LATAR BELAKANG Kesehatan indera penglihatan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin. Oleh karena itu semua bagian dari mata harus dijaga kesehatannya. Salah satu bagian dari mata yang tidak boleh dilupakan dil upakan adalah adal ah kelopak mata mat a (palpebra). Kelopak mata berperan penting dalam memberikan proteksi fisik fisi k untuk untuk mata. Selain itu, kelopak mata juga berperan dalam mempertahankan mempertahankan film air mata serta drainase air mata. Kasus yang banyak dan biasa ditemukan di masyarakat adalah hordeolum dan kalazion. Namun belum tersedia data mengenai insidensi dan prevalensi di Indonesia. Penelitian mengenai antibiotika pada hordeolum pernah hordeolum pernah dilakukan pada tahun 1988 di poliklinik Mata RSUP Dr Kariadi Semarang. Pada penelitian tersebut didapatkan frekuensi penderita hordeolum sebesar 1,6% dengan usia terbanyak pada golongan dewasa muda dan sebanyak 56,25% dari penderita mengalami sakit berulang. Berbagi kelainan terjadi pada kelenjar tersebut di atas, salah satunya akan dibahas pada makalah ini. Kelainan yang dimaksud adalah Chalazion. Chalazion merupakan jenis keradangan steril lipogranuloma pada kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom merupakan kelenjar sebasea yang dapat mengslsmi keradangan dengan penyebab utama adalah gangguan sekresi kelenjar. Pasien datang dengan keluhan pada kelopak mata harus dapat dibedakan apakah betul chalazion atau karena penyakit yang lain. Anamnesa dan pemeriksaan yang jelas diharapkan dapat segera menjurus pada diagnosa yang benar. Terapi yang tepat dan benar akan segera mengurangi keluhan pasien.
1
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KALAZION A. KONSEP TEORITIS KALASION 1. Definisi Chalazion adalah radang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada kelenjar meibom; umumnya ditandai pembengkakan terbatas yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu (Oftalmologi Umum, 2000) Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronik kelenjar meibom yang terjadi setelah timbulnya hordeulum internal. Kalazion akan terus tumbuh dan diperlukan eksisi atau suntikan steroid untuk alasan kosmetik atau jika penglihatan terganggu (Mark A. Graber, 2006) Kalazion merupakan gangguan kelopak mata tanpa nyeri yang sering terjadi dimana penyumbatan dikelenjar Meibom menyebabkan glanduloma pada lempeng tarsal. (Oftamologi,2006) Jadi, Kalazion merupakan suatu gangguan peradangan granulomatosa tanpa nyeri yang sering terjadi karena penyumbatan kelenjar Meibom.
2. Etiologi a. Sumbatan pada kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan selaput air mata. b. Penyakit mata lainnya: blefaritis ulseratif, dan hordeolum
3. Patofisiologi Riwayat blefaritits, hordeolum dan penyumbatan spontan yang terjadi pada saluran kelenjar Meibom menyebabkan terjadinya sumbatan pada drainase normal kelenjar Meibom. Sumbatan pada drainase normal kelenjar Meibom menyebabkan terjadinya penumpukkan
sekresi
kelenjar
Meibom.
Penumpukkan
sekresi
tersebut
akan
menimbulkan terjadinya reaksi inflamasi/peradangan pada kelenjar Meibom sehingga timbul jaringan granulasi/ jaringan ikat dan hialin dan peradangan kronis pada kelenjar Meibom yang disebut dengan kalazion. Masa yang terbentuk dari jaringan granulasi
2
tersebut tampak sebagai nodul pada kelopak mata yang tidak nyeri, teraba keras dan terfiksir pada tarus.
4. Manifestasi klinis a. Kelopak mata membengkak b. Nyeri dan mengalami iritasi. c. Pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara perlahan. d. Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu 5. Komplikasi a. Astigmatisma Kelainan refraksi sehingga sinar tidak bisa difokuskan pada satu titik. Hal ini bisa disebabkan oleh kalazion yang massa nya besar, sehingga massa tersebut menekan permukaan kornea yang mengakibatkan terjadinya perubahan kelengkungan kornea. Kelengkungan kornea yang bertambah mengakibatkan berkas cahaya yang masuk ke retina tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam tetapi pada 2 titik , sehingga bayangan yang dihasilkan tampak silendris. b. Meibomianitis Infeksi pada kelenjar meibom dapat terjadi jika kalazion terkontaminasi oleh debu atau pun bakteri dan virus yang di akibatkan oleh kurangnya personal higiene seseorang terutama pada daerah kelopak mata, Sehingga terjadi peradangan pada kelenjar meibom. c. Blefaritistarsus superior Peradangan pada kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan alergi. Blefaritis dapat terjadi jika kebersihan kelopak mata tidak diperhatikan, selain itu insisi pada kalazion yang tidak steril juga dapat menyebabkan peradangan pada kelopak mata. d. Obstruksi duktus lakrimalis Penyumbatan kelenjar air mata, hal ini terjadi jika massa kalazion besar. Sehingga akan menekan kelenjar lakrimalis, hal ini mengakibatkan saluran kelenjar air mata menjadi tersumbat dan kehilangan fungsinya ( Tamsuri anas, 2011).
3
6. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan yang umum dilakukan pada pasien dengan kalazion adalah pemeriksaan fisik pada kelopak mata pasien. Inpeksi : pada pemeriksaan secra inspeksi dapat dilihat adanya nodul pada kelopak
mata atas atau bawah, dimana nodul menonjol ke arah konjungtiva dan tampak adanya daerah berwarna kemerahan pada palpebra bagian dalam. Palpasi : pada pemeriksaan secara palpasi dapat ditemukan adanya masa yang keras
dan terfiksasi pada tarsus. b. Pemeriksaan Histopatologi. Pemeriksaan histopatologi dilakukan bila kalazion te rjadi berulang kalisehingga dicurigai keganasan
7. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan medis -
Eksisi bedah dilakukan melalui sayatan vertical ke dalam kelenjar tarsal dari
permukaan konjungtiva, diikuti kuretase materi gelatinosa dan epitel kelenjarnya dengan hati-hati. -
Penyuntikan steroid ke dalam lesi juga da manfaatnya untuk lesi kecil, dan
dikombinasikan dengan tindakan bedah untuk kasus sulit. -
Biopsy diindikasikan untuk kalasion yang kambuhan, karena tampilan karsinoma
kelenjar meibom dapat mirip kalasion. b. Penatalaksanaan keperawatan Diberikan kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari, kadang dapat sembuh atau hilang sendiri karena di absorbsi, atau dapat dilakukan ekskokleasi isi abses di dalamnya atau ekstirpasi. Pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras
yang
menyumbat
saluran
dan
mempermudah
pengaliran
serta
penyembuhan.
8. Pencegahan a. Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar mata dan Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara perlahan. b. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah c. Jaga kebersihan peralatan make-up mata
4
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS KALASION 1. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan Utama 2) Riwayat penyakit sekarang Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dengan melakukan serangkaian pertanyaan tentang apa yang diderita oleh pasien dan terapi yang diberikan. 3) Riwayat penyakit dahulu Pengkajian penyakit terdahulu yang mendukung dengan mengkaji apakah klien sebelumnya klien pernah menderita penyakit seperti sekarang atau yang berhubungan dengan penyakit pasien. Tanyakan mengenai obat-obat yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu yang masih relevan. Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu. Tanyakan juga mengenai alergi obat dan reaksi alergi apa yang timbul. Sering kali klien tidak bisa membedakan antara reaksi alergi dengan efek samping obat. 4) Riwayat keluarga Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami keluarga serta bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka penyebab kematian juga ditanyakan. Bisa dibuat genogram dengan disertai keterangannya. 5) Riwayat pekerjaan dan kebiasaan Perawat menanyakan situasi tempat kerja dan lingkungannya. Kebiasaan social ditanyakan dengan menanyakan kebiasaan dalam pola hidup. Di samping pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, maka data biografi juga merupakan data yang perlu diketahui, yaitu: nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, suku, dan agama yang di anut oleh klien. b. Pengkajian Biopsikososial spiritual 1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, sehingga anggota keluarga selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit 2) Pola nutrisi dan metabolik Makan dan minum: tidak mengalami gangguan 5
3) Pola eliminasi BAK danBAB : tidak mengalami gangguan 4) Pola aktivitas dan latihan Terganggunya
aktifitas
sehari-hari.
Biasanya
klien
cendenrung
menyembunyikan penyakitnya karena malu. 5) Pola istirahat tidur Pola istirahat tidur biasanya terganggu dan tidak nyaman saat memejamkan mata 6) Pola persepsi sensori dan kognitif Mengalami gangguan persepsi sensori visual 7) Pola hubungan dengan orang lain Klien cenderung menyembunyikan penyakitnya karena malu akan perubahan pada matanya 8) Pola reproduksi / seksual Tidak mengalami gangguan genetalia / organ reproduksi 9) Pola persepsi diri dan konsep diri Mengalami gangguan konsep diri atau gannguan citra tubuh 10) Pola mekanisme koping Merasa tidak nyaman akan menutup diri 11) Pola nilai kepercayaan / keyakinan Klien yakin bahwasanya penyakitnya akan segera sembuh
c. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum pasien -
Kesadaran umum
-
Gejala kardinal
-
TD : 90-120/60-80 mmHg
-
RR : 12-24x/menit
-
Nadi : 60-100x/menit
-
S : 36, 8- 37,4 oC
2) Kaji Keadaan Mata Inspeksi : Kaji adanya benjolan atau nodul diatas atau dibawah kelopak mata, bengkak, kemerahan, dan pus Palpasi : Kaji adanya nyeri tekan 6
Kaji lapang pandang Kaji visus atau ketajaman mata dengan snelen chart 2. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan persepsi sensori penglihatan b. Risiko cidera c. Gangguan citra tubuh d. Risiko infeksi e. Ansietas
7
3. Perencanaan No. 1.
Diagnosa Gangguan persepsi sensori: pengelihatan berhubungan dengan : Perubahan organ sensori pengelihatan. ditandai dengan : DS: Pasien mengatakam penglihatannya terganggu karena ada benjolan di matanya, Pasien mengatakan pandangannya tertutup sebagian olah benjolan di matanya Pasien mengatakan tidak dapat melihat dengan jelas. DO: Terdapat nodul pada kelopak mata pasien, Nodul teraba keras dan terfiksir pada tarsus nodul tampak besar dan menutupi sebagian mata pasien, Test lapang pandang menunjukkan pasien
Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah diberikan asuhan keperawatan ….x24 jam diharapkan gangguan persepsi sensori teratasi dengan kriteria hasil: Pasien dapat melihat dengan jelas dan pengelihatan pasien tidak terganggu. Lapang pandang pasien baik. Nodul mengecil atau hilang.
Rencana Tindakan Mandiri : Observasi ketajaman penglihatan dan lapang pandang pasien.
Lakukan kompres hangat pada benjolan yang terdapat pada kelopak mata.
Anjurkan pasien untuk melakukan kompres hangat 4 kali sehari ± selama 15 menit di rumah.
Kolaborasi : Kolaborasi dalam pemberian injeksi kortikosteroid (triamconolone, methylprednisolone). Kolaborasi dengan ahli bedah dalam merencanakan dan melakukan pembedahan bila kalazion terus membesar, mengganggau secara kosmetik dan terjadi berulang.
Rasional
Observasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan individu dan menentukan intervensi yang tepat. Pengompresan yang dilakukan akan mendorong timbulnya resolusi dari penyumbatan diktus dan menbantu drainase sebum. Pengompresan yang lebih sering oleh pasien akan lebih cepat mendoronga resolusi dari penyumbatan duktus, mempermudah drainase dan mempercepat penyembuhan.
Pemberian kortikosteroid dapat menurunkan peradangan dan dapat mendorong regresi dari kalazion. Pembedahan akan membantu menghilangkan jaringan granuloma yang terbentuk pada kelopak mata, pembedahan dapat dilakukan dengan cara kuretase granuloma untuk kalazion kecil dan diseksi untuk kalazion yang lebih besar.
8
mengalami keterbatasan lapang pandang. 2.
Risiko cidera berhubungan dengan: Keterbatasan pengelihatan akibat nodul.
Setelah diberikan asuhan keperawatan ….x24 jam diharapkan cedera tidak terjadi dengan kriteria hasil: Pasien tidak mengalami cidera. Nodul dapat berkurang atau hilang.
Mandiri: Observasi ketajaman penglihatan dan lapang pandang pasien.
Observasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan individu dan menentukan intervensi yang tepat. Jauhkan alat-alat yang berpotensi Menghindarkan pasien dari luka menimbulkan bahaya misalnya: tusuk atau gores yang diakibatkan gunting, pisau, barang pecah oleh benda tajam. belah. Anjurkan pada pasien untuk Mencegah terjadinya cidera dan membatasi aktivitas khususnya menghindari terjadinya kecelakaan aktivitas bepergian menggunakan akibat berkendaraan. kendaraan. Libatkan keluarga dalam Pengawasan dari keluarga akan pengawasan pasien. membantu dalam menjaga keselamatan pasien.
3.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan: Perubahan struktur tubuh Cedera Penyakit
Setelah diberikan asuhan keperawatan ….x24 jam diharapkan pasien dapat beradaptasi dengan citra tubuhnya dengan kriteria hasil: Pasien mengatakan tidak malu ditandai dengan: lagi dengan keadaannya. DS: Pasien mau melihat kelopak Pasien mengatakan malu matanya lagi. dengan keadaannya Benjolan pada kelopak mata Pasien mengatakan pasien berkurang atau hilang. terdapat benjolan pada
Mandiri : Observasi adanya gangguan citra diri pasien (ucapan yang merendahkan diri sendiri, ekspresi keadaan malu terhadap kondisinya).
Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri. Mengetahui hubungan antara Identifikasi stadium psikososial stadium perkembangan, citra diri tahap perkembangan. dan reaksi serta pemahaman pasien terhadap kondisi matanya.
9
mengalami keterbatasan lapang pandang. 2.
Risiko cidera berhubungan dengan: Keterbatasan pengelihatan akibat nodul.
Setelah diberikan asuhan keperawatan ….x24 jam diharapkan cedera tidak terjadi dengan kriteria hasil: Pasien tidak mengalami cidera. Nodul dapat berkurang atau hilang.
Mandiri: Observasi ketajaman penglihatan dan lapang pandang pasien.
Observasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan individu dan menentukan intervensi yang tepat. Jauhkan alat-alat yang berpotensi Menghindarkan pasien dari luka menimbulkan bahaya misalnya: tusuk atau gores yang diakibatkan gunting, pisau, barang pecah oleh benda tajam. belah. Anjurkan pada pasien untuk Mencegah terjadinya cidera dan membatasi aktivitas khususnya menghindari terjadinya kecelakaan aktivitas bepergian menggunakan akibat berkendaraan. kendaraan. Libatkan keluarga dalam Pengawasan dari keluarga akan pengawasan pasien. membantu dalam menjaga keselamatan pasien.
3.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan: Perubahan struktur tubuh Cedera Penyakit
Setelah diberikan asuhan keperawatan ….x24 jam diharapkan pasien dapat beradaptasi dengan citra tubuhnya dengan kriteria hasil: Pasien mengatakan tidak malu ditandai dengan: lagi dengan keadaannya. DS: Pasien mau melihat kelopak Pasien mengatakan malu matanya lagi. dengan keadaannya Benjolan pada kelopak mata Pasien mengatakan pasien berkurang atau hilang. terdapat benjolan pada
Mandiri : Observasi adanya gangguan citra diri pasien (ucapan yang merendahkan diri sendiri, ekspresi keadaan malu terhadap kondisinya).
Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri. Mengetahui hubungan antara Identifikasi stadium psikososial stadium perkembangan, citra diri tahap perkembangan. dan reaksi serta pemahaman pasien terhadap kondisi matanya.
9
kelopak matanya dan tidak hilang selama berminggu-minggu. DO: Pasien tampak malu, Pasien tampak tidak mau melihat kelopak matanya Tampak nodul pada kelopak mata pasien.
4.
Risiko infeksi berhubungan dengan: Riwayat infeksi dan hygiene yang buruk.
Berikan kesempatan untuk Pasien membutuhkan pengalaman pengungkapan. Dengarkan yang harus didengarkan dan (dengan cara yang terbuka, tidak dipahami. menghakimi). Dukung dan dorong pasien, Pemberi perawatan kadang- kadang berikan perawatan dengan positif. memungkinkan penilaian untuk mempengaruhi perawatan pasien dan kebutuhan untuk membuat upaya untuk membantu pasien merasakan nilai pribadi. Dorong sosialisasi dengan orang Bersosialisasi dengan orang lain lain. dapat meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi pasien. Anjurkan pasien untuk Pengompresan yang lebih sering melakukan kompres hangat 4 kali oleh pasien akan lebih cepat sehari ± selama 15 menit di mendoronga resolusi dari rumah. penyumbatan duktus, mempermudah drainase dan mempercepat penyembuhan. Setelah diberikan asuhan keperawatan ….x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor, fungsiolaesa) dan adanya pus. Pasien dapat menjaga kebersihan matanya.
Mandiri: Observasi adanya tanda-tanda Observasi dilakuakn untuk deteksi infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, dini terhadap terjadinya infeksi. fungsiolaesa serta adanya pus). Observasi suhu tubuh pasien dan Peningkatan suhu tubuh dapat timbulnya demam. mengidentifikasikan terjadinya infeksi.
Pada wanita, anjurkan untuk Tata rias yang digunakan sementara tidak menggunakan tat merupakan allergen dan media yang arias. baik untuk pertumbuhan
10
kelopak matanya dan tidak hilang selama berminggu-minggu. DO: Pasien tampak malu, Pasien tampak tidak mau melihat kelopak matanya Tampak nodul pada kelopak mata pasien.
4.
Risiko infeksi berhubungan dengan: Riwayat infeksi dan hygiene yang buruk.
Berikan kesempatan untuk Pasien membutuhkan pengalaman pengungkapan. Dengarkan yang harus didengarkan dan (dengan cara yang terbuka, tidak dipahami. menghakimi). Dukung dan dorong pasien, Pemberi perawatan kadang- kadang berikan perawatan dengan positif. memungkinkan penilaian untuk mempengaruhi perawatan pasien dan kebutuhan untuk membuat upaya untuk membantu pasien merasakan nilai pribadi. Dorong sosialisasi dengan orang Bersosialisasi dengan orang lain lain. dapat meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi pasien. Anjurkan pasien untuk Pengompresan yang lebih sering melakukan kompres hangat 4 kali oleh pasien akan lebih cepat sehari ± selama 15 menit di mendoronga resolusi dari rumah. penyumbatan duktus, mempermudah drainase dan mempercepat penyembuhan. Setelah diberikan asuhan keperawatan ….x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor, fungsiolaesa) dan adanya pus. Pasien dapat menjaga kebersihan matanya.
Mandiri: Observasi adanya tanda-tanda Observasi dilakuakn untuk deteksi infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, dini terhadap terjadinya infeksi. fungsiolaesa serta adanya pus). Observasi suhu tubuh pasien dan Peningkatan suhu tubuh dapat timbulnya demam. mengidentifikasikan terjadinya infeksi.
Pada wanita, anjurkan untuk Tata rias yang digunakan sementara tidak menggunakan tat merupakan allergen dan media yang arias. baik untuk pertumbuhan
10
Anjurkan pasien segera lapor jika terdapat tanda-tanda infeksi, meningkatnya kemerahan, adanya drainase purulen, dan penurunan visus.
Anjurkan pasien untuk tidak menutup, memegang atau menekan bagian kelopak mata yang mengalami peradangan. Beritahu pasien untuk menjaga kebersihan perorangan, terutama mata. Kolaborasi: Kolaborasi dalam pemberian antibiotic salep mata, tetes mata atau oral ( tetrasiklin, metronidazole)
5.
Ansietas berhubungan dengan : perubahan status kesehatan dan prosedur operasi Stress Status kesehatan
Setelah diberikan asuhan keperawatan ...x24jam diharapkan ansietas pasien teratasi dengan kriteria hasil: Pasien mengatakan tidak cemas lagi.
mikroorganisme yang akan menimbulkan infeksi. Meningkatnya kemerahan, adanya drainase purulen, dan penurunan visus merupakan tanda terjadinya infeksi sekunder. Pengenalan dini terhadap tanda-tanda tersebut akan mempercepat dimulainya tindakan untuk mencegah memburuknya kondisi pasien. Kebiasaan pasien untuk menutupi matanya, memegangi aatau menekan kelopak mata yang mengalami peradangan dapat menimbulkan infeksi. Infeksi dapat terjadi karena kebersihan yang kurang baik.
Obat antibiotic yang diberikan dapat membantu menurunkan peradangan dan mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Mandiri: Observasi kekhawatiran pasien Perawat mengklarifikasi informasi dan tingkat pemahaman pasien dan memfasilitasi pemahaman dan mengenai kesehatannya. koping pasien. Observasi apakah pasien mengetahui tentang kondisi dirinya. 11
Anjurkan pasien segera lapor jika terdapat tanda-tanda infeksi, meningkatnya kemerahan, adanya drainase purulen, dan penurunan visus.
Anjurkan pasien untuk tidak menutup, memegang atau menekan bagian kelopak mata yang mengalami peradangan. Beritahu pasien untuk menjaga kebersihan perorangan, terutama mata. Kolaborasi: Kolaborasi dalam pemberian antibiotic salep mata, tetes mata atau oral ( tetrasiklin, metronidazole)
5.
Ansietas berhubungan dengan : perubahan status kesehatan dan prosedur operasi Stress Status kesehatan
Setelah diberikan asuhan keperawatan ...x24jam diharapkan ansietas pasien teratasi dengan kriteria hasil: Pasien mengatakan tidak cemas lagi.
mikroorganisme yang akan menimbulkan infeksi. Meningkatnya kemerahan, adanya drainase purulen, dan penurunan visus merupakan tanda terjadinya infeksi sekunder. Pengenalan dini terhadap tanda-tanda tersebut akan mempercepat dimulainya tindakan untuk mencegah memburuknya kondisi pasien. Kebiasaan pasien untuk menutupi matanya, memegangi aatau menekan kelopak mata yang mengalami peradangan dapat menimbulkan infeksi. Infeksi dapat terjadi karena kebersihan yang kurang baik.
Obat antibiotic yang diberikan dapat membantu menurunkan peradangan dan mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Mandiri: Observasi kekhawatiran pasien Perawat mengklarifikasi informasi dan tingkat pemahaman pasien dan memfasilitasi pemahaman dan mengenai kesehatannya. koping pasien. Observasi apakah pasien mengetahui tentang kondisi dirinya. 11
ditandai dengan: DS: Pasien mengatakan cemas dengan keadaannya Pasien mengatakan cemas dengan prosedur operasi yang akan dilkukan. DO: Pasien tampak cemas Pasien tampak gelisah.
Wajah pasien tampak tenang. Pasien tidak gelisah.
Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan pasien. Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah. Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar; memperbaiki kesalahan persepsi atau informasi. Diskusikan bersama klien tentang apa yang akan dikerjakan dan mengapa perlu dilakukan. Jelaskan prosedur pembedahan yang akan dilakukan.
Berikan aktivitas pengalih.
12
Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan. Tindakan ini memberi kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi. Ketakutan merupakan unsure yang dapat merusak adaptasi pasien. Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang dapat mereka perbuat. Kebanyakan pasien merasakan manfaatnya. Diskusi yang dilakukan bersama pasien dapat meningkatkan pemahaman pasien mengenai tindakan yang dilakukan sehingga mengurangi kecemasan dan pasien kooperatif dalam mengikuti terapi yang diberikan. Aktivitas pengalihan seperti mengajak bicara berguna untuk mengurangi kecemasan pasien.
ditandai dengan: DS: Pasien mengatakan cemas dengan keadaannya Pasien mengatakan cemas dengan prosedur operasi yang akan dilkukan. DO: Pasien tampak cemas Pasien tampak gelisah.
Wajah pasien tampak tenang. Pasien tidak gelisah.
Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan pasien. Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah. Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar; memperbaiki kesalahan persepsi atau informasi. Diskusikan bersama klien tentang apa yang akan dikerjakan dan mengapa perlu dilakukan. Jelaskan prosedur pembedahan yang akan dilakukan.
Berikan aktivitas pengalih.
12
13
Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan. Tindakan ini memberi kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi. Ketakutan merupakan unsure yang dapat merusak adaptasi pasien. Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang dapat mereka perbuat. Kebanyakan pasien merasakan manfaatnya. Diskusi yang dilakukan bersama pasien dapat meningkatkan pemahaman pasien mengenai tindakan yang dilakukan sehingga mengurangi kecemasan dan pasien kooperatif dalam mengikuti terapi yang diberikan. Aktivitas pengalihan seperti mengajak bicara berguna untuk mengurangi kecemasan pasien.
13
4. Implementasi Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur tekhnik yang telah ditentukan. a. Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tidakan keperawatan) yang telah direncanakan. ( Aziz, 2006). b. Implementasi
merupakan
pengelolaan
dan
perwujudan
dari
rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan ( Effendi, 1995).
5. Evaluasi a.
Tidak ada gangguan persepsi sensori
b. Tidak ada resiko cidera c. Citra tubuh positif d. Tidak terjadi resiko infeksi e.
Pasien tidak ansietas
4. Implementasi Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur tekhnik yang telah ditentukan. a. Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tidakan keperawatan) yang telah direncanakan. ( Aziz, 2006). b. Implementasi
merupakan
pengelolaan
dan
perwujudan
dari
rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan ( Effendi, 1995).
5. Evaluasi a.
Tidak ada gangguan persepsi sensori
b. Tidak ada resiko cidera c. Citra tubuh positif d. Tidak terjadi resiko infeksi e.
Pasien tidak ansietas
14
DAFTAR PUSTAKA
Bruce, Chris, dan Anthony : Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Erlangga.2006 Graber, Mark A. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga, Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC P 125 Na nda 201 5-2 01 7. Di ag nos is Ke pe raw atan De fini si & Kl as ifika si , Edisi 10 Penerbit buku Kedokteran EGC Vaughan, Dale. 2000. Oftalmologi Umum . Alih bahasa J an Tambajong dan Brahm U. Ed .14. Jakarta : Widya Medika Tamasuri Anas. 2011. Klien gangguan mata dan penglihatan keperawatan medikal-bedah Jakarta EGC
15