ANTIBIOTIK PADA INFEKSI SALURAN NAFAS ATAS
A. INFEKSI PADA TELINGA DAN SINUS Diagnosis Klinis
Bulous Miringitis Otitis Media Akut
Terapi
/
Mastoiditis akut (Pneumokokus, Streptokokus aureus termasuk CA-MRSA; streptokokus grup A, peningkatan pseudomonas pada dewasa, haemopilus jarang)
Matoiditis Kronis (dapat dilihat pula Otitis Kronis Supuratif) (anaerob, Pseudomonas, Streptokokus aureus termasuk CA-MRSA; streptokokus grup A)
Berdasarkan manifestasi klinis sesuai dengan otitis media akut bakterial - Cefotaxime 150 mg/kg/hari (IV) setiap 8 jam or - Ceftriaxone 50 mg/kg/day setiap 24 jam dan - Clindamycin 40 mg/kg/hari (IV) setiap 8 jam Untuk dewasa : - Cefepine 150 mg/kg/hari (IV) setiap 8 jam dan - Clindamycin 40 mg/kg/hari (IV) setiap 8 jam Antibiotik hanya diberikan pada superinfeksi akut (berdasarkan hasil pemeriksaan kultur) - Untuk pseudomonas : meropenem 60 mg/kg/hari (IV) setiap 8 jam atau - Pip/tazo 240 mg/kg/hari IV setiap 4-6 jam selama 5-7 hari setelah drainase selesai
Otitis Eksterna Bakterial, swimmer’s Antibiotic topical : ear (infeksi pada telinga - fluoroquinolone bagian luar) (ciprofloksasin atau ( Paeruginosa, ofloksasin) dengan steroid, Streptokokus aureus atau termasuk CA-MRSA) - neomisin/polimiksin B/hidrokortison. Diperlukan irigasi dan pembersihan kanal dari detritus.
Keterangan
Diagnosis meningitis disingkirkan, operasi dapat dilakukan untuk drainase mastoid dan telinga tengah. Penggantian terapi oral dilakukan dengan menilai adanya perbaikan klinis atau tidak.
Pembersihan perhari sangat penting, jika tidak ada respon terhadap antibiotic maka diperlukan tindakan pembedahan. Alternative : - Cefepime IV atau - Ceftazidime IV (dengan perlindungan terhadap bakteri anaerob lebih rendah disbanding antibiotic lain). Waspada pada CA-MRSA Wick dibasahi dnegan larutan Burow : digunakan untuk menandai saluran telinga yang udem; mencegah swimmer’s ear , asam asetik 2% pada saluran setelah terpapar air akan mengembalikan pH.
Bakterial Cefepime 150 mg/kg/hari (IV) Antibiotic Malignan otitis eksterna setiap 8 jam antipseudomonal lain harus (P aeruginosa) efektif : - ceftazidime IV dan tobramisin IV atau - meropenem IV atau - imipenem IV, pip/tazo IV Furunkel bakteri pada - Standar : oxacillin/nafcilin I&D; antibiotic untuk saluran telinga 150 mg/kg/hari mg/kg/hari IV setiap 6 selulitis (S aureus, termasuk jam atau cefazolin 100 Terapi oral untuk infeksi CA-MRSA) mg/kg/hari IV IV setiap 8 jam sedang, terapi konvalen - CA-MRSA : clindamycin untuk MSSA : cephalexin; 30 mg/kg/hari IV setiap 8 untuk CA-MRSA : jam atau vancomycin 40 clindamycin, TMP/SMX, mg/kg/hari IV 8 jam atau linezolid. Kandida Fluconazole 6-12 mg/kg/hari Dapat diikuti pemberian PO dalam 5-7 hari. antibiotic untuk otitis bakteri eksterna dan pembersihan saluran telinga Otitis Media Akut (OMA) Patogen spesifik yang menyebabkan terjadinya OMA dalam k elompok berdasarkan usia tidak teridentifikasi secara jelas. Pada beberapa penelitian, terapi antibiotik menunjukan hasil tidak signifikan hingga dilaporkan adanya hasil signifikan pada penelitian dengan amox/clav, dengan metode penelitian blinded, prospective studies. studies. Penelitian lain menyarankan
dilakukan tympanocentesis tympanocentesis untuk
menemukan
bakteri
patogen.
Keunggulan dan risiko (termasuk peningkatan resistensi antibiotik) terhadap terapi antibiotik OMA perlu dievaluasi sebelum penggunaan antibiotik terbaik dapat dibuktikan. Berdasarkan data yang tersedia, pada anak penggunaan amoxicillin atau amox/clav digunakan sebagai terapi inisial. Penggunaan amox/clav jangka panjang dapat dipengaruhi oleh berat ringannya infeksi, usia anak, penggunaan antibiotic sebelumnya dalam 6 bulan terakhir, dan perawatan ditempat penitipan anak, yang nantinya akan berdampak pada tipe pathogen dan terjadinya resistensi terhadap antibiotic. Dengan adanya imunisasi universal PCV13, data menunjukan adanya risiko reisisten terhadap antibiotic pada otitis pneumokokal menurun namun meningkat pada OMA yang disebabkan oleh Haemopillus. Oleh sebab itu, beberapa penelitian merekomendasikan menggunaan amox/clav sebagai terapi lini pertama pada kasus OMA. Pada panduan
AAP dan penelitian meta analisis menyatakan respon yang baik terhadap penggunaan amox/clav pada anak dengan OMA bilateral dan usia < 2 tahun. Untuk usia selanjutnya, diperlukan observasi lebih lanjut. Panduan APP menyatakan pilihan untuk penatalaksaan pada kasus ringan yang biasanya terjadi pada anak dengan usia > 2 tahun, dapat diberikan resep obat pada orangtua namun dengan KIE obat dapat diberikan bila kondisi anak memburuk. Profilaksis jarang diberikan, amoxicillin atau antibiotic lain dapat diberikan dengan setengah dosis dari dois terapi 1-2 kali perhari untuk mencegah infeksi jika terdapat risiko adanya resistensi pertumbuhan organisme pada anak tersebut. Bayi baru lahir Lihat bab 5 Bayi dan anak-anak Amoxicillin 90 mg/kg/hari PO (pneumococcus, H dibagi bid, dengan atau tanpa influenza non-tipe b, clavulanate; kegagalan dapat Moraxella) terjadi akibat tingginya jumlah pen-R pneumococcus atau tingginya produksi betalaktam oleh H aemopillus (atau Moraxella) jika hanya diberikan amoxicillin. a) Untuk Haemopillus dengan rantai positif betalaktam, penggunaan antibiotic oral lebih efektif pada aktivitas in vitro daripada amoxicillin: amox/clav, cefdinir, cefpodoxime, cefuroximr, ceftriaxone IM, levofloxacin. b) Untuk pneumococci pen-R : amoxicillin dosisi tinggi dapat memberikan efektifitas lebih baik pada aktivitas telinga tengah darpada cephalosporin oral. Pilihan termasuk ceftriaxone IM 50 mg/kg/hari setiap 24 jam dalam 1-3 dosis; atau levofloxacin 20 mg/kg/hari PO dibagi bid untuk anak ≤ 5 tahun dan 10 mg/kg/hari PO qd untuk
Lihat bab 11 mengenai dosis. Penggunaan amoxicillin dosis tinggi (90 mg/kg/hari) tetap digunakan sebagai terapi empiris akibat dari beberapa data penelitian menyataan adanya resistensi penisilin pada anak dengan OMA karen apneumococci setelah vaksin konjugat 13-valent pneumococcal. Banyaknya serumen dan konsentrasi cairan pada telinga tengah dapat diberikan amoxicillin 45 mg/kg/dosis didasarkan pada lamanya telinga tengah terpapar cairan dengan dosis 2 kali sehari; penggunaan amoxicillin dosis tinggi (90mg/kg/hari) dengan clavulanate (augmentin ES) juga tersedia. Berdasarkan publikasi penelitian menyatakan adanya penurunan resisten terhadap amoxicillin, sehingga dosis standar (45 mg/kg/hari) direkomendasikan.
anak > 5 tahun; atau antibiotic golongan macrolide yaitu azithromycin PO dalam 13 dosis : (1) 10 mg/kg pada hari ke 1, diikuti 5 mg/kg qd pada hari ke 2-5, (2) 10 mg/kg qd dalam 3 hari; atau (3) 30 mg/kg dosis tunggal. *peringatan : jumlah pneumococci pen-R hingga 40% dapat terjadi resistan macrolide. Otitis kronis supuratif - Antibiotic topical : (P aeruginosa, S aureus fluoroquinolone termasuk CA-MRSA, (ciprofloxacin, ofloxcacin, dan floral saluran besifloxacin) dengan atau respirasi/kulit lainnya tanpa steroid - Pembersihan saluran telinga : lihat membrane timpani - Pemeriksaan kultur dapat membantu pemilihan terapi spesifik. Sinusitis akut (H influenza non-tipe B, pneumococcus, streptokokus grup A, Moraxella)
Diberikan terapi dengan antibiotic yang sama dengan OMA jika patogen penyebab hampir sama : amoxicillin 90 mg/kg/hari PO dibagi bid, atau amox/clav dengan rasio 14 : 1 pada anak dengan risiko tinggi Haemophillus dengan dosis amoxicillin 90mg/kg/hari PO dibagi bid. Terapi hingga 14 hari diperlukan saat udem mucosal telah sembuh dan ventilasi telah pulih.
B. INFEKSI OROFARINGEAL
Tympaocentesis dilakukan hanya pada anak yang gagal dengan terapi lini kedua.
Diduga drainase pada telinga tengah melewati membrane timpani yang terbuka; memungkinkan adanya toksikasi aminoglikosida bila digunakan neomycin topical. Tersedia terapi lain dengan fluoroquinolone dengan atau tanpa steroid. Panduaan sinusitis IDSA merekomendasikan penggunaan amox/clav sebagai terapi lini pertama, sedangkan panduan APP (dengan pengarang yang sama) merekomendasikan amoxicillin. Tidak tersedia data mengenai terapi definitif yang direkomendasikan. Terapi antibiotik yang sama digunakan untuk OMA dapat digunakan untuk sinusitis bakterial akut. Irigasi sinus dilakukan pada infeksi berat atau tidak merespon dengan terapi antibiotic.
Diagnosis Klinis Abses dental
Terapi Clindamycin 30 mg/kg/hari PO,IV, IM dibagi dalam 6-8 jam atau penisilin G100-200.000 U/kg/hari IV dalam 6 jam
Difteri
Erythromycin 40-50 mg/kg/hari PO dibagi qid dalam 14 hari atau penicillin G 150,000 U/kg/hari IV dibagi dalam 6 jam; plus antitoksin.
Epiglotos - Ceftriaxone 50 ( aryepiglotis, mg/kg/hari IV, IM supraepiglotis; H setiap 24 jam atau influenza tipe B - Cefotaxime 150 pada anak tanpa mg/kg/hari IV dibagi imunitas; dalam 8 jam dalam 7 pneumokokus 10 hari jarang, S aureus) Herpes - Acyclovir 80 Gingivostomatitis mg/kg/hari PO dibagi qid dalam 7 hari (untuk derajat berat, gunakan terapi IV dengan dosis 30 mg/kg/hari dibagi dalam 8 jam); atau - Pada bayi ≥ 3 bulan, dapat diberikan valacyvlovir 20 mg/kg/dosis PO bid (instruksikan untuk pemberian formula cair yang dapat disimpan hingga 28 hari).
Keterangan Amox/clav PO; amoxicillin PO; ampicillin dan metronidazole IV, dapat digunakan sebagai alternative terapi. Ekstraksi gigi biasanya diperlukan. Erosi dari abses dapat menyebar ke wajah, kepala, kompartemen leher dan menyebabkan sinusitis DAT, antisera kuda, hanya tersedia di CDC emergency operations center di 770/488-7100. Protocol investigasi dan dosis DAT tersedia di website CDC www.cdc.gov/diphtheria/downloads/ protocol.pdf (versi protokol 3/26/14; diakses pada 28 Agustus 2015) Kegawatdaruratan : bersihkan jalan nafas. Untuk S aureus (penyebab 5% epiglottis), dapat ditambahkan pemberian clindamycin 40 mg/kg/hari dibagi dalam 8 jam.
Penanganan dengan segera akan membuat terapi efektif. Lakukan penanganan sesegera mungkin saat terapi oral masih bisa diberikan. Perpanjangan masa terapi dibutuhkan pada anak dengan immunocompromised. Dosis acyclovir oral aman dan efektif untuk varicela; 75 mg/kg/hari terbagi dalam 5 dosis yang telah diuji pada HSV. Keterbatasan data mengenai farmakokinetif valacyclovir pada anak dan suspensi yang tidak boleh diberikan tertera pada label valacyclovir yang telah disetujui FDA. Pemberian amox/clav atau clindamycin dapat diberikan untu derajat infeksi berat dengan superinfeksi flora oral.
Sindrom Lemierre (Fusobacterium necphorum) (faringitis dengan thrombosis septik vena jugularis, post sepsis angina, necrobacillosis)
Selulitis atau abses peritonsilar (Streptokokus grup A dengan flora oral, termasuk anaerob dan dan CAMRSA)
Faringitis (Streptokokus grup A) (tonsilofaringitis)
- Empiris : meropenem 60 mg/kg/hari dibagi dalam 8 jam (atau 120 mg/kg/hari dibagi dalam 8 jam untuk fosi metastatic CNS) atau - Ceftriaxone 100 mg/kg/hari dalam 24 jam dan - Metronidazole 40 mg/kg/hari dibagi setiap 8 jam atau - Clindamycin 40 mg/kg/hari dibagi setiap 6 jam - Clindamycin 30 mg/kg/hari PO, IV, IM dibagi setiap 8 jam dan cefotaxime 1550 mg/kg/hari IV dibagi setiap 8 jam atau - Ceftriaxone 50 mg/kg/hari IV dalam 24 jam - Amoxicillin 50-75 mg/kg/hari PO 1-3 dosis untuk 10 hari atau - Penicillin V 50-75 mg/kg/hari 2dd atau 3dd atau - Benzathine penicillin 600,000 IU IM untuk anak <27 kg, 1,2 juta IU untuk anak >27 kg, diberikan dalam dosis tunggal. - Untuk anak dengan alergi penicillin : erythromycin (estolate 20-40 mg/kg/hari PO dibagi dalam 2-4 dosis; atau ethysuccinate 40 mg/kg/hari PO dibagi 2-4 dosis) untuk 10 hari atau azithromycin
Laporan anecdotal menyatakan metronidazole efektif untuk kegagalan yang terjadi oleh agen lain. Seringkali diperlukan antikoagulan. Metastasis dan abses dapat timbul selama menjalani terapi, sehingga diperlukan debridement multiple dan penambahan waktu terapi antibiotic. Penatalaksaan dilakukan hingga angka CRP dan LED normal.
Diperlukan insisi dan drainase untuk abses. Alternatif : meropenem atau imipenem; pip/tazo/ amox/clav untuk terapi oral konvalen. Tidak terdapat data dan keunggulan penggunaan steroid.
Absorpsi amoxicillin pada sistem pencernaan lebih baik dibandingkan penicillin V oral; suspensi lebih ditoleransi. Keunggulan ini harus diimbangi dengan aktivitas spectrum yang tidak perlu meningkat. Amoxicillin dosis perhari : untuk anak 50mg/kg (maksimal 1000-1200 gram). Penelitian metaanalisis menyatakan bahwa cephalosporin oral lebih efektif dibandingkan dengan penicillin untuk terapi dengan etiologi strepkokus. Clindamycin juga dinyatakan efektif. 5 hari terapi adalah kebijakan FDA untuk beberapa terapi dengan golongan cephalosporin oral (cefdinir,cefpodoxime) dengan respon klinis yang cepat terhadap terapi antibiotic yang juga bisa dilihat terjadi pada penggunaan
12 mg/kg qd untuk 5 antibiotic lain. Sedangkan 10 hari hari. terapi sebagai pencegahan ARF, terutama pada keadaan ARF tersedia. Tidak terdapat data mengenai efisifikasi terapi 5 hari dengan ARF. Selulitis atau abses - Clindamycin 40 Ketetapan I&D : dapat dilakukan retrofaringeal, mg/kg/hari IV terbagi kompresi jalan napas, mediastinitis. parafaringeal, atau dalam setiap 8 jam dan Alternatif : meropenem or imipenem; lateral faringeal cefotaxime 150 pip/tazo; amox/clov untuk terapi oral (campuran flora mg/kg/hari terbagi konvalen. aerob/anaerob dalam setiap 8 jam atau termasuk CAceftriaxone 50 MRSA) mg/kg/hari IV setiap 24 jam. Trakeitis Bakterial - Vancomycin 40 Untuk S aureus suspektibel, (S aureus termasuk mg/kg/hari IV terbagi pemberian oxacillin/nafcilin atau CA-MRSA; dalam setiap 8 jam atau cefazolin sesuai untuk superinfeksi streptokokus grup - Clindamycin 40 bakteri atau laringotrakeobronkitis A; pneumokokus; H mg/kg/hari terbagi termasuk influenza influenza tipe B, dalam setiap 8 jam dan pseudomonas ceftriaxone 50 jarang) mg/kg/hari setiap 24 jam atau cefotaxime 150 mg/kg/hari terbagi dalam setiap 8 jam. F. INFEKSI SALURAN PERNAPASAN BAWAH Diagnosis Abses paru - Primer (berat, necrotizing community acquired pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokus, S aureus, termasuk CA-MRSA, streptokokus grup A)
Terapi
Terapi empiris dengan ceftriaxone 50-75 mg/kg/hari setiap 24 jam atau cefotaxime 150 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam dan clindamycin 40 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam atau vancomycin 45 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiapp 8 jam selama 14-21 hari. Aspirasi Sekunder Clindamycin 4o (berbau busuk; infeksi mg/kg/hari IV dibagi polimikrobal dengan dalam setiap 8 jam
Keterangan Untuk infeksi CA-MRSA yang berat liat bab 4. Bronchoscopy diperlukan bila abses gagal didrainase, pembedahan secara eksisi jarang dilakukan pada infeksi oleh pneumokokus tetapi dapat dilakukan pada abses oleh CA-MRSA dan MSSA. Antibiotik berfokus pada hasil dari pemeriksaan kultur. Untuk MSSA : oxacillin/nafcilin atau cefazolin. Alternatif : imipenem IV atau pip/tazo IV atau ticar/clav IV
infeksi oral aerob dan untuk 10 hari atau Terapi oral diturunkan dengan anaerob) lebih. penggunaan clindamycin atau amox/clav. Aspergilus Predinisolone 0,5 Dosis steroid yang besar dapat bronkopulmonari mg/kg setiap hari menyebabkan invasi aspergilus pada alergi yang berbeda dan jaringan. variconazole 18 Voriconazole tidak diteliti lebih lanjut mg/kg/hari PO dibagi pada aspergilus bronkopulmonari dalam setiap 12 jam alergi tetapi lebih aktif dibandingkan pelan dilanjutkan penggunaan itraconazole. dengan dosis 16 Dibutuhkan monitoring konsentrasi mg/kg/hari dibagi voriconalzole atau itraconazole. dalam setiap 12 jam atau itraconazole 10 mg/kg/hari PO dibagi dalam 12 jam Pneumonia aspirasi Clindamycin 40 Alternatif : imipenem IV atau pip/tazo (infeksi polimikrobal mg/kg/hari IV dibagi IV atau ticar/clav IV dengan infeksi oral dalam 8 jam Penurunan terapi oral dapat diberikan aerob dan anaerob) tambahkan dengan clindamycin atau amox/clav. ceftriaxone 50-75 mg/kg/hari setiap 24 jam atau cefotaxime 150 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam untuk adisi pada kasus dengan Haemophilus atau meopenem 60 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 8 jam dalam 10 hari atau lebih. (BIII) Pneumonia atipikal (lihat penyakit Legionnaires, M pneumoniae) Bronkitis Untuk (bronkiolitis akut) bronchitis/bronkiolitis pada anak tidak diperlukan antibiotic karena biasanya disebabkan oleh virus. Community-acquired pneumonia (lihat pneumonia : community-acquired, bronkopneumonia; pneumonia : community acquired , konsolidasi lobaris) Fibrosis kistik :
Diperlukan pertolongan tenaga medis yang lebih berpengalaman dalam managemen kasus kronis dan akut. Ekserbasi akut Ceftazidime 150-200 Dosis antibiotik lebih besar dari dosis (P aeruginosa primer, mg/kg/hari dibagi normal yang diperlukan pada fibrosis burkholderia cepacia, dalam setiap 6-8 jam kistik bergantung pada peningkatan Stenotrophomonas atau meropenem 120 clearance :harus dilakukan monitoring maltophilia, S aureus, mg/kg/hari dibagi pada penggunaan aminoglycosides, termasuk CA-MRSA, dalam setiap 6 jam vancomycin. nontuberkolosis dan tobramycin 6-10 Tidak adanya cukup penelitian yang 116-120 mikrobakterial) mg/kg/hari IM, IV merekomendasikan penggunaan dibagi dalams etiap 6- antibiotic inhalasi untuk ekserbasi 8 jam untuk terapi akut. infeksi akut (AII) Pemeriksaan kultur dengan tes yang Alternatif : iminepem, suspektibel dan sinergis akan cefepime atau membantu dalam pilihan antibiotic ciprofloxacin 30 yang sesuai umumnya terjadi resisten mg/kg/hari PO, IV multi obat tetapi tes sinergi bukan dibagi dalam 3 dosis menjadi standar. Dapat diberikan Terapi kombinasi dapat menyebabkan vancomycin 60-80 kematian sinergis dan keterlambatan mg/kg/hari IV dibagi kegawatan resistan. (BIII) dalam setiap 8 jam Pemberian eradikasi dini pada inset untuk MRSA. baru pseudomonas dapat menurunkan Durai terapi tidak progresi penyakit. dijabarkan segara Kegagalan respon terhadap antibakteri jelas : dapat dilakukan memerlukan pemeriksaan lanjut untuk 10-14 hari. (BIII) mengevaluasi apakah ada penyakit alergi jamur. Inflamsi kronis Tobramycin 300 mg 2 Inhalasi antibiotic alternative : (kerusakan minimal kali yang dilakukan aztreonam, colistin (BIII). jangka panjang pada berulang selama 28 Tersedia kemasan persiapan 2 bubuk paru) hari terapi dalah terapi baru untuk inhalasi tobramycin. adjuvant yang efektif diantara ekserbasi (AI). Inhalasi aztreonam menjadi alternatif dari inhalasi tobramycin (AI). Azithromycin menjadi terapi adjuvant untuk kasus kronis, yang memberikan keuntungan pada terapi dengan
Pertusis
kolonisasi pseudomonas (AII). Azithromycin 10 mg/kg/hari untuk 5 hari atau clarithromycin 15 mg/kg/hari dibagi dalam 2 kali dosis untuk 7 hari atau erythromycin (lebi baik menggunakan estolate) 40 mg/kg/hari PO dibagi dalam 4 kali dosis untuk 7-10 hari.
Azithromycin dan clarithromycin lebih ditoleran dibandingkan dengan erythromycin; Azithromycin lebih baik diberikan pada bayi muda untuk menekan risiko stenosis piloris (lihat bab 5). Dosis azithromycin direkomendasikan untuk setiap neonates dengan risiko tinggi mortalitas (<1 bulan) yaitu 10 mg/kg/hari untuk 5 hari. Dosis ini harus diberikan hingga usia 6 bulan. Anak dengan usia lebih tua dapat menerima dosis 10 mg/kg pada hari-1 dilanjutkan dengan dosis 5 mg/kg dalam 2-5 hari. Dapat diberikan profilaksis untuk anggota keluarga lain. Pneumonia : community-acquired , bronkopneumonia. Ringan hingga sedang Tidak terdapat data Antibiotik broad spectrum dapat (seringkali oleh virus, mengenai terapi meningkatkan risiko meningkatkan terutama usia anak antibiotic, infeksi subsekuen dengan pathogen prasekolah) pemeriksaan resisten antibiotic. laboratorium untuk suspek bakteri atau mycoplasma. Sedang hingga berat Terapi empiris : Aspirat trakeal atau cairan (pneumokokus; S Untuk region dengan bronkoaveolar dapat digankan untuk aureus termasuk CA- vaksin PCV13 yang pewarnaan bakteri atau pemeriksaan MRSA; atau tinggi atau pada kultur pada anak dengan infeksi berat mycoplasma pneumokokal dengan yang diintubasi. pneumoniae dan resistensi yang rendah Pemeriksaan konsentrasi serum untuk aspirasi gunakan penicillin : vancomycin dan fungsi ginjal terutama berdasarkan ceftriaxone 50-75 saat dosis tinggi diperlukan untuk komorbiditas yang mg/kg/hari setiap 24 mencapai AUC:MIC 400 paa kasus mendasari penyakit, jam atau cefotaxime pneumonia karena CA-MRSA. Haemophilus 150 mg/kg/hari dibagi Alternative dari azithromycin untuk influenza nontipe) dalam setiap 8 jam pneumonia atipikal termasuk (AI). erythromycin IV, PO, atau Untuk kasus dengan levofloxacin untuk anak usia setelah suspek CA-MRSA pubertas. gunakan vancomycin Data baru menyatakan terapi empiris 40-60 mg/kg/hari yang dikombinasikan dengan beta (AIII). lactam dan macrolide memberikan hasil rawat inap yang lebih pendek
Untuk suspek dibandingkan dengan hanya diberikan mycoplasma/agen betalactam, tetapi pemberian tersebut pneumonia atipikal, secara rytin belum dapat dilaksanakan. terutama pada anak usia sekolah, dapat ditambahkan azithromycin 10 mg/kg IV, PO pada hari-1, lalu dilanjutkan 5 mg/kg setiap hari dalm 2-5 hari terapi (AII). Community-acquired pneumonia : konsolidasi lobaris Pneumokokus Terapi empiris : Perubahan terapi menjadi PO dapat (dapat terjadi pada Untuk regio dengan dilakukan ketika kondisi pasien kasus tanpa vaksin, vaksin PCV13 yang mengalami perbaikan (demam turun, walaupun kebal tinggi atau resistan tidak perlu oksegenasi); penanganan terhadap terhadap penicillin : dilakukan hingga gejala klinis pneumokokus) ampicillin 200 membaik dan pemeriksaan radiologi Perlu mg/kg/hari dibagi thoraks menunjukkan hasil signifikan. dipertimbangkan dalam setiap 6 jam. Tidak dilaporkan mengenai kegagalan etiologi H influenza Untuk regio dengan ceftriaxone/cefotaxime untuk tipe B pada anak tanpa angka PCV13 yang pneumococcus pen-R; tidak imunitas. rendah atau diperlukan tambahan vancomycin (M pneumoniae dapat pneumococcal yang untuk hal ini. menyebabkan resisten tinggi Terapi oral untuk pneumococcus dan pneumonia lobaris) terhadap penicillin : Haemophilus yang menunjukkan hasil ceftriaxone 50-75 signifikan adalah amox/clav, cefdinir, mg/kg/hari setiap 24 cefixime, cefpodoxime, atau jam atau cefotaxime cefuroxime. 150 mg/kg/hari dibagi Levofloxacin menjadi terapi alternatif, dalam setiap 8 jam terutama pada kasus dengan alergi (AI); untuk kasus yang berat terhadap antiotik golongan berat dapat betalactam (BI), tapi berdasarkan teori ditambahkan toksikasi pada kartilago, obat ini clindamycin 40 bukan menjadi terapi lini pertama. mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam atau vancomycin 4060 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam untuk kasus dengan kecurigaan S aureus. Untuk kasus kecurigaan terhadap mycoplasma/ agen
pneumonia atipikal terutama anak usia sekolah dapat ditambahkan azithromycin 10 mg /kg IV, PO pada hari ke-1, lalu dilanjutkan dengan dosis 5 mg/kg setiap hari pada hari ke 2-5 terapi (AII) Terapi empiris oral untuk rawat jalan : amoxicillin dosis tinggi 80-100 mg/kg/hari PO dibagi dalam setaip 8 jam (bukan 12 jam); untuk Mycoplasma . ditambahkan macrolide pada obat yang telah disebutkan diatas (BIII). Pneumococcal, pen-S Penicillin G 250,000400,000 U/kg/hari IV dibagi dalam setiap 46 jam untuk 10 hari (BIII) atau ampicillin 200 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 6 jam. Pneumococcal, pen-R Ceftriaxone 75 mg/kg/hari setiap 24 jam atau cefotaxime 150 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam untuk 20-14 hari.
S aureus (termasuk MRSA)
Untuk MSSA : CA- oxacillin/nafcilin 150 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 6 jam atau cefazolin 100 mg/kg/hari IV dibagi
Setelah terjadi perbaikan, ubah terapi menjadi amoxicillin PO 50-75 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis atau penicillin V 50-75 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis.
Penambahan vancomycin tidak diperlukan untuk eradikasi rantai penR. Untuk terapi konvalen oral, gunakan amoxicillin dosis tinggi (100-150 mg/kg/hari PO dibagi 3 dosis), clindamycin (30 mg/kg/hari PO dibagi dalam 3 dosis), linezolid (30 mg/kg/hari PO dibagi dalam 3 dosis) atau levofloxacin PO. Pemeriksaan konsentrasi serum vancomycin dan fungsi ginjal terutama pada pemberian dosis tinggi dilakukan untuk mencapai AUC:MIC 400, atau konsentrasi serum melewati 15 μg/mL pada kasus CA-MRSA yang invasif.
dalam setiap 8 jam (AII). Untuk CA-MRSA : vancomycin 60 mg/kg/hari dapat ditambahkan dengan rifampin, clindamycin,atau gentamicin (AIII) (lihat bab 4). Pneumonia : imunosupresi, pejamu neutropenik ( P aeruginosa, bakteri lain berkaitan dengan komunitas atau basil gram negatif, S aureus, jamur, AFB, pneumocystis, virus [adenovirus, CMV, EBV, influenza, RSV, dan lainnya])
Pada kasus yang mengancam jiwa, terapi optimal untuk CA-MRSA tidak dijelaskan secara baik : ditambahkan gentamicin dan/atau rifampin. Linezolid 30 mg/kg/hari IV, PO dibagi dalam setiap 8 jam sebagai pilihan lain yang lebih efektif pada orang dewasa daripada pemberian vancomycin untuk pneumonia nosocomial MRSA (monitoring platelet dan WBC setiap minggu). Biopsi atau cairan brochoalveolar diperlukan untuk menentukan terapii antifungal, antiviral, dan antimikrobakterial. Terapi antifngal biasanya dimulai jika tidak terdapat respon terhadap antibiotic yang diberikan dalam 48-72 jam (AmB, voriconazole, atau caspofungin/micafungin – lihat bab 8). Amikacin 15-22,5 mg/kg/hari menjadi alternatif untuk menggantikan aminoglycoside. Gunakan 2 agen aktif sebagai terapi definitive untuk menekan pejamu, karena neutrophil tidak dapat membantu membersihkan pathogen; atau menurunkan risiko kegawatan resiten (BIII).
Cefepime 150 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 8 jam dan tobramycin 6.07,5 mg/kg/hari IM, IV dibagi dalam setiap 8 jam (AII), atau meropenem 60 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam (AII) ± tobramycin (BIII); dan jika S aureus (termasuk MRSA) menjadi kecurigaan klinis, tambahkan vancomycin 40-60 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 8 jam (AIII). Pneumonia : sindrom Jika terdapat Kebanyakan kasus disebabkan oleh interstisial pneumonia kecurigaan virus, CMV, atau chlamydia; tanpa pada awal masa bayi Chlamydia disertai tanda ureaplasma yang jelas. trachomatis gunakan azithromycin 10 mg/kg pada hari ke-1, dilanjutkan dengan dosis 5 mg/kg/hari setaip hari pada hari ke2-5 atau erythromycin 40 mg/kg/hari PO dibagi dalam 4 dosis selama 14 hari (BIII).
Pneumonia nosocomial (berhubungan dengan pelayanan kesehatan dan penggunaan ventilator) (( P aeruginosa, bakteri enteric basil gram-negative [ Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Escherichia coli], Acinetobacter, Stenotrophomonas, dan bakteri gram-positive termasuk CA-MRSA dan Enterococcus)
Regimen yang biasa digunakan : Meropenem 60 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam atau pip/tazo 240-300 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 6-8 jam atau cefepime 150 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam; ± gentamicin 6,0- 7,5 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam (AIII); ditambahkan vacomycin 40-60 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam untuk kecurigaan terhadap CA-MRSA (AIII). Terapi empiris : ceftriaxone 50-75 mg/kg/hari setaip 24 jam atau cefotaxime 150 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam dan vancomycin 4060 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 8 jam (BIII).
Terapi empiris harus diberikan oleh lembaga terkait (RS) berdasarkan dengan patogen penyebab infeksi nosokomial pada daerah tersebut. Patogen yang menyebabkan pneumonia sering kali menyebabkan resisten berbagai obat (multidrugresistant ). Pemeriksaan kultur penting dilakukan, terapi empiris juga diberikan berdasarkan patogen yang berkolonisasi atau infeksi yang diderita anak. Untuk pasien dengan multidrugresistant pada bakteri basil gram negatif, dapat diberikan colistin IV. Aminoglycosides tidak dapat mencapai konsentrasi teraupetik pada ELF. Pemberian antibiotic aerosol dapat dilakukan pada kasus patogen dengan multidrug-resistant . Terapi inisial diberikan berdasarkan bakteri gram yang ditemukan pada cairan empyema; perbaikan klinis biasanya pelan, dengan demam yang smeula bertahan lalu turun tajam dalam 2-3 minggu.
Pneumonia dengan cairan pleural/empyema (pathogen penyebab sama dengan bronkopneumonia yang berkaitan dengan komunitas (communityassociated )) (Berdasarkan banyaknya cairan dan gejala dapat ditentukan penanganan dengan drainase menggunakan chest dengan tube fibrinolysis atau pembedahan torakoskopi dibantu dengan video) Streptokokal grup A Penicillin G 250,000 Dapat diubah menjadi amoxicillin 75 U/kg/hari IV dibagi mg/kg/hari PO dibagi dalam 3 dosis atau penicillin V 50-75 mg/kg/hari
dalam setiap 4-6 jam untuk 10 hari (BII). Pneumokokal (lihat pneumonia : Community-acquired , konsolidasi lobaris) S aureus Untuk MSSA : (termasuk CA- oxacillin/nafcilin atau MRSA) cefazolin (AII). Untuk CA-MRSA : gunakan vancomycin 60 mg/kg/hari (AIII) (didesain untuk mencapai AUC:MIC 400, atau konsentrasi serum melewati 15 μg/mL; diikuti dengan pemeriksaan konsentrasi serum dan fungsi ginjal; dapat ditambahkan antibiotic (lihat bab 4). Pneumonia yang disebabkan oleh etiologi berdasarkan pathogen) Chlamydophila Azithromycin 10 (semula Chlamyida) mg/kg pada hari ke-1, Pneumoniae, C dilanjutkan dengan psittaci, atau C dosis 5 mg/kg/hari trachomatis setiap hari pada hari ke 2-5 atau erythromycin 40 mg/kg/hari PO dibagi dalam 4 dosis untuk 14 hari. CMV Ganciclovir IV 10 (Pejamu dengan mg/kg/hari IV dibagi immunocompromised ) dalam setiap 12 jam (lihat bab 5 dan 9 untuk 2 minggu untuk infeksi CMV (BIII); jika diperlukan pada bayi baru lahir) lanjutkan dengan dosis 5 mg/kg/hari setiap 24 jam yang selesai dalam 4-6 minggu total terapi. E Coli Ceftriaxone 50-75 mg/kg/hari setiap 24
dibagi dalam 4 dosis kemudian 3 dosis stelah terjadi perbaikan klinis (BIII).
Pada kasus yang mengancam jiwa, terapi optimal untuk CA-MRSA tidak dijelaskan secara baik : ditambahkan gentamicin dan/atau rifampin. Terapi oral konvalen untuk MSSA : cephalexin PO; untuk CA-MRSA : clindamysin atau linezolid PO. Total pemberiann obat 21 hari atau lebih (AIII). Untuk anak yang terinfeksi yang tidak toleran terhadap dosis tinggi vancomycin, sebagai alternative dapat diberikan clindamycin, linezolid, dan ceftaroline.
lain (lihat bab 7 untuk penanganan Doxycycline diberikan pada pasien usia > 7 tahun.
Penambahan immunoglobulin CMV dapat memberikan sedikit manfaat dengan penambahan sumsum tulang pada pasien transplantasi sumsum tulang (BII). Valganciclovir oral dapat digunakan sebagai terapi konvalen (BIII). Foscarnet dapat diberikan pada pasien dengan pathogen yang resistan dengan ganciclovir. Untuk kasus dengan resistan cephalosporin (prosedur ESBL),
Enterobacter spp
Francisella tularensis
- Fungi (lihat bab 8) Pathogen yang berhubungan dengan komunitas (communityassociated ), berdasarkan regio (eg, Coccidioides, Histoplasma)
Aspergillus, mucormycosis, dan infeksi jamur lainnya pada pejamu dengan immunocompromised .
jam atau cefotaxime 150 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam (AII). Cefepime 100 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 12 jam atau meropenem 60 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam; atau ceftriaxone 50-75 mg/kg/hari setiap 24 jam dan gentamicin 6,0-7,5 mg/kg/hari IM, IV dibagi dalam setiap 8 jam (AIII). Gentamicin 6,0-7,5 mg/kg/hari IM IV, dibagi dalam setiap 8 jam untuk 10 hari atau lebih untuk derajat yang berat (AIII); untuk derajat yang tidak terlalu berat dapat diberikan doxycycline PO dalam 14-21 hari (AIII). Untuk pathogen spesifik (lihat bab 8). Untuk kecurigaan endemic fungi atau mucormycosis pada pejamu dengan immunocompromised, dapat diberikan terapi empiris dengan lipid AmB dan bukan voriconazole; biopsy dilakukan sebagai panduan terapi. Untuk kecurigaan adanya infeksi aspergilus yang invasive, berikan voriconazole (AI)
gunakan meropenem, imipenem, atau ertapenem (AIII).
Penambahan aminoglycoside hingga generasi ke-3 cephalosporin dapat menghambat timbulnya konstitutif yang dimediasi oleh amp-C dengan tingkat resistensi yang tinggi, namun ada kekhawatiran konsentrasi aminoglikosida yang tidak adekuat dalam saluran pernapasan; tidak diperlukan cefepime, meropenem, atau imipenem.
Terapi oral alternatif untuk derajat sedang yaitu ciprofloxacin atau levoxacin (BIII).
Untuk pejamu normal, penggunaan triazoles (fluconazole, itraconazole, voriconazole, posaconazole, isavuconazole) lebih toleran dibandingkan dengan AmB dan sama efektif untuk patogen communityassociated (lihat bab 2). Untuk dosis lihat bab 8. Pemeriksaan konsentrasi voriconazole diperlukan : diharapkan mencapai > 2 μg/mL.
Untuk kasus yang sulit disembuhkan : infeksi coccidioides pemberian terapi kombinasi voriconazole dengan caspofungin dinyatakan efektif (AIII).
- Virus influenza - Sering kali Influenza A musiman (seasonal) dan influenza B yang kemudian dapat resistan terhadap adamantenes
Klebsiella pneumonia
(secara pelan 18 mg/kg/hari dibagi dalm setiap 12 jam pada hari ke-1, lalu dilanjutkan dengan 16 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 12 jam) Terapi empiris atau terbukti oleh influenza A atau influenza B : oseltamivir (AII) : Untuk anak usia < 12 bulan : Bayi dengan usia 0-8 bulan dapat diberikan 3 mg/kg/dosis dalam 2 dosis; untuk usia 911 bulan : 3,5 mg/kg/dosis dalam 2 dosis. Untuk usia ≥12 bulan: - 15 kg: 30 mg PO 2x1 - 15 – 23 kg: 45 mg PO 2x1 - 23 – 40 kg: 60 mg PO 2x1 - 40 kg: 75 mg PO 2x1 Inhalasi zanamivir (AII): untuk anak usia ≥7 tahun dengan dosis 10 mg (2x5-mg inhalasi) dalam 2 kali pemberian. Ceftriaxone 50-75 mg/kg/hari IV, IM setiap 24 jam atau cefotaxime 150 mg/kg/hari IV, IM dibagi dalam setiap 8 jam (AIII); untuk kasus resistan
Pemeriksaan antiviral yang sesuai musim ada di laman www.cdc.gov/flu/professionals/antivi rals/index.htm (diakses pada 28 Agustus 2015) Untuk anak usia 12-23 bulan, dosis unit yang digunalan adaah 30 mg/dosis yang menyatakan paparan obat inadekuat. Dosis 3,5 mg/kg/dosis PO dalam 2 kali dosis telah diteliti, tetapi ukuran sampel inadekuat sehingga direkomendasikan dosis berdasarkan berat badan. Adamantabes (amantadine dan rimantadine) mempunyai kemampuan melawan influenza A yang terbukti sejak akhir tahun 1990, tetapi dalam perkembangannya rantai influenza A menjadi resistan dalam waktu yang lama. Influenza B secara intrinsic tahan terhadap adamantanes. Data mengenai kasus pada neonatus prematur sangat terbatas. Usia kehamilan <38 minggu ( postmenstrual age : usia gestasi ditambahkan usia kronologis) : 1,0 mg/kg/dosis PO dalam 2 dosis Sedangkan usia 38-40 minggu postmenstrual age : 1,5 mg/kg/dosis PO dalam 2 dosis. Untuk K pneumoniae yang memproduksi carbapenemase resistan terhadap meropenem; sehingga dapat diberikan alternative ceftazidime/avibactam (disetujui oleh FDA untuk dewasa, pada anak masih dalam penelitian), fluoroquinolone, atau colistin (BIII).
ceftriaxone (rantai ESBL) gunakan meropenem 60 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 8 jam (AIII) atau carbapenem. Penyakit legionnaires Azithromycin 10 (legionella mg/kg IV, PO setiap pneumophila) 24 jam untuk 5 hari (AIII). Non Tuberculous Pada pejamu normal : Mycobacteria azithromycin PO atau clarithromycin PO untuk 6-12 minggu jika klinis mendukung. Untuk infeksi yang lebih berat : macrolide dan rifampin dan ethambutol; ± amikacin atau streptomycin (AIII). Tuberkulosis Mycobacterium (lihat bab mengenai tuberkulosis) M pneumoniae Azithromycin 10 mg/kg pada hari ke-1, dilanjutkan dengan dosis 5 mg/kg/hari setiap hari pad ahari ke 2-5 atau clarithromycin 15 mg/kg/hari dibadi dalam 2 dosis untuk 714 hari atau erythromycin 40 mg/kg/hari PO dibagi dalam 4 dosis selama 14 hari. Paragonimus westermani Lihat bab 10 Pneumocystis jiroveci Derajat berat : (semula Pneumocystis dianjurkan rejimen carinii) TMP/SMX dengan Penyakit pada anak dosis 15-20 mg TMP dengan komponen/kg/hari IV
Alternative : clarithromycin, erythromycin, ciprofloxacin, levofloxacin, doxycycline Kepekaan terhadap obat akan sangat bervariasi pada nontuberculous dengan spesies mikobakteri berbeda. Lakukan pemeriksaan immunocompromised untuk mencari kemungkinan HIV atau defisiensi reseptor gamma-interferon.
Mycoplasma sering kali menyebakan infeksi self-limited (sembuh sendiri) dan tidak memerlukan terapi spesifik (AIII). Sedikit prospektif, tersedia data yang menyatakan bahwa kasus terkendali dengan baik Pada pengobatan mycoplasma yang terdokumentasi pneumonia khusus pada anak
doxycycline diberikan pada pasien dengan usia > 7 tahun. Strain resisten macrolide baru saja muncul di seluruh dunia.
Alternative pada intoleran terhadap TMP/SMX atau kegagalan klinis : Pentamidine 3-4 mg IV, dimasukan dalam 60-90 menit (AII); TMP dan
immunosuppressed dan HIV
P aeruginosa
Infeksi (bronkiolitis, pneumonia)
dibagi dalam setiap 8 jam untuk 3 minggu (AI). Derajat ringan-sedang : dapat dimulai dengan terapi IV lalu setelah pneumonitis akut teratasi berikan TMP/SMX 20 mg TMP/kg/hari PO dibagi dalam 4 dosis untuk 21 hari (AII). Penggunaan steroid sebagai terapi adjuvant pada derajat yang lebih berat (AII).
dapsone; atau primaquine dan clindamycin; atau atovaquone. Untuk profilaksis : TMP/SMX dalam dosis 5 mg TMP/kg/hari PO dibagi dalam 2 dosis setaip 12 jam, perhari atau 3 kali/minggu dengan hari yang berurutan (AI); rejimen 1 kali seminggu sudah terbukti berhasil; atau dapsone 2 mg/kg (maksimal 100 mg) PO 1x1, atau 4 mg/kg (maksimal 200 mg) 1 dosis/minggu; atau atovaquone: 30 mg/kg/hari untuk bayi usia 1-3 bulan, 45 mg/kg/hari untuk bayi usia 4-24 bulan dan 30 mg/kg/hari untuk bayi >24 bulan.
Cefepime 150 mg/kg/hari IV dibagi dalam setiap 8 jam ± tobramycin 6,0-7,5 mg/kg/hari IM, IV dibagi dalam setiap 8 jam (AII). Alternative : meropenem 60 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam atau pip/tazo 240-300 mg/kg/hari dibagi dalam setiap 6-8jam (AII) ±tobramycin (BIII). RSV Untuk pejamu dengan immunocompromised , terapi yang disetujui FDA hanya ribavirin aerosol : 6-g vial (20 mg/mL pada air steril) dengan generator SPAG-2, dalam 18-20 jam perhari selama 35 hari.
Ciprofloxacin IV atau colistin IV untuk strain multidrug-resistant .
Terapi hanya untuk infeksi berat, immunocompromised, penyakit kardiopulmonal berat yang menyertai, pemberian ribavirin aerosol hanya memberikan manfaat yang sedikit. Reaktivitas udara dengan menggunakan inhalasi secara rutin dihindari. Ribavirin dapat memberikan dampak sistemik (PO atau IV) tetapi tidak terevaluasi secara sistematis untuk RSV. Palivizumab (synagis) tidak efektif untuk terapi pada infeksi RSV aktif, hanya efektif sebagai pencegahan pada saat rawat inap pada pasien dengan risiko tinggi.
Dua antiviral masih dalam penelitian pada anak. Tuberkolosis Penyakit pulmonal INH 10-15 mg/kg/hari primer (maksimal 300 mg) PO setiap hari selama 6 bulan dan rifampin 10-20 mg/kg/hari (maksimal 600 mg) PO setaip hari selama 6 bulan dan PZA 3040 mg/kg/hari PO setiap hari untuk 2 bulan pertama terapi (AII). Jika faktor risiko menunjukan adanya multifdrug-resistance tambahkan streptomycin inisial 30 mg/kg/hari IV, IM, dibagi dalam setiap 12 jam.
Infeksi TB Laten ( skin test conversion)
INH 10 – 15 mg/kg/hari (maksimal 300 mg) PO perhari selama 9 bulan (12 bulan untuk pasien dengan immunocompromised ) (AIII); terapi dengan INH 20 – 30 mg/kg 2 kali/minggu efektif untuk pasien usia 9 bulan (AIII). Alternative (BII): untuk anak usia 2 tahun, berikan 1 kali/minggu
Hubungi spesialis TB untuk terapi pada kasus drug-resistant TB. Fluoroquinolones dapat mengancam pada kasus multidrug resistant. Bedaquiline, obat baru untu terapi TB digunakan pada terapi kombinasi. Toksikasi dan sedikitnya data pediatric membuat penggunaan rutin dihindari. Perlu observasi langsung terhadap terapi setlah 2 minggu dari terapi perhari dapat diubah menjadi 2 kali seminggu dengan 2 kali dosis INH (maksimal 900 mg), PZA (maksimal 2 g) dan ethambutol (maksimal 2,5 g); rifampin dengan dosis sama (10-20 mg/kg/hari, maksimal 600 mg) (AII). LP ± CT dari kepala pasien ≤ 2 tahun untuk menyingkirkan okultisme, bersamaan dengan infeksi CNS; pertimbangkan untuk pemeriksaan infeksi HIV (AIII). Mycobacterium bovis dari produk susu yang tidak dipasteurisasi bisa menyebabkan penyakit pulmonal namun dengan angka kejadian yang jarang; juga disebut tuberculosis tetapi semua strain M bovis resistan terhadap PZA
Diperoleh baseline LFTs. Menimbang silakukan pemeriksaan LFTs perbulan atau saat dicurigai berdasarkan klinis pasien. Hentikan INH-rifapentine jika AST atau ALT ≥ 5 kali walau pun ULN tidak terlihat dari klinis atau ≥ 3 kali ULN terlihat sebagai gejala pasien. Untuk anak usia ≥ 2-12 tahun, 12 minggu terapi dengan INH dan rifapetine dapat dinerikan tetapi tidak ada data mengenai keamanan dan efikasinya. Tidak cukup data mengenai anak usia < 2 tahun.
Anak dengan paparan < 4 tahun atau pasien immunocompromised (risiko tinggi diseminasi)
OAT untuk 12 minggu: INH (15 mg/kg/ dosis, maksimal 900 mg), dan rifapentine: 10.0 – 14.0 kg: 300 mg 14.1 – 25.0 kg: 450 mg 25.1 – 32.0 kg: 600 mg 32.1 – 49.9 kg: 750 mg ≥50.0 kg: 900 mg (maks) INH 10-15 mg/kg PO perhari selama 2-3 bulan setelah paparan terakhir dengan pengulangan skin test atau tes interferongamma release assay negative (AIII).
Sebagai paparan awal dikenalkan INH-R tapi strain rifampin-S, gunakan rifampin 6 bulan (AIII).
Jika PPD menunjukan hasil negative dalam 2-3 bulan dan anak terlihat dalam kondisi baik, perlu dipertimbangkan untuk penghentian terapi empiris. PPD tidak reliabel pada pasien dengan immunocompromised. Tidak terdapat data yang cukup untuk reliabititas interferon-gamma release assay pada setiap bayi atau pejamu dengan immunocompromised, tetapi tidak lebih baik dari skin test PPD.