BAB I
PENDAHULUAN
A. LAT LATAR BELAKANG
Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan, baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks. Semua itu membutuhkan kesiapan mental untuk menghadapinya. menghadapinya. Pada kenyataannya terdapat gangguan mental yang sangat mengganggu dalam hidup manusia, yang salah satunya adalah depresi. Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dari kelompok mana saja, dan pada segala rentang usia. Bagi penderita depresi ini selalu dibayangi ketakutan, kengerian, ketidakbahagiaan serta kebencian pada mereka sendiri. Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan dukungan psikologis dari orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat menyebabkan penurunan psikologis yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi. Penyebab Penyebab depresi dari aktor aktor biologis biologis salah salah satunya satunya adalah adalah depresi depresi pasca-mel pasca-melahirk ahirkan. an. Iskandar Iskandar !"##$% menerangkan menerangkan bah&a depresi depresi postpartum terjadi karena kurangnya dukungan terhadap terhadap penyesua penyesuaian ian yang dibutuhka dibutuhkann oleh &anita dalam dalam menghad menghadapi api aktiitas aktiitas dan peran peran barunya sebagai ibu setelah melahirkan. Depresi Postpartum merupakan Postpartum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu 'ngka 'ngka kejadian kejadian depresi depresi postpartum di 'sia cukup tinggi dan sangat ber(ariasi antara ")*+ !Iskandar, "##$%, sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpartum antara +#-$# dari &anita pasca persalinan !idayat, "##$%. B. TUJUAN TUJUAN
ntuk ntuk meng mengeta etahu huii depres depresii yang yang terjad terjadii pada pada ibu postp postpart artum um sepert sepertii apa apa dan dan untuk untuk mengetahui cara penerapan asuhan kepera&atan pada ibu dengan depresi postpartum. Serta dapat mengetahui actor-aktor penyebab dari depresi postpartum dan cara penanggulangannya. C. MANFAA MANFAAT T
asil makalah ini kiranya dapat menambah / memperkaya pengetahuan pengetahuan kita khususnya ilmu kepera&atan system reproduksi dan penerapan asuhan kepera&atannya. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTI PENGERTIAN AN
1
Kartono !"##"%, menyatakan bah&a depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan akti(itas isik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, 0ebih lanjut Kartono menjelaskan bah&a gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri. 1risna !adi, "##2%, menyimpulkan bah&a depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan ungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Indi(idu yakin tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya dan merasa bah&a respon apa pun yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada hasil yang muncul. Sebagian perempuan menganggap bah&a masa3masa setelah melahirkan adalah masamasa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara emosional. Gangguan3 gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak dan ibu dikemudian hari. al ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau berupa serangan yang sangat berat selama berbulan3bulan atau bertahun 3 tahun lamanya. Secara umum sebagaian besar &anita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan. 4lydde !5egina dkk, "##6%, bentuk gangguan post partum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah rustasi serta emosional. Gangguan mood selama periode post partum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada &anita baik primipara maupun multipara. Menurut 7SM-I8, gangguan pascasalin diklasiikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala adalah dalam 2 minggu pasca persalinan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bah&a depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang ber(ariasi, terjadi pada 6# hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai ) bulan atau bahkan sampai satu tahun. B. ETIOLOGI
Penyebab depresi postpartum belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan merupakan kombinasi dari aspek biologis, psikososial, dan stress situasional !beck, 6999%. Ini juga berhubungan dengan latar belakang depresi personal atau keluarga, dukungan social yang rendah, serta masalah selama kehamilan dan kelahiran !Ste&ard dan 5obinson, 699*%.
2
Pitt, !5egina 7KK, "###% mengemukakan 2 aktor penyebab dari depresi post partum, yaitu sebagai berikut : 6. ;aktor konstitusional Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah ri&ayat obstetri pasien yang meliputi ri&ayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada &anita primipara.
dua dalam satu? pada akhir kehamilan menjadi dua indi(idu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis indi(idu. Klaus dan Kennel !5egina dkk, "##6%, mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak. 2. ;aktor sosial Pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu 3 ibu, selain kurangnya dukungan dalam perka&inan. &anita yang mempunyai sejarah pernah mengalami depresi, &anita yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis, &anita yang kurang mendapatkan dukungan dari suami atau orang3orang terdekatnya selama hamil dan setelah melahirkan, &anita yang jarang berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya misalnya kurang komunikasi dan inormasi, &anita yang mengalami komplikasi selama kehamilan juga dapat dikategorikan sebagai penyebab a&al dari depresi post partum. C. KLASIFIKASI
6. Postpartum blues 3
1ipe paling banyak dari depresi postpartum adalah postpartum blues, yang merupakan suatu gangguan penyesuaian terhadap kehidupan baru !kelahiran%. Ibu mengalami depresi selama masa depresi selama masa transisi tersebut kurang dari 6-62 hari dengan puncak pada hari kelima. 7ikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak ditatalaksanai dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi &anita yang mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin yang mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam hubungan perka&inan dengan suami dan perkembangan anknya. Banyak aktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain: a% ;aktor hormonal @ang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki eek supresi aktiitas enAim monoamine oksidase yaitu suatu enAim otak yang bekerja menginaktiasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi b% ;aktor demograi yaitu umur dan paritas. c% Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan. d% 0atar belakang psikososial ibu e% 1akut kehilangan bayinya atau kece&a dengan bayinya. 'dapun gejala yang biasa muncul yaitu 7epresi ringan, menangis, perasaan kehilangan, dan kelelahan kosentrasi menurun. ". Se(era postpartum depression 7isebut juga affective neurotic depression. 1erjadi dengan singkat setelah kelahiran, tetapi mungkin tidak terdiagnosis untuk beberapa bulan postpartum. Ibu akan mengalami pengalaman yang mendalam berupa perasaaan kehilangan dan kesediahan yang menetap, diikuti oleh kecemasan, mudah tersinggung, gangguan tidur, kurang nasu makan, dan perasaan bersalah.
=.
Ibu dengan depresi psikotik kehilangan kontak dengan realita dan mengalami delusi dan disorientasi. mumnya berhubungan dengan kesehatan bayi. Gejala yang terlihat pada post partu, psychosis adalah , halusinasi, disorientasi, serta rasa marah terhadap dirisendiri dan bayi. D. GAMBARAN KLINIK
7epresi merupakan gangguan yang betul3betul dipertimbangkan sebagai psikopatologi yang paling sering mendahului bunuh diri, sehingga tidak jarang berakhir dengan kematian. Gejala depresi seringkali timbul bersamaan dengan gejala kecemasan. Maniestasi dari kedua gangguan ini lebih lanjut sering timbul sebagai keluhan umum seperti : sukar tidur, merasa bersalah, kelelahan, sukar konsentrasi, hingga pikiran mau bunuh diri. keluhan dan gejala depresi postpartum tidak berbeda dengan yang terdapat pada kelainan depresi lainnya. al yang terutama mengkha&atirkan adalah pikiran 3 pikiran ingin bunuh diri, &aham3&aham paranoid dan ancaman kekerasan terhadap anak3anaknya. !8andenberg !dalam 4unningham dkk, 699+% 1etapi dibandingkan dengan gangguan depresi yang umum, depresi postpartum mempunyai karakteristik yang spesiik antara lain : 6. Mimpi buruk Biasanya terjadi se&aktu tidur. Karena mimpi 3 mimpi yang menakutkan, indi(idu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan insomnia. ". Insomnia Biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia. =. Phobia 5asa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bah&a hal itu irasional adanya. Ibu yang melahirkan dengan bedah 4aesar sering merasakan kembali dan mengingat kelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah 4aesar akan merasakan emosi yang bermacam3macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok dan tidak percaya terhadap apa yang telah terjadi.
5
Ketegangan, rasa tidak aman dan kekha&atiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahuinya. +. Meningkatnya sensiti(itas Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak, ibu harus belajar bagaimana mera&at bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir, atau &aktu dan tuntutan yang ekstensi akan meningkatkan sensiti(itas ibu !Santrock, "##"%. ). Perubahan mood Perubahan mood, labilitas mood dan sikap yang berlebihan terhadap bayi.
PENCEGAHAN
ntuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk : 6. Beristirahat ketika bayi sudah tidur ". Berolahraga ringan, serta ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu =. 1idak pereksionis dalam hal mengurus bayi 2. Komunikasikan rasa cemas dan kekha&atiran kepada orang terdekat +. Berusaha berbaur dengan ibu-ibu baru ). Sarankan untuk berkonsultasi dengan tim medis
F.
PENATALAKSANAAN
6. Psikoterapi 1erapi terbaik dari depresi tersebut adalah kombinasi dari psikoterapi, dukungan social, dan medikasi. Beberapa &anita mungkin membutuhkan 14. Psikoterapi mungkin lebih berguna dalam membantu ibu untuk mengatasi perubahan hidup mereka. Pasangan dan keluarga terdekat harus ikut dalam sesi konseling, sehingga mereka bisa memahami apa yang mereka butuhkan. ". Pengobatan psikoterapi
6
Pengobatan psikoterapi, obat-obatan penenang, dan peningkatan suasana hati atau gabungan obat-obat ini ini dapat dapat diindikasikan. 1erapi spesiik bergantung pada siat gangguan psikiatri yang terdapat pada ibu. =. 'ntidepresan 'ntidepresan sering digunakan untuk depresi postpartum dan mungkin di teruskan selama ) bulan atau lebih. Cika ibu ingin melanjutkan pemberian 'SI, obat-obatan yang digunakan harus aman selama laktasi, karena hal ini dapat mempengaruhi proses bonding !0aurence dan 0aurence, 6999%. 2. 5a&at inap 5a&at inap mungkin di perlukan untuk mencegah cedera diri atau kekejaman terhadap janin. 5a&at inap mungkin diperlukan bila ada ansietas yang tidak tertahankan atau kelainan tingkah laku yg tidak dapat di control. G. KOMPLIKASI
'da beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat depresi postpartum, yaitu : 6. Gangguan ji&a dapat meliputi munculnya gejala: -
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN
Pengenalan gejala mood merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh pera&at perinatal. 5encana kepera&atan harus mereleksikan respons perilaku yang diharapkan dari gangguan tertentu. 5encana indi(idu di dasarkanpada karakteristik &anita dan keadaannya yang spesiik. Suami atau pasangan &anita tersebut juga dapat mengalami gangguan emosional akibat perilaku &anita tersebut. Pengkajian pada pasien depresi postpartum dapat dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru 6. Identitas klien 7
7ata diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lainlain ". Keluhan utama Mudah marah, cemas, melukai diri sendiri =. 5i&ayat kesehatan 5i&ayat kesehatan sekarang : Pada ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi kurang nasu makan, sedih, murung, •
mudah marah, kelelahan, insomnia, anoreDia, merasa terganggu dengan perubahan isik, sulit konsentrasi, melukai diri 5i&ayat kesehatan dulu Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu serta kesehatan pasien 5i&ayat kesehatan keluarga Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap keadaan pasien 2. 5i&ayat persalinan Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses kelahiran itu sendiri •
•
dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil dalam upaya retrospeksi diri. Selama hamil, ibu dan pasangannya mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang kelahiran anak mereka, hal-hal yang mencakup kelahiran per(agina dan beberapa inter(ensi medis. 'pabila pengalaman mereka dalam persalinan sangat berbeda dari yang diharapkan, orang tua bisa merasa kece&a karena tidak bisa mencapai yang telah direncanakan sebelumnya. 'pa yang di rasakan oleh orang tua tentang pengalaman melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi adaptasi mereka untuk menjadi orang tua +. 4itra diri ibu Suatu pengkajian penting mengenai konsep diri, citra tubuh, dan seksualitas ibu. Bagaimana perasaan ibu baru tentang diri dan tubuhnya selama masa nias dapat mempengaruhi perilaku dan adaptasinya dalam menjadi orang tua. Konsep diri dan citra tubuh ibu juga dapat mempengaruhinya sekseualitasnya. Perasaan-perasaan yang berkaitan dengan penyesuaian perilaku seksual setelah melahirkan seringkali menimbulkankekha&atiran pada orang tua baru. Ibu yang baru melahirkan bisa merasa enggan untuk memulai hubungan seksual karena takut merasa nyeri atau takut bah&a hubungan seksual akan mengganggu penyembuhan jaringan perineum. ). Interaksi orang tua bayi Suatu pengkajian pada masa nias yang menyeluruh meliputi e(aluasi interaksi orang tua terhadap kelahiran anak meliputi perilaku adapti dan perilaku maladati. Baik ibu maupun ayah menunjukkan kedua jenis perilaku maupun saat ini kebanyakan riset hanya berokus pada ibu. Banyak orang tua baru mengalami kesulitan untuk menjadi orang tua baru sampai akhirnya keterampilan mereka membaik. 8
Kualitas keibuan atau kebapaan pada perilaku orang tua membantu pera&atan dan perlindungan anak. 1anda-tanda yang menunjukkan ada atau tidaknya kualitas ini, terlihat segera setelah ibu melahirkan, saat orang tua bereaksi terhadap bayi baru lahir dan melanjutkan proses untuk menegakkan hubungan mereka. $. Perilaku adapti dan perilaku maladati Perilaku adapti berasal dari penerimaan dan persepsi realistis orang tua terhadap kebutuhan bayinya yang baru lahir dan keterbatasan kemampuan mereka, respon social yang tidak matur, dan ketidakberdayaannya. Erang tua menunjukkan perilaku yang adapti ketika mereka merasakan suka cita karena kehadiran bayinya dank arena tugas-tugas yang diselesaikan untuk bersama anaknya, saat mereka memahami yang dikatakan bayinya melalui ekspresi emosi yang diperlihatkan bayi yang kemudian menenangkan bayinya, dan ketika mereka dapat membaca gerakan bayi dan dapat merasakan tingkat kelelahan bayi. Perilaku maladati terlihat ketika respon orang tua tidak sesuai dengan kebutuhan bayinya. Mereka tidak dapat merasakan kesenangan dari kontak isik dengan anak mereka. Bayi-bayi ini cenderung akan dapat diperlakukan kasar. Erang tua tidak merasa tertarik untuk melihat anaknya. 1ugas mera&at anak seperti memandikan atau mengganti pakaian, dipandang sebagai sesuatu yang menyebalkan. Erang tua tidak mampu membedakan cara berespon terhadap tanda yang disampaikan oleh bayi, seperti rasa lapar, lelah, keinginan untuk berbicara dan kebutuhan untuk dipeluk dan melakukan kontak mata. 1ampaknya sukar bagi mereka untuk menerima anaknya sebagai anak yang sehat dan gembira. *. Kebiasaan sehari-hari Kebersihan perorangan Biasanya kebersihan perorangan tidak terjaga !kebersihan kurang% 1idur Biasanya klien mengalami gangguan tidur atau gelisah 7ata sosek Biasanya gangguan psikologis ini banyak ditemukan pada ekonomi rendah 7ata psikologis Biasanya klien murung, gelisah, rasa tidak percaya kepada orang lain, cemas, menarik diri 9. Pemeriksaan isik 'kti(itas/istirahat, biasanya akti(itas dan istirahat klien terganggu Sirkulasi, biasanya nadi dan tekanan darah meningkat liminasi, biasanya klien sering B'K, kadang terjadi diare Makanan/cairan, biasanya terjadi anoreksia, mual atau muntah, haus membrane •
•
•
•
• • • •
•
mukosa kering Feurosensori, biasanya klien mengeluh sakit kepala 9
• • • • •
Pernaasan cepat dan dangkal Fyeri dan ketidaknyamanan pada daerah abdomen dan kepala Integritas ego, biasanya klien ansietas dan gelisah Seksualitas terganggu dan penurunan libido 118, nadi meningkat, pernaasan meningkat, 17 meningkat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. Koping indi(idu tidak eekti berhubungan dengan stress kelahiran, konsep diri negati(e, system pendukung yang tidak adekuat ". Koping keluarga yang tidak eekti berhubungan dengan depresi mental dan eek pada keluarga C. INTERVENSI KEPERAWATAN
7 Kep 6 : Koping indi(idu tidak eekti berhubungan dengan stress kelahiran, konsep diri negati(e, system pendukung yang tidak adekuat 1ujuan : koping indi(idu kembali eekti Kriteri hasil : 6. Klien menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah ". Klien menunjukkan kemampuan untuk mengekspresikan
perasaannya
serta
menunjukkan kemampuan memenuhi kebutuhan isiologis dan psikologis Inter(ensi : 6. 1erapkan hubungan teraupetik pera&at-klien 5asional : pasien mungkin merasa lebih bebas dalam konteks hubungan ini ". Kaji munculnya kemampuan koping positi, misalnya penggunaan teknik relaksasi, keinginan untuk mengekspresikan perasaan 5asional : jika indi(idu memiliki kemampuan koping yang berhasil dilakukan pada masa lampau, mungkin dpat digunakan sekarang untuk mengatasi ketegangan dan control indi(idu =. 7orong klien untuk berbicara mengenai apa yang terjadi saat ini dan apa yang telah dilakukan untuk mengatasi perasaan ansietas 5asional : menyatakan petunjuk untuk membantu klien dalam mengembangkan kemampuan koping 2. Sediakan lingkungan yang tenang dan tidak memanipulasi serta menentukan apa yang dibutuhkan klien 5asional :menurunkan ansietas dan menyediakan control bagi klien selama situasi krisis +. 7iskusikan perasaan menyalahkan diri sendiri/orang lain 5asional : ketika mekanisme ini dilindungi pada &aktu kritis terdapat perasaan counterprodukti dan interiksasi dari perasaan tidak tertolong dan tanpa harapan
10
). Identiikasi tingkah laku penanggulangan yang baru bah&a klien menunjukkan dan memperkuat adaptasi positi 7 Kep " : Koping keluarga yang tidak eekti berhubungan dengan depresi mental dan eek pada keluarga 1ujuan : koping keluarga kembali eekti Kriteri hasil : 6. Klien menunjukkan kemampuan untuk menunjukkan identiikasi sumber-sumber dalam diri sendiri untuk berhadapan dengan situasi ". Klien menunjukkan kemampuan untuk menghadapi situasi dengan caranya sendiri Inter(ensi : 6. Kaji tingkat ansietas yang muncul pada keluarga atau orang terdekat 5asional : tingkat ansietas harus dihadapi sebelum pemecahan masalah dapat dimulai ". Kaji masalah sebelum sakit/tingkah laku saat ini yang mengganggu pera&atan atau proses penyembuhan klienH 5asional : inormasikan mengenai masalah keluarga akan membantu dalam mengembangkan rencana kepera&atan yang sesuai =. Kaji tindakan orang terdekat sekarang ini dan bagaimana mereka diterima oleh klien 5asional : orang terdekat mungkin berusaha untuk membantu namun tidak dipersepsikan sebagai bantuan untuk klien 2. Ikut sertakan orang terdekat dalam pemberian inormasi, pemecahan masalah dan pera&atan klien sesuai kemungkinan 5asional : inormasi dapat mengurangi perasaan tanpa harapan dan tidak berguna, keikutsertakan dalam pera&atan akan meningkat perasaan control dan harga diri +. 7orong pencarian bantuan situasi kebutuhan memberikan inormasi mengenai orang dan institusi yang tersedia bagi mereka 5asional : iAin untuk mencari bantuan sesuai kebutuhan akan membuat mereka memilih untuk mengambil keuntungan dari apa yang tersedia D. IMPLEMENTASI
Setelah rencana tindakan kepera&atan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut di terapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan E.
EVALUASI
'khir dari proses kepera&atan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. 7isamping itu juga pera&at juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/teratasi
11
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN
7epresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang ber(ariasi, terjadi pada 6# hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus menerus sampai ) bulan bahkan samapai 6 tahun. ;actor penyebab depresi postpartum adalah actor konstitusional, actor isik yang terjadi karena adanya ketidak seimbangan hormonal, actor psikologi, actor social dan karakteristik ibu, dengan gejala-gejalanya antara lain adalah trauma terhadap inter(ensi medis yang dialami, kelelahan, perubahan mood, gangguan nasu makan, gangguan tidur, tidak mau berhubungan dengan orang lain, tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri. ntuk mengatasi depresi tersebut dibutuhkan pendekatan dalam pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan kepera&atan terhadap setiap orang !ibu yang mengalami depresi% Proses kepera&atan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan kepera&atan terhadap setiap orang. B. SARAN
12
Sehubungan dengan rumitnya kondisi pasien dengan depresi postpartum maka diharapkan dalam pelaksanaan pera&atan dalam hal ini pemberian asuhan kepera&atan memperhatikan halhal yang berhubungan dengan teori persepsi, antara lain : Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh persepsi indi(idu yang berbeda antara satu dengan yang lain. al ini akan memba&a konsek&ensi terhadap permasalahan kepera&atan yang ditegakkan pada setiap indi(idu. Meskipun sumber masalah yang dihadapinya sama, akan tetapi setiap indi(idu memiliki persepsi dan respon yang berbeda. Misalnya, &alaupun kedua pasien mengalami penyakit atau masalah yang sama, akan tetapi permasalahan kepera&atan yang dihadapi tidak mesti sama. ntuk memahami arti persepsi, maka seseorang harus mengadakan pendekatan melalui karakteristik indi(idu yang mempersepsikan dalam situasi yang mempunyai makna bagi kita. Makna disini mengandung arti penjabaran dari persepsi, ingatan, dan tindakan. 7engan demikian persepsi memiliki arti penting dalam kehidupan, dimana kita bisa mengumpulkan data dari inormasi tentang diri sendiri, kebutuhan manusia, dan lingkungan sekitar.
13