KEPERAWATAN DEWASA 1 ASKEP ASKE P PADA PADA KLIEN KLIEN DENG DENGAN AN EPIDIDI EPIDIDIMIT MITIS IS
OLEH Nama
: A. Surya Abdi
Stam St ambu buk k : 1422 142201 0100 0035 355 5 Kelas
:B
PROGRAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2012
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada
epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis yang fungsinya sebagai pengangkut, pengangkut, tempat penyimpanan, penyimpanan, dan pematangan pematangan sel sperma sperma yang berasal dari testis). testis). Kondisi ini mungkin dapat sangat menyakitkan, dan skrotum bisa menjadi merah, hangat, dan bengkak. Ini mungkin akut (tiba-tiba menyerang) namun jarang menjadi kronis.
2. Epidem demiolo iolog gi
Epididimitis Epididimitis diderita diderita 1 dari 144 klien laki-laki laki-laki (0,69 %) pada usia 18-50 tahun atau sekitar 600.000 kasus pada laki-laki usia 18-35 tahun di Amerika Serikat. Epididimitis diderita terutama oleh laki-laki usia 16-30 tahun dan usia 51-70 tahun. Dilaporkan baru-baru ini terdapat kasus meningkatnya penyakit ini di Amerika Serikat yang dihubungkan dengan meningkatnya laporan kasus Chlamydia dan Gonorrhoeae.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
3. Etiologi
Bermacam penyebab timbulnya epididimitis tergantung dari usia klien, sehingga penyebab dari timbulnya epididimitis dibedakan menjadi : •
Infeksi bakteri non spesifik Bakteri Bakteri coliforms coliforms (misalnya (misalnya E coli, Pseudomonas, Pseudomonas, Proteus, Proteus, Klebsiella Klebsiella)) menjadi penyebab umum terjadinya terjadinya epididimitis pada anak-anak, dewasa dengan usia lebih dari dari 35 tahun tahun dan dan homos homosek eksua sual. l. Ureaplasma Ureaplasma urealyticum, urealyticum, Corynebacterium Corynebacterium,, Mycoplasma, Mycoplasma, dan Mima dan Mima polymor polymorpha pha juga juga dapat ditemukan ditemukan pada golongan golongan penderita penderita tersebut. Infeksi yang disebabkan oleh Haemop oleh Haemophilus hilus influenza dan N dan N meningitides meningitides sangat jarang terjadi.
•
Penyakit Menular Seksual (PMS) Chlamydia merupakan penyebab tersering pada laki-laki berusia kurang dari 35 tahun tahun denga dengan n akti aktivit vitas as seks seksual ual aktif aktif.. Infek Infeksi si yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh Neisseria Neisseria gonorrhoeae, gonorrhoeae, Treponema Treponema pallidum, pallidum, Trichomonas Trichomonas dan Gardnerella vaginalis juga sering terjadi pada populasi ini.
•
Virus Virus menjadi penyebab yang cukup dominan pada anak-anak. Pada epididimitis yang disebabkan oleh virus tidak didapatkan didapatkan adanya pyuria. Mumps merupakan virus virus yang yang seri sering ng menye menyebab babka kan n epidid epididim imit itis is sela selain in Coxsa Coxsacki ckiee viru viruss A dan Varicella.
•
TB (Tuberculosis) Epididi Epididimit mitis is yang disebab disebabkan kan oleh oleh basil basil tubercul tuberculosis osis sering sering terjadi terjadi di daerah daerah endemis TB dan menjadi penyebab utama terjadinya TB urogenitalis.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Penyebab infeksi lain (seperti (seperti Brucellosis, Brucellosis, Coccidioidomycosis, Coccidioidomycosis, Blastomycosis, Blastomycosis, Cytomegalovirus, Candidiasis, CMV pada HIV) dapat menjadi penyebab terjadinya epididimitis namun biasanya hanya terjadi pada individu dengan sistem imun tubuh yang rendah atau menurun.
•
Obstruksi (seperti BPH, malformasi urogenital) memicu terjadinya refluks.
•
Vask Vaskul ulit itis is
(sep (seper erti ti
Heno Henoch ch-S -Sch chön önle lein in
purp purpur uraa
pada pada
anak anak-a -ana nak) k)
seri sering ng
menyebabkan epididimitis akibat adanya proses infeksi sistemik. •
Penggunaan Amiodarone dosis tinggi Amiodarone adalah obat yang digunakan pada kasus aritmia jantung dengan dosis awal 600 mg/har mg/hari-80 i-800 0 mg/har mg/harii selama selama 1-3 minggu minggu secara secara bertaha bertahap p dan dosis dosis pemeliharaan pemeliharaan 400 mg/hari. mg/hari. Penggunaan Penggunaan Amiodarone Amiodarone dosis tinggi tinggi ini (lebih (lebih dari 200 mg/ha mg/hari ri)) akan akan menim menimbul bulka kan n antib antibodi odi miod miodaro arone ne HCL HCL yang yang kemu kemudia dian n akan akan menyerang menyerang epididimis epididimis sehingga timbullah timbullah gejala epididimitis. epididimitis. Bagian yang sering terkena adalah bagian cranial dari epididmis dan kasus ini terjadi pada 3-11 % klien yang menggunakan obat Amiodarone. •
Prostatitis
Prostatitis merupakan reaksi inflamasi pada kelenjar prostat yang dapat disebabkan oleh oleh bakte bakteri ri maupu maupun n non bakte bakteri ri dapat dapat mnye mnyebar bar ke skro skrotu tum m menye menyebab babkan kan timbulnya epididimitis dengan rasa nyeri yang hebat, pembengkakan, kemerahan dan jika disentuh terasa sangat nyeri. Gejala yang juga sering menyertai adalah nyeri di selangkangan, selangkangan, daerah antara penis dan anus serta punggung bagian bawah, demam dan menggigil. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan prostat yang membengkak dan terasa nyeri jika disentuh •
Tindakan pembedahan seperti prostatektomi Prostatektomi dapat menimbulkan epididimitis karena terjadinya infeksi preoperasi pada traktus urinarius. urinarius. Hal ini terjadi pada 13 % kasus yang dilakukan dilakukan prostatektomi prostatektomi suprapub suprapubik. ik.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Kateterisasi dan instrumentasi
Terjadi epididimitis akibat tindakan kateterisasi maupun pemasangan instrumentasi dipicu oleh adanya infeksi pada urethra yang menyebar hingga ke epididimis. •
Blood borne infection
Epididimitis terjadi melalui infeksi yang penyebarannya melalui darah dari focus primer yang jauh, seperti seperti kulit, gigi, gigi, telinga, telinga, dan tenggoroka tenggorokan. n.
4. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Epididimitis merupakan suatu infeksi epididimis yang biasanya turun dari prostat atau salura saluran n urine urine yang terinfe terinfeksi. ksi. Kondisi Kondisi ini dapat dapat juga terjadi terjadi sebagai sebagai komplik komplikasi asi dari Gonorrhoeae. Gonorrhoeae. Pada pria dibawah 35 tahun penyebab utama epididimitis adalahChlamydia adalah Chlamydia trachomatis. trachomatis. Infe Infeks ksii mula mulaii menj menjal alar ar dari dari bagi bagian an atas atas mela melalu luii uret urethr hraa dan dan dukt duktus us ejaku ejakulat lator orius ius kemu kemudi dian an berjal berjalan an sepan sepanjan jang g vas defe defere rens ns ke epidi epididi dimi mis. s. Rasa Rasa nyeri nyeri dirasakan pada unilateral dan rasa sakit pada kanalis inguinalis sepanjang jalur vas deferens kemudian mengalami nyeri dan pembengkakan pada skrotum dan daerah lipatan paha. Epididimis menjadi bengkak dan sangat sakit, suhu tubuh meningkat, menggigil, demam dan urine dapat mengandung nanah (pyuria) dan bakteri (bakteriuria).
5. Klasi lasifi fik kasi
Epididimitis dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kronis, tergantung pada lamanya gejala. •
Epididimitis Epididimitis akut akut
Epididi Epididimit mitis is akut memili memiliki ki waktu waktu timbul timbulnya nya nyeri nyeri dan bengkak bengkak hanya hanya dalam dalam beberapa hari (kurang dari enam minggu). minggu). Epididimitis Epididimitis akut biasanya lebih berat daripada epididimitis kronis.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Epididimitis Epididimitis kronis kronis
Epididi Epididimit mitis is yang telah terjadi terjadi selama selama lebih lebih dari enam minggu, minggu, ditandai ditandai oleh peradangan peradangan bahkan ketika tidak adanya suatu infeksi. Pengujian Pengujian diperlukan diperlukan untuk membedakan membedakan antara epididimitis epididimitis kronis dengan berbagai gangguan lain yang dapat menyebabkan nyeri skrotum konstan, termasuk di dalamnya kanker testis, urat skrotum membesar (varikokel), dan kista dalam epididimis. Selain itu, saraf-saraf di daerah skrotum yang terhubung ke perut kadang-kadang menyebabkan sakit mirip hernia. Kondisi ini dapat berkembang bahkan tanpa adanya penyebab yang telah dijelas dijelaskan kan sebelu sebelumnya mnya.. Dalam Dalam kondis kondisii sepert sepertii ini diperlu diperlukan kan perawat perawatan an yang mungkin agak lama. Hal ini dikarenakan terdapat hipersensitivitas struktur tertentu, term termas asuk uk saraf saraf dan dan otot otot,, yang yang dapat dapat menye menyebab babkan kan atau atau berk berkont ontri ribus busii pada pada epididimitis kronis.
6.
Manifestasi klinis
Gejala yang timbul tidak hanya berasal dari infeksi lokal namun juga berasal dari sumber infeksi yang asli. Gejala yang sering berasal dari sumber infeksi asli seperti duh urethra dan nyeri atau itching pada pada urethra (akibat urethritis), urethritis), nyeri panggul dan frekuensi frekuensi miksi yang meningkat, dan rasa terbakar saat miksi (akibat infeksi pada vesika urinaria yang disebut Cystitis), demam, nyeri pada daerah perineum, frekuensi miksi yang meningkat, urgensi, dan rasa perih dan terbakar saat miksi (akibat infeksi pada prostat yang disebut Prostatitis), demam dan nyeri pada region flank (akibat infeksi pada ginjal yang disebut Pielonefritis). Gejala lokal pada epididimitis berupa nyeri pada skrotum. Nyeri mulai timbul pada bagian belakang salah satu testis namun dengan cepat akan menyebar menyebar ke seluruh seluruh testis, testis, skrotum skrotum dan kadang ke daerah inguinal disertai peningkatan suhu badan yang tinggi. Biasanya hanya mengenai salah satu skrotum saja dan tidak disertai dengan mual dan muntah. Selain itu bisa juga disertai dengan pembengkakan dan kemerahan kemerahan testicular dan/atau scrotal dan urethral discharge. Gejala lain yang mungkin ditemukan antara lain benjolan di testis, pembengkakan pembengkakan testis pada sisi epididimis epididimis yang terkena, terkena, pembengkakan selangkangan selangkangan pada sisi yang terkena, nyeri testis ketika buang air besar, keluar nanah dari urethra, nyeri ketika
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
berkemih, berkemih, nyeri ketika berhubungan berhubungan seksual seksual atau ejakulasi, ejakulasi, darah di dalam semen, dan nyeri selangkangan.
7. Pemeri Pemeriksa ksaan an diagno diagnosti stik/p k/penu enunja njang ng
A. Pemeri Pemeriksaa ksaan n labor laborato atorium rium •
Pemeriksaan darah lengkap dimana ditemukan leukosit meningkat dengan shift dengan shift to the left (10.000-30.000/ left (10.000-30.000/ µl).
•
Sperma analisa dimana terdapat leukosit > 1 juta/ml
•
Kultur semen sebagai konfirmasi untuk mendapatkan kuman penyebab dari epididimitis.
•
Kultur urine dan pewarnaan gram untuk kuman penyebab infeksi.
•
Analisa urine untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak.
•
Tes penyaringan untuk Chlamydia untuk Chlamydia dan Gonorrhoeae. Gonorrhoeae.
•
Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada penderita.
B. Peme Pemeri riks ksaan aan radiol radiolog ogis is 1. Colou Colourr Doppler Doppler Ultr Ultras asono onogr graph aphyy •
Pemeriksaan ini memiliki rentang tentang kegunaan yang luas dimana pemeriksaan
ini lebih banyak digunakan untuk membedakan epididimitis dengan penyebab akut skrotum lainnya. •
Keefektifan pemeriksaan ini dibatasi oleh nyeri dan ukuran anatomi klien (seperti
ukuran bayi berbeda dengan dewasa).
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Pemeriksaan Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi ultrasonografi dilakukan dilakukan untuk melihat aliran darah
pada arteri arteri testikularis testikularis.. Pada epididimit epididimitis, is, aliran aliran darah pada arteri arteri testikularis testikularis cenderung cenderung meningkat. •
Ultrasonografi juga dapat dipakai untuk mngetahui adanya abses skrotum sebagai
komplikasi dari epididimitis. •
Epididimitis Epididimitis kronis daapt diketahui melalui pembesaran pembesaran testis testis dan epididimis yang
disertai penebalan tunika vaginalis dimana hal ini akan menimbulkan gambaran echo yang heterogen pada ultrasonografi.
2. Nucl Nuclea earr Scint Scintig igra raph phyy •
Peme Pemeri riks ksaan aan ini mengg mengguna unaka kan n techn technet etium ium-99 -99 trace tracerr dan dila dilakuk kukan an untuk untuk
mengko mengkonfir nfirmas masii hasil hasil pemeri pemeriksaa ksaan n aliran aliran darah darah yang meragu meragukan kan dengan dengan memakai memakai ultrasonografi. •
Pada epididimitis akut akan terlihat gambaran peningkatan penangkapan kontras.
•
Memiliki sensitivitas dan spesifitas 90-100 % dalam menentukan daerah iskemia
akibat infeksi. •
Pada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negatif palsu.
•
Kete Keterb rbata atasan san dari dari peme pemeri riksa ksaan an ini adala adalah h harga harga yang yang mahal mahal dan dan suli sulitt dalam dalam
melakukan interpretasi.
3.
Vesicourethrogram (VCUG), Cystourethroscopy, dan USG abdomen
Pemeri Pemeriksaa ksaan n ini digunak digunakan an untuk untuk menget mengetahui ahui suatu suatu anomali anomali congeni congenital tal pada klien klien anak-anak dengan bakteriuria dan epididimitis.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
8. Peme Pemeri riks ksaa aan n fisi fisik k •
Pada inspeksi ditemukan skrotum bisa menjadi merah dan bengkak. Ini mungkin
akut (tiba-t (tiba-tiba iba menyera menyerang) ng) namun namun jarang jarang menjadi menjadi kronis kronis,, dan terdapat terdapat pembes pembesara aran n skrotum dan isinya, dan terdapat nanah pada urine. •
Pada palpasi ditemukan testis pada posisi normal vertikal, ukuran kedua testis sama
besar, dan tidak terdapat terdapat peninggian peninggian pada salah satu testis. testis. Setelah Setelah beberapa hari, epididimis dan testis tidak dapat teraba terpisah karena bengkak yang juga meliputi testis. Akan teraba pembesaran atau penebalan dari epididimis secara keseluruhan, di kauda atau di kaput yang mengindikasikan kuman penyebab infeksi. Ditemukan juga rasa nyeri yang terlokalisir di epididimis dengan suhu yang sedikit meningkat karena aliran darah meningkat di daerah tersebut. Kulit skrotum teraba panas, kenyal, merah, dan bengkak bengkak karena karena adanya adanya edema edema dan infiltr infiltrate ate.. Funikulu Funikuluss spermat spermatikus ikus juga turut turut meradang menjadi bengkak dan nyeri. •
•
Hasil pemeriksaan refleks kremaster normal Phren sign bernila sign bernilaii positif positif dimana nyeri dapat berkurang bila skrotum diangkat ke
atas atas kare karena na penga pengangk ngkat atan an ini akan akan mengu mengura rangi ngi rega reganga ngan n pada pada test testis is.. Namun Namun pemeriksaan pemeriksaan ini kurang spesifik. spesifik. •
Pembesaran kelenjar getah bening di regio inguinalis.
•
Pada pemeriksaan colok dubur mungkin didapatkan tanda prostatitis kronis yaitu
adanya pengeluaran secret atau nanah setelah dilakukan masase prostat. •
Biasanya didapatkan eritema dan selulitis pada skrotum yang ringan.
•
Pada anak-anak, epididimitis dapat disertai dengan anomali kongenital pada traktus
urogenitalis seperti ureter ektopik, vas deferens ektopik, dan lain-lain.
9. Kr Krit iter eria ia diag diagno nosi siss
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Epididi Epididimit mitis is akan sulit sulit untuk untuk membeda membedakan kan dari torsio torsio testis testis (kondis (kondisii ketika ketika salura saluran n spermatika ke kedua testis memotong suplai darah). Keduanya dapat terjadi pada waktu yang sama. Epididimitis Epididimitis biasanya memiliki bentuk serangan serangan bertahap. bertahap. Pada pemeriksaan fisik, testis biasanya ditemukan berada dalam posisi normal vertikal, ukuran yang sama dengan pasangannya, dan tidak naik tinggi. Temuan khas adalah kemerahan, hangat, dan pembengkakan pembengkakan skrotum, skrotum, dengan kelembutan kelembutan belakang belakang testis, testis, jauh dari tengah (ini adalah posisi normal dari epididimis epididimis relatif relatif terhadap testis). testis). Refleks Refleks kremaster, kremaster, apabila sebelum sebelumnya nya normal normal,, akan tetap terliha terlihatt normal normal.. Ini adalah tanda tanda yang berguna berguna untuk untuk mebedakannya dari torsio testis. Analisis urine kemungkinan normal atau tidak normal. Sebelum munculnya teknik-teknik canggih canggih pencitr pencitraan aan medis, medis, eksplor eksplorasi asi bedah bedah adalah adalah standar standar perawat perawatan. an. Saat ini USG Doppler adalah tes yang lebih disukai. Hal ini dapat menunjukkan peningkatan aliran darah (juga (juga dibandi dibandingka ngkan n dengan dengan sisi sisi normal normal), ), sebagai sebagai lawan lawan dari dari torsio torsio testis testis.. Penguji Pengujian an tambahan mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari. Pada anak-anak, sebuah kelainan saluran kemih sering ditemukan. Pada pria aktif secara seksual, tes untuk penyakit menular seksual dapat dilakukan. Ini mungkin termasuk mikroskop dan pembiakan pembiakan dari sampel urine, Gram strain strain dan pembiakan pembiakan dari cairan atau swab dari saluran kemih, tes amplifikasi asam nuklir (untuk memperkuat dan mendeteksi DNA atau asam nukleat mikroba lainnya) atau tes untuk sifilis dan HIV.
10. Diagnosi Diagnosiss banding banding
Diagnosis banding epididimitis meliputi : 1) Orchitis 2) Hernia Hernia inguinal inguinalis is inkars inkarsera erata ta 3) Tors Torsio io tes testtis 4) Semi Semino noma ma test testis is 5) Trau Trauma ma tes testi tiss
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
11. Penatala Penatalaksan ksanaan aan
Penatalaksanaan epididimitis meliputi dua hal yaitu penatalaksanaan medis dan bedah, yaitu : a. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n medis medis Antibiotik digunakan bila diduga adanya suatu proses infeksi. Antibiotik yang sering digunakan adalah : •
Fluoroquinolones, namun penggunaannya telah dibatasi karena terbukti resisten terhadap kuman Gonorrhoeae.
•
Cefalosporin (Ceftriaxon).
•
Levofloxacin atau Ofloxacin untuk mengatasi infeksi Chlamydia, pada kasus yang disebabkan oleh organisme enterik (seperti E. coli) coli) dan digunakan pada klien yang alergi penisilin.
•
Doxycycline, Azithromycin, dan Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri non gonokokal gonokokal lainnya. lainnya.
•
Pada anak-ana anak-anak, k, Fluoroq Fluoroquino uinolone loness dan Doxycyc Doxycycline line sebaikn sebaiknya ya dihinda dihindari. ri. Bakter Bakterii yang menyeba menyebabkan bkan infeksi infeksi salura saluran n kemih kemih sering sering menjadi menjadi penyeba penyebab b epididi epididimit mitis is pada anak. anak. Kotrim Kotrimoksa oksasol sol atau atau penisil penisilin in yang cocok cocok (misal (misalnya nya Sefaleksin) dapat digunakan. Jika ada penyakit menular seksual, pasangannya juga harus harus dirawat. dirawat.
Penanganan epididimitis lainnya berupa penanganan suportif, seperti : •
Pengurangan aktivitas.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Skrotum Skrotum lebih lebih ditinggi ditinggikan kan dengan dengan melakuk melakukan an tirah tirah baring baring total total selama selama dua sampai tiga hari untuk mencegah regangan berlebihan pada skrotum.
•
Kompres es/kompres dingin pada skrotum untuk mengurangi rasa sakit.
•
Pemberian analgesik dan NSAID.
•
Mencegah penggunaan instumentasi pada urethra.
b. Penatalaksanaan Penatalaksanaan bedah bedah Penatalaksanaan di bidang bedah meliputi : •
Scrotal exploration Tindaka Tindakan n ini digunak digunakan an bila bila telah telah terjadi terjadi kompli komplikasi kasi dari epididim epididimitis itis dan orchitis orchitis seperti seperti abses, pyocele, maupun terjadinya terjadinya infark pada testis. testis. Diagnosis Diagnosis tent tentan ang g gang ganggu guan an intr intras ascr crot otal al baru baru dapa dapatt dite ditega gakk kkan an saat saat mela melaku kuka kan n orchiectomy.
•
Epididymectomy Epididymectomy Tindakan ini dilaporkan telah berhasil mengurangi nyeri yang disebabkan oleh epididimitis kronis pada 50 % kasus.
•
Epididymotomy Epididymotomy Tindakan ini dilakukan pada klien dengan epididimitis akut supurativa.
12. Komplika Komplikasi si
Komplikasi dari epididimitis adalah : 1) Abse Absess dan pyoce pyocele le pada pada scro scrotu tum m
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
2) Infa Infark rk pada pada tes testi tiss 3) Epididi Epididimit mitis is kroni kroniss dan dan orchal orchalgia gia 4) Infert Infertilit ilitas as sekunder sekunder sebagai sebagai akibat akibat dari inflam inflamasi asi maupun maupun obstru obstruksi ksi dari duktus epididimis 5) Atrofi Atrofi testis testis yang diikuti hipogonadotropik hipogonadotropik hipogonadism hipogonadism 6) Fist Fistul ulaa kut kutan aneu euss 7) Penyeba Penyebaran ran infeks infeksii ke organ organ lain atau atau sistem sistem tubuh tubuh
13. Pencegah Pencegahan an
Pada saat menjalani menjalani pembedahan, pembedahan, seringkali seringkali diberikan diberikan antibiotik antibiotik profilaktik profilaktik (sebagai tindakan pencegahan) kepada orang-orang yang memiliki risiko menderita epididimitis. Epididimitis akibat penyakit menular seksual bisa dicegah dengan cara tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah. Apabila epididimitis yang diderita disebabkan oleh STD (Sexual (Sexual Transm Transmitt itted ed Diseas Disease), e), pasangan pasangan atau partne partnerr klien klien juga juga perlu perlu mendapa mendapatka tkan n perawatan. perawatan. Lakukan hubunagn seksual seksual yang aman, seperti seperti seks monogamy monogamy (dengan 1 orang saja), dan penggunaan kondom akan membantu untuk melindungi dari STD yang dapat menyebabkan epididimitis. Apabila klien menderita ISK kambuhan atau faktor risiko lain yang bisa menyebabkan epididimitis, bisa disikusikan dengan dokter untuk menentukan cara lain untuk mencegah kekambuhan dari epididimitis tersebut.
14. Prog Progno nosis sis
Epididimitis akan sembuh total bila menggunakan antibiotik yang tepat dan adekuat serta mela melaku kuka kan n
hubu hubung ngan an seks seksua uall yang yang aman aman dan dan meng mengob obat atii
part partne nerr seks seksua ualn lnya ya..
Kekambuhan epididimitis pada seorang klien adalah hal yang biasa terjadi.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIA JIAN
1. Identitas Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin, suku bangsa. 2. Kel Keluhan uhan utam utamaa Klien datang ke Rumah Sakit Sayang dengan keluhan nyeri dan pembengkakan pada skrotum dan lipatan paha, menggigil, demam. 3. Riwa Riwaya yatt peny penyak akit it Faktor predisposisi timbulnya epididimitis tergantung usia klien dan terdiri dari infeksi bakteri non spesifik spesifik (misalnya (misalnya E coli, Pseudomonas, Pseudomonas, Proteus, Proteus, Klebsiella Klebsiella), ), PMS PMS (Penyakit (Penyakit Menular Seksual), virus (misalnya (misalnya Mumps), Mumps), TB (Tuberculosis (Tuberculosis), ), penyakit infeksi lain (seperti Brucellosis, Coccidioidomycosis, Blastomycosis, Cytomegalovirus, Cand Candidi idias asis is,, CMV CMV pada pada HIV) HIV),, obstr obstruks uksii (sep (seper erti ti BPH, BPH, malf malform ormas asii uroge urogenit nital al), ),
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
vaskul vaskulit itis is
(sep (seper erti ti
Henoc Henoch-S h-Sch chönl önlei ein n
purpur purpuraa
pada pada
anak anak-a -anak nak), ),
pengg pengguna unaan an
Amioda Amiodarone rone dosis dosis tinggi tinggi,, prosta prostatit titis, is, tindaka tindakan n pembeda pembedahan han sepert sepertii prostat prostatekt ektomi, omi, kateterisasi dan instrumentasi, dan blood borne infection. 4. Data ata fokus : Data subjektif : -
Klien Klien meng mengatak atakan an mera merasaka sakan n nyeri nyeri pada pada skrot skrotum um dan dan lipata lipatan n paha
-
Klie Klien n meng mengel eluh uh dem demam am dan dan men mengg ggig igil il
-
Klie Klien n mengel mengeluh uh nyeri nyeri pada pada selan selangk gkang angan an dan dan pangg panggul ul
-
Klien mengatakan setiap berkemih dirasakan seperti ada rasa terbakar dan perih
-
Klie Klien n menga mengatak takan an frek frekue uensi nsi ber berkem kemihn ihnya ya menin meningk gkat at
-
Klie Klien n men mengel geluh uh nyeri nyeri keti ketika ka berke berkemih mih
-
Klien Klien mengel mengeluh uh nyer nyerii saat saat melakuk melakukan an hubungan hubungan seksual seksual
-
Klien Klien mengung mengungkapk kapkan an perubah perubahan an dalam dalam respon respon seksual seksual
-
Klien Klien meng mengungk ungkapka apkan n rendah rendahnya nya batas batas kemampu kemampuan an kare karena na penyak penyakit it
-
Klien Klien mengat mengatakan akan tidak tidak meng mengeta etahui hui tentang tentang penyaki penyakitnya tnya
Data objektif : -
Klie Klien n tamp tampak ak meri mering ngis is kesa kesaki kita tan n
-
Klien ien ta tampak pak ge gelisah
-
Tampa Tampak k ada ada pembe pembengk ngkak akan an pad padaa skro skrotu tum m klie klien n
-
Skala ala nye nyerri kl klien ien 11-10
-
Suhu tubuh klien > 37,5 oC
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
-
Deny Denyut ut nadi nadi klie klien n > 100 100 x/m x/men enit it
-
Klie Klien n tam tampa pak k meng menggi gigi gill
-
Kuli Kulitt kli klien en tera teraba ba hang hangat at
-
Kuli Kulitt sekit sekitar ar skr skrot otum um kli klien en tam tampak pak keme kemerah rahan an
-
Klien Klien tampa tampak k bingu bingung ng keti ketika ka dita ditanya nya tentang tentang penyakit penyakitnya nya
5. Pemeriksaan diagnostik dan fisik
A. Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium laboratorium •
Pemeriksaan darah lengkap dimana ditemukan leukosit meningkat dengan shift dengan shift to the left (10.000-30.000/ left (10.000-30.000/ µl).
•
Sperma analisa dimana terdapat leukosit > 1 juta/ml
•
Kultur semen sebagai konfirmasi untuk mendapatkan kuman penyebab dari epididimitis.
•
Kultur urine dan pewarnaan gram untuk kuman penyebab infeksi.
•
Analisa urine didapatkan hasil urine mengandung nanah dan bakteri.
•
Tes penyaringan untuk Chlamydia untuk Chlamydia dan Gonorrhoeae. Gonorrhoeae.
•
Kultur darah bila dicurigai terjadi infeksi sistemik pada penderita.
B. Pemeriksaan Pemeriksaan radiologi radiologiss 1) Colour Colour Doppler Doppler Ultras Ultrasonog onograph raphyy
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Pemeriksaan ini memiliki rentang tentang kegunaan yang luas dimana pemeriksaan
ini lebih banyak digunakan untuk membedakan epididimitis dengan penyebab akut skrotum lainnya. •
Keefektifan pemeriksaan ini dibatasi oleh nyeri dan ukuran anatomi klien (seperti
ukuran bayi berbeda dengan dewasa). •
Pemeriksaan Pemeriksaan menggunakan ultrasonografi ultrasonografi dilakukan dilakukan untuk melihat aliran darah
pada arteri arteri testikularis. testikularis. Pada epididimitis, epididimitis, aliran aliran darah pada arteri arteri testikularis testikularis cenderung meningkat. •
Ultrasonografi Ultrasonografi juga dapat dipakai untuk mengetahui adanya abses skrotum sebagai
komplikasi dari epididimitis. •
Epididimitis Epididimitis kronis dapat diketahui melalui pembesaran pembesaran testis testis dan epididimis yang
disertai penebalan tunika vaginalis dimana hal ini akan menimbulkan gambaran echo yang heterogen pada ultrasonografi.
2) Nuclear Nuclear Scintigra Scintigraphy phy •
Peme Pemeri riks ksaan aan ini mengg mengguna unaka kan n techn technet etium ium-99 -99 trace tracerr dan dila dilakuk kukan an untuk untuk
mengkonfirmasi hasil pemeriksaan aliran darah yang meragukan dengan memakai ultrasonografi. •
Pada epididimitis akut akan terlihat gambaran peningkatan penangkapan kontras.
•
Memiliki sensitivitas dan spesifitas 90-100 % dalam menentukan daerah iskemia
akibat infeksi. •
Pada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negative palsu.
•
Kete Keterb rbata atasan san dari dari peme pemeri riksa ksaan an ini adala adalah h harga harga yang yang mahal mahal dan dan suli sulitt dalam dalam
melakukan interpretasi.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
3) Vesicourethtro Vesicourethtrogram gram (VCUG), (VCUG), Cystourethroscopy, Cystourethroscopy, dan USG abdomen •
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui suatu anomali congenital pada klien
anak-anak dengan bakteriuria dan epididimitis.
C. Pemeriksaan Pemeriksaan fisik •
Pada inspeksi ditemukan skrotum menjadi merah dan bengkak. Ini mungkin akut
(tiba-tiba menyerang) namun jarang menjadi kronis, dan terdapat pembesaran skrotum dan isinya, dan terdapat nanah pada urine. •
Pada palpasi ditemukan testis pada posisi normal vertical, ukuran kedua testis sama
besar, dan tidak terdapat terdapat peninggian peninggian pada salah satu testis. testis. Setelah Setelah beberapa hari, epididimis dan testis tidak dapat teraba terpisah karena bengkak yang juga meliputi testis. Akan teraba pembesaran atau penebalan dari epididimis secara keseluruhan, di kauda atau di kaput yang mengindikasikan kuman penyebab infeksi. Ditemukan juga rasa nyeri yang terlokalisir di epidididimis dengan suhu yang sedikit meningkat karena aliran darah meningkat di daerah tersebut. tersebut. Kulit skrotum teraba panas, kenyal, merah, dan bengkak karena adanya edema dan infiltrate. Funikulus spermatikus juga turut meradang menjadi bengkak dan nyeri. •
•
Hasil pemeriksaan refleks kremaster normal. Phren sign bernila sign bernilaii positif positif dimana nyeri dapat berkurang bila skrotum diangkat ke
atas atas karen karenaa penga pengangk ngkat atan an ini akan akan meng mengura urangi ngi rega reganga ngan n pada pada test testis. is. Namun Namun pemeriksaan pemeriksaan ini kurang spesifi spesifik. k. •
Pembesaran kelenjar getah bening di region inguinalis.
•
Pada pemeriksaan colok dubur mungkin didapatkan tanda prostatitis kronis yaitu
adanya pengeluaran secret atau nanah setelah dilakukan masase prostat. •
Biasanya didapatkan eritema dan selulitis pada skrotum yang ringan.
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Pada anak-anak, epididimitis dapat disertai dengan anomaly congenital pada traktus
urogenitalis seperti ureter ektopik, vas deferens ektopik, dan lain-lain.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Hiper Hiperter termi mia a berh berhub ubung ungan an den denga gan n ker kerusa usaka kan n kontr kontrol ol suhu suhu sekun sekunder der akiba akibatt
epididimitis ditandai dengan suhu tubuh klien > 37,5 oC, klien tampak menggigil, kulit klien teraba hangat, tampak ada pembengkakan pada skrotum klien, kulit sekitar skrotum klien tampak kemerahan, nadi klien > 100 x/menit. 2) Nyeri akut berhubungan dengan adanya pus saat berkemih ditandai dengan klien
tampak meringis kesakitan, klien tampak gelisah, skala nyeri klien 4, denyut nadi klien > 100 x/menit. 3) PK Infeks Infeksii 4) Disfung Disfungsi si seksual seksual berh berhubu ubungan ngan dengan perubahan perubahan fun fungsi gsi tub tubuh uh akibat akibat proses proses penyakit akibat epididimitis ditandai dengan klien mengeluh mengeluh nyeri saat melakukan hubungan seksual, klien mengungkapkan perubahan dalam respon seksual, klien mengungkapkan rendahnya batas kemampuan karena penyakit. Kurang ang pen pengeta getahuan huan mengen mengenai ai konsep konsep pen penyaki yakitt dan pen pengoba gobatan tan berh berhubu ubungan ngan 5) Kur dengan dengan kurang kurang terp terpapa aparr informa informasi si ditandai ditandai dengan dengan klien klien mengata mengatakan kan kurang kurang mengetahui mengenai penyakitnya, klien tampak bingung ketika ditanya tentang penyakitnya.
3. PERENCANAAN a) Prio Priori rita tass diag diagno nosa sa 1)
Hipertermia berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunder akibat
epididimitis ditandai dengan suhu tubuh klien > 37,5 oC, klien tampak menggigil,
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
kulit klien teraba hangat, tampak ada pembengkakan pada skrotum klien, kulit sekitar skrotum klien tampak kemerahan, nadi > 100 100 x/menit. 2)
Nyeri akut berhubungan dengan adanya pus saat berkemih berkemih ditandai dengan
klien tampak meringis kesakitan, klien tampak gelisah, skala nyeri klien 4, denyut nadi klien > 100 x/menit. 3)
PK Infeksi
4)
Disfu isfung ngsi si seks seksua uall berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peru peruba baha han n fung fungssi tubuh ubuh akiba akibatt
proses penyakit akibat epididimitis epididimitis ditandai dengan klien mengeluh mengeluh nyeri saat melakukan hubungan seksual, klien mengungkapkan rendahnya batas kemampuan karena penyakit. 5)
Kura Kurang ng
peng penget etah ahua uan n
meng mengen enai ai
kons konsep ep
peny penyak akit it
dan dan
peng pengob obat atan an
berhubungan berhubungan dengan kurang terpapar informasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengetahui mengenai penyakitnya, klien tampak bingung ketika ditanya tentang penyakitnya.
b) Inte Interrvensi ensi 1)
Hipertermia berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunder
akibat epididimitis ditandai dengan suhu tubuh klien > 37,5 oC, klien tampak meng menggig gigil, il, ku kulit lit klien klien ter terab aba a hang hangat, at, tampa tampak k ada pemben pembengka gkakan kan pada pada skrotum skrotum klien, kulit kulit sekitar sekitar skrotum skrotum klien tampak tampak kemerah kemerahan, an, nadi nadi > 100 x/menit.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan suhu tubuh klien kembali normal dengan kriteria hasil : •
Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,5 oC-37,5 oC)
•
Klie tidak tampak menggigil
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
•
Klien melaporkan panas badannya turun
•
Tidak tampak pembengkakan pada skrotum klien
•
Tidak terdapat kemerahan di kulit sekitar skrotum klien
•
Nadi klien klien dalam batas normal normal (60-100 (60-100 x/menit) x/menit)
Mandiri : 1. Monit Monitor or suhu suhu tubu tubuh, h, tekan tekanan an dara darah, h, nadi nadi,, dan respir respiras asii secar secaraa berk berkala ala (minimal tiap 2 jam) Rasional : Suhu diatas 37,5oC menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Menggigil sering mendahului puncak suhu. 2. Pantau Pantau suhu suhu lingkung lingkungan, an, batasi batasi penggu penggunaan naan selim selimut. ut. Rasional : Suhu Suhu ruang ruangan/ an/ju juml mlah ah seli selimu mutt harus harus diubah diubah untuk untuk mempe mempert rtaha ahanka nkan n suhu suhu mendekati normal. 3. Berik Berikan an kompr kompres es hanga hangatt Rasional : Membuat vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat membantu mengurangi demam 4. Anjurk Anjurkan an klien klien untuk memper mempertaha tahankan nkan asupan asupan cairan cairan adekuat adekuat Rasional : Untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan cairan karena suhu tubuh yang tinggi
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Kolaborasi Kolaborasi : 1. Berikan antipiretik dan antibiotic sesuai indikasi
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.
2)
Nyeri akut berhubungan dengan adanya pus saat berkemih ditandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, klien tampak gelisah, skala nyeri klien 4, nadi klien > 100 x/menit.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil : •
Klien melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol
•
Klien tidak tampak meringis
•
Klien tidak tampak gelisah
•
Klien melaporkan skala nyeri berkurang (skala nyeri 1-3), hilang (skala nyeri 0), atau dapat dikontrol
•
Nadi klien klien dalam rentang normal (60-100 (60-100 x/menit) x/menit)
Mandiri : 1. Kaji Kaji karakteris karakteristik tik nyeri meliput meliputii lokasi, lokasi, waktu, waktu, frekuensi, frekuensi, kualita kualitas, s, faktor pencetus, pencetus, dan intensitas intensitas nyeri nyeri Rasional : Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Untuk Untuk menge mengeta tahui hui tingk tingkat at rasa rasa nyeri nyeri sehi sehingg nggaa dapat dapat menen menentu tukan kan jenis jenis tindakannya. 2. Kaji Kaji faktorfaktor-fakt faktor or yang dapat dapat mempe memperbur rburuk uk nyeri nyeri klien klien Rasional : Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat memperburuk nyeri klien, dapat mencegah terjadinya faktor pencetus dan menentukan intervensi apabila nyeri terjadi. 3. Elimin Eliminasi asi faktorfaktor-fakt faktor or pencet pencetus us nyeri nyeri Rasional : Dengan mengeliminasi faktor-faktor pencetus nyeri, dapat mengurangi risiko munculnya nyeri (mengurangi awitan terjadinya nyeri) 4. Ajarkan Ajarkan teknik teknik non farmakol farmakologi ogi (misalny (misalnyaa teknik relaksasi, relaksasi, guided guided imagery, imagery, terapi music, dan distraksi) yang dapat digunakan saat nyeri datang. Rasional : Dengan teknik manajemen nyeri, klien bisa mengalihkan nyeri sehingga rasa nyeri yang dirasakan berkurang Kolaborasi Kolaborasi : 1. Kola Kolabor borasi asi pemb pember eria ian n analg analget etik ik Rasional : Pemberian analgetik dapat memblok reseptor nyeri
3)
PK Infeksi
Tujuan :
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Setela Setelah h diberi diberikan kan asuhan asuhan keperaw keperawatan atan selama selama …x24 …x24 jam diharapk diharapkan an tidak tidak ada tanda-tanda infeksi dengan kriteria hasil : •
Tidak terjadi komplikasi infeksi
Mandiri Mandiri : 1.
Panta ntau tanda nda dan gejala ala inf infeksi ksi lanju njut
Rasional : Agar dapat memberikan intervensi yang tepat untuk klien 2.
Pant Pantau au tanda anda-t -tan anda da vital ital klie klien n sec secar araa be berkal rkalaa
Rasional : Takikardia, Takikardia, takipnea, demam, demam, nadi cepat dan lemah menunjukkan menunjukkan terjadi sindroma peradangan peradangan sistemik. sistemik. 3.
Pantau ta tanda-tanda se sepsis
Rasional : Sepsis menandakan radang sistemik dengan gejala demam, menggigil, nadi lemah dan cepat, hipotensi, lemah serta gangguan mental. Kolaborasi Kolaborasi : 1.
Kolaborasi pe pemberian ant antiibiotic
Rasional : Agen antibiotik membantu mengeliminasi bakteri sebagai penyebab penyakit klien
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
4)
Disf Disfun ungs gsii seks seksua uall berh berhub ubun unga gan n deng dengan an per perub ubah ahan an fun fungs gsii tubu tubuh h akib akibat at
proses penyakit akibat epididimitis ditandai dengan klien mengeluh mengeluh nyeri saat mela melakuk kukan an hu hubu bunga ngan n seksua seksual, l, klien klien meng mengung ungkap kapkan kan ren renda dahn hnya ya batas batas kemampuan karena penyakit.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan fungsi seksual klien efektif dengan kriteria hasil : Fungsi seksual •
Klien mengungkapkan penerimaan diri terhadap penyakit
•
Klien mengungkapkan percaya diri dengan fungsi seksualnya
Adaptasi terhadap ketidakmampuan fisik •
Klien mampu beradaptasi terhadap keterbatasannya
•
Mengungkapkan penurunan stress akibat ketidakmampuan fungsi seksual
Intervensi Intervensi : Konseling seksual 1.
Bangun hubungan terapeutik dengan klien
Rasional : Hubunga Hubungan n terapeu terapeutik tik yang baik dapat dapat membang membangun un kepercay kepercayaan aan klien klien terhada terhadap p perawat untuk untuk mengungkapkan mengungkapkan masalah masalah seksual seksual klien 2.
Beri Berika kan n priv privas asii dan dan past pastik ikan an ker kerah ahas asia iaan an ter terha hada dap p masa masala lah h klie klien n
Rasional :
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Menjaga privasi klien sangat penting karena masalah seksual merupakan masalah yang sensitive 3.
Mulai ulaila lah h dari dari topi topicc yan yang g kur kuran ang g sen sensi siti tive ve ke pali paling ng sens sensit itiv ivee
Rasional : Pembicaraan dari topic yang kurang sensitive membantu agar klien merasa nyaman mengungkapkan masalahnya 4.
Disku iskusi sika kan n efe efek k peny penyak akit it terha erhada dap p res respo pon n sek seksu sual al
Rasional : Pemberian penkes mengenai proses penyakit membantu klien memahami penyebab disfungsi seksualnya 5.
Disku iskusi sika kan n peng pengob obat atan an yang yang dipe diperrluka lukan n kli klien en
Rasional : Pengobatan pada penyakit klien atau pemilihan pengobatan masalah seksual perlu didiskusikan agar klien merasa terlibat dan aktif dalam pengobatannya. Manajemen perilaku : seksual
1.
Berik erikan an sex sex educ educat atio ion n tent tentan ang g hubu hubung ngan an fung fungssi seks eksual ual terh terhad adap ap fung fungsi si
penyakit Rasional : Pemberian penkes mengenai proses penyakit membantu klien memahami penyebab disfungsi seksualnya 2.
Disk Diskusi usika kan n pada pada pasie pasien n sec secar araa priva privasi si menge mengenai nai pener penerim imaa aan n kondi kondisi si seks seksual ual
Rasional :
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Memfas Memfasili ilitas tasii klien klien untuk untuk penerim penerimaan aan kondisi kondisi seksual seksual klien klien untuk untuk tidak tidak terlal terlalu u stress dan meningkatkan percaya diri klien mengenai masalh seksualnya
5)
Kurang rang peng engeta etahuan uan meng engena enai kon konsep sep penya enyaki kitt dan dan pengo engob batan tan
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an ku kura rang ng
terp terpap apar ar
info inform rmas asii
menge engena naii
peny penyak akit it
epididimitis ditandai dengan klien mengatakan kurang mengetahui mengenai penyakitnya, klien tampak bingung ketika ditanya tentang penyakitnya.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24 jam diharapkan klien memiliki pengetahuan pengetahuan adekuat tentang epididimi epididimitis tis dengan dengan kriteria kriteria hasil : •
Klien Klien dapat dapat memaham memahamii dan menjel menjelaska askan n kembali kembali penyaki penyakitt epididi epididimit mitis, is, tanda dan gejala epididimitis
•
Klie Klien n
dapa dapatt
meny menyeb ebut utka kan n
pena penata tala laks ksan anaa aan n
term termas asuk uk
peng pengob obat atan an
epididimitis
Mandiri : 1.
Mulai ulai membe memberi rika kan n penj penjeelasa lasan n ket ketika ika klie klien n menu menunj njuk ukka kan n kesi kesiap apaan unt untuk
belajar Rasional : Kesiapan klien untuk belajar mempermudah klien dalam proses pembelajaran 2.
Memb Member erik ikan an klie klien n inf infor orma masi si dasa dasarr tent tentan ang g epid epidid idim imit itis is
Rasional : Informa Informasi si yang diberi diberikan kan dapat dapat member memberikan ikan klien klien gambar gambaran an tentang tentang anatomi anatomi fisiologi serta komplikasi yang potensial terjadi
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
3.
Beri Berika kan n kes kesem empa pata tan n pad padaa kli klien en untu untuk k ber berta tany nyaa dan dan disk diskus usii
Rasional : Bertujuan untuk mengetahui informasi yang kurang dimengerti oleh klien 4.
Jawab awab pert pertan anya yaan an klie klien n den denga gan n sin singk gkat at dan dan jel jelas as
Rasional : Untuk mempermudah klien mengerti akan jawaban yang kita berikan
4. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi keperawatan
5. EVALUASI
Evaluasi dibuat berdasarkan tujuan yang telah disusun dan dibuat sesuai SOAP. 1. Klien melaporkan suhu tubuhnya dalam rentang normal (36,5 oC-37,5 oC), klien
tida tidak k tampa tampak k mengg menggig igil il,, klie klien n mela melapor porkan kan panas panas badan badannya nya turun turun,, tidak tidak tamp tampak ak pembengkakan pembengkakan pada skrotum skrotum klien, tidak terdapat terdapat kemerahan kemerahan di kulit sekitar skrotum skrotum klien, nadi klien dalam batas normal (60-100 x/menit). 2. Klien melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol, klien tidak tampak meringis,
klien tidak tampak gelisah, klien melaporkan skala nyeri berkurang (skala nyeri 1-3), hilang (skala nyeri 0), atau dapat dikontrol, nadi klien dalam rentang normal (60-100 x/menit). 3. Tanda-t Tanda-tanda anda kompl komplika ikasi si infeks infeksii tidak tidak ada pada pada klien. klien. 4. Klien Klien mengungka mengungkapkan pkan penerima penerimaan an diri terhadap terhadap penyakit, penyakit, klien mengungk mengungkapka apkan n percaya diri dengan fungsi seksualnya, seksualnya,
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
klien mampu beradaptasi beradaptasi terhadap
keterba keterbatas tasannya annya,, klien klien mengung mengungkapk kapkan an penuruna penurunan n stress stress akibat akibat ketidak ketidakmam mampua puan n fungsi seksual. 5. Klie Klien n mela melapor porka kan n tela telah h dapat dapat mema memaham hamii dan dan menje menjela laska skan n kemb kembal alii penya penyakit kit epid epidid idim imit itis is,,
tand tanda, a, dan dan
geja gejala la epid epidid idim imit itis is..
penatalaksanaan penatalaksanaan termasu termasuk k pengobatan pengobatan epididimitis epididimitis..
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Dan Dan
klie klien n
dapa dapatt
meny menyeb ebut utka kan n
DAFTAR PUSTAKA
John N. Krieger. Epididim Krieger. Epididimitis itis.. Dalam: Smith’s General Urology 6th ed. 2003.h189-95 NANDA.2005-2 NANDA.2005-2006, 006, Nursi Nursing ng Diagnosis: Diagnosis: Definiti Definitions ons and Classif Classification ication,, Philadelphia, USA Smeltzer Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah: Brunner and Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC Carpenito,Lynda Juall. 2004. Buku 2004. Buku Saku Diagnosa Diagnosa Keperawatan Keperawatan.. Jakarta : EGC.
Anonymous. Epididim Anonymous. Epididimitis itis.. 2008. http://www.wikipedia.org [akses 7 juli 2012] Anonymous. Epididimitis Epididimitis and Orchitis Orchitis.. 2008. http://www.urologyhealth.com [akses 7 Juli 2012]
American
Urology
Association.
Taufik. Epididy Taufik. Epididymitis. mitis. 2009. http://pisangkipas.wordpress.com/ [akses 7 April 2012] Saladdin, Arianto. Penyakit-penyaki Penyakit-penyakitt IntraskrotalIntraskrotal-Penyakit Penyakit yang berhubungan berhubungan dengan skrotum (kantun (kantung g buah zakar) zakar).. 2009 2009.. http://www.reocities.com/ResearchTriangle/invention/5332/zakarnl.html [akses 7 April 2012]
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1
Keperawatan Keperawatan Dewasa 1