Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
1
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Biografi singkat Al-Imam Al-muzani Asy-Syafi’i Asy- Syafi’i Ibro him Ismail bin Yahya bin Ismail bin ‘Amr bin Nama beliau adalah Abu Ibrohim
Muslim Almuzany Al-Mishry , dari Muzainah, sebuah kabilah yang dikenal.
Beliau dilahirkan pada tahun 175 H dan tumbuh dalam keluarga yang cinta ilmu, salah satu keponakannya dalah Al-hafidz Ath-Thohawi, penulis kitab “Al-Aqidah
Ath-Thohawiyah”, para ulama menyebutkan bahwa
saudarinya ikut serta hadir dimajelis ilmunya Alimam Asy- Syafi’i, dan diantara ulama banyak yang menukil ilmu darinya, seperti Ar- rofi’i dan yang lainnya. Guru-guru
beliau diantaranya adalah :
Al-Imam Asy-Syafi’i, Imam Al-Muzani langsung menimba ilmu padanya secara rutin, dan selalu menelaah kitab-kitabnya, sehinnga beliau berkata: “aku membaca kitab Ar-risalah milik Al-Imam Asy-Syafi’i sebanyak lima
ratus kali, dan tidaklah setiap kali aku membacanya, melainkan aku pasti mendapatkan faidah baru.
Nu’aim bin Hamad
Ashbagh bin Nafi’
Abdul Wahab bin Abdul Majid Ats-Tsaqofi
Rauh bin Ubadah
Ar-Robi’ bin Sulaiman Al-Marodi, dan yang lainnya.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
1
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i Murid-murid
beliau :
Al-imam Abu Bakar bin Khuzaimah
Imam Abu Ja’far Ath-Thohawi
Al-Hafidz Zakaria As-Saji
Abdurrahman bin Abi Hatim Ar-Rozy, dan yang lainnya.
Pujian
ulama kepada Al-Imam Al-Muzani :
Diantara ulama yang memuji beliau adalah Ibnu Yusuf, beliau menuturkan: “beliau (Al-imam Muzani) orang yang pandai beribadah dan banyak memliki keutamaan, terpercaya dalam bidang hadits….”. Abu Sa’id Bin As-Sukkary rohimahullooh berkata: “tidaklah aku
menyaksikan orang yang paling banyak beribadah melebihi Al-Muzani, dan tidak ada orang yang lebih faqih darinya”.
Diantara kitab-kitab karya beliau adalah : Ahkamul Quran, At-Targhib fil ‘ilmi, Al- jaami’ Alkabiir, dll.
Latar
belakang penulisan risalah “Syarhussunnah lil Imam Al-Muzani”
Sebab beliu menulis risalah ini adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abdulloh Al- hulwani : “dulu aku sedang berada di Tripoli, maka aku dan beberapa ulama berbicara tentang aqidah, hingga kita menyinggung tentang Abu Ibrohim Al-Muzani, sebagian mereka mengatakan : “telah sampai berita padaku bahwa beliau (Al-Muzani) berbicara (keliru) tentang AlQuran”, begitupula yang lainnya membicarakan tentang hal ini, sehingga
berkumpullah sebagian orang bersama kami dan terjadilah kegundahan diantara mereka, maka kami menulis sebuah surat kepada Al imam Al-Muzani
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
2
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
untuk mengklarifikasi tentang hal ini, maka beliau menuliskan risalah “Syarhussunnah” (penjelasan aqidah beliau) dalam perkara murjiah, tentang
Al-Quran, hari kebangkitan, dan timbangan-timbangan amal perbuatan, kemudian beliau berkata : ... (isi risalah ini)”.
Beliau menuliskan tentang aqidah yang penuh berkah ini sebagai penetapan tentang aqidah salaf dan untuk membela dirinya dari apa yang telah tersebar tentang dirinya berupa kesalahan-kesalahan yang mereka tuduhkan kepadanya.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
3
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
PENDAHULUAN
Semoga Allah selalu menjaga kami dan kalian dengan taqwa, dan semoga Allah memberikan petunjuk pada kami dan juga kalian untuk mengikuti petunjuk (sunnah), Amma ba’du.
Sesungguhnya kamu telah memintaku untuk menjelaskan dari sunnah suatu perkara yang bisa membuatmu sabar dalam berpegang teguh padanya (assunnah) dan bisa kamu gunakan untuk menolak perkataan-perkataan yang mengandung syubhat (kerancuan) dan kesalahan perkara-perkara baru (bid’ah) yang dibuat oleh orang-orang sesat dan saya sudah menjelaskan
kepada kamu manhaj (metode) dengan sangat jelas, (yang mana) nasehat tersebut kembali kepada saya dan kepada kamu, saya memulai didalam nasehat saya dengan memuji kepada Allah, Dzat yang memiliki petunjuk dan hidayah.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
4
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Segala puji bagi Allah Dzat yang paling berhaq untuk diingat, yang paling pantas untuk disyukuri, dan kepadaNya aku memuji, yang Maha Esa dan bergantung kepada Nya seluruh makhluk, tidak memiliki istri dan anak, Maha suci Allah dari sekutu dan tandingan, tidak ada yang serupa dan tidak ada yang sebanding dengan-Nya. Maha mendengar lagi Maha melihat, Maha mengetahui lagi Maha mengawasi, yang mencegah dan Maha tinggi.
KETINGGIAN ALLAH
Maha tinggi Alllah diatas Arsy-Nya dan Dia dekat kepada makhluq-Nya dengan ilmu-Nya.
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dan Dia melakukan pada mahkluk-Nya apa yang telah ditaqdirkan. Artinya : "Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati" (QS. Ghafir: 19)
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
5
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
QODHO DAN TAQDIR
Para makhluk melakukan sesuatu dengan ilmu-Nya yang telah lalu. Mereka melakukan apa yang telah diciptakan untuknya baik berupa kebaikan atau keburukan. Mereka tidak memiliki manfaat untuk diri mereka sendiri dari ketaatan mereka dan mereka tidak mendapat kekuatan untuk menolak dan memalingkan kemaksiatan dari diri mereka.
MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
6
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Allah menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya tanpa rasa butuh kepada
mereka,
menciptkan
seluruh
Malaikat
untuk
mentaati-Nya,
membentuk mereka (khusus) untuk beribadah kepada-Nya. Diantara mereka ada yang memikul Arsy dengan kuasa-Nya, sebagian lainnya ada yang selalu bertasbih disekitar Arsy-Nya, sebagian lain mensucikan Allah dengan memujiNya, sebagian lain Allah pilih sebagai utusan untuk para Rasul-Nya, dan diantara mereka ada yang mengatur urusan-urusan atas perintah-Nya. Kemudian Ia menciptakan Adam dengan tangan-Nya dan menempatkannya di Surga-Nya, namun sebelum itu Allah menciptakannya (menetapkannya) untuk (turun) ke bumi. Ia melarangnya mendekati pohon, namun ketetapan Allah telah pasti bahwa ia akan memakannya, kemudian Allah mengujinya dengan apa yang Ia larang, kemudian Allah memberikan kuasa kepada musuhnya (iblis) maka ia pun menggoda (Adam) untuk memakan buah dari pohon tersebut. Maka Allah jadikan makannya Adam atas pohon tersebut sebab diturunkannya ke bumi, karena ia tidak bisa menghindar untuk tidak memakannya.
SURGA DAN NERAKA
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
7
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Kemudian Allah menciptakan penghuni surga dari keturunannya (Adam), mereka beramal amalan surga karena kehendak-Nya, juga karena takdir dan keinginannya mereka mampu meraihnya (surga), dan Ia menciptakan penghuni neraka dari keturunannya (Adam), Allah ciptakan mata bagi mereka namun
tidak
(dipergunakan)
untuk
melihat,
telinga
(namun)
tidak
dipergunakan untuk mendengar, hati (namun) tidak dipergunakan untuk memahami, oleh sebab itulah mereka dihalangi dari hidayah dan mereka ditakdirkan untuk mengamalkan amalan-amalan ahli neraka.
HAKIKAT IMAN
Iman adalah ucapan dan perbuatan, keduanya sama, saling mengikuti, saling menemani satu dengan yang lainnya. Tidak ada iman kecuali dengan amal, dan tidak (diterima) amal kecuali dengan iman. Orang-orang beriman bertingkat dalam keimanan mereka, keimanan mereka bertambah dengan amal shalih, tidak keluar dari iman (hanya) karena melakukan dosa, tidak pula jatuh pada kekafiran hanya dikarenakan melakukan dosa besar atau maksiat, tidak memastikan surga bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, kecuali
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
8
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
orang-orang yang telah ditetapkan (pasti) masuk surga, tidak pula memastikan neraka bagi para pendosa.
AL-QURAN
Al-Quran adalah kalamulloh (perkataan Allah) dan ia datang dari sisi-Nya, bukan makhluq sehingga ia pun (bersifat) abadi.
SIFAT ALLAH
Kalimat-kalimat Allah, kekuasaan Allah, sifat-sifat-Nya Maha sempurna bukan makhluq, kekal dan azali, bukan sesuatu yang (baru) diadakan maka iapun abadi, Allah tidak memliki kekurangan (sehingga) tidak perlu disempurnakan. Maha suci sifat-sifat-Nya, tidak serupa dengan sifat-sifat makhluq-Nya, akal tidak mampu mensifati (hakikat) sifat-sifat-Nya, maha dekat untuk memenuhi permintaan, maha tinggi kemuliaan-Nya, tidak akan
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
9
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
mampu disaingi, Ia berada diatas Arsy-Nya, terpisah dengan makhluq-Nya, ia ada bukan tidak ada, tidak pula hilang.
AJAL MAKHLUK
Para makhluq akan mati dengan ajalnya (masing-masing) ketika disempurnakan rizki mereka dan terputusnya jejak mereka (hadirnya ajal mereka). Kemudian mereka akan ditanya (oleh malaikat Munkar Nakir) setelah ditekan oleh tanah kubur.
HARI KEBANGKITAN DAN HISAB
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
10
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Dan setelah hancurnya (tubuh), mereka akan dibangkitkan, dan pada hari kiamat mereka dikumpulkan menuju Rabb mereka. Ditampakan (amal-amal mereka) kepada Allah dan mereka akan dihisab dengan dihadirkannya timbangan (amal), ditebarkannya lembaran-lembaran catatan, Allah mencatat (amal mereka) sedangkan mereka telah melupakannya,
“Dihari yang
kadarnya lima puluh ribu tahun ” (Al-Ma’arij : 5) seandainya yang
menghukumi (diantara makhluq-Nya) bukanlah Allah. Tetapi Allah lah yang menghukumi diantara mereka dengan keadilan-Nya, sesuai dengan firmanNya (saat mereka didunia) “ Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat” (Al-An’am : 62). Sebagaimana mereka ditakdirkan dan telah dicatat
akan kembali pada hari itu, baik dalam keadaan sengsara atau bahagia. Pada hari itu mereka kembali, “sebagian kelompok dalam surga dan sebagian lainnya masuk dalam neraka” (Asy-Syura : 7).
KENIKMATAN SURGA
Pada hari itu para penghuni surga menikmati (kehidupannya) disurga, menikmati berbagai macam kenikmatan, mereka bergembira dengan kemuliaan yang paling baik.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
11
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
PENGHUNI SURGA MELIHAT ALLAH
Pada hari itu mereka melihat kepada Rabb mereka, mereka tidak meragukan (bahwa) mereka (akan) melihat (Allah), wajah mereka berseri-seri berkat karunia-Nya, dengan kebaikan-Nya mata mereka melihat pada-Nya, mereka berada dalam kenikmatan yang abadi. “Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (Al-Hijr
: 48). “Senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagiorang yang bertakwa; sedangkan tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Tuhan ialah neraka.” (Ar-Ra’ad : 35)
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
12
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Orang-orang yang ingkar (kafir) “ mereka dihalangi dari melihat Rabb mereka” (Al-Muthaffifin : 15). “ Mereka dibakar dalam api neraka ” (Ghaafir :
72), “ Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka dan mereka akan kekal dalam siksaan” (Al-Maidah : 80) dan “ Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang ya ng sangat kafir” (Faathir : 36) kecuali siapa saja
yang dikehendaki Allah untuk keluar dari neraka dari kalangan orang-orang yang bertauhid.
WAJIBNYA TAAT PADA PEMIMPIN DAN HARAM MEMBERONTAK
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
13
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Wajib mentaati para pemimpin dalam hal yang diridhoi Allah
k, dan
menjauhi apa yang dibenci oleh-Nya, tidak memberontak mereka (para pemimpin) ketika mereka berbuat dzholim dan tidak adil, (wajib bagi rakyat) untuk bertaubat pada Allah
k agar Ia (menjadikan pemimpin) kasih sayang
kepada rakyatnya. Dan menahan (diri) untuk tidak mengkafirkan ahlul qiblat (kaum muslimin), serta berlepas diri dari mereka atas apa yang mereka ada-adakan dari perkara bid’ah selagi mereka tidak membuat bid’ah yang sesat (bid’ah
yang mengeluarkan dari islam) karena barangsiapa yang membuat bid’ah yang menyesatkan, maka berarti dia telah keluar dari ahli kiblat dan melesat jauh meninggalkan agama ini. Serta merupakan qurbah (mendekatkan diri) kepada Allah
k dengan berlepas diri darinya, dia berhak diboikot,
dihinakan, dan menjauh dari (berinteraksi) dengannya, karena (berinteraksi dengannya) lebih bahaya daripada tumor yang ganas.
KEUTAMAAN PARA SAHABAT
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
14
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Dan dikatakan (tentang) keutamaan khalifah Rasulullah Bakar Ash-shiddiq Nabi
(bahwa) Abu
z, ia adalah manusia paling utama dan terbaik setelah
, dan yang kedua setelahnya adalah Alfaruq yaitu Umar bin Al-
khotthob
z, keduanya adalah yang (banyak) membantu Rasulullah
,
yang dikubur (disamping) kuburnya, yang ketiga adalah dzun nuroin Utsman bin Affan setelah itu orang yang memliki keutamaan dan ketaqwaan yaitu Ali bin Abi Tholib c ajma’in. Kemudian sepuluh orang yang telah dijanjikan Rasul masuk surga juga sahabat-sahabat lainnya setelah mereka. (Wajib) ikhlas dalam mencintai setiap orang dari mereka sesuai dengan kadar keutamaan yang telah dipastikan Rasulullah
atas mereka, kemudian sahabat-sahabat yang
datang setelah mereka, semoga Allah meridhoi mereka semua. Keutamaan mereka (yang semestinya) dikatakan dan diingat kebiakankebaikan perbuatan mereka. Menahan diri (untuk tidak) mengolok-olok perselisihan yang terjadi diantara mereka, karena mereka adalah sebaik-baik penghuni bumi setelah para Nabi, Allah
k memilih mereka untuk (menjadi
sahabat) Nabi-Nya menjadikan mereka penolong-penolong agama-Nya, mereka adalah pemimpin-pemimpin agama dan bendera (panutan) kaum muslimin.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
15
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
SHALAT, JIHAD, HAJI BERSAMA PEMIMPIN
Tidak boleh meninggalkan shalat Jum’at, dan shalat Jum’at bersama
(imam) yang baik dan (imam) yang buruk tetap menjadi keharusan, selama ia tidak melakukan kebid’ahan, namun jika ia melakukan kebid’ahan (yang
mengeluarkan dari islam) maka tidak sah shalat dibelakangnya. Begitupula jihad dan haji bersama pemimpin adil atau dzholim adalah sebuah keharusan.
MENGQOSHOR SHALAT DAN BOLEHNYA BERBUKA PUASA
Boleh mengqoshor shalat ketika dalam safar (perjalanan) dan boleh memilih antara tetap berpuasa atau berbuka ketika melakukan perjalanan, jika ia ingin maka ia tetap berpuasa, dan jika ia ingin berbuka (maka boleh untuk berbuka).
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
16
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
KESEPAKATAN ULAMA DALAM AQIDAH
Perkatan-perkataan dan perbuatan-perbuatan ini adalah hal yang sudah disepakati orang-orang yang terdahulu dari kalangan para imam yang diberi petunjuk, dengan taufiq (petunjuk) dari Allah para tabi’in berpegang teguh
dengan (aqidah ini) karena menjadikan (para sahabat Rasulullah
) sebagai
teladan dan mereka meridhoi aqidah ini. Mereka menjauhi perkara yang diada-adakan (dipaksakan) dalam perkara agama yang telah mencukupi, sehingga dengan pertolongan Allah mereka diberi petunjuk dan taufiq, mereka tidak keluar dari petunjuk (Al-Quran dan sunnah) sehingga mereka tidak membatasi diri (dari tidak mengikuti petunjuk Al-Quran dan Assunnah) dan merekapun tidak menambah- nambah (syari’at) sehingga membuat mereka melampaui batas (berlebihan dalam beragama).
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
17
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i MEMELIHARA KEWAJIBAN DAN MENINGGALKAN KEHARAMAN
Inilah “Syarhussunnah” (penjelasan tentang aqidah) yang berusaha saya
tinjau dan jelaskan (dengan jelas), bagi siapa saja yang Allah beri taufiq untuk menjalankan dari apa yang telah saya jelaskan, tentunya dengan memohon pertolongan pada-Nya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya (atas kita), diantaranya adalah, berhati-hati dari yang najis, menyempurnakan wudhu dalam rangka keta’atan, melaksanakan shalat (lima waktu) sesuai
dengan kemampuan (berdiri, duduk atau berbaring), menunaikan zakat bagi orang kaya, melaksanakan haji bagi orang kaya dan mampu, menjalankan puasa ramadhan bagi yang sehat, melaksanakan lima shalat yang dianjurkan Nabi
selain dari shalat wajib yang lima waktu, yaitu, shalat witir disetiap
malam, dua roka’at sunnah sebelum shubuh, shalat ‘idul fithri dan shalat ‘idul
adha, shalat gerhana apabila terjadi gerhana matahari dan bulan, dan shalat istisqa saat dibutuhkan.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
18
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Menjauhkan (diri) dari segala yang diharamkan, (diantaranya) menjauhi namimah (adu domba), dusta, ghibah, berbuat dzhalim tanpa haq, berbicara tentang Allah tanpa ilmu, maka semua ini adalah dosa-dosa besar yang diharamkan. Berhati-hati
dalam
mencari
rizki,
makanan,
segala
bentuk
yang
diharamkan, minuman dan pakaian. Menjauhi syahwat (hawa nafsu) karena akan menggiring pada keharaman, barangsiapa yang menggembalakan (ternaknya) disekitar daerah terlarang, dikhawatirkan ia akan terperosok ke daerah itu.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
19
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Barangsiapa yang dimudahkan (Allah) untuk (mengamalkan ini semua) maka
dia
telah
diberi
petunjuk
dalam
beragama
dan
diharapkan
mendapatkan Rahmat-Nya. Semoga Allah berikan kami juga kalian petunjuk-Nya kepada jalan yang lurus dengan anugerah-Nya yang berlimpah sejak dulu dan dengan keagungannya yang tinggi nan mulia.
Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah pada kalian dan kepada siapa saja yang menyampaikan salam (keselamatan) pada kami, segala puji milik Allah Rabb semesta alam.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
20
Akidah Madzhab Asy-Syafi’i
Alhamdulillah selesai diterjemahkan pada tanggal 13 Robiul Akhir 1439 H (1 Januari 2018) di Kota Bogor. Semoga Allah memberikan keikhlasan pada penerjemah dan pada siapa saja yang mengambil manfaat dari tulisan ini.
Himbauan! Kami tidak mengizinkan untuk memperbanyak isi terjemahan ini tanpa seizin penerjemah, namun kami mengizinkan untuk mengambil manfaat hanya dalam bentuk PDF, tidak untuk dicetak.
Bagi siapa saja yang ingin memesan hasil terjemahan ini bisa menghubungi 0899-899-1711 / 0878-2116-6060
Dan bagi yang ingin berinfaq untuk memperbanyak terjemahan ini agar bisa kami bagikan secara gratis pada jamaah kajian rutin kitab ini, silahkan transfer ke nomor rekening BRI Syariah (Kode Bank : 422) 1018516035 a.n. Abu Bakar. Mudah-mudahan menjadi amal jariah bagi anda. Aamiin.
Kritik dan saran yang bermanfaat sangat kami harapkan demi kebaikan bersama.
Syarhussunnah Lil Imam Al-Muzani
21