BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penyalahgunaan
NAPZA
di
Indonesi
semakin
memperih memperihatink atinkan, an, dimana dimana Indonesia Indonesia bukan hanya sebagai sebagai market market terbesar terbesar bagi para pengedar obat-obat obat-obatan an terlarang terlarang tetapi
sekaligus
sebagai
salah
satu
tempat
yang
memp mempro rodu duks ksi. i. Sala Salah h satu satu damp dampak ak dari dari peny penyal alah ahgu guna naan an NAP APZ ZA
ter tersebu ebut
adal adalah ah
tim timbuln bulnya ya
berba erbaga gaii
masal asalah ah
kesehatan yang berujung pada kematian.Sebagai salah satu ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, perawat memiliki peran peran yang yang sangat sangat besar besar untuk untuk memi memini nimal malkan kan timbu timbulny lnya a kema kemati tian an
yang yang
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
kega kegawa watd tdar arur urat atan an
akibat penyalahgunaan NAPZA. Kegawatdaruratan NAPZA merupakan keadaan dimana individu mengalami ancaman kehidupan sebagai dampak dari penggu penggunaa naan n NA NAPZA PZA baik baik dis diseng engaja aja maupu maupun n tidak tidak.. Dalam Dalam perkemban perkembangan gan selanjut selanjutnya, nya, penanganan penanganan kegawatdar kegawatdarurata uratan n di IGD RSKO RSKO Jakar Jakarta ta tidak tidak hanya hanya yang yang memi memili liki ki hubung hubungan an langsung dengan penyalahgunaan NAPZA, akan tetapi juga mencakup berbagai masalah kesehatan lainnya yang timbul sebagai dampak jangka panjang dari penyalahgunaan NAPZA. Data yang diperoleh dari Institusi Gawat Darurat RSKO menunjukkan bahwa jumlah kasus kegawatdaruratan NAPZA pada Tahun 2005 sebanyak 319 kunjungan, sedangkan pada tahun tahun 2006 2006 sebany sebanyak ak 561 kunjun kunjungan gan.. Dari Dari data data terseb tersebut ut dapa dapatt
diket diketah ahui ui
adan adanya ya
peni pening ngka kata tan n
juml jumlah ah
kunj kunjun unga gan n
kegawatdaruratan di RSKO Jakarta sebanyak 242 kunjungan atau atau sebany sebanyak ak 57% di tahun tahun beriku berikutny tnya. a. Berdas Berdasark arkan an hal
1
tersebut di atas diperlukan pengetahuan dan keterampilan bagi
perawat
dalam
memberikan
pelayanan
kegawatdaruratan bagi klien sehingga masalah klien dapat teratasi secara cepat dan tepat dengan prinsip “do no further harm”. B. Masalah Masalah Dari uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusa rumusan n masal masalah ah yang yang didapa didapatt adalah adalah bagaim bagaimana ana cara cara Asuhan Asuhan Keperawan Keperawan pada klien klien dengan dengan Kegawatdar Kegawatdarurata uratan n NAPZA.
C. Tujuan Tujuan 1. Tujuan Umum Unt Untuk Masal asalah ah
memb emberi erikan
dan
sum su mber ber
Pen Penang angann annan
Pasi Pasien en
info nformasi asi
ten tentang tang
den dengan gan
Kega Kegaw wat
Daruratan NAPZA kepada pembaca dan masyarakat pada umumnya. 2. Tuju ujuan Khus Khusu us Diharapkan setelah mempelajari materi ini kita dapat mengetahui tentang : a. Defin Definisi isi dari dari Kega Kegawat watdar darura uratan tan NAP NAPZA ZA b. Asuhan Asuhan Keperawata Keperawatan n dari dari Kegawatda Kegawatdarura ruratan tan NAPZA NAPZA
B. Metode Penulisan Dala Dalam m
penu penuli lisa san n
makal akalah ah
ini ini
penu penuli lis s
mela melaku kuka kan n
beberapa studi literature dan dengan melakukan searching di internet.
C. Sistematika Penulisan
2
Makalah ini terdiri dari empat BAB, BAB I, II, III, dan BAB IV.Dimana BAB I merupakan PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Latar Belaka Belakang, ng, Masal Masalah, ah, Tujuan Tujuan Umum Umum maupu maupun n Khusus Khusus,, Metode penulisan, dan Sistematika Penulisan. Kemud emudiian
BAB
II
merup erupak akan an
PEM PE MBAH BAHASA SAN N
yang ang
dimulai dari Konsep NAPZA, kegawatdaruratan NAPZA, Jenis jenis dan terapi kegawatdaruratan NAPZA. NAPZA. Berikutnya
adalah
BAB
III
merupakan
Asuhan
Keperawatan dari kegawatdaruratan NAPZA. Dan yang terakhir adalah BAB IV PENUTUP yang berisi Kesimpulan dan Saran BAB II PEMBAHASAN
1.
KONSEP NA NAPZA a. Peng Penger erti tian an NAPZ NAPZA A
Napza merupakan merupakan singkatan singkatan dari narkotika, narkotika, psikotropika psikotropika,, dan zat / bahan adikti adiktiff lainny lainnyaa adalah adalah bahan/ bahan/zat/ zat/oba obatt yang yang bila bila masuk masuk kedalam kedalam tubuh tubuh manusia manusia akan mempengaruhi mempengaruhi tubuh tubuh terutama terutama otak/susun otak/susunan an saraf pusat, sehing sehingga ga menyeb menyebabk abkan an gangg gangguan uan keseha kesehatan tan fisik, fisik, psikis psikis,, dan fungsi fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. b. Rentang Rentang Respon Respon Gangg Gangguan uan Penggunaa Penggunaan n NAPZA NAPZA
Rentang respons ganguan pengunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai yang berat, indikator ini berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh pengguna NAPZA. Eksperimental: Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari remaja. remaja. Sesuai Sesuai kebutuan kebutuan pada masa tumbuh kembangnya, kembangnya, klien biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering dikatakan taraf coba-coba.
3
Rekreas Rekreasion ional: al: Pengguna Penggunaan an zat
adikti adiktiff pada pada waktu waktu berkum berkumpul pul dengan dengan
teman sebaya, sebaya, misalnya misalnya pada waktu pertemuan pertemuan malam mingguan, mingguan, acara ulang tahun. Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama temantemannya. Situasiona Situasional: l: Mempunyai Mempunyai tujuan tujuan secara individual individual,, sudah merupakan merupakan kebutuhan kebutuhan bagi dirinya dirinya sendiri. sendiri. Seringk Seringkali ali penggun penggunaan aan ini ini merupakan merupakan cara
untuk untuk melarikan diri diri atau mengatasi mengatasi masalah yang dihadapi. dihadapi.
Misalnya Misalnya
individu individu menggunakan menggunakan zat pada saat sedang mempunyai mempunyai
masalah, stres, dan frustasi. Penyal Penyalahg ahguna unaan: an: Penggu Penggunaa naan n zat yang yang sudah sudah cukup cukup patolo patologis gis,, sudah sudah mulai digunakan digunakan secara rutin, minimal minimal selama selama 1 bulan, bulan, sudah sudah terjadi terjadi penyimpan penyimpangan gan perilaku perilaku mengganggu mengganggu fungsi fungsi dalam peran di lingkungan lingkungan sosial, pendidikan, dan pekerjaan. Ketergantun Ketergantungan: gan: Penggunaan Penggunaan zat yang sudah sudah cukup berat, telah terjadi terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan dengan adanya adanya toleransi dan sindroma sindroma putus zat (suatu (suatu kondisi dimana dimana individu individu yang biasa menggunaka menggunakan n zat adiktif adiktif secara secara rutin pada dosis tertentu menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai, sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan. Sedangkan toleransi adalah suatu kondisi dari individu yang mengalami peningkatan dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan yang biasa diinginkannya.
c. Jeni Jeniss-je jeni niss NAP NAPZA ZA
NAPZA dapat dibagi ke dalam beberapa golongan yaitu: 1. Narkotika Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang yang dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n turu turunn nnya ya kesa kesada dara ran, n, meng menghi hila lang ngka kan n atau atau mengurangi mengurangi hilang hilang rasa atau nyeri dan perubahan perubahan kesadaran kesadaran yang menimb menimbulk ulkan an keterg ketergant antung ungna na akan akan zat tersebu tersebutt secara secara terus terus meneru menerus. s. Contoh Contoh narkotik narkotikaa yang yang
terken terkenal al adalah adalah seperti seperti ganja, ganja, heroin, heroin, kokain kokain,,
morfin, amfetamin, dan lain-lain. Narkotika menurut UU No. 22 tahun
4
1997 adalah zat atau obat berbahaya berbahaya yang berasal berasal dari tanaman tanaman atau bukan bukan
tanaman tanaman
baik sintesis sintesis maupun semi
menyebabk menyebabkan an penurunan penurunan maupun maupun rasa,
mengurang mengurangii
sintesis sintesis yang
perubahan perubahan kesadaran, kesadaran,
sampai sampai menghilang menghilangkan kan
rasa nyeri
dapat
hilangnya hilangnya dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Wresniwiro (Wresniwiro dkk. 1999). Golongan narkotika berdasarkan bahan pembuatannya adalah: a) Narkotika alami yaitu zat dan obat yang langsung dapat dipakai
sebagai sebagai narkotik narkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi, fermentasi, isolasi isolasi dan proses proses lainnya lainnya terlebih dahulu karena karena bisa langsung dipakai dipakai dengan sedikit proses sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan digunakan untuk untuk terapi pengobatan pengobatan secara langsung langsung karena terlalu berisiko. Contoh narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka. b) b) Nark Narkot otik ikaa sint sintet etis is adal adalah ah jeni jeniss nark narkot otik ikaa yang yang meme memerlu rluka kan n pros proses es yang bersifat
sintesis
sebagai sebagai penghi penghilang lang amfetam amfetamin, in,
untuk
rasa
metado metadon, n,
keperluan
medis
dan
penelitian
sakit/analg sakit/analgesik. esik. Contohnya Contohnya yaitu seperti seperti
dekstr dekstropr opropa opakas kasifen ifen,,
deksam deksamfet fetami amin, n,
dan
sebagainya sebagainya.. Narkotika Narkotika sintetis sintetis dapat menimbulk menimbulkan an dampak dampak sebagai sebagai berikut: a. Depresan
= me membuat pe pemakai te tertidur at atau ti tidak sa sadarkan diri.
b. Stimulan
= me m embuat pemakai bersemangat dalam beraktivitas kerja dan merasa badan lebih segar.
c. Halusinogen = dapat membuat si pemakai jadi berhalusinasi yang mengubah perasaan serta pikiran. c) Narkotika semi sintetis yaitu zat/obat yang diproduksi dengan cara isolasi, ekstraksi, dan lain sebagainya seperti seperti heroin, morfin, morfin, kodein, dan lain-lain.
2. Psikotropika Men Menurut urut
Kepm epmenk enkes
RI
No. No.
996/ 996/ME MEN NKES KES/SK/ /SK/VI VIII II/2 /20 002,
psikotropika adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang yang berkhasiat berkhasiat psikoaktif psikoaktif melalui melalui pengaruh pengaruh selektif selektif pada susunan susunan saraf
5
pusat pusat
yang yang menyeb menyebabk abkan an perubaha perubahan n khas khas pada pada aktivi aktivitas tas mental mental dan
perilaku. Zat yang tergolong dalam psikotropika (Hawari, 2006) adalah: stimulansia yang membuat pusat syaraf menjadi sangat aktif karena merangsang merangsang syaraf simpatis. simpatis. Termasuk dalam golongan stimulan adalah amphetamin amphetamine, e, ektasy
(metamfetamin (metamfetamin), ), dan fenfluramin. fenfluramin. Amphetamine Amphetamine
sering sering disebut disebut dengan dengan speed, speed, shabu-sha shabu-shabu, bu, whiz, whiz, dan sulph. sulph. Golongan Golongan stimulan lainnya adalah halusinogen yang dapat mengubah perasaan dan pikir pikiran an sehing sehingga ga perasa perasaan an dapat dapat tergan terganggu ggu..
Sedati Sedative ve dan hipnoti hipnotika ka
seperti barbiturat dan benzodiazepine merupakan golongan stimulan yang dapa dapatt meng mengak akib ibatk atkan an rusa rusakn knya ya
daya daya
inga ingatt
dan dan
kesa kesada daran ran,,
ketergantungan secara fisik dan psikologis bila digunakan dalam waktu lama. 3. Zat Adiktif Lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogeni karsinogenik, k, teratogenik teratogenik,, mutagenik, mutagenik, korosif, korosif, dan iritasi. iritasi. BahanBahan bahan bahan berbahaya berbahaya ini adalah adalah zat adiktif yang bukan bukan termasuk termasuk ke dalam dalam narkotika dan psikoropika, tetapi mempunyai pengaruh dan efek merusak fisik seseorang seseorang jika disalahgun disalahgunakan akan (Wresniwiro (Wresniwiro dkk. 1999). 1999). Adapun Adapun yang termasuk zat adiktif ini antara lain: minuman keras (minuman beralkohol) yang meliputi minuman keras golongan A (kadar ethanol 1% sampai sampai 5%) seperti bir, green sand; sand; minuman minuman keras golongan golongan B (kadar ethanol lebih dari 5% sampai 20%) seperti anggur malaga; dan minuman keras golongan C (kadar ethanol lebih dari 20% sampai 55%) seperti brandy, brandy, wine, whisky. whisky. Zat dalam alkohol alkohol dapat menggang mengganggu gu aktivitas aktivitas sehari-hari sehari-hari bila kadarnya kadarnya dalam darah mencapai mencapai 0,5% dan hampir hampir semua semua akan mengalami gangguan koordinasi bila kadarnya dalam darah 0,10% (Marviana (Marviana dkk. 2000). 2000). Zat adiktif adiktif lainnya lainnya adalah nikotin, nikotin, votaile, votaile, dan solvent/inhalasia.
a. Fakto Faktorr Penyeba Penyebab b Penyala Penyalahgu hgunaa naan n NAPZA
6
Harboenangin (dikutip dari Yatim, 1986) mengemukakan ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu narkoba yaitu faktor eksternal dan faktor internal. 1. Faktor Internal a. Faktor Kepribadian Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku ini. Hal ini lebih cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang menjadi pecandu biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah Perkembangan em emosi yang
terhambat,
dengan di ditandai
oleh
ketida ketidakma kmampu mpuan an mengek mengekspr spresi esikan kan emosin emosinya ya secara secara wajar, wajar, mudah mudah cemas, pasif, agresif, dan cenderung cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain Selain itu, itu, kemamp kemampuan uan untuk untuk memeca memecahka hkan n masalah masalah secara secara adekua adekuatt berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan cara melarikan diri. b. Inteligensia Hasil penelitian menunjukkan bahwa inteligensia pecandu yang datang untuk untuk melakukan melakukan konseling konseling di klinik klinik rehabilitasi rehabilitasi pada umumnya umumnya berada pada taraf di bawah rata-rata dari kelompok usianya. c. Usia Mayoritas pecandu narkoba adalah remaja. Alasan remaja menggunakan narkoba karena kondisi sosial, psikologis yang membutuhkan pengakuan, dan identitas identitas dan kelabilan kelabilan emosi; sementara sementara pada usia yang lebih lebih tua, narkoba digunakan sebagai obat penenang. d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin Tahu Narkoba dapat memberikan kenikmatan yang unik dan tersendiri. Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan ingin tahu atau ingin merasakan seperti yang diceritakan oleh teman-teman sebayanya. Lama kelamaan akan menjadi satu kebutuhan yang utama. e. Pemecahan Masalah Pada umumnya para pecandu narkoba menggunakan narkoba untuk menyelesaikan persoalan. Hal ini disebabkan karena pengaruh narkoba
7
dapat menurunkan tingkat kesadaran dan membuatnya lupa pada permasalahan yang ada. 2. Fakt Faktor or Ekst Ekster erna nall a. Keluarga Keluarg Keluargaa
merupa merupakan kan
faktor faktor
yang yang
paling paling
sering sering
menjad menjadii
penyebab seseorang menjadi pengguna narkoba. Berdasarkan hasil penelitian tim UKM Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta Jakarta pada tahun 1995, 1995, terdapat terdapat beberapa beberapa tipe keluarga keluarga yang beris berisiko iko
tinggi tinggi
anggot anggotaa kelu keluarg argany anyaa terli terlibat bat penyal penyalahg ahguna unaan an
narkoba, yaitu: 1) Keluarg arga
yang ang
memiliki
riwaya ayat
(termasuk
oran rang
tua)
mengalami ketergantungan narkoba. 2) Keluarga Keluarga dengan dengan manajeme manajemen n yang kacau, kacau, yang terlihat terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya ayah bilang ya, ibu bilang tidak). 3) Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
pen penye yele lesa saia ian n
yang yang
memu memuas aska kan n
semu semuaa
piha pihak k
yang yang
berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara. 4) Keluar Keluarga ga dengan dengan orang orang tua yang otorite otoriter. r. Dalam hal ini, ini, peran orang orang tua sangat sangat domina dominan, n, dengan dengan anak anak yang yang hanya hanya sekeda sekedar r harus menuruti menuruti apa kata orang tua dengan dengan alasan sopan santun, santun, adat adat istiad istiadat, at, atau atau demi demi kemaju kemajuan an dan masa depan depan anak anak itu sendiri sendiri – tanpa
diberi diberi
kesempatan kesempatan
untuk
berdialog berdialog
dan
menyatakan ketidaksetujuannya. 5) Kelu Keluarg argaa
yang yang
perfe perfeks ksio ioni nis, s,
yait yaitu u
kelu keluarg argaa
yang yang
menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal. 6) Keluarga Keluarga yang neurosis, neurosis, yaitu yaitu keluarga keluarga yang yang diliputi diliputi kecemas kecemasan an dengan dengan alasan alasan yang yang kurang kurang kuat, kuat, mudah mudah cemas cemas dan curiga curiga,, sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
8
b. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) Kelompo Kelompok k teman teman sebaya sebaya dapat dapat menimb menimbulk ulkan an tekana tekanan n kelomp kelompok, ok, yaitu cara
teman-teman teman-teman
atau
orang-orang orang-orang
seumur seumur
untuk untuk
mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Peer group terlibat lebih banyak dalam delinquent dan penggunaan obatobatan. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor sosial tersebut memiliki damp dampak ak
yang yang
meng menggu guna naka kan n
bera berart rtii
kep kepada ada
obat obat-o -oba bata tan, n,
keas keasy yikan ikan
yang yang
seseo eseora ran ng
kemu kemudi dian an
dalam alam
meng mengak akib ibat atka kan n
timbulnya ketergantungan fisik dan psikologis. Sinaga (2007) melaporkan bahwa faktor penyebab penyalahgunaan NAP NAPZA ZA pada pada rema remaja ja adal adalah ah tema teman n seba sebaya ya (78, (78,1% 1%). ). Hal Hal ini ini menunj menunjukk ukkan an betapa betapa besarn besarnya ya pengar pengaruh uh teman teman sekelo sekelompo mpokny knya, a, sehingga sehingga remaja menggunakan menggunakan narkoba. Hasil penelitian penelitian ini relevan deng dengan an stud studii yang yang dila dilaku kuka kan n memper memperlih lihatk atkan an
bahwa bahwa
oleh oleh
Hawa Hawari ri
(199 (1990) 0)
yang yang
teman teman kelomp kelompok ok yang yang menyeb menyebabk abkan an
remaja remaja mema memaka kaii NAPZ NAPZA A mula mulaii dari dari taha tahap p coba coba-co -coba ba samp sampai ai ketagihan. c. Fakt Faktor or Kese Kesemp mpat atan an Ketersediaan narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat disebut disebut sebagai sebagai pemicu pemicu seseorang seseorang menjadi menjadi pecandu. pecandu. Indonesia Indonesia yang yang
suda sudah h
menj menjad adii
tuju tujuan an
pasa pasarr
nark narkob obaa
inte intern rnas asio iona nal, l,
menyebabka menyebabkan n obat-obatan obat-obatan ini mudah mudah diperoleh. diperoleh. Bahkan beberapa beberapa media massa melaporkan melaporkan bahwa bahwa para penjual penjual barang barang
daganganny dagangannyaa
di
narkotika narkotika menjual menjual
sekolah-sek sekolah-sekolah, olah, termasuk termasuk di Sekolah Sekolah
Dasar. Pengalama Pengalaman n feel good saat saat mencoba mencoba drugs akan akan
semakin semakin
memp memperk erkua uatt kein keingi gina nan n untu untuk k mema memanf nfaat aatka kan n kese kesemp mpat atan an dan dan akhirnya menjadi pecandu. Seseorang dapat menjadi pecandu karena disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus atau secara bersamaan. Karena ada juga faktor faktor yang muncul muncul secara beruntun beruntun akibat akibat dari satu factor tertentu.
9
a. Tand Tanda a dan dan Ge Geja jala la NAPZ NAPZA A
Pengaruh NAPZA pada tubuh disebut intoksikasi. Selain intoksikasi, ada juga sindro sindroma ma putus putus zat penggunaa penggunaan n
yaitu yaitu
sekump sekumpula ulan n gejala gejala
yang yang
timbul timbul
akibat akibat
zat yang dikurangi dikurangi atau dihentik dihentikan. an. Tanda dan gejala gejala
intoksikasi dan putus zat berbeda pada jenis zat yang berbeda. b. Dampa Dampak k Penya Penyalah lahgun gunaan aan NAPZA NAPZA
Martono Martono (2006) (2006) menjel menjelask askan an bahwa bahwa penyal penyalahg ahguna unaan an NAPZA NAPZA mempun mempunyai yai dampak dampak yang sangat sangat luas bagi bagi pemakain pemakainya ya (diri sendiri), sendiri), keluarg keluarga, a, pihak sekolah sekolah (pendidika (pendidikan), n), serta masyarakat, masyarakat, bangsa, bangsa, dan negara. negara. Bagi diri sendiri.
Penyalahgunaan
NAPZA
dapat
mengakibatkan terganggunya
fungsi otak dan perkembangan moral pemakainya, intoksikasi (keracunan), overdosis overdosis (OD), yang
dapat
menyebabk menyebabkan an kematian kematian karena terhentinya terhentinya
pernapasan pernapasan dan perdarahan perdarahan otak, kekambuh kekambuhan, an, gangguan gangguan perilaku perilaku (mental sosial), gangguan kesehatan, menurunnya nilai-nilai, dan masalah ekonomi dan hukum. Sementara itu, dari segi efek dan dampak yang ditimbulkan pada para pemakai pemakai narkoba dapat dapat dibedakan dibedakan menjadi menjadi 3 (tiga) golongan/jenis golongan/jenis:: 1) Upper yaitu jenis narkoba yang membuat si pemakai menjadi aktif seperti sabu-sabu, sabu-sabu, ekstasi ekstasi dan amfetamin, amfetamin, 2) Downer Downer yang yang merupak merupakan an golonga golongan n narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis narkoba itu jadi tena tenang ng deng dengan an sifat sifatny nyaa
yang yang mene menena nang ngka kan/ n/se seda datif tif sepe sepert rtii obat obat tidu tidur r
(hipnotik) dan obat anti rasa cemas, dan 3) Halusinogen adalah napza yang beracu beracun n karena karena
lebih lebih
menonj menonjol ol
sifat sifat
racunn racunnya ya diband dibanding ingkan kan dengan dengan
kegunaan medis. Bagi
keluarga.
Penyalahgunaan
NAPZA
dalam
keluarga
dapatmengakibatkan suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu. Dimana orang tua akan merasa malu karena memilki anak pecandu, merasa merasa keluarga
bersal bersalah, ah, dan berusa berusaha ha menutupi menutupi perbuata perbuatan n anak anak mereka mereka.. Stres Stres meningkat,
mening meningkat kat akibat akibat
merasa
putus
asa
karena
pengeluaran
yang
pemaka pemakaian ian narkoba narkoba ataupun ataupun meliha melihatt anak anak yang yang harus harus
berul berulang angkal kalii dirawat dirawat atau
bahkan bahkan menjad menjadii penghu penghuni ni di rumah rumah tahanan tahanan
maupun lembaga pemasyarakatan.
10
Bagi pendidikan pendidikan atau sekolah. sekolah. NAPZA NAPZA
akan merusak merusak disiplin disiplin dan
motivasi yang sangat tinggi untuk proses belajar. Penyalahgunaan NAPZA NAPZA berhub berhubung ungan an dengan dengan kejaha kejahatan tan dan perila perilaku ku asosia asosiall lain lain yang yang menganggu suasana tertib dan aman, rusaknya barang-barang sekolah dan meningkatnya perkelahian. Bagi Bagi
masya asyara raka kat, t,
bangs angsa, a,
mengak mengakiba ibatka tkan n terc tercipta iptanya nya
dan dan
negar egara. a.Pe Peny nyal alah ahgu guna naan an
NAP NAPZA
hubung hubungan an pengeda pengedarr narkoba narkoba dengan dengan korbann korbannya ya
sehing sehingga ga terben terbentuk tuk pasar pasar gelap gelap perdag perdagang angan an NAPZA NAPZA yang yang sangat sangat sulit sulit diputuskan mata mata rantainya. Masyarakat yang yang rawan narkoba narkoba tidak memiliki daya tahan dan kesinambung kesinambungan an pembangunan pembangunan terancam. terancam. Akibatnya Akibatnya negara mengalami mengalami
kerugian kerugian
karena
masyarakatn masyarakatnya ya
tidak produktif, produktif, kejahatan kejahatan
meningkat serta sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Pena Penang nggu gula lang ngan an NAPZ NAPZA A
Penanggulangan masalah NAPZA dilakukan mulai dari pencegahan, pengobatan sampai pemulihan (rehabilitasi). 1) Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan, misalnya dengan: a. Memberikan Memberikan informasi informasi dan pendidikan pendidikan yang efektif efektif tentang tentang NAPZA b. Deteks Deteksii dini dini peruba perubahan han perila perilaku ku c. Meno Menola lak k tegas tegas untuk untuk menc mencob obaa (“Sa (“Say y no to drug drugs” s”)) atau atau “Kat “Katak akan an tidak pada narkoba” 2) Pengobatan Terapi Terapi pengob pengobatan atan bagi bagi klien klien NAPZA NAPZA misaln misalnya ya dengan dengan detok detoksif sifika ikasi. si. Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat, dengan dua cara yaitu: a. Deto Detoks ksifi ifika kasi si tanpa tanpa subsi subsitu tusi si Klien ketergantungan ketergantungan putau (heroin) yang berhenti berhenti menggunaka menggunakan n zat yang mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk
11
menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri. b. Detoks Detoksifik ifikasi asi dengan dengan substi substitus tusii Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi pengguna sedati sedatif-hi f-hipno pnotik tik
dan
misa misaln lnya ya diaz diazep epam am..
alkoho alkoholl
dapat dapat
dari dari
jenis jenis
anti anti ansiet ansietas, as,
Pemb Pember eria ian n subs substi titu tusi si adal adalah ah deng dengan an cara cara
penurunan penurunan dosis dosis secara bertahap bertahap sampai sampai berhenti berhenti sama sekali. sekali. Sela Selama ma pemb pember eria ian n menghilangkan
subs substi titu tusi si dapa dapatt juga juga dibe diberi rika kan n obat obat yang yang gejala simptomatik, misalnya obat penghilang
rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai sesuai dengan dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut. 3) Rehabilitasi Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai
kemampuan
fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya
pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001). Sesud Sesudah ah
klien klien
penyal penyalahg ahguna unaan/ an/ket keterg ergant antung ungan an
NAPZA NAPZA
menjala menjalani ni
program terapi (detoksifikasi) dan konsultasi medik selama 1 (satu) minggu
dan
dilanjutkan
dengan
program
pemantapan
(pascadetok (pascadetoksifika sifikasi) si) selama 2 (dua) minggu, minggu, maka yang bersangkut bersangkutan an dapat dapat melanj melanjutk utkan an ke progra program m beriku berikutny tnyaa yaitu yaitu rehabi rehabilit litasi asi (Hawari (Hawari,, 2003). Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak sama karena karena tergantung tergantung pada jumlah jumlah dan kemampuan kemampuan sumber sumber daya, fasilitas, fasilitas, dan sarana sarana penunjang penunjang kegiatan kegiatan yang tersedia tersedia di rumah sakit. Menurut Menurut Hawari (2003), bahwa setelah klien mengalami perawatan selama 1 minggu minggu menjalani menjalani program program terapi dan dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan pemantapan pemantapan terapi selama 2 minggu maka klien tersebut tersebut akan dirawat di di unit
12
rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan unit lainnya) selama 3-6 bulan. Sedangkan Sedangkan lama rawat di unit rehabilitasi berdasarkan parameter parameter sembuh menurut medis bisa beragam 6 bulan dan 1 tahun, mungkin saja bisa sampai 2 tahun.. Berdasarkan pengertian dan lama rawat di atas, maka perawatan di ruang rehabilitasi tidak terlepas dari perawatan sebelumnya yaitu di ruang detoksifikasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan di bawah ini (bagan 1). Kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang telah selesai menjalani detoksifikasi sebagian besar akan mengulangi kebiasaan menggunakan NAPZA, NAPZA, oleh karena karena rasa rindu (craving) terhadap NAPZA yang selalu terjadi (DepKes, 2001). Dengan rehabilitasi diharapkan pengguna NAPZA dapat: 1.
Mempu Mempuny nyai ai moti motiva vasi si kuat kuat untu untuk k tida tidak k meny menyal alah ahgu guna naka kan n NAPZ NAPZA A lagi
2.
Mampu Mampu menola menolak k tawar tawaran an penyal penyalahg ahguna unaan an NAPZ NAPZA A
3.
Pulih Pulih keper kepercay cayaan aan diri dirinya nya,, hilang hilang rasa rasa rend rendah ah dirin dirinya ya
4.
Mampu Mampu mengel mengelola ola waktu waktu dan beruba berubah h perila perilaku ku sehari sehari-har -harii dengan dengan baik
5.
Dapat Dapat berk berkons onsent entrasi rasi untuk untuk belaj belajar ar atau atau beke bekerja rja
6.
Dapa apat diterim rima dan dapat membawa diri dengan baik dala alam pergaulan dengan lingkungannya.
Jenis program rehabilitasi:
a.
Reha Rehabi bili lita tasi si psik psikos osos osia iall Program rehabilitasi psikososial merupakan persiapan untuk kembali ke masy masyar arak akat at (reen (reentr try y prog program ram). ). Oleh Oleh kare karena na itu, itu, klie klien n perl perlu u dilengkap dilengkapii dengan dengan pengetahua pengetahuan n dan keterampilan keterampilan misalnya misalnya dengan dengan berbagai berbagai kursus kursus atau balai latihan latihan kerja di pusat-pusat pusat-pusat rehabilita rehabilitasi. si. Dengan demikian diharapkan bila klien selesai menjalani program rehabilitasi dapat melanjutkan kembali sekolah/kuliah atau bekerja.
b. b.
Reha Rehabi bili lita tasi si keji kejiwa waan an
13
Dengan menjalani menjalani rehabilitasi diharapkan agar klien rehabilitasi yang semua berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau dengan kata lain sikap dan tindakan tindakan antisosial antisosial dapat dihilangka dihilangkan, n, sehingga sehingga mereka mereka dapat bersosialis bersosialisasi asi
dengan dengan
sesama rekannya rekannya
maupun maupun
personil yang membimbing dan mengasuhnya. Meskipun klien telah menjala menjalani ni terapi terapi detoks detoksifi ifikas kasi, i, sering seringkal kalii perila perilaku ku malada maladapti ptiff tadi tadi belum hilang, keinginan untuk menggunakan NAPZA kembali atau craving masih sering muncul, juga keluhan lain seperti kecemasan dan dep depresi resi sert sertaa tida tidak k dap dapat tid tidur (in (insom somnia) nia) kelu keluha han n
yang yang seri sering ng disa disamp mpai aika kan n keti ketika ka
deng engan psik sikiate iater. r. dapat
Oleh Oleh
dilanjutkan dilanjutkan,,
mela melaku kuka kan n
kons konsul ulta tasi si
kare karena na itu itu, tera terap pi psiko sikofa farm rmak akaa
dengan dengan
yang diberikan tidak
meru erupak pakan
bersifat
catatan adiktif
jenis
masih asih
obat psikofarma psikofarmaka ka
(menimbulkan ketagihan)
dan tidak menimbulkan menimbulkan ketergantun ketergantungan. gan. Dalam rehabilitasi rehabilitasi kejiwaan ini yang penting adalah psikoterapi baik secara individual maupun secara kelompok. Untuk mencapai tujuan psikoterapi, waktu 2 minggu (program pascadetoksifikasi) memang tidak cukup; oleh karena itu, perlu
dilanjutkan dilanjutkan dalam dalam rentang waktu waktu 3 – 6 bulan (program (program
rehabi rehabilita litasi) si)..
Dengan Dengan
psikoterap psikoterapii yang
tepat
demiki demikian an bagi
dapat dapat
dilaks dilaksana anakan kan bentuk bentuk
masing-masi masing-masing ng klien klien rehabil rehabilitasi. itasi.
Yang termasuk rehabilitasi kejiwaan ini adalah psikoterapi/konsultasi keluarga yang dapat dianggap sebagai rehabilitasi keluarga terutama keluarga broken home. Gerber (1983 dikutip dari Hawari, 2003) menyatakan menyatakan
bahwa konsultas konsultasii
keluarga keluarga
perlu
dilakukan dilakukan
agar
keluarga dapat memahami aspek-aspek kepribadian anaknya yang mengalami penyalahgunaan NAPZA. a. Reha Rehabi bili litas tasii komu komuni nita tass Berupa Berupa progra program m terstr terstrukt uktur ur yang yang diikut diikutii oleh oleh mereka mereka yang yang tingg tinggal al dalam satu tempat. Dipimpin oleh mantan pemakai yang dinyatakan memenuhi syarat
sebagai koselor, setelah mengikuti pendidikan
dan pelatihan. Tenaga profesional hanya sebagai konsultan saja. Di sini klien dilatih dilatih keterampila keterampilan n mengelola mengelola waktu dan perilakuny perilakunyaa
14
secar secaraa efekt efektif if dala dalam m kehi kehidu dupa pann nnya ya seha sehariri-ha hari, ri, sehi sehing ngga ga dapa dapatt mengatasi asi
keinginan me mengunakan na narkoba lag lagi
atau nag nagih
(craving) dan mencegah relaps. Dalam program program ini semua klien ikut ikut aktif dalam dalam proses terapi. terapi. Mereka Mereka bebas menyatakan menyatakan perasaan perasaan dan perila perilaku ku sejauh sejauh tidak tidak membah membahayak ayakan an orang orang
lain. lain.
Tiap Tiap
anggot anggotaa
bertanggung jawab terhadap perbuatannya, penghargaan bagi yang berperilak berperilaku u positif positif dan hukuman hukuman bagi yang berperilaku berperilaku negatif negatif diatur oleh mereka sendiri. b. b. Reha Rehabi bili litas tasii keag keagam amaa aan n Rehabilitasi keagamaan
masih perlu
dilanjutkan ka karena wa waktu
detoksifika detoksifikasi si tidaklah tidaklah cukup untuk untuk memulihkan memulihkan
klien
rehabilitasi rehabilitasi
menjala menjalanka nkan n ibadah ibadah sesuai sesuai dengan dengan keyaki keyakinan nan agaman agamanya ya masing masing-masing. Pendalaman, penghayatan, dan pengamalan keagamaan atau keimanan ini dapat menumbuhkan kerohanian (spiritual power) pada diri seseorang sehingga mampu menekan risiko seminimal seminimal mungkin terlibat kembali dalam rajin rajin
penyalahgunaan NAPZA apabila taat dan
menjal menjalank ankan an ibadah ibadah,, risiko risiko kekambu kekambuhan han hanya hanya 6,83%; 6,83%; bila
kadang-kada kadang-kadang ng beribadah beribadah risiko kekambuhan kekambuhan 21,50%, 21,50%, dan apabila tidak tidak sama sama sekali sekali menjal menjalank ankan an ibadah ibadah agama agama risiko risiko kekamb kekambuha uhan n mencapai 71,6%.
1.
KEGA KE GAWA WATD TDAR ARUR URAT ATAN AN NAP NAPZA ZA a.
Pengertian
Kega Kegawa watd tdaru arurat ratan an mengalami
ancaman
meru merupa paka kan n kehidupan
suat suatu u dan
kead keadaaa aaan n apabila
dima dimana na
sese seseor oran ang g
tidak
dilakukan
pertolongan/tindakan dengan cepat dan tepat dapat menyebabkan cacat atau meninggal. Kegawat Kegawatdar darura uratan tan NAPZA NAPZA adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n yang yang mengan mengancam cam kehi kehidu dupa pan n
sese seseor oran ang g
akib akibat at
peng penggu guna naan an
zat/ zat/ob obat at
yang yang
berl berleb ebih ihan an
(intoksikasi/over dosis) sehingga dapat mengancam kehidupan, apabila tidak dilakukan penanganan dengan segera.
15
Pada Pada dasarn dasarnya ya didalam didalam melaku melakukan kan penang penangana anan n kasus kasus kegawa kegawatda tdarur ruratan atan NAPZA tidak jauh beda dengan kasus-kasus kegawatdaruratan yang laian, dimana dimana dalam dalam melaku melakukan kan penang penangana anan n adalah adalah dengan dengan tahapa tahapan n triage triage atau pemilihan berdasarkan prisnsp ABC.
b.
Prinsip-p Prinsip-prinsi rinsip p Penangana Penanganan n kegawatd kegawatdarur aruratan atan NAPZA NAPZA
Mengin Mengingat gat kasus kasus intoks intoksika ikasi si dapat dapat mengan mengancam cam nyawa, nyawa, maka maka upaya upaya penatalaksanaan kasus intoksikasi ditujukan pada hal sebagai berikut : 1.
Penatalaksanaan Keg Kegawatan
Berhubungan Berhubungan dengan intoksikas intoksikasii dapat mengancam nyawa, nyawa, maka wala walaup upun un tida tidak k diju dijump mpai ai adan adanya ya kega kegawa wata tan n maka maka seti setiap ap kasu kasuss intoksikas intoksikasii harus diperlakukan diperlakukan seperti seperti pada keadaan kegawatan kegawatan yang mengan mengancam cam nyawa. nyawa.Pen Penila ilaian ian terhad terhadap ap tanda tanda vital vital sepert sepertii tanda tanda jalan jalan napas, pernapasan sirkulasi dan penurunan kesadaran harus dilakukan secara cepat dan seksama sehingga tindakan resusitasi tidak terlambat dimula dimulai.B i.Beri erikut kut ini adalah adalah urutan urutan resus resusita itasi si sepert sepertii yang yang umumny umumnyaa dilakukan. A = Airway Support
Factor utama yang membuat klien tidak sadar adalah adanya sumbatan di jalan napas klien, seperti lidah, makanan ataupun benda asing lainnya. Lidah merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas pada klien tidak tidak sadar sadar karena karena pada pada kondis kondisii tidak tidak sadar sadar itulah itulah lidah lidah klien klien akan akan kehilangan ototnya sehingga akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini mengak mengakibat ibatkan kan tertut tertutupn upnya ya trachea trachea sebaga sebagaii jalan jalan napas. napas.Seb Sebelu elum m diberikan bantuan pernapasan, jalan napas korban harus terbuka. Tekhnik yang dapat dilakukan penolong adalah cross-finger (silang jari), yaitu memasukkan jari telunjuk dan jempol menyentuh gigi atau rahang klien. klien.Kem Kemudi udian an tanpa tanpa mengge menggerak rakkan kan pergel pergelang angan an tangan tangan,, silang silangkan kan kedua jari tersebut denagn geraakan saling mendorong sehingga rahang atas dan rahang bawah terbuka.periksa adanya benda yang menyumbat atau berpotensi berpotensi menyumbat. menyumbat.Jika Jika terdapat terdapat sumbatan, sumbatan, bersihkan bersihkan dengan dengan
16
teknik finger-sweep finger-sweep (sapuan jari) dengan menggunakan jari telunjuk yang terbungkus kassa (jika ada). Adad ua maneuver yang lazim digunakan untuk membuka jalan napas, yaitu head tilt / chin lift dan jaw trust. Head tilt atau chin lift
Teknik ini hanya dapat digunakan pada klien pengguna NAPZA tanpa cede cedera ra kepa kepala la,, lehe leher, r, dan dan tula tulang ng bela belaka kang ng.. Taha Tahapp-ta taha hap p untu untuk k melakukan teknik ini adalah : 1. Leta Letakk kkan an tanga tangan n pada pada dahi dahi klie klien n (gun (gunak akan an tanga tangan n yang yang paling paling dekat denga dahi korban). 2. Pela Pelan-p n-pel elan an tenga tengada dahk hkan an kepa kepala la klien kliende deng ngan an mend mendor oron ong g dahi dahi kearah belakang. 3. Leta Letakk kkan an ujun ujungg-uj ujun ung g jari jari tang tangan an yang yang satu satuny nyaa pada pada bagi bagian an tulang dari dagu korban. 4. Angkat Angkat dagu bersamaan dengan menengadah menengadahkan kan kepala. kepala. Jangan Jangan
sampai mulut klien tertutup. 5. Pert Pertah ahan anka kan n posi posisi si ini. ini. Jaw trust
Teknik ini dapat digunakan selain teknik diatas. Walaupun teknik ini menguras tenaga, namaun merupakan yang paling sesuai untuk klien pengguna NAPZA denag cedera tulang belakang. Tahap-tahap untuk melakukan teknik ini adalah : 1. Berlutut diatas kepala korban. Letakkan siku pada lantai di kedua
sisi kepala korban. Letakkan tangan dikedua sisikepalakorban. 2. Cengkeram Cengkeram rahang rahang bawah bawah korbsn korbsn pada pada kedua kedua sisinya sisinya.. Jika korban korban anak-an anak-anak, ak, gunaka gunakan n dua atau atau tiga tiga jari jari dan letakk letakkanp anpada ada sudut sudut rahang. 3. Gunaka Gunakan n gerakan gerakan mengan mengangka gkatt untuk untuk mendoro mendorong ng rahang rahang bawah korban keatas. Hal ini menarik lidah menjauhi tenggorokan. 4. Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka. Jika perlu, tarik
bibir bagian bawah denagn kedua ibu jari.
17
B = Breathing Support
Bernafas
adalah
usaha
seseor eorang ang
yang
dilakukan
secar cara
otomatis.Untuk menilai secara normal dapat dilihat dari pengembangn dada dan berapa kali seseorang bernafas dalam satu menit.Frekuensi/ jumlah pernafasan normal adalah 12-20x / menit pada klien deawasa. Pernaf Pernafasa asan n dikata dikatakan kan tidak tidak normal normal jika jika terdap terdapat at keadaa keadaan n terdapa terdapatt tanda-tanda sesak nafas seperti peningkata frekuensi napas dalam satu menit, adanya napas cupinghidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas), adanya penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, iga, otot otot leher, leher, otot otot perut) perut),, warna warna kebiru kebiruan an pada pada sekitar sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan, tidak ada gerakan dada, tidak ada suara napas, tidak dirasakan hembusannapas dan klien dalam keadaan tidak sadar dan tidak bernapas. ksiganisa isasid sidaru arurat rat adalah adalah penila penilain in status status Breathi Breathing ng support support atau ksigan pernapasan klien untuk mengetahuiapakah klienmasih dapatbernapas secara spontan atau tidak. Prinsip dari melakukan tindakan ini adalah dengan cara melihat, mendengar dan merasakan (Look, Listen and Feel = LLF) LLF).. Liha Lihat, t, ada ada tida tidakn knya ya perg perger erak akan an dada dada sesu sesuai ai deng dengan an pernapasan.Dengar, ada tidaknya suara napas (sesuai irama) dari mulut dan dan hidu hidung ng klie klien. n.Ra Rasa saka kan, n, deng dengan an pipi pipi peno penolo long ng ada ada tida tidakn knya ya hembusan napas (sesuai irama) dari mulut dan hidung korban.Lakukan LLF dengan waktu tidak lebih dari 10 detik. Jika Jikater terli liha hatt perg pergera eraka kan n dada dada,, terde terdeng ngar ar suar suaraa napa napass dan dan tera terasa sa hemb hembus usan an napa napass klie klien, n, maka maka berar berarti ti klie klient ntida idak k meng mengla lami mi hent hentii napas.masalah yang ada hanyalah penurunan kesadaran.dalam kondisi ini, tindakan tindakan terbaik yang dilakukan dilakukan perawat perawat adalah mempertahankan mempertahankan jalan jalan napas napas tetap tetap terbuka terbuka agan agan ogsig ogsigeni enisas sasii klien klien tetap tetap terjag terjagaa dan memberikan posisi mantap. Jika korban tidakbernapas, berikan 2 kali bantuan per-napasan denag volume volume yang yang cukup cukup untuk untuk dapat dapat mengem mengemban bangka gkan n dada. dada. Lamany Lamanyaa memberikan memberikan bantuan pernapasan pernapasan sampai sampai dada mengembang mengembang adalah
18
1detik.Dem 1detik.Demikian ikian halnya halnya berlaku berlaku jika bantuan bantuan pernapasan pernapasan diberikan mela melalu luii mulu mulutt ke mulu mulutt dan dan mulu mulutt ke sung sungku kup p muka muka.. Hind Hindar arii pembe pemberia rian n pernap pernapasa asan n yang yang terlalu terlalu banyak banyak dan terlalu terlalu kuat kuat karena karena akan akan
men menyeba yebab bkan kan
kem kembung bung
(dis (diste ten nsi
abd abdomen omen))
dan
dapat apat
menimbulan komplikasi padaparu-paru. Bant Bantua uan n pern pernap apas asan an dari dari mulu mulutt ke mulu mulutt bert bertuj ujua uan n memb memberi erika kan n ventilasi ventilasi oksigen oksigen kepada kepada klien.Untu klien.Untuk k memberikan memberikan bantuan bantuan tersebut, tersebut, buka jalan napas klien, tutup cuping hidung klien dan mulut penolong mencakup seluruh mulut klien.Berikan 1 kali pernapasan dalam waktu 1 detik.lalu penolong bernapas biasa dan berikan pernapasan 1 kali lagi.Perhatik lagi.Perhatikan an adakah pengenbangan pengenbangan dada klien. klien. Jika tidak terjadi terjadi pengembangan dada, maka cara penolong tidaak tepat dalam membuka jalan napas. Cara yang samaa dilakukan jika alat pelindung terdiri dari 2 tipe, tipe, yaitu yaitu pelind pelindung ung wajah wajah dan sungk sungkup up wajah. wajah.Pel Pelind indung ung wajah wajah berbentuk lembaran yang terbuat dari plastic bening atau silicon yang dapat mengurang mengurangii kontak kontak antara klien dengan dengan penolong. penolong.Sedan Sedangkan gkan jika memakai sungkup wajah, maka biasanya terdapat lubang khusus untuk untuk memasu memasukka kkan n oksig oksigen. en.Ket Ketika ika oksig oksigen en telah telah tersedi tersedia, a, maka maka berikan aliran oksigen sebanyak 10-12 liter/menit.
C = Circulation Support
Circulation support adalah pemberian ventilasi buatan dan kompresi dada luar yang diberikan pada klien yang mengalami henti jantung. Selain
itu
untuk
memp empertahan hankan
sirkulasi
spontan
dan
mempertahan mempertahankan kan sistem jantung paru agar dapat berfungsi optimal dilakukan bantuan hidup lanjut (advance life support). Jika tindakan ini dilakukan dengan cara yang salah maka akan menimbulkan penyulit penyulit seperti patah tulang iga, atau tulang dada, perdarahan rongga dada dan injuri organ abdomen. Sebelum melakukan RJP pada klien perawat harus memastikan bahwa klien dalam keadaan tidak sadar, tidak bernapas dan arteri karotis tidak teraba. Cara melakukan pemeriksaan arteri karotis adalah dengan cara
19
meletakkan dua jari diatas laring (jakun). Lalu geser jari penolong ke arah samping dan hentikan disela-sela antara laring dan otot leher. Sete Setelah lah itu itu baru barula lah h peno penolo long ng mera merasa saka kan n deny denyut ut nadi nadi.. Pera Peraba baan an dilakukan tidak boleh lebih dari 10 detik. Melakukan resusitasi yang benar adalah dengan cara meletakkan kedua tangan ditulang dada bagian sepertiga bawah dengan jari mengarah ke kiri dengan posisi lengan tegak lurus dengan sendi siku tetap dalam eksteni (kepala tengkorak). Untuk memberikan kompresi dada yang efektif. efektif. Lakuka Lakukan n kompre kompresi si dengan dengan kecepa kecepatan tan 100x/m 100x/meni enitt dengan dengan kedalaman kompresi 4-5 cm. Kompresi dada harus dilakukan selam nadi tidak teraba dan hindari penghentian kompresi yang terlalu sering. Rasio kompresi ventilasi yang direkomendasian adalah 30:20. Rasio ini dibuat dibuat untuk untuk menigk menigkatk atkan an jumlah jumlah kompre kompresi si dada, dada, mengur mengurang angii kejadi kejadian an hiperv hipervent entila ilasi, si, dan mengur mengurang angii pember pemberhen hentian tian kompre kompresi si untuk melakukan ventilasi. 2. Penilaian Klinik Penatalaksanaan intoksikasi harus segera dilakukan tanpa menunggu hasi hasill
peme pemeri riks ksaa aan n toks toksik ikol olog ogi. i. Bebe Beberap rapaa
kead keadaa aan n klin klinik ik perl perlu u
mendap mendapat at perhat perhatian ian karena karena dapat dapat mengan mengancam cam nyawa nyawa sepert sepertii koma, koma, kejang, henti jantung, henti nafas, dan syok. 3. Anamnesis Pada keadaan emergensi, maka anamnesis kasus intoksikasi ditujukan pada tingkat kedaruratan klien. Yang paling penting dalam anamnesis adalah mendapatkan informasi yang penting seperti : a. Kumpul Kumpulkan kan informa informasi si selengka selengkapny pnyaa tentan tentang g obat obat yang yang diguna digunakan kan,, term termas asuk uk obat obat yang yang erin ering g dipa dipaka kai, i, baik baik kepa kepada da klie klien n (jik (jikaa memungkinkan), anggota keluarga, teman, atau petugas kesehatan yang yang bias biasaa mend mendam ampi ping ngii (jik (jikaa ada) ada) tent tentan ang g obat obat yang yang bias biasaa digunakan.
b. Tanyakan Tanyakan riwayat riwayat alergi atau riwayat riwayat syok syok anafilak anafilaktik. tik. c. Peme Pemeri riks ksaa aan n fisi fisik k
20
Lakukan Lakukan pemeriksaan pemeriksaan fisik untuk untuk menemukan menemukan tanda/kelain tanda/kelainan an akibat akibat intosikasi, yaitu pemeriksaan kesadaran, tekanan darah, nadi, denyut jatung, ukuran pupil, keringat, dan lain-lain. Pemeriksaan penunjang dipe diperlu rluka kan n berd berdas asark arkan an skal skalaa prio priori rita tass dan dan pada pada kead keadaa aan n yang yang meme memerl rluk ukan an obse observ rvas asii maka maka peme pemeri riks ksaan aan fisi fisik k haru haruss dilak dilakuk ukan an berulang.
Contoh Format Proses Keperawatan Emergenci Rumah Sakit Ketergantungan Ketergantungan Obat
Jl. Lpangan Tembak No.75 Cibubur, Jakarta Timur Telp.(021)877 11968-69 Fax. 750 4022 PROSES KEPERAWATAN EMERGENSI No RM
:..... :........ ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...
Nam Namaa :... :..... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .. Umu Umur :.. :...... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... ........ .... Jeni Jeniss Kela Kelami min n
Agama Agama :..... :........ ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...
Pend Pendid idik ikan an Peker ekerja jaan an
:... :..... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .. :... :..... .... .... .... .... ........ ...... .... .... ....
:... :..... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..
Status Perkawinan:................. Perkawinan:....................... ...... Pengkajian Keperawatan I.
Anamnesa 1. Keluhan Utama
:........................
2. Riwaya Riwayatt Pemaka Pemakaian ian
:..... :........ ...... ...... ...... ...... ...... .....
Jenis
Cara
Frekwensi
Lama
Terakhir
Zat
Pakai
Pemakaian
pemakaian
Pakai
3. Riwaya Riwayatt penyaki penyakitt yang perna pernah h diderit diderita/s a/seda edang ng : 4. Lain-la -lain:
21
I.
Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital
TD:
Tindakan keperawatan
mmHg N :
x/menit o
S : 1.
Diagnosa Keperawatan
C
P : x/menit Air Airway way (Sum (Sumba bata tan) n)
•
Aktual
•
Resiko
kan kan nafas
•
•
Lidah
•
Darah
bersihan
•
Sputum
jal jalan an
•
Benda asing
tidak efektif
nafa nafass
•
Membersih jala jalan n
Memberika n
posisi
yang nyaman •
Mengajark an
cara
batuk efektif •
Melakukan pengisapan lendir
•
Memasang orofaringea l tube atau
1.
Bre Breathi athing ng
(pe (pernaf rnafas asan an))
pola nafas
gudel Mengatur
•
Aktual
•
Resiko Resiko pola pola
posisi tempat
•
•
Dipsneu
nafa nafass
tidak tidak
•
Thacipneu
efektif
•
Bradipneu
•
Orthopneu
frekuensi
•
Apneu
irama,
tidur •
Bunyi nafas : •
Wheezing
•
Stridor
Menakaji
kedalaman suara nafas •
Irama pernafasan :
Mengajark an
cara
•
Teratur
nafas nafas yang
•
Tidak teratur
benar
22
Pengembangan paru : •
Menurun
•
Aktual
•
Retraksi dada
•
Resiko
Pengunaan otot bantu nafas :
gagal
•
Bahu diangkat
petukaran
•
Cuping hidung
gas
•
Pernafasan dada
•
Pernafasan perut
•
Pengisian kapiler :
Resiko
•
gagal
vasi
sirkulasi
perubahan
•
<3 detik
warna kulit
•
>3 detik
dan
Ekstremitas :
1.
mukosa
•
Akral dingin
•
Pucat
•
Sianosis
mulut •
tanda vital
Sirkulasi •
Hipotensi
•
Hipertensi
palpasi
•
Nyeri dada
nadi
•
Pusing
perifer,
•
Ekral dingin
catat
•
Kesemutan
frekwensi
•
Pucat
irama
•
Edema
•
Tremor
g
•
Pengisian
cairan
•
•
•
○
<
bala balanc ncee
Mengatur
kondisi
>
3 detik (tingkatan
kesadaran)
komp kompos os
Menghitun
sesuai ○
Disibility
Melakukan
posisi tidur
3 detik
Memonitor tanda-
kapiler:
1.
Mengobser
pasien Mengkaji
•
Aktual
•
resiko resiko gagal
kondisi
gangguan
pupil
ment mentis is
•
(tdk sadar)
perfusi
apatis
jaringan
tanda-
somnolen
serebral
tanda vital
stupor / spoor
coma
•
•
Mengkaji
Mengkaji dan dan
23
catat tat
perubahan tingkat
GCS (Glascow Coma Scale) :
kesadaran
3-8 9-12
•
Memonitor tanda-
13-15
tanda
Peningkatan TIK:
Sakit kepala
peningkata
Muntah
n TIK
Bingung
Hipertensi
posisi
Pusing
supine
Hipotensi
dengan
•
Mengatur
kaki
Pupil :
TT
Normal
daerah
Sokor
kepala
Miosis
ditinggikan
Anisokor
15-30
Midriasis
derajat •
Mengobser vasi perubahan prilaku pasien
1.
Intoksikasi
•
Resiko
•
Mengkaji
Zat kimia
penyebaran
je jenis nis
Obat-obatan
toxin
sifat
Makanan
seluruh
Gigitan binatang
tubuh
ke
dan dan
racun/toxin •
Memonitor tandatanda tanda vital vital dan tingkat
24
kesadaran •
Mengatur posisi pasien
•
Menenang kan pasien pasien dan keluarga
1.
Nyeri
•
Nyeri
•
Skala :
Mencatat durasi,
1-4 ringan
intensitas,
5-7 sedang
dan
8-10 berat
penyebaran
Intensitas :
nyeri
Sering
Kadang-kadang
perubahan
Jarang
yang
•
Lokasi :
Mencatat
terjadi
Local
pad padaa
Menyebar
pasien •
kulit kulit
Mengkaji penyebab nyeri
•
Mengalihk an perhatian pasien
•
Mengajark an
tekn teknik ik
relaksasi untuk mengurang i nyeri 1.
Integument
Needle tracks
•
Aktual
•
Resiko
kondisi luka
Luka baker
ganguan
Luka robek
integritas
25
•
•
Mengkaji
Mengobser
Jamur
Lecet
perubahan
Luka
yang
dekubitus
terjadi
Luka gangren
pad padaa
kulit
vasi
kulit kulit
pasien •
Melakukan perawatan kulit secara aseptic
•
Mengatur posisi daerah yang mengalami luka, hindari kerusakan
1.
Cair Cairan an dan dan Eli Elimi mina nasi si
Turgor kulit :
lebih lanjut Mengkaji
•
Aktual
•
Resiko
kemampua
•
Baik
gangguan
n
Menurun
keseimbang
untuk
an
memasukk
Edema :
volu volume me
cairan
pasien
Ekstremitas
an peroral
Seluruh tubuh
Asites
n minuman
Palpebra
bertahap
•
Mukosa mulut :
Memberika
bila
Kering
kondisi
Lembab
pasien
BAB :
memungki
Frekwensi .........
Warna ..............
nkan •
BAK :
Memonitor tanda-
Frekwensi .........
Warna ..............
Konsistensi .......
tanda vital •
Menghitun g
Muntah :
jumlah
intake intake dan
26
Frekwensi ..........
Muntah .............
output •
Perdarahan :
Mengobser vasi tandatanda-
Jumlah ...............
tanda
Warna ................
dehidrasi •
Mengobser vasi tandatandatanda kelebihan cairan
•
Memonitor tetesan
1.
Musk uskulo ulo sk skele eletal tal
•
Kerusakan
Resiko
•
cidera
infuse Mengkaji adanya
jaringan/luka
twitching
Perubahan bentuk
pada
ekstremitas
kaki/tanga n/wajah
○
F
•
pengaman
raktur ○
tempat
D
tidur
islokasi
•
pasien
L
selama fase
uksasio Perubahan sensorik
Perubahan motorik
Mengistira hatkan
○
Memasang
akut •
Mencegah terjadinya kerusakan jaringan dan terjadinya
1.
Psikososial Kecemasan/ketakutan :
infeksi menciptaka
•
Aktual
•
Resiko
n
•
Sedang
gangguan
lingkungan
Berat
psiko psikolog logis is :
yang baik
27
Panik
cemas/takut
•
mengguna kan
Koping mekanisme :
Merusak diri
komunikas
Mena Menari rik k
i teraupetik
diri diri/is /isola olasi si
sosial
•
Perilaku kekerasan
memberika n kesempata
Konsep diri :
Gangguan citra tubuh
n
Harga diri rendah
mengungk apkan
Seksualitas :
untuk
trauma seksual
perasaan •
mengkaji penyebab kecemasan atau atau
taku takutt
pasien •
memberika n kesempata n
pada
pasien utuk bertanya/m engungkapkan perasaanny a •
memonitor kecemasan pasien
•
menawarka n
solusi
terbaik penyelesai an masalah pasien •
memfiksasi pasien pasien jika perlu
28
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Kolaborasi
oksigen
antidotum
EKG
IVFD
Debridemen
•
Nebulizer
Tranfuse darah
Irigasi mata
Kateter
Laboratorium :
NGT
Explorasi
DC shock
Obat
Mengumbah lambung Evaluasi :
Diagnosa Medis :
Dibuat di
:
Hari
:
Tanggal
:
Oleh
:
Tanda tangan :
a. Deko Dekont ntam amin inas asii Umumnya zat atau bahan kimia tertentu dapat dengan cepat diserap kulit, sehing sehingga ga sering sering dekont dekontami aminas nasii permuk permukaan aan sangat sangat diperlu diperlukan kan.. Sedang Sedang dekont dekontami aminas nasii salura saluran n cerna cerna dituju ditujukan kan agar agar bahan bahan yang yang tertela tertelan n akan akan sedikit diabsorpsi. Biasanya dapat diberikan arang aktif, pencahar, obat perangsang muntah dan kumbah lambung. b. b. Pemb Pemberi erian an Anti Antido dotu tum m
29
Mengin Mengingat gat tidak tidak semua semua intoks intoksika ikasi si ada penawa penawarny rnya, a, sehing sehingga ga prinsi prinsip p utama adalah mengatasi sesuai dengan besarnya masalah.
c. Terapi Terapi Modalit Modalitas as dan Rehabi Rehabilit litasi asi Terapi Modalitas dan Rehabilitasi harus dilihat secara holistik dan cost efect efectif ifit ity y dise disesu suai aika kan n deng dengan an kond kondis isii di masi masing ng-m -mas asin ing g pela pelaya yana nan n kesehatan. C. Jenis-jenis Kegawatdaruratan Kegawatdaruratan NAPZA
Berikut ini adalah jenis-jenis kegawatdaruratan NAPZA : Yang Yang dimaks dimaksud ud dengan dengan intoks intoksika ikasi si (Over (Over Dosis Dosis)) adalah adalah kondis kondisii fisik fisik dan prila prilaku ku abnorm abnormal al akibat akibat pengg pengguna unaan an zat yang yang dosisn dosisnya ya melebi melebihi hi batas batas toleransi tubuh. 1. Into Intoks ksik ikas asi/ i/Ov Over er Dos Dosis is
a.
Into Intok ksoka sokasi si Opio pioida ida Intoks Intoksika ikasi si opioid opioidaa ditunj ditunjukk ukkan an dengan dengan adanya adanya tanda tanda dan gejala gejala penurunan kesadaran, (stupor sampai koma), pupil pinpoint (dilatasi pupil pupil karena karena anoksi anoksiaa akibat akibat overdo overdosis sis), ), pernap pernapasa asan n kurang kurang dari dari 12x/me 12x/menit nit sampai sampai henti henti napas, napas, ada riwaya riwayatt pemaka pemakaian ian opioid opioidaa (needle track sign), bicara cadel, dan gangguan atensi atau daya ingat. Perilaku mal adaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya euforia awal yang diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor atau gangguan fungsi sosial dan fungsi pekerjaan selama atau segera setelah pemakaian opioid. Penatalaksanaan kegawatdaruratan intoksikasi opioida adalah: a. Bebaskan jalan napas b. Berikan oksigen 100% atau sesuai kebutuhan c. Pasang infuse infuse Dextrose Dextrose 5% atau NaCL 0,9% 0,9% dan cairan koloid koloid jika diperlukan d. Pemberian antidotum Nalokson ·
Tanpa Tanpa hipo hipoven ventil tilasi asi berik berikan an Narca Narcan n 0,4 0,4 mg IV
30
·
Dengan Dengan hipo hipoven ventil tilasi asi berik berikan an Naloks Nalokson on (Narc (Narcan) an) 1 -2 mg mg IV
·
Jika Jika dala dalam m 5 menit menit tidak tidak ada ada respo respon n maka maka berika berikan n 1 – 2 mg Narcan hingga ada respon berupa peningkatan kesadaran, dan fungsi pernapasan membaik
·
Ruju Rujuk k ke ICU ICU jika jika dosi dosiss Narc Narcan an tela telah h menc mencap apai ai 10 mg dan dan belum menunjukkan adanya perbaikan kesadaran
·
Beri erikan 1 ampul Narc arcan/500 cc dala alam waktu 4-6 jam mencegah terjadinya penurunan kesadaran kembali
·
Obse Observ rvas asii secar secaraa inve invens nsif if tand tanda-t a-tan anda da vita vital, l,pe pern rnap apas asan an,, dan dan besarnya ukuran pupil klien dalam 24 jam
·
Pasang Pasang intub intubasi asi,, kateteri kateterisas sasi, i, sonde sonde lambu lambung ng serta serta EKG
·
Puasak Puasakan an klie klien n untuk untuk menghi menghinda ndari ri aspir aspirasi asi
·
Lakukan Lakukan pemeriksaan pemeriksaan rnntgen rnntgen thorak thorakss serta serta laboraturiu laboraturium, m, yaitu yaitu darah lengkap, urin lengkap dan urinalisis
a.
Intoks Intoksika ikasi si Sedati Sedatiff Hipn Hipnoti otik k (Benzo (Benzodia diazep zepin) in) Intoksikasi sedatif hipnotik jarang memerlukan pertolongan gawat darurat atau intervensi farmakologi.Intoksikasi benzodiazepin yang fatal sering terjadi pada anak-anak atau individu dengan gangguan pernapasan atau bersama obat depresi susunan syaraf pusat lainnya seperti seperti opioida.Ge opioida.Gejala jala intoksikas intoksikasii benzodiazep benzodiazepin in yang progresif progresif adalah adalah hipore hiporefle fleksi ksia, a, nistag nistagmu muss dan kurang kurang siap siap siaga, siaga, ataksi ataksia, a, ber berdi diri ri
tida tidak k
stab stabil il..
Sela Selanj njut utny nyaa
geja gejala la
berl berlan anju jutt
deng dengan an
pembu pemburuk rukan an ataksia ataksia,, letih, letih, lemah, lemah, konfus konfusi, i, somnol somnolent ent,, koma, koma, pupilmiosis, pernapasa asan.bila
hip[otermi,
depres resi
diketahui
segera era
sampai dan
dengan
henti
mendapat
terapi
kardio kardiores respir pirasi asi maka maka dampak dampak intoks intoksika ikasi si jarang jarang bersif bersifat at fatal. fatal. Namun pada perawatan yang tidak memadai maka fungsi respirasi dapat dapat membur memburuk uk karena karena asapir asapirasi asi isi lambun lambung g yang yang merupa merupakan kan faktor resiko yang sangat serius. Penatalaksanaan adalah dengan memberikan tindakan kolaboratif berupa pemberian terapi kombinasi yang ditujukan untuk : 1) Mengur Mengurang angii efek efek obat obat didalam didalam tubu tubuh h
31
Untuk mengurangi efek sedatif hipnotik dengan memberikan Flum Flumaze azeni nill 0,2 0,2 mg seca secara ra IV, IV, kemu kemudi dian an sete setela lah h 30 detik detik diikuti dengan 0,3 mg dosis tunggal. Obat tersebut lalu dapat diberikan lagi sebanyak 0,5 mg setelah 60 detik sampai total kumul umulat atif if
3
mg.
Tind indakan akan
suppu uppurt rtiv ivee
adal adalah ah
deng dengan an
memper mempertah tahank ankan an jalan jalan napas, napas, dan memper memperbai baiki ki ganggu gangguan an asam basa. 2) Mengur Mengurang angii absorbs absorbsii obat lebih lebih lanju lanjutt Mengur Mengurang angii absorb absorbsi si merang merangsan sang g muntah muntah jika jika baru baru terjadi terjadi pem pemak akai aian an.. Jika Jika pema pemaka kaia ian n suda sudah h lebi lebih h dari dari 6 jam jam maka maka berik berikan an antido antidott berupa berupa karbo karbon n aktif aktif yang yang berfun berfungsi gsi untuk untuk menetralkan efek obat. 3) Menceg Mencegah ah kompl komplika ikasi si jangka jangka panj panjang ang Observasi tanda-tanda vital dan depresi pernapasan, aspirasi dan dan edem edemaa paru paru.B .Bil ilaa suda sudah h terj terjad adii aspi aspira rasi si maka maka dapa dapatt diberi diberikan kan antibi antibioti otik.B k.Bila ila klien klien ada usaha usaha untuk untuk bunuh bunuh diri diri maka klien tersebut harus ditempatkan ditempat khusus dengan pengawasan ketat setelah keadaan darurat diatasi. a.
Into Intok ksik sikasi asi Anfe Anfeta tam min Tanda Tanda dan gejala gejala intoks intoksika ikasi si anfeta anfetamin min biasan biasanya ya ditunj ditunjukk ukkan an dengan adanya dua atau lebih gejala-gejala seperti takikardi atau bradi bradikar kardi, di, dilata dilatasi si pupil, pupil, pening peningkat katan an atau atau penuru penurunan nan tekana tekanan n dara darah, h, bany banyak ak keri kering ngat at atau atau kedi keding ngin inan an,, mual mual atau atau munt muntah ah,, penurunan berat badan, agitasi atau retardasi psikomotot, kelelahan otot, depresi sistem pernapasan, nyeri dada atau aritmiajantung, kebing kebingung ungan, an, kejang kejang-kej -kejang ang,, diskin diskinesi esia, a, diston distonia ia atau koma. koma. Penatalaksanaan adalah dengan memberikannya terapi symtomatik dan pember pemberian ian terapi terapi suport suportife ife lain, lain, misal: misal: anti anti psikot psikotik, ik, anti anti hipertensi, dll.
b. b.
Into Intoks ksik ikas asii alko alkoho holl Intoksikas Intoksikasii alkohol alkohol biasanya biasanya ditunjukka ditunjukkan n dengan dengan adanya adanya gejalagejalageja gejala la
(satu satu
atau atau
leb lebih) ih)
32
bica bicara ra
cad cadel, el,
ink inkoord oordin inas asi, i,
jala jalan n
sempoyongan nistagmus, tidak dapat memusatkan perhatian, daya ingat menurun dan stupor atau koma. Penatalaksanaan untuk klien yang mengalami koma adalah dengan meni menidu durk rkan an klie klien n terl terlen enta tang ng dan dan posi posisi si ”fac ”facee down down”” untu untuk k mencegah aspirasi, melakukan observasi tanda vital dengan ketat tiap 15 menit,membe menit,memberikan rikan tindakan tindakan kolaboratif kolaboratif dengan dengan pemberian pemberian Thiamine 100 mg secara IV untuk profilaksis terjadinya Wernicke Encephalopaty kemudian memberikan 50 ml Dextrose 5% secara IV serta serta dengan dengan memberik memberikan an 0,4 – 2 mg Nalokson Naloksonee bila bila klien klien memiliki riwayat atau kemungkinan pemakaian opioida. Dalam penatalaksanaan intoksikasi alkohol , perawat harus selalu waspada waspada atas perilaku klien, diantaranya diantaranya adalah antipasi antipasi jika klien agresif,. Untuk itu diperlukan sikap toleran dari perawat sehingga tidak tidak membua membuatt klien klien merasa merasa ketaku ketakutan tan dan teranca terancam.U m.Untu ntuk k itu harus diciptakan suasana yang tenang dan bila perlu tawarkan klien untuk makan.Untuk makan.Untuk mengatasi mengatasi klien yang agresif, agresif, dapat diberikan seda sedati tiff deng dengan an dosi dosiss rend rendah ah dan dan jika jika perl perlu u dapa dapatt dibe diberi rika kan n Halloperidol injeksi secara IM. c.
Into Intok ksik sikasi asi Koka Kokain in Ting Tingka kah h laku laku mala malada dapt ptif if yang yang berm bermak akna na seca secara ra klin klinis is atau atau per perub ubah ahan an psik psikol olog ogis is misa misaln lnya ya eufo eufori riaa atau atau efek efek mend mendat atar, ar, perubahan perubahan dalam stabilitas, hypervigilance hypervigilance / kewaspadaan kewaspadaan yang meningkat, meningkat, interperson interpersonal al sensitivit sensitivity, y, ansietas, ansietas, kemarahan, kemarahan, tingkah tingkah laku yang stereotip, menurunnya fungsi sosial dan fungsi pekerjaan yang berkembang selama atau setelah penggunaan kokain. Tanda dan gejala ( dua atau lebih) yang muncul diantaranya adalah taki takika kard rdia ia atau atau brad bradik ikard ardia ia,, dila dilata tasi si pupi pupi,, peni pening ngka kata tan n atau atau penurunan tekanan darah, berkeringat atau rasa dingin, mual atau muntah, muntah, penurunan penurunan berat badan, badan, agitasi agitasi atau retardasi psikomot psikomotor, or, kelemahan kelemahan otot, depresi, depresi, nyeri dada atau arimia jantung, jantung, bingung bingung (co (confu nfusion sion), ),
kejan ejang gdysk dyskin ines esia ia,,
menimbulkan koma.
33
dyst dysto onia, nia,
hin hingga gga
dapat apat
Penata Penatalak laksan sanaan aan setela setelah h pember pemberian ian bantua bantuan n hidup hidup dasar dasar adalah adalah dengan dengan melakukan melakukan tindakan tindakan kolaborati kolaborati berupa berupa pemberian pemberian terapiterapiterapi simtomatik, simtomatik, misalnya misalnya pemberian pemberian Benzodiazep Benzodiazepin in bila timbul timbul gejala agitasi, pemberian obat-obat obat-obat anti psikotik jika timbul timbul gejala psikotik , dan pemberian terapi-terapi lainnya sesuai dengan gejala yang ditemukan.
2. Ketergantungan Ketergantungan NAPZA (Withdrawl/ Sindrome Putus Zat)
Ketergantungan atau yang disebut dengan withdrawl adalah suatu kondisi cukup cukup berat berat yang yang ditand ditandai ai dengan dengan adanya adanya keterg ketergant antung ungan an fisik fisik yaitu yaitu toleransi dan sindrome putus zat. Sind Sindro roma ma putu putuss zat adal adalah ah suat suatu u kond kondis isii dima dimana na oran orang g yang yang bias biasaa menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti menggunakan atau menurunka menurunkan n jumlah jumlah zat yang biasa digunakan digunakan,, sehingga sehingga menimbulka menimbulkan n gejala pemutusan zat. Terapi yang dapat diberikan pada keadaan sindrom putus zat yaitu : •
Terapi putus zat opioida, terapi ini sering dikenal dengan istilah detoksifikasi. Terapi Terapi detoks detoksifi ifikas kasii dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan cara beroba berobatt jalan jalan maupun rawat inap. Lama program terapi detoksifikasi berbeda beda ada yang 1-2 minggu untuk detoksifikasi konvensional dan ada yang 24-48 jam untuk detoksifikasi opioid dalam anestesi cepat (Rapid Opiate Detoxification Treatment). Detoksifikasi hanyalah meru merupa paka kan n lang langka kah h awal awal dala dalam m pros proses es peny penyem embu buha han n dari dari penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA. Beberapa jenis cara mengatasi putus opioida :
•
Tanpa diberi terapi apapun,putus obat seketika (abrupt withdrawal atau atau cold cold turkey turkey). ). Terapi Terapi hanya hanya simpto simptomat matik ik saja. saja. Untuk Untuk nyeri nyeri dibe diberi ri anal analge geti tika ka kuat kuat sepe sepert rtii : Tram Tramad adol ol,, Anal Analgr grti tik k nonnonnarko narkotik tik,as ,asam am mefena mefenamat mat dan sebaga sebagainy inya. a. Untuk Untuk rhinor rhinoree beri beri deko dekong nges esta tan, n,mi misa saln lnya ya
feni fenilp lpro ropa pano nolam lamin in,,
34
Untu Untuk k
mual mual
beri beri
metopropamid, Untuk kolik beri spasmolitik, Untuk gelisah beri antiansietas antiansietas,, Untuk insomnia insomnia beri hipnotika, hipnotika,misaln misalnya ya golongan golongan benzodiazepine. •
Terapi putus opioida bertahap (gradual withdrawal), Dapat diberi morfin,petidin,metadon atau kodein dengan dosis dikurangi sedikit demi sedikit.
•
Terap Terapii putu putuss opio opioid idaa deng dengan an subs substi titu tusi si non non opio opioda da Dipa Dipaka kaii Clonid Clonidine ine dimula dimulaii dengan dengan 17 mikrog mikrogram ram/kg /kg BB perhar perharii dibagi dibagi dalam 3-4 kali pemberian. Dosis diturunkan bertahap dan selesai dalam 10 hari. Sebaiknya dirawat inap (bila sistole < 100 mmHg atau diastole < 70 mmHg), terapi harus dihentikan.
•
Terapi Terapi putus putus opioida opioida dengan dengan metode metode Detoksifika Detoksifikasi si cepat dalam anestesi anestesi (Rapid Opioid Detoxification) Detoxification).. Prinsip Prinsip terapi ini hanya untuk kasus single drug opiat saja, dilakukan di RS dengan f asilitas rawat intensif oleh Tim Anestesiol Anestesiolog og dan Psikiater, dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan terapi menggunakan menggunakan anatagonist anatagonist opiat (naltrekson (naltrekson)) lebih kurang 1 tahun.
•
Terapi Terapi putus putus zat sedati sedative/ ve/hip hipnot notika ika dan alcohol alcohol Harus Harus secara secara bertah bertahap ap dan dapat dapat diberi diberikan kan Diazep Diazepam. am. Tentuk Tentukan an dahulu dahulu test test toleransi dengan cara : Memberikan benzodiazepin mulai dari 10 mg yang yang dinaik dinaikan an bertah bertahap ap sampai sampai terjadi terjadi gejala gejala intoks intoksika ikasi. si. Selanj Selanjutn utnya ya dituru diturunka nkan n kembal kembalii secara secara bertah bertahap ap 10 mg perhar perharii sampai gejala putus zat hilang.
•
Terap erapii
putu utus
Koka Kokain in atau atau Amfe Amfeta tam min, in,
Rawa Rawatt
inap inap perlu erlu
dipert dipertimb imbang angkan kan karena karena kemung kemungkin kinan an melaku melakukan kan percob percobaan aan bunuh diri. Untuk mengatasi gejala depresi berikan anti depresi. •
Terapi untuk waham dan delirium pada putus NAPZA - Pada Pada ganggua gangguan n waham waham karena karena amfetami amfetamin n atau kokain kokain berika berikan n Injeksi Haloperidol 2.5-5 mg IM dan dilanjutkan peroral 3x2,5-5 mg/hari. - Pada gangguan gangguan waham waham karena karena ganja beri Diazepam Diazepam 20-40 20-40 mg IM.
35
- Pad Pada deli deliri rium um putu putuss sedat edativ iva/ a/hi hip pnoti notik ka atau atau alko alkoho holl beri beri Diazepam seperti pada terapi intoksikasi sedative/hipnotika atau alkohol •
Terapi putus opioida pada neonates, Gejala putus opioida pada bayi yang dilahirkan dilahirkan dari seorang seorang ibu yang mengalami ketergantungan ketergantungan opioid opioida, a, timbul timbul dalam dalam waktu waktu sebelu sebelum m 48-72 48-72 jam setelah setelah lahir. lahir. Gejalanya Gejalanya antara lain : menangis menangis terus(melen terus(melengkin gking), g), gelisah, gelisah, sulit tidu tidur, r, diar diare, e, tida tidak k mau mau minu minum, m, munt muntah ah,, dehi dehidr dras asi, i, hidu hidung ng tersumbat, demam, berkeringat. Berikan infus dan perawatan bayi yang memadai. Selanjutnya berikan Diazepam 1-2 mg tiap 8 jam setiap hari diturunkan bertahap,selesai dalam 10 hari
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN KEGAWATDARURAT AN NAPZA
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dalam proses keperawatan. Data yang valid valid dan tepat tepat akan akan menent menentuka ukan n langka langkah-l h-lang angkah kah beriku berikutny tnya. a. Kesalah Kesalahan an dala dalam m
peng pengum umpu pula lan n
data data
akan akan
berd berdam ampa pak k
pada pada
pene penent ntua uan n
renc rencan anaa
kepera keperawat watan an yang yang salah. salah. Untuk Untuk memper memperoleh oleh data data yang yang lengka lengkap p diperl diperlika ikan n keahli keahlian an wawanc wawancara ara dan pemerik pemeriksaa saan n fisik fisik khusus khusus karena karena umumny umumnyaa klien klien cenderung manipulatif. 1. Anam Anames esa/ a/wa wawa wanc ncar ara a
Pada saat melakukan anamnesa, yang perlu dilakukan adalah mengkaji keluhan utama saat ini, riwayat pemakaian zat, jenis zat, cara pakai zat dan dosis setiap kali pakai, frekuensi pemakaian zat (jam/hari/minggu/bulan/dan kapan terakhir pemak pemakaian aian zat terseb tersebut ut diguna digunakan kan.. Hal ini pentin penting g untuk untuk menent menentuka ukan n anti anti
36
dotu dotum m dan dan mene menent ntuk ukan an wakt waktu u timb timbul ul dan dan berak berakhi hirn rnya ya with withdr draw awal al atau atau ketagihan dari masing-masing zat. Informa Informasi si dapat dapat dikump dikumpulk ulkan an dari dari anggot anggotaa keelua keeluarga rga,, teman, teman, atau atau petuga petugass tentang obat yang digunakan. Tanyakan dan simpan sisa obat muntahan (jika ada) ada) untuk untuk pemeri pemeriksa ksaan an toksik toksikolo ologi. gi. Tanyak Tanyakan an juga juga riwaya riwayatt alergi alergi obat, obat, riwayat shock anafilaktik dan riwayat penyakit yang pernah sedang diderita. 2. Peme Pemeri riks ksaa aan n Fisi Fisik k
a) Kaji Kaji jala jalan n napa napass Periksa adanya sumbatan seperti lidah, sekret, benda asing, dan darah. Bebask Bebaskan an dengan dengan teknik teknik chin chin lift lift atau jaw trust. trust. Bila Bila diperl diperluka ukan n pasang orofaringeal atau nosofaringeal. b) b) Kaji Kaji per perna napa pasa san n Periks Periksaa adanya adanya bunyi bunyi napas, napas, irama irama pengem pengemban bangan gan paru paru dan pola pola napas. Atasi bila kurang baik, karena pada beberapa kasus seperi pada opioida, sedatif hipnotik, dan multi drug abuse seringkali ditemukan depresi pernapasan sampai dengan henti napas. c) Kaji sirkulasi Periksa sirkulasi dengan memeriksa kulit, akral dan nadi. Atasi segera jika kulit pucat dan andi cepat atau kecil, karena ada kemungkinan terjadi syok.
d) Kaji Kaji tin tingk gkat at kes kesad adara aran n Periksa status neurologis dengan GCS (Glasgow Coma Scale).Respon yang dinilai adalah respon membuka mata, respon motorik dan respon verbal. Untuk lebih jelas, perhatikan table di bawah ini,
Daerah yang diperiksa Mata
Verbal
Respon Membuka mata denga spontan Membuka mata denga instruksi Membuak mata dengan rangsangan Tidak ada respon Orientasi orang, tempat dan waktu Berbicara tapi tidak sepenuhnya dapat dimengerti
37
Nilai 4 3 2 1 5 4
Motorik
Bersuara tapi tidak dapat dimengerti Bersuara tetapi tidak dikenal kata-katanya Tidak ada respon Mengikuti pe perintah de dengan mu mudah Mengenal lokasi nyeri tetapi tidak dapat mengikuti perintah Menari dari rangsangan dengan tangan difleksikan Fleksi abnormal Ekstensi abnormal ( deserebrasi) Tidak ada respon
3 2 1 6 5 4 3 2 1
e) Kaji Kaji into intoks ksik ikas asii Into Intoks ksik ikas asii perl perlu u dika dikaji ji untu untuk k meng menget etah ahui ui adan adanya ya obat obat atau atau zat makanan, kimia, gas karena sering ditemui kasus di IGD seringkali klien datang dengan masalah depresi berat yang mencoba bunuh diri dengan bahan-bahan tersebut. f) Kaji ny nyeri Kaji Kaji skala skala nyeri, nyeri, intens intensita itass dan lokasi lokasi dimana dimana hal terseb tersebut ut sering sering timbul pada klien dengan pemakaian zat jenis heroin, morfin, atau opiat g) Kaji Kaji inte integu gume men n Kaji adanya neadle track atau bekas suntikan, lihat kondisi baru atau atau sudah lama serta letak bekas suntikan tersebut. h) Turgor rgor kuli kulitt Kaji Kaji adan adanya ya deh dehidra idrasi si,,
muko mukosa sa mulu ulut, munt muntah ah,,
dan dan
adan adanya ya
pendarahan. Atasi bila ada gangguan keseimbangan volume cairan. i) Kaji Kaji musk muskol olos oske kele leta tall Kaji adanya perubahan sensorik-motorik, adanya kerusakan jaringan serta perubahan bentuk ektremitas. j) j) Kaji Kaji ps psiko ikosos sosial ial Kaji adanya kecemasan, perilaku kekerasan yang dapat mencederai diri dan orang lain.
B. Masalah Keperawatan
38
Masala Masalah h keperaw keperawata atan n yang yang sering sering ditemu ditemukan kan pada pada kegawat kegawatdar darura uratan tan NAPZA diantaranya: a. Bersihan jalan napas tidak efektik behubungan dengan adanya sumbatan b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi susunan syaraf pusat. c. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
dan output tidak seimbang. d. Resiko injuri berhubungan dengan kejang, agitasi
e. Peri Perilk lku u kek keker eras asan an..
39
C. Tindakan Keperawatan Keperawatan a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Tujuan keperawatan : jalan napas efektif Intervensi : 1. Memb Member ersi sihk hkan an jal jalan an nap napas as 2. Meng Mengob obse serv rvas asii TTV TTV 3. Memberikan Memberikan posis posisii yang nyaman nyaman : fowler/se fowler/semi mi fowler/sup fowler/supine ine ekstensi ekstensi 4. Mengaj Mengajark arkan an cara batuk batuk efektif efektif 5. Melaku Melakukan kan penghi penghisap sapan an lender lender 6. Memasa Memasang ng orofa orofarin ringea geall tube tube atau atau gudel gudel 7. Kolaboras rasi :
Pemberian obat Bronchodilator
Pemberian O2
Inhalasi
Pemeriksaan laboratorium : AGD
b. Pola napas tidak efektif
Tujuan keperawatan : pola napas kembali efektif Intervensi : 1. Obse Observ rvas asii TTV TTV 2. Obse Obseva vasi si irama irama,, keda kedala lama man n pern pernap apas asan an sert sertaa peng penggu guna naan an otot otot bant bantu u pernapasan 3. Atur Atur posi posisi si tidu tidurr klie klien n deng dengan an posi posisi si nyam nyaman an (eks (ekste tens nsii kepa kepala la/s /sem emii fowler/fowler. 4. Terapkan Terapkan teknik teknik kewaspada kewaspadaan an universal universal dalam dalam melakukan melakukan tindakan tindakan asuhan asuhan keperawatan 5. Kolaboras rasi :
Pemberian cairan,
Pemberian oksigen,
Pemberian anti dotum sesuai dengan masalah klien
Pemeriksaaan : Analisa Gas darah (AGD) urinalisis, thorax foto
Melakukan suction sesuai kebutuhan
40
Melakukan fisioterpi dada, jika perlu nebulizar.
c. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan keperawatan : kekurangan cairan dapat teratasi Intervensi : 1. Obse Observ rvas asii TTV TTV 2. Catat adanya adanya peningkat peningkatan an suhu suhu tubuh tubuh dan dan durasi durasi demam demam 3. Bantu klien untuk untuk memakai memakai pakaian pakaian yang yang mudah mudah menyera menyerap p keringat keringat serta serta pertahankan agar pakaian tetap kering 4. Observasi Observasi turgor turgor kulit, kulit, membran membran kulit kulit dan perasaan perasaan haus haus yang yang berlebihan berlebihan 5. Cata Catatt inpu inputt dan dan outp output ut kli klien en 6. Anjurkan Anjurkan klien klien minum minum 2500-3 2500-3000 000 cc/hari cc/hari atau atau sesuai sesuai kebutuh kebutuhan. an. 7. Berika Berikan n makana makanan n yang yang mudah mudah dicern dicerna/l a/luna unak k 8. Hindar Hindarii pember pemberian ian makanan makanan yang pedas, pedas, berlema berlemak k tinggi tinggi,, kacang kacang,, kubis, kubis, dan susu 9. Kolaboras rasi :
Pemberian makan parenteral
Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin, Ht, Elektrolit
Pemberian obat anti emetik, anti diare dan anti piretik.
d. Resiko injuri
Tujuan keperawatan : injuri tidak terjadi Intervensi : 1. Obse Observ rvas asii TTV TTV 2. monitor tingkat kesadaran dan perilaku
3. beriak beriakn n restain restain halus halus pada pada pergelan pergelangan gan (fixas (fixasi) i) 4. tempat tempatkan kan klien klien pada pada lokasi lokasi yang yang muada muadah h dilihat dilihat 5. jauhkan jauhkan klien klien terhadap terhadap hal-hal hal-hal yang membahayak membahayakan an 6. kolabo kolaboras rasii : pembe pemberian rian terapi terapi sedat sedatif if
e. perilaku kekerasan
41
Tujuan : perilaku kekerasan tidak terjadi Intervensi : 1. Bina hubungan saling percya 2. Terapkan komunikasi terupetik 3. Ajarkan telnik relaksasai 4. Tempatkan klien pada ruangan yag terang, amandan nyaman 5. Jauhka Jauhkan n bendabenda-ben benda da taja taja yang yang dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk menyak menyakiti iti diri diri
sendiri dan orang lain 6. Berikan desempatan pada kien untuk melampiasakna kemarahannya secara
verbal 7. Identifikasi penyebab klien marah 8. Tawarkan pada klien untuk melakukan aktifiatas yang dapat mengurangi
tindakan agresif 9. Jelaskan pada klien kemungkiann konsekuensi yang akan diterima atas
perilaku klien 10. Pasang fiksasi dan isolasikan klien 11. Observasi klien secara intensif 12. Kolaborasi :
pembe pemberian rian teraoi teraoi Chlopr Chloproma omazin zinee (torzin (torzine), e), dizepa dizepam m (valiu (valium), m), halloperidol (haldol) atau klordiazikpoksida (librium)
konsulkan ke psikiater
D. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan : a. Bersihan jalan napas efektif
b. b. Pola Pola nap napas as ade adeku kuat at c. Volume cairan terpenuhi
d. Inju Injuri ri tid tidak ak ter terja jadi di e. Perilaku kekerasan tidak terjadi
Adapun Adapun Diagnosa Keperawatan Keperawatan dari jenis Kegawatdaru Kegawatdaruratan ratan Napza yang dapat muncul adalah :
42
1. Ancaman kehidupan a. Gang Ganggu guan an kese keseim imba bang ngan an caira cairan: n: mual mual,, munt muntah ah berh berhub ubun unga gan n deng dengan an pemutusan zat opioda b. Resiko terhadap amuk berhubungan berhubungan dengan intoksikasi sedatif hipnotik hipnotik c. Resi Resiko ko cide cidera ra diri diri berh berhub ubun unga gan n deng dengan an into intoks ksik ikas asii aklk aklkoh ohol ol,, seda sedati tif, f, hipnotik d. Panik berhubungan dengan putus zat alcohol 2. Intoksikasi a. Cemas berhub berhubungan ungan dengan dengan intoksikas intoksikasii ganja b. Kerusak Kerusakan an komuni komunikas kasii verbal verbal berhub berhubung ungan an dengan dengan intoks intoksika ikasi si sedati sedatif f hipnotik, alcohol, opioda 3. Withdrawl a. Peruba Perubahan han proses proses piker: piker: waham waham berhub berhubung ungan an dengan dengan putus zat alcoho alcohol, l, sedatif, hipnotik b. Nyeri berhubun berhubungan gan dengan dengan putus zat opioda, opioda, MDMA: MDMA: extasy c. Peruba Perubahan han nutrisi nutrisi kurang kurang dari kebutu kebutuhan han berhub berhubung ungan an dengan dengan putus zat opioda 4. Pasca detoksikasi a. Gangguan Gangguan pemusatan pemusatan perhatian perhatian berhubungan berhubungan dengan dampak dampak penggunaan penggunaan zat adiktif b. Gangguan Gangguan konsep konsep diri : harga diri rendah rendah berhubungan berhubungan dengan dengan tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri sendiri. c. Resiko Resiko melarikan melarikan diri diri berhub berhubung ungan an dengan dengan keterg ketergant antung ungan an tehada tehadap p zat adiktif sehingga diagnosa yang mungkin timbul : 1. Resiko tinggi menciderai diri sendiri berhubungan dengan intoksikasi 2. Intoksikasi berhubungan dengan menarik diri 3. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan konsep diri 4. Harga diri rendah berhubungan dengan koping mal adaptif Rencana Tindakan Keperawatan :
1. Kondisi overdosis Tujuan : Klien tidak mengalami ancaman kehidupan Rencana tindakan: - Observasi tanda – tanda vital, kesadaran pada 15 menit pada 3 jam pertama, 30menit pada 3 jam kedua tiap 1 jam pada 24 jam berikutnya - Bekerja sama dengan dokter untuk pemberian obat - Observasi keseimbangan cairan
43
- Menjaga keselamatan diri klien - Menemani klien - Fiksasi bila perlu 2. Kondisi intoksikasi Tujuan: intoksikasi pada klien dapat diatasi, kecemasan berkurang/hilang Rencana tindakan: a. Membentuk hubungan saling percaya b. Mengkaji tingkat kecemasan klien c. Bicaralah dengan bahasa yang sederhana, singkat mudah dimengerti d. Dengarkan klien berbicara e. Sering gunakan komunikasi terapeutik f. Hind Hindar arii sika sikap p yang yang meni menimb mbul ulkan kan rasa rasa curi curiga ga,, tepa tepati tila lah h janji janji,, memb memberi eri jawaban nyata, tidak berbisik di depan klien, bersikap tegas, hangat dan bersahabat 3. Kondisi withdrawl a. Observasi tanda- tanda kejang b. Berikan kompres hangat bila terdapat kejang pada perut c. Memb Memberi erika kan n peraw perawat atan an pada pada klie klien n waha waham, m, halu halusi sina nasi si:: teru teruta tama ma untu untuk k menuun menuunkan kan perasa perasaaa yang yang diseba disebabka bkan n masala masalah h ini: ini: takut, takut, curiga curiga,, cemas, cemas, gembira berlebihan, benarkan persepsi yang salah d. Bekerja sama dengan dokter dalam memberikan obat anti nyeri 4. Kondisi detoksikasi a. Melatih konsen konsentrasi: trasi: mengadak mengadakan an kelompok kelompok diskusi diskusi pagi b. Memberikan konselin untuk merubah moral dan spiritual klien selama ini yang menyimpang, ditujukan agar klien menjadi manusia yang bertanggung jawab, sehat mental, rasa bersyukur, dan optimis c. Mempersiapkan klien untuk kembali ke masyarakat, dengan bekerja sama dengan pekerja social, psikolog.
44
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegawat Kegawatdar darura uratan tan NAPZA NAPZA adalah adalah suatu suatu keadaa keadaan n yang yang mengan mengancam cam kehi kehidu dupa pan n
sese seseor oran ang g
akib akibat at
peng penggu guna naan an
zat/ zat/ob obat at
yang yang
berl berleb ebih ihan an
(intoksikasi/over dosis) sehingga dapat mengancam kehidupan, apabila tidak dilakukan penanganan dengan segera. Masalah keperawatan yang sering ditemukan pada kegawatdaruratan NAPZA diantaranya: a. Bersihan jalan napas tidak efektik behubungan dengan adanya sumbatan b. Pola napas tidak efektif berhubungan berhubungan dengan depresi susunan syaraf
pusat. c. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
dan output tidak seimbang. d. Resiko injuri berhubungan dengan kejang, agitasi
e. Peri Perilk lku u kek keker eras asan an..
A. 1.
Saran Bagi Perawat
Untu Untuk k memb member erik ikan an Asuh Asuhan an kepe kepera rawa wata tan n yang yang opti optima mall bagi bagi klie klien n kegawatdaruratan NAPZA. 2.
Bagi Klien
Untuk tidak melakukan kesalahan yang kedua kali dalam penyalahgunaan NAPZA.
45
DAFTAR PUSTAKA Cokingting, P.S., Darst,E, dan Dancy, B, 1992, Mental Health and Psichiatric Nursing, Philadelpia, J.B.,Lippincott Company, Chapter 8 Shul Shults ts.. Y.M. Y.M. 1968 1968,M ,Man anua uall of Psic Psichi hiat atri ricc Nurs Nursin ing g Care Care Plan Plans, s, Bost Boston on,, Little.Brown and Company, Chapter 20,21,22. Stuart, Stuart, G.W.,d G.W.,dan an Sundee Sundeen, n, S.J., S.J., 1991, 1991, Pocket Pocket Guide Guide to Psich Psichyat yatric ric Nursin Nursing, g, (2nd,ed), St. Louis Mosby Year Book, Chapter 17. Stuart, Stuart, Gail W.,1998, W.,1998, Buku Saku Keperawatan Keperawatan Jiwa, Alih bahasa bahasa Yani, Achir, Edisi 3, Jakarta, EGC Hawari Hawari,, Dadang Dadang.,2 .,2003 003,, Penyel Penyelahg ahguna unaan an dan keterg ketergant antung ungan an NAZA,F NAZA,FKUI KUI,, Jakarta, gaya baru
http://maidun-gleekapay.blogspot.com/2008/07/asuhan-keperawatan-kliendengan-sindrom.html. dengan-sindrom.html. Diakses pada tanggal 31 Mei 2010
http://blog.ilmukeperawatan.com/napza.html.. Diakses pada tanggal 31 Mei 2010 http://blog.ilmukeperawatan.com/napza.html
http://nursenapza.blogspot.com/2009/11/over-dosis.html.. Diakses pada tanggal 31 http://nursenapza.blogspot.com/2009/11/over-dosis.html Mei 2010
46