ANGIOEDEMA A. Definisi Angioedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas vascular jaringan subkutan kuli, lapisan mukosa dan submukosa. B. Etiologi Pembengkakan yang terjadi pada angioedema merupakan hasil dari peningkatan permeabilitas vaskuler local pada jaringan submukosa dan subkutaneus, angioedema disebabkan allergic angioedema, pseudoallergic angioedema, non allergic angioedema dan idiopatic angioedema.1 C. Epidemiologi Kasus angioedema merupakan kasus emergensi yang 94% disebabkan oleh induksi obat. D. Patofisiologi Hereditary angioedema kelainan yang diturunkan secara autosomal dominan akibat mutasi pada gen C1 inhibitor, sedangkan yang akut angioedema antibodi IgE berikatan dengan antigen (makanan, obat-obatan, sengatan seranga, tepung) di permukaan sel mast sehingga terjdi pelepasan histamin, Acquired angioedema yang jarang dan adapat terjadi dalam dua bentuk yaitu: AAE 1 yang berkaitan dengan berkaitan dengan malignasi penyakit konektif dan infeksi. E. Manifestasi klinis Keluhan subjektif gatal, rasa terbakar atau tertusuk, edema setempat yang berbatas tegas dengan berbagai bentuk dan ukuran kadang terlihat pucat atau kemerahan, dan sering dijumpai pada mata dan bibir F. Pemeriksaan penunjang Untuk mengetahui adanya gejala angioedema untuk pemeriksaanya dilakukan pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan kadar IgE total, eosinofil ( untuk mencari faktor atopi), uji tusuk kulit terhadap makanan atau inhalan, uji dermografisme dan uji dengan es batu (ice cube test) untuk mencari penyebab fisik. G. Diagnosis banding
Angioedema dan anafilaktid furfura H. Diagnosis Angioedema I. Terapi medikamentosa Pada tatalaksana utama identifikasi dan eliminasi penyebab/ faktor pencetus. Asian Consensus Guidelies untuk penanganan angioedema pemberian antihistamin H1 non sedasi (AH1-ns) bila gejala menetap setelah 2 minggu. AHi dengan dosis ditingkatkan sampai 4x, bila gejala menetap 1-4 minggu. AH1 sedasi atu AHI golongan lain+ antagonis leukotrien, bila terjadi eksaserbasi gejala ditambahkan kortikosteroid sistemik 3-7 hari. Penanganan untuk topical pemberial lotio 1%. DAFTAR PUSTAKA 1. Kaplan AP. Urticaria ang angioedema in: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editor. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th ed new York: Mcgraw-Hill medical; 2009.p.330-42 2. Aisah S. Urtikaria in:Djuanda A, Hamjah M, Aisah S editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed Jakarta: FKUI; 2005.p. 169-75