ASUHAN KEPERAWATAN pada PASIEN BPH dengan POST TURP “KEPERAWATAN DASAR VII”
Oleh: KELOMPOK 2 PSIK !A "# 2# *# ,# .#
DENI EK EKA WATI DESI SI SINT)A M# ABID +IKRI PUTRI W SAMSUL BA BAHRI
$"2!2%&2'( $"2!2%&*%( $"2!2%&,,( $"2!2%&,-( $"2!2%&.2(
PRO/RAM STUDI ILMU S" KEPERAWATAN +AKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2%".
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi di segala bidang dalam kehidupan ini membawa dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup, status kesehatan, umur harapan hidup dan bertambahnya usia lanjut yang melebihi perkiraan statistik. Kondisi tersebut akan merubah komposisi dari kasus-kasus penyakit infeksi yang tadinya menempati urutan pertama sekarang bergeser pada penyakit-penyakit degeneratif dan metabolik yang menempati urutan pertama. Kasus degeneratif yang diderita oleh kaum pria yang menempati urutan tersering adalah kasus Benigna Prostat Hipertrofi BPH! karena kasus ini menyebabkan tidak lan"arnya saluran perkemihan #meltser, $%%$! &nter'ensi penanganan retensi urin karena pembesaran prostat atau BPH Beningn Prostati" Hyperplasia! yang sampai saat ini masih menjadi gold standard adalah ()*P. ()*P (ransurethral *ese"tion Prostate! adalah
tindakan operasi yang dilakukan dengan
memasukkan alat khusus ke uretra yang kemudian mereseksi mengerok! prostat yang membesar hingga tidak ada sumbatan pada uretra. +aringan yang telah direseksi akan dikeluarkan lewat drain kateter. alam operasi ini tidak ada insisi dan masa penyembuhan selama -1$ minggu H/, $%%0!. alam perspektif lain, (ransurethral *ese"tion of Prostate ()*P! adalah operasi yang dilakukan dengan tujuan menghilangkan obstruksi di area "entral prostat dengan menggunakan panas diatermi dan insersi kateter sementara menuju kandung kemih untuk irigasi sisa jaringan yang tereseksi /)P, $%11!. +adi ()*P adalah metode operasi prostat prostatektomi! non insisi dengan memasukkan alat melalui utetra yang berfungsi untuk mengerok bagian prostat sampai tidak terjadi sumbatan di uretra.
1.$ *umusan asalah 1.
BAB II TIN0AUAN TEORI
A# Penge13an
Benigna prostat hipertrofi adalah pembesaran progresif pada kelenjar prostat se"ara umum pada pria lebih dari 2% tahun! yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius. oengoes, $%%%3 45! Benigna prostat hipertrofi adalah pembesaran adenomateus dari kelenjar prostat Barbara / Long, 1004! Benigna prostat hipertrofi adalah pembentukan jaringan prostat yang berlebihan karena jumlah sel bertambah, tetapi tidak ganas epkes 1000, hal 1%! Benigna prostat hipertrofi adalah hiperflasi peri uretral yang merusak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah #yamsuhidayat, +ong. 10053 1%2! ()*P (ransurethral *ese"tion Prostate! adalah
tindakan operasi yang
dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke uretra yang kemudian mereseksi mengerok! prostat yang membesar hingga tidak ada sumbatan pada uretra. +aringan yang telah direseksi akan dikeluarkan lewat drain kateter. alam operasi ini tidak ada insisi dan masa penyembuhan selama -1$ minggu H/, $%%0!. alam perspektif lain, (ransurethral *ese"tion of Prostate ()*P! adalah operasi yang dilakukan dengan tujuan menghilangkan obstruksi di area "entral prostat dengan menggunakan panas diatermi dan insersi kateter sementara menuju kandung kemih untuk irigasi sisa jaringan yang tereseksi /)P, $%11!. +adi ()*P adalah metode operasi prostat prostatektomi! non insisi dengan memasukkan alat melalui utetra yang berfungsi untuk mengerok bagian prostat sampai tidak terjadi sumbatan di uretra. B# Ind34a53 #e"ara umum indikasi untuk metode ()*P adalah pasien dengan gejala
sumbatan yang menetap, progresif akibat pembesaran prostat, atau tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi. &ndikasi ()*P ialah gejala-gejala dari sedang sampai berat, 'olume prostat kurang dari 4% gram dan pasien "ukup sehat untuk menjalani operasi. 6perasi ini dilakukan pada prostat yang mengalami pembesaran antara 7%-4% gram. Karena prostat mengalami pembesaran, dan harus dilakukan ()*P guna mengeruk prostat tersebut. 6# Ke7n7ngan dan 4e17g3an
8dapun keuntungan dalam melakukan tindakan ini adalah menghindari insisi abdomen, lebih aman bagi pasien berisiko bedah, hospitalisasi dan periode pemulihan lebih singkat, angka morbiditas lebih rendah, menimbulkan sedikit nyeri. an adapun kerugian melakukan tindakan adalah membutuhkan dokter bedah yang ahli, obstruksi kambuhan, trauma urethral, dan dapat terjadi struktur, perdarahan lama dapat terjadi, hiponatremia, ataupun retensio urine, striktur uretra, ejakulasi retrograde dan impotensi.
D# Penaala45anaan p85 TURP
()*P dengan
suatu
dilakukan
dengan memakai alat yang disebut resektoskop
lengkung
diathermi. +aringan kelenjar prostat diiris selapis demi selapis dan dikeluarkan
melalui
selubung
resektoskop. Perdarahan dirawat dengan memakaii diathermi, biasanya dilakukan dalam waktu 7% sampai 1$% menit, tergantung besarnya prostat.
#elama
operasi
dipakai irigan akuades atau "airan isotonik tanpa elektrolit. Prosedur ini dilakukan
dengan anastesi regional
Blok
#ubarakhnoidal9 #8B9 Peridural !. #etelah itu dipasang
kateter nomer /h. $: untuk beberapa hari. #ering
dipakai
kateter ber"abang tiga atau satu saluran untuk spoel yang
men"egah
terjadinya
pembuntuan
oleh
pembekuan
darah.
Balon
dikembangkan dengan mengisi "airan garam fisiologis atau akuades sebanyak 7%;2% ml yang digunakan sebagai tamponade daerah prostat dengan "ara traksi selama 4;$: jam. (raksi dapat dikerjakan dengan merekatkan ke paha klien atau dengan memberi beban %,2 kg! pada kateter tersebut melalui katrol. (raksi tidak boleh lebih dari $: jam karena dapat menimbulkan penekanan pada uretra bagian
penoskrotal
sehingga mengakibatkan stenosis buli ; buli karena is"hemi. #etelah traksi dilonggarkan fiksasi dipindahkan pada paha bagian pro
bawah.
#etelah urin yang keluar jernih kateter dapat dilepas. Kateter biasanya dilepas pada hari ke 7 ; 2. )ntuk pelepasan kateter, diberikan antibiotika 1 jam sebelumnya untuk men"egah urosepsis. Biasanya klien boleh pulang setelah miksi baik, satu atau dua hari setelah kateter dilepas #etelah operasi ()*P atau pengerokan prostat dapat terjadi beberapa komplikasi. )ntuk mengamati dan jika perlu dilakukan penanganan komplikasi maka perlu perawatan khusus. #egera setelah ()*P pasien ditampatkan di ruang khusus dengan pengawasan ketat sering disebut ** atau ruang resusitasi!. Hal-hal yang terus dimonitor dalam ruangan ini antara lain tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran, keluhan mual muntah dan gangguan pandangan.#elain itu perlu diamati produksi kateter dan rasa nyeri di perut. (ekanan darah diusahakan dalam kisaran normal. (ekanan darah yang terlalu tinggi sistole diatas 12%mmHg! akan menyebabkan pembuluh darah terbuka sehingga pendarahan setelah operasi akan berlanjut. Hal ini akan ditandai dengan kateter yang merah pekat. +ika keadaan berlanjut akan berakhir dengan sho"k dan kematian. tekanan darah yang rendah sistole kurang dari %mmHg! akan berakibat perfusi jaringan tidak baik. =rekuensi nadi yang tinggi mungkin menrupakan tanda rasa nyeri yang tidak tertangani dengan analgetik analgetik kurang adekuat! atau kompensasi akibat 'olume intra'askularyang kurang akibat pendarahan!. )ntuk membedakan kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan bertanya kepada pasien apakah terasa nyeri, memberikan infus :%%"" >a/l %,0? sebagai "halange test!. +ika nadi turun setelah "halange test maka peningkatan frekuensi nadi karena kekurangan 'olume intra 'asa
dan memerlukan resusitasi. +ika tetap tinggi mungkin diperlukan peningkatan analgetik. onitor kesadaran, mual muntah dan gangguan pandangan yang tergangu mungkin karena ketidakseimbangan elektrolit, umumnya karena kadar natrium yang rendah. +ika 'olume intra'askular yakin baik, dapat diberikan furosemide intra'enous bolus. engan pemberian diuretik ini diharapkan terjadi diuresis9ken"ing. Produksi ken"ing akan mengurangi 'olume intra'askular, tetapi elektrolit natrium relatif tidak ikut kedalam ken"ing. #ehingga kadar natrium akan naik natrium tetap tetapi jumlah pelarut berkurang maka kadar akan naik!. Koreksi selanjutnya dilakukan setelah hasil laboratorium ada. @angguan pandangan umumnya bersifat sementara, meskipun demikian kondisi ini jarang terjadi. *asa nyeri di perut dapat bermakna adanya jendalan darah yang banyak di kandung ken"ing, sumbatan kateter, berlubangnya kandung ken"ing akibat operasi atau analgetik yang tidak adekuat. +endalan darah yang banyak dapat menyebabkan nyeri jika jendalan sangat banyak sehingga kandung ken"ing sangat teregang. >yeri karena sumbatan kateter karena "airan irigasi dari penampung tetap menetes sedangkan aliran kateter kebawah tak lan"ar, sehingga kandung ken"ing melendung. Kita akan "uriga sumbatan kateter dan "lot9jendalan darah berkumpul di kandung ken"ing jika kandung ken"ing teraba penuh daerah suprapubik melendung dan mengeras!. )ntuk kedua masalah ini dapat diselesaikan dengan spooling dengan >a/l %,0?. Kandung ken"ing berlubang di"urigai saat terasa nyeri yang menjalar hingga ke pundak bahu!, dan saat kateter disumbat dengan irigasi tetap dijalankan kandung ken"ing tidak penuh. 8dekuat tidaknya analgetik dapat diketahui dari keluhan pasien dan frekuensi nadi. +ika se"ara klinis diketahui adanya penurunan kadar hemoglobin yang berat, misalnya saat operasi terjadi pendarahan yang hebat atau saat di ruang resusitasi kateter merah pekat terus maka dapat dilakukan transfusi dengan P*/ pa"ked red "ell!. #etelah diketahui kadar hemoglobin dan elektrolit segera lakukan koreksi jika diperlukan. Koreksi Hemoglobin mulai dilakukan jika kadar hemoglobin dibawah 1%gr?. Kadar natrium serum dibawah 1$%mA9L segera lakukan koraksi "epat dengan natrium 7?intra'ena, 1$% hingga 17%mA9L lakukan koreksi lambat intra'ena dengan >a/l %,0?. iatas 17% mA9L lakukan koreksi dengan kapsul garam. E# K89pl34a53
#alah satu komplikasinya adalah ()*P syndrome. ()*P syndrome adalah sekumpulan gejala sistemik sebagai efek dari penyerapan "airan irigasi yang terlalu banyak sehingga hal tersebut mengganggu kestabilan kadar natrium tubuh, sementara natrium memiliki peran 'ital dalam menjaga fungsi kerja saraf /laybon, $%%0C amirel, $%1$!. Komplikasi yang penting dari ()*P adalah intoksikasi air dan hiponatremi dilusional yang disebut #indroma ()* yang bisa berakhir dengan kematian. ()* syndrom adalah suatu komplikasi yang paling sering dan paling menakutkan dalam pembedahan urologi endoskopik. i tangan para ahli yang berpengalamanpun, #indroma ()* dapat terjadi pada $? kasus dengan mortalitas yang masih tinggi. #ampai sekarang #indrom ()* merupakan suatu komplikasi yang sangat menakutkan baik untuk para urolog yang melakukan operasi maupun para anestesiolog yang seharusnya melakukan diagnosa sindrom ini dan melakukan inter'ensi untuk men"egah kematian. Definisi Sindroma TURP #indroma ()* adalah suatu keadaan klinik yang ditandai dengan kumpulan gejala akibat gangguan neurologik, kardio'askuler, dan elektrolit yang disebabkan oleh diserapnya "airan irigasi melalui 'ena-'ena prostat atau "abangnya pada kapsul prostat yang terjadi selama operasi. Menurut Marrero: frekuensi Sindrom TUR meningkat bila: 1. Prostat yang ukurannya lebih dari :2 gr $. 6perasi yang berlangsung lebih dari 0% menit 7. Pasien yang mengalami hiponatremi relatif :. /airan irigasi 7% liter atau lebih Sebaliknya risiko Sindrom TUR akan menurun bila: 1. ipakai "airan irigasi yang tidak menimbulkan hemolisis isotonik!:!. $. (ekanan "airan irigasi yang masuk in flow! dijaga serendah mungkin:!.
Gejala-Gejala Sindroma TUR (anda dan gejala tersebut adalah disorientasi, gangguan kesadaran, gangguan pengelihatan, mual dan muntah, gangguan pola nafas, abnormalitas nilai /apillary *efill (ime, hiponatremia, anemia, nyeri kepala, hipertensi, gangguan frekuensi nadi, suara paru ron"hi, gangguan kadar kalium, kadar ureum dan kreatinin yang tinggi dan edema kaki. Hawary, $%%0!.
#indrom ()* dapat terjadi kapanpun dalam fase perioperatif dan dapat terjadi beberapa menit setelah pembedahan berlangsung sampai beberapa jam setelah selesai pembedahan. Penderita dengan anestesi regional menunjukkan keluhan-keluhan sebagai berikut. Pusing, #akit kepala, ual, *asa tertekan di dada dan tenggorokan, >apas pendek, @elisah, Bingung, >yeri perut. #elain itu, tekanan sistolik dan diastolik meningkat, nadi menurun. Bila penderita tidak segera di terapi maka penderita menjadi sianotik, hipotensif dan dapat terjadi "ardia" arrest. Beberapa pasien dapat menunjukkan gejala neurologis. ula-mula mengalami letargi dan kemudian tidak sadar, pupil mengalami dilatasi. apat terjadi kejang tonik klonik dan dapat berakhir dengan koma. Bila pasien mengalami anestesi umum, maka diagnosa dari sindrom ()*P menjadi sulit dan sering terlambat. #alah satu tanda adalah kenaikan dan penurunan tekanan darah yang tidak dapat diterangkan sebabnya. Perubahan A/@ dapat berupa irama nodal, perubahan segmen #(, mun"ulnya gelombang ), dan komplek *# yang melebar. +# I13ga53 pada TURP
&rigasi ialah memasukan larutan kedalam kandung kemih untuk membersihkan atau memasukan obat atau proses pen"u"ian kandung kemih dengan aliran "airan yang telah di programkan oleh dokter. &rigasi setelah ()*P menggunakan "airan >a/l %,0? atau steriliDed water for irrigation. Kedua jenis "airan ini laDim digunakan di &ndonesia.#etiap rumah sakit memiliki keputusan tersendiri. Kedua jenis "airan ini aman dan sudah terdapt penelitian yang mengungkapkannya. i luar negri mungkin terdapat "airan lain seperti glisin, "ytal ataupun lainnya tetapi "airan tersebut tidak masuk pasaran &ndonesia. +umlah tetesan "airan irigasi untuk hari setelah operasi biasanya guyur. Hari pertama sekitar 4% tetes permenit. Hari kedua sekitar :% tetes permenit. Hari ketiga intermiten. eskipun demikian tetesan dapat bebrbeda antar pasien disesuaikan kondisi pasien.
T77an:
1. )ntuk mempertahankan kepatenan kateter urine. $. en"egah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan kateter urine, misalnya oleh darah dan pus. 7. )ntuk membersihkan kandung kemih. :. )ntuk mengobati infeksi lokal.
Pe153apan pe1a;a:
Persiapan alat3 1. $. 7. :. 2. 4. 5. .
#arung tangan bersih. Kateter retensi yang sudah terpasang. #lang dan kantong drainase jika belum terpasang!. Klem slang drainase. Kapas antiseptik. Eadah steril. Larutan irigasi steril yang dihangatkan atau memiliki suhu ruangan. Beri label pada "airan dengan jelas menggunakan kata-kata irigasi kandung kemih, termasuk informasi mengenai obat-obatan yang telah ditambahkan ke
larutan irigasi yang murni. 0. #lang infus. 1%. (iang infus. Pe153apan l3ng47ngan : P185ed71 dan pela45anaan:
1. +elaskan kepada klien tentang apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut $. 7. :. 2.
perlu dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama dengan anda. /u"i tangan dan obser'asi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai. Berikan pri'asi klien. @unakan sarung tangan bersih. Kosongkan, ukur dan "atat jumlah serta tampilan urine yang ada di dalam kantong urine. Buang
urine
dan sarung tangan.
Pengosongan
kantong
drainase
memungkinkan pengukuran haluaran urine yang lebih akurat setelah irigasi dilakukan atau selesai. Pengkajian karakter urine memberikan data dasar untuk perbandingan selanjutnya. 4. Persiapan perlengkapan. a! /u"i tangan b! Hubungkan slang infus irigasi dengan larutan irigasi dan bilas slang dengan larutan, jaga agar ujungnya tetap steril. embilas slang akan mengeluarkan udara sehingga men"egah udara masuk kedalam kandung kemih. "! Pasang sarung tangan bersih dan bersihkan port irigasi dengan kapas antiseptik. d! Hubungkan slang irigasi ke port "airan pada kateter tiga "abang kateter 5. Lakukan irigasi kandung kemih. a! )ntuk irigasi kontinu, buka klem pada slang drainase urine jika ada!. Hal ini memungkinkan larutan irigasi mengalir keluar dari kandung kemih se"ara kontinu. Buka klem pengatur pada slang irigasi dan atur ke"epatan aliran sesuai dengan program dokter atau atur ke"epatan aliran sebanyak :%-4% per menit jika ke"epatan aliran tidak ditentukan.
Kaji jumlah, warna dan
kejernihan drainase. +umlah drainase harus sama dengan jumlah "airan irigasi yang masuk ke kandung kemih ditambah dengan perkiraan haluaran urine. b! )ntuk irigasi intermitten, tentukan apakah larutan perlu tetap di kandung kemih selama waktu tertentu. 8pabila larutan tetap berada dikandung kemih irigasi atau pemasukan "airan ke kandung kemih!, tutup klem aliran ke slang drainase urine. enutup klem aliran memungkinkan larutan tetap di dalam kandung kemih dan bersentuhan dengan dinding kandung kemih.
8pabila
larutan sedang dimasukkan untuk mengirigasi kateter, buka klem aliran pada slang drainase urine. Larutan irigasi akan mengalir melalui selang dan port drainase urine, mengeluarkan mukosa dan bekuan darah. Buka klem aliran pada slang irigasi agar sejumlah larutan yang telah diprogramkan masuk kedalam kandung kemih. Klem slang. #etelah larutan dipertahankan selama waktu yang telah ditetapkan, buka klem aliran pada slang drainase dan biarkan kandung kemih kosong. Kaji jumlah, wana, dan kejernihan drainase. +umlah drainase seharusnya sama dengan jumlah "airan irigasi . Kaji klien dan haluaran urine.
Kaji kenyamanan klien.
Kosongkan kantong
drainase dan ukur isinya. Kurangi 'olume drainase total dengan "airan irigasi yang dimasukkan untuk mendapatkan 'olume haluaran urine. okumentasikan temuan di dalam "atatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik disertai dengan "atatan narasi jika perlu.
Hal yang perlu diperhatikan 3 "atat setiap
kandungan drainase yang tidak normal, seperti bekuan darah, nanah atau "abikan mukosa. /# Pe1an pe1a;a Perawat tidak berwenang dalam proses ()*P karena yang berwenang adalah
dokter. Perawat hanya membantu dokter dalam proses ()*P. an perawat berwenang untuk merawat pasien pas"a ()*P.