ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT HEPATITIS DI RUANG F RS BETHESDA YOGYAKARTA
Disusun oleh: JAROT INDRA GUNAWAN NIM : 06 - 1240
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA YOGYAKARTA 2008
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT HEPATITIS DI RUANG F RS BETHESDA YOGYAKARTA
Nama NIM Tempat Praktek
Pembimbing Klinik
( Ibu Rita Puji, AMK. )
: Jarot Indra Gunawan : 06 - 1240 : Ruang F RS Bethesda Yogyakarta
Pembimbing Akademik
( Bp. Boedhiatmodjo, APP., S. pd. )
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA YOGYAKARTA 20087
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT HEPATITIS DI RUANG F RS BETHESDA YOGYAKARTA
Nama NIM Tempat Praktek
Pembimbing Klinik
( Ibu Rita Puji, AMK. )
: Jarot Indra Gunawan : 06 - 1240 : Ruang F RS Bethesda Yogyakarta
Pembimbing Akademik
( Bp. Boedhiatmodjo, APP., S. pd. )
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA YOGYAKARTA 20087
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya dalam penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa. Dalam rangka memenuhi tugas ilmu keperawatan jiwa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Propinsi Jawa Tengah. Setelah pembuatan laporan ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Niken WN Palupi, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Akademi Keperawatan Bethesda Yogyakarta. 2. Bpk Boediajmodjo, APP., S. Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademi 3. Ibu Rita Puji, AMK selaku pembimbing klinik ruang F. 4. Seluruh staf dan karyawan ruang F RS Bethesda Yogyakarta yang telah banyak membantu dan telah memberikan informasi guna kesempurnaan penulisan laporan ini. 5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dalam pembuatan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan ini berguna bagi kita semua.
Penulis
TINJAUAN PUSTAKA HEPATITIS I. Pengertian
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, alkohol, narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik seperti MAC atau CMV. Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis) dan gagalnya fungsi hati, yang bisa mematikan. Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu biasa. Gejala hepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah dapat terjadi air seni yang berwarna gelap, buang air besar yang berwarna pucat, dan kulit serta mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice). Hepatitis adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacan-macam etiologi, yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling sedikit 6 bulan. (Prof. Dr. H. M . Sajaifoellah Noer, 1996) Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti, kimia atau obat atau agen penyakit infeksi. (Asuhan Keperawatan Pada Anak, 2002; 131)
II. Jenis-jenis Hepatitis a. Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
b. Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan
jarum
suntik
bersama-sama,
atau
diantara
mitra
seksual
(baik
heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
c. Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C. d. Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. e. Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang. f.
Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
Virus Mumps
Virus Rubella
Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes
III. Anatomi dan Fisiologi
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Gbr. Anatomi Hepar
IV. Etiologi / Penyebab
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Penyebab hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan hepatitis.
Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain. V. Patofisiologi
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi obat, toksin, autoimun, kelainan metabolik. Hepatitis infeksi merupakan penyebab terbanyak hepatitis akut. Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Virus hepatitis adalah penyebab terbanyak hepatitis infeksi. Kemajuan di bidang biologi molekuler telah membantu pengenalan dan pengertian patogenesa dari tujuh virus penyebab hepatitis sebagai manifestasi penyakit utama. Virus-virus tersebut dinamakan virus hepatotropik, yang ditandai denagn urutan abjad yaitu A, B, C, D, E, G, dan terakhir virus TT. Virus-virus lain yang juga memberi gejala hepatitis sebagai bagian dari gejala klinisnya, bukan disebut virus hepatotropik. Seperti virus herpes simplex (HSV), cytomegalo (CMV), epsteinbarr , varicella, rubella, adeno, entero, parvo B19, arbo dan
HIV, gejala-gejala hepatologi pada infeksi virus-virus ini hanya merupakan bagian dari penyakit sistemik. Virus A dan E tidak menyebabkan penyakit kronis, virus B, C, D merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas karena penyakit kronis. Virus G dapat memberi infeksi kronis, tetapi tidak menimbulkan gejala klinis yang jelas, sedang virus TT walaupun prevalensinya tinggi, tidak memberi gejala baik akut maupun kronis. VI. Tanda dan Gejala Demam
Selesema
Sakit-sakit badan terutamanya pada sendi dan otot
Keletihan dan lemah
Hilang selera makan dan penurunan berat badan
Loya dan muntah
Sakit kepala
Jaundis (warna kulit dan mata kekuningan)
Warna urin(air kencing) yang gelap(dark yellow urine)
Najis berwarna pudar(pale coloured stool)
Bentuk akut:
dijangkiti dalam tempoh yang singkat
kebanyakan pesakit tidak menunjukkan sebarang gejala
kebanyakan pesakit juga kembali sembuh seperti sedia kala
antara gejala yang berlaku adalah:
demam,sakit kepala,atau selesema
Bentuk kronik:
dijangkiti dalam tempoh lebih 6 bulan
menunjukkan gejala yang lebih banyak dan serius berbanding bentuk akut
ada di kalangan pesakit merupakan 'pembawa'
VII. KOMPLIKASI
a. Oedema dan perdarahan b. Defesiensi Vitamin c. Abnormalitas metabolic d. Splenomegali e. Pruritus
VIII. Pengobatan
Terapi suportif : pembatasan aktivitas, pemberian makanan terutama harus cukup kalori. Hindari obat hepatotoksik seperti parasetamol, INH, Rifampisin. a. Medikamentosa :
Ursedeoksikolikasid (UDCA)
Obat anti virus : interferon, lamivudin, ribavirin.
Prednison khusus untuk VHA bentuk kolestatik.
Kolestasis berkepanjangan diberi vitamin larut dalam lemak dan terapi simptomatis untuk menghilangkan rasa gatal yaitu kolestiramin.
Hepatitis fulminan dirawat intensif.
b. Konsultasi kepada ahli gastrohepatologi diperlukan bila :
Timbul gejala-gejala ke arah fulminan :
Kesadaran menurun, terdapat gejala perdarahan, ALT dan AST lebih dari 1000 iu/l, serum bilirubin lebih dari 10 mg/dl, pemanjangan waktu protrombin lebih dari 3 detik dari nilai normal. Terjadi kolestasis yang memanjang (lebih dari 30 hari)
c. Pemantauan
Penilaian kesadaran, suhu badan, derajat ikterus, besar hati.
Gejala perdarahan terutama dari saluran cerna.
Laboratorium : Bilirubin direk, indirek, ALT dan AST, glukosa, albumin, PT diulang tiap 3-7 hari tergantung perkembangan penyakit.
IX. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Darah tepi : dapat ditemukan pansitopenia: infeksi virus, eosinofilia : infestasi cacing, leukositosis : infeksi bakteri.
2.
Urin : bilirubin urin
3.
Biokimia : a. Serum bilirubin direk dan indirek b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT) c. Albumin, globulin d. Glukosa darah e. Koagulasi : faal hemostasis terutama waktu protrombin
4.
Petanda serologis : IgM antiHAV, HbsAg, IgM anti HBc, Anti HDV, Anti HCV, IgM Leptospira, kultur urin untuk leptospira, kultur darah-empedu (Gal).
5.
USG hati dan saluran empedu : Apakah terdapat kista duktus koledokus, batu saluran empedu, kolesistitis ; parenkim hati, besar limpa.
X. PENATALAKSANAAN MEDIK
a. Pemberian vitamin B complek, vitamin E, Vitamin B 12, vitamin K b. Pemberian obat-obatan anti hepatotoksia dan kortikosteroid
c. Menghindari makanan dan obat-obatan yang merusak fungsi hepar, seperti : -
Anesthetic terhalogenasi
-
Anti hipertensi
-
Anti TBC
-
Anti convulsion
-
Anti terminoven
-
Akohol yang berlebih
XI. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Aktivitas istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan Sensasi / paralisis ,mudah lelah, susah beristirahat. Tanda :gangguan tonus otot ,paralitik terjadi kelemahan umum , gangguan penglihatan Gangguan tingkat kesadaran 2. Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung polisitemia , riwayat hipotensi postural Tanda : Hipertensi posturial, sehubungan dengan adanya embolusi nadi frekuensi
dapat
Bervariasi, Disretmia, perubahan EKG 3. Intergritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya,perasaan putus asa. Tanda : Emosi yanfg labil dan ketidaksiapan untuk marah. Sedih dan gembira
kesulitan
Untuk mengespresikan diri. 4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada berkemih, Distensi abdomen, Bising anus negatif.
5. Makanan / cairan
Gejala : Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut. Kehilangan sensasi pada Lidah ,pipi atau tenggorokan .distasia adanya riwayat DM meningkatnya lemak, dalam darah . Tanda : Kesulitan menelan atau obesitas
6. Neurosensori
Tanda : - Tingkat kesadaran menurun terjadi koma pada tahap awal terjadi hemoragik -
Pada wajah terjadi paralisis
-
Afasia ,kehilangan kemampuan untuk mengenali masuknya rangsang visual pendenganran ,taktis.
-
Afraksia reaksi pupil tak sama, kejang.
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda. Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil , gelisah ketegangan pada otot/fasia. 8. Pernafasan
Gejala : merokok (faktor resiko) Tanda : Ketidak mampuan menelan / batuk/ hambatan jalan nafas. 9. Keamanan
Tanda : motorik atau sensorik ,masalah dalam penglihatan perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh tidak mampu mngenali objek, warna ,kata dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik.. Gangguan berespon terhadap panas dan dingin , kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan, perhatian Sedikit terhadap keamanan, tidak sabar.
10. Interaksi sosial
Tanda : Masalah bicara ketidak mampuan untuk berkomunikasi.
11. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hepatitis pada keluarga, Stroke, pemakaian kontrasepsi oral Kecanduan alkohol (Faktor Resiko).
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah 2. Kurang mandiri dalam merawat diri b/d kelemahan fisik 3. Nyeri b/d kontraksi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No 1.
2.
Diagnosa Keperawatan Nyeri b/d inflamasi
Perencanaan Tujuan dan Kriteria hasil Setelah dilakukan tindakan Keperawatan diharapkan nyeri hilang dengan kriteria. - skala nyeri 0 - 1 - tidak ada pembesaran hati - nyeri tekan kuadran atas akan berkurang - ekspresi wajah tenang
Perubahan nurtisi kurang
Setelah dilakukan tindakan
dari kebutuhan tubuh b/d
keperawatan diharapkan
mual
kebutuhan nutrisi pasien dapat
1. Observasi dan catat lokasi, eratnya dan kriteria nyeri.
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
1.Memberikan informasi tentang kemajuan perbaikan terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi. 2.Teknik distraksi dapat menghilangkan perhatian pasien dari nyerinya. 3.Tirah baring pada posisi fowler rendah menurunkan keadaan intra abdomen. 4.Dingin pada sekitar ruangan membantu meminimalkan ketidak nyamanan. 5.Dengan lingkungan yang tenang pasien dapat beristirahat.
6. Kolaborasi pemberian analgeti
6.Analgetik dapat menghilangkan rasa nyeri.
1. Observasi pemasukan diet
1. Mengetahui berapa banyak
2. Ajarkan teknik distraksi.
3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman. 4. Kontrol suhu ruangan.
jumlah kalori yang masuk. 2. Berikan makanan sedikit dan
terpenuhi dengan kriteria;
tawarkan makanan pagi
- nafsu makan naik
paling banyak
- nyeri abdomen kram berkurang
- berat badan naik - tonus otot kuat
Rasional
Intervensi
3. Berikan perawatan mulut
tiap hari. 4. Anjurkan makan dengan porsi yang tegak.
2. Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia.
3. Meninggalakan rasa tak enak
pada mulut. 4. Menurunkan rasa penuh pada abdomen sehingga dapat meningkatkan pemasukan.
5. Dorong masukan sari jeruk dan masukan
5. Merupakan bahan eksra kalori yang lebih dan mudah dicerna
karbohidrat. 6. Konsul dengan ahli gizi.
6. Berguna dalam membuat program untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3.
Kurang mandiri dalam
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji kemampuan dan derajat
1. Mengidentifikasi
merawat diri b/d kelemahan
keperawatan di harapkan cemas
ketergantungan
kemampuan/tingkat kemandirian
fisik
klien berkurang dengan kriteria :
pasien.
- Melakukan aktivitas sesuai
2. Bantu ADL pasien
2. Memenuhu kebutuhan pasien
kemampuan
3. Libatkan keluarga dalam
3. Keluarga merupakn suport
- berat badan naik - tonus otot kuat
tiap hari. 4. Anjurkan makan dengan porsi yang tegak.
pada mulut. 4. Menurunkan rasa penuh pada abdomen sehingga dapat meningkatkan pemasukan.
5. Dorong masukan sari jeruk dan masukan
5. Merupakan bahan eksra kalori yang lebih dan mudah dicerna
karbohidrat. 6. Konsul dengan ahli gizi.
6. Berguna dalam membuat program untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3.
Kurang mandiri dalam
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji kemampuan dan derajat
1. Mengidentifikasi
merawat diri b/d kelemahan
keperawatan di harapkan cemas
ketergantungan
kemampuan/tingkat kemandirian
fisik
klien berkurang dengan kriteria :
pasien.
- Melakukan aktivitas sesuai
2. Bantu ADL pasien
2. Memenuhu kebutuhan pasien
kemampuan
3. Libatkan keluarga dalam
3. Keluarga merupakn suport
- ADL
perawatan diri pasien
terpenting
(makan,minum,mandi,BAB/BAK) 4. Libatkan pasien dalam
4. Mengidentifikasi/meningkatkan
dilakukan tanpa bantuan
perawatan dirinya
kemandirian pasien
5. Kolaborasi dengan ahli
5. Mengidentifikasi kemampuan
Fisioterapi
pasien dan meningkatkan kemandirian pasien.
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal
: 23 Juni 2008
Pengkaji
: Jarot Indra Gunawan
Tempat / Ruang
: Ruang F RS Bethesda Yogyakarta
A. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Bp. A
Umur
: 42 tahun
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal
: 23 Juni 2008
Pengkaji
: Jarot Indra Gunawan
Tempat / Ruang
: Ruang F RS Bethesda Yogyakarta
A. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Bp. A
Umur
: 42 tahun
Alamat
: Tejokusuman. Yogyakarta
Agama
: Jenis
Kelamin
: Laki - laki
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
:
Pekerjaan
: PNS
Tanggal Masuk
: 22 Juni 2008
Status
: Kawin
Diagnosa Medis
: Ikterik dengan mual
RM
:
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama
: Ibu K.
Alamat
: Tejokusuman, Yogyakarta
Hubungan
: Istri
II. RIWAYAT KESEHATAN a . Keluhan Utama
Pasien mengatakan perut mual, muntah dan jika kencing seperti teh. b . Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih satu minggu yang lalu klien pernah periksa di RS Mitra Sehat dengan keluhan yang sama, tetapi tidak kunjung baikan. Pada tanggal 22 Juni 2008, klien periksa di RS Bethesda Yogayakarta dan di sarankan untuk opname. Klien datang ke ruangan terpasang infuse asering di tangan kiri dan mendapat pengobatan inject Primperan 1 amp, Vometa 3x1, Sisterol 3x1, Corliv 3x1. c . Riwayat Penyakit yang Lalu
Klien belum pernah opname. d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
III. POLA KEBIASAAN PASIEN
Aspek Fisik, Biologis a. Pola Nutrisi :
1. Sebelum Sakit : Frekuensi
: 3 x sehari
Jenis Makanan
: nasi biasa, lauk ( tahu, tempe, daging ), sayur, buah
Porsi yang dihabiskan : 1 porsi Makanan pantang
: tidak ada makanan pantang
Banyak minum
: 6 – 7 gelas ( 1000 – 1500 cc ) / hari
Jenis Minum
: air putih, the
2. Selama Sakit Frekuensi
: 2 x sehari
Jenis makanan
: nasi biasa, sayur, daging
Porsi yang dihabiskan : 1 porsi Banyak minum
: 5 – 6 gelas( 800 – 1300 cc ) / hari
b. Pola Eliminasi
1. Sebelum Sakit BAK Frekuensi
: 4 – 5 kali / hari
Jumlah Urine
:
Warna Urine
: kuning
Bau
: khas Urine
Frekuensi
: 1 x / hari
Konsistensi
: lembek
Warna
: kuning kecoklatan
Bau
: khas feaces
BAB
2.Selama Sakit BAK Frekuensi
: 4 – 7 kali / hari
Jumlah Urine
: 800 – 1500 cc / hari
Warna Urine
: kuning keruh ( seperti the )
Bau
: khas Urine
Keluhan
: Tidak ada
Frekuensi
: 1 x dalam 2 hari
Konsistensi
: lembek
Warna
: kuning kecoklatan
Waktu
: tidak tertentu
Bau
: khas feaces
Keluhan
: tidak ada
BAB
c. Pola Kebiasaan Istirahat Tidur, Aktivitas
1. Sebelum Sakit Aktivitas sehari – hari seperti mandi, makan, BAB, BAK dilakukan sendiri. Lama Tidur Tidur Siang
: 2 – 3 jam sehari
Tidur Malam
: 7 – 8 jam sehari
Alat Untuk Tidur
: Bantal, kasur, selimut, guling.
2. Selama Sakit Aktivitas sehari – hari seperti mandi, makan, BAB, BAK dibantu perawat dan keluarga. Lama Tidur Tidur Siang
: 2 – 3 jam sehari
Tidur Malam
: 5 – 6 jam sehari
Alat Untuk Tidur
: Bantal, kasur, selimut.
d. Pola Kebersihan Diri
Kebersihan Rambut
: Rambut pendek, hitam, tidak ada ketombe, klien keramas 3 x seminggu.
Kebersihan kulit
: kulit sawo matang, mandi 2 x sehari dengan menggunakan sabun.
Kebersihan mata
: bersih tidak ada kotoran, tidak keluar cairan, dibersihkan saat mandi.
Kebersihan hidung
: hidung tidak keluar cairan, dibersihkan setiap mandi.
Kebersihan mulut
: mulut sedikit bau, klien gosok gigi 1x sehari selama di RS.
Kebersihan telinga
: tidak keluar cairan, diberssihkan dengan cotton but jika kotor.
Kebersihan kuku
: kuku bersih, pendek,dipotong jika panjang.
e. Pola persepsi sensori Klien tidak menggunakan alat Bantu penglihatan dan pendengaran.
IV. ASPEK MENTAL, SOSIAL, SPIRITUAL, INTELEKTUAL
a. Konsep diri Identitas diri
: Klien mengatakan “ Nama saya Bp. A “
Harga diri
: Klien mengatakan “ saya tidak merasa malu dengan penyakit sekarang.
Ideal diri
: klien mengatakan “ saya ingin cepat sembuh dan pulang “
Peran diri
: Klien mengatakan ”saya tidak melakukan aktivitas seperti biasanya.
c. emosaional
: klien tenang
d. komunikasi
: komunikasi klien lancar, bicara jelas,menggunakan bahasa jawa.
e. pertahanan koping : pengambilan keputusan dibantu keluarga f. Sosial
: Hubungan klien dengan perawat dan keluarga baik.
e. Spiritual
:
g. Intelektual
: Klien tidak mengetahui tentang perawatan penyakitnya.
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
: Klien sakit sedang, terpasang infuse asering 20 tetes per menit di tangan
kiri.
b. Kesadaran Kuantitatif
: GCS : 15, E : 4, E : 5, M : 6
Kualitatif
: compos mentis
c. Tanda Vital TD
: 110 / 80 mmHg
Nadi
: 80 x / menit
Suhu
: 36,1 C
Respirasi
: 20 x / menit
0
Pemeriksaan Head to Toe 1. Kepala
Rambut
: Rambut pendek, tidak ada ketombe.
Mata
: Konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak ada kotoran, reflek cahaya berkedip saat dirangsang cahaya, tidak menggunakan alat Bantu ppenglihatan ( kacamata, kontak lens)
Hidung
: Septum ditengah, tidak keluar cairan, tidak ada kelainan bentuk.
Mulut
: mukosa bibir agak kering, mulut tidak berbau.
Telinga
: Tidak keluuar cairan, fungsi pendengaran baik, tidak menggunakan alat Bantu dengar
Leher
: Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
2. Dada
Inspeksi
: dada simetris antar kanan dan kiri, kulit sawo matang, jenis pernapasan dada, tidak ada kelainan dada (pigeon, funnel, barrel chest), tidak ada bekas luka
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi
: Batas atas jantung ICS 2 Mid clavicularis sinistra Batas bawah jantung ICS 5 mid clavicularis dextra Batas paru ICS 2-6
Auskultasi
: bunyi nafas vesikulerdisemua lapang paru, tidak ada suara nafas tambahan
3. Abdomen
Inspeksi
: warna kulit sawo matang, tidak ada bekas luka, umbilicus bersih
Auskultasi
: bising usus 16 kali per menit
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: suara tympani pada daerah lambung, dullness pekak pada daerah hati
4. Genetalia Anus
: bersih, tidak terpasang DC : tidak ada hemoroid
5. Ekstremitas
Atas
: Anggota gerak lengkap, terpasang asering 20 tetes per tangan
Bawah
menit di
kiri..
: anggota gerak lengkap
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
TANGGAL 22 Juni 2008 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jenis Pemeriksaan Hb AL Segmen Limfosit Total bilirubin Direk bilirubin SGOT SGPT Alkali
Hasil 16.10 10.84 44 46 5.92 5.09 848 1982 179.000
Satuan
HbSag : Negatif
Program Pengobatan: 1. inject Primperan 1 amp 2. Vometa 3 x 1 3. Sisterol 3 x 1 4. Corliv 3 x 1
VII. ANALISA OBAT 1. Primperan
Indikasi : mencegah mual muntah 2. Vometa
Indikasi : mencegah mual muntah 3. Sistenol
Indikasi : Antipiretik ( menurunkan panas ) 4. Curliv
Indikasi : Multi vitamin
ribu
Harga Normal 13.50 – 17.50 4.10 – 10.90 47 – 80 13 - 40 0 – 1.1 0 - 1.3 17 – 59 21 – 72 38 – 126
VIII. ANALISA DATA
No 1.
Data DS : Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kuadran atas. DO : - Nyeri tekan pada abdomen bagian kua ran atas. - Klien tampak gelisah - Ekspresi wajah menahan sakit - Skala nyeri : 4
Masalah Nyeri
Penyebab Pembengkaan hepar
2.
DS : Klien mengatakan apabila makan merasakan mual dan muntah DO : - Klien kelihatan lemas, dan pucat. - Nafsu makan berkurang (hbs 1/2 porsi)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Mual dan muntah
3.
DS : Klien mengatakan badan terasa berat untuk beraktifitas. DO : Klien kelihatan lemas, pucat, ADL dibantu sebagian oleh perawat dan keluarganya
Kurang mandiri dalam merawat diri
Kelemahan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Nyeri b/d pembengkaan hepar ditandai dengan : DS: Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kanan atas. DO: - Nyeri tekan pada abdomen bagian kuadran atas. - Klien tampak gelisah - Ekspresi wajah menahan saki - Skala nyeri 4 2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah ditandai dengan : DS : Klien mengatakan apabila makan merasakan mual dan muntah DO : - Klien kelihatan lemas, dan pucat. - Nafsu makan berkurang (hbs ½ porsi ) 3) Kurang mandiri dalam merawat diri b/d kelemahan fisik ditandai dengan : DS : Klien mengatakan badan terasa berat untuk beraktifitas DO : Klien kelihatan lemas, pucat, ADL dibantu sebagian oleh perawat dan keluarganya
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama : Tn. A Ruang : Ruang F No 1.
Diagnosa Keperawatan Tgl 23 Juni Jam 09.30
Nyeri b/d pembengkaan hepar ditandai dengan : DS: Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kanan atas. DO: - Nyeri tekan pada abdomen bagian kuadran atas. - Klien tampak gelisah - Ekspresi wajah menahan saki - Skala nyeri 4
Perencanaan Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
Tgl 23 Juni Jam 09. 30
Tgl 23 Juni Jam 09. 30
Tgl 23 Juni Jam 09. 30
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan nyeri hilang dengan kriteria. - skala nyeri 0 - 1 - tidak ada pembesaran hati - nyeri tekan kuadran atas akan berkurang - ekspresi wajah tenang
1. Observasi dan catat lokasi, eratnya dan kriteria nyeri.
1. Memberikan informasi tentang kemajuan perbaikan terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi. 2. Teknik distraksi dapat menghilangkan perhatian pasien dari nyerinya. 3.Tirah baring pada posisi fowler rendah menurunkan keadaan intra abdomen. 4. Dingin pada sekitar ruangan membantu meminimalkan ketidak nyamanan. 5.Dengan lingkungan yang tenang pasien dapat beristirahat. 6.Analgetik dapat menghilangkan rasa nyeri.
2. Ajarkan teknik distraksi.
3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman. 4. Kontrol suhu ruangan.
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman. 7. Kolaborasi pemberian Analgeti Jarot
2.
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Jarot
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Perubahan nurtisi kurang
Setelah dilakukan tindakan
dari kebutuhan tubuh b/d
keperawatan selama 3x 24 jam
mual ditandai dengan :
diharapkan kebutuhan nutrisi
DS : Klien mengatakan
pasien dapat terpenuhi dengan
mual dan tak nafsu makan
kriteria;
DO : pasien menghabiskan
- nafsu makan naik
makanan 2-3 sendok.Klien
- nyeri abdomen kram berkurang
tampak lemas
- berat badan naik - tonus otot kuat
3.
Rasional
Jarot
Tgl 23 juni Jam 09. 30
1. Observasi pemasukan diet 2. Berikan makanan sedikit dan tawarkan makanan pagi paling banyak 3. Berikan perawatan mulut tiap hari. 4. Anjurkan makan dengan porsi yang tegak. 5. Dorong masukan sari jeruk dan masukan karbohidrat. 6. Konsul dengan ahli gizi.
Jarot
Tgl 23 juni Jam 09. 30
1. Mengetahui berapa banyak jumlah kalori yang masuk. 2. Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. 3. Meninggalakan rasa tak enak pada mulut. 4. Menurunkan rasa penuh pada abdomen sehingga dapat meningkatkan pemasukan. 5. Merupakan bahan eksra kalori yang lebih dan mudah dicerna 6. Berguna dalam membuat program untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Jarot
Jarot
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Kurang mandiri dalam
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji kemampuan dan derajat 1. Mengidentifikasi
merawat diri b/d kelemahan
keperawatan selama 3 x 24 jam di
Jarot
ketergantungan
Jarot Tgl 23 juni Jam 09. 30
kemampuan/tingkat
2.
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Perubahan nurtisi kurang
Setelah dilakukan tindakan
dari kebutuhan tubuh b/d
keperawatan selama 3x 24 jam
mual ditandai dengan :
diharapkan kebutuhan nutrisi
DS : Klien mengatakan
pasien dapat terpenuhi dengan
mual dan tak nafsu makan
kriteria;
DO : pasien menghabiskan
- nafsu makan naik
makanan 2-3 sendok.Klien
- nyeri abdomen kram berkurang
tampak lemas
- berat badan naik - tonus otot kuat
3.
Tgl 23 juni Jam 09. 30
1. Observasi pemasukan diet 2. Berikan makanan sedikit dan tawarkan makanan pagi paling banyak 3. Berikan perawatan mulut tiap hari. 4. Anjurkan makan dengan porsi yang tegak. 5. Dorong masukan sari jeruk dan masukan karbohidrat. 6. Konsul dengan ahli gizi.
Tgl 23 juni Jam 09. 30
1. Mengetahui berapa banyak jumlah kalori yang masuk. 2. Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. 3. Meninggalakan rasa tak enak pada mulut. 4. Menurunkan rasa penuh pada abdomen sehingga dapat meningkatkan pemasukan. 5. Merupakan bahan eksra kalori yang lebih dan mudah dicerna 6. Berguna dalam membuat program untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Jarot
Jarot
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Tgl 23 juni Jam 09. 30
Kurang mandiri dalam
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji kemampuan dan derajat 1. Mengidentifikasi
merawat diri b/d kelemahan
keperawatan selama 3 x 24 jam di
fisik, ditandai dengan :
harapkan cemas klien berkurang
DS : pasien mengatakan
dengan kriteria :
2. Bantu ADL pasien
2. Memenuhu kebutuhan pasien
badannya lemah dan lemas
- Melakukan aktivitas sesuai
3. Libatkan keluarga dalam
3. Keluarga merupakn suport
DO : pasien tampak lemas
kemampuan
dan ADL dibantu perawat
- ADL
dan keluarga
(makan,minum,mandi,BAB/BAK)
Jarot
ketergantungan
kemampuan/tingkat kemandirian pasien.
perawatan diri pasien 4 .Libatkan pasien dalam
dilakukan tanpa bantuan
Jarot Tgl 23 juni Jam 09. 30
perawatan dirinya
5. Kolaborasi dengan ahli Fisioterapi
terpenting 4.Mengidentifikasi/meningkatkan kemandirian pasien
5. Mengidentifikasi kemampuan pasien dan meningkatkan kemandirian pasien.
Jarot
Jarot
Jarot
Jarot
dilakukan tanpa bantuan
5. Kolaborasi dengan ahli Fisioterapi
5. Mengidentifikasi kemampuan pasien dan meningkatkan kemandirian pasien.
Jarot
Jarot
Jarot
Jarot
Nama : Tn. A Ruang : Ruang F No.
Diagnosa
Tgl./Jam
Perkembangan
Keperawatan 1.
I
24 Juni 08 08.00
I. 1. Pantau lokasi & intensitas nyeri. 2. Observasi tanda vital :
08.30
TD : 110/70 mmHg 0
S : 38 C N : 88 x/menit R : 22 x/menit
Paraf
Nama : Tn. A Ruang : Ruang F No.
Diagnosa
Tgl./Jam
Perkembangan
Keperawatan 1.
24 Juni 08
I
08.00
I. 1. Pantau lokasi & intensitas nyeri. 2. Observasi tanda vital :
08.30
TD : 110/70 mmHg 0
S : 38 C N : 88 x/menit R : 22 x/menit 3. Berikan lingkungan yang tenang. 09.30
4. Berikan primperan rantin sesuai indikasi.
10.00 E : Klien mengatakan nyeri agak berkurang, skala 2 2.
II
24 Juni 08 08.30
I. 1. Mengobserfasi nafsu makan klien (klien habis ½ porsi) 2. Menanjurkan klien makan sedikit
10.00
demi sedikit. 3. Menyediakan diet diet BB, tersaji.
11.00
4. Memberikan obat siang ( Vometa )
06. 30
E : Klien masih sedikit mual apabila makan
Paraf
3.
III
24 Juni
I
2008 07.30
1. 07.45
: Mengobservasi tingkat kemandirian Klien : Klien belum bisa beraktivitas sendiri
Menata tempat tidur klien :Menata tempat tidur klien menjadi lebih rapi. E. : Klien mengatakan masih perlu dibantu dalam mememnuhi kebutuhan sehari – hari.
CATATAN PERKEMBANGAN Hari Ke – 2 25 Juni 2008
1.
DX I
20 Juni 08
S
: Pasien mengatakan perut sedikit nyeri
O
: Tanda vital : 0
S : 36,7 C N N : 86x/mnt R : 22x/mnt TD : 140/90 mmHg
14.00
A
: Masalah teratasi
P
: Lanjutkan intervensi
I
:
1.
Pantau lokasi & intensitas nyeri.
2.
Observasi tanda vital :
15.30
TD : 120/90 mmHg 0
S : 36,7 C N : 88 x/menit R : 22 x/menit 3. Berikan lingkungan yang tenang. 19.00
E : Klien sudah tidak merasakan nyeri
20.00 DX II
20 juni 08
S
: Klien tidak merasa lemas
O
: Klien tampak segar
A
: Masalah teratasi.
P
: Lanjutkan intervensi
I
:
1. Mengobserfasi nafsu makan klien (klien 14.00
habis ½ porsi) 2. Memberikan makanan tambahan(kue dan teh
15.45
Manis) 3. Menanjurkan klien makan sedikit demi sedikit.
15.50
4. Menyediakan diet diet BB, tersaji.
18.30
5. Memberikan obat vometa.
20.00
E : Klien masih sedikit mual
DX III
20 juni 08
I
14.00
1.
14.30
19.00
: Mengobservasi tingkat kemandirian Klien : Klien belum bisa beraktivitas sendiri
Mengobservasi tingkat kemandirian klien :klien sudah bisa ke kamar kecil sendiri 2. Menyuiapkan persiapan mandi klien : Klien masih dibantu dalam mandi E. : Klien dibantu sebagian dalam beraktivitas
CATATAN PERKEMBANGAN Hari Ke – 3 26 Juni 2008
1.
DX I
26 Juni 08
S
: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi Skala 0
15.30
O
: Tanda vital : 0
S : 37 C N N : 88x/mnt R : 20x/mnt TD : 120/80 mmHg 18.00
A
: Masalah teratasi
P
: Stop
I
: -
E : Klien sudah tidak nyeri lagi, ekspresi wajah tenang
DX II
26 Juni 08
14. 45
S
: Klien mengatakan nafsu makan baik
O
: KU baik
A
: Masalah teratasi
P
: Stop
I
:
E
: Klien sudah tidak mual dan muntah apabila makan.
DX III
21 juni 08
07.45
08.30
S : O : Tempat tidur klien tampak sedikit Berantakan P : Lanjutkan intervensi I : Mengobservasi tingkat kemandirian Klien : Klien belum bisa beraktivitas sendiri 1.
Mengobservasi tingkat kemandirian klien :klien sudah bisa ke kamar kecil sendiri
2. Menata tempat tidur klien :Menata tempat tidur klien menjadi lebih rapi.