BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g
Di Indonesia Indonesia sejak tahun 1998 terjadi gejolak gejolak krisis multidimens multidimensii yang telah telah berdam berdampak pak banyak banyak terhada terhadap p segi segi kehidu kehidupan pan masyar masyaraka akatt Indone Indonesia sia,, termasuk krisis ekonomi yang mengakibatkan daya beli masyarakat terhadap terhadap kebutuhan sandang dan pangan sangat rendah. Hal ini memberikan kontribusi yang sangat sangat besar terhadap tingginya tingginya angka kejadian kejadian penyakit penyakit diantaranya diantaranya adalah tuberkulosis (TB). Apabila penyakit ini tidak diobati sampai tuntas akan menimbulkan berbagai komplikasi, salah satu komplikasi dari infeksi TB ini yang paling berbahaya apabila menyerang pada susunan saraf pusat atau yang biasa disebut meningitis tuberkulosis. Meningitis tuberkulosis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebro serebro spinal, spinal, dan spinal spinal kolumna kolumna yang menyebabkan menyebabkan proses proses peradangan peradangan pada sistem saraf pusat (Suriadi, 2001 : 89) merupakan salah satu manifestasi dari dari penyak penyakit it TB yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh basil basil Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis yang yang meny menyera erang ng sist sistem em sara saraff pusa pusat. t. Meni Mening ngit itis is pun pun haru haruss diwa diwasp spad adai ai inside insidensi nsinya nya seirin seiring g dengan dengan mening meningkat katnya nya angka angka pender penderita ita tuberk tuberkulo ulosis sis.. Karena Karena diperk diperkira irakan kan sekita sekitarr 1 sampai sampai 10% dari dari seluru seluruh h kejadi kejadian an infeks infeksii tuberkulosis mengenai susunan saraf pusat (SSP), baik berupa tuberkuloma pad padaa paren parenki kim m otak otak maup maupun un seba sebaga gaii meni mening ngiti itiss (Arv (Arvan anita itaks ksis is,, 1998 1998). ).
1
2
Sedangkan menurut Lindsay (1997 : 474) angka kejadian meningitis adalah 10% dari jumlah penderita. Data yang diperoleh dari Rekam Medik Ruang 19 A Perawatan Penyakit Saraf Wanita Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. TABEL 1 Profil Penyakit Di Ruang 19 A Perawatan Penyakit Saraf Wanita Wanita Perjan RS.Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari - Juli 2005 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyakit
Stroke SOL Meningitis Myelo radikulopati Radikulopati Epilepsi Tetanus Ensepalopati Ensepalitis Miastenia Gravis Jumlah
Angka kejadian 176 46 23 21 17 16 3 2 2 1 307
%
57,32 14,98 7,49 6,84 5,53 5,21 0,97 0,65 0,65 0,32 100%
Angka kematian 38 4 9 0 0 2 3 0 2 1
%
21,59 8,69 39,13 0 0 12,5 100 0 100 100
Sumber Sumber : Rekam Rekam Medik Medik Ruang Ruang 19 A Perawa Perawatan tan Penyak Penyakit it Saraf Saraf Wanita Wanita Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Menurut tabel diatas penyakit meningitis berada pada urutan ke 3 setelah stroke dan SOL ( space occupying lession ). Dengan jumlah penderita 23 orang (7,49%) yang menderita menderita meningitis. Walaupun Walaupun persentasinya tidak sebanyak stroke stroke 57,32% 57,32% namun namun angka angka ini terus terus menunj menunjuka ukan n pening peningkat katan an dengan dengan perse persenta ntase se kematia kematian n yang yang paling paling tinggi tinggi yaitu yaitu mencap mencapai ai 39,13% 39,13% (Medical
Record Ruang 19A RSHS. Bandung). Selain itu penyakit meningitis dapat menimbulkan gangguan yang kompleks kompleks terhadap sistem tubuh yang lain, misalnya misalnya pada sistem pernafasan,
3
kardivaskuler, pencernaan, perkemihan dan muskuloskeletal, yang dapat pula menimb menimbulk ulkan an kompli komplikas kasii akut akut dan resiko resiko kemati kematian. an. Disamp Disamping ing dampak dampak terhadap sistem tubuh meningitis pun dapat merubah pola hidup seseorang kare karena na tida tidak k jara jarang ng kasu kasuss meni mening ngit itis is meni mening ngga galk lkan an geja gejala la sisa sisa beru berupa pa kecacatan seperti : ketulian, gangguan penglihatan, dan kelumpuhan. Berdasarkan angka kejadian dan dampak penyakit meningitis tuberkulosis sebagai konsekuensi dari meningkatnya angka penderita TB dan kompleknya masala masalah h yang yang ditimb ditimbulk ulkan an akibat akibat infeks infeksii mening meningiti itiss tuberk tuberkulo ulosis sis,, serta serta dampaknya dampaknya terhadap terhadap kehidupan kehidupan baik fisik, sosial, sosial, dan ekonomi klien, maka penul penulis is merasa merasa tertari tertarik k untuk untuk melaku melakukan kan asuhan asuhan keperaw keperawata atan n pada pada klien klien dengan dengan mening meningiti itiss tuberk tuberkulo ulosis sis,, untuk untuk dijadi dijadikan kan sebaga sebagaii bahan bahan penuli penulisan san kary karyaa tuli tuliss ilmi ilmiah ah deng dengan an judu judull " ASUH ASUHAN AN KEPE KEPERA RAWA WATA TAN N PADA PADA KLIE KLIEN N NY. NY. A DENG DENGAN AN GANG GANGGU GUAN AN SIST SISTEM EM PERS PERSAR ARAF AFAN AN : MENI MENING NGIT ITIS IS TUBE TUBERK RKUL ULOS OSIS IS DI RUAN RUANG G
19 A
PER PERAWAT AWATAN AN
PENYAK PENYAKIT IT SARAF SARAF WANITA WANITA PERJAN PERJAN RUMAH RUMAH SAKIT SAKIT DR. HASAN HASAN SADIKIN BANDUNG".
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Memperoleh Memperoleh pengalaman secara nyata dan mampu melaksanakan melaksanakan asuhan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psikososio-spiritual pada klien dengan gangguan sistem persarafan : meningitis tuberkulosis melalui pendekatan proses keperawatan.
4
2. Tuju ujuan Khusu hususs Secara khusus penyusunan karya tulis ilmiah ini bertujuan agar penulis dapat : a.
Melaku Melakukan kan pengka pengkajia jian n pada pada klien klien dengan dengan ganggu gangguan an sistem sistem
persarafan akibat meningitis tuberkulosis. b.
Membua Membuatt perenc perencana anaan an pada pada klien klien dengan dengan ganggu gangguan an sistem sistem
persarafan akibat meningitis tuberkulosis. c.
Melak Melaksa sana naka kan n tind tindak akan an kepe keperaw rawat atan an pada pada klien klien deng dengan an
gangguan sistem persarafan akibat meningitis tuberkulosis. d.
Meni Menila laii
keber eberha hasi sila lan n
atau atau
eval evalua uassi
dari ari
hasi hasill
asuh asuhan an
keperawatan yang telah diberikan. e.
Mend Mendok okum umen enta tasi sik kan asuh asuhan an kep keper eraw awat atan an pad pada klie klien n deng dengan an
gangguan sistem persarafan : meningitis tuberkulosis.
C. METODE METODE PENULISA PENULISAN N DAN TEKNIK TEKNIK PENGUMPU PENGUMPULAN LAN DATA DATA
1. Metode Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. 2. Tehn Tehnik ik Pen Pengu gump mpul ulan an Data Data Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah :
5
a.
Wawancara.
Menggunakan komunikasi lisan meliputi auto anamnesa yang didapat langsung dari klien atau allo anamnesa yang didapat dari keluarga klien. b.
Observasi.
Dilakukan dengan melihat kondisi klien secara fisik, mengamati klien baik dari sikap secara psikologis. c.
Pemeriksaan Fisik.
Dilakukan secara “ head to toe ” meliputi teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. d.
Studi Do Dokumentasi.
Dengan melihat hasil laboratorium dan terapi, serta melihat catatan perkembangan kesehatan klien selama dirawat di rumah sakit yang terlampir dalam status klien. e.
Studi Ke Kepustakaan.
Dengan melihat konsep dan teori yang berhubungan dengan asuhan keperawatan klien dengan meningitis tuberkulosis.
D. SISTEM SISTEMATI ATIKA KA PENUL PENULISA ISAN N
BAB I
: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah meningitis
BAB II
tuberkulosis, tujuan, metode dan sistematika penulisan : Tinjauan Teori, terdiri dari konsep dasar penyakit yang berisi
6
peng pengert ertia ian, n, anat anatom omii dan dan fisi fisiol olog ogii selap selaput ut otak otak , etio etiolo logi gi,, manifestasi klinik, patofisiologi, klasifikasi meningitis, dampak terh terhad adap ap sist sistem em tubu tubuh h lain lain,, peme pemeri riks ksaa aan n penu penunj njan ang, g, dan dan penat penatalak alaksan sanaan aan medik. medik. konsep konsep dasar dasar proses proses keperaw keperawatan atan melipu meliputi ti pengka pengkajia jian, n, diagno diagnosa sa keperaw keperawatan atan,, perenc perencana anaan, an,
BAB III
pelaksanaan dan evaluasi. Tinjau auan an Kasu Kasuss dan dan Pemb Pembah ahas asan an,, : Tinj
terd terdir irii
dari dari
asuh asuhan an
keperawatan pada Ny. A dengan Gangguan Sistem Persarafan : Meningitis Meningitis Tuberkulosis Tuberkulosis di Ruang 19A Perawatan Perawatan Penyakit Penyakit Saraf Wanita Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, meliputi meliputi pengkajian pengkajian,, perencanaan perencanaan,, pelaksanaan pelaksanaan dan evaluasi. evaluasi. Sela Selain in itu itu juga juga beri berisi si tent tentan ang g pemb pembah ahas asan an masa masala lah h dan dan kese kesenj njan anga gan n
BAB IV
yang yang
diha dihada dapi pi
sela selama ma
mela melaku kuka kan n
asuh asuhan an
keperawatan serta alternatif pemecahan masalah. : Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi uraian-uraian kesimpulan dari dari penera penerapan pan langka langkah-la h-langk ngkah ah proses proses keperaw keperawatan atan yang yang terdiri dari pengkajian hingga evaluasi
7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1.
Konsep Dasar Penyakit 1.
Pengertian
a. Meningitis Tuberkulosis Meningitis tuberkulosis adalah infeksi pada meningen yang disebabkan oleh basil tahan asam Mycobacterium tuberculosis (Gilroy, 2000). Suriadi (2001: 89) mengatakan meningitis tuberkulosis adalah perad peradang angan an pada pada selapu selaputt mening meningen, en, cairan cairan serebr serebrosp ospina inall dan spinal spinal kolumna yang menyebabkan proses infeksi pada sistem sara f pusat. Menurut Arief Mansyur, dkk (2000 : 11) meningitis tuberkulosis adalah penyebaran tuberkulosis primer dengan fokus infeksi ditempat lain. Sedang Sedangkan kan penger pengertia tian n mening meningiti itiss tuberk tuberkulo ulosis sis menuru menurutt Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi, 1996 : 181) adalah komplikasi infeksi primer dengan atau tanpa penyebaran milier. Dari keempat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis tuberk tuberkulo ulosis sis adalah adalah penyak penyakit it infeks infeksii yang yang mengen mengenai ai selapu selaputt otak, otak, parenkim
otak
dan
pembuluh
darah
otak,
disebabkan
oleh
Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis dan merupakan infeksi sekunder sebagai
8
akibat penyebaran penyebaran infeksi infeksi tuberkulo tuberkulosis sis ditempat ditempat lain umumnya umumnya paru paru. b. Tuberkulosis (TB) TB adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh oleh kuman kuman Mycobacterium kuman terseb tersebut ut biasan biasanya ya Mycobacterium Tuberculosis Tuberculosis , kuman masuk masuk kedala kedalam m tubuh tubuh manusi manusiaa melalu melaluii udara udara (perna (pernafas fasan) an) kedala kedalam m paru-paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh tubuh yang yang lain melalu melaluii penyeb penyebaran aran darah, darah, kelenj kelenjar ar limfe, limfe, salura saluran n pernafasan, penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Sylvia Anderson 1995 : 753)
2.
Anatomi Fisiologi
a. Meningen Meningen adalah ketiga lapisan jaringan ikat non neural yang menyelubungi otak dan medulaspinalis, berindak sebagai peredam syok atau atau “ syok ” dan berisi berisikan kan cairan cairan serebr serebrosp ospina inalis lis.. Cairan Cairan syok absosber absosber sereb serebos ospi pina nali liss dite ditemu muka kan n pada pada sist sistem em vent ventri rike kell dan dan rong rongga ga sub sub arakhnoid. Ketiga lapisan meningen terdiri dari : 1) Dura Durama mate terr atau atau Dura Dura (paki (pakime meni ning ngs) s) Duramater Duramater merupakan merupakan lapisan lapisan terluar terluar meningen, meningen, berupa berupa membran yang padat, kuat dan tidak lentur. Berlapis dua sekitar otak otak dan dan berl berlap apis is satu satu seki sekita tarr medu medull llaa spin spinal alis is.. Lapi Lapisa san n luar luar bertindak sebagai periosteum dan terikat kuat pada tulang. Lapisan
9
dalam terdapat dalam rongga subdural. Lapisan dalam duramater terpisah dari lapisan luar tempat terbentuknya sinus dura. 2)
Arakhnoid Arakhn Arakhnoid oid adalah adalah lapisa lapisan n tengah tengah dari dari mening meningen en yang yang avasku avaskular, lar, rapuh, rapuh, tipis tipis dan transpa transparan ran.. Sepert Sepertii halnya halnya dengan dengan duramater, menyebrangi sulki dan hanya menuju kedalam fisurafisura utama saja. Dari membran arakhnoid banyak trabekula halus menjurus kearah pia sehingga memberi gambaran sebagai sarang laba-laba. Lapisan luar arakhnoid terdiri dari sel yang menyerupai endotel disebut sebagai meningotelial atau sel arakhnoid. Inti selsel tersebut tersebut tersusun dalam lapisan lapisan tunggal, tunggal, ganda atau multipel multipel menghadap kearah rongga sub dural. Lapisan dalam arakhnoid dan trabek trabekula ula ditutup ditutup oleh sel
mesote mesotelia liall yang yang dapat dapat memberik memberikan an
resp respon on terh terhad adap ap berb berbag agai ai rangs rangsan anga gan n dan dan dapa dapatt memb memben entu tuk k fagosit. Granulasi arakhnoid adalah proyeksi pia-arakhnoid yang masuk kedalam sinus sagitalis superior. Granulasi ini disebut juga badan pacchioni,
masi masing ng-m -mas asin ing g terd terdir irii dari dari seju sejuml mlah ah vill villii
arak arakhn hnoi oid d yang yang
berf berfun ungs gsii seba sebaga gaii katu katup p satu satu arah arah yang yang
melewatkan bahan-bahan dari cairan serebrospinal masuk kedalam sinus-sinus.
10
3) Piam Piamat ater er atau atau Pia Pia (Le (Lept ptom omen enin ings gs)) Piamater adalah lapisan meningen terdalam yang melekat erat dengan jaringan otak dan medulla spinalis, yang mengikuti setiap kontur (sulki dan fisura) sambil membawa pembuluh darah kecil yang memberi makanan pada jaringan saraf dibawahnya. Membran pia-glial dibentuk oleh eritrosit “ end feet ” yang berakhir di pia. Piamater nampaknya berperan sebagai barrier atau pengh penghala alang ng masukn masuknya ya bendabenda-ben benda da dan organi organisme sme yang yang dapat dapat merusak.
Gambar 1. Anatomi meningen otak Sumber : Van de Graff, Kent. M. (1984)
b.
Rongga Sub Arakhnoid Rongga sub arakhnoid merupakan rongga leptomeningeal yang terisi cairan serebrospinal. Semua pembuluh darah, saraf otak serta medulla spinalis melewati cairan tersebut, sehingga bilamana terjadi infeksi pada rongga ini, maka pembuluh darah dan saraf dapat terkena proses peradangan. Arteritis dan flebitis dapat menyebabkan iskemi atau nekrosis jaringan otak.
11
Rongga sub arakhnoid tidak berhubungan dengan rongga sub dural, karena itu leptomeningitis tidak menyebar kedalam rongga sub dural kecuali pada meningitis oleh haemofilus influenza. c. Sist Sister erna na Rong Rongga ga Sub Sub Arak Arakno noid id Rong Rongga ga sub sub arak arakhn hnoi oid d yang yang meng mengel elili iling ngii otak otak dan dan medu medull llaa spinalis memiliki variasi-variasi setempat. Pada dasar otak dan sekitar batang otak, pia dan arakhnoid memisah dan membentuk beberapa rongga besar yang disebut sisterna sub araknoid. Tiga sisterna pada aspek ventral batang otak :
Sisterna khiasmatika yang berada didaerah khiasma optika.
Sist Sister erna na
inte interp rpen endu dunk nkul ular aris is
yang ang
berad eradaa
di
fos fosa
interpedunkularis dari mesensefalon.
Sisterna pontin yang berada pada pertemuan pons dengan
medula atau “ Pons medullary junction”. Dua sisterna di aspek posterior batang otak :
Sist Sister erna na
sereb erebro rome medu dula lari riss
(sis (siste tern rnaa
magn agna)
yang ang
merupakan salah satu sisterna terbesar, sisterna ini berada diantara pleksus khoroid medulla dan serebelum. Foramina ventrikel IV membuka kedalam sisterna ini.
Sist Sister erna na
super uperio iorr
(sis (siste tern rnaa
amb ambiens iens))
siste istern rnaa
ini ini
mengelilingi permukaan superior dan lateral mesensefalon didalam sisterna sisterna ini ditemukan ditemukan vena serebri serebri magna, magna, arteri serebri posterior dan serebeli superior
12
d. Sist Sistem em Vent Ventri rike kell Sistem ventrikel ventrikel merupakan merupakan suatu seri rongga-rongga rongga-rongga di dalam otak yang saling berhubungan, dilapisi ependima dan berisi cairan serebrospinal yang dihasilkan dari darah oleh pleksus khoroid. Rongga-rongga dalam sistem ini terdiri dari sepasang venterikel lateralis (kiri dan kanan), ventrikel III dan ventrikel IV. Kedua rongga ini dihubungkan oleh aquaduktus silvii. Kedua ventrikel lateralis berada di dalam hemisfer serebri dan masing-mas masing-masing ing dihubungk dihubungkan an dengan dengan ventrikel ventrikel III melalui melalui foramen foramen interventrikularis dari monro. Setiap ventrikel lateralis terdiri dari 4 bagian yaitu :
Kornu anterior
Sela media
Kornu inferior atau temporal
Kornu posterior
Ventrikel ventrikel III adalah suatu rongga ventrikel tipis di garis ten tengah gah,
dian dianta tara ra
pasa pasan ngan gan
ventr entrik ikel el
late latera rali lis. s.
Vent Ventri rik kel
IV
berhubungan dengan rongga sub arakhnoid melalui kedua foramina dari luscka dan foramina magendi. Kedua foramen dari luscka terletak dalam dalam sudut sudut pons pons dan medull medulla. a. Forame Foramen n magend magendii terleta terletak k sebelah sebelah belakang medulla dan menghadap sisterna magna. Setiap ventrikel mempunyai pleksus khoroid, yang paling besar adalah pleksus khoroid ventrikel lateralis.
13
e.
Pleksus Khoroid dan Cairan Serebrospinal 1)
Pleksus khoroid Pleksus Pleksus khoroid khoroid merupakan merupakan anyaman kaya dari pembuluhpembuluh-
pem pembu bulu luh h dara darah h piam piamat ater er yang yang menj menjor orok ok kese keseti tiap ap rong rongga ga ventrikel, ventrikel, membentuk membentuk filter semi permeabel permeabel antara darah arteri dan cairan serebrospinal. Setiap pleksus khoroid diliputi oleh satu lapisan epitel ependima. Tela khoroidea dari ventrikel lateralis adalah suatu membran tipis
seperti
jaring
laba-laba
yang
melalui
foramen
interventrikularis, berhubungan langsung dengan pleksus khoroid ventrik ventrikel el III. Tela Tela ini dibent dibentuk uk oleh oleh invagi invaginas nasii ependi ependima ma oleh oleh lipatan-lipatan vaskular. 2)
Cairan se serebrospinal Cairan serebrospinal adalah filtrat darah yang jernih tidak
berbau dan hampir bebas protein. Cairan serebrospinal dibentuk di ventrikel-ventrikel dan beredar didalam rongga sub arakhnoid. Fungsi Fungsi cairan serebrospinal serebrospinal adalah menunjang menunjang dan membantali membantali susunan saraf pusat terhadap trauma. f. Pere Pereda dara ran n Dara Darah h Otak Otak 1)
Peredaran da darah ar arterial Suplai peredaran darah arterial kestruktur-strukur intra kranial
pada pada dasarn dasarnya ya berasa berasall dari dari cabang cabang-cab -cabang ang kedua kedua arteri arteri karoti karotiss interna dan kedua arteri vertebralis.
14
a)
Arteri karotis interna Arteri karotis interna keluar dari percabangan karotis
komunis leher. Pembuluh darah ini naik menuju basis kranii, membelah sebagai suatu pembuluh bentuk sigmoid di dalam sinus kavernosus. Arte Arteri ri karo karoti tiss inte intern rnaa hany hanyaa memb member erii caba cabang ng di rong rongga ga tengkorak, terdiri dari : (1)
Arteri optalmika Arteri ini mempunyai cabang penting yaitu arteri
sentra sentralis lis retinae retinae yang yang berjal berjalan an diteng ditengah-t ah-teng engah ah nervus nervus optikus dan berakhir diretina. (2)
Arteri khoroidalis anterior Arteri khoroidalis khoroidalis anterior mengikuti mengikuti traktus traktus optikus optikus
sampai pada ketinggian korpus genikulatum lateralis dan kemudian kemudian menjadi menjadi bagian bagian dari pleksus pleksus khoroid khoroid ventrikel ventrikel lateralis. Pembuluh darah ini juga memberi cabang-cabang ke pedun pedunkul kulus us serebri serebri,, kapsul kapsulaa intern interna, a, nukleu nukleuss kaudat kaudatus, us, hipokampus dan traktus optikus. (3)
Arteri serebri anterior dan media Kedua arteri ini merupakan cabang terminal dari arteri
karotis interna. Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada lobus frontalis. Didalam fisura longitudinalis serebri
15
dapa dapatt ditem ditemuk ukan an arte arteri ri komu komuni nika kans ns ante anterio rior. r. Caba Cabang ng-cabang arteri serebri anterior berjalan menuju sisi medial lobus frontalis dan parietalis, parietalis, substans substansia ia perforata perforata anterior, anterior, septum septum pellus pellusidu idum m dan sebagi sebagian an dari dari korpus korpus kalosu kalosum. m. Arte Arteri ri stri striat ataa medi medial alis is memb member erii dara darah h pada pada nukl nukleu euss kaudatus,
putamen
dan
bagian
ant anterio rior
kapsula
interna.Arte interna.Arteri ri serebri serebri media memberi memberi cabang-caban cabang-cabang g kesisi kesisi lateral lobus temporal dan parietal. Arteri striata lateralis memperdarahi ganglia basalis dan kapsula interna. Arteri komunikans posterior bersatu dengan ramus serebri posterior arteri basilaris. Dalam perjalanannya memberi cabang ke kapsula interna dan talamus b)
Arteri vertebralis Arteri Arteri verteb vertebrali raliss adalah adalah cabang cabang-cab -cabang ang dari dari arteri arteri sub sub
klavia. klavia. Cabang-caba Cabang-cabangny ngnyaa adalah arteri spinalis spinalis anterior anterior dan posterior serta arteriae serebelaris inferior posterior. Arter Arterii basi basila lari riss dibe dibent ntuk uk oleh oleh kedu keduaa gabu gabung ngan an arter arterii vetr vetreb ebra rali lis, s, berj berjal alan an pada pada aspe aspek k vent ventra rall pons pons.. Caba Cabang ng-cabangnya meliputi arteriae pontin, sereberalis inferior anterior, labirintin, serebralis superior dan sereberalis posterior. Arteri Arteri terakhi terakhirr memper memperdar darahi ahi sisi sisi medial medial dan inferio inferior r lobus oksipitalis dan temporalis serta cabang-cabang khoroidal
16
pos poste teri rior or ke plek pleksu suss khor khoroi oid d vent ventrik rikel el III III dan dan vent ventri rike kell lateralis. c)
Sirkulus willisi Sirkul Sirkulus us willis willisii dibent dibentuk uk oleh oleh arteriarteri-art arteri eri komuni komunikan kan
ante anteri rior or dan dan post posteri erior or serta serta bagi bagian an prok proksi sima mall arter arteri-a i-arte rteri ri serebri anterior, media dan posterior. Fungsi sirkulus willisi memungkinkan suplai darah yang adekua adekuatt ke otak otak bilama bilamana na timbul timbul oklusi oklusi arteri arteri karoti karotiss atau vertebralis. Banyak arteri keluar dari lingkaran ini, masuk ke substansia otak dan arteri-arteri ini sangat penting oleh karena sela selain in berk berkali alibe berr kecil kecil sehi sehing ngga ga muda mudah h ters tersum umba bat, t, juga juga meru merupa paka kan n “end tanpaa pere pereda dara ran n kola kolate tera rall dan dan end arte artery ry” tanp memperdarahi daerah-daerah vital. 2)
Peredaran darah vena
Pere Pereda dara ran n dara darah h vena vena tida tidak k berp berpera eran n besa besarr dala dalam m meni mening ngit itis is tuberk tuberkulo ulosis sis.. Terdir Terdirii dari dari vena vena serebr serebral al intern internal al dan ekstern eksternal. al. Tempat berakhirnya vena-vena otak ini di sinus-sinus duramater.
3.
Etiologi
Penyakit Penyakit meningitis meningitis tuberkulos tuberkulosis is disebabkan disebabkan oleh Mycobacterium sedang ngka kan n menu menuru rutt pene peneli liti ti yang yang lain lain dala dalam m tubercul tuberculosis osis humanus humanus, seda literat literatur ur yang yang berbed berbedaa mening meningiti itiss Tuberk Tuberkulo ulosis sis diseba disebabk bkan an oleh oleh dua micobacteriu micobacterium m yaitu Mycobacterium Mycobacterium tubeculosis tubeculosis dan Mycobacterium
17
yang biasan biasanya ya menyeb menyebabk abkan an infeks infeksii pada pada sapi sapi dan jarang jarang pada pada bovis yang manusia.
Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis merupakan basil yang berbentuk batang, berukuran 0,2-0,6µ m x 1,0-10 µ m, tidak bergerak bergerak dan tidak membentuk membentuk spora. Mycobact Mycobacteriu erium m tubercul tuberculosis osis bersifat oblig obligat at aerob aerob, hal ini meneran menerangka gkan n predil predileks eksiny inyaa pada pada jaring jaringan an yang yang oksige oksigenas nasiny inyaa tinggi tinggi seperti apeks paru, ginjal dan otak. Mycobacterium tidak tampak dengan dengan pewarnaan gram tetapi tampak dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Basil ini bersifat tahan asam, artinya tahan terhadap pewarnaan carbolfuchsin yang meng menggu guna naka kan n campu campuran ran asam asam klor klorid ida-e a-etan tanol ol.. Sifa Sifatt taha tahan n asam asam ini ini disebabkan karena kadar lipid yang tinggi pada dinding selnya. Lipid pada dinding sel basil Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis meliputi hampir 60% dari dinding selnya, dan merupakan hidrokarbon rantai panjang yang disebut asam mikolat. Mycobacterium Mycobacterium tuberculosa tuberculosa tumbuh lambat dengan double time dalam 18-24 jam, maka secara klinis kulturnya memerlukan waktu 8 minggu sebelum dinyatakan negatif.
4.
Manifestasi Klinik
Meningitis Meningitis tuberkulosi tuberkulosiss umumnya umumnya memiliki memiliki onset yang perlahan. Terdapat riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis, biasanya memiliki TB aktif atau riwayat batuk lama, berkeringat malam dan penurunan berat bad badan an bebe beberap rapaa hari hari samp sampai ai bebe beberap rapaa bulan bulan sebe sebelu lum m gejal gejalaa infek infeksi si susunan saraf pusat muncul.
18
Gejala meningitis tuberkulosis sangat bervariasi, gejala awal biasanya mirip mirip deng dengan an infe infeks ksii umum umum lain lainny nyaa yait yaitu u beru berupa pa kele kelema maha han n umum umum (malai (malaise) se),, demam demam yang yang tidak tidak terlalu terlalu tinggi tinggi,, nyeri nyeri kepala kepala yang yang hilang hilang timbul timbul dan muntah muntah.. Setela Setelah h gejala gejala awal awal berlan berlangsu gsung ng selama selama sekita sekitarr 2 minggu timbul gejala nyeri kepala yang persisten dan nyeri tengkuk yang berhubungan dengan rangsang meningeal, timbul tanda-tanda peningkatan tekana tekanan n intra intra krania kraniall dan defisi defisitt neurul neurulogi ogik k fokal fokal (parese (parese pada pada nervus nervus kran kranial ial dan dan hemi hemipa pare rese se). ). Infl Inflam amas asii arte arteri ri pada pada basi basiss kran kranii ii dise diserta rtaii penyempit penyempitan an dan pembentuka pembentukan n trombus trombus pada lumennya lumennya menimbulka menimbulkan n iskemi iskemik k dan infark infark serebr serebrii dengan dengan berbag berbagai ai defisi defisitt neurol neurologi ogi sebaga sebagaii akibatnya. Saraf kranial II, III, IV, VI, VII dan VIII sering mengalami kompresi oleh eksudat yang kental. Pada stadium lanjut terjadi gerakan involu involunte nter, r, hemipl hemiplegi egi,, kesada kesadaran ran yang yang semaki semakin n menuru menurun n dan terjadi terjadi hidrosefalus. Ensefalopati tuberkulosis secara klinis memberikan sindrom berupa kejang, stupor atau koma, gerakan involunter, paralise, deserebrasi atau rigiditas dengan atau tanpa tanda klinis meningitis atau kelainan cairan serebrospinalis.
19
5.
Patofisiologi
Meningitis Meningitis tuberkulos tuberkulosis is pada umumnya umumnya sebagai sebagai penyebaran penyebaran infeksi infeksi tuberkulos tuberkulosis is primer primer ditempat ditempat lain. Biasanya Biasanya fokus fokus infeksi infeksi primer di paru paru. paru. Tuberk Tuberkulo ulosis sis secara secara primer primer merup merupaka akan n penyak penyakit it pada pada manusi manusia. a. Reservoir infeksi utamanya adalah manusia, dan penyakit ini ditularkan dari orang ke orang terutama melalui partikel droplet yang dikeluarkan oleh penderita tuberkulosis paru pada saat batuk. Partikel-partikel yang mengandung Mycobacterium tuberculosis ini dapat bertahan lama di udara atau pada debu rumah dan terhirup masuk kedalam paru-paru orang sehat. Pintu Pintu masuk masuk infeks infeksii ini adalah adalah salura saluran n nafas nafas sehing sehingga ga infeks infeksii pertam pertamaa biasanya terjadi pada paru-paru. Transmisi melalui saluran cerna dan kulit jarang terjadi.
Droplet yang terinfeksi mencapai alveoli dan berkembang biak dalam ruang ruang alveol alveoli, i, makrof makrofag ag alveol alveolii maupun maupun makrof makrofag ag yang yang berasa berasall dari dari sirkulasi. Sejumlah kuman menyebar terutama ke kelenjar getah bening hilus. Lesi primer pada paru-paru berupa lesi eksudatif parenkimal dan kelenjar limfenya disebut kompleks “Ghon”. Pada fase awal kuman dari kele kelenj njar ar geta getah h beni bening ng masu masuk k keda kedala lam m alir aliran an dara darah h sehi sehing ngga ga terja terjadi di penyebaran hematogen. Dalam Dalam waktu waktu 2-4 minggu minggu setela setelah h terinfe terinfeksi ksi,, terbent terbentukl uklah ah respon respon imunitas imunitas
selular selular terhadap infeksi infeksi tersebut. tersebut. Limfosit-T Limfosit-T distimulas distimulasii oleh
antigen basil ini untuk membentuk limfokin, yang kemudian mengaktivasi sel
fagosi fagositt mononu mononukle klear ar dalam aliran aliran darah. darah. Dalam Dalam makrofag makrofag yang
20
diak diakti tiva vasi si ini ini orga organi nism smee dapa dapatt mati mati,, tetap tetapii seba sebali likn knya ya bany banyak ak juga juga makr makrof ofag ag yang yang mati mati.. Kemud Kemudia ian n terb terben entu tukl klah ah tube tuberk rkel el terdi terdiri ri dari dari makrof makrofag, ag, limfos limfosit it dan sel-se sel-sell lain lain mengel mengelili ilingi ngi jaringa jaringan n nekrot nekrotik ik dan perkijuan sebagai pusatnya. Setelah infeksi pertama dapat terjadi dua kemungkinan, pada orang yang sehat lesi akan sembuh spontan dengan meninggalkan kalsifikasi dan jarin jaringan gan fibrot fibrotik. ik. Pada Pada orang orang dengan dengan daya daya tahan tahan tubuh tubuh yang yang rendah rendah,, penyebaran hematogen akan menyebabkan infeksi umum yang fatal, yang disebu disebutt sebaga sebagaii tuberk tuberkulo ulosis sis millie millierr disemi diseminat nata. a. Pada Pada keadaa keadaan n dimana dimana respon host masih cukup efektif tetapi kurang efisien akan timbul fokus perkijuan yang besar dan mengalami enkapsulasi fibrosa tetapi menyimpan basil yang dorman. Klien dengan infeksi laten memiliki resiko 10% untuk berkembang menjadi tuberkulosis aktif. Reaktivasi dari fokus perkijuan akan akan terj terjad adii bila bila daya daya taha tahan n tubu tubuh h host host menu menuru run, n, maka maka akan akan terja terjadi di pembe pembesar saran an tuberk tuberkel, el, pusat pusat perkij perkijuan uan akan akan meluna melunak k dan mengal mengalami ami pencairan, basil mengalami proliferasi, lesi akan pecah lalu melepaskan organisme dan produk-produk antigen ke jaringan disekitarnya. Apabila hal-hal yang dijelaskan di atas terjadi pada susunan saraf pusat maka akan terjadi infeksi yang disebut meningitis tuberkulosis. Fokus Fokus tuberk tuberkel el yang yang berlok berlokasi asi diperm dipermuka ukaan an otak otak yang yang berdek berdekata atan n dengan ruang sub arakhnoid dan terletak sub ependimal disebut sebagai “ Focus Rich”. Reaktivasi dan ruptur dari fokus rich akan menyebabkan
21
pelepasan basil Tuberkulosis dan antigennya kedalam ruang sub arakhnoid atau sistem ventrikel, sehingga terjadi meningitis tuberkulosis.
Patofisiologi Meningitis Tuberkulosis Inhalasi kuman TB
Paru-paru
Penyebaran limfohematogen TB paru primer
Dorman di otak
Organ lain
Pembentukan tuberkel-tuberkel kecil berwarna putih pada permukaan otak, selaput otak, sumsum t ulang belakang Tuberkel melunak dan pecah
Kuman masuk ke ruang sub arakhnoid dan ventrikulus
Terjadi peradangan difus pada pia, arakhnoid, LCS, ruang sub arakhnoid dan ventrikulus
Penyebaran sel-sel leukosit PMN ke dalam ruang sub arakhnoid
Terbentuk eksudat Beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dalam minggu ke-2 Eksudat yang terbentuk terdiri dari 2 lapisan : - lapisan luar mengandung fibrin dan leukosit PMN - lapisan dalam mengandung makrofag Proses radang terjadi juga pada pembuluh darah di korteks Trombosis, infark otak, oedema otak, degenerasi neuron-neuron
22
Tombosis serta organisasi eksudat perineural yang fi brinopurulen. Kelainan nervus kranial II, III, IV, VI, VII, VIII Organisasi di ruang sub arakhnoid superfisial yang dapat menghambat aliran dan absorpsi LCS Hidrosefalus komunikan Bagan 1 Patofisiologi
6.
Klasifikasi
Menurut Smeltzer. S.C and Brenda. G. Bare (2001 : 2175) klasifikasi meningitis dibagi menjadi 3 tipe utama yaitu meningitis asepsis, sepsis dan tuberkulosis. Meningitis asepsis mengacu pada salah
a.
satu satu meni mening ngit itis is viru viruss atau atau meny menyeb ebab abka kan n irita iritasi si meni mening ngen en yang yang disebabkan oleh abses otak, ensefalitis, limfoma, leukemia, atau darah di ruang sub arakhnoid. b.
Meningitis
men mening ingitis itis
yang ang
dise diseb babk abkan
oleh oleh
sepsis
orga organ nism isme
menunjukan bakt bakter erii
sepe sepert rtii
meningokokus,stafilokokus, meningokokus,stafilok okus, atau basilus influenza. Meningitis tuberkulosis disebabkan oleh
c.
bakteri mikobakterium tuberkulosis. Sedang Sedangkan kan menuru menurutt Arief Arief
Mansyu Mansyurr (2000 (2000 : 11) berdasar berdasarkan kan
peru peruba baha han n yang yang terja terjadi di pada pada caira cairan n otak otak,, meni mening ngit itis is diba dibagi gi dala dalam m 2 golongan yaitu : a.
Meni Menin ngiti gitiss
sero serosa sa
adal adalah ah
rad radang ang
selap elaput ut
otak tak,
arakh arakhno noid id,, dan dan piam piamate aterr yang yang dise disert rtai ai caira cairan n otak otak yang yang jern jernih ih
23
penyebab tersering adalah Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis tuberculosis , penyebab lain adalah virus, toxoplasma dan ricketsia. Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid
b.
dan piamat piamater er yang yang melipu meliputi ti otak otak dan medula medulaspi spinali nalis. s. Penyeb Penyebabn abnya ya anta antara ra lain lain : Dipl Diploc ococ occu cuss pneu pneumo moni niae ae (pne (pneum umok okok ok), ), Neis Neisse seria ria men mening ingitid itidis is
(men (menin ingo goko kok k),
Strep trepto toco cocc ccu us
haem haemol olit itic icu us,
Staphylococcus coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa. Klasifikasi atas dasar gejala klinik yang dapat meramalkan prognosis penyakit penyakit menurut menurut Medical Medical Research Research Council of Great Great Britain Britain sebagai berikut : Stadium I
: Klien menunjukan sedikit atau tanpa gejala klinis meningitis, tanpa parese, dalam keadaan umum yang baik dan kesadaran yang penuh.
Stad Stadiu ium m II II
: Kli Klien en deng dengan an kead keadaan aan dian dianta tara ra stad stadiu ium m I dan dan III III
Stadiu Stadium m III III
: Klien Klien tampak tampak sakit sakit berat berat,, kesa kesadar daran an stup stupor or atau atau koma koma dan dan terdapat parese yang berat (hemiplegi atau paraplegi).
7.
Damp Dampa ak Men Menin ingi gittis Te Terrhada hadap p Sis Sisttem Tu Tubu buh h La Lain
a. Sistem Pernafasan Pend Penderi erita ta meni mening ngiti itiss dapa dapatt meng mengal alam amii keru kerusa saka kan n saraf saraf peng pengat atur ur pernafasan sehingga kontrol sistem pernafasan tidak adekuat. Pola nafas berubah sehingga pengambilan oksigen dari atmosfir dapat berkurang, yang yang berakh berakhir ir dengan dengan kondis kondisii hipoks hipoksia. ia. Kerusa Kerusakan kan vaskul vaskular ar pada pada
24
jarin jaringan gan susun susunan an saraf saraf pusat pusat akan akan mengha menghamb mbat at proses proses transpo transporta rtasi si oksigen sehingga sehingga otak kekurangan kekurangan oksigen yang berdampak terjadinya kema kemati tian an sel-s sel-sel el jarin jaringa gan n otak otak,, dist distres res pern pernafa afasa san n terja terjadi di akib akibat at penekanan penekanan pusat pernafasan pernafasan di medulla medulla oblongata oblongata oleh peningkata peningkatan n tekanan intrakranial. b. Sistem Kardiovaskular Proses Proses perada peradanga ngan n pada pada mening meningen en menyeb menyebabk abkan an peruba perubahan han pada pada jaringan selaput otak sehingga menghambat sirkulasi darah. Gangguan pola pola nafas nafas menyeb menyebabk abkan an kadar kadar oksige oksigen n darah darah berkur berkurang ang sehing sehingga ga perfusi jaringan menurun yang ditandai dengan adanya sianosis pada beber beberapa apa bagian bagian tubuh tubuh tekana tekanan n darah darah mening meningkat kat atau menuru menurun n dan frekuensi nadi meningkat. c. Sistem Pencernaan Terjad Terjadii oedema oedema serebr serebral al mengak mengakiba ibatka tkan n kompen kompensas sasii tubuh tubuh untuk untuk menangani dengan mengeluarkan steroid adrenal melalui perangsangan dari hipotalamus. hipotalamus. Hal ini berpengaru berpengaruh h terhadap terhadap peningkata peningkatan n sekresi sekresi asam asam
lamb lambun ung g
yang yang
menye enyeb babk abkan
hiper iper
asid asidit itas as
yang ang
akan akan
menimbulkan mual, muntah dan nafsu makan berkurang. Pada kondisi yang kronis keadaan ini akan menimbulkan iskemi mukosa lambung dan kerusakan barier mukosa sehingga terjadilah perdarahan lambung ( stress ulcer ) maka maka pada pada kondis kondisii tersebu tersebutt asupan asupan nutris nutrisii klien klien tidak tidak adekuat yang menimbulkan klien kurang nutrisi. d. Sistem Perkemihan
25
Pada sistem urinaria terjadi retensi retensi urine dan inkontinen inkontinensia sia urine. urine. Pada kondisi lebih lanjut akan terjadi albuminuria karena proses katabolisme terutama jika dalam kondisi kekurangan kalori protein (KKP).
e. Sistem Persarafan Proses peradangan meningen dapat menimbulkan peningkatan tekanan intrak intrakran ranial ial,, dimana dimana akan akan terjad terjadii kerusa kerusakan kan saraf saraf pusat pusat pengon pengontro troll kesadaran yang dapat menimbulkan penurunan kesadaran dan terjadi penekanan pada saraf pusat pernafasan yang dapat mengakibatkan pola nafas nafas tida tidak k efekt efektif if.. Pada Pada sara saraff kran kranial ial yait yaitu u nerv nervus us vagu vaguss yang yang mengakibatkan penurunan reflek menelan, nervus optikus yang dapat mengganggu fungsi visual, kerusakan nervus III, IV, VI yang dapat menggangg mengganggu u pergerakan pergerakan bola mata, kerusakan kerusakan nervus nervus VIII yang dapat meng mengga gang nggu gu fung fungsi si pend penden enga gara ran. n. Pada Pada pros proses es pera perada dang ngan an akan akan menimbulka menimbulkan n respon nyeri yang akan merangsang merangsang korteks korteks sesebri sesebri dan dala dalam m kead keadaa aan n lanju lanjutt dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n irit iritas asii meni mening ngen en yang yang ditandai dengan adanya kaku kuduk, kernig positif, brudzinski I dan II, serta laseque positif. f. Sistem muskuloskeletal Proses Proses inflam inflamasi asi pada pada susun susunan an saraf saraf menimb menimbulk ulkan an berbag berbagai ai hambat hambatan an dalam perangsangan neuromuskuler sehingga dapat timbul kelemahan otot-otot dan terjadi paralise. Hal ini memungkinkan klien tidak dapat
26
melakukan aktifitas gerak tubuhnya secara optimal bahkan terjadinya kontraktur dapat memperberat kondisi. g. Sistem Integumen Peningkata Peningkatan n metabolisme metabolisme mengakibat mengakibatkan kan peningkata peningkatan n suhu tubuh sehingga timbul demam, yang dapat meningkatkan kebutuhan cairan, selai selain n itu itu klien klien deng dengan an meni mening ngit itis is seri sering ngka kali li terja terjadi di penu penuru runa nan n kesada kesadaran ran sehing sehingga ga klien klien harus harus berbar berbaring ing lama lama di tempat tempat tidur tidur dan dapat terjadi gangguan integritas kulit sebagai dampak dari berbaring yang lama.
8.
Pemeriksaan Penunjang
a. Radio adiolo log gi Pemerik Pemeriksaan saan radiol radiologi ogi pada pada mening meningiti itiss tuberk tuberkulo ulosis sis melipu meliputi ti pemeriksaan Rontgent thorax, CT-scan, MRI. Pada klien dengan meningitis tuberkulosis umumnya didapatkan gamb gambara aran n tube tuberk rkul ulos osis is paru paru prim primer er pada pada peme pemerik riksa saan an ront rontge gent nt thor thorak aks, s, kada kadang ng-k -kad adan ang g dise disert rtai ai deng dengan an peny penyeb ebar aran an mili milier er dan dan kalsif kalsifika ikasi. si. Sedang Sedangkan kan pada pada pemerik pemeriksaa saan n CT-sca CT-scan n dan MRI dapat dapat terlihat terlihat adanya adanya hidrosefalu hidrosefalus, s, inflamasi inflamasi meningen meningen dan tuberkolom tuberkoloma. a. Gamb Gambar aran an ront rontge gent nt thor thorak akss yang yang norm normal al tida tidak k meny menyin ingk gkirk irkan an diagnosa meningitis tuberkulosis. b. b. Tes Tes Tub Tuberk erkul ulin in
27
Tuberku Tuberkulin lin hanya hanya mendet mendeteks eksii reaksi reaksi hipers hipersens ensiti itifit fitas as lambat lambat,, tidak tidak menand menandaka akan n adanya adanya infeksi infeksi aktif aktif
sehing sehingga ga penggu penggunaa naanny nnyaa
untuk mendiagnosis infeksi aktif dan meningitis tuberkulosis masih kurang sensitif. Namun pemeriksaan tuberkulin yang positif pada anak memi memilik likii nilai nilai diag diagno nost stik ik,, seme sement ntar araa pada pada oran orang g dewa dewasa sa hany hanyaa menandakan adanya riwayat kontak dengan antigen tuberkulosis, dan dapat memberikan arah untuk pemeriksaan selanjutnya. c.
Cairan Serebrospinal Pemeriksaan cairan serebrospinal merupakan diagnostik yang
efektif untuk mendiagnosis meningitis tuberkulosis. Gambaran cairan serebrospinal yang karakteristik pada meningitis meningitis tuberculosis adalah: 1)
Cairan jernih sedikit kekuningan atau xantocrom .
2)
Pleositosis yang moderat biasanya antara 100-400 sel/mm 3
dengan predominan limfosit. 3)
Kadar glukosa yang rendah 30-45 mg/dL atau kurang dari
50% nilai glukosa darah. 4)
Peningkatan ka kadar pr protein.
d. Bakt Bakter erio iolo logi gi Identifikasi basil tuberkulosis pada cairan serebrospinal memiliki akur akuras asii yang yang sang sangat at ting tinggi gi hing hingga ga 100% 100% dala dalam m mend mendia iagn gnos osis is mening meningitis itis tuberk tuberkulo ulosis sis.. Untuk Untuk mendia mendiagno gnosis sis basil basil tersebu tersebutt dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan cara pemeri pemeriksa ksaan an apus apus langsu langsung ng BTA dengan dengan
28
metod etodee
Zieh iehl-Ne l-Neel else sen n
dan
deng engan
cara cara
kult kultur ur
pad pada
cair cairan an
serebrospinal. e. Peme Pemerik riksa saan an Bioki Biokimi miaa Pemeriksaan
ini
untuk
mengukur
sifat
tertentu
dari
mycobacterium atau respon tubuh penderita terhadap mycobacterium . Yang tergolong pemeriksaan biokimia antara lain:
1)
Bromide Partition Test (BPT)
2)
Ade Adenosi nosine ne De Deam amiinase ase Ac Activity ity (A (ADA) DA)
3)
Tuberculostearic Ac Acid
f. Tes Tes Imm Immun unol olog ogis is Yang Yang mendet mendeteks eksii antige antigen n atau atau antibo antibody dy mikoba mikobakte kterial rial dalam dalam cair cairan an sere serebr bros ospi pina nal, l, meto metoda da yang yang serin sering g digu diguna naka kan n dala dalam m tes tes imunologis antara lain: 1) 2)
9.
ELISA (enzym linked immuno sorbent assay )
Polymerase Chain Reaction (PCR)
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan meningitis tuberkulosis tuberkulosis terdiri dari: a. Pera Perawa wata tan n umu umum m Pera Perawa wata tan n
pend pender erit itaa
meli melipu puti ti berb berbag agai ai aspe aspek k
yang yang haru haruss
diperhatikan diperhatikan dengan dengan sungguh-s sungguh-sungg ungguh, uh, antara lain kebutuhan kebutuhan cairan dan elektr elektroli olit, t, kebutu kebutuhan han nutris nutrisi, i, posisi posisi klien, klien, perawa perawatan tan kandun kandung g
29
kemih, kemih, dan defeka defekasi si serta serta perawa perawatan tan umum umum lainny lainnyaa sesuai sesuai dengan dengan kondisi klien. b.
Kemoterapeutik dengan obat anti tuberkulosis Tuju Tujuan an peng pengob obata atan n terh terhad adap ap pend penderi erita ta tube tuberk rkul ulos osis is adala adalah h
menyembuhkan penderita dari penyakit tuberkulosis yang dideritanya, mencegah kematian akibat tuberkulosis, mencegah terjadinya relaps, menceg mencegah ah penula penularan ran dan sekali sekaligus gus menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa resist resistens ensii terhadap obat anti tuberkulosis (OAT) yang diberikan. Prinsip pengobatan meningitis tuberkulosis tidak banyak berbeda dengan dengan terapi bentuk tuberkulosis tuberkulosis yang lain. Syarat terpenting terpenting adalah bahwa pilihan OAT harus dapat menembus sawar darah otak dalam kons konsen entr tras asii
yang ang
cuk cukup untu ntuk
meng mengel elim imin inir ir
basil asil
intr intraa
dan
ekstraselular. Beberapa obat yang biasa digunakan untuk meningitis tuberkulosis adalah : 1)
Isoniazida (INH) diberikan dengan dosis 400 mg / hari.
2)
Rifampisin, diberikan dengan dosis 450-600 mg / hari.
3)
Pyrazinamid, diberikan dengan dosis 1500 mg / hari.
4)
Etha Ethamb mbut utol, ol, dibe diberi rika kan n deng dengan an dosi dosiss 25 mg / kg BB / hari hari
sampai dengan 1500 mg / hari. 5) Strept Streptomi omisin sin,, diberi diberikan kan intra muskul muskular ar selama 3 bulan bulan dengan dengan dosis 30-50 mg / kg BB / hari. 6)
Kortikosteroid, biasanya digunakan dexametason secara intra
vena dengan dosis 10 mg setiap 4-6 jam, pemberian dexametason dexametason
30
ini terutama jika terdapat oedema otak, apabila keadaan membaik maka dosis dapat diturunkan secara bertahap. Efek samping OAT (a )
Isoniazid (H)
Efek samping berat yaitu terjadi hepatitis dan terjadi pada kira-kira 0,5% 0,5% dari dari kasus kasus.. Bila Bila terjadi terjadi maka maka pengob pengobata atan n dihent dihentika ikan, n, dan setelah setelah pemerik pemeriksaa saan n faal hati hati kembal kembalii normal normal pengob pengobata atan n dapat dapat dilaksanakan kembali Efek samping ringan berupa Tanda-ta -tanda
(1)
kerac racunan
saraf raf
tepi epi,
kesemutan, anastesia dan nyeri otot Kelai Kelaina nan n
(2)
yang yang
meny menyer erup upai ai syndroma
pellagra Kelainan kulit yang bervariasi antara lain
(3)
gatal-gatal (b)
Rifampisin (R)
Efek Efeksa samp mpin ing g berat berat jarang jarang terja terjadi di
sepe seperti rti : sesa sesak k nafa nafass yang yang
kadang-kada kadang-kadang ng disertai disertai kollaps atau atau syok syok,, anem anemia ia hemo hemoli liti tik, k, purpura dan gagal ginjal Efek Efek sampin samping g ringan ringan sepert sepertii : gatal-g gatal-gatal atal,, kemera kemerahan han,, demam, demam, nyeri tulang, nyeri perut, mual muntah dan kadang-kadang diare. (c )
Pyrazinamid (Z)
31
Efek samping utama adalah hepatitis, dapat terjadi nyeri sendi dan kadang-kadang serangan penyakit gout. (d) Dapa Dapatt
Ethambutol (E) meny menyeb ebab abka kan n
gang ganggu guan an
peng pengli liha hata tan, n,
berk berkur uran angn gnya ya
ketajaman penglihatan, kabur dan buta warna merah dan hijau.
2.
Konsep Asuhan Keperawatan Keperawatan Meningitis
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami gangguan gangguan sistem sistem persarafan, persarafan, perawat perawat dituntut dituntut untuk untuk memiliki memiliki kemampuan kemampuan berpikir kritis, karena tidak jarang kliennya mengalami penurunan kesadaran, sehingga perawat bekerja sepihak. Walaupun kondisinya demikian perawat tetap harus menggunaka menggunakan n metoda metoda pendekatan pendekatan pemecahan masalah ( problem
solving ) melalui proses keperawatan. Proses Proses keperawatan keperawatan yaitu serangkaian serangkaian perbuatan perbuatan atau tindakan tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka rangka membantu membantu klien untuk untuk mencapai dan memelihara memelihara kesehatan kesehatan secara optimal.tin optimal.tindakan dakan keperawatan keperawatan tersebut tersebut dilaksanak dilaksanakan an secara komprehen komprehensif sif yang yang saling saling berkes berkesina inambu mbunga ngan n dan berkai berkaitan tan satu satu sama sama lain lain dari dari mulai mulai pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1. Peng Pengka kaji jian an
32
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan dimana pada tahap ini perawat melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil hasil wawanc wawancara, ara, pemerik pemeriksaa saan n fisik, fisik, lapora laporan n teman teman sejawa sejawat, t, catata catatan n keperawatan atau tim kesehatan lainnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dianalisa untuk untuk mendapatka mendapatkan n diagnosa diagnosa keperawatan keperawatan yang merupakan merupakan masalah klien. Tahap pengkajian ini terdiri dari : a. Pengumpulan data 1) Identitas a) Identitas klien Identitas Identitas
klien
yang
berhubung berhubungan an
dengan dengan
penyakit penyakit
meningitis adalah: - Umur : meningitis adalah penyakit sistem persarafan yang dapat terjadi pada semua umur, dewasa maupun anak. - Pendid Pendidika ikan n : Pendid Pendidika ikan n yang yang rendah rendah dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi terhadap pengetahuan klien tentang penyakit meningitis - Pekerj Pekerjaan aan : Ekono Ekonomi mi yang yang rendah rendah akan akan berpen berpengar garuh uh karena karena dapat dapat menyeb menyebabk abkan an gizi gizi yang yang kurang kurang sehing sehingga ga daya daya tahan tahan tubuh klien rendah dan mudah jatuh sakit. b) Identitas penanggung penanggung jawab meliputi: Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan klien. 2) Riwayat kesehatan a) Keluhan utama
33
Pada Pada umumny umumnyaa klien klien dengan dengan mening meningiti itiss keluha keluhan n yang yang paling paling utama adalah adanya nyeri kepala atau penurunan kesadaran yang disertai kejang. b) Riwayat kesehatan sekarang Pengkajian meliputi keluhan pada saat datang ke rumah sakit dan kelu keluha han n
pada pada
saat saat
peng pengka kaji jian an,,
dike dikemb mban angk gkan an
deng dengan an
menggunakan analisa PQRST.
P: Provokatif/paliatif Apakah Apakah yang yang meyeba meyebabka bkan n keluha keluhan n dan memper mempering ingan an serta serta memberatkan keluhan. Nyeri kepala pada penyakit meningitis biasa biasanya nya diseba disebabka bkan n oleh oleh adanya adanya iritas iritasii mening meningen. en. Nyeri Nyeri di rasa rasaka kan n
bert bertam amba bah h
bila bila
bera berakt ktiv ivit itas as dan dan
berk berkur uran ang g
jika jika
beristirahat. Q : Quantity / Quality Seberap Seberapaa berat berat keluha keluhan n dan bagaim bagaimana ana rasanya rasanya serta serta berapa berapa sering keluhan keluhan itu muncul. Nyeri kepala kepala dirasakan dirasakan menetap dan sangat berat. R: Region / Radasi Lokasi Lokasi keluha keluhan n dirasa dirasakan kan dan juga juga arah penyeb penyebaran aran keluha keluhan n sejauh mana. S : Scale
34
Intensitas Intensitas keluhan dinyatakan dinyatakan dengan keluhan keluhan ringan, ringan, sedang sedang dan berat. berat. Nyeri Nyeri kepala kepala pada pada klien klien mening meningiti itiss sangat sangat berat berat (skala : 5), dikarenakan adanya iritasi meningen yang disertai kaku kuduk. T : Timing Kapan Kapan keluha keluhan n dirasa dirasakan kan,, seberap seberapaa sering sering,, apakah apakah berula berulangngulang, dimana hal ini menentukan waktu dan durasi. Keluhan nyeri dirasakan menetap/terus menerus karena iritasi meningen.
c) Riwayat kesehatan dahulu Kaji Kaji kebias kebiasaan aan klien klien : merok merokok, ok, minumminum-min minuma uman n beralk beralkoh ohol, ol, riwayat batuk lama / infeksi saluran nafas kronis, batuk berdahak atau tanpa dahak (dahak berdarah / tidak). Riwayat kontak dengan penderita TBC. Apakah klien punya riwayat trauma kepala atau tulang belakang. Riwayat infeksi lain seperti Otitis media dan mastoiditis. d) Riwayat kesehatan keluarga. Kaji riwayat keluarga apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit penyakit yang sama dengan dengan klien, klien,
riwayat riwayat demam disertai disertai
kejang. Adanya penyakit menular seperti TBC. 3) Pemeriksaan fisik a) Sistem pernafasan
35
Gejala yang ditemukan biasanya didapatkan pernafasan cepat dan dangka dangkal, l, penggu penggunaa naan n otot-ot otot-otot ot pernaf pernafasa asan n tambah tambahan, an, adanya adanya perna pernafas fasan an cuping cuping hidung hidung,, retrak retraksi si dada dada positi positif, f, adanya adanya batuk batuk berdahak, ronkhi positif. ronkhi positif. b) Sistem Kardiovaskuler Suara Suara jantun jantung g lemah, lemah, adanya adanya pening peningkat katan an tekana tekanan n darah darah atau atau penurunan tekanan darah dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Pada kasus lebih lanjut akral menjadi dingin, terjadi sianosis dan
capillary refil time (CRT) lebih dari 3 detik.
c) Sistem Percernaan Pada Pada sistem sistem pencern pencernaan aan ditemu ditemukan kan keluha keluhan n mual mual dan muntah muntah serta serta anorek anoreksia sia bahkan bahkan ditemu ditemukan kan adanya adanya kerusa kerusakan kan nervus nervus kranial pada nervus vagus yang mengakibatkan penurunan reflek menelan. Pada kondisi ini akan menimbulkan hipersekresi HCl iskemia mukosa lambung dan kerusakan barrier mukosa
erosi
hemora hemoragik gik lambun lambung g (perda (perdarah rahan an lambun lambung) g) sehing sehingga ga terjadi terjadi penur penuruna unan n berat berat badan badan dan jatuh jatuh pada pada kondis kondisii kurang kurang kalori kalori protein (KKP). d) Sistem Perkemihan Pada sistem urinaria dapat terjadi retensi urine dan inkontine inkontinensia nsia urine. Pada kondisi lebih lanjut akan terjadi albuminuria karena proses katabolisme terutama jika dalam kondisi KKP.
36
e) Sistem Muskuloskeletal Pengkajian Pengkajian pada sistem sistem muskuloske muskuloskeletal letal perlu diarahka diarahkan n pada kerusakan motorik, kelemahan tubuh, massa otot, dan perlu di kaji rentang gerak dari ekstremitas. f) Sistem Integumen Pent Pentin ing g meng mengka kaji ji adan adanya ya peni pening ngka kata tan n suhu suhu tubu tubuh h seba sebaga gaii dampak dampak infeks infeksii sistem sistemik, ik, selain selain itu klien klien dengan dengan mening meningiti itiss sering seringkal kalii terjad terjadii penuru penurunan nan kesada kesadaran ran sehing sehingga ga klien klien harus harus ber berba bari ring ng lama lama di tempa tempatt tidu tidurr dan dan dapa dapatt terja terjadi di gang ganggu guan an integritas kulit sebagai dampak dari berbaring yang lama. g) Sistem persarafan Ganggu Gangguan an yang yang muncul muncul pada pada klien klien mening meningiti itiss yang yang berkai berkaitan tan deng dengan an sist sistem em pers persara arafan fan sang sangat at komp komplek leks. s. Pada Pada peny penyak akit it meningitis meningitis terjadi peradangan peradangan
selaput selaput otak otak dan dan parenki parenkim m otak otak
yang merupakan pusat sistem persarafan. Gangguan yang muncul tersebut antara lain: kerusakan saraf pengontrol kesadaran yang dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n penuru penurunan nan kesada kesadaran ran,, pola pola nafas nafas tidak tidak efektif efektif akibat akibat pening peningkat katan an tekana tekanan n intrak intrakran ranial ial yang yang meneka menekan n pusat pernafasan dan kerusakan pada saraf kranial yaitu nervus vagus vagus yang yang mengak mengakibat ibatkan kan penuru penurunan nan reflek reflek menela menelan, n, nervus nervus kranial lain yang umum terkena adalah nervus I, III, IV, VI, VIII. Pada penyakit penyakit meningitis meningitis terdapat terdapat tanda yang khas khas yaitu tandatandatanda iritasi meningen: kaku kuduk positif, brudzinski I, II positif,
37
kernig kernig dan lasequ lasequee positi positif. f. Selain Selain itu gejala gejala awal yang sering sering terjadi terjadi pada pada mening meningitis itis adalah sakit sakit kepala kepala dan demam yamg yamg diakibatkan dari iritasi meningen, juga didapat adanya manifestasi perub perubaha ahan n perila perilaku ku yang yang umum umum terjadi terjadi,, yaitu yaitu letarg letargik, ik, tidak tidak responsif dan koma. Kejang sekunder dapat terjadi juga akibat area fokal kortikal kortikal yang peka. Alasan yang tidak diketahui, diketahui, klien meni mening ngiti itiss juga juga meng mengal alami ami "fot "foto o fobi fobia" a" atau atau sens sensit itif if yang yang berlebihan terhadap cahaya.
4) Pola aktivitas sehari-hari a) Nutrisi Bias Biasan anya ya klie klien n kehi kehila lang ngan an nafs nafsu u maka makan, n, mual mual,, munt muntah ah,, anorek anoreksia sia dan bila bila pasien pasien mengal mengalami ami penuru penurunan nan kesada kesadaran ran,, reflek menelan terjadi penurunan, sehingga klien harus dipasang
naso gastric tube (NGT). b) Eliminasi Pada umumnya klien dengan penurunan penurunan kesadaran akan terjadi terjadi inkontinensia urine sehingga harus dipasang dower kateter. c) Istirahat tidur Istirahat tidur terganggu akibat adanya sesak nafas, nyeri kepala heba hebatt akib akibat at peni pening ngka kata tan n teka tekana nan n intr intraa kran krania ial. l. Hal Hal ini ini
38
merupakan mecanoreceptor terhadap reticular reticular activating activating system ( RAS ) sebagai pusat tidur jaga. d) Personal hygiene Bisa mengalami gangguan pemenuhan ADL termasuk personal hygien hygienee akibat akibat kelema kelemahan han otot otot teruta terutama ma pada pada klien klien dengan dengan penurunan kesadaran. 5) Data psikologis Pada umumnya klien merasa takut akan penyakitnya, cemas karena perawatan lama di rumah sakit dan perasaan tidak bebas di rumah sakit akibat hospitalisasi. Konsep diri klien: persepsi klien terhadap tubuhnya dapat berubah akibat akibat perubah perubahan an bentuk bentuk dan fungsi fungsi tubuh, tubuh, klien klien
merasa merasa tidak
berharga, rendah diri dan kehilangan peran. Ideal diri klien banyak yang tidak tercapai. Sebagian besar penyakit meningitis dapat membatasi kehidupan klien sehari-hari. 6) Data sosial Perl Perlu u
dikaj ikajii
ten tentan tang
tida tidak k
tang tangga gap pnya nya
terh terhad adap ap
akti aktifi fita tass
dise diseki kita tarn rnya ya baik baik keti ketika ka di ruma rumah h atau atau di ruma rumah h saki sakit. t. Klie Klien n bia biasa sany nyaa menj menjad adii tida tidak k pedu peduli li dan dan lebi lebih h bany banyak ak diam diam akan akan lingkungan sekitarnya. 7) Data spiritual
39
Pengkajian
ditujukan
terhadap
harapan
kepe keperc rcay ayaa aan n dan dan pene peneri rima maan an meng mengen enai ai kead keadaa aan n
kesembuhan, saki sakitt sert sertaa
keyakinan yang dianut oleh klien ataupun keluarga klien. 8) Data Penunjang a) Laboratorium Pemeriksaan darah leukosit meningkat bila
(1)
terjadi infeksi. (2)
Analisis cairan serebrospinalis melalui
lumbal fungsi. Karakteristik cerebro spinalis fluid (CSF) pada meningitis tuberkulosis adalah : (a)
Warna CSF jernih
(b)
Jumlah sel eritrosit dan leukosit meningkat.
(c) Biokimia:
- Kalium meningkat - Klorida menurun - Glukosa menurun - Protein meningkat b)
Radiologi Radiologi dengan dengan thorak thorak foto melihat melihat kemungk kemungkinan inan adanya adanya penyakit saluran nafas sebagai infeksi primer.
40
c)
Foto tulang wajah untuk melihat adanya adanya skelet dan rongga sinus yang mengalami sinusitis.
d) Scanning Scanning / CT Scan untuk menemuk menemukan an adanya patologi patologi otak dan medulaspinalis.
b. Analisa Data Analisa Analisa data adalah kemampuan kemampuan mengaitkan mengaitkan dan menggabung menggabungkan kan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimp kesimpula ulan n dalam dalam menent menentuka ukan n masalah masalah keseha kesehatan tan dan keperaw keperawata atan n klie klien. n. Meru Merupa paka kan n suatu suatu pros proses es berp berpik ikir ir yang yang meli melipu puti ti kegi kegiat atan an penge pengelom lompok pokkan kan data data dan mengin menginterp terpreta retasik sikan an kelomp kelompok ok data data dan membandingkan dengan standar yang normal serta menentukan masalah atau penyimpangan yang merupakan suatu kesimpulan.
c. Diagnosa Keperawatan Diagno Diagnosa sa keperaw keperawata atan n yang yang muncul muncul pada pada klien klien dengan dengan mening meningiti itiss adalah: Menurut Doenges, 1993 : 311-319 1)
Resiko Resiko tinggi tinggi penyeb penyebaran aran infeks infeksii berhub berhubung ungan an dengan dengan proses proses invasi kuman patogen.
2)
Resik esiko o ting tinggi gi terh terhad adap ap peru erubah bahan perf perfus usii jari jaring ngan an sere sereb bral ral berhubungan dengan oedema serebral.
3)
Resi Resiko ko ting tinggi gi terh terhad adap ap trau trauma ma berh berhub ubun unga gan n deng dengan an penu penuru runa nan n kesadaran
41
Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi pada susunan
4)
saraf pusat. Gang Ganggu guan an
5)
mobi mobili lita tass
fisi fisik k
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
keru kerusa saka kan n
neuromuskuler. 6)
Peruba Perubahan han persep persepsi si sensori sensori berhub berhubung ungan an dengan dengan kerusak kerusakan an sistem sistem saraf.
7)
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8)
Kura Kurang ng peng penget etah ahua uan n tent tentan ang g peny penyeb ebab ab infe infeks ksii dan dan kebu kebutu tuha han n pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Menurut Tucker (1993:522-524). Ketida Ketidak k efektifa efektifan n pola pola nafas nafas berhub berhubung ungan an dengan dengan penuru penurunan nan
9)
tingkat kesadaran. Ganggu Gangguan an
10)
keseim keseimban bangan gan
suhu suhu
tubuh, tubuh,
hypertermia
berhubungan dengan proses inflamasi. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan
11)
tirah baring
lama.
2. Pere Perenc ncan anaa aan n
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan merumuskan intervensi dan rasional secara sistematis dan spesifik disesuaikan dengan kondisi, situasi dan lingkungan klien. a.
Resiko
tinggi
penyebaran
infeksi
berhubungan dengan proses invasi kuman patogen secara hematogen. Tujuan
: Penyebaran infeksi tidak terjadi.
42
Kriteria
:
- Suhu tubuh normal 36-37°C 36-37°C - Klien ditempatkan ditempatkan di ruang isolasi No.
Intervensi
Rasional
1 1.
2 Beri Berika kan n tind tindak akan an tindakan pencegahan
2.
Pertahankan teknik aseptik dan Menurunkan Menurunkan resiko klien terkena teknik cuci tangan yang tepat infe infeks ksii seku sekund nder er.. Meng Mengon ontr trol ol baik klien atau pengujung pe penye nyebara baran n sumbe umberr infe infeks ksi, i, maupun staf taf. Pantau tau dan batasi mencegah pemajanan pada pengunjung/staf sesuai kebutuhan. indi indivi vidu du teri terinf nfek eksi si (mis (misal alny nya: a: individu individu yang mengalami infeksi infeksi saluran pemafasan atas).
3.
Pantau suhu secara teratur. Catat munc muncul ulny nyaa tand tandaa-ta tand ndaa klin klinis is dari dari proses infeksi.
4.
isol isolas asii seba sebaga gaii
3 Pada fase awal meningitis meningokokus atau tau infeksi ensepalitis lainnya, isolasi mungkin diperlukan diperlukan sampai sampai organismeny organismenyaa dike diketa tahu hui/d i/dos osis is anti antibio bioti tik k yang yang cocok ocok tela telah h dibe diberi rika kan n untu untuk k menu menuru runk nkan an resi resiko ko peny penyeb ebar aran an pada orang lain.
Terapi obat biasanya akan diberikan diberikan terus selama selama kurang kurang dari 5 hari setelah suhu turun (kembali normal) dan tanda-tanda klinisnya jelas. jelas. Timbulnya Timbulnya tanda klinis yang terus menerus merupakan merupakan indikasi indikasi perkembangan dari meningokos meningokosemia emia akut yang dapat ber berta taha han n samp sampai ai berm bermin ingg gguuminggu/berbulan-bulan atau terjadi penyebaran ran patogen secara hematogen/sepsis. Teliti adanya keluhan dari dada, Infeksi sekunder seperti be berke rkemban mbangn gnya ya nadi nadi yang yang tida tidak k miok miokar ardi ditis tis/p /per erik ikar ardit ditis is dapa dapatt teratur/disritmia atau demam yang terus ber berke kemb mban ang g dan dan meme memerl rluk ukan an menerus. intervensi lanjut.
5.
Auskultasi suara nafas. kec kecepa epatan tan pern pernaafas fasan dan dan pernafasan.
Pantau Adanya rorchi/mengi, takhipne dan usah usahaa pen penin ingk gkat atan an kerj kerjaa pern pernaf afas asan an mungki mungkin n mence mencermin rminkan kan adanya adanya akumul akumulasi asi sekret sekret dengan dengan resiko resiko terjadinya infeksi pernafasan.
6.
Ubah posisi isi klien dengan ter teratur dan anjurkan untuk melakukan nafas dalam.
Mobilisasi sekret dan mening meningkat katkan kan kelanc kelancara aran n sekret sekret yang yang akan akan menu menuru runk nkan an resi resiko ko terj terjad adin inya ya komp komplik likas asii terh terhad adap ap
43
1
2
3
pernafasan. 7.
Cata Catatt kara karakt kter eris isti tik k urin urine, e, sepe sepert rtii warn warna, a, kejernihan dan bau
8.
Kolaborasi Obat yang dipilih tergantung pada Beri Berika kan n tera terapi pi antib antibio iotik tik IV sesu sesuai ai tipe tipe infe nfeksi ksi dan sens sensit itif ifit itaas indi indika kasi si:: peni penisi sili lin n G, Ampi Ampisi sili lin, n, individu. Catalan: Obat intratekal intratekal Kloramfenikol, Gentamisin, mung mungki kin n diin diindi dika kasi sika kan n untu untuk k Amfoterisin B. bas basil ilus us Gram Gram-n -neg egat atif if,, jamu jamur, r, amuba.
b.
Urine statis tis, dehidrasi dan kelema kelemahan han umum umum mening meningkat katkan kan resiko resiko terhad terhadap ap infeks infeksii kandun kandung g kemih/ginjal/awitan sepsis.
Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan oedema serebral. Tujuan
: Tidak terjadi gangguan perfusi serebral
Kriteria
:
-
Tingkat kesadaran membaik
-
Tanda-tanda vital stabil
-
Tidak adanya nyeri kepala
-
Tidak
adanya
tanda
peningkatan TIK
No. 1 1.
Intervensi Rasional 2 3 Tentukan faktor-faktor yang Menentukan Menentukan pilihan pilihan intervensi. intervensi. Penurunan Penurunan berhubungan dengan keadaan tertentu tand tanda/ a/ge geja jala la neur neurol olog ogis is atau atau kega kegaga gala lan n atau tau yang yang meny menyeebabk babkan an koma koma / dalam pemulihannya setelah serangan awal penurunan perfusi jaringan otak dan menunjukan klien itu perlu dipindahkan ke potensial peningkatan TIK perawatan intensif untuk mementau tekanan TIK atau pembedahan.
2.
Pant Pantau au sta status tus neur neurol olog ogis is sec secar araa tera teratu tur r Meng Mengka kaji ji adan adanya ya kece kecend nder erun unga gan n pada pada dan bandingkan dengan nilai standar tingkat kesadaran dan potensial peningkatan
44
(misalnya: GCS)
TIK da d an bermanfaat dalam menentukan, loka lokasi si,, perl perlua uasa san n dan dan perk perkem emba bang ngan an kerusakan SSP.
3.
Pant Pantau au tand tandaa-ta tand ndaa vit vital al meli melipu puti ti TD, TD, Nadi, Respirasi
Pening Peningkat katan an tekana tekanan n darah darah sistem sistemik ik yang yang diik diikut utii oleh oleh penu penuru runa nan n teka tekana nan n dara darah h diastolik merupakan tanda adanya penin peningka gkatan tan TIK nafas nafas yang yang tidak tidak teratu teratur r dapat menunjukan lokasi gangguan serebral dan tanda adanya peningkatan serebral.
4.
Bantu klien untuk menghindari manu manuve verr vals valsav ava, a, sepe sepert rtii batu batuk, k, mengejan.
Aktivi Aktivitas tas ini akan akan mening meningkat katkan kan tekana tekanan n intra thoraks yang akan meningkatkan TIK
5
Perhatikan adanya gelisah yang Petunjuk non verbal ini menunjukan adanya meningkat, peningkatan keluhan dan peningkatan TIK atau adanya nyeri kepala. tingkah laku yang tidak sesuai.
6
Kaji adanya peningkatan rigid igidiitas, regang regangan, an, peka peka rangsa rangsang, ng, serang serangan an kejang.
Merupakan Merupakan indikasi indikasi dari iritasi iritasi meningeal meningeal yang yang dapa dapatt terj terjad adii sehu sehubu bung ngan an deng dengan an kerusakan dari duramater atau perkembangan infeksi.
7
Ting Tinggi gika kan n kepa kepala la kli klien en 1515-45 45 der deraj ajat at sesuai indikasi yang dapat ditoleransi.
Meningkatkan aliran balik vena dari kepala sehing sehingga ga akan akan mengur mengurang angii konges kongesti ti dan oedema atau resiko peningkatan TIK.
8
Kolaborasi untuk pemberian obat sesuai indikasi seperti dexametason
Menuru Menurunka nkan n inflam inflamasi asi yang yang selanj selanjutn utnya ya menurunkan oedema jaringan.
Resi Resiko ko ting tinggi gi terh terhad adap ap inju injuri ri / trau trauma ma
c.
berhubungan dengan adanya kejang akibat iritasi korteks serebral. Tujuan : Trauma / injuri tidak terjadi. Kriteria : Tidak mengalami kejang / kejang dapat diatasi.
No. 1 1.
2.
Intervensi 2 Moni Monito torr adan adany ya keja kejang ng// kedu keduta tan n pada pada tangan, kaki dan mulut atau otot wajah yang lain.
Rasional 3 Mencer Mencermin minkan kan adanya adanya iritasi iritasi SSP seca secara ra umum umum yang yang meme memerl rluk ukan an evaluasi evaluasi segera dan intervensi yang mungkin untuk mencegah komplikasi.
Berikan den dengan gan
Melindungi Melindungi klien jika terjadi terjadi kejang. kejang. Memasu suka kan n jala jalan n nafa nafass Catatan: Mema
keamanan pada memb member erii banta antala lan n
klien pada pada
45
penghalang tempat tidur ,buata buatan/ n/ gulung gulungan an lunak lunak hanya hanya jika jika pertahankan penghalang rahangnya relaksasi, jangan dipaksa, tempat tidur tetap terpasang memasukan ketika giginya mengatup dan pasang jal jalan nafas buatan tan karena dapat merusak jaringan lunak. plastik atau gulungan lunak dan alat penghisap. 3.
Kolaborasi dengan medik untuk pem pembe beri rian an obat obat sesu sesuai ai indi indika kasi si,, seperti Fenitoin (dilantin), diazepam (valium), fenobarbital (luminal)
Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang. Feno Fenoba barb rbit ital al dapa dapatt Catatan: menyebabkan depresi pernafasan dan sedatif sedatif serta menutupi tanda/ gejala dari peningkatan TIK.
Nyeri Nyeri berhub berhubung ungan an dengan dengan adanya adanya proses proses
d.
infeksi pada susunan saraf pusat. Tujuan Kriteria
: Nyeri hilang : Klie Klien n
-
mela melapo pork rkan an
nyer nyerii
hilang atau terkontrol Menu Menunj njuk ukan an post postur ur rilek rilekss
-
dan mampu tidur/istirahat dengan tepat. No.
Intervensi
Rasional
1 1.
2 Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi
3 Men Menurun urunka kan n reak reaksi si terh terhaadap dap stimulasi stimulasi dari luar atau sensitivitas sensitivitas pad padaa caha cahaya ya dan dan meni mening ngka katka tkan n istirahat/relaksasi.
2.
Letakan kantung es pada pakaian dingin di atas mata.
Men Mening ingkatk katkaan vaso vasoko kon ntrik trikssi, menumpulkan persepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri.
3.
Duku Dukung ng untu untuk k men menem emuk ukan an posi posisi si yang yang nyaman nyaman,, sepert sepertii kepala kepala agak agak tinggi tinggi sedikit. Berikan latihan rentang gerak aktif/ aktif/pas pasif if secara secara tepat tepat dan lakuka lakukan n massase otot daerah bahu atau leher.
4.
kepala,
Menu Menuru runk nkan an irit iritas asii meni mening ngea eal, l, result resultan an ketida ketidak k nyaman nyamanan an lebih lebih lanjut. Dapat Dapat memban membantu tu merela merelaksa ksasik sikan an ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut.
46
Gangguan Gangguan
e.
deng dengan an
kete keterb rbat atas asan an
gera gerak k
mobilisasi mobilisasi fisik berhubu berhubungan ngan
akibat
kelemahan
atau
kerusakan
neuromuskular. Tujuan
: Mobilisasi fisik terpenuhi.
Kriter Kri teria ia
: Klien mampu melakukan melakukan mobilisasi. mobilisasi.
No. 1 1.
Intervensi 2 Peri Periks ksaa ke kemba mbali kema kemamp mpua uan n dan kead keadaa aan n seca secara ra fung fungsi sion onal al pada pada kerusakan yang terjadi.
2.
Kaji derajat imobilisasi klien dengan dengan menggunakan menggunakan skala ketergantungan
3.
Berikan atau bantu untuk Mempertaha Mempertahankan nkan mobilisasi mobilisasi dan fungsi mela melaku kuka kan n lati latiha han n rent rentaang send sendii / posi posisi si norm normal al ekst ekstre remi mita tass dan dan gerak/ROM. menurunkan terjadinya vena yang statis
4.
Berikan perawatan kulit dengan Mening Meningkat katkan kan sirkul sirkulasi asi dan elasti elastisit sitas as cermat, masase dengan pelembab kulit dan menurunkan menurunkan resiko terjadinya terjadinya dan ganti linen / pakaia pakaian n yang yang ekskoriasi kulit bas basah ah dan dan pert pertah ahan anka kan n linen linen terseb tersebut ut tetap tetap bersih bersih dan bebas bebas dari kerutan.
f.
Rasional 3
Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan mempengaruhi dan pilihan intervensi yang yang akan dilakukan. Klie Klien n mamp mampu u mand mandir irii (nil (nilai ai 0) atau atau meme memerl rluk ukan an bantu bantuan an// pera perala lata tan n yang yang minima minimall (nilai (nilai 1); memer memerluk lukan an bantua bantuan n sedang sedang dengan dengan pengaw pengawasa asan n / diajar diajarkan kan (nilai 2); memerlukan bantuan / peralatan yang terus menerus dan alat khusus (nilai 3); 3); atau atau terg tergan antu tung ng seca secara ra tota totall pada pada pemberian asuhan (nilai 4). seseorang da lam semua kategori sama-sama memp mempun unya yaii resi resiko ko kece kecela laka kaan an namu namun n katego kategori ri dengan dengan nilai nilai 2-4 mempun mempunyai yai resiko resiko terbesar terbesar untuk terjadinya bahaya tersebut sehubungan dengan imobilisasi.
Perubahan pe p ersepsi se s ensori be b erhubungan
dengan kerusakan sistem saraf. Tujuan
: Tidak terjadi perubahan sensori
47
Kriteria
: Melakukan
-
kembali/mempertahankan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi No. 1 1.
2.
Intervensi Rasional 2 3 Evaluasi secara teratur perubahan Fungsi serebral bagian atas biasanya orientasi, kemampuan berbicara, alam terpengaruh lebih dulu oleh adanya perasaan/ perasaan/afekt afektif, if, sensorik sensorik dan proses proses gangguan sirkulasi, oksigenasi. pikir. Kaji Kaji kes kesad adar aran an sen senso sori rik k sepe sepert rtii resp respon on Informasi Informasi penting penting untuk keamanan keamanan sentuhan, sentuhan, panas/ding panas/dingin, in, tajam/tumpu tajam/tumpul, l, klien. Semua sistem sensorik dapat dan kesada kesadaran ran terhad terhadap ap geraka gerakan n dan terpengaruh dengan adanya letak tubuh, perhatikan adanya masalah perubahan yang melibatkan penglihatan atau sensasi yang lain. pen penin ingk gkat atka kan n atau atau penu penuru runk nkan an sensitifitas atau kehilangan sensasi/kemampuan untuk mene meneri rima ma dan dan bere beresp spon on seca secara ra sesuai dengan stimulus.
3.
Berikan stimu imulasi yang bermanfaat aat Membantu klien untuk memisahkan sec secara ara verb verbal al,, penc penciu iuma man, n, takt taktil il,, pad padaa rea realita litass dari dari perub erubaahan han pendengaran . persepsi, persepsi, gangguan gangguan fungsi fungsi kognitif kognitif dan dan atau atau penu penuru runa nan n peng pengli liha hata tan n dapat dapat menjad menjadii potens potensii timbul timbulnya nya disorientasi dan ansietas.
4.
Beri Berika kan n kes kesem empa pata tan n yan yang g leb lebih ih bany banyak ak Menurunkan frustrasi yang untuk berkomunoka berkomunokasi si dan melakukan melakukan ber berhu hubu bung ngan an deng dengan an peru peruba baha han n aktifitas. kemampuan atau pola respon yang menunjang.
Ketid Ketidak ak
g.
efekt efektifa ifan n
pola pola
berhubungan dengan penurunan kesadaran. Tujuan
: pola nafas efektif
Kriteria
:
No.
-
Frekuensi nafas normal 16 - 20 x /mt
-
Irama nafas reguler. Intervensi
Rasional
nafas nafas
48
1 1.
2 Kaji dan pantau frekuensi pola dan irama nafas
2.
Pert Pertah ahan anka kan n jala jalan n nafa nafass efe efekt ktif if den denga gan n Lend Lendir ir yang yang berl berleebiha bihan n akan kan melaku melakukan kan pember pembersih sihan an jalan jalan nafas nafas menu menump mpuk uk dan dan meni menimb mbul ulka kan n sepe seperti rti peng pengis isap apan an lend lendir ir dan dan oral obstruksi jalan nafas. hygiene.
3.
Berikan O 2 sesuai sesuai order order dan monito monitor r Untuk memenuhi kebutuhan efektifitas pemberian oksigen tersebut. oksigen dalam darah dan jaringan.
4.
Pertahankan kepatenan jalan dengan leher dan posisi netral.
h.
3 Perubahan pola nafas tidak efektif meru merupa paka kan n tand tandaa bera beratt adan adanya ya penin peningka gkatan tan tekana tekanan n intrak intrakran ranial ial yang menekan medulla oblongata
nafas
Posisi leher yang ekstensi / mene meneku kuk k meng mengak akib ibat atka kan n jala jalan n nafas terhambat.
Gangguan
keseimbangan
suhu
tubuh
hipertermia berhubungan berhubungan dengan proses inflamasi Tujuan : Keseimbangan suhu tubuh terpenuhi. Kriteria : Suhu tubuh 36 - 37 °C, keringat berkurang, klien tidak merasakan panas badan. No. 1 1.
Intervensi 2 Berikan kompres dingin pada daerah yang banyak pembuluh darah sampai suhu badan kembali normal.
Rasional 3 Kompr mpres dingin dapat menimbulka menimbulkan n proses proses konduksi konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari satu objek ke objek lain dengan kont kontak ak fisi fisik k anta antara ra kedu keduaa obje objek k tersebut. Anjurkan pada klien untuk Deng Dengan an paka pakaia ian n tipi tipiss mengenakan pakaian tipis dan memudahkan memudahkan penyerapan penyerapan keringat keringat menyerap keringat. dan memberi rasa nyaman.
2.
3.
Obse Observ rvas asii tand tandaa-ta tand ndaa vita vitall suh suhu, tensi, respirasi, dan nadi. Kolaborasi pemberian terapi antipiretik.
4.
i.
Untu Untuk k meng menget etah ahui ui lebi lebih h lanj lanjut ut tindakan yang akan dilakukan. Antipi Antipiret retik ik berfung berfungsi si menghambat panas pada hipotalamus.
Resiko terjadinya gangguan integritas kulit
berhubungan dengan tirah baring lama.
49
Tujuan : Ganguan integritas kulit tidak terjadi Kriteria : Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit seperti : kemerahan dan lecet pada kulit. No. 1 1.
Atur Atur dan dan setiap 2 jam.
Intervensi 2 ruba rubah h pos posisi isi
tidu tidurr klie klien n
Rasional 3 Dapat mengurangi tekanan yang terus menerus yang menimbulkan sirkulasi yang optimal pada daerah penekanan.
2.
Berikan Berikan bantalan pada area tubuh yang Dengan diberikan bantalan pada daerah penekanan n akan mengurang mengurangii tekanan tekanan menonjol dan berada berada pada pada permuka permukaan an penekana efek sirkulasi yang tidak lancar. tempat tidur.
3.
Lakukan masase pada daerah penekanan seperti bokong, siku dan turn it setiap hari.
Tind Tindak akan an masa masase se seba sebagi gi stim stimul ulus us terhad terhadap ap vasod vasodila ilatas tasii bagi bagi vaskul vaskuler er yang yang meng mengal alam amii kont kontri riks ksii pada pada permukaan permukaan sehingga sehingga akan membantu membantu melanc melancar arka kan n sirku sirkula lasi si pada pada daer daerah ah tersebut.
4.
Observasi tanda dekubitus seperti lece lecet, t, keme kemera raha han n pada pada siku siku,, tumi tumit, t, bokong bok ong dan daerah daerah punggung punggung setiap hari hari
Bila ditemukan tanda-tanda dekubitus segera ambil tindakan untuk mengan mengantis tisipa ipasi si terjad terjadiny inyaa kerusa kerusakan kan jaringan kulit yang berlebihan.
j.
Gangguan rasa aman: cemas klien atau
keluarga keluarga berhubung berhubungan an dengan dengan kurangnya kurangnya informasi informasi tentang tentang proses proses penyakit dan perawatan klien dirumah. Tujuan : cemas dapat diatasi Kriteria : Klien
-
atau
keluarga
mengakui dan mendiskusikan rasa takut. Klien atau keluarga tampak
-
rileks (tidak memperlihatkan kecemasan seperti gelisah) No. 1
Intervensi 2
Rasional 3
50
1.
Kaji Kaji stat status us ment mental al dan dan tin tingk gkat at ansi ansiet etas as dari dari klien/ke klien/keluar luarga. ga. Catat Catat tanda-ta tanda-tanda nda verbal verbal atau non verbal.
Gang Ganggu guan an ting tingka katt kesa kesada dara ran n dapa dapatt mempen mempengaru garuhi hi ekspresi ekspresi rasa takut takut tapi tida tidak k meny menyan angk gkal al kebe kebera rada daan anny nya. a. Dera Deraja jatt ansi ansiet etas as akan akan dipe dipeng ngar aruh uhii bagaima bagaimana na informas informasii tersebut tersebut diterima diterima oleh individu.
2.
Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya.
Meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena ketid ketidak aktah tahua uan n dan dan dapat dapat memb membant antu u menurunkan ansietas.
3.
Jela elaskan kan dan persia rsiap pkan untuk tuk tin tindakan prosedur sebelum dilakukan.
Dapat Dapat meringan meringankan kan ansietas ansietas terutama terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan melibatkan otak.
4.
Libatkan perawatan, kehidupan membuat mungkin.
Meningkatkan perasaan kontrol terhadap diri dan meningkatkan kemandirian.
klien/keluarga dalam perencanaan sehari-hari, keputusan sebanyak
k.
Perubahan nu nutrisi:kurang da dari ke kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kelemahan reflek menelan (disfagia) atau adanya rasa rnual,muntah dan anoreksia. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria :
-
Disfagia dapat diatasi
-
Tidak terjadi aspirasi.
-
Mual, muntah dan anoreksia
tidak ada. No. 1 1.
2.
Intervensi Intervensi
Timb Timbaang sekali.
2 bera beratt bada badan n seming minggu gu
Rasional 3 Untuk mengetahui efektivitas therapi.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Ahli gizi adalah spesialis nutrisi yang membantu perencanaan makanan. dapat dapat memban membantu tu kebutuh kebutuhan an nutris nutrisii klien klien dan langsu langsung ng memper mempersia siapka pkan n kebutuhan nurisi kliennya.
51
1 3.
2 3 Jika masukan makanan hanya NPT mensuplai protein dan sedi sediki kit, t, BB teru teruss mene meneru russ turu turun n kalori,asam lemak dan vitamin dapat selama 5 hari, status diberi diberikan kan IV bersa bersama-s ma-sama ama laruta larutan n menunjukkan kekurangan NPT, protein, Karbohidrat Karbohidrat dan lemak nutrisi kolaborasi dengan penting untuk fungsi dan dokt dokter er untu untuk k pemb pember eria ian n nutr nutris isii perkembangan sel. parenteral total (NPT).
4.
Bila terjadi disfagia kolaborasi deng dengan an dokt dokter er untu untuk k pema pemasa sang ngan an NGT.
Deng Dengan an NGT NGT dapa dapatt meng menghi hind ndar arii terjadinya aspirasi karena kelemahan reflek menelan.
5.
Kolab laborasi pem pemberian oba obat H 2 reseptor antagonis sesuai advis.
H2 rese resept ptor or antag ntagon onis is dapa dapatt meng mengha hamb mbat at prod produk uksi si HCl HCl atau atau menetralisir asam lambung.
Resiko
l.
volume cairan :
tinggi
terhadap terhadap
kekurangan kekurangan
dehidrasi berhubungan dengan kehilangan cairan,
penurunan masukan oral dan peningkatan suhu tubuh. Tujuan : Kekurangan Kekurangan volume volume cairan tubuh tidak terjadi. Kriteria :
No.
-
Membran mukosa lembab.
-
Turgor kulit baik.
-
Pengisian kapiler cepat. Intervensi
Rasional
1 1.
2 Kaji perubahan tanda vital.
3 Peningkatan suhu / demam meningkatkan laju dan kehila kehilanga ngan n cairan cairan tubuh tubuh melalu melaluii evaporasi.
2.
Kaji Kaji tur turgo gorr kul kulit it,, kel kelem emba baba ban n memb membra ran n mukosa.
Indi Indika kato torr lang langsu sung ng kead keadek ekua uata tan n volu volume me cair cairan an,, mesk meskip ipun un membran mukosa mulut mungkin kering karena nafas melalui mulut dan oksigen tambahan.
3.
Cata Catatt / lapo laporr kelu keluha han n mual mual atau atau munt muntah ah..
Adan Adanya ya gejal gejalaa menu menuru runk nkan an masukan oral.
52
1 4.
2 Pantau intake dan output
5.
Teka Tekank nkaan cair cairan an sedi sediki kitn tnya ya 2500 500 ml/hari sesuai kondisi
6.
Berikan obat sesuai indikasi, misalnya antipiretik, antiemetik. Berikan cairan tambahan mel melalui IV sesuai dengan kebutuhan.
7.
3 Berikan informasi tentang kead keadek ekua uata tan n volu volume me cair cairan an dan dan kebutuhan pengganti. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan.
Berguna untuk tuk menurunkan kehilangan cairan. Adanya penurunan masukan/banyak kehilangan kehilangan,, penggunaan penggunaan parenteral parenteral dapat mem memperbaiki / mencegah kekurangan cairan.
3. Pela Pelaks ksan anaa aan n
Merupakan tahap pelaksanaan tindakan dari rencana perawatan yang telah ditetapkan untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
4. Eva Evalua luasi
Evalua Evaluasi si merupa merupakan kan tahap tahap penguk pengukura uran n keberh keberhasi asilan lan perawa perawatan tan dalam dalam memecah memecahkan kan masala masalah h yang yang ditemu ditemukan kan dalam dalam kebutu kebutuhan han klien klien dengan cara menilai tujuan yang ditetapkan.
53
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJ TINJAU AUAN AN KASU KASUS S
1.
PENGKAJIAN a.
Pengumpulan Data 1)
a)
Data Biografi
Identitas klien N am a
: Ny. A
Umur
: 27 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Karyawan pabrik
Suku/Bangsa
: Sunda / Indonesia
Status marital
: Menikah
Tanggal masuk RS
: 27 Juli 2005
Tanggal pengkajin
: 08 Agustus 2005
Diagnosa medik
: Meningitis Tuberkulosis Grade II
Nomor medrek
: 05 07 0979
Alamat
: Bojong loa RT 03 RW 01 Rancaekek Kabupaten Bandung
54
b)
Identitas penanggung jawab N am a
: Tn. D
Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Hubungan dengan klien
: Suami
Alamat Alamat
: Bojong Bojong loa RT 03 RW 01 Ranca Ranca ekek Kabupaten Bandung
2)
Riwayat kesehatan a)
Riwayat kesehatan sekarang (1)
Keluhan utama saat masuk RS
Tiga minggu sebelum masuk RS klien mengatakan sering nyer nyerii kepa kepala la,, nyer nyerii kepa kepala la dira dirasa saka kan n klie klien n sema semaki kin n bertam bertambah bah parah parah disert disertai ai muntah muntah 1 kali, kali, keluha keluhan n nyeri nyeri kepa kepala la berk berkur uran ang g bila bila minu minum m obat obat saki sakitt kepa kepala la.. Satu Satu minggu sebelum masuk RS klien mengeluh panas tinggi lalu lalu bero beroba batt ke klin klinik ik peng pengob obat atan an namu namun n tida tidak k ada ada perubahan, perubahan, menurut menurut suaminya suaminya kesadaran kesadaran klien menurun, menurun, geli gelisa sah, h, dan dan keja kejang ng 1 kali kali.. Klie Klien n semp sempat at diba dibawa wa ke Pusk Puskes esma mass Ranc Rancaa ekek ekek,, dira dirawa watt sela selama ma 4 hari hari dan dan di diagnosa typhus , tidak ada perubahan pada tanggal 27 Juli
55
2005 sekitar pukul 09.00 BBWI klien dirujuk ke RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung. (2)
Keluhan utama saat dikaji
Klien mengatakan nyeri pada tangan sebelah kiri dan lemah tidak dapat diangkat, diangkat, nyeri nyeri bertamb bertambah ah jika jika digerakan digerakan dan berkurang berkurang
jika diistir diistirahatka ahatkan, n, nyeri nyeri terutama terutama dirasakan dirasakan
pad padaa daer daerah ah siku siku deng dengan an skal skalaa nyer nyerii 3 (0-5 (0-5), ), nyer nyerii dirasakan terus menerus. b)
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat batuk lama disangkal oleh klien, berkeringat malam dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, penurunan berat badan ada sejak sejak 2 bulan bulan sebelu sebelum m masuk masuk rumah rumah sakit, sakit, penuru penurunan nan berat berat badan mencapai 4 kg disertai nafsu makan menurun dan mual, riwayat sakit paru-paru diakui klien sejak 1 ½ bulan sebelum masuk rumah sakit tetapi bukan TBC menurut keterangan dari dokter klinik, riwayat kontak dengan penderita TBC disangkal oleh klien, riwayat infeksi telinga, hidung dan mata disangkal oleh klien, riwayat nyeri nyeri kepala ada + 1 bulan sebelum sebelum masuk rumah sakit. Klien juga mengatakan 6 bulan sebelum masuk rumah sakit mengeluh sakit pada sendi siku yang diduga karena asam asam urat, urat, klien klien mengob mengobati ati sendir sendirii dengan dengan cara dipija dipijatt dan minum jamu anti rheumatik.
56
c)
Riwayat kesehatan keluarga
Klie Klien n meng mengat atak akan an dike dikelu luarg argan anya ya tida tidak k ada ada yang yang pern pernah ah mender menderita ita penyak penyakit it yang yang sama, sama, tidak tidak ada yang yang mempun mempunyai yai penya penyakit kit TBC, TBC, hanya hanya saja saja diseki disekitar tar rumah rumah klien klien ada yang yang menderita penyakit TBC. Riwayat penyakit keturunan seperti diabetes mellitus disangkal oleh klien. d)
Struktur keluarga
Klie Klien n ting tingga gall di ruma rumah h deng dengan an suam suamii dan dan anak anak-an -anak akny nyaa (nuclear family ), status sosial ekonomi kurang, klien bekerja hanya sebagai buruh pabrik dan suami saat ini tidak bekerja, klien berobat dengan menggunakan kartu sehat, klien tinggal di rumah rumah kontrak kontrakan an pada pada lingku lingkunga ngan n yang yang padat padat dengan dengan luas luas rumah 24 m2 (6m x 4m). 3) NO 1 1
Pola aktifitas sehari-hari Jenis Aktivitas
Sebelum Masuk RS
Saat Sakit
2
3
4
Klien mengatakan kebiasaan makan di rumah sehari 3 kali dengan jenis makana makanan n nasi, nasi, lauk lauk pauk, pauk, sayu sayur, r, jara jarang ng meng mengko konnsumsi buah-buahan. Juml Jumlah ah yang yang dima dimak kan biasanya sedikit. Tidak ada pan panta tang ngan an dala dalam m maka makan n keluhan tiga bulan terakhir nafsu makan berkurang.
Klien mengatakan saat ini makan makan sehar seharii tiga tiga kali dengan jenis maka makana nan n bubu buburr nasi nasi,, lauk pauk seperti telur, tahu tahu,, temp tempe, e, dagi daging ng,, sayur sayur dan buah. buah. Porsi Porsi makan makan klien klien biasa biasanya nya habis tidak lebih dari ½ porsi. porsi. Klien mengeluh mual dan nafsu makan kurang.
Nutrisi a. Makan
57
1
2
2 b.
b.
3
4 Minum Klien mengatakaKlien n mengatakan saat kebiasaan minum di rumah ini ini minu minum m air air puti putih h air putih kira-ki -kira 10 sehari kira-kira 1 botol gelas/hari Aqua Aqua besar besar (1500c (1500cc) c) dan 1 gelas susu yang diberikan dari RS.
Eliminasi a. BAB
BAK
Personal hy hygiene a. Mandi
b. Mencuci rambut
c. Gosok gigi
4
Istirahat tidur a. Siang
3
Klien mengatakan kebias kebiasaan aan BAB di rumah rumah sehari 3 kali, dengan konsistensi lembek. Juml Jumlah ah,, warn warnaa dan dan bau bau norm normaal menu menuru rutt klie klien. n. Tida Tidak k ada ada kelu keluha han n saat saat BAB, BAB, dila dilaku kuka kan n seca secara ra mand mandir irii tanp tanpaa bant bantua uan n orang lain. Klien mengatakan kebias kebiasaan aan BAK di rumah rumah rata-rata 6 kali/hari, warna kuni kuning ng jern jernih, ih, tida tidak k ada ada keluhan saat BAK. Jumlah urin urinee norm normaal men menurut urut klien.
Klien mengatakan kebiasaan mandi di rumah 3 kali sehari, menggunakan sabun.
Klien mengatakan saat ini tidak tidak ada keluhan keluhan BAB, frekuensi 2 kali sehari dengan kons konsis iste tens nsii lemb lembek ek.. Jumlah, warna dan bau normal menurut klien.
Saat ini klien terpasang dowe dowerr kate katete terr seja sejak k masuk RS, dengan jum jumla lah h urin urinee rata rata-rata/hari menurut keluarga 2000 cc, saat dimonitor out put urine oleh perawat dari pukul 07.00 s.d 11.00 WIB jumlah urine 400 cc, warna kuning keme emeraha rahan, n, jern jernih ih.. Klien mengatakan ada keluhan nyeri dan panas setelah BAK. Klien mengatakan saat ini mandi hanya diseka oleh oleh suamin suaminya, ya, 2 kali kali sehari.
Klien ien mengatakan Klien mengatakan selama selama dirawat dirawat belum kebiasaan mencuci rambut/ pernah mencuci rambut keramas 2 hari sekali / keramas. menggunakan shampoo. Klien ien mengatakan selama selama dirawat dirawat belum Klien mengatakan per perna nah h meng menggo goso sok k kebiasaan kebiasaan menggosok menggosok gigi gigi, hanya dibersihkan di rumah dilakukan dilakukan setiap setiap meng menggu guna naka kan n kapa kapass kali mandi dengan lidi oleh perawat. menggunakan pasta gigi. Klien mengatakan di Klie Klien n meng mengat atak akan an di rumah rumah tidak tidak pernah pernah tidur tidur RS kad kadangang-ka kad dang ang siang. tidu tidurr sian siang g sela selama ma 1 jam.
58
1
2
b.
5
Kegiatan aktifitas
4)
Malam
dan
3 Klien mengatakan di ruma rumah h bias biasaa tidu tidurr mula mulaii puk pukul ul 20.0 20.00 0 s.d 05.0 05.00 0 BBWI. Klien merasa tidak ada gangguan tidur.
4 Klie Klien n meng mengat atak akan an di RS bias biasaa tidu tidurr mula mulaii pukul 20.00 s.d 03.00 WIB. WI B. Klie Klien n mera merasa sa tida tidak k ada ada gang ganggu guan an tidur.
Klien mengatakan kegiatan sehari sehari-ha -hari ri sebelu sebelum m sakit sakit sebagai karyawan di per perus usah ahaa aan n garme garmen, n, dan dan sebaga sebagaii ibu rumah rumah tangga tangga mema memasa sak k dan dan meng mengas asuh uh anak.
Klien ien mengatakan selama selama dirawa dirawatt tidak tidak memiliki kegiatan apaapa hanya hanya istira istirahat hat di tempat tidur.
Pemeriksaan fisik a)
Sistem Pernafasan
Bentuk Bentuk hidung hidung simetr simetris, is, tidak tidak
terlih terlihat at pernafasa pernafasan n cuping cuping
hidung, hidung, tidak ada deviasi septum, septum, tidak terlihat penggunaan penggunaan otot-otot bantu pernafasan, tulang hidung teraba kokoh, pola nafas nafas normal normal dengan dengan frekuen frekuensi si 24 kali/m kali/menit enit,, tes kepate kepatenan nan jal jalan an nafas nafas kuat kuat pada pada kedu keduaa luba lubang ng hidu hidung ng,, tida tidak k terl terlih ihat at adanya adanya deviasi deviasi trakhea, trakhea, pergerakan pergerakan dada simetris simetris antara kiri dan kanan, vokal fremitus teraba sama antara dada kiri dan kana kanan n pada pada saat saat klie klien n meng mengat atak akan an “tuj “tujuh uh pulu puluh h tuju tujuh” h”,, ekspansi paru kiri dan kanan simetris, perkusi dada terdengar suara suara resona resonan n pada pada daerah daerah paru, paru, pada pada auskul auskultas tasii terdeng terdengar ar ronkhi halus pada lapang paru kiri dan kanan. b)
Sistem Kardiovaskular
Konj Konjun ungt gtiv ivaa mera merah h muda muda,, tida tidak k terd terdap apat at sian sianos osis is,, tida tidak k terdapat peningkatan tekanan vena jugularis, iktus kordis teraba
59
pada mid line klavikula klavikula sinistra ICS ke 5, auskultasi auskultasi terdengar terdengar bunyi jantung S1 - S2 murni reguler, tidak terdapat clubbing
finger , capillary refil time (CRT) kurang dari 3 detik, akral teraba hangat, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 96 kali/menit. c)
Sistem Pencernaan
Bibir terlihat lembab, bentuk simetris, lidah kotor, gigi geligi kotor, jumlah 32 buah, fungsi mengunyah dan menelan baik, bentuk abdomen datar, lembut, tidak terdapat luka, bising usus 12 kali/menit, hepar dan lien tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa, perkusi abdomen terdengar suara timpani, tidak terdapat haemorroid . d)
Sistem Perkemihan
Tidak terdapat oedema periorbital, tidak terdengar bruit pada aorta dan arteri renalis, tidak teraba pembesaran pada kedua ginjal, tidak teraba distensi kandung kemih, uretra terpasang dower kateter. e)
Sistem Muskuloskeletal
Tingkat aktifitas klien terbatas, aktifitas klien sebagian besar dibantu dibantu oleh keluarga, tingkat ketergantungan ketergantungan klien 3 (0-4), (0-4), pos postu turr tubu tubuh h klie klien n ting tinggi gi kuru kurus, s, kepa kepala la sime simetri tris, s, bent bentuk uk propo proporsi rsiona onall tidak tidak terdapa terdapatt nyeri nyeri tekan tekan pada pada tulang tulang kepala kepala,, tidak ada keterbatasan gerak pada sendi leher, bentuk tulang
60
belakang normal tidak ada kifosis, lordosis, maupun skoliosis, kekuatan otot ekstremitas (1)
5
1 5
Ekstremitas atas
Tangan kanan terpasang infus NaCl 0,9% 20 tetes/menit, terda terdapa patt kete keterb rbat atas asan an gerak gerak pada pada tanga tangan n kiri kiri,, terd terdap apat at pembengkakan dan klien tampak meringis saat dilakukan penekanan pada sendi siku yang bengkak. (2)
Ekstremitas bawah
Gaya berjalan klien tidak dapat dikaji, bentuk kaki kiri dan kana kanan n sime simetri tris, s, tida tidak k tamp tampak ak adan adanya ya atro atropi pi otot otot,, tida tidak k terdapat oedema, terdapat tahanan pada pergerakan fleksi sendi panggul. f)
Sistem Integumen
Distri Distribus busii rambut rambut merata merata,, warna warna hitam, hitam, tampak tampak kotor kotor dan teraba lengket, rambut tidak mudah dicabut, kulit klien bersih tampak kering dan tidak terdapat pruritus , terdapat luka lecet yang sudah mengering pada bibir atas sampai septum hidung dengan ukuran 2 x 1 x 0,5 cm, turgor kulit cepat kembali dalam 3 detik, suhu tubuh 36,7 0C, tidak terdapat pitting oedema. g)
Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, tidak terd terdap apat at tanda tanda-ta -tand ndaa gang ganggu guan an hipe hiperti rtiro roid id (moon face /
exoptalmus , tremor).
61
Sistem Persarafan
h)
(1)
Tes fungsi serebral (a )
Tingkat kesadaran
Saat dilakukan dilakukan pengkajian pengkajian,, kualitas kualitas kesadaran kesadaran berada pad padaa taha tahap p Alert Alert/k /kom ompo poss ment mentis is yait yaitu u klie klien n sada sadar r terh terhad adap ap ling lingku kung ngan an
dan dan
siap siap bere bereak aksi si
terh terhad adap ap
rangsang dari luar. Sedangkan kuantitas kesadaran klien menurut perhitungan GCS adalah 15(E4 M6 V5) (b)
Status mental Orientasi
•
Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu tidak terganggu, terganggu, dibuktikan dibuktikan dengan klien mampu mengenal suaminya, menyebutkan saat ini ada di rumah sakit, dan saat dikaji mengatakan siang hari. Daya ingat
•
- Long term memory Memori jangka panjang klien baik, klien dapat meny menyeb ebut utka kan n temp tempat at seko sekola lah h saat saat SD, SD, dan dan meny menyeb ebut utka kan n tahu tahun n meni menika kah h deng dengan an bena benar, r, setelah diklarifikasi kepada suaminya. -
Recent memory Memori jangka pendek klien baik, klien dapat menyeb menyebutk utkan an menu menu makana makanan n yang yang baru baru saja saja
62
dimakannya dimakannya dengan dengan benar setelah setelah diklarifika diklarifikasi si kepada suaminya. Perhatian
•
dan perhitungan Kemampuan perhitungan dan perhatian klien masih baik, klien dapat menjawab dengan benar hitungan yang di berikan perawat yaitu: 100 – 7, 93 – 7, 86 – 7, 79 – 7, 72 – 7. dan soal penjumlahan sederhana yaitu: 8 + 3, 6 + 7, 13 + 5. Bicara
•
dan
Bahasa Fungsi bicara dan bahasa klien baik, klien mampu ber berko komu muni nika kasi si deng dengan an peraw perawat, at, arti artiku kula lasi si saat saat bicara baik, dalam mengekspresikan keinginan dan per peras asaan aan klie klien n bicar bicaraa lanc lancar ar,, spon spontan tan dan dan jelas jelas.. Klien juga dapat memahami perintah dengan baik saat disuruh melakukan serangkaian tindakan yaitu mengam mengambil bil senter senter lalu menyal menyalaka akanny nnyaa kemudi kemudian an memberikan kembali kepada perawat. (2)
Tes fungsi syaraf kranial (a ) (olfaktorius)
Nervus
I
63
Fungsi Fungsi penciu penciuman man klien klien tidak tidak tergang terganggu, gu, klien klien dapat dapat membedakan bau kopi dengan minyak kayu putih.
(b) Fung Fungsi si
Nervus II (optikus) visua isuall
dan
lapa lapang ng
panda andan ng
klien lien
tida tidak k
terganggu, klien dapat membaca dua baris kalimat pada buku dengan huruf kecil dari jarak + 30 cm dan lapang pandang klien sama dengan lapang pandang pemeriksa saat saat dila dilaku kuka kan n tes tes deng dengan an meto metoda da konf konfro ront ntas asii dari dari Donder. (c )
Nervus III, IV, VI
(okulomotorius, trokhlearis, abdusen) Fungsi nervus III dan IV tidak terganggu, klien dapat menggerakan bola mata kesegala arah kecuali kearah sisi sisi luar luar (lateral (lateral)) dan refleks refleks pupil pupil positi positiff terhad terhadap ap rangsa rangsang ng cahaya cahaya,, bentuk bentuk pupil pupil bulat bulat isokor isokor dengan dengan diamet diameter er 3 mm. Fungsi Fungsi perger pergeraka akan n bola bola mata mata yang yang dipersyaraf dipersyarafii oleh nervus VI terganggu, terganggu, terbukti klien tidak tidak dapat dapat mengge menggerak rakan an bola bola mata mata kearah kearah sisi sisi luar luar (lateral) saat dilakukan tes pergerakan bola mata oleh perawat.
64
(d)
Nervus
V
(trigeminus) Fungsi Fungsi nervus nervus V klien klien tidak tidak tergan terganggu ggu,, klien klien dapat dapat merasakan adanya sentuhan pada saat diusapkan pilinan kapa kapass pada pada maks maksil ilaa dan dan mand mandib ibul ulaa deng dengan an mata mata tertut tertutup, up, kelopa kelopak k mata mata klien klien menged mengedip ip saat saat kornea kornea disentuh dengan pilinan kapas serta terabanya kontraksi otot otot mase masett tter er dan dan temp tempor oral alis is saat saat klie klien n mela melaku kuka kan n gerakan mengunyah. (e )
Nervus VII (fasialis)
Fungsi nervus VII klien tidak terganggu, klien dapat merasa merasakan kan sensas sensasii rasa rasa manis, manis, asam, asam, asin asin pada pada 2/3 anterior lidah saat di tes dengan gula, garam. Klien juga dapat mengerutkan dahi dan tersenyum. ( f)
Nervus
V I II
(akustikus) Fungsi pendengaran klien tidak terganggu, klien dapat menj menjaw awab ab perta pertany nyaa aan n pera perawa watt deng dengan an bena benarr tanp tanpaa diulang
dan
dapat
mendengar
saat
perawat
menggesekan rambut klien. (g)
Nervus
(glosofaringeus) dan Nervus X (vagus)
IX
65
Fungsi nervus IX dan X klien tidak terganggu, klien dapat merasakan sensasi rasa pahit saat di tes dengan meng menggu guna naka kan n kopi kopi.. Terl Terlih ihat at gera geraka kan n uvul uvulaa klie klien n simetri simetriss dan terang terangkat kat keatas keatas saat saat klien klien mengat mengataka akan n “ah”. (h)
Nervus
XI
(asesorius) Fungsi nervus XI klien tidak terganggu, klien mampu melawan tahanan saat menoleh kekanan dan kekiri serta mamp mampu u meng mengan angk gkat at bahu bahu deng dengan an tahan tahanan an tanga tangan n perawat. (i)
Nervus
X II
(hipoglosus) Klien dapat menjulurkan lidah serta menggerakannya dengan simetris, yang membuktikan tidak terganggunya fungsi nervus hipoglosus. (3)
Refleks
Refleks fisiologis -
Refl efleks bi bisep ++ ++/ ti tidak dap dapaat di dikaji ka karena ena ny nyeri
-
Refleks trisep ++ / tidak dapat dikaji karena
nyeri -
Refleks brakhio radialis +/tidak dapat dikaji
karena nyeri
66
-
Refleks patella ++ / ++
-
Refleks tendon achilles ++ / ++
Refleks patologis -
Refleks babinski - / -
-
Refleks chaddock - / -
(4)
Tes fungsi sensoris
Pada saat dilakukan pengkajian klien dapat membedakan sensasi halus dengan kasar, tajam dengan tumpul, panas dengan dingin. Klien juga dapat mengenal posisi dengan tepat sambil menutup mata saat pemeriksa merubah-rubah posisi jari klien, klien dapat menyebutkan nama benda yang dipega egangnya
dengan
mata
tertutup,
klien
dapat
menyeb menyebutk utkan an huruf huruf yang yang dituli dituliska skan n oleh oleh perawa perawatt pada pada telapak tangannya. (5)
Tes fungsi serebelum
Klien Klien dapat dapat melaku melakukan kan tes tunjuk tunjuk hidung hidung dengan dengan baik, baik, klien juga dapat melakukan tes tumit lutut dengan baik. (6)
Tes iritasi meningen
Saat dilaku dilakukan kan pengka pengkajia jian n terhad terhadap ap tandatanda-tan tanda da iritas iritasii meningen didapatkan: -
Kaku kuduk ( nuchal rigidity )
67
Tidak Tidak terdap terdapat at tahana tahanan n saat saat kepala kepala klien klien diflek difleksik sikan an sehing sehingga ga penuli penuliss mengin menginterp terpreta retasik sikan an kaku kaku kuduk kuduk negatif. -
Laseque sign
Saat tungkai bawah sebelah kiri difleksikan pada sendi pangg panggul ul terdap terdapat at tahana tahanan n dan klien klien mengel mengeluh uh nyeri nyeri pada posisi + 50 0 sehingga penulis meng interpretasikan
Laseque positif. -
Kernig sign
Tidak terdapat tahanan dan rasa nyeri pada saat tungkai bawah difleksikan pada sendi panggul sampai membuat sudut 90 0 lalu tungkai bawah diekstensikan pada sendi lutut sampai dengan 135 0 sehingga di interpretasikan oleh penulis negatif. -
Brudzinski I ( Brudzinski’s neck sign)
Tidak terjadi fleksi kedua tungkai bawah saat kepala klien di fleksikan sejauh mungkin, interpretasi penulis brudzinski I negatif. -
Brud Brudzi zins nski ki II ( Brudzin Brudzinski’ ski’ss contrala contralatera terall leg
sign) Saat Saat sala salah h satu satu tung tungka kaii bawa bawah h difl diflek eksi sika kan n pada pada perse persendi ndian an panggu panggul, l, tungka tungkaii yang yang satu satu tetap tetap dalam dalam
68
posisi ekstensi. Interpretasi penulis untuk brudzinski II negatif. 5)
Data Psikologis a)
Status Emosi
Emos Emosii klie klien n stab stabil il,, klie klien n tamp tampak ak tena tenang ng saat saat dila dilaku kuka kan n wawancara maupun pemeriksaan fisik oleh perawat. b)
Kecemasan
Klien tidak tampak tegang dan gelisah c)
Pola Koping
Klien Klien mengat mengataka akan n jika jika diriny dirinyaa mempun mempunyai yai masala masalah h selalu selalu diceritakan kepada suaminya untuk mencari pemecahannya. d)
Gaya Komunikasi
Klien bicara selayaknya hubungan pasien dan perawat, tidak mendom mendomina inasi si percak percakapa apan, n, apabil apabilaa ditany ditanyaa klien klien menjawa menjawab b dengan spontan, tidak tampak sedang menyembunyikan data.
e)
Konsep Diri (1)
Gambaran Diri / Body Image
Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya dan yang paling disukai dari tubuhnya adalah betis. (2)
Harga Diri
Klien mengungkapkan secara verbal dengan keadaan tubuh saat saat ini tidak merasa merasa rendah rendah diri, diriny dirinyaa merasa merasa masih masih
69
berha berharga rga didalam didalam keluar keluargan ganya ya baik baik bagi bagi suami suami maupun maupun bagi anak-anaknya. (3)
Ideal Diri
Ideal diri klien saat ini adalah ingin segera sembuh dan dapat berkumpul lagi dengan anak-anaknya. (4)
Peran Diri
Klien merasa kehilangan perannya selama sakit, terutama peran peran sebaga sebagaii ibu rumah rumah tangga tangga yaitu yaitu mengur mengurus us anakanakanak anakny nya, a, klie klien n juga juga meng mengat atak akan an seri sering ng mena menang ngis is jika jika teringat anak-anaknya. (5)
Identitas Diri
Klien Klien mera merasa sa puas puas deng dengan an jenis jenis kelam kelamin inny nyaa seba sebaga gaii seoran seorang g peremp perempuan uan,, karena karenanya nya naluri naluri keibua keibuanny nnyaa untuk untuk mengurus anak-anak dan suami tinggi.
6)
Data Sosial
Hubungan klien dengan orang lain baik keluarga, kerabat maupun tetang tetangga ga menuru menurutt klien klien baik. baik. Hubung Hubungan an klien klien dengan dengan klien klien dan keluarga keluarga klien klien lain lain di di ruangan ruangan baik, klien juga mengenal mengenal nama petugas dan suka berkomunikasi. 7)
Data Spiritual
70
Klie Klien n meya meyaki kini ni seti setiap ap peny penyak akit it dapa dapatt dise disemb mbuh uhka kan n jika jika mau mau berusaha, klien juga merasa sakitnya itu merupakan cobaan dari Tuhan Tuhan,, klien klien di rumah rumah sebelu sebelum m sakit sakit suka suka melaks melaksana anakan kan ritual ritual keagamaan seperti sholat 5 waktu, namun pada saat sakit klien tidak melakukannya melakukannya karena kelemahan fisik, klien beranggapan beranggapan Tuhan Tuhan pun akan akan memakl memaklumi uminya nya,, saat saat ini kegiat kegiatan an spirit spiritual ualnya nya hanya dengan cara berdoa kepada Allah SWT, sebagai Tuhan yang diyakininya. 8)
Data Seksual
Klie Klien n meng mengat atak akan an seja sejak k mula mulaii saki sakitt suda sudah h tida tidak k mela melaku kuka kan n hubungan badan dengan suaminya, suami klien pun menyadari dan menerima keadaan klien saat ini, klien sudah cukup puas dengan ditunggu, ditemani dan dilayani oleh suaminya.
9)
Data Penunjang a)
Laboratorium Nilai Normal
Satuan
4 105
5 < 140
6 mg/dL
273
<5
/mm3 % %
No
Tanggal
Jenis Pemeriksaan
Hasil
1 1.
2 28 Juli 2005
3 Glukosa sewaktu Liquor/transudat/eksudat Jumlah sel Hitung jenis PMN MN
42 58
71
1
2
3 Nonne Pandy Gula liquor Protein liquor Warna Kejernihan Hematologi HB Leukosit Trombosit
2
29 Juli 2005
3
1 Agustus 2005
4
5 Agustus 2005
LED Hitung jenis leukosit Basofil Eosinofil Batang Segmen Lymfosit monosit SGOT SGPT Natrium kalium Mikrobiologi Gram BTA Liquor
5
6 Agustus 2005
6
8 Agustus 2005
b)
SGOT SGPT Natrium Kalium Billirubin total Billiribin direct Billirubin indirect SGPT
4 Positif Positif 7 600 Bening Jernih
5 Negatif Negatif 45-70 15-45
10 8100 264.00 0 35 – 60
12-16 3,8-10,6 150440rb 0-20
0 0 1 81 7 1 163 133 138 3,0
0-1 1-6 3-5 40-70 30-45 2-40 s.d 31 s.d 31 135-145 3,6-5,5
Batang gram (+) BTA (+) 96 197 131 3,7 0,59 0,11 0,48 327
Negatif
6 mg/dL mg/dL
gr/dL /mm3 /mm3
/mm3 % % % % % % U/L U/L mEq/L mEq/L
Negatif
s.d 31 s.d 31 135-145 3,6-5,5 1,0 0,25 0,75 s.d 31
U/L U/L mEq/L mEq/L mg/dL mg/dL mg/dL U/L
Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 29 Juli 2005
Thor Thorax ax foto foto menu menunj njuk ukan an gamb gambar aran an TB
millier
c)
Artritis a/r elbow joint sinistra e.c suspek TB Therapi
72
Infus NaCl 0,9% 20 tetes / menit
INH 400 mg 1 x 1 tablet / oral, 1jam sebelum makan makan
Rifampicin Rifampicin 450 mg mg 1x 1 kaplet kaplet / oral, 1 jam sebelu sebelum m
makan
Pyrazinamid Pyrazinamid 500 mg
1x 2 tablet / oral oral 1 jam jam setelah setelah
makan
Ethamb Ethambuto utoll 500 mg 1 x 2 tablet tablet / oral 1 jam setela setelah h
makan
Pyridoxin (vitamin B6 50 mg) 1 x 1 tablet / oral
Curcuma 2 x 1 tablet / oral
Rantin 2 x 1 ampul / iv
b. No
Data
1
2
1
DS : DO:
Dexametason 3 x 1 ampul / iv KSR 1 x 1 tablet / oral
Proses TB primer di paru-paru ↓ Penyebaran secara Basil pada droplet limfohematogen ↓ ↓ Menyebar di udara Pembentukan tuberkel-saat klien batuk atau tuberkel kecil pada ekspirasi selaput otak ↓ ↓ Terhirup orang lain Tuberkel melunak dan ↓ Analisa Data pecah Resiko penyebaran ↓ infeksi pada orang penyrbab dan KumanKemungkinan masuk ke ruang lain dampak sub arakhnoid ↓ 3 Terjadi peradangan difus pada meningen dan parenkim otak ↓ Penyebaran secara limfohematogen ↓ Resiko penyebaran pada organ lain
Masalah 4 Resiko tinggi penyebaran
73
1
2
2 Hasi Hasill ront rontge gen n thorax tanggal 28/7/05 : TB Milier LED LED : 35-6 35-60 0 3 mm Hasil asil anali nalissa LCS tanggal 28/7/2005 : Liquor/transudat/eksudat Jumlah sel 273 /mm 3 Hitung jenis PMN 42 % MN 58 % Nonne positif Pandy positif Glukosa 7 mg/dL Protein 600 mg/dL Warna bening Kejernihan jernih Mikrobiologi tanggal 5/8/2005 Gram batang positif BTALiquor positif Tes iritasi meningen Laseque positif
3
DS :
3
Proses peradangan pada otak ↓ Klien Menghasilkan eksudat mengatakan mengatakan porsi makan ↓ klien biasanya habis tidak Menambah volume intrakranial lebih dari ½ porsi. ↓ Klien mengeluh mual mual dan dan nafs nafsu u maka makan n Mendesak organ dibawahnya termasuk hipotalamus kurang. ↓ Klien Menstimulasi hipotalamus meng mengat atak akan an penu penuru runa nan n ↓ ber berat at bada badan n ada ada seja sejak k 2 Infeksi TB Menstimulasi N. Vagus bul bulan an sebe sebelu lum m masu masuk k ↓ rumah rumah sakit, sakit, penuru penurunan nan Kebutuhan Menstimulasi pengeluaran HCL berat badan mencapai 4 kg energi ↓ dise disert rtai ai nafs nafsu u maka makan n meningkat Infeksi TB menurun dan mual Mual DO : PengobatanAsupan dengannutrisi OAT Klie Klien n tamp tampak ak mau mau tidak adekuat munt muntah ah saat saat dibe diberi rika kan n Efek samping OAT makan. pos postu turr tubu tubuh h klie klien n Pembentukan Anoreksia tinggi kurus energi kurang Hb 10 gr/dL
DS :
Kelemahan Proses infeksi Tb primfisik er
4 infeksi
Gangguan asupan asupan nutris nutrisi: i: kurang dari kebutuhan
Gangguan rasa
74
1
4
2 3 4 ↓ nyaman : nyeri Klie Klien n meng mengat atak akan an Penyebaran secara limfohematogen nyeri tangan sebelah kiri ↓ dan tidak bisa diangkat, Pembentukan tuberkel-tuberkel kecil nyer nyerii bert bertam amba bah h jika jika pada jaringan tulang digerakan dan berkurang ↓ jika di istirahatkan, nyeri Tuberkel melunak dan pecah teru teruta tama ma pada pada daer daerah ah ↓ siku siku,, nyer nyerii dira dirasa saka kan n Terjadi peradangan pada tulang terus menerus. ↓ DO : Menstimulasi pelepasan mediator nyeri Skala nyeri 3 (0-5) (histamin, prostaglandin, serotonin, Terdap apat at kete keterb rbat atas asan an Terd bradikinin dan substansi P) gera gerak k pada pada tang tangan an kiri kiri,, ↓ terdap terdapat at pemben pembengka gkakan kan Merangsang nosi reseptor dan klien tampak meringis ↓ pada saat dilakukan Dihantarkan oleh serabut syaraf C penekanan pada sendi siku ↓ yang bengkak. Dialirkan dalam bentuk elektrokimia Artrit itis is a/r a/r elbo elbow w join jointt Artr impuls ganglion radiks menuju dorsal sinistra e.c suspek TB horn dimedulaspinalis bagian posterior ↓ Ditrasfer ke thalamus melalui traktus spinotalamikus ↓ Korteks serebri ↓ Nyeri dipersepsikan DS : Gangguan Proses peradangan pemenuhan Klie Klien n meng mengat atak akan an pada tulang (siku ADL : personal sela selama ma dira dirawa watt belu belum m lengan kiri) hygiene pernah mencuci rambut/keramas. Klie Klien n meng mengat atak akan an Nyeri pada sela selama ma dira dirawa watt belu belum m ekstremitas atas per perna nah h meng menggo goso sok k gigi gigi,, hanya dibersihkan menggu menggunak nakan an kapas kapas lidi lidi Keterbatasan aktifitas oleh perawat. DO : Klien tidak mampu Rambut tampak melakukan perawatan kotor dan dan teraba lengket. diri secara mandiri Lida Lidah h koto kotor, r, gigi gigi geligi kotor Pemenuhan kebutuhan ADL terganggu
75
1
5
2
DS :
3
Klien menderita infeksi TB
Klie Klien n meng mengat atak akan an memi memilliki iki riw riwayat yat saki sakitt paru-paru diakui klien sejak 1 ½ bulan sebelum masuk Membutuhkan pengobatan ruma rumah h saki sakitt teta tetapi pi klie klien n OAT dalam menyangkal sakit TBC waktu lama Klien juga dengan efek mengatakan 6 bulan samping yang sebelum masuk rumah tidak sakit mengeluh sakit pada menyenangkan sendi sikut yang diduga karena asam urat. DO : Mengurangi Hasil radiologi dan kepatuhan klien laboratorium menunjukan dalam minum klien terinfeksi TB obat Klien mendapatkan therapi OAT Kegagalan program pengobatan
6
7
4
Kurang informasi tentang TB Ketidaktahuan klien tentang perawatan dan pengobatan
DS : Penyakit infeksi TB yang berat Klien mengatakan merasa Membutuhkan perawatan di RS kehi kehila lang ngaan pera peran nnya nya sela selama ma saki sakit, t, teru teruta tama ma peran peran sebaga sebagaii ibu rumah rumah tang tangga ga yait yaitu u meng mengur urus us Terpisah dengan anggota keluarga yang lain (anak-anaknya) anak-anaknya Klien mengatakan mengatakan sering sering menangis jika ingat anakPeran sebagai ibu terganggu anaknya Klien mengatakan mengatakan ingin sege segera ra semb sembuh uh dan dan bisa bisa ber berku kump mpul ul lagi lagi deng dengan an anak-anaknya. DO : Klien dirawat sejak tanggal 27 Juli 2005 DS : Pemasangan kateter yang lama Klien mengat mengataka akan n ada Klien keluha keluhan n nyeri nyeri dan panas panas portal of entry bagi mikro organisme setelah BAK. DO : Saat ini ini klie klien n terp terpas asan ang g Saat Dower kateter sejak masuk RS, RS, deng dengan an jumla jumlah h urin urinee rata rata-r -rat ataa / hari hari menu menuru rutt kelu keluar arga ga 2000 2000 cc, saat saat
Resiko drop out pengobatan
Resiko infeksi traktus urinarius
Gangguan konsep diri peran
:
Resiko infeksi traktus urinarius
76
1
2 dimonitor out put urine oleh peraw perawat at dari dari pukul pukul 07.00 07.00 s.d 11.00 WIB jumlah urine 400 cc, warna kuning kemerahan, jernih.
c. No
1
2
3
4
5
6
7
3
4
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Diagnosa Keperawatan
Resiko Resiko tinggi tinggi penyeb penyebara aran n nfeksi nfeksi berhu berhubun bungan gan dengan dengan masuk masuk dan aktifnya aktifnya mikroorganis mikroorganisme me patogen patogen dalam tubuh. Gangguan Gangguan asupan asupan nutrisi: nutrisi: kurang kurang dari dari kebu kebutu tuha han n berh berhub ubun unga gan n dengan mual dan anoreksia Gang Ganggu guan an peme pemenu nuha han n ADL ADL : per perso sona nall hygi hygien enee berh berhub ubun unga gan n deng dengan an kete keterb rbat atas asan an akti aktifi fita tass akibat nyeri dan kelemahan fisik Gang Ganggu guan an rasa rasa nyam nyaman an : nyer nyerii ber berhu hubu bung ngan an deng dengan an adan adanya ya proses peradangan pada tulang Resiko Resiko infeks infeksii traktu traktuss urinari urinarius us berhubungan dengan terpasangnya dower dower katete kateterr sebaga sebagaii porta portall of entry bagi mikro organisme Resik esiko o drop drop out out peng pengob obaatan tan berhu berhubun bungan gan dengan dengan kurang kurangnya nya pengetahuan klien ten tentang perawatan perawatan dan aturan aturan pengobatan pengobatan penyakitnya Gang Ganggu guan an kons konsep ep diri diri : pera peran n berhubungan dengan hospitalisasi
Ditemukan Tanggal Paraf
Dipecahkan Tanggal Paraf
08-08-2005
12-08-2005
08-08-2005
11-08-2005
08-08-2005
09-08-2005
08-08-2005
10-08-2005
09-08-2005
10-08-2005
09-08-2005 10-08-2005
09-08-2005
10-08-2005
77
2.
PERENCANAAN
No
Diagnosa Keperawatan
1
2 R es es ik ik o t in in gg ggi p en eny eb eb ar ar an an i nf nfe ks ks i berhubung berhubungan an dengan dengan masuk dan aktifnya aktifnya mikroorga mikroorganisme nisme dalam tubuh. DS : DO: Hasil rontgen thorax thorax tanggal 28/7/05 : Tb Milier Hasi Hasill anal analis isaa LCS LCS tanggal 28/7/2005 : Liquor/transudat/eksudat Jumlah sel 273 /mm3 Hitung jenis PMN 42 % MN 58 % Nonne positif Pandy positif Glukosa 7 mg/dL rotein 600 mg/dL Warna bening Kejernihan jernih Mikrobiologi tanggal 5/8/2005 Gram batang positif BTALiquor positif Tes iritasi meningen Laseque positif
1
Rencana Intervensi
Tujuan
3 Tupan : Infeksi tuberkulosis tidak menyebar Tupen : Tidak menunjukan tanda-tanda penyebaran i nf nf ek ek si si s et et el el ah ah di be ber ik ik an an a su su ha ha n keperawatan selama 5 hari dengan kriteria : Vita Vitall sign sign dala dalam m batas normal K es es ad ad ar ar an an t et et ap ap alert/kompos mentis Tidak terdapat tanda tanda peningkatan tekanan intra kranial Tanda iritasi meningen negatif Nil Nilai ai anal analis isaa LCS LCS berangsur normal Tidak Tidak menunj menunjuka ukan n adanya proses infeksi tuberkulosis pada organ lain seperti usus dan ginjal
Rasional
4
5
1. Berikan tindakan isolasi sebagai tindakan pencegahan
2. Anjurkan klien menggunakan masker
untuk
3. Pert Pertah ahan anka kan n tehn tehnik ik asep asepti tik k dan cuci tangan yang tepat baik klien, klien, pengunjung pengunjung,, maupun maupun staf. Pantau dan batasi pengunjung / staf sesuai kebutuhan. 4. Obse Observ rvas asii tand tandaa-ta tand ndaa vita vitall klien meliputi meliputi : tensi, tensi, nadi, suhu dan respirasi, setiap 8 jam.
5. Obse Observ rvas asii ting tingka katt kesa kesada dara ran n klien setiap hari.
6. Obse Observ rvas asii terh terhad adap ap adan adanya ya tand tandaa-ta tand ndaa peni pening ngka kata tan n TIK TIK seperti nyeri kepala.
7.
Obse Observ rvas asii tand tandaa-ta tand ndaa irit iritas asii
1. Pada Pada awal awal fase fase menin meningi giti tis, s, isol isolas asii mung mungki kin n dipe diperl rluk ukan an untu untuk k menu menuru runk nkan an resi resiko ko penyebaran pada orang lain. 2. Menceg Mencegah ah penu penular laran an infe infeksi ksi melalui melalui droplet droplet pada saat klien batuk atau bicara. 3. Menu Menuru runk nkan an terkena infeksi
resi resiko ko
klie klien n
4. Kead Keadaa aan n infe infeks ksii sist sistem emik ik dapa dapatt memp mempen enga garu ruhi hi nila nilaii normal tanda-tanda vital seperti pen penin ingk gkat atan an suhu suhu tubu tubuh, h, penin peningka gkatan tan denyut denyut nadi nadi dan pertnafas pertnafasan, an, peningkata peningkatan n atau penurunan tekanan darah. 5. Pera Perada dang ngan an pada pada susu susuna nan n syaraf pusat akan mempengaruhi ting tingka katt kesa kesada dara ran. n. Ting Tingka katt kesadaran yang baik merupakan indikator adanya perbaikan. 6. Tand Tandaa-ta tand ndaa pera perada dang ngan an seperti seperti oedema, oedema, adanya adanya eksudat eksudat jik jikaa terj terjad adii pada pada SSP SSP akan akan mendes mendesak ak kedala kedalam m yang yang akan akan meningkatkan TIK. 7. Menghi Menghilan langny gnyaa tand tanda-t a-tand andaa
78
1
2
2
3
Ga ng ng gu gu an an a su su pa pan nu tr tri si si : ku ku ra ran g Tupan : dari dari kebu kebutu tuha han n berh berhub ubun unga gan n Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan mual dan anoreksia Tupen : DS : Mual Mual dan anorek anoreksia sia berkur berkurang ang setela setelah h Klie Klien n meng mengat atak akan an diberikan asuhan keperawatan selama 4 hari porsi porsi makan makan klien klien biasan biasanya ya dengan kriteria : habis tidak lebih dari ½ porsi. klien klien mengat mengataka akan n secara secara verbal verbal mual mual berk berkur uran ang g dan dan nafs nafsu u maka makan n Klien mengeluh mual meningkat dan nafsu makan kurang. klien dapat menghabisk menghabiskan an porsi Klie Klien n meng mengat atak akan an penurunan berat badan ada sejak makan yang diberikan dari RS 2 bulan bulan sebelu sebelum m masuk masuk rumah rumah klien tidak menunjukan keinginan sakit, sakit, penuru penurunan nan berat berat badan badan muntah saat makan mencap mencapai ai 4 kg disert disertai ai nafsu nafsu m ak ak an an m en en ur uru n d an an mu al al DO : Klien tampak mau muntah saat diberikan makan. postu posturr tubuh tubuh klien klien tinggi tinggi kurus Hb 10 gr/dL
4 meningen meningen seperti : kaku kuduk, laseque, brudzinski I dan II, kernig sign.
5 iritas iritasii mening meningen en merupa merupakan kan indikator indikator perbaikan perbaikan klinis klinis pada klien dengan meningitis.
8. Lanj Lanjut utka kan n pemb pember eria ian n OAT OAT sesuai sesuai dengan dengan progra program m therap therapii medik.
8. OAT akan menghambat pertu pertumbu mbuhan han dan membun membunuh uh mi ko ko ba bak te te ri ri um um t ub ub er er ku ku lo los is is sebagai agent penyebab.
1.
Berikan penjelasan tentang tentang penyebab penyebab mual dan dan nafsu makan berkurang serta pentingnya pentingnya asupan makanan yang adekuat.
1.
Pemahaman tentang penyebab mual dan nafsu makan kura kurang ng akan akan meni mening ngka katk tkan an pengertian klien, dan diharapkan klien klien dapat dapat mengat mengatasi asi dengan dengan caranya sendiri.
2.
Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik.
2.
Makanan hangat dengan pe pen ya yaj ia ia n y an an g me na nar ik ik diharapkan diharapkan akan meningkatk meningkatkan an selera makan. Menu y an ang s es esuai d en engan selera selera klien akan meningkatk meningkatkan an nafsu makan. Mulut y an ang b er ersih d ap apat meningkatkan nafsu makan. Pemberian air hangat sebelum makan akan merangsang pengeluar pengeluaran an enzim pencernaan pencernaan dimulut. Efek sa s amping OA OAT da d apat menimbulkan rasa mual. Ranitidin bekerja denga melawa melawan n resept reseptor or H2 sebagai rese resept ptor or HCl HCl sehi sehing ngga ga tida tidak k mengaktifka mengaktifkan n pengeluar pengeluaran an asam lambung lambung yang berlebihan berlebihan yang
3.
Libatkan klien dalam 3. penyusuna penyusunan n menu makanan makanan sesuai sesuai dengan selera. 4. Lakukan oral hygiene 4. secara teratur minimal 2 kali sehari. 5. Berikan mi minum ai air 5. hangat sebelum makan.
6.
Berikan makan minimal 1 jam setelah minum OAT. 7. Lanjutkan pemberian terapi anti emetik : Ranitidin
6. 7.
79
1
2
3
4
8.
Lanjutkan pemberian terapi terapi suplem suplemen en : Curcum Curcumaa dan Vitamin B6
9. ling lingku kung ngan an makan 3
4
Gangguan pemenuhan ADL : perso personal nal hygien hygienee berhub berhubung ungan an dengan dengan keterb keterbata atasan san aktifi aktifitas tas akibat nyeri dan kelemahan fisik DS : Klien mengatakan selama dirawat belum pernah mencuci rambut/keramas. Klien mengataka mengatakan n selama selama dirawat belum pernah menggosok gigi, hanya dibersihkan menggunakan kapas lidi oleh perawat. DO : Rambut tampak kotor dan teraba lengket. Lidah kotor, gigi geligi kotor
Tupan : Kebutuhan ADL klien terpenuhi Tupen : Klien dapat memenuhi memenuhi kebutuhan ADL: pe pe rs rs on on al al h yg ygi en en e s es es ua uai de ng ng an an kemampuann kemampuannya ya setelah setelah diberikan diberikan asuhan asuhan keperawatan selama 1 hari dengan kriteria : Klien dapat menggosok giginya sendiri dengan bantuan minimal dari perawat Gigi dan lidah klien tampak bersih Rambut klien bersih, bersih, rapih dan tidak Rambut lengket Aktifitas klien meningkat seperti makan, minum, minum, menyis menyisir ir rambut rambutnya nya dengan dengan bantuan minimal
Gangguan rasa nyaman : nyeri Tupan : ber berhu hubu bung ngan an deng dengan an adan adanya ya Nyeri hilang proses peradangan pada tulang Tupen : DS : Setela Setelah h diberi diberikan kan asuhan asuhan kepera keperawat watan an selama 5 hari, hari, klien klien dapat dapat berada beradapta ptasi si Klien mengatakan mengatakan nyeri selama dengan nyeri nyeri akibat akibat proses proses perada peradanga ngan n tangan tangan sebelah sebelah kiri dan tidak dengan
1.
melaku melakukan kan mandiri.
8.
Modifikasi 9. agar agar nyam nyaman anun untu tuk k
Kaji ulang tingkat ketergantungan klien terhadap orang lain.
2.
5 dapat menimbulkan mual.
1.
Fasilitasi klien untuk 2. oral oral hygien hygienee secara secara 3.
3.
Bantu klien dalam meme memeni nihi hi kebu kebutu tuha han n pers person onal al hygiene yang tidak dapat dilakukan secara mandiri. 4. Berikan reward jika klie klien n mamp mampu u mela melaku kuka kan n ADL ADL sesuai dengan kemampuannya.
1.
Kaji ul ulang ti tingkat nyeri sebelum melakukan tindakan.
2.
Ajarkan klien tentang teknik mengurangi nyeri seperti :
4.
1.
Curcuma da d an vi v itamin B6 B6 disamping dapat menetralisis efek sampin samping g OAT sebaga sebagaii hepato hepato protektor juga dapat meningkatk meningkatkan an nafsu makan dan mengurangi mual. Lingkungan yang kurang nyaman nyaman akan menurunka menurunkan n selera selera makan. Perawat hanya membantu pada tingkat dimana klien tidak dapa dapatt mela melaku kuka kann nnya ya send sendir irii bertujuan bertujuan untuk memandirik memandirikan an klien. Membantu me mengembalikan fungsi fungsi klien klien dalam dalam memenu memenuhi hi kebutuhannya secara mandiri. Kelemahan sebagian anggot anggotaa tubuh tubuh membua membuatt klien klien tidak dapat memenuhi kebutu kebutuhan hannya nya secara secara mandir mandirii total. Memberikan mo motivasi ba bagi klien untuk terus meningkatkan meningkatkan kema kemamp mpua uan n diri diriny nyaa dala dalam m melakukan ADL.
Dengan m en engetahui t in ingkat nyeri dapat menentukan tindakan yang tepat. 2. Teknik-teknik ini dapat mengurangi nyeri secara fisiologis baik dalam menghamba menghambatt impuls impuls
80
1
5
2 3 4 5 bisa diangkat, nyeri bertambah dengan kriteria : nyeri maupun dalam jika digerakan dan berkurang berkurang mempersepsikan nyeri. Klie Klien n meng mengun ungk gkap apka kan n seca secara ra jik jikaa di isti istira raha hatk tkan an,, nyer nyerii 3. Klien dapat merasakan verbal verbal dapat mengendalikan mengendalikan rasa nyeri nyeri terutama terutama pada daerah sikut, sikut, 3. Anjurkan klien untuk langsu langsung ng manfaa manfaatt dari dari teknik teknik-nya. nyeri dirasakan terus menerus. mendemonstrasikan teknik-teknik di teknik manajemen nyeri. Klien dapat memilih dan DO : atas. mendemonst mendemonstrasik rasikan an salah satu teknik 4. Meningkatkan toleransi Skala nyeri 3 (0-5) manajemen nyeri non farmakologis 4. Anjurkan klien untuk klien klien terhad terhadap ap nyeri, nyeri, sehing sehingga ga Terdapat at keterb keterbata atasan san gerak gerak Terdap Skala nyeri berkurang dari 3 menggerakan tangannya yang sakit klien dapat beradaptas beradaptasii dengan dengan pad padaa tang tangan an kiri kiri,, terd terdap apat at menjadi 2 (0-5) sesuai dengan kemampuan klien. nyeri secara bertahap, bertahap, dan dapat pem pembe beng ngka kaka kan n dan dan klie klien n mencegah mencegah terjadinya terjadinya kontraktur kontraktur tamp tampak ak meri mering ngis is pada pada saat saat pada sendi-sendi yang tidak sakit dila dilaku kuka kan n pene peneka kana nan n pada pada (pergelangan tangan dan jari-jari sendi siku yang bengkak. tangan kiri) Artritis a/r elbow joint sinistra 5. Analgetik dapat e.c suspek TB. 5. Jika perlu menurunkan ambang nyeri. kolabo kolaboras rasika ikan n untuk untuk pember pemberian ian analgetik R es es ik ik o i nf nf ek ek si si t ra ra kt kt us us u ri ri na na ri ri us us berhubungan dengan terpasangnya dower dower katete kateterr sebaga sebagaii portal portal of entry bagi mikro organisme DS : Klien mengatakan mengatakan ada keluhan keluhan nyeri dan panas setelah BAK. DO : Saat ini klien terpasang terpasang Dauer catether sejak masuk RS, deng dengan an juml jumlah ah urin urinee rata rata-rata/hari menurut keluarga 2000 cc, saat dimonitor out put urine oleh perawat dari pukul 07.00 s.d 11.00 11.00 WIB jumlah jumlah urine urine 400 cc, warna kuning kemerahan, jernih
Tupan : Infeksi traktus urinarius tidak terjadi Tupen : Setela Setelah h diberi diberikan kan asuhan asuhan kepera keperawat watan an selama selama 2 hari tidak terdapat terdapat tanda-tanda tanda-tanda infeksi traktus urinarius dengan kriteria: Klien tidak mengeluh nyeri dan panas pada saat BAK Klien dapat mengontrol keinginan miksinya Klien dapat BAK tanpa kateter
1.
Kaji ad adanya ta tanda dan gejala infeksi traktus urinarius.
1.
2.
Lakukan perawatan dower kateter dengan menggunakan antiseptik
2.
Mangetahui a da danya i nf nfeksi sedini mungkin
Perawatan dauer kateter dengan dengan menggunaka menggunakan n antiseptik antiseptik dapat dapat mengur mengurang angii terjad terjadiny inyaa resiko infeksi. 3. Mengadaptasikan otot-otot 3. Lakukan blast blast blast untuk untuk mengon mengontro troll miksi miksi trainning. setelah pemasangan kateter. 4. Untuk memastikan ada tidaknya infeksi traktus urinarius 4. Kolaborasikan un untuk dengan melihat karakteristik urine pemeriksaan urine rutin. secara makro dan mikroskopik.
81
1
2
3
4 5. 5.
6
Resiko drop out pengobatan Tupan : 1. berhubung berhubungan an dengan dengan kurangnya kurangnya Program pengobatan berhasil pen penge geta tahu huan an klie klien n tent tentan ang g Tupen : penyakit, penyakit, perawatan perawatan dan aturan aturan Setela Setelah h diberi diberikan kan asuhan asuhan kepera keperawat watan an 2. pengobatan penyakitnya selama 1 hari, klien bertambah DS : pen penge geta tahu huan anny nyaa tent tentan ang g peny penyak akit it,, peraw awat atan an dan dan atura aturan n pengo pengoba bata tan n Klien mengatakan memiliki per kriteria : riwayat riwayat sakit paru-paru paru-paru diakui diakui penyakitnya dengan kriteria klien sejak 1 ½ bulan sebelum sebelum Klien dapat menyebutka menyebutkan n nama masuk rumah sakit tetapi tetapi klien penyakitnya menyangkal sakit TBC Klien Klien dapat dapat menyeb menyebutk utkan an cara cara Klien juga mengatakan 6 perawatan perawatan penyakitnya penyakitnya serta program program bulan sebelum masuk rumah pengobatannya. sakit mengeluh sakit pada sendi Klien Klien dapat dapat menyeb menyebutk utkan an efek efek sikut yang diduga karena asam samping OAT urat. Klien dapat menyebutkan dampak DO : negatif jika pengobatan tidak tuntas 3. Hasil radiologi dan Terbentuknya PMO laboratorium menunjukan klien terinfeksi Tb 4. Kl ie ie n m en en da da pa pa tk tk an an therapi OAT
1. 7
Gangguan konsep diri : peran berhubungan dengan hospitalisasi DS : Klie Klien n meng mengat atak akan an mera merasa sa kehila kehilanga ngan n perann perannya ya selama selama
Tupan : Fungsi peran klien tidak terganggu Tupen : S et et el el ah ah 2 h ar ari d ib ib er eri ka ka n a su su ha ha n keperawata keperawatan n klien menyadari menyadari kondisinya kondisinya
2.
Kolaborasikan untuk pelepasan dower kateter Kaji ulang 1. pe pen ge ge ta tah ua uan k li li en en t en en ta tan g penyakitnya. 2. Berikan informasi tent tentan ang g peny penyak akit it dan dan prog progra ram m pengobatannya dihubungkan dengan perawatannya, meliputi : Pengertian Cara perawatan dan diet Program pengobatan Efek 3. samping obat Dampak jika pengobatan tidak tuntas 4. Lakukan evaluasi terhadap klien dan keluarga setelah diberikan pendidikan kesehatan. Bentuk pendamping minum obat (PMO)
Jelaskan p ad ada k li lien t en entang keadaan klien saat ini
Gali ke keinginan kl klien sa saat in ini
5 Menghilangkan faktor resiko resiko terjadinya terjadinya infeksi infeksi traktus traktus urinarius.
Mengkaji kebutuhan klien dan keluarga terhadap informasi. Peningkatan pengetahuan klie klien n dan dan kelu keluar arga ga tent tentan ang g penya penyakit kit,, progra program m pengob pengobata atan n dan perawatannya akan mening meningkat katkan kan motiva motivasi si klien klien untu untuk k berp berper eran an akti aktiff dala dalam m perawatan dirinya.
Mengkaji pe pengetahuan kl klien dan keluarga keluarga setelah setelah diberikan diberikan penkes. Dengan adanya PMO d ih ih ar ar ap ap ka ka n a ka kan m en enj ad ad i motivator motivator bagi klien untuk tetap menjalankan program pengobatan hingga tuntas serta menjami klien meminum obat secara teratur.
1. Dengan memahami tujuan per peraw awat atan an diha dihara rapk pkan an klie klien n mendukung proses perawatannya. 2. Untuk menget mengetahui ahui ideal ideal diri klien klien saat ini dan yang akan datang.
82
1
2 3 4 sakit, sakit, terutama terutama peran sebagai saat saat ini ini dala dalam m masa masa pera perawa wata tan n dan dan i bu bu r um um ah ah t an an gg gg a y ai ai tu tu pengobata pengobatan n dan klien dapat beradapta beradaptasi si 3. Diskusikan dengan klien mengurus anak-anaknya dengan dengan peran peran dan lingkungan lingkungan yang baru tentang peran yang dapat dilakukan selama klien dirawat di RS. Klien n meng mengat atak akan an seri sering ng yaitu sebagai pasien RS, dengan kriteria : Klie Jelaskan pa pada kl klien ba bahwa RS RS mena menang ngis is jika jika inga ingatt anak anak-- Klien Klien mengun mengungka gkapka pkan n 4. adal adalah ah temp tempat at ting tingga gall klie klien n anaknya secara verbal perasaannya saat ini. sementara. Klien mengatakan mengatakan ingin segera segera Klien dapat menyebutkan Libatkan keluarga dalam sembuh sembuh dan bisa bisa berkum berkumpul pul alasan alasan dirawat dirawat di RS dan tidak boleh 5. masalah yang dihadapi klien. lagi dengan anak-anaknya. dijenguk anak-anak Keluarga dapat DO : meyakinka meyakinkan n klien klien bahwa peran klien Klien dirawat sejak tanggal 27 Juli seperti ini hanya sementara. 2005
5 3. Agar Agar klie klien n term termot otiv ivas asii untu untuk k dapat melakukan peran yang lain selama di RS. 4. Agar Agar klie klien n mera merasa sa tena tenang ng dan dan tidak tidak merasa merasa diasin diasingka gkan n oleh oleh keluarga. 5. Agar keluarga memahami per peras asaa aan n dan dan kesu kesuli lita tan n yang yang dihadapi klien.
83 3.
PELAKSANAAN
No
Tanggal
No DP
1 1
2 08-8-2005 Pukul 08.00
3 1
4 Melakukan Melakukan obser observasi vasi tanda-tanda tanda-tanda vital klien tensi, nadi, suhu dan respirasi Hasil: TD : 110/70 mmHg Nadi : 96 kali / menit Suhu : 36,7o C Respirasi : 24 kali / menit
1
Melakukan observasi tingkat kesadaran klien Hasil : Kesadaran kualitatif klien Alert/kompos mentis Kesadaran kuantitatif : GCS 15
1
Melakukan observasi terhadap adanya tandatandapeningkatan TIK seperti nyeri kepala. Hasil : Klien mengatakan saat ini tidak terdapat nyeri kepala
1
Melakukan Melakukan pemeriks pemeriksaan aan tanda-tanda tanda-tanda iritasi iritasi meningen meningen seperti : kaku kuduk, lasegue, brudzinski I dan II, kernig sign. Hasil: Kaku kuduk : negatif Brudzinski : negatif Kernig : negatif Laseque : positif
2
Meny Menyaj ajika ikan n maka makana nan n dala dalam m kead keadaa aan n hang hangat at deng dengan an menggunakan meja makan klien Hasil : Porsi makan klien habis 1/4 porsi, klien mengatakan tidak nafsu makan.
2
Memberikan minum air hangat sebelum makan. Hasil : Klien minum air hangat habis 1/4 gelas, klien mengatakan tidak nafsu makan.
2
Memberikan makan 1 jam setelah minum OAT. Hasil : Klien makan dibantu perawat, hanya habis 1/4 porsi
2
Member Memberika ikan n injeks injeksii anti anti emetik emetik sesuai sesuai dengan dengan terapi terapi : Ranitidin Hasil : Klien tidak mengeluh nyeri dan pusing setelah disuntik
1
Memberikan injeksi anti infalamasi sesuai dengan program terapi : Dexametason 1 ampul / iv. Hasil: Klien tidak mengeluh pusing setelah penyuntikan.
1
Memberian OAT sesuai dengan medik: INH 400 mg / oral Rifampisin 450 mg / oral
09.30
10.00
2
09-8-2005 Pukul 07.15
Implementasi
Paraf 5
meliputi meliputi :
program
therapi
84 1
2
3
4 Vitamin B6 50 mg / oral Curcuma 1 tablet / oral
Hasil : Klien mau minum obat, klien masih mengeluhkan adanya mual setelah minum obat. 07.30
08.00
08.40
10.00
1
Melakukan observasi tanda-tanda vital Hasil : TD : 120 / 70 mmHg, N : 88 x / menit, R : 24 x / Menit, Suhu : 36,9o C
1
Melakukan observasi tingkat kesadaran Hasil : Kompos mentis, GCS 15
1
Melakukan Melakukan pemeriks pemeriksaan aan tanda-tanda tanda-tanda iritasi iritasi meningen meningen seperti : kaku kuduk, lasegue, brudzinski I dan II, kernig sign. Hasil : Kaku kuduk : negatif Brudzinski : negatif Kernig : negatif Lasegue : positif
4
Mengkaji ulang tingkat nyeri sebelum melakukan tindakan. Hasil : Klien tampak sudah dapat beradaptasi dengan nyeri, skala nyeri masih 3 (0-5)
4
Mengaj Mengajark arkan an klien klien tentan tentang g teknik teknik mengur mengurang angii nyeri nyeri seperti: Relaksasi, Distraksi, Guide Imagery. Hasil: Klien mengatakan akan mencobanya nanti saja sendiri.
4
Anjurkan klien untuk menggerakan tangannya yang sakit sesuai dengan kemampuan klien. Hasil: Klien Klien mau menco mencoba ba mengger menggerak-g ak-gera erakan kan tangan tangannya nya dengan dengan dibant dibantu u oleh oleh perawa perawat, t, klien klien mengat mengataka akan n akan akan mencobanya lagi dibantu dengan tangan kanannya.
2
Meny Menyaj ajik ikan an maka makana nan n dala dalam m kead keadaa aan n hang hangat at deng dengan an menggunakan meja makan klien Hasil : Porsi makan klien habis 1/4 porsi, klien mengatakan tidak nafsu makan.
1
Memberikan obat OAT setelah makan : Ethambutol 1000 mg / oral, Pyrazinamid 1000 mg / oral Hasil : Klien mengatak mengatakan an tidak ada pusing pusing setelah setelah minum obat, masih ada mual setelah minum obat.
2
Memberikan injeksi : Ranitidin 1 ampul / iv Hasil : Klien tidak mengeluh nyeri dan pusing setelah disuntik, klien mengatakan mual sudah berkurang
5
85 1
2
10.00
3 1
4 Memberikan injeksi : Dexametason 1 ampul / iv Hasil : Klien tidak mengeluh pusing dan nyeri pada daerah obat injeksi dimasukan
10.15
3
Mengka Mengkaji ji ulang ulang tingkat tingkat keterg ketergant antung ungan an klien klien terhad terhadap ap orang lain. Hasil : Klien Klien mengat mengataka akan n mau mencob mencobaa menggo menggosok sok gigi gigi nya sendiri.
3
Melakukan Melakukan oral hygiene secara secara mandiri mandiri dengan dengan bantuan bantuan minimal dari perawat Hasil : Klie Klien n mamp mampu u mela melaku kuka kan n oral oral hygi hygien enee send sendir irii yang yang difasi difasilit litasi asi oleh oleh perawa perawat. t. klien klien mengat mengataka akan n mulutny mulutnyaa terasa segar, gigi dan mulut klien tampak bersih.
11.00
3
Memberikan reward saat klien mampu melakukan ADL sesuai dengan kemampuannya. Hasil : Klien Klien terlih terlihat at senang senang dan tersen tersenyum yum ketika ketika diberi diberikan kan pujian.
11.15
3
Mencuci rambut klien di atas tempat tidur Hasil : Klien mengatakan segar, rambut klien tampak rapi.
11.30
11.45
bersih dan
2
Memberikan penjelasan tentang penyebab penyebab mual dan nafsu makan berkurang. Hasil : Klie Klien n mema memaha hami mi tent tentan ang g peny penyeebab bab mua mual, klie klien n mengatakan mual terutama dirasakan setelah minum obat tablet
2
Menyajikan makan siang untuk klien masih dalam keadaan hangat Hasil : Klien menghabiskan makanan 3/4 porsi, klien mengatakan mual sudah berkurang
2
Melibatkan Melibatkan klien dalam dalam penyusunan penyusunan menu makanan makanan sesuai dengan selera. Hasil : Klien menanyakan menanyakan selain selain makan makanan yang diberikan diberikan dari RS klien mau makanan dari luar seperti biskuit.
6
Mengkaji ulang pengetahuan klien tentangpenyakitnya. Hasil : Klien Klien mengat mengataka akan n penyak penyakitny itnyaa saat saat ini adalah adalah infeks infeksii syaraf, tapi tidak tau nama penyakitnya dan tidak tahu cara program perawatan dan pengobatannya.
6
Member Memberika ikan n penkes penkes pada pada klien klien tentan tentang g penyak penyakit it dan program pengobatannya dihubungkan dengan perawatannya, meliputi : Pengertian Cara perawatan dan diet
5
86 1
2
3
4 Program pengobatan Efek samping obat Dampak Dampak jika jika pengob pengobata atan n tidak tidak
tuntas
6
12.10
5
Hasil : Klien mengatakan sekarang tahu jika penyakitnya adalah TBC yang dapat menular, dan mengatakan mau berobat hingga tuntas, klien juga mengatakan akan memaksakan makan walaupun mual, takut penyakitnya tidak sembuh. Melibatkan suami klien untuk menjadi support sistem bagi klien dan menjadi PMO Hasil : Suami mengatakan siap untuk mendampingi klien berobat dan ikut bertanggung jawab selama klien minum obat. Melakukan pengkajian terhadap adanya tanda dan gejala infeksi traktus urinarius. Hasil : Klien mengatakan tidak terdapat nyeri pinggang, nyeri dan panas dirasakan setelah perasaan ingin BAK. Warna urine kuning tua dan jernih, kateter bersih.
5 Melakukan kolaborasi untuk pelepasan pelepasan dower kateter. Hasil : Kepala Kepala ruanga ruangan n mengat mengataka akan n klien klien sudah sudah layak layak dibuka dibuka kateternya tapi sebelumnya harus dilakukan blast training terlebih dahulu.
5
86
4.
EVALUASI
NO Tanggal 1 1
2 10-8-2005
No DP 3 1
Catatan Perkembangan
Paraf
4
5
S : Klien mengatakan tidak terdap terdapat at nyeri nyeri kepala kepala,, sendi sendi pada pada siku siku tangan tangan kiri masih bengkak dan nyeri. O: Kesadaran
-
klien
kompos
mentis/alert Tanda
-
iritasi
meningen
:
lasegue masih + Tensi 110/70, N: 88 x / mnt,
o
S:37 C, R: 24 x / mnt
-
Sendi
siku
klien
tampak
bengkak. A: Proses menunjukan perbaikan
-
infeksi
pada
S SP
P:
-
Melanjutkan
intervensi
meliputi:
-
Lanj Lanjut utka kan n
prog progra ram m
tera terapi pi
dengan OAT
-
Kaji efek samping pengobatan
I : Mem Memberika ikan OAT sesuai deng dengan an prog progra ram m tera terapi pi yaitu yaitu:: INH INH 400m 400mg/ g/or oral al,, Rifampicin 450mg/oral, dan Vit.B6 diberikan sebelum maka makan. n. Etham Ethambu buto toll 1000 1000mg mg/or /oral al,, Pyra Pyrazi zina namid mid 1000mg 1000mg/or /oral al dan Curcum Curcumaa diberi diberikan kan 1jam 1jam setela setelah h makan makan pagi. pagi. Member Memberika ikan n injeks injeksii Dexame Dexametas tason on 1 amp/iv. Mengkaji efek samping dari pemberian obat.
-
E: Klie Klien n mau mau minu minum m obat obat,, efek efek samp sampin ing g OAT OAT terh terhad adap ap fung fungsi si hati, hati, hasi hasill SGPT SGPT tanggal 9-8-2005 : 327 U/L
-
R: Kolabo Kolaboras rasika ikan n dengan dengan dokter dokter untuk pemberian obat OAT yang lebih aman. Hasil : Program terapi klien dirubah INH, Rifampisin, Rifampisin, Pyrazinamid Pyrazinamid di stopn stopn digant digantii dengan dengan Strepto Streptomis misin in 750mg 750mg / im, Ciprofloksasin 2x500mg/hari. S : Klie Klien n meng mengat atak akan an peny penyak akit it klien adalah TBC yang menyerang menyerang otak, paru-paru paru-paru dan tulang dan bisa menular. Klien mengatakan pengo pengobat batann annya ya harus harus rutin rutin sampai sampai tuntas tuntas,, karena karena
-
2
10-8-2005
6
87
1
2
3
4 kumannya akan kebal dan lebih susah diobatinya lagi. Klien mengatakan mengatakan pengobatan pengobatan penyakitnya tidak hanya menggunakan obat tapi harus deng dengan an daya daya taha tahan n tubu tubuh h yang yang kuat kuat deng dengan an cara cara makan makan yang yang banyak banyak mengan mengandun dung g protei protein n dan zat tenaga tenaga sepert sepertii telur, telur, ikan, ikan, tempe, tempe, nasi. nasi. Klien Klien juga juga mengatakan efek samping dari obatnya bisa membuat mual mual,, saki sakitt kepa kepala la,, gang ganggu guan an hati. hati. Suam Suamii klie klien n mengatakan siap untuk mengantar klien berobat dan mendampingi minum obat.
O : Klien terlihat mau minum obat yang disiapkan oleh suaminya.
A :
3
10-8-2005
2
Masalah teratasi
S : Klien mengatakan berkurang, nafsu makan mulai meningkat.
-
mual
O: Klien menghabiskan menghabiskan lebih dari 3/4 porsi makanan dari RS, klien tidak terlihat akan muntah saat makan
-
A:
-
Asupan nutrisi klien berangsur-
angsur meningkat P: Melanj Melanjutk utkan an inteve intevensi nsi sesua sesuaii dengan yang direncanakan yaitu: Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik. Libatkan klien dalam penyusunan menu makanan sesuai dengan selera. Lakukan oral hygiene Beri Berika kan n minu inum air air hang hangat at sebelum makan. Berikan makan minimal 1 jam setelah minum OAT. Lanjutkan pemberian terapi anti emetik : Ranitidin
-
I :
-
Meny Menyaj ajik ikan an
maka makana nana na
klie klien n
ketika masih hangat
-
Memberikan minum air hangat
sebelum makan
-
Memberikan makan siang klien
setelah minum OAT
-
Mendamping klien saat makan Melanjutkan program terapi anti
emetik E:
oleh klien
Mual sudah tidak dirasakan lagi
5
88
1
2
3
-
4 Nafsu makan klien meningkat Klie Klien n meng mengha habi bisk skan an maka makan n
1porsi 4
10-8-2005
3
S : Klien mengatakan mengatakan lebih segar, rambut tidak lengket, klien sudah menggosok giginya sendiri tadi pagi dibantu suami.
O:
Rambut Rambut klien klien tampak tampak bersih bersih,, rapi, dan tidak lengket. Gigi Gigi dan dan mulu mulutt klie klien n terl terlih ihat at bersih Kulit Kulit klien klien terlih terlihat at bersih bersih dan tidak lengket
-
A:
5
10-8-2005
4
Masalah teratasi
S : Klien mengatakan mengatakan nyeri masih ada terutama jika sendi yang bengkak ikut bergerak, klien mengatakan mengatakan sekarang sekarang mampu menahan nyeri, klien mengata mengatakan kan jika nyeri nyeri muncul klien klien menarik menarik nafas panjang dan ngobrol dengan suaminya nyerinya berkurang.
-
O: Skala nyeri 2 (0-5) Klien mau menggerakan tangan yang sakit sakit dibantu dibantu tangan tangan kanannya, kanannya, klien klien tampak tampak menggeraka menggerakan n sendi pergelangan pergelangan tangan tangan dan jari-jari jari-jari tangan tangan kiri. Klien tampak tampak lebih beradaptasi beradaptasi dengan nyeri
-
A:
6
10-8-2005
5
masalah teratasi
S : Klie Klien n meng mengat atak akan an nyer nyerii dan dan panas kencing masih ada Klien Klien mengat mengataka akan n selang selangnya nya ingin dicabut
-
O: Dauer kateter masih terpasang, urine warna kuning,jernih. Klien tampak meringis jika kateter digerakan.
-
A:
-
Masalah belum teratasi
-
Lanjutkan blast trainning
P: I : Mela Melanj njut utka kan n sebelum mencabut kateter Mencabut dower kateter
-
blas blastt
trai trainn nning ing
E:
-
Klie Klien n
meng mengat ataakan kan
setela telah h
5
89
1
2
3
4 dicabut kateter lebih nyaman, nyeri dan panas setelah BAK tidak ada.
R:
7
10-8-2005
7
8
11-8-2005
1
S: klien klien mengat mengataka akan n setela setelah h dicabu dicabutt selang selang lebih lebih nyaman, nyeri dan panas setelah BAK tidak ada. O: kateter sudahdi lepas, tidak terlihat tanda-tanda iritasi saat mencabut kateter. A : Masalah klien teratasi setelah dicabut kateter S : Klie Klien n meng mengaataka takan n mera merassa kehila kehilanga ngan n perann perannya ya selama selama sakit, sakit, teruta terutama ma peran peran seba sebaga gaii ibu ibu ruma rumah h tang tangga ga yait yaitu u meng mengur urus us anak anak-anaknya Klien mengatakan sering ing menangis jika ingat anak-anaknya Klien mengatakan ingin segera semb sembuh uh dan dan bisa bisa berk berkum umpu pull lagi lagi deng dengan an anak anak-anaknya. O: Klien dirawat sejak tanggal 27 Juli 2005 A: Ganggu Gangguan an konsep konsep diri diri : peran peran berhubungan dengan hospitalisasi P: Jela Jelask skan an pada pada klie klien n tenta tentang ng keadaan klien saat ini Gali keinginan klien saat ini Diskusikan dengan klien tentan tentang g peran peran yang yang dapat dapat dilaku dilakukan kan selama selama klien klien dirawat di RS. Jelaskan pada klien bahwa RS adalah tempat tinggal klien sementara. Liba ibatkan keluarga dalam masalah yang dihadapi klien. I : Menjelaskan pada klien tentang keadaannya saat ini Menggali Menggali keinginan keinginan klien saat ini mend mendis isku kusi sika kan n deng dengan an klie klien n tentang peran yang dapat dilakukan di RS Menjelaskan pada klien bahwa di RS klien hanya sementara Meli Meliba batk tkan an suam suamin inya ya dala dalam m menyelesaikan masalah klien E: Klie Klien n meng mengat atak akan an meng menger erti ti tuju tujuan an dari dari pera perawa wata tan n di RS untu untuk k meng mengob obat atii pen penya yaki kitn tnya ya,, klie klien n ingi ingin n sege segera ra semb sembuh uh dari dari penya penyakitn kitnya, ya, kliem kliem menger mengerti ti alasan alasan anakny anaknyaa tidak tidak boleh dibawa ke RS karena takut tertular. S :
5
90
1
2
3
-
4 Klie Klien n meng mengat atak akan an tida tidak k ada ada
demam, nyeri kepala O: Kesadaran klien kompos ment mentis is,, tand tandaa vita vitall dala dalam m bata batass norm normaal TD 110/80mmHg, N: 84 x / menit, R: 20 kali/menit, tanda iritasi meningen lasegue +
-
A:
-
Infe Infeks ksii
pada pada SSP SSP bera berang ngsu sur r
membaik P:
-
Melanj Melanjutk utkan an
pember pemberian ian
obat obat
sesuai program I : Member Memberika ikan n obat obat Ethamb Ethambuto utoll 1000mg 1000mg,, Curcum Curcumaa 1table 1tablet/o t/oral ral,, Ciprof Ciproflox loxasi asin n 500 mg / oral oral sesu sesuda dah h maka makan, n, membe memberi rika kan n inje injeks ksii Dexametason 1 ampul / iv, melakukakan skin test obat Streptomisin, memberikan injeksi streptomisin 750mg / im. E: Klien tidak menunjukan tandatanda alergi seperti gatal-gatal setelah diberikan obat.
9
11-8-2005
2
S : Klie Klien n suda sudah h tida tidak k meng mengel eluh uh mual, nafsu makan meningkat.
O:
Porsi makan klien selalu habis, klien terlihat terlihat suka makan biskuit yang dibawa dibawa dari keluarganya.
-
A: 10
12-8-2005
1
-
Masalah teratasi
-
Klien mengatakan saat ini
-
Tanda vital dalam batas normal TD: 120/80 N: 88 x / menit S:
S : O:
36,9oC R: 24 x / menit
-
Tida Tidak k
terd terdap apat at
tand tandaa-ta tand ndaa
peningkatan TIK
-
Ting ingkat
kesadaran
klien
kompos mentis Tanda iritasi meningen: lasegue (-), brudzinski I,II (-), kernig (-), kaku kuduk (-)
A:
-
Masalah teratasi sesuai tupen
5
91
B. PEM PEMBAHA BAHASA SAN N
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. A dengan gangguan sistem sistem persar persarafan afan akibat akibat mening meningiti itiss tuberk tuberkulo ulosis sis di ruang ruang 19 A Perawa Perawatan tan Penyak Penyakit it Saraf Saraf Wanita Wanita Perjan Perjan Rumah Rumah Sakit Sakit Dr. Hasan Hasan Sadiki Sadikin n Bandun Bandung. g. Selanjutnya penulis melakukan pembahasan. Dalam pembahasan ini penulis ber berpe pedo doma man n deng dengan an meli meliha hatt perb perban andi ding ngan an anta antara ra teor teorii dan dan kasu kasuss yang yang terdapat pada BAB II dan BAB III, untuk selengkapnya diuraikan di bawah ini. 1. Pengkajian
a.
Pengumpulan Data Identitas Klien dan Penanggung Jawab
1)
Menurut konsep teori pentingnya mengkaji identitas pada klien dengan gangguan sistem persarafan : meningitis tuberkulosis, yang berh berhub ubun unga gan n dan dan mend menduk ukun ung g diag diagno nosa sany nyaa anta antara ra lain lain usia usia,, pendidikan dan pekerjaan, karena penyakit meningitis tuberkulosis ini umumnya menyerang pada semua tingkat usia, tersering pada anak anak-a -ana nak k
dan
usia sia
pro produkt duktif if..
Peke Pekerj rjaa aan n
klie klien n
dan
atau atau
penanggung jawab dapat menggambarkan status ekonomi keluarga yang umumnya tergolong ekonomi ekonomi rendah, sementara pendidikan akan akan
mempen mempengar garuhi uhi pengeta pengetahua huan n klien klien dan keluarga keluarga tentang tentang
penyakit meningitis. Pada kasus ini klien Ny. A berusia berusia 27 tahun, tahun, pekerjaan klien seba sebaga gaii kary karyaw awan an pabr pabrik ik garm garmen en,, deng dengan an pend pendid idik ikan an SMP, SMP,
92
seda sedang ngka kan n suam suamii klie klien n sela selaku ku pena penang nggu gung ng jawa jawab b klie klien n tida tidak k bekerja. Apabila data di atas dihubungkan dengan penyaki klien sangat sangat relevan relevan,, sebaga sebagaii faktor faktor resiko resikonya nya adalah adalah status status ekonom ekonomii rendah dan didukung oleh faktor pendidikan yang rendah. Dengan faktor ekonomi yang rendah kemampuan klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan akan rendah pula, maka diperkirakan status status gizi gizi klien klien kurang kurang yang yang akan akan berdam berdampak pak pada pada penuru penurunan nan daya tahan tubuh klien sehingga rentan terhadap berbagai penyakit infe infeks ksii
sala salah h
satu satuny nyaa
adal adalah ah
peny penyak akit it
tube tuberk rkul ulos osis is
(TB) (TB)..
Rendahnya pengetahuan klien akan berdampak pada kemampuan klie klien n
meng mengen enal al
masa masala lah h
kese keseha hata tann nnya ya,,
akib akibat atny nyaa
infe infeks ksii
tuberkulosis yang terabaikan menimbulkan komplikasi keberbagai jaringan tubuh lainnya seperti tulang dan otak. Selain itu faktor sanitasi tempat tinggal klien yang berukuran 24m 2 di lingkungan yang padat, selain itu klien bekerja di garmen dalam satu ruangan deng dengan an peke pekerj rjaa lain lain serta serta lingk lingkun unga gan n kerja kerja yang yang penu penuh h debu debu mendukung pula terjadinya penyakit infeksi tuberkulosis. 2)
Riwayat Kesehatan Keluhan utama yang mungkin terjadi pada klien dengan
meningitis menurut teori adalah demam, nyeri kepala yang berat, diikuti oleh penurunan kesadaran dan kejang. Pada kasus Ny. A keluhan pada saat masuk rumah sakit sesuai dengan teori, namun ketika dilakukan pengkajian keluhan nyeri kepala, muntah yang
93
proyektil, penurunan kesadaran dan demam tidak ditemukan. Ini terj terjad adii kare karena na pada pada saat saat dila dilaku kuka kan n peng pengka kaji jian an klie klien n tela telah h mendapatkan pengobatan dan perawatan selama 12 hari sehingga perjal perjalana anan n penyak penyakit it klien klien menunj menunjuka ukan n perbai perbaikan kan.. Sedang Sedangkan kan keluhan utama pada Ny. A saat dilakukan pengkajian adalah nyeri pada siku tangan sebelah kiri dengan skala nyeri 3 (0-5) disertai pembengkakan, yang disebabkan oleh artritis tuberkulosis hal ini karena sudah terjadi penyebaran infeksi tuberkulosis pada tulang. Pada tinjauan teori dikatakan riwayat kesehatan dahulu yang berhu berhubun bungan gan dengan dengan mening meningiti itiss adalah adalah adanya adanya riwaya riwayatt infeks infeksii saluran nafas atas, mastoiditis, otitis media, trauma kepala, dan pen penya yaki kitt sist sistem emik ik lain lain sepe sepert rtii dema demam m tifo tifoid id,, khus khusus us pada pada meni mening ngit itis is
tube tuberk rkul ulos osis is
dida didapa patk tkan an
riway riwayat at
kont kontak ak
deng dengan an
penderita penyakit tuberkulosis atau riwayat sakit TBC. Pada kasus klien Ny. A riwayat sakit TBC dan kontak dengan penderita TBC disa disang ngka kall oleh oleh klien klien,, namu namun n dida didapa patk tkan an info inform rmas asii dari dari klie klien n adanya riwayat berkeringat malam sejak 2 tahun yang lalu, riwayat demam demam menjela menjelang ng dibawa dibawa ke rumah rumah sakit sakit dan penuru penurunan nan berat berat badan. Perbedaan ini terjadi karena penyakit tidak dirasakan oleh klien. Dalam riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan meningitis adalah adanya anggota keluarga yang memiliki penyakit TBC, TBC, karen karenaa TBC TBC meru merupa paka kan n peny penyak akit it infek infeksi si menu menula larr dan dan
94
umum umumny nyaa kont kontak ak lama lama deng dengan an pend penderi erita ta seba sebaga gaii peny penyeb ebab ab meni mening ngit itis is tube tuberk rkul ulos osis is.. Namu Namun n pada pada kasu kasuss Ny. Ny. A klie klien n dan dan keluarga menyangkal adanya penderita TBC di keluarganya. Tetapi mungkin saja keluarga tidak menyadari adanya anggota keluarga lain yang menderita penyakit TBC, karena tidak pernah melakukan kesehatan atau klien mendapatkan mendapatkan penularan penularan penyakit penyakit check-up kesehatan tuberkulosis dari orang lain di luar lingkungan rumahnya seperti tempat kerja. Apabila melihat tingkat pendidikan klien dan status ekon ekonom omii yang yang renda rendah h mung mungki kin n memp mempen enga garu ruhi hi klie klien n dalam dalam menggambarkan konsep sehat-sakit, terbukti klien masuk rumah sakit setelah terjadi komplikasi. 3)
Pemeriksaan Fisik a)
Sistem pernafasan
Pada konsep meningitis umumnya terjadi perubahan pola nafas cepat dan dangkal, penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada positif, adanya batuk berdahak dan ronkhi positif. Pada klien Ny. A semuanya tidak ditemukan kecuali adanya ronkhi pada kedua lapang paru sebagai manifestasi tuberkulosis paru millier, hal ini karena pro prose sess infe infeks ksii tube tuberk rkul ulos osis is SSP SSP pada pada klien klien Ny. Ny. A tela telah h mengal mengalami ami perbai perbaikan kan sehing sehingga ga eksuda eksudatt sebaga sebagaii hasil hasil dari dari prose prosess perada peradanga ngan n tidak tidak meneka menekan n pada pada medull medullaa oblong oblongata ata sebagai pusat pengatur pernafasan.
95
b)
Sistem kardiovaskuler
Secara teori pada kasus meningitis biasanya didapatkan adanya peningkatan atau penurunan tekanan darah, nadi lemah yang berlanjut dengan akral dingin, adanya sianosis serta capillary
refil refil time lebih dari 3 detik. Pada kasus klien Ny. A tidak ditemukan penigkatan atau penurunan tekanan darah, volume nadi, maupun sianosis. Dampak di atas biasanya terjadi pada klien meningitis grade III dengan tanda-tanda syok, sedangkan klien masuk ke rumah sakit pada grade II dan tidak berlanjut pada grade III setelah mendapatkan perawatan dan pengobatan selama 12 hari. c)
Sistem pencernaan
Pada sistem pencernaan secara konseptual ditemukan keluhan gangguan refleks menelan akibat kerusakan atau kompresi pada nervus nervus vagus, vagus, mual mual akibat akibat pening peningkat katan an kadar kadar HCl, HCl, muntah muntah proyektil akibat peningkatan tekanan intrakranial. Pada kasus klien lien Ny. A dite ditemu muka kan n adan adanya ya mual ual dan nafs nafsu u mak makan menurun, keluhan ini lebih diakibatkan karena efek samping dari pengobatan. d)
Sistem perkemihan
Seca Secara ra kons konsep ep meni mening ngit itis is akan akan berd berdam ampa pak k pada pada sist sistem em urinar urinaria, ia, yaitu yaitu terjad terjadii retens retensii urine urine atau inkont inkontine inensi nsiaa urine, urine, pada pada kondis kondisii lebih lebih lanjut lanjut akan akan terjadi terjadi albumi albuminur nuria ia karena karena
96
proses katabolisme terutama jika dalam kondisi kaheksia. Pada kasus asus klien lien Ny. Ny. A tid tidak terj terjad adii rete reten nsi urin rine mau maupun pun inkontinensia, karena klien terpasang dower kateter sehingga keluhan retensi dan inkontinensia urine tidak dapat di kaji, dan tidak didapatkan albuminuria. e)
Sistem muskuloskeletal
Pada Pada kons konsep ep dise disebu butk tkan an terj terjad adii kele kelema maha han n otot otot,, akib akibat at keru kerusa saka kan n
neur neurom omus usku kule lerr
yang yang
akan akan
berd berdam ampa pak k
pada pada
kele kelema maha han n fisi fisik k seca secara ra umum umum.. Pada Pada kasu kasuss klie klien n Ny. Ny. A ditemukan adanya kelemahan otot pada ekstremitas atas kiri, selain itu terdapat nyeri pada sendi siku tangan sebelah kiri yang disebabkan adanya proses peradangan akibat penyebaran penyakit pada tulang (artritis tuberkulosis). f)
Sistem integumen
Secara konsep pada klien meningitis terdapat peningkatan suhu tubuh dan kerusakan integritas kulit akibat tirah baring yang lama lama,, namu namun n pada pada kasu kasuss klie klien n Ny. Ny. A tida tidak k dite ditemu muka kan n pen penin ingk gkat atan an suhu suhu tubu tubuh h hal hal ini ini dika dikare rena naka kan n klie klien n suda sudah h mend mendap apatk atkan an pera perawat watan an dan dan peng pengob obat atan an sehi sehing ngga ga pros proses es infeksi infeksi sistemik sistemik yang dimanisfest dimanisfestasika asikan n dengan dengan hipertermia hipertermia tidak muncul, sedangkan gangguan integritas kulit klien akibat tirah baring lama tidak terjadi karena klien sering melakukan
97
mobilisasi mobilisasi dengan cara merubah merubah posisi tidur miring miring kekiri kekiri dan kekanan. g)
Sistem persarafan
Pada sistem persarafan klien meningitis biasanya mengeluhkan adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, tanda-tanda iritasi mening meningen en seperti seperti kaku kaku kuduk, kuduk, brudzi brudzinsk nskii I-II, I-II, kernig kernig dan laseque, kerusakan nervus kranial II, III, IV, VI,VII, VII. Pada kasus klien Ny. A tanda iritasi meningen yang masih ada yaitu tanda tanda lasequ laseque, e, dan kelump kelumpuha uhan n pada pada nervus nervus VI sement sementara ara tanda yang lainnya tidak ditemukan. Ini terjadi karena pada saat pen pengk gkaj ajia ian n
klien lien
sudah udah
menda endap patka atkan n
peraw erawat atan an
dan
pengobatan selama 12 hari, sehingga proses infeksi pada sistem saraf saraf pusat pusat sudah sudah mengal mengalami ami perbai perbaikan kan.. Akan Akan tetapi tetapi pada pada riwaya riwayatt keseha kesehatan tan sekaran sekarang g ditemu ditemukan kan adanya adanya tanda-t tanda-tand andaa diata diatass sepe sepert rtii nyeri nyeri kepa kepala, la, kaku kaku kudu kuduk, k, Brud Brudzin zinsk skii I-II, I-II, laseque, kernig dan penurunan kesadaran. Pola Aktifitas Sehari-hari
4)
(a )
Nutrisi
Pada Pada penyak penyakit it mening meningiti itiss tuberk tuberkulo ulosis sis secara secara konsep konsep dapat dapat terjadi terjadi perubahan perubahan dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan nutrisi nutrisi yang diseba disebabka bkan n karena karena stimul stimulasi asi nervu nervuss vagus vagus sehing sehingga ga klien klien mengal mengalami ami kesuli kesulitan tan dalam dalam menelan menelan,, mual, mual, muntah muntah,, nafsu nafsu makan makan menuru menurun. n. Selain Selain itu pada pada klien klien mening meningitis itis dengan dengan
98
kesadaran yang menurun merupakan indikasi pemasangan naso gastri gastrik k tube tube (NGT) (NGT) sehing sehingga ga terjadi terjadi peruba perubahan han pola pola dalam dalam pemen pemenuh uhan an nutris nutrisi. i. Pada Pada kasus kasus klien klien Ny. A saat saat dilaku dilakukan kan pengkajian tidak terdapat kesulitan menelan, muntah proyektil, pemasangan NGT. Adanya keluhan nafsu makan berkurang dan mual mual lebi lebih h diseb isebab abka kan n akib akibat at efek efek sampi ampin ng dari dari pengobatan pengobatan obat anti tuberkulosi tuberkulosiss (OAT), (OAT), dibuktika dibuktika dengan klien klien merasa merasa mualny mualnyaa bertam bertambah bah setela setelah h minum minum obat obat anti anti tuberkulosis. (b)
Eliminasi
Menurut konsep pada klien dengan infeksi meningitis dapat terj terjad adii
rete reten nsi
atau atau
inko inkont ntin inen enssia
urin urine. e.
Pen Penulis ulis tida tidak k
menemu menemukan kan adanya adanya gejala gejala terseb tersebut ut karena karena klien klien terpas terpasang ang dower kateter sehingga gelala retensi dan inkontinensia sulit dipantau. Pada eliminasi BAB dapat ditemukan adanya konstipasi akibat tirah baring yang lama berdasarkan konsep teori, namun tidak ditemukan pada kasus klien Ny. A. Ini terjadi karena klien sering sering melaku melakukan kan mobil mobilisa isasi si ditemp ditempat at tidur, tidur, dan konsum konsumsi si nutrusi klien saat ini cukup mengandung serat. (c )
Istirahat tidur
Berdasarkan teori pada klien dengan meningitis dapat terjadi ganggu gangguan an tidur tidur akibat akibat adanya adanya nyeri nyeri kepala kepala dan sesak sesak nafas nafas
99
sebagai mecanoreseptor pada reticul reticular ar activat activating ing system system (RAS (RAS). ). Pada Pada kasu kasuss klien klien Ny. Ny. A tida tidak k dite ditemu muka kan n adan adanya ya keluhan gangguan tidur karena keluhan nyeri kepala dan sesak nafas tidak dirasakan oleh klien.
(d)
Personal hygiene
Pada Pada klien klien dengan dengan mening meningitis itis umumny umumnyaa terjad terjadii penuru penurunan nan kesada kesadaran ran dan atau atau terdap terdapat at defisi defisitt neurol neurologi ogik k fokal fokal sepert sepertii hemiplegi egi,
hemipare arese,
pada
eks ekstremitas
yang
dapat
mengga menggangg nggu u perger pergeraka akan n klien klien sehing sehingga ga klien klien tidak tidak mampu mampu memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han perawat perawatan an diri diri secara secara mandir mandiri. i. Kasus Kasus klien lien Ny. A
ditem itemuk ukan an adan adanya ya gang angguan guan peme pemen nuhan uhan
kebutuhan personal hygiene namun bukan akibat penurunan kesadaran tetapi disebabkan oleh nyeri dan kelemahan pada lengan lengan kiri kiri akibat akibat artriti artritiss tuberk tuberkulo ulosis sis dan ketaku ketakutan tan klien klien untuk melakukan ADL. 5)
Aspek Psikologis
Pada kasus klien Ny. A ditemukan adanya gangguan konsep diri peran peran karena karena klien klien dirawa dirawatt sudah sudah cukup cukup lama lama sement sementara ara klien klien memiliki anak yang berusia 8 bulan. 6)
Aspek Spiritual Dan Sosial
Menurut Menurut teori pada klien meningitis meningitis dapat mempengaruhi mempengaruhi aspek sosial dan spiritual klien seperti tidak tanggap terhadap aktifitas lingkungan sekitar dan sering kali tidak menerima keadaannya,
100
serta serta harap harapan an semb sembuh uh yang yang kuran kurang. g. Pada Pada kasu kasuss Ny. Ny. A tida tidak k didapatkan gejala-gejala diatas, klien dapat bersosialisasi dengan baik diruangan, klien juga masih memiliki harapan kesembuhan yang tinggi, hal ini karena dukungan dari suami ( support system ) dan koping klien diterganggu karena klien tampak sudah menerima keadaan sakitnya. 7)
Data Penunjang
Secara teotitis data penunjang yang biasa ditemukan pada klien dengan meningitis adalah sebagai berikut : a)
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat leukosit
yang meningkat b)
Pemeriksaan Pemeriksaan lumbal punksi punksi ditemukan ditemukan adanya adanya
peningkat peningkatan an jumlah sel, peningkatan peningkatan protein,da protein,dan n penurunan penurunan kadar gula LCS. c)
Pada Pada thor thorak ak foto foto ditem ditemuk ukan an adan adanya ya infek infeksi si
saluran pernapasan d)
Pada pemeriksaan CT-Scan te t erdapat kelainan
otak Pada klien Ny. A tidak ditemukan peningkatan leukosit, foto thorak ditemukan adanya infeksi TBC millier, pemeriksaaan lumbal lumbal punksi punksi ditemukan ditemukan adanya adanya penigkatan penigkatan kadar protein, protein, jumlah sel , dan penurunan glukosa liquor. b.
Diagnosa Ke Keperawatan
101
Berdasarkan konsep yang ada kemungkinan diagnosa yang muncul pada klien dengan meningitis adalah : 1)
Ketidak ef e fektifan po p ola na n afas be b erhubungan de d engan
penurunan tingkat kesadaran. Ganggu Gangguan an keseim keseimban bangan gan suhu suhu tubuh, tubuh, hiperth hipertherm ermii
2)
berhubungan dengan proses inflamasi. 3)
Resiko
terjadinya
gangguan
integritas
kulit
berhubungan dengan tirah baring lama. 4)
Gangguan
keterba rbatasan asan
gera erak
mobilisasi akibat
fisik berhubungan
kele elemaha ahan
atau
dengan
kerusakan
neuromuskuler. 5)
Gangguan ra r asa am a man: ce cemas ke keluarga be berhubungan
deng dengan an kura kurang ngny nyaa
info inform rmas asii
tent tentan ang g
pros proses es peny penyak akit it
dan dan
penatalaksanaan akhir dirumah. 6)
Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan
proses invasi kuman patogen secara hematogen. 7)
dengan 8)
Gangguan Gangguan
kebutuhan kebutuhan
berhubung berhubungan an
penurunan kesadaran. Resiko Resiko tinggi tinggi terhad terhadap ap injuri injuri/tra /trauma uma berhub berhubung ungan an
dengan adanya kejang akibat 9)
nutrisi nutrisi
iritasi kortek serebral.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan: dehidrasi
berhubungan dengan kehilangan cairan, penurunan masukan oral dan peningkatan suhu tubuh.
102
Pada kasus Ny. A penulis menemukan tujuh diagnosa keperawatan, dua diantaranya sesuai dengan teori, yaitu : Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan
1)
masuk dan aktifnya mikroorganisme dalam tubuh. Ganggu Gangguan an asupan asupan nutris nutrisi: i: kurang kurang dari dari kebutu kebutuhan han
2)
berhubungan dengan mual dan anoreksia. Diag Diagn nosa osa
yan yang
tid tidak sesu sesuai ai
deng dengan an kon konsep sep
ren rencana cana
asuh asuhan an
keperawatan pada klien meningitis adalah : 1)
Gang Ganggu guan an peme pemenu nuha han n ADL ADL : pers person onal al hygi hygien enee
berh berhub ubun unga gan n deng dengan an keter keterba bata tasa san n akti aktifi fitas tas akib akibat at nyeri nyeri dan dan kelemahan fisik. 2)
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan
adanya proses peradangan pada tulang. 3)
Resiko Resiko infeksi infeksi traktus traktus urinarius urinarius berhubung berhubungan an dengan dengan
terpasangny terpasangnyaa dower kateter sebagai sebagai portal portal of entry entry bagi mikro organisme. 4)
Resiko Resiko drop drop out pengob pengobata atan n berhub berhubung ungan an dengan dengan
kura kurang ngny nyaa peng penget etah ahua uan n klien klien tent tentan ang g pera perawa wata tan n dan dan atura aturan n pengobatan penyakitnya. 5)
Gangguan konsep diri : peran berhubungan dengan
hospitalisasi Diag Diagno nosa sa kepe kepera rawa wata tan n pada pada kasu kasuss Ny. Ny. A yang yang tida tidak k dian diangk gkat at berdasarkan teori yaitu:
103
Ketida Ketidakefe kefekti ktifan fan pola pola nafas nafas berhub berhubung ungan an dengan dengan
1)
pen penur urun unan an ting tingka katt kesa kesada daran ran.. Karen Karenaa pada pada saat saat peng pengka kaji jian an kesa kesada dara ran n klie klien n dala dalam m kead keadaa aan n komp kompos os ment mentis is,, dan dan tida tidak k didapa didapatka tkan n akumul akumulasi asi sekret sekret sehing sehingga ga tidak tidak ditemu ditemukan kan adanya adanya gangguan pola nafas. Gang Ganggu guan an kese keseim imba bang ngan an suhu suhu tubu tubuh, h, hipe hipert rterm ermii
2)
berhubungan dengan proses inflamasi. Tidak diangkat karena pada klien Ny. A saat dilakukan pengkajian tidak terdapat peningkatan suhu tubuh. Resi Resik ko
3)
terj terjad adin inya ya
gan ganggua gguan n
inte integr grit itas as
kulit ulit
berhubungan dengan tirah baring lama. Tidak diangkat karena pada saat saat dikaji dikaji klien klien tidak tidak terdapa terdapatt tanda-t tanda-tand andaa ganggu gangguan an integr integritas itas kulit, kulit, walaup walaupun un klien klien aktifi aktifitas tasnya nya di tempat tempat tidur tidur klien klien sering sering merubah posisi nya sendiri. Gang Ganggu guan an mobi mobili lisa sasi si fisi fisik k berh berhub ubun unga gan n
4)
keterba rbatasan asan
gera erak
akibat
kele elemaha ahan
atau
deng dengan an
kerusakan
neurom neuromusk uskule uler. r. Pada Pada klien klien Ny. A tidak tidak diangk diangkat at karena karena sudah sudah tercakup dalam diagnosa gangguan ADL. 5)
Gangguan Gangguan rasa aman: cemas keluarga keluarga berhubung berhubungan an
deng dengan an kura kurang ngny nyaa
info inform rmas asii
tent tentan ang g
pros proses es peny penyak akit it
dan dan
penatalaksanaan akhir dirumah. Tidak diangkat karena klien tidak terdapat
data
yang
mengarah rah
pada
kecemasan
karena ena
ketidaktahuan terhadap penyakitnya, penulis mengangkat ketidak
104
tahu tahuan an terh terhad adap ap peny penyak akit itny nyaa pada pada diag diagno nosa sa resi resiko ko drop drop out out pengobatan. Resiko Resiko tinggi tinggi terhad terhadap ap injuri injuri/tra /trauma uma berhub berhubung ungan an
6)
dengan adanya kejang akibat iritasi kortek serebral. Tidak diangkat kare karena na
klie klien n
tida tidak k
meng mengal alam amii
keja kejang ng
maup maupun un
penu penuru runa nan n
kesadaran. 7)
Resiko tinggi kekurangan volume cairan: dehidrasi
berhubungan dengan kehilangan cairan, penurunan masukan oral dan peningkatan suhu tubuh. Tidak diangkat karena klien dapat minum minum melalu melaluii oral, oral, dan mendap mendapatk atkan an masuka masukan n cairan cairan melalu melaluii intra intra vena. vena. Selain Selain itu klien klien tidak tidak mengal mengalami ami pening peningkat katan an suhu suhu tubuh dan hiperventilasi.
2. Pere erenca ncanaa naan
Pada Pada taha tahap p
ini ini
penu penuli liss
meny enyusun usun ren rencan cana
tind tindak akan an untu ntuk
memecahkan masalah yang ada disesuaikan dengan kemampuan, situasi, dan kondisi dasar temuan dilapangan dilapangan dengan dengan tetap mengacu pada konsep konsep teori perencanaan. Perencanaan yang disusun oleh penulis adalah sebagai berikut: a.
Pada diagnosa diagnosa keperawatan keperawatan yang pertama penulis menetapkan rencana tindakan agar klien dilakukan isolas isolasii untuk untuk menceg mencegah ah penula penularan ran terhada terhadap p klien klien lain. lain. Selain Selain itu klie klien n dian dianju jurk rkan an untu untuk k meng menggu guna naka kan n mask masker er namu namun n kare karena na
105
keterbatasan keterbatasan sarana sarana klien hanya hanya menutup menutup mulut saat saat klien batuk. batuk. Untu Untuk k menc menceg egah ah peny penyeb ebar aran an infe infeks ksii pada pada orga organ n lain lain klie klien n dianjurkan untuk minum obat secara teratur. Diagnosa keperawatan yang ke-2
b.
penulis menetapkan tujuan jangka pendek yaitu agar asupan nutrisi klien sesuai dengan dengan kebutuhan kebutuhan,, dengan dengan cara menghilangk menghilangkan an faktorfaktorfaktor yang diduga sebagai penyebab serta membantu meningkatkan nafsu makan klien dengan melakukan oral hygiene dan modifikasi teknik teknik penyaj penyajian ian.. Sehing Sehingga ga rencan rencanaa tujuan tujuan dapat dapat dicapa dicapaii dalam dalam wakt aktu
4
hari
dengan
indikator
keberha rhasilan
klien
dapa apat
menghabiskan porsi makan yang telah ditetapkan. c.
Pada diagnosa keperawatan ke-3 penulis penulis menetapkan menetapkan tujuan agar kebutuhan kebutuhan ADL klien terpenuhi, terpenuhi, dengan mengoptimalkan kemampuan klien. Sehingga perawat hanya memfas memfasilit ilitasi asi klien klien dalam dalam memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han ADL-ny ADL-nyaa dan meno menolo long ng klie klien n seba sebata tass keti ketida dakm kmamp ampua uann nnya ya.. Adap Adapun un krit kriteri eriaa waktunya penulis menetapkan satu hari, karena setelah intervensi masalah klien teratasi sesuai tujuan jangka pendek.
d.
Penetapan tujuan jangka pendek pada diagnosa yang ke-4 lebih ditekankan pada kemampuan klien beradaptasi beradaptasi dengan nyeri, nyeri, bukan bukan menghilang menghilangkan kan nyeri karena nyeri yang dirasakan klien bersifat kronis. Penetapan Penetapan waktu 5 hari karena
106
tujuan penulis tidak menghilangkan menghilangkan nyeri tetapi mengadaptasikan mengadaptasikan klien dengan nyeri. Tujuan
e.
pada
diagnosa
keperawatan ke-5 agar tidak terjadi infeksi traktus urinarius, penulis meneta menetapka pkan n tindak tindakan an yang yang sesuai sesuai dengan dengan kondis kondisii dan kebutu kebutuhan han klien. Merencanakan pengangkatan dower kateter karena klien sudah sadar
dan
dapat
mengontrol
keinginan
miksi
seka ekaligus
menghilangkan porta bagi mikro mikro organi organisme sme,, sehing sehingga ga portall of entry entry bagi penulis menentukan pecapaian tujuan dalam waktu 2 hari untuk blast training yang dilanjutkan dengan pengangkatan dower kateter. Pada diagnosa diagnosa keperawatan keperawatan yang
f.
ke-6 ke-6 tuju tujuan an jang jangka ka pend pendek ek penu penuli liss agar agar peng penget etah ahua uan n klie klien n bertambah, diharapkan klien mengerti tentang penyakit, perawatan dan dan peng pengob obata atann nnya ya sehi sehing ngga ga klien klien deng dengan an kesa kesada daran ran send sendiri iri meng menghi hind ndar arii drop drop out out sela selama ma prog progra ram m peng pengob obat atan an,, sela selain in itu itu melibatkan melibatkan keluarga keluarga sebagai sebagai support bagi klien. klien. Penuli Penuliss support system system bagi dalam diagnosa keperawatan ini menetapkan kriteria waktu 1 hari karena tujuan jangka pendeknya adalah menekankan pada perubahan aspek kognitifnya. g.
Tuju Tujuan an
jang jangka ka
pen pendek dek
pada ada
diagnosa keperawatan yang ke-7 yaitu agar klien mengerti tentang maksud maksud dan tujuan tujuan dari perawat perawatan an klien klien di rumah rumah sakit, sakit, dengan dengan harapa harapan n klien klien dapat dapat berada beradapta ptasi si terhad terhadap ap peruba perubahan han peran peran yang yang
107
dialami dialaminya nya.. Penuli Penuliss menetap menetapkan kan kriter kriteria ia waktu waktu hanya hanya satu satu hari, hari, karena karena ini dapat dapat di atasi atasi dengan dengan komuni komunikas kasii terapeu terapeutik tik sehing sehingga ga klien mengerti maksud dan tujuan hospitalisasi.
3. Pela elaksa ksanaan naan
Taha Tahap p
pela pelaks ksaa aana naan an
adal adalah ah
tind tindak ak
lanj lanjut ut
dari dari
pere perenc ncan anaa aan n
keperaw keperawatan atan.. Dalam Dalam merawat merawat klien klien dengan dengan resiko resiko penyeb penyebara aran n infeks infeksii seharusnya klien dilakukan isolasi, hal ini tidak dapat dilakukan karena tidak terdapat fasilitas di ruangan. Pada masalah pemenuhan kebutuhan ADL klien, penulis melakukan intervensi intervensi dengan dengan pendekatan pendekatan konsep keperawatan dari Orem, dimana klien diberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri dan perawaaat memberikan bantuan sesuai dengan tingkat ketergantungan klien.
4. Evaluasi
Pada saat melakukan evaluasi akhir, dari tujuh masalah yang diangkat semua semua dapat dapat diseles diselesaik aikan an sesuai sesuai dengan dengan kriter kriteria ia tujuan tujuan jangka jangka pendek pendek karena perawatan dan pengobatan yang diberikan kepada klien adekuat serta didukung oleh motivasi yang kuat dari klien dan keluarga.
108
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Ke Kesi simp mpul ulan an
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. A dengan ganggu gangguan an sistem sistem persara persarafan fan akibat akibat mening meningiti itiss tuberk tuberkulo ulosis sis di ruang ruang 19 A peraw perawatan atan penyak penyakit it saraf saraf wanita wanita Perjan Perjan Rumah Rumah Sakit Sakit Dr. Hasan Hasan Sadiki Sadikin n Bandung yang dilaksanakan selama 5 hari mulai tanggal 08 Agustus sampai dengan tanggal 12 Agustus 2005 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, keperawatan, maka maka penulis dapat dapat mengambil mengambil kesimpulan kesimpulan dari setiap tahap tahap proses keperawatan sebagai berikut:
109
1.
Pengkajian Pada klien dengan gangguan sistem persarafan : meningitis tuberkulosis perlu dilakukan secara menyeluruh walaupun keadaan umum klien sudah membaik, karena diagnosa keperawatan tidak tergantung pada diagnosa medik. medik. Klien yang secara secara klinis klinis menunjukan menunjukan perbaikan tidak menutup menutup kemungkinan masalah keperawatan yang muncul diluar rencana asuhan keperaw keperawatan atan menuru menurutt konsep konsep akan akan lebih lebih komple kompleks, ks, karena karena keunik keunikan an indivi individu du dalam dalam meresp merespon on peruba perubahan han fungs fungsii tubuhn tubuhnya. ya. Selain Selain itu ada beber beberapa apa diagno diagnosa sa keperaw keperawata atan n yang yang seharu seharusny snyaa tidak tidak perlu perlu muncul muncul apab apabil ilaa klie klien n mend mendap apat atka kan n info inform rmas asii yang yang jela jelass dan dan bena benarr tent tentan ang g penyakit, cara perawatan dan pengobatannya.
2. Peren Perencan canaan aan Dalam menyusun rencana keperawatan yang diberikan pada klien dengan gangguan sistem persarafan harus disesuai dengan kemampuan, kondisi dan sarana yang ada dengan tetap berorientasi pada masalah klien, klien, agar rencana keperawatan keperawatan tersebut dapat dilaksanak dilaksanakan an baik oleh perawa perawatt maupun maupun oleh oleh klien klien dan keluar keluargan ganya, ya, serta serta dapat dapat mencap mencapai ai tujuan tujuan yang telah ditetapkan ditetapkan.. Pelaksanaan Pelaksanaan dari rencana rencana keperawatan keperawatan yang telah disusun oleh penulis hampir seluruhnya dapat dilaksanakan, walaup walaupun un ada beberap beberapaa rencan rencanaa yang yang tidak tidak dapat dapat dilaku dilakukan kan karena karena keterbatasan sarana seperti memisahkan klien pada ruangan tersendiri untuk untuk menghi menghinda ndari ri adanya adanya penula penularan ran kepada kepada klien klien lain. lain. Selain Selain itu
110
keadaan klien yang sudah membaik merupakan faktor pendukung untuk memandirika memandirikan n klien sesuai dengan dengan kemampuann kemampuannya, ya, karena ini akan mengurangi tingkat ketergantungan klien terhadap orang lain sehingga akan mengurangi perasaan tidak berdaya pada diri klien dan perawat tidak melakukan tugasnya sebagai rutinitas. 3. Pelak Pelaksa sana naan an Pada tahapan ini penulis melakukan tindakan keperawatan kepada klien Ny.A sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan melibatkan klien klien dan keluar keluarga ga secara secara aktif. aktif. Penuli Penuliss tidak tidak menemu menemukan kan banyak banyak hambat hambatan an dalam dalam melaku melakukan kan tindak tindakan an keperaw keperawata atan. n. Sebaga Sebagaii faktor faktor pendukung kelancaran pelaksanaan tindakan karena adanya dukungan dari seluruh perawat ruangan. Pada pemasangan alat yang yang invasif perawat perlu tanggap terhadap respon klien akibat pemasangan alat tersebut dan disesuaikan dengan indikasi dan kebutuhan klien sehingga tidak mengurangi kenyamanan klien dan menghindari dampak negatif dari pamasangan alat tersebut, misalnya pemasangan dower kateter. 4. Eval Evalua uasi si Masalah-masalah keperawatan yang terdapat pada klien Ny. A semuan semuanya ya sudah sudah dapat dapat diatas diatasii sesuai sesuai dengan dengan kriter kriteria ia evalua evaluasi si pada pada tujuan tujuan jangka jangka pendek pendek yang ditetapkan oleh penulis, penulis, tercapainya tujuan ini karena adanya kerjasama kerjasama dengan klien, klien, keluarga keluarga dan tim kesehatan yang lain.
111
B. Reko Rekome mend ndas asii
Berdas Berdasark arkan an
kesimp kesimpula ulan n
diatas diatas,,
maka maka
penuli penuliss
mereko merekomen mendas dasika ikan n
beberapa hal diantaranya : 1.
Perawat Perawat ruangan ruangan diharapkan diharapkan memberikan memberikan informasi informasi secepatnya secepatnya
kepada klien setelah diagnosa ditegakkan, mengingat penyakit klien adalah adalah penyak penyakit it menula menularr sehing sehingga ga resiko resiko penula penularan ran penyak penyakit it pada pada orang lain dapat dicegah sedini mungkin. 2.
Pera Perawa watt haru haruss cepa cepatt tang tangga gap p terh terhad adap ap resp respon on klie klien n akib akibat at
pemasangan pemasangan alat invasif invasif yang sebetulnya sebetulnya tidak diperlukan diperlukan lagi seperti pemasangan dower kateter. 3.
Dalam melakukan tindakan perlu untuk memandirikan klien sesuai
dengan kemampuannya apabila tidak ada kontra indikasi medik untuk menghindari perasaan tidak berdaya pada diri klien. 4.
Rumah Rumah sakit sakit perlu perlu memper mempertim timban bangka gkan n adanya adanya ruang ruang isolas isolasii di ruan ruang g 19 A, kare karena na dian dianta tara ra peny penyak akit it saraf saraf non non beda bedah h terd terdap apat at penyakit menular dan tidak menular.