ASKEP POST OP CABG ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POST OP CABG
ICU SURGIKAL DEWASA
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Daah !aa"an Kita
PE#DA!ULUA# A$ Lata Belakang Coronary Corona ry Ar Arter tery y Byp Bypass ass Gra Grafti fting ng (C (CABG ABG)) mer merupa upakan kan sal salah ah sa satu tu pen penan angan ganan an intervensi dari PJK. PJK. CABG adalah jenis jenis tindakan operasi operasi jantung yaitu dengan dengan membuat salu sa lura ran n ba baru ru me mele le at atii ba bagi gian an ar arte teri ri !o !oro rona nari ria a ya yang ng me meng ngal alam amii pe peny nyem empi pita tan. n. "perasiCoronary "perasi Coronary Artery Bypass Graft pertama pertama kali dilakukan di Amerika #erikat pada tahun $%&' sedangkan penggunaan mesin jantung paru sudah terlebih dahulu dilakukan pada tahun $%* (Brunner+#uddarth (Brunner+#uddarth ,'',). -umah #akit Jantung arapan arapan Kita sebagai rumah sakit rujukan nasional sejak tahun $%/& telah mulai melakukan melakukan operasi Coronary Artery Bypass Graft dan pada aal tahun ,''' telah diperkenalkan juga teknik operasi tanpa mesin jantung paru (off ( off pump !ardio pump !ardio pulmonal). 0amun tidak semua pasien dapat dilakukan metode ini tergantung indikasi pada masing1masing pasien. 2ata di -umah #akit Jantung arapan Kita diperoleh pada tahun ,''% telah dilakukan operasi Coronary Artery Bypass Graft dengan dengan &' pasien dan tahun ,'$' ter!atat /,* pasien. 3inggin 3in gginya ya ting tingkat kat pemb pembedah edahan an pada pasi pasien en PJK deng dengan an Coronary Artery Bypass Graft maka maka menuntut pelayanan untuk bekerja lebih pro4esional dari berbagai bidang pro4esi
baik dokter bedah anastesiologist perfusionist dan peraat. Peraat sebagai pro4esi yang menjadi ujung tombak pelayanan di -umah #akit harus mampu memberikan asuhan keperaatan yang optimal baik selama preoperasi intraoperasi dan pas!aoperasi. 2engan demikian out!ome yakni kesembuhan pasien dapat ter!apai dengan meningkatnya kualitas hidup mereka dibanding sebelum dilakukan operasi. B$ Identi%ika&i 'a&alah 2alam makalah ini kelompok membatasi pembahasan hanya pada asuhan keperaatan pas!aoperasi pada pasien dengan Coronary Artery Bypass Graft di ruangIntensif Care Unit (5C6). C$ Tu(uan Penuli&an $. 3ujuan umum penulisan 7 8ampu mengaplikasi teori tentang peraatan pada "perati4 Coronary Artery Bypass Graft . ,. 3ujuan khusus penulisan7 a. 8engetahui konsep dasar teori Coronary Artery Bypass Gra4t 1) 2) 3) 4) 5) 6) b. 1) 2) 9) *) )
pasien
dengan
Post
8engetahui de4inisi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui tujuan Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui indikasi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui kontraindikasi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui teknik Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui komplikasi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui asuhan keperaatan pada pasien dengan pas!a operasi Coronary Artery Bypass Graft CABG 8engetahui pengkajian pada pasien dengan post operasi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui diagnosa keperaatan pada pasien dengan post operasi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui ren!ana keperaatan pada pasien dengan post operasi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui 5mplementasi keperaatan pada pasien dengan post operasi Coronary Artery Bypass Graft 8engetahui evaluasi keperaatan pada pasien dengan post operasi Coronary Artery Bypass Graft
D$ 'et)de Penuli&an 2alam penyusunan makalah ini kelompok menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan data dan mengimplemetasikan konsep yang telah diperoleh. 8etode yang dilakukan adalah aan!ara pemeriksaan 4isik observasi studi kepustakaan dan studi dokumentasi TI#JAUA# TEORI
2alam bab ini akan dibahas berbagai ma!am teori yang berkaitan dengan metode pembedahan dengan Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan asuhan keperaatan post operasi CABG. A$ C))na* Ate* B*"a&& Ga%t +CABG, $. 2e4inisi Coronary Artery Bypass Graft merupakan salah satu metode revaskularisasi yang umum dilakukan pada pasien yang mengalami atherosklerosis dengan 9 atau lebih penyumbatan pada arteri koroner atau penyumbatan yang signi4ikan pada eft !ain Artery Coroner (Chulay+Burns ,''&). #e!ara sederhana CABG adalah operasi pembedahan yang dilakukan dengan membuat pembuluh darah baru atau bypass terhadap pembuluh darah yang tersumbat sehingga melan!arkan kembali aliran darah yang membaa oksigen untuk otot jantung yang diperdarahi pembuluh tersebut. ,. 3ujuan Coronary Artery Bypass Gra4ting bertujuan untuk revaskularisasi aliran arteri koronari akibat adanya penyempitan atau sumbatan ke otot jantung. 9. 5ndikasi Pasien penyakit jantung koroner (PJK) yang dianjurkan operasi CABG adalah pasien yang hasil kateterisasi jantung ditemukan adanya7 a.
Penyempitan >50 % dari left main disease atau left main equivelant yaitu penyempitan menyerupai left main arteri misalnya ada penyempitan bagian proximal dari arteri anterior desenden dan arteri circumflex.
b.
Penderita dengan 3 vessel disease yaitu 3 arteri koroner semuanya mengalami penyempitan bermakna yang fungsi jantung mulai menurun !"#$50%>.
c.
Penderita yang gagal dilakukan balonisasi dan stent.
d.
Penyempitan atau & pembulu' namun perna' mengalami gagal jantung.
e.
(natomi pembulu' dara' suitable sesuai) untuk *(+,.
*. Kontraindikasi Adapun kontraindukasi CABG se!ara mutlak tidak adatetapi se!ara relati4 CABG dikontraindikasikan bila terdapat berbagai 4aktor yang akan memperberat atau meningkatkan resiko selama dan sesudah operasi seperti7 a.
"aktor usia yang suda' sangat tua.
b.
Pasien dengan penyakit pembulu' dara' koroner kronik akibat diabetes mellitus dan !" yang sangat renda' $5%.
c.
-klerosis aorta yang berat
d. #truktur arteri koroner yang tidak mungkin untuk disambung. . 3eknik operasi CABG Ada , teknik yang digunakan pada operasi CABG yaitu on pump dan off pump.8asing1masing teknik memiliki kekurangan dan kelebihan masing1masing. Pada operasi on pump prosedur dijalankan menggunakan alat mekanis mesin jantung paru. 8esin jantung paru memungkinkan lapangan operasi yang bebas darah sementara per4usi tetap dapat dipertahankan untuk jaringan dan organ lain di tubuh.
Pintasan jantung paru dilakukan dengan memasang kanula di atrium kanan dan vena kava untuk menampung darah dari tubuh. Kanula kemudian dihubungkan dengan tabung yang berisi !airan kristaloid isotoni!. 2arah vena yang diambil dari tubuh disaring di oksigenasi dijaga temperatunya kemudian dikembalikan ke tubuh. Kanula yang mengembalikan darah ke tubuh dimasukkan ke aorta as!enden. #elanjutnya untuk membuat jantung arrest diberikan !airan !ardioplegia yang 4ormulanya tinggi kalium mengandung dekstrose bu44er p hiperosmolalitas dan anastesi lokal. -ute pemberiannya bisa melalui root aorta (antegrade) dan melalui sinus !oronaries (retrograde) serta melalui keduanya.
"perasi teknik off pump tidak menggunakan mesin jantung paru sehingga jantung tetap berdetak se!ara normal dan paru1paru ber4ungsi se!ara biasa saat operasi dilakukan. Adapun kriteria pasien "ff #ump7 a.
Pasien yang direncanakan operasi elektif.
b.
emodinamik stabil.
c.
!" dalam batas normal.fungsi / intact1utu'
d.
Pembulu' dara' distal cukup besar.
e.
2sia tua disertai penyakit komorbid seperti peny. (rteri karotis aterosklerosis aorta disfungsi ginjal atau paru.
f.
4empunyai komplikasi dengan mesin *P+ *ardio Pulmonary +ypass )
g.
& vessel disease di anterior. 6etapi operasi dengan teknik 7ff Pump memiliki kontraindikasi absolut diantaranya #
a.
emodinamik tidak stabil
b.
+uruknya kualitas target pembulu' dara' termasuk pembulu' dara' intramyocad peny.pembulu' dara' yang menyebar1difus pembulu' dara' yang mengalami kalsifikasi1penebalan. 8an memiliki kontraindikasi 9elatif yaitu #
a.
/!" $35%
b.
*ardiomegali1 *"
c.
/4 kritis
d.
9ecent1 current 4*:
e.
*ardiogenic s'ock
Keuntungan dari teknik "44 Pump (Benetti+Ballester$%%) a.
4eminimalkan efek trauma operasi.
b.
Pemuli'an1mobilisasi lebi' dini.
c.
8rainase dara' pasca beda' minimal.
d.
6ersedia akses sternotomi untuk reoperasi.
e.
4enurunkan morbiditas diruma' sakit termasuk insiden infeksi dada pemakaian inotropik kejadian -6 transfuse dara' lama ra;at :*2)
f.
Peneliti lain # pelepasan *<4+ dan trop : lebi' renda' kejadian stroke lebi' renda'
&. Pembuluh darah yang digunakan sebagai bypass. Ada 9 pembuluh darah yang sering digunakan sebagai bypass yaitu Arteri 8amaria 5nterna kiri : arteri intra thorakal kiri arteri radialis dan vena sa4ena magna
Arteri mammaria interna (A85). Biasanya berasal dari dinding baah arteri subklavia meleati bagian atas pleura dan tepat lateral terhadap sternum. Penggunaan A85 dengan ujung proksimal masih dihubungkan ke arteri subklavia. A85 kiri lebih panjang dan lebih besar sehingga sering digunakan sebagai bypass arteri !oroner (#hapira et al ,'',). A85 sering digunakan karena memiliki kepatenan pembuluh darah yang baik. #tudi menunjukkan baha sekitar %&; kasus CABG yang menggunakan 58A dapat bertahan lebih dari $' tahun (
lokasi =58A dan =A2 berdekatan serta berada pada sisi yang sama. Arteri radialis. Arteri ini melengkung melintasi sisi radialis tulang Carpalia dibaah tendo 8us!ulus Abdu!tor Polli!is =ongus dan tendo 8us!ulus e?tensor Polli!is =ongus dan Brevis. Arteri radialis diinsisi lebih kurang , !m dari siku dan berakhir $ in!hi dari pergelangan tangan. Biasanya sebelum dilakukan pemeriksaan Allen 3est untuk mengetahui kepatenan arteri ulnaris jika arteri radialis diambil. Pada pasien yang menggunakan arteri radialis harus mendapatkan terapi Ca Antagonis selama & bulan setelah operasi menjaga agar arteri radialis tetap terbuka lebar. #ebuah studi menunjukkan baha arteri radialis memberikan lebih banyak kemampuan revaskularisasi dalam aktu yang lebih lama dibandingkan vena sa4ena (2unning et al ,''). @ena #a4ena. Ada dua vena sa4ena yang terdapat pada tungkai baah yaitu vena sa4ena magna dan parva. 0amun yang sering dipakai sebagai saluran baru pada CABG adalah vena sa4ena magna. @ena sa4ena sering digunakan karena diameter ukurannya mendekati arteri !oroner. . Komplikasi potensial pas!a operasi CABG a.
,angguan preload meliputi 'ipovolemia perdara'an menetap tamponade jantung dan kelebi'an cairan. ipovolemia merupakan penyebab tersering terjadinya penurunan cura' jantung setela' operasi jantung. Prosedur operasi menyebabkan ke'ilangan dara' meski suda' dilakukan penggantian cairan. =amun pada saat
su'u tubu' dinaikkan yang a;alnya 'ipotermi mengakibatkan vasodilatasi pembulu' dara' se'ingga dibutu'kan lebi' banyak cairan untuk memenu'i rongga pembulu' dara'. Perdara'an pasca operasi jantung terbagi & yaitu medical dan surgical. Perdara'an medikal terjadi karena gangguan pembekuan dara' akibat rusak dan peca'nya trombosit. -elain itu mekanisme pembekuan dara' juga akan terganggu bila pasien dalam keadaan 'ipotermik.
,angguan afterload sering disebabkan ole' peruba'an su'u tubu' pasien. Pada 'ipotermiaterjadi konstriksi pembulu' dara' se'ingga terjadi peningkatan afterload. Penanganannya adala' dengan meng'angatkan kembali pasien secara berta'ap dan jika diperlukan dilakukan pemberian vasodilator sementara menunggu peng'angatan. -ebaliknya demam atau kondisi'ipertermik akan meningkatkan afterload. Penanganannya dengan menjaga normotermia tubu' atau dengan pemberian vasopressor.
ipertensi. ipertensi terjadi akibat peningkatan afterload. ika pasien suda' mengalami 'ipertensi sebelum pembeda'an maka penatalaksaan terapinya disesuaikan seperti sebelum operasi.
(ritmia. (ritmia dapat mempengaru'i cura' jantung. 6ujuan utama penanganannya adala' mengembalikan irama jantung ke irama sinus normal dan mencapai irama stabil yang meng'asilkan cura' jantung yang sesuai dengan kebutu'an pasien.
,angguan
:nfark 4iokard Post 7perasi P4:). 6erjadi kematian sebagian otot jantung se'ingga menurunkan kontraktilitas. Pengkajian yang dilakukan 'arus teliti untuk membedakan dengan nyeri karena faktor pembeda'an. :nfark miokard 'arus dicurigai jika tekanan arteri ratarata menurun dengan preload yang normal. -erial !<, dan en@im dapat membantu penegakkan diagnose.
b.
(telektasis (telektasis bisa disebabkan ole' obatobat anastesi atau faktorfaktor negative dari pasien itu sendiri. -aat intubasi vetilator 'endaknya disesuaikan dengan kondisi pasien dan adekuat untuk mencega' atelektasis terutama pada post op.
Pneumonia :nsiden pneumonia pada operasi jantung terjadi antara &A%. Pasien yang mengalami penyakit paru kronik preop kolonisasi disaluran pernapasan atau peroko mempunyai insiden angka kejadian untuk terkena pneumonia. 7le' karena itu pengkajian kese'atan secara lengkap sangat diperlukan dan dikomunikasikan juga di post op. Pada post op penggunaan =,6 reintubasi kedisiplinan cuci tangan elevasi kepala sedini mungkin
frekuensi pera;atan dan pembersi'an mulut dan suction !66 merupakan 'al yang 'arus diper'atikan untuk pencega'an pneumonia
!mboli Paru :nsiden emboli paru &%terutama disebabkan ole' 'eparinisasi selama operasi dan 'emodelusi setela' operasi. -toking kompresi dan lati'an mobilisasi di bed dan 974 tiap 'ari mungkin diperlukan untuk mencega' emboli paru.
c.
d.
,agal ginjal dan ketidakseimbangan elektrolit ipokalemi dapat diakibatkan ole' masukan yang kurang pemberian diuretic munta' diare dan stress pembeda'an. Peruba'an !<, yang muncul adala' gelombang 6 yang datar atau terbalik dan adanya gelombang 2.
e.
:nfeksi
f.
8ekubitus /uka yang terjadi akibat penekanan yang lama pada bagian tubu' yang menonjol. Peranan pera;at sangat vital mencega' terjadinya dekubitus k'ususnya pada pasien dengan bedrest total. 4iring kanankiri adala' sala' satu cara mencega' terjadinya dekubitus.
B$ A&uhan Ke"ea-atan Pada Pa&ien Dengan P)&t O"eati% Coronary Artery Bypass Graft $. Pengkajian #etelah operasi selesai pasien segera dipindahkan ke ruang Intensi$e Care Unit.#egera setelah pasien tiba di 5C6 peraat harus segera melakukan pengkajian
meliputi semua sistem organ untuk menentukan status pas!aoperasi dibandingkan dengan preoperasi dan mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama pembedahan. a.
-tatus
b.
-tatus 9espirasi Pengkajian ter'adap status respirasi bertujuan untuk mengeta'ui secara dini tanda dan gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pera;at mengkaji status respirasi pasien selama operasi ukuran endotrakeal tube masala' yang di'adapi selama intubasi lama penggunaan alat mesin jantung paru. -elanjutnya kaji gerakan dada suara nafas setting ventilator frekuensi volume tidal konsentrasi oksigen 4ode P!!P) kecepatan nafas tekanan ventilator saturasi oksigen analisa gas dara'.
c.
-tatus =eurologi 6ingkat responsifitas ukuran pupil dan reaksi ter'adap ca'aya reflex gerakan ekstremitas dan kekuatan genggaman tangan.
d.
-tatus Pembulu' dara' perifer 8enyut nadi perifer ;arna kulit dasar kuku mukosa bibir cuping telinga su'u kulit edema.
e.
"ungsi ,injal aluaran urine berat jenis urine dan osmolalitas
f.
-tatus *airan dan elektrolit aluaran semua selang drainase parameter cura' jantung dan indikasi ketidakseimbangan elektrolit.
g.
=yeri -ifat jenis lokasi respon ter'adap analgesik
'.
-tatus ,astrointestinal (uskultasi bisisng usus palpasi abdomen nyeri pada saat palpasi.
i.
-tatus (lat yang 8ipakai
,. 2iagnosa Keperaatan a.
Penurunan
cura' jantung ber'ubungan dengan gangguan
fungsi miokardium preload afterload
kontraktilitas ) b.
9isiko gangguan pertukaran gas ber'ubungan dengan trauma pembeda'an dada ekstensif
c.
9isiko keseimbangan volume cairan dan elektrolit ber'ubungan dengan gangguan volume dara'
d. =yeri ber'ubungan dengan trauma operasi dan iritasi pleura akibat selang dada e.
9isiko pola nafas inefektif ber'ubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi
f.
9isiko infeksi ber'ubungan dengan luka insisi
9. -en!ana Asuhan Keperaatan a. Penurunan !urah jantung berhubungan dengan gangguan 4ungsi miokardium ( preload a4terload kontraktilitas ) 3ujuan7 8engembalikan !urah jantung untuk menjaga>men!apai gaya hidup yang diinginkan Kriteria valuasi7 )
Parameter 'emodinamik dalam batas normal
&)
8rainase dada melalui selang pada CB jam pertama kurang dari 300 ml1jam
3)
6andatanda vital stabil
C) =yeri terbatas pada luka operasi 5)
!<, negative ter'adap peruba'an iskemik
5ntervensi7 )
Pantau status kardiovaskular pembacaan parameter 'emodinamik Rasional: Efektifitas curah jantung ditentukan oleh pemantauan hemodinamik
/akukan observasi tekanan arteri setiap 5 menit sampai stabil
/akukan auskultasi suara dan irama jantung
/akukan observasi denyut nadi perifer
/akukan pengukuran tekanan atrium kiri tekanan diastolic arteri pulmonal dan P*?P untuk mengkaji cura' jantung
/akukan pemantauan P*?P *71*: tekanan atrium kiri dan *P untuk mengkaji volume dara' tonus vaskular dan efektifitas pemompaan jantung
Pantau 'asil !<,
/akukan pengukuran 'aluaran urine
/akukan observasi mukosa pipidasar kuku cuping telinga dan ekstremitas
/akukan pengkajian kulit per'atikan su'u dan ;arnanya
&)
7bservasi adanya perdara'an persisten drainase dara' yang terusmenurus dan menetap 'ipotensi *P renda' takikardi. Persiapkan pemberian komponen dara' dan larutan vena. Rasional: Perdarahan dapat terjadi akibat insisi jantung, kerapuhan jaringan, tr auma jaringan, dan gangguan faktor pembekuan
3)
7bservasi adanya tamponade jantung# 'ipotensi peningkatan P*?P tekanan atrium kiri *P bunyi jantung lema' denyut nadi lema' distensi vena jugularis penurunan 'aluran urine lakukan pengecekan berkurangnya dara' pada selang drainase.
C)
7bservasi gagal jantung# 'ipotensi peninggian P*?P. *P tekanan atrium kiri takikardi gelisa' asinosis agitasi distensi vena dispneu ascites. Persiapkan pemberian diuretic dan digitalis. Rasional: agal jantung yang terjadi akibat penurunan aksi pemompaan jantung, dapat mengakibatkan berkurangnya perfusi ke organ vital.
5)
4elakukan observasi adanya infark miokardium. /akukan pemeriksaan !<, dan en@im berkala. +edakan nyeri bekas luka operasi dengan nyeri angina. Rasional: ejala bisa tertutup oleh tingkat kesadaran pasien dan obat anti nyeri
b.
+ersi'an jalan napas tidak efektif ber'ubungan dengan penumpukan sekret pada !66 6ujuan# +ersi'an jalan napas efektif
)
alan nafas paten
&)
(nalisa gas dara' dalam batas normal
3)
-elang endotrakeal tetap pada tempatnya seperti terli'at pada rontgen
C)
-uara nafas jerni'
5)
entilator sinkron dengan respirasi
B)
8asar kuku dan membrane mukosa tidak pucat
G)
E)
7rientasi ter'adap ruang dan ;aktu baik
5ntervensi7 )
aga ventilasi assistcontrolled atau intermitten bila mungkin sinkronus
Rasional: dukungan ventilasi digunakan pada !"!# jam untuk mengurangi kerja jantung, mempertahankan ventilasi yang efektif, dan memberikan jalan nafas bila terjadi henti jantung
&)
Pantau analisa gas dara' volume tidal parameter ekstubasi Rasional: analisa gas darah dan volume tidal menunjukkan efektifitas ventilator dan perubahan yang harus dilakukan untuk memperbaiki pertukaran gas
3)
(uskultasi suara dada ter'adap suara nafas Rasional: krekel menunjukkan kongesti paru, penurunan atau hilangnya suara nafas menunjukkan pneumothorax
C)
6enangkan pasien dan pantau kedalaman respirasi bila ventilasi tidak dalam Rasional: sedasi membantu pasien untuk mentoleransi selang E$$ dan mengatasi sensasi ventilasi
5)
/akukan fisioterapi dada Rasional: membantu mencegah retensi sputum dan atelektasis
B)
(njurkan untuk menarik nafas dalam batuk efektif mobilisasi. (njurkan untuk memakai spirometer dan lati'an terapi nafas. (njurkan menggunakan ta'anan didada untuk mengurangi ketidaknyamanan saat batuk atau tarik nafas dalam Rasional: membantu kepatenan jalan nafas dan mencegah atelektasis dan membantu perkembangan paru
G)
/akukan peng'isapan lender trak'eobronkial dan dengan menggunakan teknik aseptic yang baik Rasional: retensi sekresi dapat mengakibatkan hipoksia dan kemungkinan henti jantung, retensi sekresi memudahkan terjadinya infeksi.
!.
0yeri berhubungan dengan adanya luka insisi bedah trauma syara4 intraoperasi. 3ujuan 7 0yeri hilang>berkurang. Kriteria hasil 7
)
4enyatakan nyeri 'ilang.
&)
4enunjukkan postur tubu' rileks.
3)
C)
4embedakan ketidaknyamanan beda' dari angina1nyeri jantung pra operasi.
5ntervensi 7 )
8orong pasien untuk melaporkan tipelokasi serta intensitas nyeri dan skala nyeri 00.6anyakan pasien bagaimana membandingkan dengan nyeri dada praoperasi. Rasionalisasi : Penting untuk pasien membedakan nyeri insisi dari tipe lain nyeri dada seperti angina.%eberapa pasien &'% lebih sering mengeluh ketidaknyamanan pada sisi donor dibandingkan pada sisi bedah. (yeri berat pada area ini harus diselidiki untuk kemungkinan komplikasi.
&)
7bservasi cemas muda' terangsang menangis gelisa'gangguan tidur. Pantau tandatanda vital. Rasionalisasi : Petunjuk non verbal ini menunjukkan adanya derajat nyeri yang dialami.
3)
:dentifikasi1 tingkatkanposisi nyaman menngunakan alat bantu bila perlu. Rasionalisasi : %antal)gulungan selimut berguna untuk menyokong extremitas,mempertahankan postur tubuh dan penahanan insisi untuk menurunkan tegangan otot) meningkatkan kenyamanan .
C)
+erikan tindakan nyaman seperti pijatan punggung atau peruba'an posisi.+antu aktifitas pera;atan diri dan dorong aktifitas senggang sesuai indikasi. Rasionalisasi : *apat meningkatkan relaksasi)perhatian tak langsung dan menurunkan frekuensi)kebutuhan dosis analgetic.
5)
:dentifikasi1 dorong penggunaan perilaku seperti bimbingan imajinasi distraksi visualisasi nafas dalam. Rasionalisasi : $eknik relaksasi dan penanganan stress, meningkatkan rasa sehat,mengurangi kebutuhan analgesic dan meningkatkan penyembuhan .
B)
-elidiki laporan nyeri diarea yang tak biasanyaconto' betis kakiabdomen)atau kelu'an tak jelas adanya ketidaknyamanan k'ususnya bila disertai ole' peruba'an mentaltanda vital dan kecepatan pernafasan. Rasionalisasi : +anifestasi dini terjadinya komplikasi seperti trombopleibitis,infeksi, disfungsi gastrointestinal.
G)
+eri obat pada saat prosedur1 aktifitas sesuai indikasi. Rasionalisasi : enyamanan) kerjasama pasien pada pengobatan, ambulasi, dan produser dipermudah oleh pemberian analgesic.
d. -isiko gangguan keseimbangan volume !airan7 kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diuresis osmoti! perdarahan 3ujuan 7 Kebutuhan !airan dan hisrasi pasien terpebuhi Kriteria hasil 7 idrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital yang atabil nadi peri4er dapat diraba %apillary refill baik haluaran urine dan kadar elektrolit dalam batas normal 5ntervensi 7 $) 8onitor parameter hemodinamik sa!ara ketat &asional' !emberi(an informasi mengenai (eaaan *irasi ,) 8onitor nadi peri4er !apillary re4ill turgor kulit membrane mukosa &asional' untu( mengeta*ui perfusi (e +aringan. ,olume sir(ulasi ara* yang ae(uat penting untu( a(ti$itas selular yang optimal. #erfusi (e +aringan yang bai( menun+u((an (eae(uatan %airan i intra$as(ular 9) 8onitor intake dan output &asional' !enentu(an (onisi pasien ber*ubungan engan status %airan an re*irasi yang a(an ila(u(an *) "bservasi adanya edema peningkatan BB peningkatan tanda1tanda vital &asional' !enge$aluasi inter$ensi untu( re*irasi %airan. &e*irasi yang tia( ter(ontrol a(an mengganggu (eseimbangan $olume %airan i intra$as(ular ) Kolaborasi7 berikan terapi !airan dan pantau pemeriksaan laboratorium e.
-isiko pola na4as ine4ekti4 berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi. 3ujuan 7 5ne4ekti4 pola na4as tidak terjadi. Kriteri hasil 7 Pasien menunjukan pola na4as adekuat. 5ntervensi 7
)
!valuasi frekuensi pernafasan dan kedalaman catat upaya pernafasan. *onto' adanya dyspnoepenggunaan otot bantu pernafasan Rasionalisasi : Respon pasien bervariasi. -paya dan kecepatan nafas mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi, akumulasi secret, hipoksia, atau distensi gaster.Penekanan pernafasan dapat terjadi karena penggunaan analgesic yang berlebihan.Pengenalan dini dan pengobatan ventilasi dapat mencegah komplikasi.
&)
(uskultasi bunyi nafas. *atat area yang menurun1 tidak ada bunyi nafas dan adanya bunyi nafas tamba'an kreakles atau ronc'i. Rasionalisasi : %unyi nafas sering menurun pada dasar paru selama periode waktu pembedahan sehubungan dengan terjadinya atelekstasis.ehilangan bunyi nafas aktif pada area ventilasi sebelumnya dapat menunjukan kolaps segmen paru khususnya bila drain dada telah dibuka.
3)
7bservasi adanya penyimpangan gerakan dada. 7bservasi penurunan ekspansi atau ketidaksemitrisan gerakan dada. Rasionalisasi : -dara atau cairan pada pleura mencegah ekspansi dada lengkap dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi.
C)
7bservasi karakter batuk dan produksi sputum. Rasionalisasi : %atuk dapat menyebabkan iritasi selang E$$ atau dapat menunjukan kongesti paru. putum purulen dapat menunjukan timbulnya infeksi paru. +encegah kelemahan atau kelelahan dan stress kardiovaskuler berlebihan.
5)
/i'at kulit dan membran mukosa sebagai tanda adanya stenosis. Rasionalisasi : ianosis menunjukan hipoksia berhubungan dengan gagal jantung atau komplikasi paru. Pucat menunjukan anemia karena kehilangan darah atau kegagalan penggantiaan darah atau terjadinya kerusakan sel darah merah dari pompa bypass kardiopulmonal.
B)
6inggikan kepala tempat tidur letakkan pada posisi duduk atau semifo;ler. +antu ambulasi dini atau peningkatan ;aktu tidur. Rasionalisasi : +erangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru efektif pada pencegahan dan perbaikan kongesti paru.
G)
(jak pasien berpartisipasi selama nafas dalam gunakan alat bantu dan batuk sesuai indikasi. Rasionalisasi : +embantu reekspansi atau mempertahankan patensi jalan nafas khususnya setelah melepaskan selang dada. %atuk tidak diperlukan kecuali bila ada mengi atau ronchi menunjukkan adanya retensi secret.
E)
6ekankan mena'an dada dengan bantal selama nafas dalam dan batuk. Rasionalisasi : +enurunkan tegangan pada insisi dan meningkatkan ekspansi paru.
A)
elaskan ba';a batuk atau pengobatan pernafasan tidak akan meng'ilangkan atau merusak1 terbukanya insisi dada. Rasionalisasi : %erikan kenyakinan bahwa cedera tidak akan terjadi dan dpt meningkatkan kerjasama dalam program teraupetik.
0) 8orong pemasukan cairan maksimal dalam perbaikan jantung. Rasionalisasi : /idrasi adekuat membantu pengenceran secret, memudahkan ekspectoran.
) +eri obat analgesic sebelumsebelum pengobatan pernafasan sesuai indikasi. Rasionalisasi : +emungkinkan pergerakkan dada dan menurunkan ketidaknyamanan berhubungan dengan insisi, memudahkan kerjasama pasien dengan keefektifan pengobatan pernafasan.
&) *atat respon ter'adap lati'an nafas dalam atau pengobatan pernafasan lain catat bunyi nafas batuk atau produksi sputum. Rasionalisasi : &atat keefektifan terapi, atau kebutuhan untuk intervensi lebih agresif.
3) 4onitor distress pernafasan penurunan bunyi nafas takikardi agitasi berat penurunan 68. Rasionalisasi : /emothorax dan pneumothorax dapat terjadi setelah pelepasan selang dada dan memerlukan upaya intervensi untuk mempertahankan fungsi pernafasan.
4.
$)
,)
9)
*) )
-isiko tinggi in4eksi berhubungan dengan luka op terpasang alat di tubuh imunosupresi 3ujuan7 tidak terjadi in4eksi Kriteria valuasi7 tidak terjadi demam dan ter!apai pemulihan luka tepat pada aktunya 5ntervensi7 =akukan prosedur men!u!i tangan yang baik sta4 dan pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami in4eksi. &asional' linungi pasien ari sumber-sumber infe(si 8onitor tanda1tanda vital pasien terutama suhu &asional' pening(atan su*u ter+ai a(ibat proses inflamasi. Ientifi(asi ini memung(in(an terapi yang tepat 6bah posisi se!ara berkala pertahankan linen kering dan bebas kerutan &asional' menurun(an te(anan an iritasi paa +aringan an men%ega* (erusa(an (ulit potensial pertumbu*an ba(teri) indari>batasi prosedur invasive &asional' menurun(an risi(o (ontaminasi/ membatasi entri portal ter*aap agen infe(sius Patuhi teknik aseptik ketika melakukan tindakan yang berhubungan dengan alat invasive &asional' !en%ega* (ontaminasi (uman paa alat-alat yang mele(at paa tubu*
Penurunan curah jantung
Preload afterload dan kontraktilitas terpengaru'
angguan keseimbangan cairan dan elektrolit
ipertonis infeksi
Pema sangan drain Port de entry mikroor ganisme
(yeri
Penyesuaian kerja jantung dengan pemasangan graft
Penggunaan kardioplegik Perda ra'an
/uka insisi
6rauma 7perasi
Pola napas tidak efektif
+ersi'an jalan napas terganggu
4erangsang produksi slym
-ternotomy dan pemasagan graft
Pemakaian 4esin pintas jantung paru
Pemasangan graft
Pemakaian -edatif dan relaxan
:ntubasi dan pemasangan !66
7ff Pump
7n Pump
*(+,
P*:
6erapi farmakologi :skemia dan infark miokard ,angguan suplai oksigen miokard
-umbatan di (rteri koroner
Pato4lo 2iagnosa Keperaatan Pada Pasien 2engan Coronary Artery Bypass Graft
PE#UTUP A.
KESIMPULAN
"perasi Coronary Artery Bypass Gra4t (CABG) merupakan salah satu penanganan Penyakit jantung koroner dengan !ara membuat saluran baru meleati bagian arteri koroner yang tersumbat. 2imana saluran baru ini diambil dari pembuluh darah arteri ataupun vena sehingga menyediakan jalan untuk aliran darah yang menuju sel otot jantung. CABG bertujuan untuk mengatasi terhambatnya aliran arteri koroner akibat penyumbatan. Pemastian daerah yang mengalami penyumbatan ini telah dilakukan sebelumnya dengan kateterisasi. #asaran operasi CABG ini adalah mengurangi gejala penyakit arteri koroner sehingga pasien dapat menjalani hidup dengan normal dan mengurangi resiko serangan jantung dan masalah jantung lainya. B.
SARAN
#ebagai peraat kita harus mengetahui dan mamahami asuhan keperaatan pas!a operasi CABG dan masa penyembuhan klien. 6ntuk itu diperlukan usaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan pada pasien pas!a operasi CABG dalam rangka meningkatkan mutu pro4esi keperaatan dimata pro4esi lain dan yang paling utama adalah meminimalkan komplikasi pasien post operasi.