 50 tahun. 30 % pada masa reproduksi, dan 10 % apda usia yang lebih muda 15 % dari semua carsinoma ovarium itu ganas (Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo, 1987, hal. 333).
1
Insiden
Kanker rahim (uterus) merupakan salah satu jenis kanker yang menakutkan bagi seorang perempuan. Kanker Kanker ini dianggap menjadi penyebab kematian terbesar wanita di dunia. Ada beberapa penyebab kanker kanker ini, antara lain, hubungan intim intim di bawah usia 17 tahun. Kanker rahim merupakan tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim). Kanker ini sering menyerang wanita di atas usia 50 tahun, tetapi dalam perkembangannya saat ini sudah sering menyerang wanita di bawahnya akibat gaya hidup tidak sehat. Kanker ini bisa menyebar (metastase) secara cepat dan pasti. Menyebarnya sel kanker ini bisa secara local (daerah rahim saja) maupun menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah sekitar rahim, system getah bening atau bagian tubuh lain melalui pembuluh darah. 3 Etiologi
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen estrogen yang normal adalah merangsang merangsang pembentukan pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker. Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit).
Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim: a.
Usia Kanker uterus terutama menyerang wanita berusia 50 tahun keatas.
b. Nulipara Memiliki resiko terkena kanker endometrium endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksubura ketidaksuburan(infertilitas) n(infertilitas) lebih berperan berperan daripada daripada jumlah melahirkan melahirkan (paritas). (paritas).
c.
Hiperplasia endometrium : proliferasi kelenjar dengan bentuk dan ukuran tidak teratur (ireguler) serta memiliki rasio kelenjar-stroma kelenjar-stroma yang meningkat.Hiperplasia meningkat.Hiperplasia endometrium adalah kondisi abnormal berupa pertumbuhan berlebihan endometrium. endometrium. Kelainan ini merepresentasikan merepresentasikan spektrum perubahan biologis dan morfologis dari kelenjar dan stroma endometrium yang bervariasi antara antara proliferasi proliferasi normal endometrium endometrium dan adenokarsinom adenokarsinomaa in situ. Pertumbuhannya Pertumbuhannya berlebihan atau atau penebalan pada dinding uterus uterus yang dapat terjadi pada semua semua bagian bagian endometrium.
d.
Terapi Sulih Hormon (TSH) TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Untuk mengurangi keluhan atau gejala menopause sebagian sebagian wanita memakai hormon pengganti dari luar tubuh (terapi sulih hormon), bisa dalam bentuk kombinasi estrogen estrogen ditambah ditambah progesteron ataupun ataupun estrogen estrogen saja. Estrogen Estrogen tanpa pendamping progesteron (unoppesd estrogen) akan menyebabkan penebalan endometrium. Pada beberapa kasus sel-sel yang menebal ini menjadi menjadi tidak normal yang dinamakan Hiperplasis atipik yang merupakan cikal bakal kanker rahim.
e.
Obesitas Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. t inggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obesitas.
f.
Penyakit ovarium polikista
g.
Polip endometrium polip endoetrium di sebut juga polip rahim. ini adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. seorang wanita dapat memiliki satu atau polip endometrium banyak, dan mereka kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. mereka dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. polip ini dapat terjangkit jika mereka bengkok kehilangan kehilangan semua pasokan darah mereka. ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. wanita yang telah mengalami polip endometrium sulit sekali untuk hamil
4 Manifestasi Klinis
a.
Perdarahan rahim yang abnormal
b. Siklus menstruasi yang abnormal c.
Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
d. Perdarahan Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun) e. Nyeri perut bagian bagian bawah atau atau kram panggul panggul f.
Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
g. Nyeri atau kesulitan kesulitan dalam berkemih h. Nyeri ketika melakukan melakukan hubungan hubungan seksual. 5.Klasifikasi 5. Klasifikasi
(Pada tahun 1988 FIGO menetapkan kriteria stadium surgikal)
IA (G1, G2, G3) : Tumor tebatas pada endometrium
IB (G1, G2,G3) : Menginvasi kurang dari setengah miometrium
IC (G1, G2, G3) : Menginvasi lebih dari setengah miometrium
IIA (G1, G2, G3) : Mengenai kelenjar endoserviks
IIB (G1, G2, G3) : Menginvasi stroma serviks
IIIA (G1,G2,G3) : Menginvasi ke lapisan serosa dan/atau adneksa dan /atau pemeriksaan sitologi peritoneum positif
IIIB (G1, G2, G3) : Metastasis ke vagina
IIIC (G1, G2,G3) : Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau para-aorta
IVA (G1, G2,G3) : Invasi ke kandung kemih dan/atau mukosa usus.
IVB : Metastasis jauh termasuk ke rongga abdomen dan/atau kelenjar getah bening ingunal.
Keterangan : Kanker endometrium dibagi atas derajat (G) sesuai dengan derajat diferensiasi histologik.
G1 = 5% atau kurang gambaran pertumbuhan padat;
G2 = 6-50% gambaran pertumbuhan padat
G3 = > 50 % gambaran pertumbuhan padat
6 Pemeriksaan Diagnostik
1. Uji serum
Antibodi endometrial Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
Ultrasound, Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11%
Pembedahan Pembedahan Melalui laparoskopi dan eksisi.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta ) 2.7Penatalaksanaan Medis
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor tumor dan kecepatan kecepatan pertumbuhan pertumbuhan tumor serta serta usia dan keadaan keadaan umum umum penderita. Metode pengobatan: pengobatan: 1. Pembedahan Kebanyakan Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan (pengangkatan rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. . Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya. 2. Terapi penyinaran (radiasi) Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan pembedahan (untuk memperkecil memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Ada 2 jenis j enis terjapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati kanker rahim:
a. Radiasi eksternal : eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk mengarahkan sinar ke daerah tumor. Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi eksternal tidak ada zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh. b. Radiasi internal : digunakan sebuah selang kecil yang mengandung suatu zat radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama beberapa hari. Selama menjalani radiasi internal, penderita dirawat dirawat di rumah sakit. sakit. 3. Kemoterapi Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim. Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringan memiliki reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan memberikan respon terhadap terapi hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron. Terapi hormonal dilakukan pada: a.penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan pembedahan ataupun terapi penyinaran b.penderita yang yang kankernya kankernya telah menyebar menyebar ke paru-paru paru-paru atau organ tubuh tubuh lainnya c.penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh. Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.
8 Komplikasi
a.
Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.
b. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan usus. c.
Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal.
d. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat menyebabkan ruptur
9. Prognosa
Lebih atau kurang 80.000 wanita didiagnosis dengan kanker pada tahun 2005 (panggul ginekologi keganasan) keganasan) dan banyak kasus ini kanker rahim. rahim. Kanker Serviks Stadium Prognosis Dari rahim Kanker sekitar 95% adalah endometrium. kanker rahim kebanyakan terjadi pada wanita menopause dan pada dasarnya adalah pertumbuhan sel yang abnormal di dalam rahim (neoplasma). Kanker endometrium rahim, dalam banyak kasus, dapat disembuhkan serta menjadi sangat diobati - metode pengobatan termasuk obat-obatan, pilihan bedah, kemoterapi dan radiasi, tergantung pada protokol yang relevan. Setelah masalah didiagnosis adalah perawatan yang tepat dapat dimulai. Para gejala yang paling umum dalam kanker rahim adalah perdarahan postmenopause dan mayoritas perempuan akan mengidentifikasi ini sebagai tanda peringatan bahwa mereka mungkin memiliki masalah dan membutuhkan bantuan medis. Untungnya hanya 10% sampai 20% wanita dengan gejala perdarahan postmenopause sebenarnya memiliki pertumbuhan ganas perdarahan abnormal harus dievaluasi medis tanpa penundaan seperti ini sering hasil dalam diagnosis penyakit pada tahap pertama ketika itu berpotensi dapat disembuhkan dan sangat diobati. Beberapa faktor risiko kanker endometrium infertilitas (atau tidak ada anak), estrogen dihambat, menopause terlambat, obesitas, diabetes, diet tinggi lemak hewani, hipertensi dan terapi radiasi.
KERANGKA ASUHAN KEPERAWATAN 1 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian a. Identitas b. Riwayat kesehatan kesehatan a) Keluhan utama pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah dan disertai keputihan menyerupai air. b) Riwayat kesehatan sekarang pada stadium awal klien tidak merasakan merasakan keluhan yang mengganggu, mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan vagina, siklus menstruasi yang abnormal, keputihan dan rasa nyeri ketika berkemih dan abdomen bagian bawah. c) Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan dahulu adanya penyakit polip endometrium, polikista ovarium d) Riwayat kesehatan keluarga Adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien
c. Pemeriksaan fisik a) Kepala - Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok - Wajah : tidak ti dak ada oedema - Mata : konjunctiva tidak anemis - Hidung : simetris, tidak ada sputum - Telinga : simetris, bersih, tidak ti dak ada serumen - Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir l embab, tidak terdapat lesi - Leher : tidak ti dak ada pembesaran kelenjer kelenjer tiroid dan tidak t idak ada pembesaran kelenjer kelenjer getah bening b) Dada - Inspeksi : simetris - Perkusi : sonor seluruh lap paru - Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri - Auskultasi : vesikuler d) Abdomen - Inspeksi : acites - Palapasi : nyeri tekan - Perkusi : redup
- Auskultasi : bising usus abnormal f) Genetalia adanya pengeluaran pervaginam (perdarahan (perdarahan vagina), keputihan (bau) g) Ekstremitas Tidak oedema
2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri (akut) b/d ulkus dan erosi pada lapisan endotel, peradangan pada epitel serviks. 2. Resti kekurangan volume cairan b/d perdarahan 3. Resti tinggi infeksi sekunder b/d rentan thdp perkembang biakan bakteri,ulkus 4. Gangguan pola eliminasi uri b/d retensi urin,obstruksi 5. Gangguan pola eliminasi alvi b/d kerja paristaltik 6. Resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan pemenuhan pemenuhan nutrisi 7. Intoleransi aktifitas b/d nyeri abdomen
3 Intervensi 1.
Diagnosa keperawatan : nyeri nyeri (akut) (akut) b/d ulkus dan erosi pada pada lapisan endotel, peradangan
pada epitel serviks.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan keperawatan selama 3x24 jam nyeri berkurang/hilang. Kriteria : - Keluhan nyeri klien berkurang - Klien tampak tampak rilek - Skala nyeri ringan ringan atau sedang
Intervensi : a.
Tentukansifat, Tentukansifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan abdomen
Rasional : Rasional : Membantu dalam mendiagnos mendiagnosaa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada servik yang yang berlangsung lama lama akan menyebabkan menyebabkan nyeri b.
Kaji intensitas nyeri nyeri klien dengan skala skala nyeri
Rasional : Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala dapat diketahui intensitas nyeri klien c.
Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
Rasional : Rasional : Ansietas sebagai sebagai respon terhadap situasi situasi darurat dapat memperberat memperberat derajat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri d.
Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan mengalihkan nyeri, Bantu klien
dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur Rasional :Teknik Rasional :Teknik relaksasi relaksasi dapat mengalihkan mengalihkan perhatian perhatian dan mengurangi mengurangi rasa nyeri
e.
Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga
Rasional : Rasional : Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat mengurangi tingkat kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan terhindari f.
Kolaborasi :
-
Berikan analgesik sesuai instruksi dokter
Rasional : Rasional : Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat -
Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan
2. Diagnosa keperawatan : Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam pasien dapat beraktivitas seperti semula
Kriteria hasil:
– faktor yang memperberat dan memperingan -Pasien dapat mengidentifikasi faktor – memperingan intoleran aktivitas -Pasien mampu beraktivitas -Klien mandiri Intervensi : -
Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di
atas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas; dispnea atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan. Rasional : Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. -
Instruksikan klien tentang teknik penggunaan energi.
Rasional : Rasional : Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. -
Beri lingkungan tenang dan perode istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum makan
Rasional : Rasional : Menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler/ penyembuhan jaringan. -
Tingkatkan aktivitas aktivit as secara bertahap
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan/tingkat aktivitas. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas. Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan Tujuan : setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam, diharapkan volume cairan adekuat. Kriteria : -TTV stabil (suhu 36,5-37,5) (Nadi 60-80) (TD 100-120/70-900) -Mukosa lembab -turgor normal -nilai GDA (125-140)
Intervensi : a. Kaji TTV Rasional : Rasional : indikator keadekuatan keadekuatan volume sirkulasi, membantu membantu mengevaluasi tingkat cairan yang devisit dan terapi penggantian cairan yang berkenan dengan pengobatan. b. pertahankan pertahankan masukan masukan dan haluran Rasional : Rasional : Merefleksikan seluruh status hidrasi dan balance cairan, mengurangi derajat hipovolemi akibat perdarahan perdarahan c. Kolaborasi pengawasan hasil laboratorium, elektrolit dan GDA Rasonal : Rasonal : menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi. d. Kolaborasi berikan cairan parental Rasional : Rasional : mempertahankan mempertahankan penggantian cairan untuk memperbaiki memperbaiki kehilangan cairan.
DAFTAR PUTAKA
Bagian SMF Obgin UNHAS. Pedoman Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar. 1999 Ida Bagus G. M., Prof, dr. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta. 1998 Marilynn E.D. & Maryn M. Rencana Perawatan Maternal Maternal Bayi. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2001 Sarwono.Ilmu Sarwono.Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 1997 Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.