LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP
PADA PASIEN DENGAN TRAUMA URETRA
BAB 1 TINJAUAN TEORI
1.1
Pengertian
Trauma uretra adalah trauma yang terjadi sepanjang uretra dan biasanya berhubungan dengan intervensi pembedahan. ”straddle injur” adalah trauma yang terjadi bila pasien jatuh atau terkena trauma benda keras di daerah selangkangan (perinium).Trauma dapat mengenai uretra pars membranasea, uretra bulbosa, uretra pars dulum atau penis. (Purnawan junadi , Atiek S Soesmanto, Husna Amelz, 1982)
1.2
Etiologi
1. Trauma uretra terjadi akibat cedera yang berasal dari luar dan cedera iatrogenik akibat intrumentasi pada uretra. 2. Trauma tumpul yang menimbulkan fraktur tulang pelvis, menyebabkan
1.4
Tanda dan gejala
1. Ringan Gejala kliniknya adalah perdarahan per uretra yang bukan suatu hematuria tetapi darah langsung keluar dari uretra 2. Sedang Gejala kliniknya adalah adanya hematom yang besar tapi tidak progresif karena hematom tetap dalam bulbus karvenosus. 3. Berat Gejala kliniknya darah akan mengalir keluar dan terus menjular kebawah kulit (subkutis) oleh karena itu terbentuk hematom progresif, mula-mula didaerah perinium, terus ke skrotum ,daerah ingunal, suprapubik sampai di penis. Bila dari anamnesis diketahui ada trauma dan pada peadaan klinik ditemukan hematom progresif demikian ini jeals ”straddle injury” berat tidak perlu foto rontgen lagi bila tidak segera diobati penderita dapat meninggal akibat perdarahan atau
4. Urethrography tindakan untuk pencegahan aseptic Infus urography untuk mengevaluasi status renal dan level dari bladder.( alken carleric,sokeland jurgen,M.Eengel, 1982)
1.7
Penatalaksanan
1. Ringan Selalu konservativ, lakukan sistostomi dan antibiotika untuk profilaksi ada bahaya striktura dikemudian hari. 2. Sedang 1) Bila hematom kecil dilakukan terapi konservatif, yaitu kateter dover selama 1-2 minggu dan antibiotika untuk profilaksis 2) Bila hematom besar, dilakukan prosedur yang sama dengan yang berat, karena kadang-kadang dalam hematom terjadi infeksi sekunder sehingga terbentuk lubang dan kateter terlihat dari luar. Sebelum terjadi kerusakan demikian lebih baik dilakukan operasi.
ini dilakukan sejauh mungkin kedalam kandung kemih untuk mencegah trauma
jaringan
uretra
pada
saat
balon
retensi
pada
kateter
dikembangkan.manipulasi kateter paling sering menjadi penyebab kerusakan mukosa kandung kemih pada pasien yang mendapat kateterisasi. Dengan demikian infeksi akan terjadi ketika urin mengenai mukosa yang rusak itu. Kateter harus difiksasi dengan tepat untuk mencegah gerakan kateter yang menyebabkan regangan atau tarikan pada uretra atau yang membuat kateter terlepas tanpa sengaja. Perhatian harus diberikan untuk memastikan agar setiap pasien yang berada dalam kondisi kebingungan tidak melepaskan kateter tanpa disadari pada saat balon retensi masih mengembang karena kejadian ini akan menyebabkan perdarahan dan trauma yang cukup luas pada uretra. Pada pasien laki-laki, selang drainase (bukab kateter) diplester disebelah lateral pada pasien untuk mencegah penekanan uretra pada sambungan penoskrotal yang akhirnya dapat menyebabkan pembentukan fistula
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
1. Identitas Pasien 1) meliputi : nama, alamat 2) jenis kelamin : trauma uretra biasanya terjadi kepada pria karena uretra pria lebih panjang sehingga resiko terjadi trauma lebih besa r. 3) umur : usia produktif lebih beresiko karena rentan terjadi kecelakaan 4) pekerjaan : pekerjaan berat lebih beresiko terjadi kecelakaan dalam pekerjaan 2. Keluhan Utama a. Hal yang paling dirasakan pasien seperti :
Misalnya: kebiasaan mengendarai sepeda beresiko untuk terjadinya ttrauma atau cidera uretra f. Pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual Pola kebutuhan dasar (Virginia Handorsen) 1) 2)
3) 4) 5) 6)
Oksigenasi Meliputi fungsi pernapasan (RR, alat bantu pernapasan) Nutrisi Kaji riwayat diet makan dan minum sebelum sakit yang meliputi: jenis, frekuensi, kaji kepatuhan klien terhadap dietnya. Kaji apa terjadi mual dan muntah Eliminasi (BAB dan BAK) Perhatikan apakah terjadi retensi urin, anuria, hematuria, dll Aktivitas / mobilitas fisik Pola aktivitas terganggu Istirahat dan tidur Adakah gangguan pola tidur Pola berpakaian Dilakukan secara mandiri atau tidak
a) keadaan umum pasien b) kesadaran c) ttv d) pemeriksaan head to toe 1. kepala normal 2. mata : Inspeksi : konjingtiva anemis 3.. hidung : normal 4. dada dan aksila : normal 5. pernapasan : normal 6. sirkulasi jantung : Apabila terdapat perdarahan peruretra, pasien beresiko syok hipovolemik, TD menurun
3.2
Diagnosa
1. Resiko syok hipovolemik b.d perdarahan peruretra 2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d fraktur tulang pelvis, iritasi kulit pada penis 3. Resiko infeksi b.d iritasi jaringan kulit 4. Ganguan eliminasi urin b.d retensi urin
3.3
Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil Resiko syok Tujuan: hipovolemik Setelah b.d dilakukan perdarahan tindakan peruretra keperawatan syok dapat teratasi
No Diagnosa 1
Intervensi 1. Monitor ttv 2. Monitor intake dan output setiap 5-10 menit 3. Berikan cairan infus NaCl
Rasional 1. Perubahan ttv terjadi bila perdarahan hebat 2. Perubahan outpu merupakan tanda adannya gangguan fungsi ginjal
kulit
keperawatan resiko infeksi berkurang Kriteria Hasil: Tidak ada eritema dan gejala infeksi lainnya
4
Ganguan eliminasi urin b.d retensi urin
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan
infeksi 2. Kaji tandatanda infeksi 3. Motivasi klien untuk menjaga bersihan diri 4. Kolaborasi dengam tim medis dalam pemberian antibiotik
1. Perhatikan aliran dan karakteristik urin
terhadap tindakan keperawatan 2. Deteksi dini adanya infeksi dan menentukan tindakan selanjutnya 3. Lingkungan yang lembab merupakan media pertumbuhan kuman, meningkatkan resiko terjadinya infeksi 4. Mencegah pertumbuhan kuman yang lebih progresif 1. Penurunan aliran menunjukkan retensi urine, urin keruh, adanya
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5.
Bruner and suddarth, keperawatan medikal bedah vol. 2,jakarta, EGC, 2002. Dr. Nursalam ,M.nurs, Fransisca B.B.Spd., S.kep.,Ners ,Sistem perkemihan , jakarta, salemba medika, 2006, Purnawan junadi , Atiek S Soesmanto, Husna Amelz, Kapita selekta kedokteran edisi II, Media aesculapsus fak.kedokteran UI,jakarta, 1982 Doenges E.Marilyn, Rencana asuhan keperawatan , Jakarta ,EGC, 2000. Asuhan keperwatan pasien dengan ganguan /penyakit sistem urogenital, DEPKES RI pusat tenaga kesehatan , jakarta, 1995.
pathway Pemasangan kateter salah
Trauma tumpul
Cedera iatrogenik
Trauma uretra
Cidera selangkangan
Fraktur tulang pelvis Nyeri akut Rupture uretra posterior
Rupture uretra anterior
Kerusakan cincin pelvis
Kerusakan uretra
Robekan uretra Urine melewati uretra
Kontusio dinding uretra, ruptur parsial, rupture
Perdarahan peruretra
total dinding uretra Ekstravasasi urine
Retensi urine
Pembengkaan skrotum /
Darah dan urin keluar
area inguinal
dari uretra
Syok hipovolemik Retensi urine
Hematoma penis / inguinal
Gangguan eliminasi
Iritasi kulit pada penis
urine
Gangguan rasa nyaman ; nyeri
Kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi