ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh : Santi Sukaisi NIM. 201510105063
PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III FAKULTASILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : Santi Sukaisi NIM. 201510105063
PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
i
ii
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT karena telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul : ”Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kraton Yogyakarta”. Penulis menyadari terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini karena adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 2. Ismarwati, S.K.M., S.S.T., M.P.H selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 3. Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS selaku ketua program studi DIV Bidan Pendidik Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 4. Fathiyatur Rohmah, S.ST., M.Kes selaku penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, membimbing maupun mengarahkan pada penulis 5. Hanifa Andisetyana Putri, S.ST., M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak mencurahkan waktu, memberikan banyak pengarahan, dukungan dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan pada penulis 6. Eni Purdiyanti, S.KM selaku kepala puskesmas kraton yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian 7. Bidan Puskesmas Kraton Yogyakarta yang telah berkenan member masukan, saran dan bantuan sehingga kebingungan dalam melakukan penelitian dapat terpecahkan 8. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan memberikan dorongan Semoga amal kebaikan dari semua pihak diterima Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Yogyakarta, 08 Agustus 2016 Penulis, Santi Sukaisi
iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................... iv DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL...................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii INTISARI................................................................................................... ix ABSTRACT ............................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 6 F. Keaslian Penelitian .................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan ................................................................................. 10 B. Anemia dalam kehamilan ......................................................... 36 C. Kewenangan bidan terhadap anemia kehamilan ....................... 51 D. Teori asuhan kebidanan............................................................. 56 E. Landasan islam .......................................................................... 77 F. Kerangka alur pikir ................................................................... 79 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian....................................................................... 81 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 81 C. Subjek Penelitian....................................................................... 82 D. Jenis Data .................................................................................. 82 E. Alat dan Metode Pengumpulan Data ........................................ 83 F. Analisis data .............................................................................. 85 G. Rencana Jalannya Penelitian ..................................................... 87 H. Etika penelitian.......................................................................... 89 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................ 90 B. Gambaran Subyek Penelitian .................................................... 91 C. Hasil Penelitian ......................................................................... 92 D. Pembahasan ............................................................................... 102 E. Pandangan IslamTentang Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan . 109 F. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 111 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................... 112 B. Saran.......................................................................................... 114
v
DAFTAR TABEL Table 2.1 Kebutuhan zat ibu hamil ............................................................. 18 Table 2.2 Klasifikasi kadar Hb.................................................................... 46
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka alur pikir penelitian ................................................. 79
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 10.
Time schedule pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah Surat izin studi pendahuluan Surat balasan izin studi pendahuluan Surat izin penelitian Surat balasan izin penelitian Surat permohonan menjadi responden Informed Consent Asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan Catatan perkembangan Hasil wawancara Lembar bimbingan Lembar mengikuti seminar proposal
viii
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA1 Santi Sukaisi2, Hanifa Andisetyana Putri3 INTISARI Latar Belakang: Anemia merupakan suatu kondisi dimana hemoglobin kurang dari normal yaitu < 14 gr% yang dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan. Menurut Data Departemen Kesehatan Rakyat Indonesia tahun 2014 melaporkan AKI di Indonesia sebesar 214/100.000 kelahiran hidup, salah satu penyebabnya adalah anemia. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Kraton Yogyakarta tahun 2015 terdapat 67 ibu hamil dengan kejadian anemia 11 kasus. Tujuan: Agar mampu mengidentifikasi kasus, penatalaksanaan dan faktor penyebab anemia ringan terhadap ibu hamil trimester III di Puskesmas Kraton Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan dalam waktu 2 bulan.Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan dengan manajemen Varney yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Subjek penelitian yaitu Ny. S umur 30 tahun G1P0A0AH0 ibu hamil dengan anemia ringan. Analisis data yang dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Simpulan hasil penelitian dan saran: Terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik yaitu saat follow up II terjadi peningkatan Hb 0,2 gr% yang seharusnya mengalami peningkatan Hb ± 1gr% dengan interval waktu 28 hari. Dengan faktor yang berpengaruh pada kejadian anemia ringan pada Ny. S yaitu faktor genetik,riwayat anemiadan aktivitas. Saran: Ibu hamil dapat memperhatikan kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat kasus anemia. Kata Kunci Kepustakaan
: Asuhan Kebidanan,anemia ringan : 30 buku (2005-2015), 2 jurnal, 6 website, 3 KTI, 3 ayat Al-Qur’an, 1 Hadis Jumlah Halaman : i-x halaman, 114 halaman, 2 tabel, 1 gambar, 11 lampiran. 1 Judul Karya Tulis Ilmiah 2 Mahasiswa Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
ix
MIDWIFERY CARE ON A PREGNANT MOTHER WITH MILD ANEMIA AT KRATON PRIMARY HEALTH CENTER OF YOGYAKARTA1 Santi Sukaisi2, Hanifa Andisetyana Putri 3 ABSTRACT Background: Anemia is a condition when the hemoglobin is less than normal namely <14 gr% which causes a complication during pregnancy. According to the data of Health Department of Indonesia in 2014,the Maternal Mortality Rate in Indonesia 214/100,000 live births,one of the causes was anemia. Based on the preliminary study atKraton Primary Helath Center of Yogyakarta in 2015, there were 67 pregnant mother and 11 of theme suffered from anemia. Objective: The study aimed to identify the case, the midwifery care and the causative factors of mild anemia on a trimester III pregnant mother at Kraton Primary Health Center of Yogyakarta. Method: The research employeddescriptive qualitativemethod with study case approach that was conductedfor 2 months. The data were collected through interview,observation,physical examination, documentation study, and literature study with Varney management that was documented usingdocumentation. The subject of the study was Mrs. S aged 30 yearsold G1P0A0AH030 week pregnancy with mild anemia. Thedata were analyzedusing data reduction, data presentation, and conclusion. Result Conclusionand Suggestion: Therewas a difference between the practice from the theory namely infollowup II there was a Hb increase 0.2 g% that should have increased Hb ± 1 g% with time interval 28 days. Factorsinfluencing the mild anemia of Mrs. Swere the genetic factors, the anemia history, and herdaily activities. Suggestion: The pregnant mother are suggested to care about their pregnancy by checking the pregnancy regularly in order to have an early detection of anemia. Keywords References Page Numbers
: Midwifery Care,Mild Anemia : 30 books (2005-2015), 3 journal,6 website, 3research papers, 3 Al-Qur’an, 1 hadis : i-x pages, 114 pages, 13 attachments
1
Research Title Students of Diploma III Midwifery Program Faculty of Health Sciences of 'Aisyiyah University of Yogyakarta 3 Lecturer of Faculty of Health Sciences 'Aisyiyah University of Yogyakarta 2
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan
merupakan
peristiwa
alamiah
dimana
terdapat
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Dalam proses kehamilan ibu memerlukan pemeriksaaan kehamilan secara rutin untuk mendeteksi adanya komplikasi dalam kehamilan. Menurut Rukiyah (2010) pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama hamil yaitu satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu), satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28- 40 minggu ). Pada masa kehamilan volume darah akan bersirkulasi secara bertahap dan progresif dari umur kehamilan 6 minggu akan terus meningkat pada umur kehamilan 14-27 minggu dan puncaknya pada umur kehamilan 32-34 minggu. Peningkatan volume darah ini terjadi untuk menyuplai darah ke uterus, payudara, ginjal, kulit dan ke sejumlah kecil organ lainnya, serta memfasilitasi pertukaran gas dan gizi pada ibu dan janin (Wylie dan Bryce, 2010). Volume plasma meningkat sekitar 40% dan lebih besar dari peningkatan eritrosit yang berjumlah 20%. Hal ini menyebabkan terjadinya hemodilusi (pengenceran darah) dan akibatnya akan terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin dari jumlah rata-rata yaitu 14 g/dL sehingga menimbulkan anemia dalam kehamilan. Penurunan kadar Hb pada ibu hamil dapat diatasi dengan cara pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
1
2
hamil salah satunya dengan pemberian tablet besi (Wylie dan Bryce, 2010). Kejadian anemia dalam kehamilan yang tidak terdeteksi secara dini dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan janin. Kadar Hb < 7 g/dL mengakibatkan kebutuhan oksigen untuk janin tidak tercukupi dan ibu dapat mengalami gagal jantung. Selain itu jika anemia tidak segera tertangani dengan baik juga dapat menyebabkan pertumbuhan sel tubuh dan sel otak janin terhambat, terjadi abortus, IUFD, dapat terjadi cacat bawaan, inersia uteri, ibu tidak kuat meneran saat proses persalinan, syok, atonia uteri (Nugraheny, 2010). Menurut Saifuddin (2009), anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi dalam kehamilan, persalinan, serta masa nifas. Dimana salah satu penyebab terbesar Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah perdarahan. AKI juga salah satu indikator yang menunjukkan derajat kesehatan suatu bangsa. Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2014 AKI di dunia yaitu mencapai 289.000 jiwa dan di Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target AKI yang harus dicapai Indonesia pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk jumlah AKI Indonesia menduduki nomor tiga tertinggi di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara
(Depkes RI, 2014). Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Yohana
3
Yembise menambahkan, target penurunan AKI secara global pada tahun 2030 adalah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Zuraya, 2015). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 terdapat 37,1% ibu hamil dengan anemia. Tahun 2014 prevalensi ibu hamil dengan anemia di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat 28,1%.
Angka
ini
menunjukkan
terjadinya
peningkatan
apabila
dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai 24,11% dan ini merupakan permasalahan yang harus di atasi bersama. (Dinkes DIY, 2014) Upaya Pemerintah untuk menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil salah satunya dengan dilakukan Program Kelas Ibu Hamil. Dalam program ini ibu hamil dapat belajar bersama tentang kesehatan, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Selain itu, kelas ibu hamil juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan perilaku ibu hamil termasuk dalam pengaturan gizi melalui pemberian tablet besi untuk penanggulangan anemia (Depkes RI, 2011). Pemberian tablet besi juga merupakan salah satu kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat yang diberikan pada ibu di awal kehamilan serta dianjurkan mengkonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilannya. Tiap tablet besi yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25 mg.
4
Program tersebut bertujuan untuk mencegah dan menangani masalah anemia pada ibu hamil (Depkes RI, 2009). Cakupan pelaksanaan program Fe di kota Yogyakarta mengalami peningkatan yaitu dari 86,59% di tahun 2011 menjadi 89,55% pada tahun 2012. Penanggulangan anemia telah banyak dilakukan, namun masih banyak ibu hamil yang belum mau mengkonsumsi tablet Fe. Sebagian besar ibu hamil belum menyadari pentingnya pencegahan dini pada anemia serta bahaya yang akan ditimbulkan, karena masyarakat berpendapat bahwa anemia adalah hal normal yang dialami oleh semua ibu hamil. Mereka berfikir bahwa keadaan itu akan membaik pasca melahirkan sehingga tidak membutuhkan penanganan khusus. Padahal apabila anemia tidak ditangani secara benar akan sangat berbahaya bagi kesejahteraan ibu dan janin yang dikandungnya. Hal ini yang menyebabkan prevalensi anemia ibu hamil dari tahun ke tahun masih belum
banyak
mengalami
perubahan.
Kasus
ini
juga
menjadi
pertimbangan dalam program dan intervensi yang akan dilaksanakan (Dinkes DIY, 2013). Menurut Hadist yang berhubungan dengan studi kasus pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah, pada Hadis Bukhari yang berbunyi : (HR Bukhari)...شفَا ًء ِ َُما أَ ْن َز َل هللاُ دَا ًء إِ اَّل أَ ْن َز َل لَه Artinya:“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali, Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari). (Kitab Bulughul Marrom) Sesuai hadis diatas bahwa anemia dalam kehamilan sebenarnya dapat diobati atau ditangani. Penanganan kasus anemia dalam kehamilan
5
dilakukan dengan berbagai cara. Penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh petugas-petugas kesehatan, serta pemberian suplemen tablet besi-folat atau tablet tambah darah yang dikonsumsi secara teratur telah dilakukan oleh pemerintah sejak tahun 1974 (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tanggal 23 November 2015 didapatkan 67 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Kraton Yogyakarta pada bulan oktober 2015 dan dari jumlah tersebut terdapat 11 ibu hamil (16%) menderita anemia yaitu 8 ibu hamil menderita anemia ringan dan 3 ibu hamil dengan anemia sedang dan tidak ada yang mengalami anemia berat. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan Di Puskesmas Kraton Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kraton Yogyakarta?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengeksplorasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan di Puskesmas Kraton Yogyakarta.
6
2. Tujuan khusus a. Mampu mengidentifikasi data kasus anemia ringan pada ibu hamil b. Mampu mengidentifikasi penatalaksanaan pada kasus anemia ringan pada ibu hamil c. Mampu mengidentifikasi faktor penyebab pada kasus anemia ringan pada ibu hamil di puskesmas kraton yogyakarta D. Manfaat 1. Bagi Institusi Puskesmas Kraton Yogyakarta Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan dan asuhan kebidanan yang komperhensif dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan. Sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan akibat anemia ringan. 2. Bagi Ibu Hamil Sebagai salah satu sumber informasi untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga apabila terdapat kasus anemia dapat segera tertangani. E. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada penelitian ini adalah asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan. Pada masa kehamilan volume darah akan bersirkulasi secara bertahap yang mengakibatkan peningkatan volume plasma lebih besar dari peningkatan eritrosit yang
7
menyebabkan terjadinya hemodilusi (pengenceran darah) sehingga kadar Hb menurun dari jumlah rata-rata yaitu 14 gr% dan menimbulkan anemia dalam kehamilan dengan keadaan dimana sel darah merah (kadar Hb) kurang dari normal yaitu Hb <11 gr% (Manuaba, 2010). 2. Ruang Lingkup Responden Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah ibu hamil trimester III yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Kraton Yogyakarta dengan anemia ringan. Umur kehamilan 28-40 minggu (trimester III) merupakan puncak terjadinya peningkatan volume darah yang mengakibatkan konsentrasi Hb menurun, jika hal ini terjadi secara terus-menerus selama trimester III dan tidak diimbangi dengan peningkatan nutrisi (tablet Fe) dapat menurunkan kadar Hb sehingga menimbulkan anemia dalam kehamilan. 3. Ruang Lingkup Waktu Proposal penelitian ini dimulai pada bulanNovember 2015 hingga Agustus 2016, yaitu mulai dari pengajuan judul, pengumpulan data, penyusunan proposal sampai dengan laporan hasil penelitian. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kraton Yogyakarta. Di puskesmas ini pada bulan Oktober 2015 dari 67 ibu hamil yang melakukan ANC terdapat 11 orang (16%) yang mengalami anemia
8
yaitu 8 ibu hamil menderita anemia ringan dan 3 ibu hamil dengan anemia sedang dan tidak ada yang mengalami anemia berat. F. Keaslian penelitian Beberapa penelitian sejenis yang dilakukan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan pada ibu hamil : 1. Demmouche, A. Khelil, S. Moulessehoul, S. (2011). Journal An Epidemiologic Study. Anemia Among Pregnant Women in the Sidi Bel Abbes Region (West Algeria) .Djillali Liabes University - Sidi Bel Abbes AlgeriaJ Blood Disord Transfus Volume 2 • Issue 3 • 1000113ISSN: 2155-9864 JBDT. Hasil penelitiannya adalah dari 242 ibu hamil prevalensikeseluruhananemia(H <11g /dl) ditemukan menjadi40,08%.
Diklasifikasikan
dalamsetiaptrimester,
prevalensinyaadalah TM I 17,3%, TM II 23,8% dan TM III 50,0% . Menurut klasifikasinya 36,08% anemia ringan, 49,48 anemia sedang dan 14,43 anemia berat. Dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2010. Berdasarkan keaslian penelitian tersebut terdapat perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu klasifikasi anemia ringan, dengan responden satu ibu hamil, menggunakan rancangan penelitian deskriptif observasional, dengan pendekatan studi kasus. 2. Gwarzo, Y, M & Ugwa, A, E. (2013). Journal of Medicine and Medical Sciences. The pattern of anaemia in northern Nigerian pregnant women. Vol. 4(8) pp. 319-323, August 2013 DOI:
9
http:/dx.doi.org/10.14303/jmms.2013.097. Hasil Penelitiannya adalah dari 200 ibu hamil prevalensi keseluruhan anemia padakehamilan adalah24,5%. Dengan menggunakanuji chi square. Kasus anemia pada wanita
terdapat
perbedaansignifikan
secara
statistik(p
<0,05)
antarahamil(34,94 ±4,98%) dantidak hamil(38,11 ±6,47%). Berdasarkan keaslian penelitian tersebut terdapat perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu klasifikasi anemia ringan, dengan responden satu ibu hamil, menggunakan rancangan penelitian diskriptif observasional, dengan pendekatan studi kasus. 3. Roeida, E,N. (2013). Dengan judul “Hubungan pola makan dengan anemia ibu hamil trimester I di BPS Artiningsih Surabaya”. Rancangan penelitian menggunakan analitik observasional. Hasil penelitian dari 246 ibu hamil didapatkan 14 responden (35,7%) mempunyai pola makan yang baik dan 57,2% mengalami anemia. Sehingga ada hubungan pola makan dengan anemia pada ibu hamil trimester I di BPS Artiningsih Surabaya. Berdasarkan keaslian penelitian tersebut terdapat perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu klasifikasi anemia ringan, dengan responden satu ibu hamil, menggunakan rancangan penelitian diskriptif observasional, dengan pendekatan studi kasus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian Menurut beberapa ahli menjelaskan : a. Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan proses
patologis,
tetapi
kondisi
normal
dapat
menjadi
patologis/abnormal. Kehamilan terjadi karena bertemunya antara sel sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan, peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Lama kehamilan antara ovulasi sampai melahirkan sekitar 40-42 minggu (Ratna, 2010). b. Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (Saifuddin, 2010) c. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Muhimah dan Safe’i, 2010)
10
11
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah peristiwa alamiah yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir hingga permulaan persalinan. 2. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan Menurut Sulistyawati (2012), perubahan fisiologis kehamilan meliputi : a. Uterus Akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron. b. Servik uteri Akibat kadar estrogen yang meningkat dan adanya hiper vaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lebih lunak. c. Vulva dan Vagina Adanya pengaruh hormon estrogen. Vulva dan vagina menjadi hiper vaskularisasi sehingga tampak merah dan kebiruan. d. Ovarium Permukaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan 16 minggu. Luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang lambat laun fungsinya diambil alih oleh plasenta. e. Mamae Mamae membesar dan tegang akibat hormone somatotropil.
12
f. Sirkulasi Darah Bertambah besar volume darah ibu bertambah. Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam pengenceran (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah besar 25-30%, sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Peningkatan volume darah total termasuk di dalamnya peningkatan volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan karbondioksida. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100 ml/min pada akhir trimester pertama menjadi 500 ml/min selama kehamilan. Proses hemodilusi pada kehamilan dan kadar hemoglobin sering menyebabkan anemia fisiologis. Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan varises pada vena kaki dan vulva. g. Sistem Respirasi Karena usus tertahan dan uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa.
13
3. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Kehamilan Menurut
Sulistyawati
(2012),
perubahan
dan
adaptasi
psikologis kehamilan meliputi : a. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) 1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya. 2) Kadang muncul rasa penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil. 3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah Ia benar-benar hamil hal ini dilakukan sekadar untuk meyakinkan dirinya. 4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama. 5) Oleh karena perutnya masih kecil kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. 6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan. b. Perubahan Psikologis Trimester II (periode kesehatan yang baik ) 1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi 2) Ibu sudah bias menerima kehamilannya 3) Merasakan gerakan anak
14
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran 5) Libido meningkat 6) Menuntut perhatian dan cinta 7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya 8) Hubungan social meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu 9) Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru c.
Perubahan Psikologis Trimester III (Periode Penantian dengan Penuh Kewaspadaan) 1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. 2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. 3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat akan melahirkan, khawatir akan keselamatannya. 4) Khawatir bayi akan melahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran. 5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya 6) Merasa kehilangan perhatian 7) Perasaan mudah terluka (sensitive) 8) Libido menurun
15
4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Menurut Kusmiyati (2009) kebutuhan dasar ibu hamil meliputi: a. Nutrisi Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sanga t membantu ibu hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Pada dasarnnya menu makan yang diperlukan adalah pola makan yang sehat. Hanya saja Ibu hamil harus lebih berhati-hati ketika memilih makanan. Dengan kebutuhan nutrisi yang meningkat seperti kalsium, zat besi, asam folat, dan sebagainya, ibu hamil pun perlu dikontrol kenaikan berat badannya. Kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram. Jika lebih banyak dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan darah. Anjurkanlah wanita hamil makan yang secukupnya saja, cukup mengandung protein hewani dan nabati, karena kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat. Kenaikan berat badan wanita hamil berkisar antara 6,5 – 16 kg selama kehamilan. Bila berat badan tetap atau menurun, semua makanan yang dianjurkan terutama yang mengandung protein dan besi. Bila BB naik dari semestinya dianjurkan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak jangan dikurangi apalagi sayur dan buah.
16
Berikut ini daftar asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil : 1) Kalori Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara 300-400 kkal perharinya. Kalori ini dapat dipenuhi dari sumber makanan yang bervariasi, dengan menu 4 sehat 5 sempurna sebagai acuan nya. Sebaiknya 55% didapatkan dari umbi-umbian serta nasi sebagai sumber karbohidrat, lemak nabati dan hewani 35 %, serta 10 % berasal dari sayur dan buah-buahan. 2) Asam folat Janin sangat memerlukan asam folat dalam jumlah cukup banyak yang berguna untuk pembentukan syaraf. Pada trimester perta ma bayi membutuhkan 400 mikrogram setiap harinya. Jika kekurangan asam folat, maka perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan bisa membuat bayi lahir dengan kelainan, misalnya tanpa batok kepala, bibir sumbing, atau tulang belakang tidak tersambung. Asam folat diperoleh dari buahbuahan, sayuran hijau, dan beras merah. 3) Protein Asupan
protein
diperlukan
untuk
zat
pembangun,
pembentukan darah,dan sel. Kebutuhan ibu hamil akan protein
17
adalah 60 gram setiap harinya, atau 10 gram lebih banyak daripada biasanya. Makanan berprotein didapat dari kacangkacangan, tahu-tempe, putih telur, dan daging. 4) Kalsium Zat ini berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan pemenuhan kebutuhan kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari osteoporosis. Hal ini dikarenakan,
jika
kebutuhan
kalsium
sang
ibu
tidak
mencukupi, kebutuhan kalsium janin diambil dari tulang ibunya.
Makanan
yang
banyak
mengandung
kalsium
diantaranya susu, dan produk olahan lain seperti vitamin A, D, B2, B3, dan C. Vitamin A sangat bermanfaat bagi mata, pertumbuhan tulang, dan kulit. Vitamin D dapat menyerap kalsium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi sang janin. 5) Zat besi Berfungsi
dalam
pembentukan
darah,
terutama
untuk
membentuk sel darah merah hemoglobin, serta mengurangi resiko anemia pada ibu hamil. Kandungan zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan memasuki usia 20 minggu. Makanan yang banyak mengandung zat besi diantaranya hati, ikan, dan daging.
18
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tidak Hamil Hamil Laksasi Kalori Kal 2500 2500 2500 Protein Gr 60 85 100 Kalsium Gr 0,8 1,5 2 Fernem Mg 12 15 15 Vitamin A Si 5000 6000 8000 Vitamin B Mg 1,5 1,8 2,3 Vitamin C Mg 70 100 150 Riboflavin Mg 2,2 2,5 3 As. Nikotitinat Mg 1,5 10 23 Vitamin D Si + 400-800 400-800 Table 2.1 Kebutuhan Zat Ibu Hamil (Kusmiyati, 2009)
b. Oksigen Oksigen (O2) merupakan kunci segala kehidupan terutama bagi Ibu hamil mulai dari trimester I sampai trimester III membutuhkan udara yan bersih bebas dari polusi. Manusia hidup beberapa hari tanpa makanan dan air, tetapi tidak dapat hidup selama 4 menit saja tanpa oksigen. Bahkan sel-sel otak kita akan mati bila dalam waktu 15 detik tanpa adanya oksigen. Setiap sel didalam tubuh manusia membutuhkan oksigen, untuk membelah, untuk bertumbuh dan untuk bertahan hidup. Pada dasarnya, kebutuhan oksigen pada manusia adalah sama, termasuk pada wanita yang sedang hamil sehingga memerlukan perhatian khusus. Hal ini dikarenakan keadaan ibu hamil harus lebih ketat diperhatikan segala sesuatu yang dikonsumsinya, agar tidak mengganggu dan merusak kondisi janin. Pada ibu hamil, kebutuhan oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif sama dari trimester I, II dan III. Hal ini merupakan hal yang wajar, karena konsumsi oksigen pada ibu
19
hamil meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. c. Personal Hygiene Personal hygine yang perlu diperhatikan 1) Perawatan rambut 2) Perawatan gigi 3) Mandi untuk menjaga kebersihan kulit dan mencegah infeksi 4) Perawatan payudara 5) Perawatan vulva Manfaat Personal Hygiene Dan Aktivitas Pada Ibu Hamil 1) Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk. Hal ini mengurangi terjadinya infeksi, khususnya sesudah melahirkan. 2) Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan. a) Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di huknah untuk mengeluarkan feses. b) Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang deka tanus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata di episiotomi. c) Selama menunggu persalinan tiba, ibu di perbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
20
d) Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang berbau
menyengat seperti petai dan jengkol. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, gigi dan mulut, payudara, vulva, kuku tangan dan kaki, kulit, pakaian. 1) Kebersihan Rambut & Kulit Kepala Selama kehamilan rambut akan lebih sering berminyak karena overactivity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu, dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut. Keramas juga merupakan kegiatan pemijatan yang baik pada
kulit
kepala
ibu hamil
untuk menstimulasi
dan
menyediakan jalan rambut baru untuk tumbuh dengan mudah. 2) Kebersihan Gigi dan Mulut Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal di dalam gigi yang mengakibatkan
21
kerusakan pada gigi dan bau mulut. Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiens dengan menggunakan sikat dan pasta gigi, sedangkan untuk kebersihan area mulut dan lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa. Penjadwalan
untuk
trimester
I
terkait
dengan
hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga, misalnya pencegahan karies pada gigi. Sedangkan untuk trimester III, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis. 3) Kebersihan Payudara Perawatan payudara selama kehamilan anda adalah salah satu bagian penting yang harus anda perhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Saat kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar putting akan lebih gelap warnanya dan juga lebih sensitive. Semua ini terjadi untuk persiapan tubuh ibu hamil untuk memberikan makanan pada bayinya kelak.
22
Menurut Dr.Suririnah ada beberapa tips perawatan payudara selama kehamilan yaitu: a) Bila BH anda sudah mulai terasa sempit, sebaiknya
mengantinya dengan bh yang pas dan sesuai dengan ukuran anda untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara anda. b) Bila anda berencana untuk menyusui anda dapat memulai
menggunakan bh untuk menyusui pada akhir kehamilan anda. pilihlah bh yang ukurannya sesuai dengan payudara anda, memakai bh yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara) c) Persiapkan putting susu anda. Dengan lembut putar putting
antara telunjuk dan ibu jari anda sekitar 10 detik sewaktu anda mandi. Jika anda mendapatkan kesulitan atau puting susu anda rata atau masuk kedalam, konsultasikan ke dokter anda, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk mencegah kesulitan nantinya. d) Pada tahap akhir bulan kehamilan, cobalah untuk memijat
lembut payudara didaerah yang berwarna gelap (aerola) dan puting susu, anda mungkin akan mengeluarkan beberapa
23
tetes kolustrum (cairan kental bewarna kekuningan dari putting), untuk membantu membuka saluran susu. e) Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan sabun
didaerah puting dapat menyebabkan daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan handuk. (www.infoibu.com) 4) Kebersihan Vulva Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya saat mandi dan sesudah BAK, BAB. Hal-hal yang harus diperhatikan bagi ibu hamil adalah : a) Celana dalam harus kering. b) Jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina c) Sesudah BAB /BAK dilap dengan lap khusus 5) Kebersihan Kuku Tangan dan Kaki Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri, melalui kuku berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh, untuk itu seharusnya kuku tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5mm, transparan, dasar kuku berwarna warna merah muda.
24
Masalah/gangguan pada kuku : a) Ingrown Nail Kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada daerah tersebut. b) Paronychia Radang di sekitar jaringan kuku. c) Ram's Horn Nail Gangguan kuku yang ditIbui pertumbuhan yang lambat disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi d) Bau Tidak Sedap Reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap. 6) Kebersihan Kulit Kelenjar kulit mungkin lebih aktif selama kehamilan dan cenderung lebih berkeringat. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Dengan mandi dapat memperlancar aliran darah, menyegarkan badan dan menghilangkan kotoran. Yang harus diperhatikan pada saat mandi adalah air harus bersih, tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas, gunakan sabun yang mengandung antiseptic. Mandi juga dapat mencegah tumbuhnya bakteri kulit dan menghindarkan diri dari berbagai penyakit.
25
7) Kebersihan Pakaian Selama kehamilan pakaian apa saja bisa dipakai, hendaknya tidak terlalu ketat, nyaman, mudah menyerap keringat dan hindari menggunakan jeans. Ada dua hal yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu : a) Sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran balik darah b) Sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah. d. Seksualitas Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara- perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Perubahan lain yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa hamil. Keinginan berhubungan seksual pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil makin meningkat, berkaitan dengan meningkatnya hormone estrogen. Apakah seks aman dilakukan pada waktu hamil ? yang dimaksud aman disini tentunya adalah keamanan buat bayi. Untuk itu kita harus mengetahui sudah memasuki stadium mana kehamilan tersebut. Berhubungan seks pada kehamilan itu boleh dilakukan dan tidak ada masalah tapi pada kasus-kasus tertentu ibu hamil dilarang atau harus membatasi untuk melakukan hubungan
26
seksual selama kehamilan. Kasus-kasus kehamilan tersebut antara lain: riwayat kelahiran premature, ancaman keguguran, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebnya, penyakit menular seksual, plasenta previa, dan lain-lain. 1) Faktor
yang
mempengaruhi
hubungan
seksual
pada
kehamilana. a) Kelelahan b) Morning sickness (mual dan muntah) c) Perut membesar d) Ketegangan pada alat genitalia. e) Payudara tegang f) Perdarahan Pada trimester pertama biasanya gairah seks wanita hamil menurun karena mengalami mual, muntah, dan kelelahan yang
akan
mempengaruhi
hasrat
mereka
untuk
berhubungan seksual. Memasuki trimester kedua situasi dengan normal. Wanita hamil juga lebih mudah terangsang dan lebih responsife secara seksual. Pada trimester ketiga, ketidaknyamanan fisik biasanya meningkat kembali.
27
2) Faktor emosional yang mempengaruhi dorongan seksual : a) Takut keguguran b) Takut infeksi Secara umum hubungan seksual tidak dianjurkan pada kasus-kasus kehamilan tertentu, misalnya : (1) Ancaman keguguran atau riwayat keguguran. (2) Placenta letak rendah (plasenta previa). (3) Riwayat kelahiran premature (4) Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tak diketahui penyebabnya serta kram. (5) Dilatasi /pelebaran servik. (6) Penyakit seksual yang menular. Untuk kasus ini disarankan tidak melakukan hubungan seksual sampai disembuhkan. (7) Kesehatan ibu dan janin. (8) Kebutuhan untuk bed rest. (9) Infeksi pada kemaluan. 3) Petunjuk aman untuk berhubungan seksual : a) Penetrasi penis yang dalam tidak boleh membuat ibu tidak nyaman. b) Tidak diperbolehkan untuk vaginal douching c) Pengertian dan empati d) Hindari bila ada Pecah ketuban,perdarahan,atau kontraksi rahim.
28
e) Pada HIV gunakan kondom f) Bila gemelli (kehamilan kembar) jangan lakukan pada trimester III. e. Senam Hamil Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi peningkatan metabolism yang pada dasarnya dengan
peningkatan
metabolism
diperlukan
peningkatan
penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan kebutuhan oksigen. Gerakan senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang aman, spontan dan lancar sesuai waktu yang diharapkan. Senam
hamil penting
bagi
seorang ibu
yang
sedang mempersiapkan diri untuk persalinan terutama untuk ibu dengan usia kandungan lebih dari 20 minggu. 1) Tujuan a) Menguasai tehnik pernafasan b) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut c) Melatih sikap tubuh selama hamil d) Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi
29
e) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat setelah persalinan 2) Manfaat a) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan b) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-keluhan seperti sakit c) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan secara lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal langsung relatif cepat d) Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat his ketika bersalin f. Istirahat dan Tidur Selama hamil, tubuh Ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama dengan tidur orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah dan mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam. Kehamilan dibawah 3 bulan, maka diperbolehkan banyakbanyak istirahat, terutama bila kandungan lemah maka sebaiknya
30
banyak istirahat di tempat tidur (bed rest). Selama masa kehamilan, istirahat memegang peranan yang sama penting dengan kegiatan. Pada masa awal kehamilan, mungkin merasa lebih lelah dari biasanya, oleh sebab itu perbanyaklah istirahat/tidur. Tidur siang sangat dianjurkan, atau beristirahatlah beberapa kali disiang hari. Upayakan untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari dan jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan, agar tubuh lebih sehat dan fit. g. Eliminasi Kebutuhan Eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh setiap Ibu hamil yang berhubungan dengan BAK dan BAB karena terjadinya perubahan kondisi fisik yang terjadi pada masa kehamilan. Salah satu alasan akan meningkatnya pembuangan air kemih adalah meningkatkan volume cairan tubuh dan membaiknya efisiensi ginjal, yang membantu produk sisa dari tubuh dengan cepat. Alasan lainnya adalah adanya penekanan dari Rahim yang berkembang, yangmasih terletak di rongga panggul di sebelah kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih ini seringkali mereda setelah rahim naik ke rongga perut, pada sekitar bulan keempat. Mungkin hal ini tidak akan kembali sampai bayi kembali turun ke rongga panggul pada bulan kesembilan. Karena pengaturan alatalat di dalam tubuh berbeda pada setiap orang, maka derajat
31
seringnya
pengeluaran
air
kemih
pada
kehamilan
juga
bisa berbeda-beda. Supaya BAK dan BAB tidak bermasalah maka ada hal- hal tertentu yang harus dilakukan supaya tidak mengalami gangguan BAK dan BAB: 1) Eliminasi Urine Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan elimin asi terdiridari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar). 2) Eliminasi Alvi (Defekasi) Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsik dan refleks defekasi parasimpatis. Kebutuhan Eliminasi pada Ibu Hamil Eliminasi yang terjadi pada Ibu Hamil : 1) Trimester I : Frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB normal konsistensi lunak. 2) Trimester II : Frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul.
32
3) Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala bayi, BAB sering konstipasi ( sembelit ) karena hormon progesteron meningkat. h. Imunisasi Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Imunisasi TT juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-5 bulan, dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain. Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( TT I pada saat kunjungan antenatal dan TT II pada 4 minggu kemudian ). Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah : 1) TT 1 selama kunjungan antenatal pertama 2) TT 2 → 4 minggu setelah TT 1 3) TT 3 → 6 minggu setelah TT 2 4) TT 4 → 1 tahun setelah TT 3 5) TT 5 → 1 tahun setelah TT 4
33
Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat. i. Aktivitas Dalam dan Luar Rumah Pekerjaan rutin rumah tangga seperti mencuci, mengepel, memasak, menyetrika sering dianggap pekerjaan yang tidak membutuhkan tenaga dan pikiran, pendapat seperti ini jelas salah.Tanpa harus bekerja di luar rumah pun, pekerjaan rumah tangga sudah menguras tenaga dan pikiran, apalagi kalau seorang wanita
masih
harus bekerja
di
luar
rumah,
yang paling
menyedihkan lagi adalah pada waktu hamil. Jika seorang suami yang bertanggung jawab, maka suami pasti tidak akan membiarkan istri melakukan pekerjaan rumah tangga sambil tetap bekerja di luar rumah pada saat hamil. Resiko karena terlalu bekerja keras bukan hanya pada janin, tetapi juga diri Ibu sendiri. Pada saat hamil, kurangilah pekerjaan rumah tangga yang biasa Ibu lakukan. Kurangilah bersentuhan dengan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga, seperti cairan pembersih lantai, pestisida tanaman, dan obat serangga lainnya.
34
5. Tujuan Asuhan Kehamilan Menurut Sulistyawati (2009) tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut : a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi. c. Menemukan
secara
dini
adanya
masalah/gangguan
dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan . d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang aman baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal. f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal. g. Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Saifuddin, 2009).
35
6. Standar Asuhan Kehamilan Menurut Rukiyah (2010) dalam memberikan asuhan kehamilan memiliki beberapa Standar Asuhan Kehamilan yang perlu diperhatikan meliputi : a. Masa kehamilan dibagi menjadi 3 trimester: 1) Trimester I , mulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu) 2) Trimester II, dari bulan ke empat sampai 6 bulan (13-27 minggu) 3) Trimester III, dari bulan ke
tujuh sampai 9 bulan (28-40
minggu) b. Kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal : 1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu) 2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-27 minggu) 3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28- 40 minggu ) c. Pelayanan Standar Asuhan Kehamilan: Sesuai dengan kebijakan departemen kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu hamil adalah empat belas bentuk yang disingkat dengan 14 T, antara lain sebagai berikut : 1) Timbang berat badan 2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri 4) Pemberian tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan
36
5) Pemberian imunisasi TT lengkap 6) Test/Pemeriksaan Hb 7) Test/Pemeriksaan protein urine 8) Test/Pemeriksaan reduksi urine 9) Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL 10) Perawatan payudara (tekan pijat payudara) 11) Pemeliharaan tingkat kebugaran (Senam ibu hamil) 12) Terapi obat malaria 13) Terapi kapsul minyak beryodium (khusus daerah endemic gondok) 14) Temu wicara/konseling (Pantikawati, 2010). B. Anemia dalam Kehamilan 1. Pengertian Anemia Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di mana sel darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar Hemoglobin (Hb). WHO menetapkan kejadian anemia ibu hamil berkisar antara 20% dengan menentukan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia (Sulistyawati, 2009).
37
Sedangkan menurut Proverawati (2011) Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada lakilaki dan perempuan. Untuk pria , anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 10,0 gram/100ml. jika Hb kurang dari 11,5 gram/100ml pada awal kehamilan, wanita mungkin perlu diberikan obat profilaktik karena hemodilusi berikutnya biasanya mengurangi kadar Hb untuk kurang dari 10 gram/100ml. Anemia terjadi pada 1/3 dari perempuan selama trimester ketiga. Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi) (Proverawati, 2011). Ini tidak mengherankan sebab kekurangan protein menyebabkan berkurangnya pembentukan hemoglobin dan pembentukan sel darah merah. Sementara berkurangnya hemoglobin dalam darah menyebabkan hilang atau berkurangnya unsur zat besi dalam darah (Ratna, 2010). Zat besi tambahan dibutuhkan oleh tubuh selama kehamilan, kebutuhan total zat besi adalah antara 580 dan 1340 mg. dan dari jumlah itu, sampai dengan 1050 mg akan hilang saat melahirkan. Pada awal kehamilan, kebutuhan zat besi sekitar 2,5 mg/hari meningkat sekitar 6,6 mg/hari dan 3-105 diabsorbsi terutama dari duodenum.
38
Pada wanita sehat, kehilangan zat besi sehari-hari adalah 1-2 mg (Wylie & Bryce, 2010) 2. Faktor penyebab anemia pada ibu hamil Menurut Proverawati (2011) Anemia merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan kadar Hb menurun seperti : a. Meningkatnya aktivitas fisik Seseorang yang memiliki berbagai macam aktivitas dapat mengakibatkaan tubuh menjadi kelelahan dan kurang mendapat istirahat. Hal ini dapat memicu Hb rendah hingga menjadi kadar Hb menurun dalam darah. b. Dehidrasi Dehidrasi atau yang biasa dikenal kurangnya cairan dalam tubuh dapat disebabkan oleh berbagai macam aktivitas dan kegiatan berat seperti berolahrag yang tidak diimbangi asupan cairan yang cukup dalam tubuh. akibat kurang minum yang terus menerus dibiarkan dapat mengakibatkan timbulnya
gejala
penurunan kadar Hb dalam darah yang ditanadai dengan kelelahan, pusing, mata berkunang-kunang, dan beberapa kondisi lainnya.
39
c. Kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh Kurangnya kebutuhnan nutrisi manusia yang penting dalam tubuh seperti makanan yang mengandung zat besi, folat, maupun vitamin B12, dapat meningkatnya resiko seseorang untuk mengalami gangguan gangguan kurang darah,. Karena nutrisinutrisi
tersebut
sangat
penting
untuk
membantu
proses
pembentukan sel darah merah dalam tubuh. d. Kehamilan Selama
kehamilan
seorang
wanita
sangat
rentan
mengalami gangguan rendahnya tingkat Hb dalam darah. Hal ini dikarenakan kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi dan asam folat dalam tubuhnya. Selama 6 bulan pertama kehamilan, bagian cairan darah wanita (plasma) membutuhkan peningkatan jumlah sel darah merah dengan lebih cepat. Ini dapat mengencerkan darah dan dapat menjadi penyebab Hb menurun pada ibu hamil. e. Perdarahan Terjadinya perdarahan serius seperti yang terjadi pada kasus wasir berdarah, operasi, kecelakaan, proses persalinan, menstruasi, dan sebagainya dapat mengakibatkan penurunan tingkat Hb dalam darah.
40
f. Genetik Gangguan herediter (bersifat turun temurun) dapat mempersingkat rentang hidup dari sel darah merah dan menyebabkan
anemia.
Gangguan
herediter
juga
dapat
menyebabkan jumlah sel darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada daerah sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Tergantung pada derajat dari kelainan genetik, anemia herediter dapat menyebabkan anemia ringan, sedang, atau berat. Beberapa kondisi yang menyebabkan anemia herediter melalui berbagai mekanisme genetik : 1) Anemia sel sabit Yaitu
penyakit
turunan
terbentuknya hemoglobin S
berupa
kelainan
dalam
yang fungsinya terganggu
sehingga sel darah merah berbentuk bulan sabit. Anemia sel sabit merupakan kelainan genetik gen resesif. Awalnya anemia sel sabit banyak ditemukan pada daerah endemis malaria sebagai upaya tubuh mengatasi malaria, tapi akibatnya perpindahan manusia dan perkawinan silang, maka kasus ini semakin banyak ditemukan di luar area endemis malaria. 2) Talasemia Yaitu penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih
41
pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita talasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan berkurang dan infeksi berulang. Talasemia terjadi akibat ketidak mampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagai mana mestinya. Hemoglobin merupakan kaya akan zat besi yang berada didalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh yang dibutuhkan sebagai energi. Apabila produksi hemoglobin berkurang atau tdak ada maka energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuhpun terganggu dan tidak mampu lagi menjalankan aktifitas secara normal. g. Infeksi penyakit tertentu Beberapa penyakit kronis yang disebabkan oleh adanya infeksi
baik
itu
virus,
bakteri,
maupun
infeksi
karena
mikroorganisme lainnya seperti pada penderita gagal ginjal, kanker, penyakit autoimmune, infeksi usus, maupun berbagai jenis penyakit lainnya dapat menjadi penyebab menurunnya kadar Hb dalam darah. Hal ini dikarenakan penyakit tersebut membuat tubh kesulitan untuk memproduksi sel-sel darah merah.
42
h. Ante Natal Care (ANC) Kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilanya sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia. Hal tesebut sesuai dengan tujuan ANC menurut Saifuddin (2010) adalah mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan perdarahan, termasuk kejadian anemia. i. Usia Ibu Menurut Proverawati (2011) wanita hamil pada usia terlalu muda yaitu <20 tahun belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang terlalu tua yaitu >30 tahun cenderung mengalami anemia disebabkan karena pengaruh turunya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi. Pada kehamilan pertama pada wanita berusia >30 tahun juga akan mempunyai resiko penyulit persalinan dan mulai terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ reproduksi. j. Konsumsi Tablet Fe Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi dalam makanan karena gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau terlampau banyaknya besi keluar dari badan
43
misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran
zat
besi yang perlu
ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik (Arisman, 2010) Menurut Nugraheny (2010) bahwa anemia dapat disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti : a.
Kurang gizi
b.
Kurang zat besi dalam diit
c.
Malabsorpsi besi. Besi tidak dapat diabsorpsi dengan baik bila sedang diet tinggi serat.
d.
Perdarahan, misalnya pada persalinan yang lalu, haid, ulkus, gastritis, atau tumor saluran pencernaan, serta malabsorpsi, terutama setelah reseksi gaster, perdarahan dan kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan banyak darah.
e.
Penyakit kronik: TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
44
3. Tanda dan Gejala Anemia Menurut Wylie & Bryce (2010), gejala anemia ditandai dengan pucat pada kulit dan membrane mukosa dapat dilihat, dan mungin tampak pada telapak tangan dan konjungtiva, meskipun tanda ini bersifat subjektif dan tidak dapat diandalkan. Pada anemia berat, tanda dan gejala klinis yang tampak secara langsung dihubungkan dengan ketidak adekuatan suplai oksigen dan mencakup takikardia dan palpitasi, angina dan klaudikasi intermiten. Menurut Proverawati (2011), gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya, kelelahan, kelemahan, pusing, dispnea ringan dengan tenaga) . gejala dan tanda lain termasuk pucat, dan jika terjadi anemia berat, akan mengalami takikardi atau hipotensi. Anemia meningkatkan resiko kelahiran peremature dan infeksi ibu postpartum. Banyak gejala anemia selama kehamilan yang mungkin anda alami, ini meliputi : a. Merasa lelah atau lemah b. Kulit pucat c. Pusing d. Mata berkunang e. Denyut jantung cepat f. Sesak nafas g. Konsentrasi terganggu
45
4. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan Menurut
Proverawati
(2011)
klasifikasi
anemia
dalam
kehamilan adalah sebagai berikut: a. Anemia defisiensi besi Adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Besi merupakan komponen utama dari hemoglobin dan penting untuk fungsi yang tepat. Pengobatannya yaitu bagi wanita hamil, tidak hamil dan dalam masa laktasi yang memerlukan asupan zat besi dianjurkan untuk diberikan tablet besi. Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. b. Anemia megaloblastik Adalah gangguan darah dimana ukuran sel lebih besar dari sel darah merah normal yang disebabkan oleh kurangnya asam folat atau vitamin B12. Anemia ini biasanya dijumpai pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, polongpolongan dan protein hewani (Prawirohardjo, 2007) c. Anemia Hipoplastik Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan diantaranya darah lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan pemeriksaan retikulasi.
46
d. Anemia Hemolitik Adalah suatu kondisi dimana tidak ada cukup sel darah merah dalam darah, karena kerusakan dini sel-sel darah merah. Anemia ini jarang terjadi karena masalah yang menyebabkan selsel darah merah untuk mati atau dihancurkan sebelum waktunya. Biasanya sel darah merah hidup dalam darah selama sekitar 4 bulan. Sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah merah baru dengan cepat untuk menggantikan mereka yang telah hancur, menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dalam darah, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk memasok oksigen untuk jaringan seluruh tubuh. No Klasifikasi Kadar Hb 1 Tidak Anemia 11 gr% 2 Anemia Ringan 9-10 gr% 3 Anemia Sedang 7-8 gr% 4 Anemia Berat < 7 gr% Tabel 2.2 Klasifikasi kadar Hb (Manuaba, 2010) 5. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran ini meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang
47
hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental (Saifuddin, 2008) Pada
kehamilan
relatif
terjadi
anemia
karena
adanya
hemodilusi (Pengenceran darah), seperti yang dijelaskan diatas. Dimana hal ini mulai terjadi pada umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jadi apabila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5 gr% sampai 10 gr%. Sebagai suatu keadaan khusus, kehamilan, persalinan dan nifas cukup menguras cadangan besi ibu. Oleh karena itu jarak minimum antara persalinan yang satu dengan kehamilan berikutnya sebaiknya 2 tahun. Jarak ini di anggap adekuat untuk menggantikan kurang lebih 1000 mg zat besi yang terkuras selama kehamilan, persalinan dan nifas, dengan syarat diet harus seimbang. 6. Dampak Anemia Dalam Kehamilan Menurut Proverawati (2010) akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan adalah : a. Hamil muda (trimester pertama): abortus, missed abortion, dan kelainan kongenital b. Trimester kedua : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphyxia intrauterine sampai kematian, berat badan lahir rendah (BBLR), gestosis dan
48
mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensation kordis kematian ibu. c. Saat inpartu : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif. d. Bahaya selama postpartum : terjadi perdarahan post partum, mudah terjadi infeksi puerperium, dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest, sub infolusi uteri. e. Bahaya terhadap janin : abortus, terjadi kematian intra uterin, persalinan prematureitas, berat dan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, intelegensia rendah (Manuaba, 2010). 7. Pencegahan Anemia Kehamilan Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil atau mencoba menjadi hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berwarna hijau, daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjadi pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil
49
dicek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011). 8. Penatalaksanaan Anemia Dalam Kehamilan Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet besi, asam folat, vitamin B12, serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian asam folat sebanyak 500 µg dan zat besi sebanyak 120 mg. Pemberian zat besi sebanyak 30 gram per hari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar
0,3
dl/gram/minggu
atau
dalam
10
hari.
Menurut
Sulistyoningsih (2011) untuk penatalaksanaan anemia ringan yaitu : a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi. Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang banyak mengandung besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe) perlu juga makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang berasal dari nabati meskipun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.
50
b. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah (tablet besi/tablet tambah darah) sebanyak 120 mg dalam sehari atau 2 kali sehari. Pemberian zat besi tersebut akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. c. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu dan kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Kadang-kadang
dapat
terjadi
gejala
ringan
yang
tidak
membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam. Untuk mengurangi efek samping, minum tablet besi setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi disertai makan buah-buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dan lain-lain. Hasil penelitian Sood, SK membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B 12 kadar Hb nya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi menurut Saifuddin, (2009) adalah : a. Minum zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.
51
b. Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan tambahan prenatal). c. Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C). d. Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu memasak sesingkat mungkin. e. Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain. f. Makanlah berbagai jenis makanan. Pemberian preparat 120 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% / bulan. C. Kewenangan Bidan terhadap Anemia Kehamilan Menurut Sulistyoningsih (2011) peran bidan dalam mengatasi anemia yaitu harus memberikan KIE tentang : 1.
Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makan-makanan yang bergizi dan mengandung zat besi yang cukup seperti mengkonsumsi sayuran hijau yaitu bayam, kacang kedelai, dan makanan lainnya yang mengandung zat besi.
2.
Memberi pasien tablet penambah darah yaitu pada ibu hamil normal tablet Fe dengan dosis 60 mg (1x1 perhari) dan pada kasus anemia ringan dengan dosis 120 mg (2x1 perhari).
3.
Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari anggapan bahwa makanan yang memiliki zat besi dapat mempercepat kegemukan.
52
4.
Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga kondisi dan selalu minum vitamin yang dapat menambah darah.
5.
Menganjurkan kepada pasien untuk berolah raga secara teratur
6.
Menganjurkan kepada pasien untuk menghindari aktifitas yang dapat menguras tenaga berlebih karena dapat menimbulkan kelelahan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan. Kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 1.
Kewenangan normal: a. Pelayanan kesehatan ibu b. Pelayanan kesehatan anak c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2.
Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3.
Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi: a. Pelayanan kesehatan ibu 1) Ruang lingkup: a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal c) Pelayanan persalinan normal
53
d) Pelayanan ibu nifas normal e) Pelayanan ibu menyusui f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan 2) Kewenangan: a) Episiotomi b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II c) Penanganan
kegawat-daruratan,
dilanjutkan
dengan
perujukan d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum h) Penyuluhan dan konseling i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil j) Pemberian surat keterangan kematian k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin b. Pelayanan kesehatan anak 1) Ruang lingkup: a) Pelayanan bayi baru lahir b) Pelayanan bayi
54
c) Pelayanan anak balita d) Pelayanan anak pra sekolah 2) Kewenangan: a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (028 hari), dan perawatan tali pusat b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah f) Pemberian konseling dan penyuluhan g) Pemberian surat keterangan kelahiran h) Pemberian surat keterangan kematian c.
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan: 1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana 2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
55
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi: 1.
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2.
Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
3.
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4.
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
5.
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
6.
Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7.
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8.
Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
9.
Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan
antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap
56
Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut. Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter (Anonim, 2011) D. Teori Asuhan Kebidanan 1. Pengertian asuhan kebidanan Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana (Sulistyoningsih, 2011). 2. Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney meliputi : Langkah I : Pengkajian. Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan
57
fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta data penunjang. Pada dokumentasi SOAP langkah I meliputi data Subyektif dan Obyektif seperti : a. Data
Subyektif
menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa. Meliputi : 1) Biodata Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah, keluarga). Menurut Nursalam (2008) identitas meliputi : a) Nama Pasien : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasiennya b) Umur : Ditulis dalam tahun, untuk mengetahui adanya resiko karena umur kurang dan 20 tahun, alat reproduksi belum siap. Pada umur lebih dari dan 35 tahun kerja jantung meningkat
karena adanya
hemodilusi
dan
kemungkinan terjadi anemia. c) Suku/Bangsa : Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan dan merugikan bagi ibu hamil. d) Agama : Untuk mempermudah bidan dalam melakukan pendekatan di dalam melakukan asuhan kebidanan.
58
e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. f) Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
pasien
terhadap
permasalahan
keluarga
pasien/klien. g) Alamat : Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien. 2) Keluhan Utama Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilannnya (Nursalam, 2008). Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu hamil dengan anemia ringan menurut Manuaba (2007), adalah pasien merasa pusing, cepat lelah, dan badan terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan. 3) Riwayat menstruasi Untuk mengetahui menarch umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus lama haid, banyak nya darah, sifat darah (cair, atau beku, warnanya, bau nya) dan ada disminore atau tidak (Estiwidani, 2008).
59
4) Riwayat perkawinan Status perkawinan : jika menikah, apakah pernikahan ini yang pertama. Untuk mengetahui kawin umur berapa tahun, dengan suami umur berapa kali kali kawin, lama pernikahan, dan jumlah anak (Nursalam, 2008). 5) Riwayat kehamilan sekarang Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terkahir, dan perkiraan lahir, ANC dimana, berapa kali, teratur atau tidak, imunisasi TT berapa kali, masalah dan kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan, keluhan selama hamil (Manuaba, 2007). 6) Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu Kehamilan : adakah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan, hipertensi, perdarahan pada hamil muda. Persalinan : waktu persalinan dimana tempat melahirkan, umur kehamilan, jenis persalinan, ditolong oleh siapa. Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, dan bagaimana proses laktasi. Anak : jenis kelamin,berat badan ,panjang badan, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal (Manuaba, 2007).
60
7) Riwayat keluarga berencana Untuk mengetahui KB yang pernah dipakai, jenis dan lama berlangsungnya dan keluhan selama menjadi akseptor KB yang digunakan (Manuaba, 2007). 8) Riwayat Penyakit a) Riwayat kesehatan sekarang Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang ini atau untuk mengetahui penyakit lain yang bisa memperberat keadaan ibu (Manuaba, 2007). b) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan penyakit menurun seperti hipertensi, Diabetes Melitus, jantung (Bickley, 2008).
Kondisianemiaseringdiperparaholehadanya
penyakitkronis lainnyaseperti malaria, TBC, HIV, dan diabetes. c) Riwayat kesehatan keluarga. Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga. Untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat penyakit menular dan menurun seperti diabetes, TBC,
jantung,
hipertensi
(Mitayani,
2009).
Kondisianemiaseringdiperparaholehadanya penyakitkronis lainnyaseperti malaria, TBC, HIV, dan diabetes.
61
d) Riwayat keturunan kembar Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar, kehamilan kembar juga mempengaruhi terjadinya anemia ringan (Saifuddin, 2010). e) Riwayat penyakit yang lain atau operasi. Ada riwayat penyakit atau operasi yang pernah diderita yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses persalinan dan memerlukan pengawasan yang intensif terutama pada pasien dengan riwayat pembedahan menggunakan anatesi epidural. 9) Kebiasaan sehari-hari. Menurut Kusmiyati (2009) kebutuhan sehari-hari ibu hamil meliputi : a) Nutrisi Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan makanan,dan bagaimana pola makan sehari-hari antar sebelum dan sesudah hamil, apakah terpenuhi gizinya. Dimana nutrisi pada ibu hamil akan mempengaruhi perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil. Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan kebutuhan akan nutrisi harus ditingkatkan.
62
b) Eliminasi Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK untuk mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil. c) Personal hygiene Personal hygiene perlu dikaji untuk mempengaruhi tingkat kebersihan pasien meliputi kebersihan lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia), gigi dan mulut. d) Istirahat dan tidur Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur adalah berapa jam klien tidur dalam sehari dan apakah ada gangguan (Saifuddin, 2006). Pada ibu hamil anemia ringan perlu diperhatikan pola istirahat dan tidur dengan baik, agar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan pertumbuhan janin. e) Hubungan seksualitas Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam seminggu (Manuaba, 2008). Pada masa kehamilan diperbolehkan, namun pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan biasanya akan mengalami penurunan hubungan seksual, dikarenakan ibu hamil
63
dengan anemia ringan sudah merasa lelah, letih sehingga dapat mengurangi libido pada masa kehamilan. f) Data psikososial Perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemahaman dan untu mengetahui tingkat kekhawatiran pasien, perasaan terhadap kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, dukungan keluarga terhadap kehamilannya dan pantangan makanan. Ibu anemia ringan merasa ketegangan kecemasan pada kehamilannya, karena takut terjadi sesuatu pada bayinya (Kusmiyati, 2008). g) Obat-obatan Dikaji
untuk
mengetahui
kebiasaan
menggunakan obat-obatan dan alkohol
merokok, yang dapat
membahayakan selama hamil . b. Data
Obyektif
menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pemeriksaan fisik kilen, hasil laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. Meliputi : Data Objektif Data yang diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam,2008). 1) Status Generalis a) Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek. Pada ibu hamil dengan anemia ringan
64
mempengaruhi keadaan umum yang menimbulkan rasa lemas . b) Kesadaran : penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma. Pada ibu hamil dengan anemia ringan kesadarannya composmentis. c) Tanda vital (1) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Tekanan darah pasien hamil dengan temuan normal < 130/90 mmHg (Saifuddin, 2009). (2) Suhu : untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Normalya, suhu tubuh orang berfluktuasi dalam rentang yang relatif sempit. Suhu tubuh normal 35,6-37,60c. Ibu hamil dengan anemia ringan suhu tubuhnya akan mengalami peningkatan akibat dehidrasi. (3) Nadi : untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2009). Batas normal 60-100 kali per menit. Pada ibu hamil dengan anemia ringan nadi akan mengalami peningkatan frekuensi dan terdengar lemah.
65
(4) Respirasi : untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2009). Batas normal 12 - 20x/menit. (5) Berat badan : penambahan dan penurunan berat badan ukuran yang paling penting untuk mengetahui adanya malnutrisi, malabsorbsi, pertumbuhan janin terhambat, diabetes mellitus pada kehamilan, kehamilan ganda. (6) Tinggi badan : Tinggi badan normal lebih dari 145 cm. Tinggi badan untuk mengetahui adanya disporposi sefalopelvik yang mempengaruhi pada persalinan. (7) LILA : Sebagai indikator status gizi seseorang normalnya 23,5 cm. 2) Pemeriksaan sistematis Menururt Nursalam (2007), pemeriksaan sistematis meliputi : a) Kepala : (1) Rambut : untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontok, dan berketombe. (2) Muka : keadaan muka pucat, atau tidak adakah kelainan, adakah oedema, adakah kloasma gravidarum. (3) Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sklera warna putih. Pada wanita hamil dengan anemia ringan konjungtiva pucat.
66
(4) Hidung : untuk menilai adanya kelainan, adakah polip, apakah hidung tersumbat. (5) Telinga : untuk mengetahui apakah di dalam ada serumen, nyeri atau tidak. (6) Mulut : untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, ada caries dan karang gigi atau tidak, lidah tampak kering atau kotor. (7) Leher : untuk mengetahui apakah leher, warna kulit. Adanya
pembengkakkan,
jaringan
parut,
massa,
terutama untuk mengetahui keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trachea. b) Dada dan Axilla (1) Mammae Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris atau tidak, tumor ada atau tidak, areola hyperpigmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah keluar atau belum. (2) Axilla Untuk mengetahui apakah ada tumor atau nyeri tekan (Nursalam, 2007). c) Ekstermitas Untuk mengetahui reflek patella (+) atau (-) berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau penyakit syaraf dan
67
magnesium sulfat (Manuaba, 2007). Karena terjadi pembesaran tekanan vena dapat menyebabkan oedema pada ekstremitas bawah. Relaksasi otot polos dinding pembuluh darah disebabkan oleh progesteron dan tekanan anatomik dari pembesaran uterus menyebabkan timbulnya atau memperburuk varices (Walsh, 2008). Pada ibu hamil anemia ringan ektremitas khususnya pada kuku terlihat pucat. d) Pemeriksaan Khusus Obstetri Menurut manuaba (2007) pemeriksaan khusus obstetric dilakukan pemeriksaan Abdomen meliputi : (1) Inspeksi Perlu
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
ada
pembesaran, ada luka bekas operasi atau tidak, strie gravidarum, linea nigra, atau alba, ada luka bekas operasi atau tidak, ada strie atau tidak. (2) Palpasi Kontraksi : kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan merupakan kontraksi tak teratur rahim dan tanpa nyeri, kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta yang disebut kontraksi braxton hicks, kontraksi ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.
68
Leopold I : untuk menentukan Tinggi Fundus Uteri (TFU) sehingga dapat diketahui berat janin, umur kehamilan, dan bagian janin apa yang terdapat difundus uteri seperti membujur atau kosong jika posisi janin melintang.Kepala : bulat padat mempunyai gerakan pasif (ballotement). Bokong : tidak padat, lunak, tidak mempunyai
gerak
pasif
(bantuan
atau
gerak
ballotement). Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin dapat digunakan untuk mendengar detak jantung janin pada puctum maximum dengan teknik kedua telapak tangan melakukan palpasi pada sisi kanan dan kiri, bersama-sama bila punggung janin rata, sedikit melengkung, mungkin teraba tulang iganya tidak terasa gerak ekstremitas, bila bagian abdomen teraba gerakan ekstremitas. Leopold III : untuk menentukan bagian terendah janin, bila teraba bulat, padat (kepala) dan bila bokong teraba tidak bulat, tidak keras. Leopold IV : pemeriksaan dengan menghadap kearah kaki ibu. Untuk mengetahui apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.
69
TBJ : menurut TBJ (Tafsiran Berat Janin) dapat ditentukan
berdasarkan
Johnson
Toschack
yang
berguna untuk mengetahui pertimbangan persalinan secara spontan pervaginam. (3) Auskultasi DJJ (Denyut Jantung Janin). Terdengar detak jantung janin menunjukkan bahwa janin hidup dan tanda pasti kehamilan
Puctum
Maximum
janin
tergantung
presentasi,posisi,dan kehamilan kembar, biasanya pada daerah punggung janin. Frekuensi diatas 120 – 160x/ menit keteraturan denyut jantung janin menunjukkan keseimbangan asam basa atau kurang O2 pada janin (Manuaba, 2007). e) Pemeriksaan panggul (1) Kesan panggul Dapat diketahui melalui pelviometri rontgen atau melalui pengukuran panggul penting untuk diketahui kesan panggul ini untuk perencanaan persalinan pervaginam ada 4 kesan panggul ginekoid, platipeloid, antropoid, dan android, tapi paling baik untuk wanita ginekoid agar dapat persalinan pervaginam.
70
(2) Distansia spinarum Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan dextra. Ukuran 24 cm – 26 cm. (3) Distansia cristarum Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada crista iliaka sinistra dan dextra. Ukuran 28 cm – 30 cm. (4) Conjugata eksterna (boudeloque) Jarak antra bagian atas simfisis ke prosessus spinosus lumbal 5. Ukuran 18 cm. (5) Lingkar panggul Jarak antra tepi atas simfisis pubis superior kemudian ke lumbal ke lima kembali ke sisi sebelah nya sampai kembali ke tepi atas simpisis pubis diukur dengan metlin normalnya 80-90 cm (Sumarah, 2008). f) Anogenital Pemeriksaan pada vulva dan perineum untuk mengetahui ada atau tidaknya varices, kondiloma, oedema, hemoroid, pengluaran, kelainan lain, vulva perineum, bekas episotomi (Manuaba, 2007). g) Pemeriksaan penunjang Data
pemeriksaan
pendukung
diagnosa,
penunjang apabila
diperlukan diperlukan.
sebagai Misalnya
71
pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Hb. Dalam kasus ini pemeriksaan penunjang dilakukan yaitu dengan melakukan pemeriksaan Hb. Kadar Hb pada ibu hamil yang mengalami anemia ringan adalah 9 - 10 gr% . Langkah II : Interpretasi Data Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2007). a. Data Analisa menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi : 1) Diagnosa atau masalah a) Diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur
dikemukakan
dari
diagnosa
hasil
kebidanan
pengkajian
atau
yang yang
menyertai diagnosa (Verney, 2007). Diagnosa yang ditegakkan adalah diagnosa yang berhubungan dengan umur ibu, gravida, para, abortus, umur kehamilan, dan keadaan janin.
72
Diagnosa kebidanan : Ny. .... G .... P .... A .... umur .... tahun umur kehamilan .... minggu, janin tunggal/ kembar, hidup/ mati, intra/ ekstra uteri, letak memanjang/ melintang, presentasi kepala/ bokong, punggung kanan/ kiri bagian terbawah sudah masuk/ belum pintu atas panggul dengan anemia ringan. b) Data subyektif Ibu mengatakan merasa pusing, cepat lelah, dan badan terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan (Manuaba, 2007). c) Data objektif (1) HPL (2) Vital sign : tekanan darah, nadi meningkat dan lemah, aspirasi, suhu (3) Conjungtiva pucat (4) Melakukan leopold mulai I – IV, mengukur TFU, DJJ (5) Data penunjang Hb < 11 gr% pada anemia ringan. d) Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien
yang
ditemukan
dari
hasil
pengkajian yang menyertai diagnosa. Masalah yang
73
sering timbul pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu
merasa
cemas
dan
gelisah
menghadapi
kehamilan (Kusmiyati, 2009). e) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum terindikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data. Menurut Kusmiyati (2009), kebutuhan pada pasien ibu hamil dengan anemia ringan adalah : (1) Informasi tentang keadaan ibu (2) Informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori, terutama zat besi. (3) Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan. (4) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial. (5) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter. Konsultasi atau kolaborasi. Langkah III : Diagnosa Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa yang telah diindentifikasi. Langkah – langkah ini membutuhkan antisipasi sambil mengamati pasien, bila kemungkinan dilakukan pencegahan infeksi. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).
74
Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah terjadi anemia sedang dan menjurus ke anemia berat (Manuaba, 2007). Langkah IV : Antisipasi Tindakan Segera Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan atau konsultasi, kolaborasi bila diperlukan serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal (Estiwidani, 2008). Pada ibu hamil dengan anemia ringan antisipasi yang dilakukan adalah pemberian tablet besi 1 tablet per hari dengan dosis 60 mg, pemeriksaan kadar Hb 1 bulan sekali (Manuaba, 2007). Langkah V : Rencana Tindakan. Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari manejemen terhadap diagnosa yang telah terindetifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa observasi, penyuluhan, atau pendidikan kesehatan. Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan juga akan melaksanakan rencana tersebut (Estiwidani, 2008).
75
Menurut Manuaba (2007), rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah sebagai berikut: a. Memberikan hasil pemeriksaan ibu. b. Memberikan obat kepada pasien yaitu tablet Fe. c. Memberikan KIE pola istirahat yang baik kepada pasien. d. Memberikan KIE tentang pola nutrisi yang baik. e. Memberikan ibu support. f. Memberikan KIE aktivitas sehari-hari. g. Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang Langkah VI : Pelaksanaan Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh kilen atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2007). Pelaksanaan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat. Langkah VII : Evaluasi Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah dilakukan tindakan (Estiwidani, 2008). Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan KU dan tandatanda vital ibu baik, ibu bersedia minum tablet Fe, dan tata
76
caranya, ibu bersedia makan makanan yang banyak mengandung gizi dan zat besi, hemoglobin naik, tidak terjadi anemia sedang (Manuaba, 2007). Setelah pemberian zat besi sebanyak 30 gram perhari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gr/minggu atau dalam 10 hari (Sulistyoningsih, 2010). 3. Data Perkembangan Metode pendokumentasian untuk data perkembangan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan ini menggunakan SOAP yaitu : S = Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. O = Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik kilen, hasil laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. A : Analisa Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi. P : Penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi (E) berdasarkan analisa. (Estiwidani, 2008).
77
E. Landasan Islam pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan Kebutuhan gizi ibu selama kehamilan berbeda dengan pada masa normal. Kebutuhan gizi selama hamil menjadi lebih tinggi dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada fisiknya. Menurut Al-Qur’an dan Hadist, jiwa manusia sebagaimana tubuh membutuhkan makanan yang baik. Makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh (Almatsier, 2009). Anjuran yang jelas dari Al-Qur’an adalah hendaklah manusia memperhatikan makanan dan minumannya sesuai dengan kebutuhan gizi, serta makanan yang dipilih dari bahan makanan yang halal dan thayyib (Jauhar,2009). Untuk itu, Allah SWT dalam Al-Qur’an menegaskan dalam surat An-Nahl ayat 69 : ۗ ت فَا ْسلُ ِكي ُسب َُل َرب ِِّك ُذلُ ا ٌ ًِل يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بُطُونِهَا َش َرابٌ ُم ْختَل ٌ ٌ ف أَ ْل َوانُ ُۖهُ فِهي ِه ِشََا ِ ثُ َّم ُكلِي ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم َرا (٩٦) َك آليَةا لِقَوْ ٍم يَتَََ َّكرُون َ ِاس إِ َّن فِي َذل ِ ۗ َّلِلن “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (Qs. An-Nahl 16: 69). Surat An-Nahl ayat 69 tersebut menjelaskan pentingnya buahbuahan yang didalamnya terkandung vitamin dan mineral. Kandungan ini memiliki manfaat sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
78
serta pengatur proses tubuh. Pada masalah pemenuhan gizi ibu hamil dianjurkan untuk memperhatikan asupan nutrisi yang masuk selama hamil, terkait dengan kebutuhan gizi selama hamil menjadi lebih tinggi dengan adanya perubahan-perubahan fisik, dimana diharapkan tidak kekurangan asupan gizi untuk ibu dan janin, karena kekurangan gizi pada ibu hamil merupakan predisposisi anemia pada kehamilan (Kusmiyati, 2008).
79
F. Kerangka Alur Pikir Penelitian Ibu Hamil
Perubahan Fisiologis & Psikologis
Perubahan Fisiologis : 1. Uterus 2. Servik uteri 3. Vulva dan Vagina 4. Ovarium 5. Mamae 6. Sirkulasi Darah 7. Sistem Respirasi Meningkatnya kebutuhan siklus darah
Dampak dalam kehamilan : IBU 1. Abortus 2. KPD 3. Mudah terjadi infeksi 4. Perdarahan antepartum JANIN 1. Berat bayi lahir rendah 2. Persalinan premature 3. Terjadi cacat bawaan 4. Bayi mudah mendapat infeksi
Perubahan Psikologis : TM I : priode penyesuaian TM II : priode kesehatan yang baik TM III : priode penantian dengan penuh kewaspadaan
Hipervolemia (Bertambahnya volume darah)
Cardiac output meningkat
Anemia
Tanda dan gejala : 1. Cepat lelah 2. Pusing 3. Mata berkunang 4. Sesak nafas 5. Kulit pucat 6. Denyut jantung cepat 7. Konsentrasi terganggu
Anemia ringan 9-10 gr% Anemia sedang 7-8 gr5 Anemia berat < 7 gr%
PENATALAKSANAAN : Pemberian tablet besi, asam folat, vitamin B12, serta peningkatan kualitas makanan gizi seimbang seharihari
Kadar Hb Normal 11 gr/dl
Gambar 2.1. Alur pikir Anemia Pada Ibu Hamil Sumber : Manuaba (2010)
80
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi, vitamin B12, asam folat, dan malabsorpsi/gangguan penyerapan zat besi. Adapun gejala anemia adalah cepat lelah, mata berkunang-kunang, conjungtiva pucat, sesak nafas, denyut jantung cepat, pusing dan konsentrasi menghilang. Anemia defisiensi zat besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik dan anemia hemolitik merupakan beberapa klasifikasi anemia dalam kehamilan. dan ibu dikatakan tidak anemia jika kadar Hb 11 gr%, anemia ringan Hb 9-10 gr%, anemia sedang Hb 7-8 gr%, anemia berat Hb < 7 gr%. Pada kasus anemia jika tidak segera ditangani maka dapat terjadi komplikasi seperti abortus, kelainan congenital, persalinan premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin, gangguan his primer dan sekunder, ibu cepat lelah, perdarahan postpartum, infeksi puerperium, retensio plasenta, berat badan lahir rendah (BBLR).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada , pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi,
atau
tentang
kecenderungan
yang
tengah
berlangsung
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian
menggunakan
pendekatan
studi
kasus
untuk
mengeksplorasi dan mempelajari tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan di Puskesmas Kraton Yogyakarta. Studi kasus merupakan suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian dengan dilakukan pemeriksaaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara – cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnyan (Flyvbjerg, 2006). B. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian pada studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Kraton Yogyakarta dan dilakukan pada bulanNovember 2015 hingga Agustus 2016, yaitu mulai dari pengajuan judul, pengumpulan data, penyusunan proposal sampai dengan laporan hasil penelitian.
81
82
C. Subjek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang ibu hamil trimester III dengan anemia ringan yang melakukan ANC di Puskesmas Kraton Yogyakarta. D. Jenis Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer merupakan data yang di peroleh secara langsung dari sumber asli atau pertama. Data dikumpulkan dengan cara melakukan wawancara langsung pada ibu hamil, bidan, suami, keluarga responden, serta pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan Hb. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari rekam medis ibu hamilyang dimiliki oleh Puskesmas Kraton Yogyakarta dan melihat data dari Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dibawa ibu saat melakukan pemeriksaan.
83
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data atau informasi alat dan metode yang dibutuhkan adalah : 1. Alat a. Form asuhan kebidanan b. Form wawancara c. Alat tulis d. Alat perekam (Handphone) e. Alat Vital Sign (tensimeter, stetoskop, thermometer, jam tangan) f. Set HB 2. Metode : a. Wawancara Suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari klien (responden) atau bercakap-cakap dan berhadapan dengan responden, jadi data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui pertemuan atau percakapan (Notoatmodjo, 2010).
Pertanyaan diajukan kepada ibu hamil,
bidan, suami dan keluarga b. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat
84
berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2010). Pelaksanaan observasi dilakukan dengan mengobservasi keadaan umum. Kesadaran dan tanda – tanda vital, antropometri, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang laboratorium. c. Pemeriksaan fisik Menurut Uliyah (2008) pemeriksaan fisik dilakukan melalui beberapa cara meliputi : 1) Inspeksi Merupakan
proses
pengamatan
atau
observasi
untuk
mendeteksi masalah pasien apakah ada kepucatan pada bagianbagian tubuh tertentu seperti conjungtiva, wajah, bibir dan kuku. 2) Palpasi Pemeriksaan yang menggunakan indera peraba : tangan dan jari–jari, untuk mendeteminasi cirri – cirri jaringan atau organ seperti temperature, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembapan dan penonjolan. 3) Perkusi Pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas atau lokasi dan konsistensi jaringan
85
4) Auskultasi Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut stetoskop. Hal – hal yang didengarkan adalah detak jantung, suara nafas, bising usus. Dan menggunakan linec/dopler untuk mendengarkan detak jantung janin. d. Studi dokumentasi Semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini data di dapatkan dari rekam medis serta buku KIA. e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih lengkap yang bertujuan untuk terapeutik yaitu untuk pengobatan tertentu atau diagnostik yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis tertentu (Nursalam, 2011). Dalam kasus ibu hamil dengan anemia ringan yang dilakukan yaitu pemeriksaan Hb. F. Analisis Data Teknis analisis data yang dipergunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif,dilakukan sejak pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
86
Dalam melakukan analisis data terhadap studi kasus yang akan dilakukan, ada tiga tahapan yang harus dilakukan (Moeleong, 2007), yaitu: 1. Reduksi data Dalam penelitian ini, analisis data disederhanakan dengan mengidentifikasi data yang diperoleh dari lapangan, baik dengan cara wawancara, pengkajian fisik, observasi maupun dokumentasi yang bersumber dari rekam medik, catatan medik lain, buku maupun jurnal. Hal-hal
yng
menunjang
penelitian
perlu
disesuaikan
dengan
permasalahan dan tujuan penelitian sehingga perlu dipertahankan sedangkan hal yang tidak berkaitan dengan penelitian harus dibuang. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian data Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penyajian data kuantitatif disajikan dalam bentuk teks naratif (berbentuk catatan lapangan), daftar gambar dan tabel data. 3. Penarikan kesimpulan Temuan dari hasil kajian kepustakaan dan analisis data di lapangan dicari hubungan serta keterkaitannya, dengan cara begitu akan ditemukan pola penyimpangan atau kesenjangan antara teori dan di
87
lahan praktik dalam kasus yang diambil. Hal tersebut peneliti lakukan sejak data terkumpul dengan mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dari hasil kajian kepustakaan dan analisis data di lapangan. G. Rencana Jalannya Penelitian 1. Persiapan proposal penelitian dilakukan dengan : a. Menentukan tema dan judul penelitian b. Menentukan tempat, waktu, dan responden sesuai tujuan c. Mengajukan surat izin studi pendahuluan ke Puskesmas Kraton Yogyakarta d. Melakukan studi pendahuluan dengan studi dokumentasi di rekam medis e. Menyusun proposal penelitian f. Melakukan konsul proposal penelitian g. Melakukan revisi proposal penelitian h. Mendapat persetujuan proposal penelitian i. Ujian proposal penelitian j. Melakukan revisi ujian proposal penelitian 2. Tahap pelaksanaan penelitian a. Mengajukan surat ijin penelitian b. Membuat kontrak waktu dengan bidan yang bertugas c. Mencari responden ibu hamil dengan anemia pada bulan maret 2016
88
d. Memberikan formulir persetujuan menjadi responden e. Pengumpulan data 1) Melihat data di rekam medik, melakukan informed concent, melakukan
pengkajian
data
subjektif
dan
objektif
(pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang) 2) Melakukan follow up melalui kunjungan rumah minimal 3 kali (interval waktu 2 minggu) karena di harapkan dalam interval waktu 2 minggu responden mengalami perubahan dari keadaan sebelumnya 3) Melakukan pemeriksaan Hb setiap kunjungan follow up 4) Melakukan evaluasi perkembangan responden 5) Analisis data menggunakan manajemen varney dengan pendokumentasian 3. Tahap penyelesaian laporan penelitian a. Penyusunan laporan hasil penelitian b. Melakukan konsul dengan dosen pembimbing pendidikan c. Melakukan revisi hasil penelitian d. Mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing pendidikan e. Ujian hasil penelitian f. Revisi hasil ujian penelitian g. Pengumpulan hasil penelitian
89
H. Etika Penelitian Etika studi kasus adalah pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian studi kasus yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Menurut Hidayat (2009), hal – hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan etika penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Anonimity (tanpa nama) Peneliti merahasiakan atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar observasi. Peneliti hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 2. Confidentiality (kerahasiaan) Semua informasi yang telah diperoleh selama peneliitian, dijamin kerahasiaannya oleh peneliti yaitu dengan menuliskan kode pada lembar observasi tanpa keterangan nama lengkap. 3. Patient Safety (keselamatan pasien) Pada saat penelitian, peneliti tetap menjaga keselamatan responden dan memantau kondisi responden secara utuh, baik kondisi fisik maupun psikologis responden.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN I. Gambaran Umum Puskesmas Kraton Yogyakarta Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kraton Yogyakarta pada bulan maret. Puskesmas ini terletak di Jl. Musikanan KT 2 No. 457 panembahan kraton daerah istimewa yogyakarta. Daerah binaan Puskesmas Kraton meliputi satu kecamatan kraton kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu : 1. Kelurahan panembahan : 18 RW, 78 RT, Luas wilayah 0,66 km2 2. Kelurahan kadipaten
: 15 RW, 53 RT, Luas wilayah 0,34 km2
3. Kelurahan patehan
: 10 RW, 44 RT, Luas wilayah 0,40 km2
Luas wilayah kerja Puskesmas kraton kota yogyakarta adalah 131,68 Ha dengan dibatasi oleh beberapa wilayah yaitu : 1. Sebelah utara
: kecamatan ngampilan dan gondomanan
2. Sebelah timur
: kecamatan gondomanan dan mergangsan
3. Sebelah selatan
: kecamatan mantrijeron
4. Sebelah barat
: kecamatan ngampilan dan mantrajeron
Puskesmas kraton memiliki visi masyarakat
dalam
upaya
pemeliharaan
yaitu Puskesmas partner kesehatan
yang mandiri.
Sedangkan misi puskesmas kraton yaitu: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat, 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,
90
91
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat. Puskesmas kraton
kota
Yogyakarta
merupakan puskesmas
kecamatan Tipe-B, sehingga dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Puskesmas kraton mempunyai pegawai sebanyak 40 orang dan beberapa fasilitas pelayanan diantaranya poli umum, poli KIA, instalasi gizi, instalasi gigi, instalasi laboratorium, instalasi farmasi, psikologi, dan poli lansia. Puskesmas kraton Yogyakarta memiliki fasilitas poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sehingga penelitian ini dilakukan dipoli KIA yang salah satunya merupakan ruang pemeriksaan Ante Natal Care (ANC). J. Gambaran Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seorang pasien yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya di puskesmas kraton yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2016. Setelah mendapatkan subyek penelitian yang sesuai dengan kasus, kemudian peneliti memilih subyek yaitu pasien ibu hamil yang bernama Ny. S umur 31 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir S 1, pekerjaan sebagai IRT. Suami pasien bernama Tn. A umur 31 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir S 1,
pekerjaan karyawan swasta. Pasangan suami tersebut
menempati rumah yang beralamatkan di Mangunnegaran PB 1/33 RT. 77 RW. 18 panembahan kraton Yogyakarta. Pasien memilih puskesmas
92
kraton sebagai tempat untuk memeriksakan kehamilannya karena lokasinya
berdekatan
dengan
tempat
tinggal
dan
pasien
dapat
menggunakan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sehingga biaya menjadi lebih ringan. Pada
riwayat
kehamilan, ibu
mengatakan ini
merupakan
kehamilannya yang pertama dan ibu teratur melakukan kontrol kehamilan di bidan dan dokter. Ibu mengatakan hari pertama hari terakhir menstruasi (HPHT) tanggal 25-08-2015, umur kehamilannya 30 minggu dan hari perkiraan lahir (HPL) tanggal 01-06-2016. K. Hasil Penelitian Pada penelitian ini pengkajian dan pengumpulan data dasar yang merupakan tahap awal dari menejemen kebidanan dilakukan menggunakan metode SOAP dengan pola fikir varney yaitu pengkajian data subyektif, data obyektif, analisis dan kemudian penatalaksanaan sesuai dengan permasalahan yang dikeluhkan Ny. S yaitu ibu hamil dengan anemia ringan. Setelah itu dilakukan evaluasi untuk menganalisis respon pasien terhadap intervensi yang sudah diberikan. Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang peneliti peroleh Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0, umur kehamilan 30 minggu pada tanggal 22 Maret 2016 jam 10.00 WIB di Puskesmas Kraton. Didapatkan data, Ny. S mengatakan pusing, sering mengantuk dan cepat lelah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ny.S saat dilakukan anamnesa yaitu ibu mengeluh : “...saya sering merasa pusing, suka mengantuk dan mudah sekali merasa lelah”.
93
Ibu juga mengatakan bahwa ibu dan ibu Ny. S mempunyai riwayat anemia. Serta ibu mengungkapkan pekerjaannya sehari-hari yaitu melakukan pekerjaan rumah tangga dan berjualan produk kecantikan didalam maupun luar rumah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ny. S saat dilakukan anamnesa yaitu ibu mengatakan : “...setiap hari saya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci piring, baju, dan lain-lain” Pemeriksaan obyektif diperoleh hasil Tanda vital TD : 100/70 mmHg, N : 84 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,3 0C, TB : 154 cm, BB : 60 kg, LILA : 24,5 cm. Konjungtiva sedikit pucat, muka dan bibir sedikit pucat, dan pemeriksaan laboratorium diperoleh kadar Hb : 10,3 gr%. Dari kasus tersebut maka penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. S yaitu : 1. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan-makanan bergizi yang mengandung zat besi dari bahan makanan hewani seperti (daging, ikan, ayam, hati, telur), bahan makanan nabati seperti (sayuran hijau, kacang kacangan,tempe) dan buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti (daun katuk, daun singkong, jambu biji, tomat, jeruk, papaya, pisang, dan nanas) 2. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, berolahraga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari, dan tidak mengerjakan aktivitas berat 3. Memberikan terapi obat kepada ibu seperti Tablet Fe 2x1 dan kalk 1x1 masing-masing 30 tablet. Dan menjelaskan pada ibu cara minum fe yang benar yaitu 1 tablet diminum pada pagi 30 menit sebelum
94
makan/diantara waktu makan dan 1 tablet diminum sebelum tidur. Tablet fe diminum dengan air putih atau air jeruk, jangan minum dengan teh, kopi, dan susu karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Tablet fe akan lebih baik lagi penyerapannya apabila diminum menggunakan air jeruk atau minuman lain yang mengandung vitamin C Dalam penelitian kasus ibu hamil dengan anemia ringan ini dilakukan selama 3 kali kunjungan, maka peneliti akan melakukan analisa dan penatalaksanaan sesuai dengan kasus dan hasil pemeriksaan mengenai pada Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0, umur kehamilan 30 minggu dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kraton. Adapun waktunya adalah sebagai berikut : 1. Follow upI Pada penelitian pertama Tanggal : 05 April 2016/Jam : 16.30 WIB dilakukan kunjungan rumah dan pemeriksaan fisik. Dari hasil pengumpulan data subyektif Ibu mengatakan pusing berkurang, jarang mengantuk, namun masih merasa cepat lelah. Ibu juga masih melakukan kerjaaan rumah tangga seperti biasanya. Ibu sudah minum tablet besi sesuai dengan anjuran (kadang menggunakan air putih dan air jeruk) dan sudah mengkonsumsi makan makanan yang mengandung zat besi seperti telur, hati, sayuran hijau (bayam, kangkung, sawi) tempe, tahu, kacang kulit, buah-buahan (jeruk, papaya, pisang, jambu biji) meskipun tidak setiap hari.
95
Hal ini susai dengan pernyataan responden saat dilakukan follow up yaitu ibu mengatakan : “Alhamdulillah mbak saya rutin minum tablet penambah darah dan kalau minum obat saya menggunakan air putih saja dan terkadang menggunakan air jeruk .” Data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, tanda vital TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,20C. Pemeriksaan fisik muka, conjungtiva, bibir dan kuku terlihat sedikit pucat. Analisa yang didapatkan dari hasil pengkajian hari pertama yaitu Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 32 minggu dengan anemia ringan. Dari analisa tersebut maka penatalaksanaan yang dilakukan berkaitan dengan keluhan yang Ny. S rasakan saat ini adalah sebagai berikut : a. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik dan untuk mengetahui apakah ibu masih mengalami anemia atau tidak akan dilakukan cek Hb lagi saat kunjungan ulang di puskesmas kraton b. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan yang kaya zat besi seperti yang terkandung dalam bahan makanan hewani (daging, hati, telur, ikan, ayam), nabati (tempe,kacangkacangan, sayuran berwarna hijau, daun katuk, daun singkong) dan buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti (jambu biji, tomat, jeruk, papaya, pisang, dan nanas). Ibu sudah mulai
96
mengkonsumsi makan makanan tersebut seprti daun bayam, sawi, telur, ikan, hati, jeruk, papaya dan pisang meskipun tidak setiap harinya c. Melakukan evaluasi terkait tablet Fe diminum atau tidak dan bagaimana cara ibu konsumsi tablet Fe dengan menanyakan responden langsung dan suami ibu. Ibu teratur minum tablet Fe 2x/hari 1 tablet diantara waktu sarapan dan makan siang, 1 tablet sebelum tidur, ibu minum menggunakan air putih dan jarang menggunakan air jeruk karena malas untuk membuatnya. Tablet Fe masih 1 tablet yang sebelumnya mendapat 30 tablet pada tanggal 22 Maret 2016 dan kunjungan ulang tadi pagi di puskesmas kraton mendapat 30 tablet Fe lagi. Suami mengatakan bahwa ibu rajin mengkonsumsi tablet fe menggunakan air putih dan jarang menggunakan air jeruk 2. Follow up II Pada penelitian kedua Tanggal : 19 April 2016/Jam : 10.30 WIB dilakukan saat ibu melakukan kunjungan ulang ke puskesmas kraton Yogyakarta. Dari hasil pengumpulan data subyektif Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga sudah dikurangi, namun untuk berjualan prodak-prodak kecantikan di rumah dan berjualan diluar setiap hari minggu hingga siang masih dilakukan.
97
Hal ini seperti yang diungkapkan responden saat dilakukan wawancara yaitu ibu mengatakan : “saya setiap hari melakukan pekerjaan rumah tangga dan melakukan pekerjaan lain seperti berjualan prodak-prodak kecantikan didalam maupun luar rumah.” Ibu sering terbangun ditengah malam dan sulit untuk tidur kembali, ibu sudah tidak terlalu sering pusing, perasaaan mengantuk mulai berkurang dan jarang merasa lelah dan Ibu minum tablet fe sesuai anjuran (menggunakan air putih atau air jeruk), serta ibu mau mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung zat besi meskipun belum setiap hari. Data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,40C, BB : 62 kg. Pemeriksaan fisik muka, conjungtiva, bibir dan kuku masih sedikit pucat. Palpasi Leopold : a. Leopold I
: TFU 3 jari di bawah prosesus xifoideus, teraba bulat, lunak, tidak melenting, kesimpulan bokong
b. Leopold II
: perut kanan ibu teraba bagian datar keras memanjang seperti papan, kesimpulan punggung kanan perut kiri ibu teraba bagian kecil-kecil janin, kesimpulan ekstremitas
c. Leopold III
: teraba bagian bulat, keras, melenting, kesimpulan kepala janin dan masih dapat digoyangkan dibawah perut ibu
98
d. Leopold IV
: bagian terbawah janin (kepala) belum masuk panggul, jari-jari pemeriksa saling bertemu (Konvergen)
TFU (Mc Donald) : 32 cm DJJ
: 140 x/menit
TBJ
: (32-12) x 155 = 3100 gram Pemeriksaan laboratorium kadar HB ibu yang sebelumnya 10,3
gr% menjadi 10,5 gr% dengan kenaikan 0,2 gr%. Analisa yang didapatkan dari hasil pengkajian hari kedua yaitu Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 34 minggu dengan anemia ringan. Dari analisa tersebut maka penatalaksanaan yang diberikan yaitu a. Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan yaitu TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,40C, BB 62 kg, Hb 10,5 gr% keadaan ibu baik dan ibu masih mengalami anemia ringan b. Mengevaluasi apakah ibu sudah mengkonsumsi sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan vitamin c, dengan menanyakan kepada suami dan ibu kandung responden. Suami mengatakan: “istri saya sudah mulai rajin mengkonsumsi sayur-sayuran hijau seperti daun bayam, sawi, kangkung, daun singkong, kacang kulit sebagai cemilan dan buah jeruk, papaya, jambu biji, suami juga mengatakan tidak setiap hari ibu mengkonsumsi buah-buahan tersebut dan kacang-kacangan.” Ibu kandung responden juga mengatakan hal yang sama seperti yang suami responden sampaikan
99
c. Mengevaluasi ibu apakah tablet Fe diminum dan bagaimana cara meminumnya dengan menanykan responden langsung dan suami. Ibu mengatakan masih sama seperti hari-hari sebelumnya bahwa ibu teratur minum tablet Fe 2x/hari 1 tablet diantara waktu sarapan dan makan siang, 1 tablet sebelum tidur, dan ibu minum menggunakan air putih dan jarang menggunakan air jeruk karena malas untuk membuatnya. Tablet Fe masih 3 tablet yang sebelumnya mendapat 30 tablet pada tanggal 05 April 2016 dan ditambah 30 tablet Fe lagi dan Suami mengatakan bahwa ibu rajin mengkonsumsi tablet fe menggunakan air putih dan masih jarang menggunakan air jeruk d. Menganjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan istirahat dengan membiasakan diri tidur siang dan melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari. e. Membuat perjanjian untuk melakukan kunjungan rumah kembali tanggal 3 Mei 2016 3. Follow up III Pada penelitian ketiga Tanggal : 24 Mei 2016/Jam : 10.00 WIB dilakukan saat ibu melakukan kunjungan ulang ke puskesmas kraton Yogyakarta. Dari hasil pengumpulan data subyektif Ibu mengatakan sudah tidak merasa pusing, jarang mengantuk dan jarang merasa lelah. Ibu minum tablet fe sesuai anjuran dengan air jeruk setiap hari dan ibu sudah mau mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung zat besi
100
setiap harinya seperti telur, hari, bayam, kangkung, sawi dan sayuran hijau lainnya, buah jeruk, papaya, jambu biji. Data obyektif didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 78 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,00C, BB : 64 kg. pemerisaan fisik muka, conjungtiva, bibir dan kuku sudah tidak pucat. Palpasi Leopold a. Leopold I
: TFU 4 jari di bawah prosesus xifoideus, Teraba bulat, lunak, tidak melenting, kesimpulan bokong
b. Leopold II
: perut kanan ibu teraba bagian datar keras memanjang seperti papan, kesimpulan punggung kanan perut kiri ibu teraba bagian
kecil-kecil
janin,
kesimpulan
ekstremitas c. Leopold III
: teraba bagian bulat, keras, melenting, kesimpulan kepala janin dan kepala janin tidak dapat digoyangkan
d. Leopold IV
: bagian terbawah janin (kepala) sudah Masuk panggul, jari-jari pemeriksa tidak saling bertemu (Divergen)
TFU (Mc Donald) : 31 cm DJJ
: 138 x/menit
TBJ
: (32-11) x 155 = 3255 gram
101
Pemeriksaan laboratorium kadar HB ibu yang sebelumnya 10,5 gr% menjadi 12 gr% dengan kenaikan 1,5 gr%. Analisa yang didapatkan dari hasil pengkajian hari ketiga yaitu Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 39 minggu dengan hamil normal. Dari analisa tersebut maka penatalaksanaan yang diberikan yaitu a. Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan yaitu TD : 110/70 mmHg, N : 78 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,0 0C, BB 64 kg, Hb 12 gr% keadaan ibu baik dan ibu sudah tidak mengalami anemia lagi b. Supaya tidak mengalami anemia lagi ibu denganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin, serta makan makanan yang kaya akan zat besi seperti yang terkandung dalam bahan makanan hewani (daging, hati, telur, ikan, ayam), nabati (tempe, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau), dan buahbuahan yang mengandung vitamin C (jambu biji, jeruk, tomat, papaya, pisang dan nanas) c. Memberikan ibu KIE tentang tanda bahaya dalam kehamilan trimester III yaitu perdarahan, sakit kepala berat, mata berkunangkunang, bengkak pada wajah dan tangan, dan ibu dianjurkan untuk segera ke klinik apabila menemukan salah satu tanda bahya tersebut d. Memberikan ibu KIE tentang tanda bahaya anemia dalam kehamilan yaitu perdarahan antepartum,abortus, kematian bayi dalam rahim (IUFD), pertumbuhan janin terlambat, kelahiran premature, berat
102
badan lahir rendah (BBLR) dan ibu tidak usah khawatir karena In Sya Allah hal-hal tersebut tidak terjadi pada ibu e. Memberikan ibu KIE tentang tablet Fe yaitu tentang cara mengkonsumsi suplemen zat besi diminum pada malam hari sebelum tidur menggunakan air putih atau air jeruk yang akan membentu
penyerapan
zat
besi
dalam
tubuh
dan
jangan
menggunakan air teh, susu,atau kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi. f. Memberikan ibu KIE tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluar lender bercampur darah pervaginam, air ketuban pecah, perut terasa mulas-mulas yang semakin sering g. Memberikan ibu resep terapi obat tablet Fe 1x1 sehari diminum sebelum tidur dan kalk 1x1 sehari diminum pagi hari setelah sarapan. L. Pembahasan Pada bab ini peneliti akan menguraikan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan selama 3 kali follow up pada ibu hamil dengan anemia ringan. Dari pembahasan tersebut dapat diketahui adakah kesenjangan antara teori dengan kasus yang terjadi di lahan. 1. Analisis Data Data subyektif dari Ny. S saat dilakukan pengkajian ibu mengatakan sering merasa pusing, mengantuk di pagi hari, dan cepat lelah. Keluhan-keluhan dan keadaan yang ibu alami sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Proverawati (2011) dalam kehamilan dengan
103
anemia banyak gejalan yang mungkin dialami seperti merasa lelah, mengantuk, kulit pucat, pusing, mata berkunang, sesak nafas, denyut jantung cepat. Teori tersebut ditunjang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Asyirah (2012) yang menyebutkan tanda dan gejala anemia yaitu lemah, letih, wajah tampak pucat, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan berkurang, nafas pendek, susah berkonsentrasi. Selain itu ibu sudah rajin mengkonsumsi makan makanan yang mengandung zat besi seperti telur, hati, sayuran hijau (bayam, kangkung, sawi), tahu tempe, kacang kulit, buah-buahan (jeruk, papaya, pisang, jambu biji) dan teratur minum tablet Fe 2x/hari dan sesuai dengan anjuran (menggunakan air jeruk). Hal tersebut sesuai dengan teori Sulistyoningsih (2011) yang menyatakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu dan kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang dan akan lebih baik bila setelah minum tablet besi disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dan lain-lain. Teori tersebut ditunjang dengan jurnal Purbadewi dan Ulvie (2013) yang menyatakan bahwa anemia kehamilan terjadi karena cara minum tablet zat besi dengan menggunakan kopi atau teh yang bersifat mengikat zat besi, sehingga zat besi tidak bisa diabsorpsi tubuh. Hal tersebut juga ditunjang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
104
oleh Asyirah (2012) yang menyatakan bahwa sayur-sayuran hijau dan buah-buahan ditambah kacang-kacangan dan padi-padian yang cukup mengandung zat besi. Serta Vitamin C diperlukan untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh, peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 20 mg, 50 mg, 100 mg, dan 250 mg dapat memperbesar penyerapan zat besi sebesar 2 kali, 3 kali, 4 kali, dan 5 kali. Pengkajian data obyektif pada Ny. S menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda vital dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan fisik wajah konjungtiva, bibir dan kuku tampak sedikit pucat. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut sesuai dengan teori Varney (2007) yang menyatakan bahwa manifestasi klinis dari anemia, dapat terlihat manifestasinya dari tanda gejala seperti pusing, kulit pucat, konjungtiva pucat, kuku pucat. Berdasarkan
masalah yang dialami Ny. S maka dilakukan
pemeriksaan penunjang yaitu dilakukan pemeriksaan Hb, hal tersebut sesuai dengan teori Pantikawati (2010) yang menyatakan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan anemia atau tidak. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 22 Maret 2016 yaitu kadar Hb 10,3 gr% dan setelah dilakukan 3 kali follow up kadar Hb Ny. S mengalami peningkatan menjadi 12 gr% pada tanggal 24 mei 2016 (interval waktu 9 minggu). Hal tersebut sesuai dengan teori Sulistyoningsih (2011) yang menyatakan bahwa dengan pemberian zat
105
besi sebanyak 30 gram/hari atau 120 mg/hari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. 2. Penatalaksanaan Memberi KIE tentang gizi ibu hamil, anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi. Hal tersebut sesuai dengan teori Kusmiyati (2008) yang menyatakan pada masalah pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dianjurkan untuk memperhatikan asupan nutrisi yang masuk selama hamil, terkait dengan kebutuhan gizi selama hamil menjadi lebih tinggi dengan adanya perubahan-perubahan fisik, diharapkan tidak kekurangan asupan gizi untuk ibu dan janin, karena kekurangan gizi pada ibu hamil merupakan predisposisi anemia pada kehamilan. Hal tersebut juga ditunjang dengan jurnal Bickley (2008) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia ringan perlu dinasehati untuk mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya akan zat besi dari bahan makanan hewani (ikan,ayam,daging,telur,hati)
dan
bahan
makanan
nabati
(tempe,tahu,kacang-kacangan) sayur-sayuran hijau dan buah-buahan yang mengandung vitamin C (jeruk, papaya, tomat, jambu biji). Teori tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Asyirah (2012) yang menyebutkan penalaksanaan anemia yaitu salah satunya mengkonsumsi bahan makanan hewani seperti dagng, hati, ikan, telur, dan gizi yang cukup dapat mencegah terjadinya anemia defisiensi zat besi. Sayur hijau dan buah-buahan ditambah kacang-
106
kacangan dan padi-padian yang cukup mengandung zat besi. Vitamin C diperlukan untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh, peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 20 mg, 50 mg, 100 mg, dan 250 mg dapat memperbesar penyerapan zat besi sebesar 2 kali, 3 kali, 4 kali, dan 5 kali. Peneliti melakukan evaluasi apakah ibu minum tablet Fe atau tidak dan bagaimana cara meminumnya serta mengingatkan cara minum tablet Fe yang benar. Hal tersebut sesuai dengan teori Saifuddin (2010)
yang
menyebutkan
beberapa
hal
untuk
meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh antara lain minum zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan, minum zat besi menggunakan air jeruk atau tambahan vitamin C lainnya. hindari mengkonsumsi (susu, kopi, antasida, makanan tambahan prenatal) bersama zat besi. Teori tersebut juga ditunjang dengan jurnal Purbadewi dan Ulvie (2013) yang menyatakan tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe atau tablet zat besi oleh ibu hamil mempunyai pengaruh terhadap kejadian anemia. Anemia kehamilan terjadi karena cara minum tablet zat besi dengan menggunakan kopi atau teh yang bersifat mengikat zat besi, sehingga zat besi tidak bisa diabsorpsi tubuh. Menganjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan istirahat dengan membiasakan diri tidur siang dan melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari. Hal tersebut sesuai dengan teori Kusmiyati (2009) yang menyebutkan kebutuhan dasar ibu hamil salah satunya
107
adalah kebutuhan istirahat bahwa selama hamil, tubuh ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Selama masa kehamilan, istirahat memegang peranan yang sama penting dengan kegiatan. Tidur siang sangat dianjurkan, atau beristirahatlah beberapa kali disiang hari. Upayakan untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari dan jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan, agar tubuh lebih sehat dan fit. Selain itu memberi KIE tentang tanda bahaya dalam kehamilan trimester III, beri terapi tablet Fe 60 2x1 mg diminum pagi dan malam hari,
dan kalk
30 1x1 sehari dan beritahu ibu untuk melakukan
kunjungan ulang sesaui jadwal atau jika ada keluhan. Berdasarkan penanganan yang diberikan pada Ny. S menunjukkan antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan. Setelah dilakukan penatalaksaan selama 3 kali follow up ibu mengalami perubahan yaitu ibu sudah tidak merasa pusing, jarang mengantuk dan jarang merasa lelah.Serta bagian tubuh seperti wajah, conjungtiva, bibir dan kuku sudah tidak pucat. Selain itu ibu juga sudah rajin mengkonsumsi makan makanan yang mengandung zat besi, mengurangi aktivitas dan teratur minum tablet Fe 2x/hari sesuai dengan anjuran (menggunakan air jeruk). Dari hasil pemeriksaan laboratorium kadar Hb ibu mengalami peningkatan yaitu dari 10,3 gr% pada awal pengkajian meningkat sebanyak 1,7 gr% sehingga kadar Hb menjadi 12 gr% dengan (interval waktu 9 minggu).
108
3. Faktor Penyebab Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. S didapatkan beberapa faktor penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan yaitu ibu mempunyai riwayat anemia, adanya faktor genetik bahwa ibu kandung Ny. S dengan riwayat anemia, dan aktivitas ibu sehari-hari. Hal ini sesuai dengan teori Proverawati (2011)
yang menyatakan bahwa
terdapat beberapa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia yaitu seperti riwayat penyakit anemia yang pernah diderita dan faktor genetik. Serta seseorang yang memiliki berbagai macam aktivitas dapat mengakibatkaan tubuh menjadi kelelahan dan kurang mendapat istirahat. Hal ini dapat memicu Hb rendah hingga menjadi kadar Hb menurun dalam darah. Teori tersebut juga ditunjang dengan jurnal Purbadewi dan Ulvie (2013) menyatakan bahwa dalam hal kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan aktivitas pekerjaan tampak persentaselebih besar pada ibu hamil yang bekerja. Namun faktor tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan sbelumnya oleh Asyirah (2012) yang menyebutkan faktor-faktor terjadinya anemia yaitu umur, paritas, status gizi, frekuensi ANC, dan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.
109
M. Pandangan IslamTentang Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan Perkembangan keluarga melalui proses keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting dalam melahirkan generasi baru dari manusia. Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh seorang calon ibu, merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko. Membuat wanita berada diambang ancaman, jika saja permasalahan tersebut tidak mendapatkan perhatian memadai dari semua pihak. Keselamatan dan kesehatan ibu hamil merupakan tulang punggung dari kesinambungan manusia didunia ini. Kewajiban semua pihaklah untuk peduli terhadap masalah tersebut. Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih pada istrinya yang lebih
terhadap istrinya yang mulai menunjukkan
kehamilannya, dalam QS : Al-A’raf : 189 Allah SWT berfirman : ْ َس َوا ِح َد ٍة َو َج َع َل ِم ْنهَا َزوْ َجهَا ِلهيَ ْس ُكنَ إِلَ ْهيهَا ُۖ فَلَ َّما تَ َغ َّشاهَا َح َمل ت َح ْم اًل َخَِهيَاا ٍ َْ َهُ َو الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن ن َّ َّ ْ ََّت بِ ِه ُۖ فَلَ َّما أَ ْثقَل ْ فَ َمر ُ َ َ َ َّللا َربَّهُ َما لئِ ْن آتَ ْهيتَنَا (۹۸٦) صالِ احا لنَكونَ َّن ِمنَ الشا ِك ِرين َ ت َد َع َوا Artinya : “ Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (adam) dan dari padanya dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, ( istrinya ) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada allah, tuhan mereka (seraya berkata), “jika engkau memberi anak kami yang shalihah, tentunya kami akan selalu bersyukur” (Q.S Al-A’raf : 189). Wanita berhak mendapatkan jaminan keselamatan dan keesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksinya. Hak ini mutlak mengingat resiko yang sangat besar bagi kaum ibu dalam menjalankan fungsi reproduksinya. Mulai dari menstruasi, berhubungan seks, mengandung, meelahirkan
maupun
menyusui.
Seorang
wanita
ketika
sedang
110
mengandung atau hamil, berhak mendapatkan berbagai perlindungan dari suaminya. Islam telah menempatkan laki – laki (suami) sebagai pemimpin dan pelindung dalam rumah tangga. Dalam hal ini islam telah mewajibkan sang suami untuk memberikan nafkah yang layak dan memenuhi standar gizi apabila ibu hamil mengalami anemia dan dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada ibu sehingga kadar Hb dapat mudah meningkat. Seperti Hadis Bukhari yang berbunyi : (HR Bukhari)...ٌ َما أَ ْن َز َل َّللاُ دَا ا ٌ إِ ََّّل أَ ْن َز َل لَهُ ِشََا ا Artinya:“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali, Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari). (Kitab Bulughul Marrom) Sesuai hadis diatas bahwa anemia dalam kehamilan sebenarnya dapat diobati atau ditangani yaitu dengan mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan mengandung zat besi, serta dengan pemberian suplemen tablet besi-folat atau tablet tambah darah yang dikonsumsi secara teratur. Bagi suami yang memiliki kemampuan secara ekonomi tidak boleh berlaku pelit kepada istrinya. Allah swt telah menegaskaan supaya mereka memberikan nafkah dengan kemampuannya. Dalam QS : At-Talaq : 7 Allah SWT berfirman : َّ َُّللاُ ۚ ََّل يُ َكلِّف َّ ُِلهيُ ْن َِ ْق ُذو َس َع ٍة ِّم ْن َس َعتِ ِه ُۖ َو َم ْن قُ ِد َر َعلَ ْهي ِه ِر ْزقُهُ فَ ْلهيُ ْن َِ ْق ِم َّما آتَاه ۚ َّللاُ نَ َْ اسا إِ ََّّل َما آتَاهَا َّ َسهيَجْ َع ُل (۷) ْر يُّ ْس ارا ا ٍ َّللاُ بَ ْع َد ُعس Artinnya : “Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuanya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklaah memberi dari harta yang diberikan allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan” (Q.S :At-Talaq:7).
111
N. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 Umur kehamilan 30 minggu dengan anemia ringan di pusesmas kraton yogyakarta, peneliti menemukan beberapa hambatan di antaranya : 1. Penelitian
ini
membutuhkan
waktu
lama
dikarenakan
untuk
meningkatkan kadar Hb memerlukan waktu yang cukup lama yaitu menurut
Sulistyoningsih
(2011)
menyebutkan
bahwa
untuk
meningkatkan kadar Hb 1 gr% membutuhkan waktu minimal 30 hari. 2. Pemeriksaan Hb tidak dapat dilakukan setiap kunjungan followup dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang konsistensi jadi hanya menggunakan satu alat yang ada di puskesmas kraton Yogyakarta
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. S Umur 31 Tahun G1 P0 A0 AH0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Kraton Yogyakarta dengan menggunakan prinsip menejemen asuhan kebidanaan menurut Varney dalam bentuk SOAP maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ny. S dengan anemia ringan telah melakukan kunjungan di puskesmas kraton Yogyakarta pada tanggal 22 maret 2016 didapatkan data subyektif ibu mengeluh pusing, sering mengantuk dan mudah lelah. Dan setelah dilakukan pemeriksaan pada bagian-bagian tertentu didapatkan wajah, conjungtiva, bibir, kuku terlihat sedikit pucat dengan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu kadar Hb 10,3 gr%. 2. Penatalaksanaan yang diberikan setelah dilakukan followup selama 3 kali keadaan ibu sudah mulai membaik dengan ibu sudah tidak merasa pusing, jarang mengantuk dan jarang merasa lelah dan pada bagian tubuh tertentu seperti wajah, conjungtiva, bibir dan kuku sudah tidak nampak pucat. Kadar Hb mengalami peningkatan mulai dari 10,3 gr% dan pada tanggal 19 april 2016 naik menjadi 10,5 gr%, lalu tanggal 24 mei 2016 meningkat menjadi 12 gr%.Sesuai dengan kasus tersebut maka peneliti memberikan KIE tentang cara minum tablet fe yang benar, KIE pola istirahat, KIE gizi seimbang, KIE pola makan. Ny. S berkeinginan untuk melakukan hal sesuai KIE yang diberikan kepada
112
113
Ny. S. Berdasarkan KIE yang diberikan dapat disimpulkan terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan karena menurut Sulistyoningsih (2011) yang menyatakan bahwa dengan pemberian zat besi sebanyak 30 gram/hari atau 120 mg/hari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. Jadi diharapkan dengan pemberian dosis tersebut diharapkan kadar Hb dapat meningkat kurang lebih 1 gr%/bulan. Sedangkan pada saat followup II tanggal 19 april 2016 dengan interval waktu 4 minggu pemeriksaan kadar Hb yang didapatkan sebelumnya 10,3 gr% pada pemeriksaan laboratorium ini hanya mengalami peningkatan Hb sebesar 0,2 gr% sehingga menjadi 10,5 gr%. Sehingga diberikan penatalaksanaan tambahan yaitu ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet fe diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan, tidak mengkonsumsi kalsium bersamaan dengan zat besi, minum bahan makanan yang mengandung vitamin C bersamaan dengan tablet Fe. 3. Faktor penyebab terjadinya anemia ringan pada Ny. S yaitu bahwa ibu sebelumnya memilikifaktor genetikpenyakit anemia dari ibu kandung Ny. S, riwayat penyakit anemia dan aktivitas. Dari kasus yang terjadi dilahan dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan.
114
B. Saran 1. Bagi Puskesmas Kraton Yogyakarta Penelitian
ini
diharapkan
menjadi
masukan
dalam
meningkatkan pelayanan dan asuhan kebidanan yang komprehensif dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan. 2. Bagi ibu hamil Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mendapatkan asuhan yang sesuai sehingga dapat mendeteksi secara dini kasus anemia dalam kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an. 2009. Syaamil Al-Qur’an Special for Woman. Bandung : PT Sygma Examedia Aekanleema Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Anonim. 2011. Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. (www.kesehatanibu. permenkes.go.id) diakses tanggal 30 Januari 2016 Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Asyirah, S. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2012. FKM UI Bakta, I.M. 2007. Hematologi Klinis Ringkas. Jakarta : EGC Bickley. 2008. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. USA : Lippincott Williams& Wilkins. (https://books.google.co.id) diakses tanggal 30 Januari 2016 Demmouche, A. Khelil, S. & Moulessehoul, S. 2011. Journal An Epidemiologic Study : Anemia Among Pregnant Women in the Sidi Bel Abbes Region (West Algeria). J Blood Disord Transfus 2:113. doi:10.4172/21559864.1000113. (http://dx.doi.org/10.4172/2155-9864.1000113) diakses tanggal 03 Januari 2016 Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. (www.depkes.co.id) diakses tanggal 04 Januari 2016 _________. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. (www.depkes.co.id) diakses tanggal 03 Januari 2016 Dewi, dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Dinas Kesehatan D.I.Y. 2013. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta. Yogyakarta ___________________. 2014. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta. Yogyakarta Estiwidani, D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitriyana
Flybjerg, B. 2006. “Five Misunderstandings About Case Study Research.” Qualitative Inquiry, Vol. 12, no.2, April 2006, h.219-245. (http//:id.m.wikipedia.org) diakses tanggal 30 Januari 2016 Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Yogykarta : FK-UGM Husin, F. 2013. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : CV Sagung Seto Jauhar, M. 2009. Makanan Halal Menurut Islam. Jakarta : Lintas Pustaka Krisnatuti, D & Hastori, I. 2009. Menu Sehat Untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta : Puspaswara Kusmiyati, Y. 2009. Perawatan Ibu hamil. Jakarta : EGC. Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nugraheny, E. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Surabaya : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta : Media Aesculapius. Pantikawati & Saryono. 2010. Buku Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Prihardjo. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. EGC: Jakarta Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha medika Purbadewi, L & Ulvie, YNS. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Unimus Ratna, D. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Panji Pustaka Riskesdas. 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (www.depkes.co.id) diakses tanggal 03 Januari 2016 Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Saifuddin, A.B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sulistyawati, A. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa kehamilan. Jakarta : Salemba Medika Sumarah. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya. Uliyah, M.. dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Bidan. Jakarta : Salemba Medika. Varney, H. Kriebs, J.M. & Gegor, C.L. 2007. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Edisi 4. Edisi bahasa Indonesia. Ed: Esty Wahyuningsih, et al. Jakarta : EGC Walsh, L.V. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC. Wylie, L. Bryce, H. 2010. Manajemen Kebidanan: Gangguan Medis Kehamilan & Persalinan. Jakarta : EGC Zuraya, N. 2015. Angka Kematian Ibu Masih Tinggi di Indonesia. Jakarta. (m.republika.co.id) diakses tanggal 30 Januari 2016
LAMPIRAN
Lampiran 1
TIME SCHEDULE PELAKSANAAN KARYA TULIS ILMIAH No
Kegiatan
1 Pengajuan judul 2 Pengurusan ijin dan studi pendahuluan 3 Penyusunan proposal 4 Seminar proposal 5 Revisi Proposal 7 Pelaksanaan penelitian (pengurusan ijin, pengumpulan data) 8 Penyusunan laporan penelitian 9 Ujian hasil KTI 11 Revisi hasil KTI 12 Pengumpulan KTI
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Lampiran 8 ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY. S UMUR 31 TAHUN G1P0A0AH0 UMUR KEHAMILAN 30MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS KRATON
No. RM
: 013587
Tanggal Pengkajian
: 22 Maret 2016
Jam Pengkajian
: 10.00 WIB
Tempat
: Poli KIA
Pengkajian Oleh
: Santi Sukaisi
A. DATA SUBYEKTIF Identitas Pasien Ibu
Ayah
Nama
: Ny. S
Tn. A
Umur
: 31 Tahun
31 Tahun
Agama
: Islam
Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: S1
S1
Pekerjaan
: Swasta
Swasta
Alamat
: Mangunnegara PB 1/33 RT.77
Mangunnegara PB 1/33 RT.77
RW.18 Panembahan Kraton Yk No Hp
: 081 727 xxx xxx
RW.18 Panembahan Kraton Yk
1.
Alasan Kunjungan Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2.
Keluhan Utama Ibu mengatakan akhir-akhir ini pusing, sering mengantuk dan cepat lelah
3.
4.
Riwayat Menstruasi Menarche
: 13 Tahun
Siklus
: 28 Hari
Lama
: 7 Hari
Banyak
: 4-5 x/Hari ganti pembalut
Keluhan
: Disminore pada hari pertama menstruasi
HPHT
: 25-08-2015
HPL
: 01-06-2016
Riwayat Pernikahan Startus pernikahan : Menikah Jumlah pernikahan : 1 Kali Menikah pada usia : Ibu : 31 Tahun, Suami : 31 Tahun Usia pernikahan
5.
: 10 Bulan
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu G1P0A0AH0 Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama
6.
Riwayat Kehamilan Sekarang a. HPHT
: 25-08-2015
b. HPL
: 01-06-2016
c. Umur Kehamilan : 30 Minggu d. ANC
:
1) TM I
: 4 kali
2) TM II
: 4 kali
3) TM III
: 3 kali
e. Pergerakan janin pertama : Saat umur kehamilan 16 minggu f. Pergerakan janin dalam 12 jam : ibu mengatakan pergerakan janin selama 12 jam lebih dari 10 kali, paling sering di malam hari dan pagi hari g. Keluhan yang dirasakan selama hamil dan penanganannya 1) TM I
: mual, muntah, pusing, lemas
Penanganan : makan sedikit tapi sering, istirahat cukup, asam folat 1x1 (30 tablet) 2) TM II
: tidak ada keluhan
3) TM III
: cepat lelah, mudah mengantuk
Penanganan : hemafort 2x1 (120 kapsul), kalk 1x1 (60 tablet), bidan
menganjurkan
ibu
untuk
istirahat
yang
cukup,
menganjurkan ibu untuk minum 1 tablet fe disiang hari antara waktu makan dan 1 tablet fe sebelum tidur malam dan memenuhi kecukupan nutrisi ibu. h. Imunisasi TT Ibu mengatakan sudah imunisasi TT sebanyak 4 kali TT 1
: saat di SD ibu lupa kelas berapa
7.
TT 2
: saat di SD ibu juga lupa kelas berapa
TT 3
: sebelum menikah tanggal 10-08-2015
Riwayat Kesehatan a. Penyakit yang pernah/sedang diderita ibu : ibu mengatakan pernah sakit thypus pada tahun 2008 tidak sampai dirawat di rumah sakit, riwayat anemia, dan pernah operasi kaki pada tahun 2004 karena kecelakaan lalu lintas b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga : dari keluarga ayah mempunyai penyakit diabetes, ayah kandung dengan tinggi kolesterol dan ibu kandung dengan riwayat anemia (PERBAIKI) c. Riwayat kembar : dari keluarga ibu dan ayah mempunyai riwayat kembar d. Riwayat alergi : ibu mengatakan punya alergi dingin berupa biduran pada bagian tubuh yang terkena angin, dan alergi obat bius berupa bentol-bentol merah dan gatal namun ibu mengatakan tidak mengetahui jenis obat bius tersebut.
8.
Riwayat Kontrasepsi Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun karena ingin langsung program hamil
9.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari Sebelum Hamil a. Pola Nutrisi Makan : 3x/hari, porsi sedang, jenis nasi, sayur, lauk pauk dan buah, tidak ada keluhan
Selama Hamil a. Pola Nutrisi Makan : 3-4 x/hari, porsi sedang, jenis nasi, sayur, lauk, buah, keluhan TM I mual,muntah,
Sebelum Hamil Minum : 8-10 gelas/hari, jenis air putih, jus, tidak ada keluhan b. Pola Eliminasi BAK : 5x/hari, konsistensi cair, bau khas urine, warna kuning jernih, tidak ada keluhan BAB : 1-2x/hari, konsistensi lembek, bau khas fases, warna kuning kecoklatan, tidak ada keluhan c. Pola Istirahat Tidur siang : ±1 jam, jarang tidur siang Tidur malam : ±6-7 jam mulai dari pukul 21.00 WIB - 04.00 WIB. Tidak ada keluhan
d. Pola Aktifitas Ibu mengatakan sehari-hari melakukan pekerjaan rumah tangga seperti, memasak, menyapu, mengepel, mencuci piring dan baju, serta berjualan. Tidak ada keluhan e. Personal Hygiene Mandi 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian dalam dan luar setiap habis mandi f. Pola seksual 3x/minggu, tidak ada keluhan
b.
c.
d.
e.
f.
Selama Hamil TM II-III tidak ada keluhan Minum : 10-14 gelas/hari, jenis air putih, jus, tidak ada keluhan Pola Eliminasi BAK : 7x/hari, konsistensi cair, bau khas urine, warna kuning jernih, tidak ada keluhan BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, bau khas fases, warna coklat kehitaman, tidak ada keluhan Pola Istirahat Tidur siang : ±1 jam, jarang tidur siang Tidur malam : ±6-7 jam mulai dari pukul 21.00 WIB - 04.00 WIB. Keluhan : terbangun dimalam hari karena gerakan janin yang aktif dan merasa gerah Pola Aktifitas Ibu mengatakan sehari-hari melakukan pekerjaan rumah tangga seperti, memasak, menyapu, mengepel, mencuci piring dan baju, serta berjualan. Keluhan cepat lelah Personal Hygiene Mandi 2-3x/hari, gosok gigi 3x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian dalam dan luar setiap habis mandi Pola seksual TM 1 : ibu mengatakan selama kehamilan bulan pertama sampai ketiga tidak melakukan hubungan seksual karena khawatir dengan kehamilannya. TM 2 : ±1x/minggu, keluhan cepat lelah, sulit menentukan posisi yang aman dan sedikit khawatir dengan kehamilannya TM 3 : ±1x/minggu, keluhan susah mengatur posisi karena cepat lelah
10. Kebiasaan Yang Mengganggu Kesehatan Ibu mengatakan bahwa ia dan suami tidak merokok, tidak minuman beralkohol, tidak minum jamu-jamuan, dan tidak mengkonsumsi obat selain dari dokter/bidan 11. Hewan Peliharaan dan Keadaan Lingkungan : ibu mengatakan tidak mempunyai binatang peliharaan apapun 12. Riwayat Psikososial Spiritual a. Penerimaan ibu terhadap kehamilan ini : Positif dan merasa sangat bahagia, serta ibu rajin berkunjung ke bidan dan dokter. b. Social support : mendapat dukungan dari suami, orang tua, mertua, dan kerabat dekat lainnya seperti suami selalu mendampingi saat control di bidan maupun dokter, orang tua dan kerabat membantu dalam urusan rumah tangga dan pekerjaan ibu. c. Kegiatan ibu dan keluarga dalam keagamaan :
shalat 5 waktu,
pengajian rutin 1x/bulan, keluarga dan ibu selalu berdo’a agar kehamilannya dalam keadaan baik, berharap anemia bisa segera tertangani dan bisa bersalin dengan normal. d. Persiapan dalam persalinan/komponen P4K : 1) Rencana tempat bersalin : RSKIA Sadewa di Jln. Babarsari Sleman 2) Rancana penolong persalinan : bidan dan dokter 3) Persiapan pakaian bayi dan ibu : belum dipersiapkan 4) Pengambil keputusan utama : suami 5) Pengganti pengambil keputusan utama : orang tua
6) Persiapan donor darah jika ada perdarahan : keluarga 7) Rencana transportasi : motor pribadi 8) Persiapan dana persalinan : sudah mulai menabung 9) Rencana tempat rujukan jika ada penyulit : tetap di RSKIA Sadewa di Jln. Babarsari Sleman karena fasilitas sudah memadai B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan umum Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Vital sign
TD
: 100/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Suhu : 36,3oC Pernafasan
: 22 x/menit
Antropometri BB sebelum hamil BB selama hamil TB
: 49 kg : 60 kg
: 154 cm
LILA : 24,5 cm 2. Pemeriksaan fisik Kepala
: bentuk mesochepal, rambut hitam kecoklatan, tidak rontok, tidak berketombe, tidak ada benjolan
Wajah
: simetris, tidak oedema, sedikit pucat, tidak ada cloasma gravidarum
Mata
: simetris, seklera putih, konjungtiva sedikit pucat, tidak
ada gangguan penglihatan Hidung
: bersih, tidak ada pembengkakan polip
Mulut
: bibir sedikit pucat dan kering, mulut bersih, tidak berbau, tidak karies gigi, tidak ada sariawan
Telinga
: simetris, bersih, tidak ada serumen berlebihan, tidak ada gangguan pendengaran
Leher
: tidak ada benjolan pada kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe maupun vena jugularis
Payudara
: simetris, bersih, puting susu menonjol, aerola hyperpigmentasi,tidak ada benjolan abnormal,tidak ada nyeri tekan, belum ada pengeluaran ASI
Abdomen Inspeksi
: tidak ada bekas operasi, pembesaran memanjang sesuai umur kehamilan, tidak ada striae gravidarum
Palpasi Leopold Leopold I
: TFU pertengahan antara pusat dengan prosesus xifoideus, teraba bulat, lunak, tidak melenting, kesimpulan bokong
Leopold II
: perut kanan ibu teraba bagian datar keras memanjang seperti papan, kesimpulan punggung kanan perut kiri ibu teraba bagian kecil-kecil janin, kesimpulan ekstremitas
Leopold III
: teraba bagian bulat, keras, melenting, kesimpulan kepala janin dan masih dapat digoyangkan dibawah perut ibu
Leopold IV
: bagian terbawah janin (kepala) belum masuk panggul, jari-jari pemeriksa saling bertemu (Konvergen)
TFU (Mc Donald) : 28 cm TBJ
: (28-12) x 155 = 2480 gram
Auskultasi : DJJ 154x/menit, teratur Kandung kemih
: kosong
Ekstremitas atas
: tidak oedema, kuku bersih dan sedikit pucat
Ekstremitas bawah
: tidak oedema, tidak varices,
Reflek patella Tulang punggung
: kanan dan kiri positif : normal
3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas kraton yogyakarta a. Tanggal 29-9-2015
: HB 10,8 gr%
b. Tanggal 29-12-215
: HB 9,3 gr%
c. Tanggal 28-01-2016
: HB 9,5 gr%
d. Tanggal 22-03-2016
: HB 10,3 gr%
Pemeriksaan penunjang lain a. Tanggal 07-03-2016
USG di RSKIA Sadewa Jln. Babarsari
Sleman, hasil : janin hidup tunggal, memanjang, air ketuban cukup,
plasenta di fundus, jari-jari tangan dan kaki sudah lengkap, jenis kelamin laki-laki Catatan medik lain
: tidak ada
C. ANALISA Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 30 minggu dengan anemia ringan janin hidup tunggal intra uterine DJJ 154 x/menit D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 22 Maret 2016, Jam : 10.15 WIB
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan dan menjelaskan keadaan yang dialaminya sekarang yaitu keadaan umum ibu baik, TD : 100/70 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,30C, R : 22 x/menit, BB : 60 kg, DJJ : 154 x/menit, Kadar HB : 10,3 g%, dan ibu mengalami anemia ringan Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang kondisinya saat ini 2. Beri konseling kepada ibu seputar keluhannya seperti pusing, mudah mengantuk dan cepat lelah merupakan tanda umum anemia Evaluasi : ibu mengerti dan faham bahwa keluhan yang ibu alami merupakan tanda gejala dari anemia 3. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan-makanan bergizi yang mengandung zat besi dari bahan makanan hewani seperti (daging, ikan, ayam, hati, telur), bahan makanan nabati seperti (sayuran hijau, kacangkacangan,tempe) dan buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti (daun katuk, daun singkong, jambu biji, tomat, jeruk, papaya, pisang, dan nanas)
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging 4. Beri konseling kepada ibu tentang penyebab anemia yaitu kurangnnya asupan zat besi, Vitamin B12, dan Asam folat pada jenis makanan yang dikonsumsi ibu hamil, selain itu anemia juga disebabkan oleh malabsorbsi/gangguan penyerapan zat besi dalam usus kurang baik, ketidaktahuan masalah pola makan yang benar, zat gizi yang berkurang Evluasi : ibu mengerti dan faham dengan penjelasan yang diberikan 5. Beri konseling pada ibu tentang tanda dan gejala anemia yaitu cepat lelah, pusing, mata berkunang, kulit pucat, sesak nafas, dan denyut jantung cepat Evaluasi : ibu mengerti dan faham dengan penjelasan yang diberikan 6. Beri konseling kepada ibu tentang bahaya anemia dalam kehamilan yaitu perdarahan antepartum, abortus, kematian bayi dalam rahim (IUFD), pertumbuhan janin terhambat, kelahiran premature, berat badan lahir rendah (BBLR), terjadi cacat bawaan, bayi mudah terkena infeksi dan perdarahan hingga menyebabkan kematian Evaluasi : ibu mengerti dan faham bahaya anemia dalam kehamilan 7. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, berolahraga ringan seperti jalanjalan di pagi hari, dan tidak mengerjakan aktivitas berat Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia 8. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri pada saat tidur agar suplai O2 ke bayi lancar dan baik
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia 9. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat, penglihatan kabur, keluar cairan atau darah dari jalan lahir, tangan dan kaki bengkak, sakit perut yang hebat. Dan menganjurkan ibu untuk segera ke petugas kesehatan apabila menemukan salah satu tanda bahaya tersebut Evaluasi : ibu mengerti dan faham dengan penjelasan yang diberikan 10. Memberikan terapi obat kepada ibu seperti Tablet Fe 2x1 dan kalk 1x1 masing-masing 30 tablet. Dan menjelaskan pada ibu cara minum fe yang benar yaitu 1 tablet diminum pada pagi 30 menit sebelum makan/diantara waktu makan dan 1 tablet diminum sebelum tidur. Tablet fe diminum dengan air putih atau air jeruk, jangan minum dengan teh, kopi, dan susu karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Tablet fe akan lebih baik lagi penyerapannya apabila diminum menggunakan air jeruk atau minuman lain yang mengandung vitamin C Evaluasi : ibu mengerti dan menerima anjuran yang diberikan 11. Menjelaskan kepada ibu efek samping tablet fe diantaranya kadangkadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah BAB, dan tinja berwarna hitam Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Lampiran 9 DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah)
Tanggal
: 05 April 2016
Jam
: 16.30 WIB
Tempat
: Rumah Ny.S
S
: Data Subyektif 1. Ibu mengatakan rasa pusing mulai berkurang, jarang mengantuk di pagi hari, namun masih suka merasa lelah, dan ibu melakukan pekerjaan ringan seperti berjualan prodak-prodak kecantikan di rumah maupun luar rumah. 2. Ibu mengatakan sudah minum tablet Fe sesuai dengan anjuran (kadang menggunakan air putih dan air jeruk) 3. Ibu mengatakan meskipun tidak setiap hari sudah mengkonsumsi makan makanan yang mengandung zat besi seperti telur, hati, sayuran hijau (bayam, kangkung, sawi), tahu tempe, kacang kulit, buahbuahan (jeruk, papaya, pisang, jambu biji)
O
: Data Obyektif 1. Keadaan Umum : Baik 2. Kesadaran
: Composmentis
3. Vital Sign a. Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
b. Respirasi
: 24 x/menit
c. Nadi
: 80x/menit
d. Suhu
: 36,20C
4. Pemeriksaan fisik a. Wajah
: sedikit pucat
b. Konjungtiva
: sedikit pucat
c. Bibir
: sedikit pucat
d. Kuku
: sedikit pucat
5. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium di puskesmas kraton Yogyakarta Tanggal A
22-03-2016
: Hb 10,3 gr%
: Analisa Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 32 minggu dengan anemia ringan
P
: Penatalaksanaan 1.
Tanggal : 05-04-2016/Jam : 16.45 WIB
Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yaitu TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,2 0C keadaan ibu baik dan untuk mengetahui apakah ibu masih mengalami anemia atau tidak akan dilakukan cek Hb lagi saat kunjungan ulang di puskesmas kraton -
2.
Ibu mengerti dan berharap Hb meningkat saat cek ulang
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan yang kaya zat besi seperti yang terkandung dalam bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur), bahan makanan nabati seperti
(sayuran hijau, kacang-kacangan,tempe) dan buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi dalam tubuh seperti (jambu biji, tomat, jeruk, papaya, pisang, dan nanas) -
Ibu mengerti dan sudah mulai mengkonsumsi makan makanan tersebut seprti daun bayam, sawi, telur, ikan, hati, jeruk, papaya dan pisang
3. Melakukan evaluasi terkait tablet Fe diminum atau tidak dan bagaimana cara ibu konsumsi tablet Fe dengan menanyakan responden langsung dan suami ibu -
Ibu teratur minum tablet Fe 2x/hari 1 tablet diantara waktu sarapan dan makan siang, 1 tablet sebelum tidur, ibu minum menggunakan air putih dan jarang menggunakan air jeruk karena malas untuk membuatnya
-
Tablet Fe masih 1 tablet yang sebelumnya mendapat 30 tablet pada tanggal 22 Maret 2016 dan kunjungan ulang tadi pagi di puskesmas kraton mendapat 30 tablet Fe lagi
-
Suami mengatakan bahwa ibu rajin mengkonsumsi tablet fe menggunakan air putih dan jarang menggunakan air jeruk
4.
Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke puskesmas kraton tanggal 19 April 2016 untuk kontrol kehamilan dan cek Hb ulang -
Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang tanggal 19 April 2016
DATA PERKEMBANANGAN II (Kontrol Ulang di Puskesmas Kraton)
Tanggal
: 19 April 2016
Jam
: 10.30 WIB
Tempat
: Poli KIA Puskesmas Kraton
S
: Data Subyektif 1. Ibu mengatakan sudah tidak terlalu sering pusing, perasaaan mengantuk mulai berkurang dan jarang merasa lelah 2. Ibu sudah semakin sering mengkonsumsi makan makanan yang mengandung zat besi 3. Ibu mengatakan teratur minum tablet Fe 2x/hari dan menggunakan ar putih dan terkadang menggunakan air jeruk
O
: Data Obyektif 1. Keadaan Umum
: Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Vital Sign a. Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
b. Respirasi
: 22 x/menit
c. Nadi
: 84x/menit
d. Suhu
: 36,40C
4. Antropometri a. BB
: 62 kg
5. Pemeriksaan fisik a. Wajah
: sedikit pucat
b. Konjungtiva
: sedikit pucat
c. Bibir
: sedikit pucat
d. Kuku
: sedikit pucat
e. Palpasi Leopold 1) Leopold I
: TFU 3 jari di bawah prosesus xifoideus, Teraba bulat, lunak, tidak melenting, kesimpulan bokong
2) Leopold II
: perut kanan ibu teraba bagian datar keras memanjang seperti papan, kesimpulan punggung kanan perut kiri ibu teraba bagian
kecil-kecil
janin,
kesimpulan
ekstremitas 3) Leopold III
: teraba bagian bulat, keras, melenting, kesimpulan kepala janin dan masih dapat digoyangkan dibawah perut ibu
4) Leopold IV
: bagian terbawah janin (kepala) belum Masuk panggul, jari-jari pemeriksa saling bertemu (Konvergen)
TFU (Mc Donald)
: 32 cm
DJJ
: 140 x/menit
TBJ
: (32-12) x 155 = 3100 gram
6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas kraton yogyakarta Tanggal 19 April 2016 : HB 10,5 gr% A
: Analisa Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 34 minggu dengan anemia ringan.
P
: Penatalaksanaan 1.
Tanggal : 19-04-2016/Jam : 10.45 WIB
Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan yaitu TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,40C, BB 62 kg, Hb 10,5 gr% keadaan ibu baik dan ibu masih mengalami anemia ringan -
2.
Ibu mengerti dan merasa cemas karna Hb nya masih rendah
Mengevaluasi apakah ibu sudah mengkonsumsi sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan vitamin c, dengan menanyakan kepada suami dan ibu kandung responden -
Suami mengatakan istrinya sudah mulai rajin mengkonsumsi sayur-sayuran hijau seperti daun bayam, sawi, kangkung, daun singkong, kacang kulit sebagai cemilan dan buah jeruk, papaya, jambu biji, suami juga mengatakan tidak setiap hari ibu mengkonsumsi buah-buahan tersebut dan kacang-kacangan
-
Ibu kandung responden juga mengatakan hal yang sama seperti yang suami responden sampaikan
3.
Mengevaluasi ibu apakah tablet Fe diminum dan bagaimana cara meminumnya dengan menanykan responden langsung dan suami -
Ibu mengatakan masih sama seperti hari-hari sebelumnya bahwa ibu teratur minum tablet Fe 2x/hari 1 tablet diantara waktu sarapan dan makan siang, 1 tablet sebelum tidur, dan ibu minum menggunakan air putih dan jarang menggunakan air jeruk karena malas untuk membuatnya
-
Tablet Fe masih 3 tablet yang sebelumnya mendapat 30 tablet pada tanggal 05 April 2016 dan ditambah 30 tablet Fe lagi
-
Suami mengatakan bahwa ibu rajin mengkonsumsi tablet fe menggunakan air putih dan masih jarang menggunakan air jeruk
4.
Menganjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan istirahat dengan membiasakan diri tidur siang dan melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari -
Ibu mengerti dan bersedia untuk membiasakan diri istirahat siang dan olahraga ringan di pagi hari
5.
Membuat perjanjian untuk melakukan kunjungan rumah kembali tanggal 3 Mei 2016 -
Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah lagi
DATA PERKEMBANANGAN III (Kontrol Ulang di Puskesmas Kraton)
Tanggal
: 24 Mei 2016
Jam
: 10.00 WIB
Tempat
: Poli KIA Puskesmas Kraton
S
: Data Subyektif 1. Ibu mengatakan suda tidak merasa pusing, jarang mengantuk dan jarang merasa lelah 2. Ibu mengatakan sudah rajin mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung zat besi 3. Ibu mengatakan teratur mengkonsumsi tablet Fe dan sesuai anjuran (menggunakan air jeruk)
O
: Data Obyektif 1. Keadaan Umum
: Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Vital Sign a. Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
b. Respirasi
: 24 x/menit
c. Nadi
: 78x/menit
d. Suhu
: 36,00C
4. Antropometri a. BB
: 64 kg
7. Pemeriksaan fisik a. Wajah
: tidak pucat
b. Konjungtiva
: tidak pucat
c. Bibir
: tidak pucat
d. Kuku
: tidak pucat
e. Palpasi Leopold e. Leopold I
: TFU 4 jari di bawah prosesus xifoideus, Teraba bulat, lunak, tidak melenting, kesimpulan bokong
f. Leopold II
: perut kanan ibu teraba bagian datar keras memanjang seperti papan, kesimpulan punggung kanan perut kiri ibu teraba bagian
kecil-kecil
janin,
kesimpulan
ekstremitas g. Leopold III
: teraba bagian bulat, keras, melenting, kesimpulan kepala janin dan kepala janin tidak dapat digoyangkan
h. Leopold IV
: bagian terbawah janin (kepala) sudah Masuk panggul, jari-jari pemeriksa tidak saling bertemu (Divergen)
TFU (Mc Donald)
: 31 cm
DJJ
: 138 x/menit
TBJ
: (32-11) x 155 = 3255 gram
8. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas kraton Yogyakarta Tanggal 24 Mei 2016 : HB 12 gr% A
: Analisa Ny. S umur 31 tahun G1P0A0AH0 umur kehamilan 39 minggu dengan hamil normal
P
: Penatalaksanaan
Tanggal : 24-05-2016/Jam : 10.30 WIB
1. Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan yaitu TD : 110/70 mmHg, N : 78 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,0 0C, BB 64 kg, Hb 12 gr% keadaan ibu baik dan ibu sudah tidak mengalami anemia lagi -
Ibu mengerti dan merasa senang karena Hb nya sudah normal
2. Supaya tidak mengalami anemia lagi ibu denganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin, serta makan makanan yang kaya akan zat besi seperti yang terkandung dalam bahan makanan hewani (daging, hati, telur, ikan, ayam), nabati (tempe, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau), dan buahbuahan yang mengandung vitamin C (jambu biji, jeruk, tomat, papaya, pisang dan nanas) -
Ibu mengerti dan akan tetap mengkonsumsi makan-makanan tersebut seperti biasanya
3. Memberikan ibu KIE tentang tanda bahaya dalam kehamilan trimester III yaitu perdarahan, sakit kepala berat, mata berkunang-
kunang, bengkak pada wajah dan tangan, dan ibu dianjurkan untuk segera ke klinik apabila menemukan salah satu tanda bahya tersebut -
Ibu mengerti dan mau mengingat-ingat tanda bahaya tersebut
4. Memberikan ibu KIE tentang tanda bahaya anemia dalam kehamilan yaitu perdarahan antepartum,abortus, kematian bayi dalam rahim (IUFD), pertumbuhan janin terlambat, kelahiran premature, berat badan lahir rendah (BBLR) dan ibu tidak usah khawatir karena In Sya Allah hal-hal tersebut tidak terjadi pada ibu -
Ibu mengerti dan berharap tidak terjadi anemia lagi dan hal-hal tersebut tidak terjadi
5. Memberikan ibu KIE tentang tablet Fe yaitu tentang cara mengkonsumsi suplemen zat besi diminum pada malam hari sebelum tidur menggunakan air putih atau air jeruk yang akan membentu
penyerapan
zat
besi
dalam
tubuh
dan
jangan
menggunakan air teh, susu,atau kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi. -
Ibu mengerti dan akan tetap mengkonsumsi tablet Fe menggunakan air jeruk
6. Memberikan ibu KIE tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluar lender bercampur darah pervaginam, air ketuban pecah, perut terasa mulas-mulas yang semakin sering -
Ibu mengerti dan akan mengingat tanda persalinan tersebut
7. Memberikan ibu resep terapi obat tablet Fe 1x1 sehari diminum sebelum tidur dan kalk 1x1 sehari diminum pagi hari setelah sarapan -
Ibu mengerti dan menerima resep terapi obat
Lampiran 10
Blangko Wawancara Untuk Bidan Bagaimana penatalaksanaan dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil di puskesmas kraton ? Hasil wawancara : 12. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan-makanan bergizi yang mengandung zat besi dari bahan makanan hewani seperti (daging, ikan, ayam, hati, telur), bahan makanan nabati seperti (sayuran hijau, kacang kacangan,tempe) dan buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti (daun katuk, daun singkong, jambu biji, tomat, jeruk, papaya, pisang, dan nanas) 13. KIE tentang penyebab anemia yaitu kurangnnya asupan zat besi, Vitamin B12, dan Asam folat pada jenis makanan yang dikonsumsi ibu hamil, selain itu anemia juga disebabkan oleh malabsorbsi/gangguan penyerapan zat besi dalam usus kurang baik, ketidaktahuan masalah pola makan yang benar, zat gizi yang berkurang 14. Beri KIE tentang tanda dan gejala anemia yaitu cepat lelah, pusing, mata berkunang, kulit pucat, sesak nafas, dan denyut jantung cepat 15. Beri KIE tentang bahaya anemia dalam kehamilan yaitu perdarahan antepartum, abortus, kematian bayi dalam rahim (IUFD), pertumbuhan janin terhambat, kelahiran premature, berat badan lahir rendah (BBLR), terjadi cacat bawaan, bayi mudah terkena infeksi dan perdarahan hingga menyebabkan kematian 16. Menganjurkan untuk istirahat cukup, berolahraga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari, dan tidak mengerjakan aktivitas berat
17. Memberikan terapi obat kepada ibu seperti Tablet Fe 2x1 dan kalk 1x1 masing-masing 30 tablet. Dan menjelaskan pada ibu cara minum fe yang benar yaitu 1 tablet diminum pada pagi 30 menit sebelum makan/diantara waktu makan dan 1 tablet diminum sebelum tidur. Tablet fe diminum dengan air putih atau air jeruk, jangan minum dengan teh, kopi, dan susu karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
Hasil Wawancara Untuk Pasien 1. Bagaimana cara ibu minum tablet Fe? “saya kalau minum pakai air putih saja mbak” 2. Apakah ibu rutin minum tablet Fe? “Alhamdulillah saya rutin mbak minum obat karena suami juga selalu mengingatkan” 3. Apa kegiatan yang dilakukan ibu sehari-hari? “saya setiap harinya cuma ibu rumah tangga mbak ya nyuci,masak, menyapu,dan pekejaan rumah lain. Jam 04.30 saya sudah bangun terus memasak, dan melakukan pekerjaan lainnya seperti berjualan produk kecantikan.
Hasil Wawancara Untuk Keluarga 1. Bagaimana pendampingan terhadap ibu dari pihak keluarga? “suami : ya saya bilang sama istri untuk tidak kerja yang berat-berat dan mengingatkan untuk minum obat” 2. Bagaimana pendapat keluarga tentang mitos-mitos yang ada? “ya kalau umur kehamilan tujuh bulan bikin kendurian mbak” 3. Bagaimana keluarga menanggapi budaya yang ada berkaitan dengan ibu hamil? “ya kalau budayanya tidak baik untuk kehamilan kami tidak terlalu mempercaya mbaki, kami mengambil yang positif-positifnya saja”
Hanifa Andisetyana P, S.ST., M.Kes