ASKEP ASK EP KEGAWA KEGAWAT DARURATAN DA RURATAN CEDERA CED ERA KEPALA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kelompok kelompok umur produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Tidak hanya berakibat pada tingginya angka kematian pada korban kecelakaan. Justru, yang harus menjadi perhatian adalah banyaknya kasus kecacatan dari korban kecelakaan. Khususnya, korban kecelakaan yang menderita cedera kepala. Menurut paparan dr Andre Kusuma SpS dari SM! edah Saraf "S# dr Soebandi Jembe Jember, r, cede cedera ra kepa kepala la adal adalah ah pros proses es pato patolo logi giss pada pada jarin jaringa gan n otak otak yang bersi bersifat fat non$ non$ degenerati%e, degenerati%e, non$congenit non$congenital, al, dilihat dilihat dari keselamatan keselamatan mekanis mekanis dari luar, yang mungkin menyebabkan gangguan fungsi kognitif, fisik, dan psikososial yang sifatnya menetap maupun sementara dan disertai hilangnya atau berubahnya tingkat kesadaran. #ari definisi itu saja, kita sudah tahu bah&a cedera kepala sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan segera demi keselamatan penderita. Sayangnya, kendati kasus terus terus mening meningkat, kat, namun namun masih masih banyak banyak pihak pihak yang yang belum belum sadar sadar pentin pentingny gnyaa kecepat kecepatan an menolong penderita. #i samping penanganan penanganan di lokasi kejadian kejadian dan selama transportasi korban korban ke rumah sakit, penilaian dan tindakan a&al di ruang ga&at darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya ' Mansjoer, M ansjoer, ())) *. erdas erdasark arkan an hal$ha hal$hall dikemu dikemukak kakan an di atas maka maka penuli penuliss tertarik tertarik untuk untuk membah membahas as Asuhan Kepera&atan Cedera Kepala agar kita bisa menambah &a&asan mengenai konsep dari cedera kepala. B.
Rumusan Masala
erdas erdasark arkan an latar latar belakan belakang g diatas, diatas, maka maka yang yang menjad menjadii rumusan rumusan masalah masalah dalam dalam makalah ini adalah + . (. . /. 0. 1. 2. 3. 4.
C.
agaimana konsep triage pada Cedera Kepala agaimana lingkup kepera&atan ga&at darurat Cedera Kepala Apa definisi dari Cedera Kepala Apa etiologi dari Cedera Kepala Apa klasifikasi dari Cedera Kepala agaimanakah manifestasi klinis dari Cedera Kepala agaimanakah patofisiologi dari penyakit Cedera Kepala agaimana pemeriksaan diagnostik dari Cedera Kepala agaimana proses pelaksanaan asuhan kepera&atan pada pasien penderita Cedera Kepala -
Tu!uan Penul"san
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah + . (. . /. 0. 1. 2. 3. 4.
5ntuk mengetahui konsep triage pada Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui lingkup kepera&atan ga&at darurat Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui pengertian dari Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui etiologi dari penyakit Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui klasifikasi dari Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari penyakit Cedera Kepala. 5ntuk mengetahui proses pelaksanaan asuhan kepera&atan pada pasien penderita Cedera
Kepala. D. Man#aat Penul"san a$ Man#aat %ag" T"m Penul"s #apat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan menambah &a&asan khususnya tentang Cedera Kepala dan ruang lingkupnya. %$ Man#aat %ag" &em%a'a
Menjad Menjadii bahan bahan masuka masukan n dalam dalam menamb menambah ah kha6an kha6anah ah ilmu ilmu penget pengetahu ahuan an terutam terutamaa mengenai konsep tentang Cedera Kepala dan ruang lingkupnya dalam bidang kesehatan.
BAB II PEMBAHASAN
A. K(NSEP MEDIS ). K*nse& Tr"age Ce+era Ke&ala
Triage Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya beratnya cedera atau penyakit penyakit untuk menentukan jenis pera&atan ga&at darurat serta transportasi selanjutnya. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah terutama musibah yang melibatkan massa. Triase memiliki beberapa kategori, antara lain+ a* 7rioritas 7ertama 'Merah* 7asien 7asien cedera cedera berat berat yang yang memerlu memerlukan kan penila penilaian ian cepat cepat serta serta tindak tindakan an medik medik dan transport segera untuk tetap hidup. 7rioritas tertinggi untuk penanganan atau e%akuasi. b* 7rioritas kedua 'Kuning* 7asien memerlukan bantuan, namun dengan cedera yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami mengalami ancaman ji&a dalam &aktu dekat. Melip Meliputi uti kasus kasus yang memerl memerluk ukan an tindakan segera terutama kasus bedah. c* 7rioritas ketiga '8ijau* 7asien degan cedera minor yang tidak membutuhk membutuhkan an stabilisasi stabilisasi segera, segera, memerlukan memerlukan bantuan pertama sederhana namun memerlukan penilaian ulang berkala. 7enanga 7enanganan nan tidak tidak
terlalu mendesak dan dapat ditunda jika ada korban lain yang lebih memerlukan penanganan atau e%akuasi. d* 7rioritas nol '8itam* #iberikan
kepada
mereka
yang
meninggal
atau
mengalami
cedera
yang
mematikan.7elaksanaan triage dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan &arna prioritas.Tanda triage dapat ber%ariasi mulai dari suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatandengan bahan yang &arnanya sesuai dengan prioritasnya. Jangan mengganti tanda triage yang sudah ditentukan. ila keadaan penderita berubah sebelum memperoleh pera&atan maka label lama jangan dilepas tetapi diberi tanda, &aktu dan pasang yang baru.
Seleksi 'triage* penderita dengan cidera kepala tergantung pada beratnya cidera dan fasilitas yang tersedia. 9alaupun demikian, penting untuk melakukan persiapan persetujuan pengiriman dengan rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, dengan demikian penderita dengan cidera kepala sedang dan berat dapat segera dikirim untuk mendapatkan pera&atan yang memadai. Konsultasi segera dengan ahli bedah saraf pada saat pengobatan dan pera&atan penderita sangat dianjurkan'*, khususnya pada penderita dengan koma dan atau penderita dengan kecurigaan adanya lesi massa intrakranial. Keterlambatan dalam perujukan dapat memperburuk keadaan penderita dan selanjutnya akan menurunkan luaran cidera kepala.
,. L"ngku& Ke&era-atan Ga-at Darurat Ce+era Ke&ala
:nsiden cidera kepala meningkat dari tahun ketahun seiring dengan meningkatnya mobilitas penduduk. #ibanding dengan trauma lainnya, cidera kepala menduduki tingkat morbiditas dan mortalitas tertinggi, oleh karena itu diperlukan pemahaman dan pengelolaan
yang lebih baik terutama untuk petugas kesehatan yang berada digaris depan, dimana sarana diagnostik dan sarana penunjang untuk tindakan operasi tidak memadai. 7ada fasilitas$fasilitas kesehatan, dimana tidak dapat dilakukan tindakan diagnostik ataupun operatif yang memadai, perlu diperhatikan hal$hal sebagai berikut + 7enanganan A,,C,#, dan ;, pencegahan cidera otak sekunder dan merujuk penderita secepat mungkin bila keadaan memungkinkan. #ari keseluruhan kasus cidera kepala, )< adalah cidera kepala berat dengan angka kematian kurang lebih sepertiganya. Sepertiga lainnya hidup dengan kecacatan dan sepertiga sisanya sembuh 'tidak tergantung pada orang lain*. =amun demikian mereka mungkin masih mengalami gangguan kepribadian dan kesulitan dalam berkomunikasi dalam jangka &aktu lama.
. De#"n"s" Ce+era Ke&ala
Cedera kepala adalah serangkainan kejadian patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala, tulang dan jaringan otak atau kombinasinya, 'Standar 7elayanan Mendis ,"S #" Sardjito*. Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak, tanpa terputusnya kontinuitas otak, '7aula Kristanty, dkk ())4*. Cidera kepala yaitu
adanya
deformasi
berupa penyimpangan bentuk atau
penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan 'acceleasi > decelerasi* yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada
percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serata notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tingkat pencegahan, 'Musliha, ())*.
/. Et"*l*g"
a* Trauma oleh benda tajam Menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera lokal. Kerusakan lokal meliputi Contusio serebral, hematom serebral, kerusakan otak sekunder yang disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau hernia. b* Trauma oleh benda tumpul dan menyebabkan cedera menyeluruh (difusi) Kerusakannya menyebar secara luas dan terjadi dalam / bentuk + cedera akson, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multiple pada otak koma terjadi karena cedera menyebar pada hemisfer cerebral, batang otak atau kedua$duanya. c)
Etiologi lainnya Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil. Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan. Cedera akibat kekerasan.
0. Klas"#"kas" Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (Glosgow Coma Scale) a* Cedera Kepala ringan 'kelompok risiko rendah* ?CS $0 'sadar penuh, atentif, orientatif* Kehilangan kesadaran @amnesia tetapi kurang ) mnt Tak ada fraktur tengkorak Tak ada contusio serebral 'hematom* 7asien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
b* c*
Cedera kepala sedang ?CS 4$/ 'konfusi, letargi, atau stupor* Kehilangan kesadaran lebih dari ) mnt @ kurang dari (/ jam 'konkusi* #apat mengalami fraktur tengkorak Muntah Kejang Cedera kepala berat ?CS $3 'koma* Kehilangan kasadaran lebih dari (/ jam 'penurunan kesadaran progresif* #iikuti contusio serebri, laserasi, hematoma intracranial Tanda neurologist fokal Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur kranium
1. Man"#estas" Kl"n"s Adapun manifestasi klinis dari cedera kepala adalah sebagai berikut + a* ?angguan kesadaran b* Konfusi c* Abnormalitas pupil d* 7i&itan tiba$tiba defisit neurologis e* ?angguan pergerakan f* ?angguan penglihatan dan pendengaran g* #isfungsi sensori h* Kejang otot i* Sakit kepala j* ertigo k* Kejang l* 7ucat m* Mual dan muntah n* 7using kepala o* Terdapat hematoma p* Sukar untuk dibangunkan B* ila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung 'rhinorrohea* dan
telinga 'otorrhea* bila fraktur tulang temporal. 2. Pat*#"s"*l*g"
tak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. ;nergi yang dihasilkan didalam sel$sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. tak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak &alaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. #emikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari () mg <, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak (0 < dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 2) < akan terjadi gejala$gejala permulaan disfungsi cerebral. 7ada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. 7ada
kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. 8al ini akan menyebabkan asidosis metabolik. #alam keadaan normal cerebral blood flo& 'C!* adalah 0) $ 1) ml @ menit @ )) gr. Jaringan otak, yang merupakan 0 < dari cardiac output. Trauma kepala meyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup akti%itas atypical$myocardial, .perubahan tekanan %askuler dan udem paru. 7erubahan otonom pada fungsi %entrikel adalah perubahan gelombang T dan 7 dan disritmia, fibrilasi atrium dan %ebtrikel, takikardia
3. Pemer"ksaan D"agn*st"k a* CT$Scan 'dengan atau tanpa kontras* +
Mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan %entrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan + 5ntuk mengetahui adanya infark @ iskemia jangan dilekukan pada (/ $ 2( jam setelah injuri. b* M": #igunakan sama seperti CT$Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif. c* Cerebral Angiography Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma. d* Serial ;;? #apat melihat perkembangan gelombang yang patologis e* D$"ay Mendeteksi
perubahan
struktur
garis'perdarahan@edema*, fragmen tulang.
tulang
'fraktur*,
perubahan
struktur
B. K(NSEP KEPERAWATAN ). Pengka!"an a$ Pengka!"an Pr"mer A"r-a4
Kepatenan jalan napas, apakah ada sekret, hambatan jalan napas. Breat"ng
7ola napas, frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan, irama pernapasan, tarikan dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan c uping hidung. C"r'ulat"*n !rekuensi nadi, tekanan darah, adanya perdarahan, kapiler refill. D"sa%"l"t4 Tingkat kesadaran, ?CS, adanya nyeri. E5&*sure Suhu, lokasi luka.
%$ Pengka!"an Sekun+er R"-a4at Keseatan Sekarang
Tanyakan kapan
cedera
terjadi.
agaimana
mekanismenya. Apa penyebab
nyeri@cedera. #arimana arah dan kekuatan pukulan-
R"-a4at Pen4ak"t Daulu
Apakah klien pernah mengalami kecelakaan@cedera sebelumnya, atau kejang@ tidak. Apakah ada penyakti sistemik seperti #M, penyakit jantung dan pernapasan. Apakah klien dilahirkan secara forcep@ %akum. Apakah pernah mengalami gangguan sensorik atau
gangguan neurologis sebelumnya. Jika pernah kecelakaan bagimana penyembuhannya. agaimana asupan nutrisi. R"-a4at Keluarga
Apakah ibu klien pernah mengalami preeklamsia@ eklamsia, penyakit sistemis seperti #M, hipertensi, penyakti degeneratif lainnya.
,. D"agn*sa +an Inter6ens" Ke&era-atan
N(
D"agn*sa
)
Ket"+ake#ekt"#an
Ren'ana T"n+akan Ke&era-atan Tu!uan +an Kr"ter"a as"l Inter6ens" Setelah dilakukan tindakan 7antau frekuensi, irama,
P*la Na&as
kepera&atan selama E (/
kedalaman
%eru%ungan
jam
Catat
+engan
ketidakefektifan pola napas pernapasan. 7antau dan catat kompetensi teratasi dengan kriteria hasil, reflek gag@menelan dan tidak ada sesak atau kemampuan pasien untuk kesukaran bernafas, jalan melindungi jalan napas nafas bersih, dan pernafasan sendiri. 7asang jalan napas dalam batas normal. sesuai indikasi.
kerusakan neur*6askuler 7'e+era &a+a &usat &erna&asan
diharapkan
pernapasan. ketidakteraturan
Angkat kepala tempat tidur
*tak$
sesuai
aturannya,
posisi
miirng sesuai indikasi. Anjurkan pasien untuk melakukan yang
napas
dalam
bila
pasien
suara
napas,
efektif
sadar. Auskultasi perhatikan
daerah
hipo%entilasi
dan
adanya
suara tambahan yang tidak normal ,
misal+
ronkhi,
Peru%aan
&hee6ing, krekel. Setelah dilakukan tindakan Tentukan faktor$faktor yang
&er#us" !ar"ngan
kepera&atan selama E (/
menyebabkan
sere%ral
jam,
koma@penurunan
%eru%ungan
teratasi, dengan kriteria hasil jaringan otak dan potensial
+engan
tanda %ital stabil dan tidak peningkatan T:K. 7antau @catat status ada tanda$tanda peningkatan neurologis secara teratur T:K. dan bandingkan dengan
&engent"an al"ran
+ara
7em*rag"8 emat*ma$
diharapkan
masalah
perfusi
nilai standar ?CS ;%aluasi keadaan pupil, ukuran, kiri
kesamaan
antara
kanan,
reaksi
dan
terhadap cahaya. 7antau tanda$tanda %ital+ T#, nadi, frekuensi nafas, suhu. antu
pasien
menghindari
untuk
@membatasi
batuk, muntah, mengejan. Kolaborasikan pemberian obat sesuai indikasi, misal+ diuretik, antikon%ulsan,
steroid, analgetik,
sedatif, antipiretik Setelah dilakukan tindakan Kaji keluhan nyeri dengan
N4er"
kepera&atan selama E (/
%eru%ungan +engan
a+an4a jam
trauma ke&ala.
diharapkan
berkurang
atau
nyeri hilang
menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri, lamanya, serangannya,
dengan criteria hasil klien nadi, merasa
nafas
peningkatan cepat
atau
nyaman
yang lambat, berkeringat dingin. Atur posisi sesuai kebutuhan ditandai dengan tidak anak untuk mengurangi mengeluh nyeri, dan tanda$ nyeri. tanda %ital dalam batas Kurangi rangsangan yang normal. bisa memicu terjadinya nyeri. erikan
obat
analgetik
sesuai dengan program. Ciptakan lingkungan yang nyaman
termasuk
tempat
tidur. erikan sentuhan terapeutik, lakukan /
Res"k*
relaksasi. Setelah dilakukan tindakan Monitor
kekurangan
kepera&atan selama E (/
6*lume 'a"ran
jam
distraksi status
dan hidrasi
seperti kelembaban mukosa
diharapkan
masalah dan turgor kulit Monitor ital Sign teratasi dengan criteria hasil Monitor intake dan output hasil membran mukosa Monitor status nutrisi #orong pasien untuk lembab, integritas kulit baik, menambah intake oral dan nilai elektrolit dalam erikan penggantian batas normal. nasogatrik sesuai dengan output Kolaborasikan pemberian
0
cairan : Setelah dilakukan tindakan antu anak dalam
De#"s"t
+"r" kepera&atan selama E (/
&era-atan %eru%ungan +engan
jam
diharapkan
terjadi
t"ra peningkatan pera&atan diri
memenuhi kebutuhan akti%itas, makan > minum, mengenakan pakaian, AK
%ar"ng
+an
dengan kriteria hasil tempat
dan A, membersihkan
menurunn4a
tidur bersih, tidak ada iritasi tempat tidur, dan kebersihan
kesa+aran.
pada kulit, buang air besar perseorangan. erikan makanan %ia dan kecil tanpa dibantu. parenteral bila ada indikasi. Fakukan 7era&atan kateter bila terpasang. Kaji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan A. Fibatkan orang tua atau orang terdekat dalam pera&atan pemenuhan kebutuhan sehari$hari.
. Im&lementas" +an E6aluas" Im&lementas" E6aluas" S + Klien mengatakan sudah tidak ) Memantau frekuensi, irama,
N(.D9
kedalaman
pernapasan.
Catat lagi
ketidakteraturan pernapasan. Memantau dan catat kompetensi reflek
gag@menelan
kemampuan
pasien
dan untuk
melindungi jalan napas sendiri. 7asang
jalan
napas
sesuai
indikasi. Mengangkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miirng sesuai indikasi. Menganjurkan
pasien
sesak
untuk
melakukan napas dalam yang efektif bila pasien sadar. Mengauskultasi suara napas, perhatikan daerah hipo%entilasi dan adanya suara tambahan yang
+ Klien tampak bernafas dengan baik A + Masalah teratasi 7 + 8entikan :nter%ensi
tidak
normal
misal+
ronkhi,
&hee6ing, krekel. , Menentukan faktor$faktor yang menyebabkan perfusi
S + $
koma@penurunan + Klien tampak mengalami perbaikan
jaringan
otak
dan
respon motorik
potensial peningkatan T:K. A + Masalah belum teratasi Memantau @catat status 7 + Fanjutkan :nter%ensi neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar ?CS Menge%aluasi keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya. Memantau tanda$tanda %ital+ T#, nadi, frekuensi nafas, suhu. Membantu pasien untuk menghindari @membatasi batuk, muntah, mengejan. Mengkolaborasikan pemberian obat
sesuai
indikasi,
misal+
diuretik, steroid, antikon%ulsan, analgetik, sedatif, antipiretik Mengkaji keluhan nyeri denganS + Klien mengatakan nyeri berkurang menggunakan skala nyeri, catat
+ Klien tampak sedikit lebih tenang
lokasi
A + Masalah belum teratasi
nyeri,
lamanya,
serangannya, peningkatan nadi, 7 + Fanjutkan :nter%ensi nafas
cepat
atau
berkeringat dingin. Mengatur posisi kebutuhan
anak
lambat, sesuai untuk
mengurangi nyeri. Mengurangi rangsangan yang bisa memicu terjadinya nyeri. Memberikan obat analgetik sesuai dengan program. Menciptakan lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur.
Memberikan
sentuhan
terapeutik, lakukan distraksi dan relaksasi. / Memonitor status hidrasi seperti
S+ $
kelembaban mukosa dan turgor + Status hidrasi klien normal kulit A + Masalah teratasi Memonitor ital Sign 7 + 8entikan :nter%ensi Memonitor intake dan output Memonitor status nutrisi Mendorong pasien untuk menambah intake oral Memberikan penggantian nasogatrik sesuai dengan output Mengkolaborasikan pemberian cairan : 0 Membantu anak dalam
S + Klien mengatakan belum mampu
memenuhi kebutuhan akti%itas,
melakukan akti%itas secara mandiri
makan > minum, mengenakan + Klien tampak selalu dibantu melakukan pakaian, AK dan A,
akti%itas
membersihkan tempat tidur, dan
A+
Masalah belum teratasi
7+
Fanjutkan :nter%ensi
kebersihan perseorangan. Memberikan makanan %ia parenteral bila ada indikasi. Melakukan 7era&atan kateter bila terpasang. Mengkaji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan A. Melibatkan orang tua atau orang terdekat dalam pera&atan pemenuhan kebutuhan sehari$ hari.
BAB III PENUTUP A. Kes"m&ulan
Cedera kepala adalah serangkainan kejadian patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala, tulang dan jaringan otak atau kombinasinya, 'Standar 7elayanan Mendis ,"S #" Sardjito*. Seleksi 'triage* penderita dengan cidera kepala tergantung pada beratnya cidera dan fasilitas yang tersedia. 9alaupun demikian, penting untuk melakukan persiapan persetujuan pengiriman dengan rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, dengan demikian penderita dengan cidera kepala sedang dan berat dapat segera dikirim untuk mendapatkan pera&atan yang memadai. tak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. ;nergi yang dihasilkan didalam sel$sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. tak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak &alaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. #emikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari () mg <, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak (0 < dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 2) < akan terjadi gejala$gejala permulaan disfungsi cerebral. B. Saran
.
Melalui kesimpulan diatas, adapun saran yang diajukkan oleh Tim 7enulis adalah + Sebagai tenaga kesehatan yang lebih tahu tentang kesehatan, kita dapat menerapakan
perilaku yang lebih berhati$hati agar tidak memicu terjadinya cedera pada kepala. (. 7era&at harus melakukan tindakan asuhan kepera&atan dengan baik pada pasien penderita Cedera Kepala sehingga kesembuhan pasien dapat tercapai dengan baik
. 7era&at maupun calon pera&at harus memahami konsep dasar dari Cedera Kepala dan ruang lingkupnya sehingga dalam proses memberikan asuhan kepera&atan pada pasien penderita Cedera Kepala dapat terlaksana dengan baik.
=+ kritik G saran sangat dibutuhkan dihalaman komentar +* terima kasih semoga bermanfaat #iposkan oleh 9a de Sitti Husniar di ).( De#"n"s"
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. 'Suriadi G "ita Huliani, ())*.
B. Kl"s"#"kas"
Klasifikasi trauma kepala berdasarkan =ilai Skala ?lasgo& 'SK?*+ . I
Minor SK? > 0
I
#apat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari ) menit.
I
Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.
(. Sedang I I
SK? 4 > ( Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari ) menit tetapi kurang dari (/ jam.
I
#apat mengalami fraktur tengkorak. .
erat
I
SK? > 3
I
Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari (/ jam.
I
Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.
C. Et"*l*g"
Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil. Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan.
Cedera akibat kekerasan
D. Pat*#"s"*l*g
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan 'aselerasi* terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan 'deselerasi* adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba$tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak. Cedera primer, yang terjadi pada &aktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi 'peningkatan %olume darah* pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta %asodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial 'T:K*. eberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi. ?enneralli dan ka&an$ka&an memperkenalkan cedera kepala fokal dan menyebar sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral dan hematom intraserebral, serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu+ cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral, batang otak, atau dua$duanya
E. T"&e Trauma ke&ala +
. Trauma kepala terbuka. (. Trauma kepala tertutup. Trauma kepala terbuka + Kerusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak masuk kedalam jaringan otak dan melukai + Merobek duramater FCS merembes. Saraf otak Jaringan otak. ?ejala fraktur basis + attle sign.
8emotympanum. 7eriorbital echymosis. "hinorrhoe. rthorrhoe. rill hematom.
. (. . /. 0.
Trauma Kepala Tertutup + Komosio Kontosio. 8ematom epidural. 8ematom subdural. 8ematom intrakranial.
Komosio @ gegar otak + Cidera kepala ringan #isfungsi neurologis sementara dan dapat pulih kembali. 8ilang kesadaran sementara , kurang dari ) $ () menit.
Tanpa kerusakan otak permanen. Muncul gejala nyeri kepala, pusing, muntah. #isorientasi sementara. Tidak ada gejala sisa. M"S kurang /3 jam $$$$ kontrol (/ jam : , obser%asi tanda$tanda %ital. Tidak ada terapi khusus. :stirahat mutlak $$$$ setelah keluhan hilang coba mobilisasi bertahap, duduk $$$ berdiri $$ pulang. Setelah pulang $$$$ kontrol, akti%itas sesuai, istirahat cukup, diet cukup.
Kontosio Cerebri @ memar otak + Ada memar otak. 7erdarahan kecil lokal@difus $$$$ gangguan lokal $$$ perdarahan.
?ejala + ?angguan kesadaran lebih lama. Kelainan neurologik positip, reflek patologik positip, lumpuh, kon%ulsi. ?ejala T:K meningkat. Amnesia retrograd lebih nyata. 8ematom ;pidural + 7erdarahan anatara tulang tengkorak dan duramater. Fokasi tersering temporal dan frontal. Sumber + pecahnya pembuluh darah meningen dan sinus %enosus. Katagori talk and die. ?ejala + 'manifestasi adanya proses desak ruang*. 7enurunan kesadaran ringan saat kejadian $$$$$ periode Fucid 'beberapa menit > beberapa jam* $$$$ penurunan kesadaran hebat $$$ koma, deserebrasi, dekortisasi, pupil an isokor, nyeri kepala hebat, reflek patologik positip.
8ematom Subdural + 7erdarahan antara duramater dan arachnoid. iasanya
pecah
%ena
$$$
akut,
Akut + ?ejala (/ $ /3 jam. Sering berhubungan dnegan cidera otak G medulla oblongata. 7T:K meningkat. Sakit kepala, kantuk, reflek melambat, bingung, reflek pupil lambat.
Sub Akut +
sub
akut,
kronis.
erkembang 2 $ ) hari, kontosio agak berat, adanya gejal T:K meningkat $$$ kes adaran menurun. Kronis + "ingan , ( minggu $ $ / bulan. 7erdarahan kecil$kecil terkumpul pelan dan meluas. ?ejala sakit kepala, letargi, kacau mental, kejang, disfagia.
8ematom :ntrakranial + 7erdarahan intraserebral L (0 cc atau lebih. Selalu diikuti oleh kontosio. 7enyebab + !raktur depresi, penetrasi peluru, gerakan akselerasi $ deselerasi mendadak. 8erniasi merupakan ancaman nyata, adanya bekuan darah, edema lokal.
:. Tan+a +an ge!ala 8ilangnya kesadaran kurang dari ) menit atau lebih Kebungungan :ritabel 7ucat Mual dan muntah 7using kepala Terdapat hematoma Kecemasan Sukar untuk dibangunkan ila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung 'rhinorrohea* dan telinga
'otorrhea* bila fraktur tulang temporal.
G. Penatalaksaan me+"s
Faboratorium+ darah lengkap 'hemoglobin, leukosit, CT, T* "otgen !oto CT Scan M":
H. Kemungk"nan +ata #*kus . 7emeriksaan fisik 7engumpulan data pasien baik subyektif atau obyektif pada gangguan sistem persyarafan sehubungan
dengan
trauma
kepala
adalah
sebagi
berikut
+
. :dentitas pasien dan keluarga 'penanggung ja&ab* + nama, umur, jenis kelamin, agama@suku bangsa, status perka&inan, alamat, golongan darah, penghasilan, hubungan pasien dengan penagnggung ja&ab, dll. (. "i&ayat Kesehatan + 7ada umumnya pasien dengan trauma kepala, datang ke rumah sakit dengan penurunan tingkat kesadaran '?CS di ba&ah 0*, bingung, muntah, dispnea@takipnea, sakit kepala, &ajah tidak si mestris, lemah, paralise, hemiparise, luka di kepala, akumulasi spuntum pada saluran nafas, adanya liBuor dari hidung dan telinga, dan adanya kejang. "i&ayat penyakit dahulu + 8aruslah diketahui baik yang berhubungan dnegan sistem persarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya. #emikian pula ri&ayat penyakit keluarga, terutama yang mempunyai penyakit menular. "i&ayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari pasien atau keluarga sebagai data subyektif. #ata$data ini sangat berarti karena dapat mempengaruhi pronosa pasien. . 7emeriksaan !isik + Aspek =eurologis + Hang dikaji adalah Tingkat kesadaran, biasanya ?CS kurang dari 0, disorentasi orang@tempat dan &aktu, adanya refleks babinski yang positif, perubahan nilai tanda$tanda %ital, adanya gerakan decebrasi atau dekortikasi dan kemungkinan didapatkan kaku kuduk dengan brud6inski positif. Adanya
hemiparese.
7ada pasien sadar, dia tidak dapat membedakan berbagai rangsangan@stimulus rasa, raba, suhu dan getaran. Terjadi gerakan$gerakan in%olunter, kejang dan ataksia, karena gangguan koordinasi. 7asien juga tidak dapat mengingat kejadian sebelum dan sesuadah trauma. ?angguan keseimbangan dimana pasien sadar, dapat terlihat limbung atau tidak dapat mempertajhankana keseimabangan tubuh. =er%us kranialis dapat terganggu bila trauma kepala meluas sampai batang otak karena edema otak atau pendarahan otak. Kerusakan ner%us : 'lfaktorius* + memperlihatkan gejala penurunan daya penciuman dan anosmia bilateral. =er%us :: 'ptikus*, pada trauma frontalis + memperlihatkan gejala berupa penurunan gejala penglihatan. =er%us ::: 'kulomotorius*, =er%us : 'Trokhlearis* dan =er%us : 'Abducens*, kerusakannya akan menyebabkan penurunan lapang pandang, refleks cahaya ,menurun, perubahan ukuran pupil, bola mata tidak dapat mengikuti perintah, anisokor. =er%us 'Trigeminus*, gangguannya ditandai adanya anestesi daerah dahi. =er%us :: '!asialis*, pada trauma kapitis yang mengenai neuron motorik atas unilateral dapat menurunkan fungsinya, tidak adanya lipatan nasolabial, melemahnya penutupan kelopak mata dan hilangnya rasa pada (@ bagian lidah
anterior
lidah.
=er%us ::: 'Akustikus*, pada pasien sadar gejalanya berupa menurunnya daya pendengaran dan kesimbangan tubuh. =er%us :D '?losofaringeus*. =er%us D 'agus*, dan =er%us D: 'Assesorius*, gejala jarang ditemukan karena penderita akan meninggal apabila trauma mengenai saraf tersebut. Adanya 8iccuping 'cekungan* karena kompresi pada ner%us %agus, yang menyebabkan kompresi spasmodik dan diafragma. 8al ini terjadi karena kompresi batang otak. Cekungan yang terjadi,
biasanya
yang
berisiko
peningkatan
tekanan
intrakranial.
=er%us D:: 'hipoglosus*, gejala yang biasa timbul, adalah jatuhnya lidah kesalah satu sisi, disfagia dan
disartria.
8al
ini
menyebabkan
adanya
kesulitan
menelan.
Aspek Kardio%askuler + #idapat perubahan tekanan darah menurun, kecuali apabila terjadi peningkatan intrakranial maka tekanan darah meningkat, denyut nadi bradikardi, kemudian takhikardia, atau iramanya tidak teratur. Selain itu pengkajian lain yang perlu dikumpulkan adalah adanya perdarahan atau cairan yang keluar dari mulut, hidung, telinga, mata. Adanya hipereskresi pada rongga mulut. Adanya perdarahan terbuka@hematoma pada bagian tubuh lainnya. 8al ini perlu pengkajian dari kepalal hingga kaki. Aspek sistem pernapasan + Terjadi perubahan pola napas, baik irama, kedalaman maupun frekuensi yaitu cepat dan dangkal, irama tidak teratur 'chyne stokes, ataEia brething*, bunyi napas ronchi, &hee6ing atau stridor. Adanya sekret pada tracheo brokhiolus. 7eningkatan suhu tubuh dapat terjadi karena adanya infeksi atau rangsangan terhadap hipotalamus sebagai pusat pengatur s uhu tubuh. Aspek sistem eliminasi + Akan didapatkan retensi@inkontinen dalam hal buang air besar atau kecil. Terdapat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dimana terdapat hiponatremia atau hipokalemia. 7ada sistem gastro$intestinal perlu dikaji tanda$tanda penurunan fungsi saluran pencernaan seperti bising usus yang tidak terdengar@lemah, aanya mual dan muntah. 8al ini menjadi dasar dalam pemberian makanan.
?lasgo& Coma Scale + :. "eaksi Membuka Mata. /. uka mata spontan. . uka mata bila dipanggil@rangsangan suara. (. uka mata bila dirangsang nyeri. .Tidak reaksi dengan rangsangan apapun. ::. "eaksi erbicara /. Komunikasi %erbal baik, ja&aban tepat. . ingung, disorentasi &aktu, tempat dan person. (. #engan rangsangan, reaksi hanya berupa kata tidak membentuk kalimat. . Tidak ada reaksi dengan rangsangan apapun. :::. "eaksi ?erakan Fengan @ Tungkai 1. Mengikuti perintah. 0. #engan rangsangan nyeri dapat mengetahui te mpat rangsangan. /. #engan rangsangan nyeri, menarik anggota badan. . #engan rangsangan nyeri, timbul reaksi fleksi abnormal. (. #engan rangsangan nyeri, timbul reaksi eEtensi abnormal. . #engan rangsangan nyeri, tidak ada reaksi /. 7engkajian 7sikologis + #imana pasien dnegan tingkat kesadarannya menurun, maka untuk data psikologisnya tidak dapat dinilai, sedangkan pada pasien yang tingkat kesadarannya agak normal akan terlihat adanya gangguan emosi, perubahan tingkah laku, emosi yang labil, iritabel, apatis, delirium, dan kebingungan keluarga
pasien
karena
mengalami
kecemasan
sehubungan
dengan
penyakitnya.
#ata sosial yang diperlukan adalah bagaimana psien berhubungan dnegan orang$orang terdekat dan yang lainnya, kemampuan berkomunikasi dan peranannya dalam keluarga. Serta pandangan pasien terhadap dirinya setelah mengalami trauma kepala dan rasa aman. 0. #ata spiritual + #iperlukan adalah ketaatan terhadap agamanya, semangat dan falsafah hidup pasien serta ke$Tuhanan yang diyakininya. Tentu saja data yang dikumpulkan bila tidak ada penurunan kesadaran. . 7emeriksaan diagnostik Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah sebagai berikut+ a. b. c. d. e. f. g. h.
bser%asi (/ jam Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu. erikan terapi intra%ena bila ada indikasi. Anak diistirahatkan atau tirah baring. 7rofilaksis diberikan bila ada indikasi. 7emberian obat$obat untuk %askulasisasi. 7emberian obat$obat analgetik. 7embedahan bila ada indikasi. =o
7rioritas
#iagnosa
Kepera&atan
+
. ?angguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan gangguan peredaran darah karena adanya penekanan dari lesi 'perdarahan, hematoma*
(. 7otensial atau aktual tidak efektinya pola pernapasan, berhubungan dengan kerusakan pusat pernapasan di medulla oblongata.
. 7otensial terjadinya peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan adanya proses desak ruang akibat penumpukan cairan darah di dalam otak.
/. ?angguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dnegan penurunan produksi anti diuretik hormon 'A#8* akibat terfiksasin ya hipotalamus.
0. Aktual@7otensial terjadi gangguan kebutuhannutrisi + Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan berkurangnya kemampuan menerima nutrisi akibat menurunnya kesadaran.
1. ?angguan mobilisasi fisik berhubungan dengan imobilisasi, aturan terapi untuk tirah baring. 2. ?angguan persepsi sensoris berhubungan dengan penurunan daya penangkapan sensoris.
3. 7otensial terjadinya infeksi berhubungan dnegan masuknya kuman melalui jaringan atau kontinuitas yang rusak.
4. ?angguan rasa nyaman + =yeri kepala berhubunagn dnegan kerusakan jaringan otak dan perdarahan otak@peningkatan tekanan intrakranial.
). ?angguan rasa aman + Cemas dari keluarga berhubungan dengan ketidakpastian terhadap pengobatan dan pera&atan serta adanya perubahan situasi dan krisis.
:nter%ensi +
. Kaji faktor penyebab dari situasi@keadaan indi%idu@penyebab coma@penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan T:K.
"@ #eteksi dini untuk memprioritaskan inter%ensi, mengkaji status neurologi@tanda$tanda kegagalan untuk menentukan pera&atan kega&atan atau tindakan pembedahan.
(. Monitor ?CS dan mencatatnya.
"@ Menganalisa tingkat kesadaran dan kemungkinan dari peningkatan T:K dan menentukan lokasi dari lesi.
. Memonitor tanda$tanda %ital.
"@ Suatu kedaan normal bila sirkulasi serebral terpelihara dengan baik atau fluktuasi ditandai dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari outoregulator kebanyakan merupakan tanda penurun difusi lokal %askularisasi darah serebral. #engan peningkatan tekanan darah 'diatolik* maka dibarengi dengan peningkatan tekanan darah intra kranial. 8ipo%olumik@hipotensi merupakan manifestasi dari multiple trauma yang dapat menyebabkan ischemia serebral. 8" dan disrhytmia merupakan perkembangan dari gangguan batang otak.
/. ;%aluasi pupil.
"@ "eaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola mata merupakan tanda dari gangguan ner%us@saraf jika batang otak terkoyak. Keseimbangan saraf antara simpatik dan parasimpatik merupakan respon reflek ner%us kranial.
0.
Kaji
penglihatan,
daya
ingat,
pergerakan
mata
dan
reaksi
reflek
babinski.
"@ Kemungkinan injuri pada otak besar atau batang otak. 7enurunan reflek penglihatan merupakan tanda dari trauma pons dan medulla. atuk dan cekukan merupakan reflek dari gangguan medulla.Adanya babinski reflek indikasi adanya injuri pada otak piramidal.
1. Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan.
"@ 7anas merupakan reflek dari hipotalamus. 7eningkatan kebutuhan metabolisme dan ( akan menunjang peningkatan :C7.
2.
Monitor
intake,
dan
output
+
catat
turgor
kulit,
keadaa
membran
mukosa.
"@ :ndikasi dari gangguan perfusi jaringan trauma kepala dapat menyebabkan diabetes insipedus atau syndroma peningkatan sekresi A#8.
3. 7ertahankan kepala@leher pada posisi yang netral, usahakan dnegan sedikit bantal. 8indari penggunaan bantal yang banyak pada kepala.
"@ Arahkan kepala ke salah datu sisi %ena jugularis dan menghambat drainage pada %ena cerebral dan meningkatkan :C7.
4. erikan periode istirahat anatara tindakan pera&atan dan batasi lamanya prosedur.
". Tindakan yang terus$menerus dapat meningkatkan :C7 oleh efek rangsangan komulatif.
). Kurangi rangsangan esktra dan berikan rasa nyaman seperti massage punggung, lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah dan suasana@pembicaraan yang tidak gaduh.
"@ Memberikan suasana yang tenag 'colming efek* dapat mengurangi respon psikologis dan memberikan
istirahat
. antu pasien jika batuk, muntah.
untuk
mempertahankan@:C7
yang
rendah.
"@ Akti%itas ini dapat meningkatkan intra thorak@tekanan dalam torak dan tekanan dalam abdomen dimana akiti%itas ini dapat meningkatkan tekanan :C7.
(. Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari.
"@ Tingkah non %erbal ini dpat merupakan indikasi peningkatan :C7 atau memberikan reflek nyeri dimana pasien tidak mampu mengungkapkan keluhan secara %erbal, nyeri yang tidak menurun dapat meningkatakan :C7.
. 7alpasi pada pembesaran@pelebaran blader, pertahankan drainage urin secara paten jika digunakan dan juga monitor terdapatnya konstipasi.
"@
#apat
meningkatkan
respon
automatik
yang
potensial
menaikan
:C7.
Kolaborasi +
/. =aikkan kepala pada tempat tidur@bed 0 $ /0 derajat sesuai dengan tolenransi@indikasi. "@ 7eningkatan drainage@aliran %ena dari kepala, mengurangi kongesti cerebral dan edema@resiko terjadi 0.
:C7. erikan
cairan
intra
%ena
sesuai
dengan
yang
dindikasikan.
"@ 7emberian cairan mungkin diinginkan untuk menguransi edema cerebral, peningkatan minimum pada
pembuluh
darah,
1.
tekanan
darah
dan
:C7.
erikan
ksigen.
"@ Mengurangi hipoEemia, dimana dapat meningkatkan %asodilatasi cerebral dan %olume darah dan menaikkan 2.
:C7.
erikan
obat
#iuretik
contohnya
+
mannitol,
furoscide.
"@ #iuretik mungkin digunakan pada pase akut untuk mengalirkan air dari brain cells, dan mengurangi 3. "@
edema
erikan 5ntuk
4.
Steroid menurunkan
erikan
cerebral
contohnya
+
inflamasi
analgesik
dan
#eEtamethason,
'radang* dosis
dan
methyl
mengurangi
tinggi
:C7. prednisolone.
edema
contoh
+
jaringan. Codein.
"@ Mungkin diindikasikan untuk mengurangi nyeri dan obat ini berefek negatif pada :C7 tetapi dapat digunakan (). "@
dengan erikan
Mungkin
digunakan
sebab Sedatif untuk
mengontrol
untuk contoh kurangnya
mencegah. +
istirahat
enadryl. dan
agitasi.
(.
erikan
antipiretik,
contohnya
+
aseptaminophen.
"@ Mengurangi@mengontrol hari dan pada metabolisme serebral@oksigen yang diinginkan.
#A!TA"
75STAKA
Carpenito, F.7. '444*. "encana Asuhan #an #okumentasi Kepera&atan, #iagnosa Kepera&atan dan Masalah
Kolaboratif.
;d.(.
Jakarta
+
;?C.
Komite Kepera&atan "S5# #r. Soedono Madiun. '444*. 7enatalaksanaan 7ada Kasus Trauma Kepala.
Makalah
Kega&at
daruratan
dalam
bidang
bedah.
Tidak
dipublikasikan.
Fong, .C. '441*. 7era&atan Medikal edah 'Suatu 7endekatan 7roses Kpera&atan*. andung + Hayasan
Makalah
:katan
Kuliah
Alumni
Medikal
bedah
7endidikan
7S:K
!K
Kepera&atan
5nair
Surabaya.
andung.
Tidak
#ipublikasikan
"eksoprodjo, S. dkk. '440*. Kumpulan Kuliah :lmu edah. Jakarta + ina rupa Aksara.
"othrock,
J.C.
'444*.
7erencanaan
Asuhan
Kepera&atan
7erioperatif.
Jakarta
+
;?C.
Tucker, S.M. '443*. Standart 7era&atan 7asien + 7roses Kepera&atan, #iagnosis dan ;%aluasi. ;d. . Jakarta + ;C?.
!"T!# $%ST!&!
.
Suriadi G "ita Huliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak , ;disi :. Jakarta+ C Sagung Seto ()).
(.
8udak G ?allo. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik , olume ::. Jakarta+ ;?C 441.
.
Cecily F G Finda AS. Buku Saku Keperawatan Pediatrik . ;disi . Jakarta+ ;?C ())).
/.
Su6anne CS G renda ?. Buku Ajar Medikal Bedah. ;disi 3. olume . Jakarta+ ;?C 444.
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA KAPITIS
TRAUMA KAPITIS A. PENGERTIAN Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. #i samping penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah sakit, penilaian dan tindakan a&al di ruang ga&at darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. Tindakan resusitasi, anamnesis dan pemeriksaan fisis umum serta neurologis harus dilakukan secara serentak. 7endekatan yang sistematis dapat mengurangi kemungkinan terle&atinya e%aluasi unsur %ital. Tingkat keparahan cedera kepala, menjadi ringan segera ditentukan saat pasien tiba di rumah sakit.
B. KLASI:IKASI . The Trauatic Coa !ata Bank mendefinisakan berdasarkan skor Skala Koma ?lasgo& 'cited in Mansjoer, dkk, ()))+ /*+ C"+era ke&ala r"ngan;m"n*r 7kel*m&*k res"k* ren+a$
Skor skala koma ?lasglo& 0 'sadar penuh,atentif,dan orientatif*
Tidak ada kehilangan kesadaran'misalnya konkusi*
Tidak ada intoksikasi alkohaolatau obat terlarang
7asien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
7asien dapat menderita abrasi,laserasi,atau hematoma kulit kepala
Tidak adanya kriteria cedera sedang$berat.
C"+era ke&ala se+ang 7kel*m&*k res"k* se+ang$
Skor skala koma glasgo& 4$/ 'konfusi, letargi atau stupor*
Konkusi
Amnesia pasca trauma
Muntah
Tanda kemungkinan fraktur kranium 'tanda battle,mata rabun,hemotimpanum,otorhea atau rinorhea cairan serebrospinal*.
C"+era ke&ala %erat 7kel*m&*k res"k* %erat$
Skor skala koma glasglo& $3 'koma*
7enurunan derajat kesadaran secara progresif
Tanda neurologis fokal
Cidera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresikranium.
(. Menurut Kepera&atan Klinis dengan pendekatan holistik '440+ ((1*+
C"+era ke&ala r"ngan ;m"n*r
SK? $0 #apat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari ) menit.Tidak ada fraktur tengkorak,tidak ada kontusio cerebral,dan hematoma.
C"+era ke&ala se+ang
SK? 4$( Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari ) menit tetapi kurang dari (/ jam.#apat mengalami fraktur tengkorak.
C"+era ke&ala %erat
SK? $3 Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari (/ jam,juga meliputi kontusio serebral,laserasi atau hematoma intrakranial.
. Annegers' 443 * membagi trauma kepalaberdasarkan lama taksadar dan lama amnesia pasca trauma yang di bagimenjadi + a*
Cidera kepala ringan,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia berlangsung kurang dari ) menit
b*
Cidera kepala sedang,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia terjadi ) menit sampai (/ jam atau adanya fraktur tengkorak
c*
Cidera kepala berat,apabiula kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari (/ jam,perdarahan subdural dan kontusio serebri.
C. ETI(L(GI Cedera kepala dapat disebabkan oleh dua hal antara lain + . enda Tajam. Trauma benda tajam dapat menyebabkan cedera setempat.
(. enda Tumpul, dapat menyebabkan cedera seluruh kerusakan terjadi ketika energi@ kekuatan diteruskan kepada otak.
#. TANDA DAN GE
;. K(MPLIKASI . Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada fossa anterior dekat sinus frontal atau dari fraktur tengkorak bagian petrous dari tulang temporal. (. Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera 'dalam (/ jam pertama dini, minggu pertama* atau lanjut 'setelah satu minggu*. . #iabetes :nsipidus, disebabkan oleh kerusakan traumatic pada rangkai hipofisis meyulitkan penghentian sekresi hormone antidiupetik.
!. PEMERIKSAAN DIAN(STIK= . CT >Scan + mengidentifikasi adanya sol, hemoragi menentukan ukuran %entrikel pergeseran cairan otak. (. M": + sama dengan CT >Scan dengan atau tanpa kontraks. . Angiografi Serebral + menunjukkan kelainan sirkulasi serebral seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan dan trauma. /. ;;? + memperlihatkan keberadaan@ perkembangan gelombang. 0. Sinar D + mendeteksi adanya perubahan struktur tulang 'faktur pergeseran struktur dan garis tengah 'karena perdarahan edema dan adanya frakmen tulang*. 1. A;" 'rain ;auditory ;%oked* + menentukan fungsi dari kortek dan batang otak.. 2. 7;T '7esikon ;mission Tomografi* + menunjukkan akti%itas metabolisme pada otak. 3. 7ungsi Fumbal CSS + dapat menduga adanya perdarahan subaractinoid. 4. Kimia@elektrolit darah + mengetahui ketidakseimbangan yang berpengaruh dalam peningkatan T:K.
). ?#A '?as #arah Arteri* + mengetahui adanya masalah %entilasi atau oksigenasi yang akan dapat meningkatkan T:K. . 7emeriksaan toksitologi + mendeteksi obat yang mungkin bertanggung ja&ab terhadap penurunan kesadaran. (. Kadar antikon%ulsan darah + dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi yang cukup efektif untuk mengatasi kejang.
?. PENGKA
!kti'itas stirahat ?ejala
+ Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
Tanda
+ 7erubahan kesehatan, letargi 8emiparase, Buadrepelgia Ataksia cara berjalan tak tegap Masalah dalam keseimbangan Cedera 'trauma* ortopedi Kehilangan tonus otot, otot spastik
Sirkulasi ?ejala
+ 7erubahandarahatau normal 'hipertensi*
7erubahanfrekuensijantung 'bradikardia, takikardia yang diselingibradikardiadisritmia*.
ntegritas Ego ?ejala
+ 7erubahan tingkah laku atau kepribadian 'tenang atau dramatis*
Tanda
+ Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung depresi dan impulsif.
Eliminasi ?ejala
+ :nkontenensia kandung kemih@ usus atau mengalami gngguan fungsi.
Makanan cairan ?ejala
+ Mual, muntah dan mengalamiperubahanselera.
Tanda
+ Muntah 'mungkin proyektil* ?angguan menelan 'batuk, air liur keluar, disfagia*.
*eurosensoris ?ejala + Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, %ertigo, sinkope, tinitus kehilangan pendengaran, fingking, baal pada ekstremitas. Tanda
+ 7erubahan kesadaran bisa sampai koma 7erubahan status mental 7erubahan pupil 'respon terhadap cahaya, simetri*
9ajah tidak simetri ?enggaman lemah, tidak seimbang "efleks tendon dalam tidak ada atau lemah Apraksia, hemiparese, Nuadreplegia
*yeri &enyamanan ?ejala
+ Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda biasanya koma.
Tnda + 9ajah menyeringai, respon menarik pada rangangan nyeri yang hebat, gelisah tidak bisa beristirahat, merintih.
$ernapasan Tanda + 7erubahanpola nafas 'apnea yang diselingiolehhiper%entilasi*. =afas berbunyi stridor, terdesak "onki, mengi positif
&eamanan ?ejala
+ Trauma baru@ trauma karena kecelakaan
Tanda
+ !raktur@ dislokasi ?angguan penglihatan ?angguan kognitif ?angguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekutan secara umum mengalami
paralisis #emam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh
nteraksi Sosial Tanda
+ Afasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang$ulang.
8. DIAGN(SA KEPERAWATAN . 7erfusi jaringan serebral tidak efektif b@d interupsi aliran darah (. "esiko terhadap ketidakefektifan pola nafas b@d kerusakan neuro%askuler, kerusakan persepsi atau kognitif, obstruksi trakeo bronkial . 7erubahan persepsi sensori b@d perubahan resepsi sensori, transmisi. /. 7erubahan proses pikir b@d perubahan fisiologis, konflik psikologis. 0. Kerusakan mobilitas fisik b@d kerusakan persepsi atau kognitif, penurunan kekuatan. 1. "esiko infeksi b@d jaringan trauma, penurunan kerja silia, kekurangan nutrisi, respon inflamasi tertekan.
I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN .
7erubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah 'hemoragi, hematoma* edema cerebral penurunan T# sistemik@hipoksia 'hipo%olemia, disritmia jantung*
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. (.
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. .
a. b.
Tujuan+ Mempertahankan tingkat kesadaran biasa@perbaikan, kognisi, dan fungsi motorik@sensorik. Kriteria hasil+ Tanda %ital stabil dan tidak ada tanda$tanda peningkatan T:K "encana Tindakan + Tentukan faktor$faktor yg menyebabkan koma@penurunan perfusi jaringan otak dan potensial peningkatan T:K. 7antau @catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar ?CS. ;%aluasi keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya. 7antau tanda$tanda %ital+ T#, nadi, frekuensi nafas, suhu. 7antau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa. Turunkan stimulasi eksternal dan berikan kenyamanan, seperti lingkungan yang tenang. antu pasien untuk menghindari @membatasi batuk, muntah, mengejan. Tinggikan kepala pasien 0$/0 derajad sesuai indikasi@yang dapat ditoleransi. atasi pemberian cairan sesuai indikasi. erikan oksigen tambahan sesuai indikasi. erikan obat sesuai indikasi, misal+ diuretik, steroid, antikon%ulsan, analgetik, sedatif, antipiretik. "esiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro%askuler 'cedera pada pusat pernapasan otak*. Kerusakan persepsi atau kognitif. bstruksi trakeobronkhial. Tujuan+ I mempertahankan pola pernapasan efektif. Kriteria e%aluasi+ I bebas sianosis, ?#A dalam batas normal "encana tindakan + 7antau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan. Catat ketidakteraturan pernapasan. 7antau dan catat kompetensi reflek gag@menelan dan kemampuan pasien untuk melindungi jalan napas sendiri. 7asang jalan napas sesuai indikasi. Angkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miirng sesuai indikasi. Anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam yang efektif bila pasien sadar. Fakukan penghisapan dengan ekstra hati$hati, jangan lebih dari )$0 detik. Catat karakter, &arna dan kekeruhan dari sekret. Auskultasi suara napas, perhatikan daerah hipo%entilasi dan adanya suara tambahan yang tidak normal misal+ ronkhi, &hee6ing, krekel. 7antau analisa gas darah, tekanan oksimetri Fakukan rontgen thoraks ulang. erikan oksigenasi. Fakukan fisioterapi dada jika ada indikasi. "esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit rusak, prosedur in%asif. 7enurunan kerja silia, stasis cairan tubuh. Kekurangan nutrisi. "espon inflamasi tertekan 'penggunaan steroid*. 7erubahan integritas sistem tertutup 'kebocoran CSS* Tujuan+ Mempertahankan normotermia, bebas tanda$tanda infeksi. Kriteria e%aluasi+ Mencapai penyembuhan luka tepat &aktu. "encana tindakan + erikan pera&atan aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik cuci tangan yang baik. bser%asi daerah kulit yang mengalami kerusakan, daerah yang terpasang alat in%asi, catat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi.
c.
7antau suhu tubuh secara teratur, catat adanya demam, menggigil, diaforesis dan perubahan fungsi mental 'penurunan kesadaran*. d. Anjurkan untuk melakukan napas dalam, latihan pengeluaran sekret paru secara terus menerus. bser%asi karakteristik sputum. e. erikan antibiotik sesuai indikasi /. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi atau kognitif. 7enurunan kekuatan@tahanan. Terapi pembatasan @ke&aspadaan keamanan, misal+ tirah baring, imobilisasi. Tujuan +Klien merasa nyaman. Kriteria hasil + Klien akan melaporkan peningkatan kekuatan@ tahanan dan menyebutkan makanan yang harus dihindari. "encana tindakan + a. #orong klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan penghangat diatas abdomen. "@ tindakan ini meningkatkan relaksasi otot ?: dan mengurangi tenaga selama pera&atan dan saat klien lemah. b. Singkirkan pemandangan yang tidak menyenagkan dan bau yang tidak sedap dari lingkungan klien. "@ pemandangan yang tidak menyenagkan atau bau yang tidak sedap merangsang pusat muntah. c. #orong masukan jumlah kecil dan sering dari cairan jernih 'misal +teh encer, air jahe, agar$ agar, air* )$1) ml tiap O $( jam. "@ cairan dalam jumlah yang kecil cairan tidak akan terdesak area gastrik dan dengan demikian tidak memperberat gejala. d. :nstruksikan klien untuk menghindari hal ini + Cairan yang panas dan dingin Makanan yang mengandung serat dan lemak 'misal susu, buah* Kafein "@ Cairan yang dingin merangsang kram abdomen cairan panas merangsang peristaltik lemak juga merangsang peristaltik dan kafein merangsang motilitas usus. e. Findungi area perianal dari iritasi "@ sering A dengan penigkatan keasaman dapat mengiritasi kulit perianal. 0. "esiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk mencerna nutrien 'penurunan tingkat kesadaran*. Kelemahan otot yang diperlukan untuk mengunyah, menelan. Status hipermetabolik. Tujuan + I :ntake nutrisi meningkat. I Keseimbangan cairan dan elektrolit. I erat badan stabil. I Torgor kulit dan membran mukosa membaik. I Membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi diberikan per oral. I Keluarga mampu menyebutkan pantangan yang tidak boleh dimakan, yaitu makan rendah garam dan rendah lemak. Kriteria hasil + Klien dapat mengatakan kondisinya sudah mulai membaik dan tidak lemas lagi. Klien diberikan rentang skala '$)*. a. Mengkaji keadaan nutrisi untuk mengetahui intake nutrisi klien. b. Kaji faktor penyebab perubahan nutrisi 'klien tidak nafsu makan, klien kurang makan makanan yang bergi6i, keadaan klien lemah dan banyak mengeluarkan keringat*.