BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lan Lansia adala dalah h
perio eriode de
dim dimana ana
orga organi nis sme
tela telah h
menca encap pai
kemas emasak akan an dala dalam m ukur ukuran an dan dan fung fungsi si dan dan juga juga tela telah h menu menunj njuk ukka kan n kemund kemunduran uran sejalan sejalan dengan dengan waktu. waktu. Ad Ada a beberapa beberapa pendapat pendapat mengenai mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 6 tahun dan !0 tahun. "adan kesehatan dunia #$%&' menetapkan 6 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan dan sese seseor oran ang g tela telah h dise disebu butt lanj lanjut ut us usia ia.. (ari (ari )* juta juta jiwa jiwa pend pendud uduk uk +ndonesia ,- mengalami stroke yaitu lansia. troke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terj terjad adii
seca secara ra
tiba tiba/t /tib iba a
dan
cepa cepat, t,
dise diseba babk bkan an
karen arena a
gang ganggu guan an
perdarahan otak. +nsiden stroke meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya usia dan ), kali lebih besar pada pria dibanding wanita. 1ecen ecende deru rung ngan an pola pola peny penyak akit it neur neurol olog ogii teru teruta tama ma gang ganggu guan an susunan saraf pusat tampaknya mengalami peningkatan penyakit akibat gangguan pembuluh darah otak, akibat kecelakaan serta karena proses dege degene nera rati ti2e 2e sy syst stem em sara saraff
tam tampakn paknya ya seda sedang ng meram eramba bah h
naik naik di
+ndonesia. $alaupun $alaupun belum didapat data secara konkrit mengenai hal ini. 3akto aktorr pen penyeba yebab b muncu nculnya lnya masala salah h ini ini adalah alah adan adanya ya perkembangan ekonomi dan perubahan gaya hidup terutama msayarakat perkotaa perkotaan. n. 1emampuan emampuan masyarak masyarakat at untuk memenuhi memenuhi kebutuh kebutuhan an hidup terlih terlihat at semaki semakin n mudah mudah sehing sehingga ga menin meningk gkatk atkan an hasra hasratt mere mereka ka untuk untuk teru terus s
berj berjua uang ng menc mencap apai ai tuju tujuan an deng dengan an penu penuh h
pers persai aing ngan an dala dalam m
perjuanga perjuangan n tersebut, tersebut, benturan/ benturan/bentu benturan ran 4sik maupun maupun psikologis psikologis tidak pernah dipikirkan efek bagi kesehatan jangka panjang. 5sia harapan hidup di +ndonesia kian meningkat sehingga semakin banyak terdapat lansia. (engan bertambahnya usia maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan akan semaki semakin n komp komplek leks. s. alah alah satu satu penyak penyakit it yang yang sering sering dialam dialamii oleh oleh lansia adalah stroke. 5sia merupakan factor resiko yang paling penting bagi semua jenis stroke. B. Tujuan ). ujuan 5mum
7ahasiswa
mampu
memahami
dan
membuat
Asuhan
1eperawatan Lansia dengan troke dan mengetahui konsep dasar medis stroke. . ujuan ujuan 1husus a. 7ahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien lansia dengan
stroke b. 7aha 7ahasi sisw swa a
dapa dapatt
mene menega gakk kkan an
diag diagno nosa sa keper eperaw awat atan an yang yang
muncul pada klien lansia dengan stroke c. 7ahasi 7ahasiswa swa menget mengetahu ahuii inter2 inter2ens ensii keperaw eperawata atan n
berdas berdasark arkan an
diagno diagnosa sa keper keperawa awatan tan yang yang didapa didapatt pada pada klien klien lansia lansia dengan dengan stroke d. 7ahasiswa 7ahasiswa dapat dapat melaku melakukan kan implemen implementasi tasi keperawa keperawatan tan pada klien lansia dengan stroke e. 7aha 7ahasi siaw awa a meng menget etah ahui ui e2al e2alua uasi si pada pada pasi pasien en lans lansia ia deng dengan an stroke
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN NEUROLOGIS “STROKE
A. 89:;9<+A: <&19 = troke atau >erebro ?asculer Accident #>?A' adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak =
# "runner dan uddarth, 00 @ hal. )) '. troke adalah de4cit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala
=
sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena #$%&, )**'. troke atau cedera serebro2askuler attack # >?A' adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak #"runner and uddarth, 00)'. troke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya
mendadak
yang
berlangsung
B
jam
atau
lebih
atau
menimbulkan kematian dan semata/mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik #7ansjoer, 000' ". 1LA+3+1A+ <&19 "erdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasi4kasikan menjadi @ 1. Str!ke He"!rag#k
erjadi subarachnoid
perdarahan yang
cerebral
disebabkan
dan
mungkin
pecahnya
juga
pembuluh
perdarahan darah
otak.
5mumnya terjadi pada saat melakukan akti4tas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. 1esadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol. (ua jenis stroke hemoragik @ 8erdarahan
intraserebral.
8erdarahan
intraserebral
adalah
perdarahan di dalam otak yang disebabkan oleh trauma #cedera otak' atau kelainan pembuluh darah #aneurisma atau angioma'. Cika tidak disebabkan oleh salah satu kondisi tersebut, paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi kronis. 8erdarahan intraserebral menyumbang sekitar )0- dari semua stroke, tetapi memiliki persentase tertinggi penyebab kematian akibat stroke.
8erdarahan
subarachnoid.
8erdarahan
subarachnoid
adalah
perdarahan dalam ruang subarachnoid, ruang di antara lapisan dalam #8ia mater' dan lapisan tengah #arachnoid mater' dari jaringan selaput otak #meninges'.
8enyebab
paling
umum
adalah
pecahnya
tonjolan
#aneurisma' dalam arteri. 8erdarahan subarachnoid adalah kedaruratan medis serius yang dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian. troke ini juga satu/satunya jenis stroke yang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. 2. troke :on %emoragik
(apat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak, umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur. idak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak. troke non hemoragik
dapat
juga
diklasi4kasikan
berdasarkan
perjalanan
penyakitnya, yaitu @ a. +A #rans +schemic Attack'
;angguan neurologist yang timbul mendadak dan hilang dalam beberapa menit #durasi rata/rata )0 menit' atau beberapa jam saja, dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari B jam. b.
;angguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu ) minggu dan maksimal minggu. c. troke in ?olution atau Progresif
troke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin berat dan bertambah buruk. 8roses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari. d. troke >omplete
;angguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent, maksimal sejak awal serangan dan sedikit memperlihatkan parbaikan dapat didahului dengan +A yang berulang.
>. 9+&L&;+ 1. rombosis #penyakit trombo D oklusif'
7erupakan penyebab stroke yang paling sering. Arteriosclerosis selebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis selebral, yang merupakan penyebab umum dari stroke. anda/ tanda trombosis selebral ber2ariasi. akit kepala adalah awitan yang tidak umum. "eberapa pasien mengalami pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. ecara umum trombosis selebral tidak terjadi secara tiba/tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari. rombosis terjadi biasanya ada kaitannya dengan kerusakan local dinding
pembuluh darah
akibat
atrosklerosis.
8roses aterosklerosis
ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima arteria besar. "agian intima arteria sereberi menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel D sel ototnya menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. 8lak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat D tempat yang melengkung. rombi juga dikaitkan dengan tempat D tempat khusus tersebut. 8embuluh D pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut @ arteria karotis interna, 2ertebralis bagian atas dan basilaris bawah. %ilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar. rombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah menjadi kasar. rombosit akan melepasakan enEim, adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. umbat 4brinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersumbat dengan sempurna. 2. 9mbolisme serebral
9mbolisme serebral #bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain'. Abnormalitas patologik pada jantung
kiri, seperti endocarditis infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard, serta infeksi pulmonal, adalah tempat/tempat asal emboli. 9mbolus biasanya menyumbat
arteriserebral tengah, atau cabang/
cabangnya yang merusak sirkulasi serebral. 9mbolisme
sereberal
termasuk
urutan
kedua
dari
berbagai
penyebab utama stroke. 8enderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis. 1ebanyakan emboli sereberi berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung. 7eskipun lebih jarang terjadi, embolus juga mungkin berasal dari plak ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis interna. etiap bagian otak dapat mengalami
embolisme,
tetapi
embolus
biasanya
embolus
akan
menyumbat bagian D bagian yang sempit. tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria sereberi media, terutama bagian atas. 3. +skemia serebral
+skemia serebral #insu4siensi suplai darah ke otak' terutama karena konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak. 4. 8erdarahan serebral.
8erdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus ;8(& #;angguan 8embuluh (arah &tak' dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus penyakit ini. 8erdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri. 9kstra2asasi darah terjadi di daerah otak dan Fatau subaraknoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. (arah ini sangat mengiritasi jaringan otak, sehingga mengakibatkan 2asospasme pada arteria di sekitar perdarahan. pasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisper otak dan sirkulus wilisi. "ekuan darah yang semula lunak menyerupai selai merah akhirnya akan larut dan mengecil. (ipandang dari sudut histologis otak yang terletak di sekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis. 1arena kerja enEimDenEim akan terjadi proses pencairan, sehingga terbentuk suatu rongga. esudah beberapa bulan
semua jaringan nekrotik akan terganti oleh astrosit dan kapilerDkapiler baru sehingga terbentuk jalinan di sekitar rongga tadi. Akhirnya rongga terisi
oleh
8erdarahan
serabutDserabut subaraknoid
astroglia
sering
yang
dikaitkan
mengalami
dengan
proliferasi.
pecahnya
suatu
aneurisme. 1ebanyakan aneurisme mengenai sirkulus wilisi. %ipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan ruptur. ering terdapat lebih dari satu aneurisme. 8erdarahan serebral termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus gangguan pembuluh darah otak. 8erdarahan serebral dapat terjadi di luar duramater #hemoragi ekstradural atau epidural', dibawah duramater,
#hemoragik
subdural',
diruang
subarachnoid
#hemoragi
subarachnoid' atau di dalam substansi otak #hemoragi intraserebral'. %emoragi ekstradural #epidural' adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. +ni biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri dengan arteri meningea lain. %emoragi
subdural
#termasuk
hemoragi
subdural
akut'
pada
dasarnya sama dengan hemoragi epidural, kecuali bahwa hematoma subdural
biasanya
jembatan
2ena
robek.
1arenanya,
periode
pembentukan hematoma lebih lama # inter2ensi jelas lebih lama' dan menyebabkan tekanan pada otak. "eberapa pasien mungkin mengalami hemoragi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda dan gejala. %emoragi subarachnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisma pada area sirkulus wilisi dan malformasi arteri/2ena kongenital pada otak. Arteri di dalam otak dapat menjadi tempat aneurisma. %emoragi
intraserebral
paling
umum
pada
pasien
dengan
hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. 8ada orang yang lebih muda dari B0 tahun, hemoragi intraserebral biasanya disebabkan oleh malformasi arteri/2ena, hemangioblastoma dan trauma, juga disebabkan oleh tipe patologi arteri tertentu, adanya tumor otak dan
penggunaan medikasi #antikoagulan oral, amfetamin dan berbagai obat aditif'. 8erdarahan biasanya arterial dan terjadi terutama sekitar basal ganglia. "iasanya awitan tiba/tiba dengan sakit kepala berat. "ila hemoragi membesar, makin jelas de4sit neurologik yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda 2ital. 8asien dengan perdarahan luas dan hemoragi mengalami penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda 2ital.
(. 8A&3++&L&;+ $.
Str!ke N!n He"!rag#k +skemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak
oleh
thrombus
atau
embolus.
rombus
umumnya
terjadi
karena
berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. 9mboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. erjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba/tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. 8erdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli. %.
Str!ke He"!rag#k. 8embuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir
ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan +1 yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. (i samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah
tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak. 9. 3A1&< <9+1& Ada beberapa factor risiko stroke yang sering teridenti4kasi, yaitu G 1.
Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. 8roses ini
dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah cerebral. 2.
Aneurisma pembuluh darah cerebral Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada
satu tempat yang diikuti oleh penipisan di tempat lain. 8ada daerah penipisan dengan maneu2er tertentu dapat menimbulkan perdarahan. 3.
Kelainan jantung / penyakit jantung 8aling banyak dijumpai pada pasien post 7>+, atrial 4brilasi dan
endokarditis. 1erusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. (disamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah. 4.
Diabetes mellitus (DM' 8enderita (7 berpotensi mengalami stroke karena alasan, yeitu
terjadinya peningkatan 2iskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan micro2askuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral. 5.
Usia lanjut 8ada usia lanjut terjadi proses kalsi4kasi pembuluh darah, termasuk
pembuluh darah otak. 6.
Polocitemia 8ada policitemia 2iskositas darah meningkat dan aliran darah
menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun.
7.
Peningkatan kolesterol (lipid total 1olesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan
terbentuknya embolus dari lemak. 8.
!besitas 8ada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar
kolesterol sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh drah otak. 9.
Perokok 8ada perokok akan timbul plaHue pada pembuluh darah oleh nikotin
sehingga terjadi aterosklerosis. 10.
kurang akti"itas #sik 1urang akti2itas 4sik dapat juga mengurangi kelenturan 4sik
termasuk kelenturan pembuluh darah #embuluh darah menjadi kaku', salah satunya pembuluh darah otak.
3. 7A:+39A+ 1L+:+ 1. He"#&leg#a ' akibat kerusakan pada area motorik pada bagian
konteks atau pada traktus piramidal. 8erdarahan atau bekuan darah pada otak kanan akan meyebabkan tubuh pada sisi kiri akan mengalami hemiplegia. %al ini disebabkan oleh karena serabut saraf bersilang pada traktus piramidal dari otak menuju ke sumsum tulang belakang, demikian juga pada area kortikal yang lain yang dapat menyebabkan menianesthesia, apraIia, agnosia, aphasia.&tot/otot thoraks dan abdomen biasanya tidak mengalami paralisis sebab dihubungkan kedua hemisper otak. Apabila otot 2oluntary mengalami gangguan maka tidak terjadi keseimbangan antara otot rangka Jeksi dan ekstensi sehingga menyebabkan terjadinya deformitas yang serius. 2. A&(a)#a
*
kerusakan
dalam
mempergunakan
atau
menginterpretasikan simbol/simbol dasn bahasa. %al ini disebabkan oleh adanya gangguan pada korteks serebral. ;angguan pada semua
aspek berbahasa seperti bercakap, membaca, menulis dan memahami bahasa yangdiucapkan. (ikenal dua macam aphasia , yaitu aphasia sensorik yang berhubungan dengan pemahaman bahasa, dan aphasia motorik yang berhubungan dengan produk bercakap/cakap. Aphasia sensorik termasuk kehilangan kemampuan pemahaman menulis, menciptakan atau mengucapkan kata/kata, misalnya klien tidak dapat memahami apa yang dibicarakan. 7endengar bunyi, tetapi tidak mengetahui komunikasi simbolik yang berhubungan dengan suara. Aphasia motorik, dimana klien dapat memahami kata/kata, tetapi tidak dapat menguraikan dengan kata/kata.Aphasia disebabkan oleh adanya lesi patologis yang berhubungan dengan lokasi tertentu pada korteks. 8enyebab utamanya adalah gangguan suplai darah ke otak terutama yang berhubungan dengan pembuluh darah. 7iddle cerebral artery. 3. A&ra+#a ' 1ondisi dimana klien dapat bergerak pada bagian tubuh yang mengalami gangguan tetapi tidak berfungsi dengan baik, misalnya
berjalan,
berbicara,
berpakaian,
dimana
bagian
yang
mengalami paralisis tidak dapat dikoordinasikan. ?isual >hange @ Adanya lesi pada lobus parietal dan temporal sebagai akibat
perdarahan
intraserebral
karena
terjadinya
ruptur
dari
arterisclerosis atau hipertsnsi pembuluh darah. Lesi pada bagian otak akan meyebabkan kerusakan bagian yang berlawanan pada penglihatan. 8enurunan
kemampuan
penglihatan
sering
berhubungan
dengan
hemiplegia. Agnosia @ ;angguan menginterpretasikan objek, misalnya penglihatan, taktil, atau informasi sensorik lainnya. 1lien tidak dapat mengenal objek. Agnosia bisa 2isual, pendengaran, atau taktil tetapi tidak sama dengan kebutaan, tuli atau kehilangan rasa. 1ehilangan sensasi misalnya tidak sadar pada posisi lengan, tidak merasakan adanya bagian tubuh tertentu. 1lien dengan agnosia penglihatan, dia melihat objek tetapi tidak mengenal atau atau tidak dapat memberi arti pada objek. 4. D,)art(r#a ' Artikulasi yang tidak sempurna yang menyebabkan
kesulitan
berbicara.
1lien
mengenal
bahasa
tetapi
kesulitan
mengucapkan kata/kata. idak ada gangguan dalam tata bahasa atau
ungkapan atau konstruksi kata. 1lien dapat berkomunikasi secara 2erbal walaupun mengalami angguan, membaca atau menulis. 1ondisi ini disebabkan akibat disfungsi saraf kranial menyebabkan kelemahan atau paralisis otot sekitar bibir, lidah dan larynI. 5. K#ne)t(e)#a ' gangguan sensasi yang terjadi pada satu sisi tubuh, berupa @ ).
%emianesthesia @ 1ehilangan asensasi.
.
8aresthesia@ 1ehilangan sensasi pada otot sendi.
.
+nkontinen @ +nkontinen urin dan defekasi dapat terjadi,
sebagai akibat @ ).
kurangnya perhatian.
.
kehilangan memori
.
faktor emosi.
B.
tidak mampu berkomunikasi.
:yeri pada bahu @ erjadi sebagai akibat hambatan mobilitas serta o2erstreching otot bahu, serta gerakan yang tidak tepat serta kehilangan <&7 #range of motion'. %ornerKs
yndrome
@
paralisis
saraf
simpatis
pada
bagian
mata
menyebabkan tenggelamnya bola mata sebagai akibat ptosis kelopak mata atas dan peningkatan kelopak mata bawah, konstriksi pupil, dan berkurangnya air mata. ;angguan emosional G setelah menderita stroke mengakibatkan emosi klien
labil, kebingungan,
gangguan memori
dan
frustrasi
@
social
withdrawal terutama aphasia, gangguan perilaku seksual, regresi, dan marah. ecara umum manifestasi klinik dapat dijelaskan sebagai 1) ;angguan fungsi neuromotorik @ 8enurunan fungsi motorik sangat
sering dijumpai pada pasien stroke. 7asalah yang berhubungan dengan fungsi neruromotorik yaitu mobilitas, fungsi pernafasan, fungsi menelan dan bicara, reJeks muntah dan kemampuan rawat diri. erjadinya hal tersebut sebagai akibat adanya kerusakan saraf
motorik pada jalur pramidal # serabut saraf dari otak dan melalui sumsum tulang belakang menuju ke sel motorik'. 1arakteristik penurunan
motorik
termasuk
kehilangan
kemampuan
gerakan
2oluntary #akinesia', hambatan integrasi gerakan, gangguan tonus otot, dan gangguan reJeks.&leh karena jalur paramidal bersilang pada tingkat medulla, sehingga bioa lesi terjadi pada salah satu sisi pada otak akan mempengaruhi fungsi motorik pada sisi berlawanan #contralateral'. Lengan dan tungkai akan mengalami kelemahan. Apabila gangguan pada middle cerebral artery, maka kelemahan pada ekstremitas atas lebih keras daripada ekstremitas bawah. 2) ;angguan komunikasi @ %emisfer kiri lebih dominan untuk keterampilan berbahasa. ;angguan berbahasa termasuk kemampuan mengekspresikan dan pemahaman tulisan dan mengucapkan kata/ kata. 8asien dapat mengalami aphasia #kehilangan secara total kemampuan pemahaman dan penggunaan berbahasa'. (ysphasia diartikanadanya pemahaman
disfungsi
dan
sehubungan
penggunaan
dengan
bahasa.
kemampuan
(ysphasia
dapat
diklasi4kasikan berupa :onJuent # berkurangnya akti4tas berbicara dengan bicara yang lambat' atau Juent #bisa berbicara, tetapi hanya mengadung sedikit makna komunikasi'. 8ada stroke yang hebat akan menyebabkan
terjadinya global aphasia, dimana
semua fungsi
komunikasi dan penerimaan menjadi hilang. troke pada area $ernicke pada otak akan menunjukkan gejala aphasia recepti2e dimana tidak terdengar suara atau sukar dimengerti. 1erusakan area wernicke akan menyebabkan hambatan pemahaman baik dalam berbicara maupun bahasa tulisan. troke yang berhubungan dengan area
"roca
pada
#kesulitan dalam menyebabkan
otak
akan
berbicara
dyssarthria
menyebabkan
dan
yaitu
eIpressi2e
phasia
menulis'. "anyak juga stroke gangguanFhambatan
pada
otot
bicara. 8asien mengalami hambatan dalam mengucapan, artikulasi, dan bunyi suara. 1adang/kadang ada pasien mengalami keduanya yaitu aphasia dan dysarthria. 3) 9mosiFperasaan @ 8asien yang mengalami stroke mungkin tidak dapat mengontrol perasaannya.
%al ini mungkin terjadi sebagai akibat
adanya perubahan dalam citra tubuh dan kehilangan fungsi motorik. 8asien akan mengalami depresi dan frustrasi sehubungan dengan masalah mobilitas dan dan komunikasi. 7isalnya pada saat waktu makan pasien menangis karena mengalami kesulitan memasukkan makanan kedalam mulutnya, kehilangan kemampuan mengunyah dan menelan. 4) ;angguan fungsi
intelektual
@
(aya
ingat
dan
kemampuan
pengambilan keputusan dapat mengalami gangguan sebagai akibat stroke. troke pada otak kiri
menyebabkan masalah gangguan
ingatan sehubungan dengan berbahasa. 8asien dengan stroke pada otak
kanan
sangat
sulit
dalam
daya
ingat
dan
kemampuan
pengambilan keputusan., milsanya pada saat pasien berdiri dari kursi roda tanpa mengunci kursi rodanya sehingga dapat berbahaya bagi dirinya. ;. 8979<+1AA: (+A;:&+> 8emeriksaan
penunjang
diagnostik
yang
dapat
dilakukan
adalah @ 1.
Laboratorium@ mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,
2.
kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb. inar tengkorak untuk menggambarkan perubahan
3.
korpengpineal daerah yang berlawanan dari masa yang luas. 5ltrasonogra4 doppler untuk mengidenti4kasi penyakit arterio2ena
kelenjar
#masalah sistem arteri karotis aliran darah dan atau muncul plak' atau 4.
arteriosklerotik. 99; -Electroencephalography)
untuk mengidenti4kasi masalah
didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan darah 5.
lesi yang spesi4k. > scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau
6.
infark. 7<+ #Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui adanya
7.
edema, infark, hematom dan bergesernya struktur otak Angiogra4 untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah yang terganggu secara spesi4k.
%. 89:>9;A%A: 8encegahan utama untuk menghindari risiko adalah pendidikan kesehatan masyarakat. 7empertahankan berat badan dan kolesterol dalam batas normal, dan menghindari merokok atau tidak menggunakan oral
kontrasepsi.
8engobatanFmengontrol
diabetes,
hipertensi
dan
penyakit jantung. 7emberikan informasi kepada klien sehubungan dengan penyakit yang diderita dengan stroke. Apabila sudah terserang stroke, dalam
situasi
ini
tujuan
adalah
mencegah
terjadinya
komplikasi
sehubungan dengan stroke dan infark yang lebih luas pada masa yang akan datang. Apabila terjadi immobilitas akan meningkatkan risiko injury sehubungan dengan paralisis dan aspirasi pada jalan nafas. 8encegahan lebih lanjut yaitu memonitoring faktor risiko yang dapat diidenti4kasi. +.
1&78L+1A+ 7enurut meltEer #00)', komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu @ 1.
H#&!k)#a )ereral (iminimalakan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat ke
otak. 3ungsi otak tergantung pada ketersediaan & yang dikirimkan ke jaringan. 8emberian & suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit
pada
tingkat
dapat
diterima
akan
membantu
dalam
mempertahankan hemoglobin dan hematrokit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan adekuat. 2.
Al#ran /ara( )ereral "ergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan intregitas
pembuluh darah serebral. %idrasi adekuat # cairan intra2ena' harus menjamin penurunan 2ikosis darah dan memperbaiki aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera. 3.
E"!l#)"e )ereral (apat terjadi setelah infark miokard F 4brilasi atrium F dapat berasal
dari katup jantung protestik. 9mbolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. (isritmia dapat mengakibtakan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombul
lokal. elain itu disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki. C.
89:AALA1A:AA: Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah : 1. 8osisi kepala dan badan atas 0/0 derajat, posisi miring jika muntah
dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil. 2. "ebaskan jalan nafas dan pertahankan 2entilasi yang adekuat, bila 3. 4. 5. 6. 7.
perlu diberikan ogsigen sesuai kebutuhan anda/tanda 2ital diusahakan stabil "ed rest 1oreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia 8ertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit 1andung kemih yang penuh dikosongkan,
bila
perlu
lakukan
kateterisasi 8. 8emberian cairan intra2ena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik 9. %indari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat meningkatkan +1 10. :utrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Cika kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang :;. Pera0atan u"u" )tr!ke 7engenai penatalaksanaan umum stroke, konsensus nasional pengelolaan stroke di +ndonesia, mengemukakan hal/hal berikut@ "ebaskan jalan nafas dan usahakan 2entilasi adekuat, bila perlu berikan oksigen 0/ LFmenit sampai ada hasil gas darah. 1andung
kemih
yang
penuh
dikosongkan,
sebaiknya
dengan
kateterisasi intermiten. 8enatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus. ekanan darah dapat berkurang bila penderita dipindahkan ke tempat yang tenang, kandung kemih dikosongkan, rasa nyeri dihilangkan, dan bila penderita dibiarkan beristirahat. %iperglikemia
atau
hipoglikemia
harus
dikoreksi.
1eadaan
hiperglikemia dapat dijumpai pada fase akut stroke, disebabkan oleh stres
dan peningkatan kadar katekholamin di dalam serum. (ari percobaan pada hewan dan pengalaman klinik diketahui bahwa kadar glukosa darah yang meningkat memperbesar ukuran infark. &leh karena itu, kadar glukosa yang melebihi 00 mgF dl harus diturunkan dengan pemberian suntikan subkutan insulin. 1onsensus nasional pengelolaan stroke di +ndonesia mengemukakan bahwa hiperglikemia # M0 mg- ' harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu sekitar )0 mg- dengan insulin intra2ena secara drips kontinyu selama / hari pertama. %ipoglikemia harus diatasi segera dengan memberikan dekstrose B0intra2ena sampai normal dan diobati penyebabnya. uhu tubuh harus dipertahankan normal. uhu yang meningkat harus dicegah, misalnya dengan obat antipiretik atau kompres. 8ada penderita iskemik otak, penurunan suhu sedikit saja, misalnya / derajat celsius, sampai tingkat N> atau B O> memberi perlindungan pada otak. elain itu, pembentukan oIygen free radicals dapat meningkat pada keadaan hipertermia. %ipotermia ringan sampai sedang mempunyai efek baik,
selama
kurun waktu
/
jam sejak stroke
terjadi, dengan
memperlebar jendela kesempatan untuk pemberian obat terapeutik. :utrisi peroral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan baik, bila terdapat gangguan menelan atau penderita dengan kesadaran menurun, dianjurkan melalui pipa nasogastrik. 1eseimbangan cairan dan elektrolit
dipertahankan. 8emberian
cairan intra2ena berupa cairan kristaloid atau koloid, hindari yang mengandung glukosa murni atau hipotonik. "ila ada dugaan trombosis 2ena dalam, diberikan heparin dosis rendah subkutan, bila tidak ada kontra indikasi. Tera 1ar"ak!l!g# ,ang /a&at /#er#kan &a/a &a)#en )tr!ke ' a. Antikoagulasi dapat diberikan pada stroke non haemoragic,
diberikan dalam B jam sejak
serangan gejala/gejala dan
diberikan secara intra2ena. b. &bat antipletelet, obat ini untuk mengurangi pelekatan platelet. &bat ini kontraindikasi pada stroke haemorhagic.
c. "loker kalsium untuk mengobati 2asospasme serebral, obat ini
merilekskan otot polos pembuluh darah. d. rental dapat digunakan untuk meningkatkan aliran darah kapiler mikrosirkulasi,
sehingga
meningkatkan
perfusi
dan
oksigenasi ke jaringan otak yang mengalami iskemik. Tera K(u)u) (itujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi dan neuroprotektan. &bat anti agregasi@ golongan pentoIi4lin, tielopidin, low heparin, t8A. $2 Pent!+#3l#n 7empunyai cara kerja @ = = = =
ebagai anti agregasi P menghancurkan thrombus 7eningkatkan deformalitas eritrosit 7emperbaiki sirkulasi intraselebral :europrotektan 1. 8iracetam@
menstabilkan
membrane
sel
neuron,
eI@
neotropi
>ara kerja dengan menaikkan cA78 A8 dan meningkatkan sintesis glikogen 2. :imodipin@ gol. >a blocker yang merintangi masuknya >aQ ke dalam sel, eI.nimotup. >ara kerja dengan merintangi masuknya >aQ ke dalam sel dan memperbaiki perfusi jaringan otak 3. >iticholin@ mencegah kerusakan sel otak,
eI.
:icholin
>ara kerja dengan menurunkan free faty acid, menurunkan generasi radikal bebas dan biosintesa lesitin. 4. 9kstraI gingkobiloba, eI ginkan. Pera0atan Pa)4a Str!ke $2 Re(a#l#ta)# Str!ke
elain memposisikan klien dan latihan rentang gerak , suatu program rehabilitasi stroke memfokuskan pada A1. Akti2itas kehidupan sehari/hari termasuk makan, berdandan, hygiene, mandi, dan yang sejenisnya. (engan melibatkan ahli terapi 4sik dan okupasi dapat meningkatkan kemampuan perawat untuk merencanakan perawatan. 92aluasi tingkat sensorik motorik , pengukuran rentang gerak sendi , dan kekuatan otot adalah tujuan spesi4k bagi ahli terapi dan perawat. 8emeriksaan
genggaman
,
kekuatan
trisep,
dan
keseimbangan
memberikan data yang berharga untuk perencanaan strategi kompensasi untuk
menyelesaikan
tugas
tugas
perawatan
diri.
8ropriosepsi,
sensasi,dan tonus otot die2aluasi. uatu pengkajian yang seksama juga termasuk tingkat de4cit neurologis yang mungkin telah di alami oleh klien akibat stroke. (ata tersebut termasuk kemampuan klien untuk mandi, berpakaian, makan, ke toilet, dan berpindah. elain itu, status fungsi usus dan kandung kemih klien adalah informasi yang sangat penting untuk perencanaan perawatan. 3ungsi penglihatan dan pendengaran dikaji dan setiap penyimpangan dimasukkan dalam pendekatan tim. ujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kemandirian klien dengan terus memberikan peluang untuk melakukan tugas yang mampu ia lakukan. 8erawat adalah kunci pemberi perawatan dalam proses rehabilitasi, rehabilitati2e.
mengkoordinasikan (engan
asuhan
memperhatikan
perawatan
tujuan
ini,
dan
perawat
terapi dapat
memaksimalkan potensi klien tersebut. %2 K!gn#)# /an k!"un#ka)# 1onfusi, disorientasi, dan masalah komunikasi adalah akibat yang sering dari stroke. 7asalah komunikasi dapat diakibatkan oleh afasia dan disartria,
perawat
perlu
menyertakan
teknik
komunikasi
yang
memfasilitasi kemampuan klien untuk memahami kata/kata. eknik komunikasi tersebut meliputi berbicara secara perlan/lahan, memberikan petunjuk sederhana#satu pada satu waktu', membatasi distraksi, dan mendengar secara aktif.elain itu, menghubungkan kata/kata dengan objek,menggunakan pengulangan dan
kata/kata
yang banyak,
dan
mendorong keluarga untuk membawa objek kecil yang dikenal oleh klien dan untuk menyebutkan nama objek/objek tersebut dapat meningkatkan pola
komunikasi.(apat
program
computer
juga
untuk
digunakan membantu
papan
abjad,mesin
pemahaman
klien
tik,dan tentang
lingkungannya. 7enge2aluasi penglihatan dan pendengaran dapat juga membantu mengatasi masalah yang,sekali dapat diperbaiki, secara drastic akan meningkatkan komunikasi. 52 Dukungan &)#k!l!g#) 1lien lanjut usia mengalami berbagai kehilangan berdasar dengan terjadinya stroke, mencakup perubahan citra tubuh, fungsi tubuh, dan perubahan peran. (ukungan psikologis diarahkan agar dalam menghadapi kehilangan ini dapat mendorong keberhasilan adaptasi dan penyesuaian. ujuan yang realistis dapat ditetapkan hanya setelah perawat mengkaji gaya hidup klien sebelumnya, tipe kepribadian, perilaku koping, dan akti2itas pekerjaan. (engan menyediakan situasi untuk penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan, perawat member klien suatu kesempatan untuk memperoleh kendali atas lingkungannya. 1eadaan seperti itu dapat sederhana seperti membiarkan klien untuk memilih di antara dua akti2itas, untuk memutuskan waktu terapi, untuk memilih pakaian, dan untuk membuat pilihan makanan. 7emfokuskan pada kekuatan
dan
kemampuan
klien
daripada
terhadap
de4cit
dapat
mendorong harapan klien tersebut. (epresi sering terjadi dengan terjadinya kehilangan fungsi tubuh dan perubahan peran dan citra tubuh. 1onsultasikan kepada seorang perawat kesehatan mental untuk membantu mengatasi masalah ini. 1lienn
lansia
mungkin
mengalami
suatu
perasaan
isolasi
dan
pengasingan. 1eluarga mungkin memerlukan dukungan emosional dan psikologis ketika berusaha untuk memahami apa arti kehilangan bagi klien. Cika kebutuhan untuk mendapatkan dukungan keluarga ini tidak diperhatikan, klien mungkin mempertimbangkan untuk bunuh diri.Ajarkan anggota keluarga tentang depresi dan peringatkan mereka terhadap tanda dan gejala yang penting dalam memberikan dukungan psikososial.
1elabilan emosional dan ledakan/ledakan mungkin terjadi setelah stroke. anggota keluarga yang telah diajarkan tentang strategi komunikasi dan bagaimana cara bermain peran dalam situasi yang potensial akan menjadi lebih percaya diri.dalam merawat klien. merujuk keluarga dan klien pada pelayanan pendukung seperti pelayanan kesehatan di rumah, 1elompok
pendukung,
dan
respite
care
dapat
mengurangi
beban
ketergantungan yang mungkin mengikuti stroke melibatkan manajemen factor/faktor yang pada akhirnya dapat membuat perbedaan dalam memelihara sekunder
kemandirian
yang
dapat
maksimum
dan
berkembang
dari
menurunkan penyakit
komplikasi
kronis
yang
melumpuhkan. #7ickey tanley, "uku Ajar 1eperawatan gerontik edisi . 006' ;angguan emosional, terutama ansietas, frustasi dan depresi merupakan masalah umum yang dijumpai pada penderita pasca stroke. 1orban stroke dapat memperlihatkan masalah/masalah emosional dan perilakunya mungkin berbeda dari keadaan sebelum mengalami stroke. 9mosinya dapat labil, misalnya pasien mungkin akan menangis namun pada saat berikutnya tertawa, tanpa sebab yang jelas. 5ntuk itu, peran perawat adalah untuk memberikan pemahaman kepada keluarga tentang perubahan tersebut. %al/hal yang bisa dilakukan perawat antara lain memodi4kasi perilaku pasien seperti seperti mengendalikan simulasi di lingkungan, memberikan waktu istirahat sepanjang siang hari untuk mencegah pasien dari kelelahan yang berlebihan, memberikan umpan balik positif untuk perilaku yang dapat diterima atau perilaku yang positif, serta memberikan pengulangan ketika pasien sedang berusaha untuk belajar kembali satu ketrampilan.