ASKEP PD PASIEN Luka Bakar NURSISWATI
PENDAHULUAN * Trauma yang berat dengan morbiditas dan mortalitas tinggi * Permasalahan : - Faktor pasien keadaan pasien sebelumnya luka bakar yang dialami - Faktor pelayanan petugas dan fasilitas pelayanan
Penyebab a. Api b. Air panas c. Bahan kimia ( asam / basa kuat ) d. Listrik dan petir e. Radiasi
Luka bakar derajat 1Derajat 1Derajat Luka Bakar.doc • kerusakan terbatas pada epidermis • kulit kering, hiperemik berupa eritema • tidak dijumpai bulae • nyeri • sembuh spontan
Luka bakar derajat 2 •
kerusakan meliputi epidermis dan dermis
•
dijumpai bulae
•
nyeri
•
warna merah atau merah muda
•
dibedakan menjadi dangkal dan dalam
Luka bakar derajat 3 • kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan lebih dalam • organ kulit rusak • warna pucat – putih • tidak nyeri • dijumpai eskar (koagulasi protein) • proses penyembuhan lama, dibutuhkan graft
ESCHAR • Eschar ialah jaringan parut palsu. bukan kulit sejati, tetapi menyelimuti luka bagaikan lapisan kulit. Eschar merupakan jaringan mati yang terdiri dari sel-sel kulit yang mengelupas. Karena tak hidup, tak bernapas dan tidak memungkinkan lalu lintas keluar masuknya bahanbahan ke bagian dalam kulit. • Apapun yang dioleskan di atasnya akan stagnanbegitu saja, tidak meresap ke bagian dalam kulit. Salep antibiotika tidak akan menembus masuk. Karena itu, obat ini tidak akan menimbulkan efeknya. Eschar juga menghalangi pertumbuhan sel-sel kulit sehat dari bagian bawah
Luka bakar derajat 3
Eskar melingkar di dada menghalangi gerakan ekspansi rongga toraks
Trauma inhalasi Indikasi kecurigaan
Sputum bercampur karbon
Luka bakar di muka
Bulu2 diwajah terbakar
Sisa2 jelaga
Hiperemis orofaring
Riwayat didlm ruang tertutup CO Hgb >10%
•
Berbagai patologi jalan nafas karena cedera inhalasi
•
Deposit karbon
Edema larings
•
Erosi pita suara
Sloughing mucosa
•
Erythematous trachea Cast formation
III.1 Masalah Pernafasan Luka Bakar •
1. Gangguan jalan nafas dan mekanisme bernafas Cedera inhalasi
• Edema mukosa
Proses inflamasi mukosa
• • •
disrupsi, nekrosis silia sloughing mucosa cast
Obstruksi
• Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Gambaran ARDS
Pada foto toraks (infiltrat bilateral)
2. Gangguan sirkulasi • Peningkatan permeabilitas kapiler • Perpindahan cairan dari intra vaskular ke interstisiel • Gangguan perfusi (syok seluler)
hipoksemia
3. Gangguan gastrointestinal Terjadi hipoperfusi splangnikus : 1. Gangguan mekanisme digesti 2. Perdarahan saluran cerna 3. Translokasi bakteri 4. Paralisis otot polos 5. Perubahan suasana dalam lumen 6. Kerusakan hepatosit
4. Gangguan organ lain 1. Gangguan sel sel otak (edema serebri) dan gangguan autoregulasi 2. Gangguan ginjal 3. Gangguan sel sel otot 4. Gangguan jantung dan hematologi 5. Gangguan elektrolit 6. Kontraktur dan parut hipertrofik
II. FASE PADA LUKA BAKAR 1. Fase awal Masalah : pernafasan, sirkulasi 2. Fase sub akut Masalah : proses inflamasi infeksi yang menimbulkan sepsis proses penguapan cairan tubuh di sertai energi 3. Fase lanjut Masalah : kontraktur,gangguan fungsi, penampilan.
Luas luka bakar : Rules of nines (dewasa), surface of patient’s palm = 1% BSA (anak)
KATEGORI PASIEN DAN INDIKASI RAWAT 1. Berat : • Derajat II – III > 20% (usia < 10 thn atau > 50 thn) • Derajat II – III > 25 % selain kelompok usia di atas • Mengenai muka, telinga, tangan, kaki, perineum • Cedera inhalasi • Luka bakar listrik • Disertai cedera lain • Pasien resiko tinggi
KATEGORI PASIEN DAN INDIKASI RAWAT 2. Sedang • Luas 15 – 25% dengan derajat III < 10% pada dewasa • Luas 10 – 20% (usia < 10 tahun atau > 50 tahun dengan derajat III < 10 % • Derajat III < 10% tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum pada anak dan dewasa
KATEGORI PASIEN DAN INDIKASI RAWAT 3. Ringan • Luas < 15% pada dewasa • Luas < 10% pada anak dan usia lanjut • Derajat III < 2% pada segala usia, tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum
DIAGNOSA KEP. • Ggn pertukaran gas b.d keracunan gas CO, inhalasi asap, dan obstruksi jln nfs atas • Tdk efektif bersihan jln nfs b.d edema dan efek inhalasi asap • Defisit vol cairan b.d peningktn permeabilitas kapiler • Hypotermia b.d kehilangan mikrosirkulasi kulit dan luka terbuka • Nyeri b.d injuri jaringan dan syaraf • Kecemasan b.d dampak emotional dr injury
Prinsip2 Penatalaksanaan Mengupayakan dan mempertahankan • Jalan nafas • Perfusi yang normal • Keseimbangan cairan dan elektrolit • Suhu tubuh : norma
Prinsip2 Penatalaksanaan Jalan nafas
Penilaian adanya trauma inhalasi Mempertahankan patensi jalan nafas (intubasi dgn ETT atau tracheostomi sedini mungkin)
Pernafasan
Menilai kemungkinan keracunan CO Melakukan eskarotomi bila terdapat eskar melingkar di dinding dada. Memberikan oksigen dan ventilasi
Prinsip2 Penatalaksanaan Sirkulasi
Akses vena yang adekuat
Monitoring tanda2 vital
Monitor produksi urin tiap jam • Dewasa : 30-50 mL/jam • Anak2 : 1.0 ML/kg/jam
neurogenik syok • Nyeri yang hebat dapat menyebabkan neurogenik syok yang terjadi pada jam jam pertama setelah trauma. Morphin diberikan dalam dosis 0,05 mg/Kg (iv).
Pemberian cairan Rumus Baxter
4 ml warmed Ringer’s lactate solution/kg/% BSA in 1st 24 hours • ½ in first 8 hours • ½ in next 16 hours
Berdasar waktu mulai saat terjadi trauma.
EVANS FORMULA • KOLOID: 1 ML X KG BB X %BSA • Elektrolit / saline : 1 ml x BBx % BSA • GLUKOSA 5%: 2000ml – Hr 1 : ½ diberikan dl 8 jam; dipertahankn ½ lg sampai 16 jam – Hr 2 : koloid dan elektrolit
BROOKE ARMY FORMULA • Koloid : 0,5 ml x kg BB x % BSA • Elektrolit (RL): 1,5 ml x kg BB x % BSA • GLUKOSA 5 % : 2000 ML • HR 1 : ½ DL 8 JAM; DILANJUT s.d 16 jam • Hr 2 : ½ koloid, ½ elektrolit
Penatalaksanaan Lanjutan
Identifikasi adanya cedera ikutan Data dasar analisa gas darah dan foto thorax Dokumentasi data yang kontinyu (flow sheet).
Monitoring • • • • • • •
Tanda-tanda vital Jalan nafas/pernafasan AGD, kadar CO ,foto thorax Sirkulasi Produksi urin (1/2 – 1 cc/kg BB/jam) CVP Balans cairan (insensible water loss/IWL ± 800cc)
Pemasangan NGT
Mengurangi nausea, mencegah aspirasi dan distensi abdomen.
Luka bakar > 20% BSA
Nutrisi enteral dini
Perawatan luka • Jangan pecahkan bulae • Jangan menyiram dengan air dingin • Tutup dengan kain lembab yang bersih dan steril • Penggunaan tulle atau krim antibiotika sesuai dengan kebutuhan • Penentuan untuk penutupan luka dengan skingraft • Kultur (pus,urin,tinja,sputum) • Pemakaian balut tekan
Silver sulfadiazin • Bentuk krim 1% • Efektif : Ps airogenosa, mikroba enterik dan candida albicans. • Penetrasi terbatas epidermis • Rasa nyeri, eksudat masif, lisis eskar cepat • Gg-an produksi sel darah (lekopeni) • Banyak dipakai.
Perawatan luka • Menurunkan jumlah kuman komensal: 1.
Pemberian AB untuk mengurangi flora patogen usus.
Kandungan antimikroba SSD memiliki waktu paruh 12 jam, JD mesti dioleskan dua kali sehari. Untuk luka bakar kecil, pemakaian 1 kali sehari masih bisa ditoleransi. 2. 3. 4. 5. 6.
Pencucian vagina Rambut : cukur Mulut : kumur2/sikat gigi Bersihkan lubang hidung,telinga Mata :salep.
Perawatan luka • Kateter : maksimal 1 minggu • CVP
: perawatan luka dan fiksasi
• Infus
: cegah flebitis
• Tracheostomi • ETT
• Cegah dekubitus!
Debridemen eschar • • •
•
Eschar mesti dikelupas,dg tindakan debridemen. Ada dua cara debridemen, yaitu debridemen mekanis dan kimia. pada debridemen mekanis dilakukan upaya pembuangan eschar dg tind bedah di OK secara kimia digunakan salep silver sulfadiazine (SSD), flammazine, atau dermazine. Kandungan aktif di dalam salep ini ialah silver (perak) yang mempunyai kemampuan mengelupas kulit. Setelah eschar berhasil dilenyapkan, dapat DILakukan graft. Eksudat yang keluar dari luka beserta debris akan mengering akan menjadi lapisan eschar. Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar. Setiap eschar yang pecah harus diberikan obat-obatan lokal dan dikontrol bila ada penumpukan pus dibawah eschar maka haru dilakukan pembukaan eschar (escharotomi).
Pencegahan kontraktur • Leher : posisi fleksi (ganjal bahu dengan bantal) • Axilla : posisi elevasi, abduksi • Jari-jari : diberikan kasa diantara sela-sela jari, ekstensi • Perinium : panggul ekstensi dan abduksi 20° • Siku,lutut : ekstensi • Sendi-sendi ditempatkan pada posisi full extension. • Pergelangan kaki : dorsofleksi 90°
Fisioterapi • Mobilisasi sendi anggota gerak sedini mungkin : mencegah kontraktur • Chest Physiotherapy
Luka bakar listrik • Aliran tegangan tinggi (>1000 volt) • Luka masuk (lebih kecil) dan luka keluar (lebih besar) • Gangguan irama jantung monitor 24 sampai 48 jam pertama • Kerusakan syaraf,pembuluh darah, otot dan tulang • Kadang disertai luka bakar (bunga api listrik)
Luka bakar listrik Fasciotomy
Kerusakan
melibatkan otot2 dengan kulit diatas yang masih intak
Luka bakar listrik
Myoglobinuria • Diuresis ↑: 100 ml urine / hour • Mannitol : 25 g IV
Asidosis metabolik • Menjaga perfusi adekuat • Sodium bikarbonat
Jangan terjadi lagi !!!.....