KONSEP DASAR MOLAHIDATIDOSA A. Defe Defen nisi isi Mola hidatidosa ialah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stroma vilus korialis langka vaskularisasi, dan edematus. Janin biasanya meninggal, akan tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus; gambaran yang diberikan ialah ialah sebagai sebagai sebuah sebuah gugus gugus anggu anggur. r. Jaringa Jaringan n tropob tropoblast last pada pada vilus vilus kadang kadang-ka -kadan dang g berprofilerasi ringan r ingan dan kadang-kadang keras, dan mengeluarkan hormon, yakni human chorionic gonadotropin (h!" dalam #umlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa ($ra%irohard#o & 'ik#osastro, ))*" Mola Mola hida hidati tido dosa sa adala adalah h keha kehami mila lan n abno abnorm rmal al dima dimana na hampi hampirr selur seluruh uh vill villii korialisnya mengalami perubahan hidrofik(Mans#oer, ))*". Mola Mola hidati hidatidos dosaa merupa merupakan kan salah salah satu dari dari tiga tiga #enis #enis neoplas neoplasma ma trofob trofoblast lastik ik gestasional(+obak dkk, ))*".
+. tiologi Menurut $rof. ustam Moechtar dalam bukunya inopsis /bstetri, penyebab mola hidatidosa belum diketahui secara pasti. 0aktor-faktor yang mungkin men#adi penyebab adalah1 2. 0akt 0aktor or ovu ovum m permato3oon memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau dua serum memasuk memasukii ovum ovum tersebu tersebutt sehing sehingga ga akan akan ter#adi ter#adi kelaina kelainan n atau atau ganggu gangguan an dalam dalam pembuahan. . 4eadaan 4eadaan sosial sosial ekonom ekonomii yang yang rendah rendah Dalam masa kehamilan keperluan akan 3at-3at gi3i meningkat. 5al ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan #anin, dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi 3at-3 at gi3i yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan #aninnya. 6. $ari $aritas tas ting tinggi gi 7bu multipara cenderung beresiko ter#adi kehamilan mola hidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan tranmisi secara genetik yang dapat diidentifikasikan dan penggunaan stimulan drulasi seperti klomifen atau menotropiris (pergonal". (pergonal". 8. 4ekura 4ekuranga ngan n protei protein n $rotein $rotein adalah 3at untuk untuk membangun membangun #aringan-#aringa #aringan-#aringan n bagian tubuh sehubunga sehubungan n dengan pertumbuhan #anin, pertumbuhan rahim, dan buah dada ibu, keperluan akan
3at protein pada %aktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal. *. 7nfeksi virus 7nfeksi mikroba dapat mengenai semua orang termasuk %anita hamil. Masuk atau adanya mikroba dalam tubuh manusia tidak selalu akan menimbulkan penyakit (desease". 5al ini sangat tergantung dari #umlah mikroba (kuman atau virus" yang masuk virulensinya serta daya tahan tubuh.
. $atofisiologi Menurut unningham dalam buku /bstetri, dalam stadium pertumbuhan molla yang dini terdapat beberapa ciri khas yang membedakan dengan kehamilan normal, namun pada stadium lan#ut trimester pertama dan selama trimester kedua sering terlihat perubahan sebagai berikut1 2. $erdarahan $erdarahan uterus merupakan ge#ala yang mencolok dan bervariasi mulai dari spoting sampai perdarahan yang banyak. $erdarahan ini dapat dimulai sesaat sebelum abortus atau yang lebih sering lagi timbul secara intermiten selama berminggu-minggu atau setiap bulan. ebagai akibat perdarahan tersebut ge#ala anemia ringan sering di#umpai. Anemia defisiensi besi merupakan ge#ala yang sering di#umpai. . 9kuran uterus 9terus yang lebih sering tumbuh lebih besar dari usia kehamilan yang sebenarnya. Mungkin uterus le%at palpasi sulit dikenali dengan tepat pada %anita nullipara, khusus karena konsistensi tumor yang lunak di ba%ah abdomen yang kenyal. /varium kemungkinan mempunyai konsistensi yang lebih lunak. 6. Aktivitas #anin Meskipun uterus cukup membesar mencapai bagian atas sympisis, secara khas tidak akan ditemukan aktivitas #anin, sekalipun dilakukan test dengan alat yang sensitive sekalipun. 4adang-kadang terdapat plasenta kembar pada kehamilan mola hidatidosa komplit. $ada salah satu plasentanya sementara plasenta yang lainnya dan #aninnya sendiri terlihat normal. Demikian pula sangat #arang ditemukan perubahan mola inkomplit yang luas pada plasenta dengan disertai dengan #anin yang hidup. 8. mbolisasi :rofoblas dengan #umlah yang bervariasi dengan atau tanpa stroma villus dapat keluar dari dalam uterus dan masuk ke dalam aliran darah vena. Jumlah tersebut dapat sedemikian banyak sehingga menimbulkan ge#ala serta tanda emboli pulmoner akut bahkan kematian. 4eadaan fatal ini #arang ter#adi. Meskipun #umlah trofoblas dengan atau tanpa stroma villus yang menimbulkan embolisasi ke dalam paru-paru terlalu
kecil untuk menghasilkan penyumbatan pembuluh darah pulmoner namun lebih lan#ut trofoblas ini dapat menginfasi parenkim paru. ehingga ter#adi metastase yang terbukti le%at pemeriksaan radiografi. esi tersebut dapat terdiri dari trofoblas sa#a (corio carsinoma metastasik" atau trofoblas dengan stroma villus (mola hidatidosa metastasik". $er#alanan selan#utnya lesi tersebut bisa diramalkan dan sebagian terlihat menghilang spontan yang dapat ter#adi segera setelah evakuasi atau bahkan beberapa minggu atau bulan kemudian. ementara sebagian lainnya mengalami proloferasi dan menimbulkan kematian %anita tersebut bila tidak mendapatkan pengobatan yang efektif. *. Disfungsi thyroid 4adar tiroksi plasma pada %anita dengan kehamilan mola biasanya mengalami kenaikan yang cukup tinggi, namun gambaran hipertiroidisme yang tampak secara klinik tidak begitu sering di#umpai. Amir dkk (2<=8" dan urry dkk (2<>*" menemukan hipertiroidisme pada sekitar ? kasus kenaikan kadar tiroksin plasma, bisa merupakan efek primer estrogen seperti halnya pada kehamilan normal dimana tidak ter#adi peningkatan kadar estrogen bebas dan presentasi trioditironim yang terikat oleh resin mengalami peningkatan. Apakah hormon tiroksin bebas dapat meninggi akibat efek mirip tirotropin yang ditimbulkan oleh orionik gonadotropin atau apakah varian hormon inikah yang menimbulkan semua efek tersebut masih merupakan masalah yang controversial (Amir, dkk, 2<=8, Man dkk, 2<=@". @. kspulsi spontan 4adang-kadang gelembung-gelembung hidatidosa sudah keluar sebelum mola tersebut keluar spontan atau dikosongkan dari dalam uterus le%at tindakan. kspulsi spontan paling besar kemungkinannya pada kehamilan sekitar 2@ minggu. Dan #arang lebih dari = minggu.
D. Manifestasi klinis 2. Amenore dan tanda-tanda kehamilan. $ada tahap a%al tanda dan ge#ala tahap kehamilan mola tidak dapat dibedakan dari tanda dan ge#ala kehamilan normal. . $ada %aktu selan#utnya pendarahan pervaginam pada hampir di temukan di semua kasus dan ter#adi secara berulang. airan yang keluar dari vagina bisa ber%arna coklat tua atau merah terang, bisa sedikit atau banyak. $ada keadaan lan#ut kadang keluar gelembung mola. 4eadaan ini bisa berlangsung beberapa hari sa#a atau secara intermitten selama beberapa minggu.
6. $erbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan. 8. :idak terabanya bagian #anin pada palpasi dan tidak terdengar DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusar atau lebih. *. $re-eklampsia atau eklampsia yang ter#adi sebelum kehamilan 8 minggu. @. Anemia akibat kehilangan darah, rasa mual dan muntah
yang
berebihan(hiperemesisgravidarum", dan kram perut yang disebabkan dispensi rahim. >. 4adar -h! yang tinggi.
. :anda dan !e#ala :anda dan ge#ala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. 4ecurigaaan biasanya ter#adi pada minggu ke 28-2@ dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak ber%arna merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam. :anda dan ge#ala serta komplikasi mola hidatidosa1 2. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 2)? pasien masuk . . $embesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar". 6. !e#alaBge#ala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan ++ yang tidak dapat di#elaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab. 8. !e#ala B ge#ala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni". 0. 4lasifikasi Mola hidatidosa Mola hidatidosa terbagi men#adi1 2. Mola hidatidosa komplet atau klasik Mola komplet atau klasik ter#adi akibat fertilsasi sebuah telur yang intinya telah hilang atau tidak aktif. Mola menyerupai setangkai buah anggur putih. Cesikel-vesikel hidrofik (berisi cairan" tumbuh dengan cepat, menyebabkan rahim men#adi lebih besar dari uisa kehamilan seharusnya. +iasanya Mola tidak mengandung #anin, plasenta, membran amniotik atau air ketuban. Darah maternal tidak memiliki plasenta oleh karena itu, ter#adi perdarahan ke dalam rongga rahim dan timbul perdarahan melalui vagina. $ada sekitar 6 ? kehamilan, Mola ini berkembang men#adi koriokarsinoma (suatu neoplasma ganas yang tumbuh dengan cepat". $otensi untuk men#adi ganas pada kehamilan Mola sebagian #auh lebih kecil dibanding kehamilan Mola komplek (+obak dkk, ))*". '/ Molahidatidosa komplit el telur yang tidak ada kromosom dibuahi 2 atau sel sperma diploid ( hanya paternal "
embrio tidak terbentuk proliferasi vili korealis vilimengandungbanyakcairan sel tropoblas yang patologis berkembang dan membengkak gelembung berisicairan yang berbentukanggur molahidatidosa komplit
. Mola hidatidosa inkomplet atau parsia Mola inkomplet atau parsia ter#adi #ika disertai #anin atau bagian #anin (+obak dkk,))*". Degenerasihidropikdarivilibersifatsetempat, dan yang mengalami hiperplasi hanya sinsitio trofoblas sa#a.!ambaran yang khas adalah crinkling atau scalloping dari vili dan stromal trophoblastic inclusions. '/ Mola hidatidosaparsial eltelur normal dibuahi 2 selsperma diploid atau selsperma haploid kariotipe @<, @<E (triploid " 5idrofikvili hiperplasia sel-sel tropoblas molahidatidosaparsial.
!. 4omplikasi Menurut Mans#oer dkk ())*" komplikasi yang dapat ter#adi padapenderita Mola hidatidosa adalah 1 2. Anemia . yok 6. 7nfeksi 8. klampsia *. :irotoksikosis
5. $emeriksaan Diagnostik Menurut Mans#oer dkk ())*" pemeriksaan diagnostik pada Mola hidatidosa antara lain1 2. Anamnesis diantaranya 1 a. $erdarahan pervaginamFgambaran Mola, b. !e#ala toksemia pada trimester 7-77, c. 5iperemesis gravidarum, d. !e#ala tirotoksikosis, e. !e#ala emboli paru. . $emeriksaan fisik diantaranya1
a. 9terus lebih besar dari usia kehamilan, b. 4ista lutein, c. +alotemen negatif, d. Denyut #antung #anin negatif. 6. $emeriksaan penun#ang diantaranya 1 a. $ada tes Acosta ison dapat dikeluarkan #aringan Mola, b. $ada tes 5anifa onde dapat masuk tanpa tahanan dan diputar 6@) ) dengan c. d. e. f.
deviasi sonde kurang dari 2) ), $eningkatan kadar beta 5cg darah atau urin, 9ltrasonografi menun#ukkan gambaran badai sal#u (snow flake pattern), 0oto toraks pada gambaran emboli udara, $emeriksaan :6 dan :8 bila ada ge#ala tirotoksikosis.
7. $enatalaksanaanMedis $enanganan yang biasa dilakukan pada Mola hidatidosa adalah1 2. Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis. . $emeriksaan 9! sangat membantu diagnosis. $ada fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan 1 valuasi klinik dengan fokus pada 1 i%ayat haid terakhir dan kehamilan $erdarahan tidak teratur atau spotting, pembesaran abnormal uterus, pelunakan serviks dan korpus uteri. 4a#ian u#i kehamilan dengan pengenceran urin. $astikan tidak ada #anin (+allottement" atau DJJ sebelum upaya diagnosis dengan perasat 5anifa 'ikn#osastro atau Acosta isson. 6. akukan pengosongan #aringan mola dengan segera. 8. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi uterus". *. akukan pengamatan lan#ut hingga minimal 2 tahun. elain dari penanganan di atas, masih terdapat beberapa penanganan khusus yang dilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu 1 egera lakukan evakuasi #aringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 2) 79 oksitosin dalam *)) ml Gal atau dengan kecepatan 8)-@) tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara tepat". $engosongan dengan Aspirasi Cakum lebih aman dari kuretase ta#am. +ila sumber vakum adalah tabung manual, siapkan peralatan ACM minimal 6 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga pengosongan kavum uteri selesai. 4enali dan tangani komplikasi seperti tirotoksikasi atau krisis tiroid baik sebelum, selama dan setelah prosedur evakuasi. Anemia sedang cukup diberikan ulfas 0erosus @)) mgFhari, untuk anemia berat lakukan transfusi. 4adar h! diatas 2)).))) 79F praevakuasi menun#ukkan masih terdapat trofoblast aktif (diluar uterus atau invasif", berikan kemoterapi M: dan pantau beta-h! serta besar uterus secara klinis dan
9! tiap minggu. elama pemantauan, pasien dian#urkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal (apabila masih ingin anak" atau tubektomy apabila ingin menghentikan fertilisasi. J. $rognosis esiko kematianFkesakitan pada penderita mola hidatidosa meningkat karena perdarahan, perforasi uterus, pre-eklamsi berat, tirotoksikosis atau infeksi. Akan tetapi, sekarang kematian karena mola hidatidosa sudah #arang sekali. egera setelah #aringan mola dikeluarkan, uterus akan mengecil, kadar h! menurun dan akan mencapai kadar normal sekitar 2)-2 minggu pascaevakuasi. 4ista lutein #uga akan mengecil lagi. $ada beberapa kasus pengecilan ini bisa mengambil %aktu beberapa bulan. ebagian besar penderita mola hidatidosa akan baik kembali setelah kuretasi. +ila hamil lagi, umumnya ber#alan normal. Mola hidatidosa berulang dapat ter#adi, tetapi #arang. 'alaupun demikian, 2*-)? dari penderita pasca mola hidatidosa dapat mengalami degenerasi keganasan men#adi tumor trofoblas gestasional (::!", baik berupa mola invasif, koriokarsinoma, maupun placental site trophoblastic tumor ($::". 4eganasan ini biasanya ter#adi pada satu tahun pertama pascaevakuasi,yang terbanyak enam bulan pertama. M5$ lebih #arang men#adi ganas. 0aktor risiko ter#adinya ::! pascamola hidatidosa adalah umur 6* tahun, uterus diatas ) minggu, kadar h! preevakuasi diatas 2)).))) 79F, dan kista lutein bilateral.
Asuhan Keperawatan Mola Hidatidosa A. $engka#ian $engka#ian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan pera%atan bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dika#i adalah 1 2. +iodata1 mengka#i identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, peker#aan, status perka%inan, perka%inan ke- , lamanya perka%inan dan alamat. . 4eluhan utama1 ka#i adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang. 6. i%ayat kesehatan, yang terdiri atas1 a. i%ayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke umah akit atau pada saat pengka#ian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan. b. i%ayat kesehatan masa lalu1 ka#i adanya kehamilan molahidatidosa sebelumnya, apa tindakan yang dilakukan, kondisi klien pada saat itu. c. i%ayat pembedahan 1 4a#i adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, #enis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung. d. i%ayat penyakit yang pernah dialami1 ka#i adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, #antung, hipertensi, masalah ginekologiFurinary, penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya. e. i%ayat kesehatan keluarga1 yang dapat dika#i melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga. f. i%ayat kesehatan reproduksi1 ka#i tentang menorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, %arna dan adanya dismenorhoe serta ka#i kapan menopause ter#adi, ge#ala serta keluhan yang menyertainya.
g.
i%ayat kehamilan, persalinan dan nifas1 ka#i bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya. h. i%ayat seksual1 ka#i mengenai aktivitas seksual klien, #enis kontrasepsi yang i.
digunakan serta keluhan yang menyertainya. i%ayat pemakaian obat1 ka#i ri%ayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral,
#.
obat digitalis dan #enis obat lainnya. $ola aktivitas sehari-hari1 ka#i mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (+A+ dan +A4", istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
$emeriksaan 0isik1 2.
7nspeksi 7nspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi #uga meliputi indera pendengaran dan penghidung. 5al yang diinspeksi antara lain 1 a. Mengobservasi kulit terhadap %arna, perubahan %arna, laserasi, lesi terhadap drainase, b. $ola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, c. +ahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya.
.
$alpasi $alpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan #ari. a. entuhan1 merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, dera#at kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus. b. :ekanan1 menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi #anin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor. c. $emeriksaan dalam1 menentukan teganganFtonus otot atau respon nyeri yang
abnormal. 6. $erkusi $erkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau #aringan yang ada diba%ahnya. a. Menggunakan #ari1 ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menun#ukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi. b. Menggunakan palu perkusi 1 ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleksFgerakan pada kaki ba%ah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak.
8. Auskultasi Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar1 mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi #antungFparu abdomen untuk bising usus atau denyut #antung #anin(Johnson & :aylor, ))* 1 6<".
+. Diagnosa 4epera%atan 2. Gyeri berhubungan denganterputusnyakontinuitas#aringan. . 7ntoleransi aktivitasberhubungandengankelemahan. 6. !angguan pola tidur berhubungandenganadanyanyeri. 8. !angguan rasa nyaman1 hipertermi berhubungandengan proses infeksi. *. 4ecemasan berhubungan denganperubahan status kesehatan.
. 7ntervensi 2. Diagnosa 7 Gyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas #aringan :u#uan 1 4lien akanmenin#ukkan nyeri berkurangFhilang. 4riteria hasil 1 a. 4lien mengatakan nyeri berkurangFhilang, b. kspresi %a#ah tenang, c. ::C dalam batas normal. 7ntervensi a. 4a#i tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien. asional1 mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan intervensi yang tepat. b. /bservasi tanda-tanda vital tiap = #am. asional1 perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien. c. An#urkan klien untuk melakukan teknik relaksasi. asional1 teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang dirasakan. d. +eri posisi yang nyaman. asional1 posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area lukaFnyeri. e. 4olaborasi pemberian analgeti asional1 obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat dipersepsikan. . Diagnosa 77 7ntoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
:u#uan1 klien akan menun#ukkan terpenuhinya kebutuhan ra%at diri. 4riteria hasil1 a. 4ebutuhan personal hygiene terpenuhi, b. 4lien nampak rapi dan bersih. 7ntervensi1 a. 4a#i kemampuan klien dalam memenuhi ra%at diri. asional1 untuk mengetahui tingkat kemampuanFketergantungan klien dalam mera%at diri sehingga dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan hygienenya. b. +antu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. asional1 kebutuhan hygiene klien terpenuhi
tanpa
membuat
klien
ketergantungan pada pera%at. c. An#urkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuannya. asional1 pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya. d. An#urkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan klien. asional1 membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi secara mandiri.
6. Diagnosa 777 !angguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri. :u#uan1 klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu. 4riteria hasil1 a. 4lien dapat tidur >-= #am per hari, b. 4on#ungtiva tidak anemis. 7ntervensi1 a. 4a#i pola tidur. asional1 dengan mengetahui pola tidur klien, akanmemudahkan dalam menentukan intervensi selan#utnya. b. iptakan lingkungan yang nyaman dan tenang. asional1 memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat. c. An#urkan klien minum susu hangat sebelum tidur. asional1 susu mengandung protein yang tinggi sehingga dapat merangsang untuk tidur. d. +atasi #umlah pen#aga klien. asional1 dengan #umlah pen#aga klien yang dibatasi maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi sehingga klien dapat beristirahat.
e. Memberlakukan #am besuk. asional1 memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat. f. 4olaborasi dengan tim medis pemberian obat tidur Dia3epam. asional1 Dia3epam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah tidur. 8. Diagnosa 7C1 !angguan rasa nyaman1 hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. :u#uan1 klien akan menun#ukkan tidak ter#adi panas. 4riteria hasil1 a. :anda-tanda vital dalam batas normal, b. 4lien tidak mengalami komplikasi. 7ntervensi 1 a. $antau suhu klien, perhatikan menggigilFdiaphoresis. asional1 suhu diatas normal menun#ukkan ter#adinya proses infeksi, pola demam dapat membantu diagnosa. b. $antau suhu lingkungan. asional1 suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal. c. An#urkan untuk minum air hangat dalam #umlah yang banyak. asional1 minum banyak dapat membantu menurunkan demam. d. +erikan kompres hangat. asional1 kompres hangat dapat membantu penyerapan panas sehingga dapat menurunkan suhu tubuh. e. 4olaborasi pemberian obat antipiretik. asional1 digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada hipothalamus. *. Diagnosa C 4ecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan. :u#uan klien akan menun#ukkan kecemasan berkurangFhilang. 4riteria hasil1 a. kspresi %a#ah tenang, b. 4lien tidak sering bertanya tentang penyakitnya. 7ntervensi1 a. 4a#i tingkat kecemasan klien. asional1 mengetahui se#auh mana kecemasan tersebut mengganggu klien. b. +eri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. asional1 ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan. c. Mendengarkan keluhan klien dengan empati. asional1 dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa diperhatikan.
d. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan terapi yang diberikan. asional1 menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya. e. +eri dorongan spiritualFsupport. asional1 menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan dapat berkurang.
D. 7mplementasi esuaikan dengan 7ntervensi . valuasi 2. DH 2 Gyeri berkurangF5ilang . DH 7ntoleran aktivitas kembali normal 6. DH 6 :idak adanya gangguan pola tidur 8. DH 8 :idak adanya gangguan rasa nyaman *. DH * 4ecemasan berkurangFhilang
+A+ C $G9:9$ A. 4esimpulan $ada %anita yang mengalami Mola hidatidosa sering mengalami mual muntah akibat produksi
5cg yang tinggi. $roduksi ini meningkat disebabkan pembesaran uterus yang
abnormal lebih besar daripada pembesaran uterus biasanya. ehingga menyebabkan distensi rahim yang bisa menyebabkan mual muntah pada penderita Mola hidatidosa. elain itu perdarahan yang abnormal saat usia kehamilan masih muda, dapat menyebabkan resiko tinggi infeksi. esiko infeksi harus segera diatasi untuk menghindari ge#ala infeksi yaang dapat membahayakan bagi keselamatan %anita tersebut. $erlu pengetahuan ibu tentang beberapa ge#ala penyakit yang dapat menyerang ibu hamil saat berada pada usia kehamilannya yang masih baru tau berada pada :rimester 2. +. aran $enulis memberikan saran untuk ibu yang sedang hamil agar intensif dalam melakukan pemeriksaan kandungannya. 5al ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya ge#ala patologis yang sering ter#adi saat sedang mengandung. Apabila ter#adi ge#ala patologis, ibu harus cepat melaporkan kepada pelaku medis agar tidak ter#adi komplikasi lain pada kandungannya. $elaku medis khususnya pera%at
harus memiliki sikap profesionalisme
dalam beker#a dan mampu melakukan asuhan kepera%atan secara tepat kepada ibu yang terdeteksi adanya kelainan seperti penderita Mola hidatidosa.
DA0:A $9:A4A
Mans#oer, Arif, dkk. ))*. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta 1 Media Aesbulapius 0akultas 97.
'ikn#osartro, 5anifa. ))*. Ilmu Kandungan. Jakarta 1 Eaysan +ina $ustaka ar%ono $ra%irohard#o. astra%inata, ulaiman. ))8. Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 2. Jakarta 1 !. 9nder%ood, J.. 2<<<. atologi !mum dan Sistematik Edisi 2 "olume 2. Jakarta1 !