BAB I
PENDAHULUAN
A
Latar Belakang
1 Pendekatan Psikologi Skinner (Teori Kepribadian) Seba Sebagi gian an besa besarr ahli ahli psik psikol olog ogi, i, teru teruta tama ma dala dalam m hal hal ini ini psik psikol olog ogii kepribadian, dapat dibedakan menjadi dua perspektif : a Yang berkomitmen pada studi atas perbedaan dan keunikan keunikan individu dan b Yang
mengandalkan
pada
konstruk
–
konstruk
hipotesis
untuk
mempelajari variasi –variasi dan kompleksitas tingkah laku. 1
Perspe Perspekti ktiff tersebu tersebutt menemu menemukan kan atau member memberika ikan n orak orak kepada kepada teori teori kepriba kepribadia dian n !ang !ang dikemb dikembang angkan kan oleh oleh para para ahli ahli !ang !ang bersang bersangkut kutan. an. Akan Akan haln!a Skinner, di sepanjang kariern!a ia mempertan!akan apakah teori – teori abstrak diperlukan atau tidak dalam rangka pendekatan !ang "laku dan konsekuensi konsekuensi – konsekuensi konsekuensin!a. n!a. #a menegaskan menegaskan bah$a psikologi, psikologi, terutama lapangan belajar atau pembelajaran, tidak bisa mengandalkan han!a pada teori –teori !ang di infomalisasikan. Skinner menegaskan bah$a teori – teori !ang tentang tingkah laku manusia sering memberikan ketenteraman !ang keliru kepada para ahli psikologi mengenai pengetahuan mereka bilamana dalam ken!ataa ken!ataann! nn!aa mereka mereka tidak tidak memaha memahami mi kaitan kaitan tentan tentang g tingka tingkah h laku laku !ang !ang munul dengan peristi$a !ang terjadi di lingkungan. Sehubungan dengan sikap antiteorin!a !ang terang – terangan itu menjadi tanda tan!a apakah Skinner bisa dimasukan daftar teori kepribadian atau tidak. Skinner akan dihadirkan sebagai seorang tokoh psikologi perkembangan teori dengan pendekatan pembelajaran behavioristik sebagai irin!a !ang utama.
Tingka! Lak % Psikologi Sebagai Ilm Pengeta!an Tingka!
&ala &alam m
pend pendek ekat atan ann! n!aa
terd terdap apat at
stud studii
tent tentan ang g
manu manusi sia, a,
Skin Skinne nerr
beranggapan bah$a seluruh tingkah laku ditentukan oleh aturan'aturan, bisa dira dirama malk lkan an,, dan dan bisa bisa diba diba$a $a ke dala dalam m kont kontro roll ling lingku kung ngan an atau atau bisa bisa dikendalikan. (emahami tingkah laku adalah dengan mengendalikann!a, dan sebalikn!a. &engan tegas Skinner menolak anggapan bah$a manusia adalah makhluk !ang bebas berkehendak, atau beranggapan bah$a tingkah laku bisa munul tanpa sebab. (anusia, dengan sistem'sistemn!a adalah mesin !ang rumit. )agi Skinner, ilmu pengetahuan tentang tingkah laku manusia !akni psikologi, pada dasarn!a tidak berbeda dengan ilmu pengetahuan lainn!a berorientasi kepada data. *ujuan ilmu pengetahuan itu sama, !akni meramalkan dan mengendalikan fenomena !ang dipelajari "dalam psikologi Skinne Skinnerr, fenome fenomena na !ang !ang dipelaj dipelajari ari itu adalah adalah tingka tingkah h laku laku !ang !ang nampak nampak+. +. (enambahkan bah$a seluruh ilmu pengetahuan berkembang dari sederhana menuju menuju komple kompleks ks dan oleh oleh karena karenan! n!aa logis logis mempela mempelajari jari infra infra human human ini keun keuntu tung ngan ann! n!aa
memp mempeng engaru aruhi hi ling lingku kung ngan an he$a he$an n
sebag sebagai ai ini subj subjek ek
%
penelitiann!a
bah$a
antara
prinsip'prinsip
tingkah laku
he$an
dan
penerapann!a pada manusia terhadap hubungan !ang n!ata.
Kepribadian "enrt Perspekti# Be!a$iorisme -ita telah membahas beberapa alasan atau pemikiran Skinner sehubungan dengan pendekatan eksperimentaln!a dam mempelajari tingkah laku. Yang akan kita bahas berikut ini adalah kepribadian dalam perspektif behaviorisme, khususn!a behaviorisme skinner. Sebagaimana telah kita ketahui, Skinner tidak menerima gagasan mengenai kepribadian "personalit!+ atau diri "self+ sebagai pendorong atau pengarah tingkah laku. #a men!ebutkan penguraian jalan buntu mengenai tingkah laku. &ari perspektif behaviorisme Skinner, studi tentang kepribadian melibatkan pengujian !ang sistematik dan pasti atas sejarah hidup atau pengalaman belajar dan latar belakang genetik atau faktor ba$aan !ang khas dari individu. menurut Skinner individu adalah organisme !ang memperoleh perbendaharaan tingkah laku melalui belajar. &ia bukanlah agen pen!ebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point di mana faktor' faktor lingkungan dan ba$aan !ang khas seara bersama menghasilkan akibat "tingkah laku+ !ang khas pada individu tersebut.
) %msan masala! 1 Apa
saja
teknik'teknik
konseling
mengembangkan
tingkah
laku
"behavioral+ % /elaskan apa itu penguatan "reinforeement+ Sebutkan jenis dan langkah' langkahn!a0 /elaskan apa itu token eonom! Sebutkan langkah'langkahn!a0 /elaskan apa itu pembentukan tingkah laku "shaping+ Sebutkan langkah' langkahn!a0 2 /elaskan apa itu pembentukan kontrak "ontingen! ontrating+ Sebutkan langkah'langkahn!a
3 /elaskan apa itu pengelolaan diri "self management+ Sebutkan langkah' langkahn!a0
4 TU&UAN 1 Agar mahasis$a mampu mengetahui apa saja teknik konseling dalam mengembangkan tingkah laku % Agar mahasis$a mampu menjelaskan apa itu reinforement dan langkah pelaksanaann!a. Agar mahasis$a mampu menjelaskan apa itu token eonom! dan langkah pelaksanaann!a. Agar mahasis$a mampu menjelaskan apa itu shaping dan langkah pelaksanaann!a. 2 Agar mahasis$a mampu menjelaskan apa itu ontingen! ontrating dan langkah pelaksanaann!a. 3 Agar mahasis$a mampu menjelaskan apa itu self management dan langkah pelaksanaann!a.
BAB II PE"BAHASAN
A
Teknik'Teknik
Konseling
"engembangkan
Tingka!
Lak
(Be!a$ioral)
*eknik konseling behavioral terdiri dari dua jenis, !aitu teknik untuk meningkatkan tingkah laku dan menurunkan tingkah laku. *eknik untuk meningkatkan tingkah laku antara lain: penguatan positif, token eonom!, pembentukan tingkah laku "shaping+, pembentukan kontrak "ontingen! ontrating+. Sedangkan teknik konseling untuk menurunkan tingkah laku adalah: penghapusan tingkah laku "e5tintion+, time out, pembanjiran "flooding+, penjenuhan "satiation+, hukuman "punishment+, terapi aversi "aversive therap!+, dan desensialisasi sistematis. &alam hal ini, kami dari kelompok pada mata kuliah AP*6 "Analisis Pengubah *ingkah 6aku+, akan membahas tentang teknik'teknik mengembangkan "meningkatkan+ tingkah laku. 1 %ein#orement &alam pergaulan sehari'hari, reinforment kurang lebih berarti 7hadiah8. *etapi dalam dunia psikologi, reinforement mempun!ai arti lebih khusus9 reinforement adalah satu tipe konsekuensi. fek dari konsekuensi itu menentukan apakah konsekuensi itu memberi reinforement atau tidak. Setiap konsekuensi itu memberi reinforement "reinforer+ kalau dia memperkuat tingkah laku berikutn!a. *ingkah laku – tingkah laku !ang diikuti dengan reinfoment akan diulang ' ulang di $aktu !ang akan datang. Singkatn!a, reinforment adalah konsekuensi !ang memperkuat tingkah laku. Sebagai mana telah disinggung di depan, suatu peristi$a !ang memperkuat tingkah laku itu bias men!enangkan atau tidak men!enangkan. ;einforement itu ditentukan oleh efekn!a memperkuat tingkah laku. (urid !ang selalu dipanggil menghadap kepala sekolah karena berulang kali melakukan pelanggaran disiplin misaln!a, dapat menjadi pertanda bah$a hal itu memberikan reinforement kepadan!a. Apakah konsekuensi dari sesuatu perbuatan itu memberikan reinforement atau tidak bergantung pada persepsi
2
seseorang terhadap peristi$a itu bagin!a. 4ara lain untuk menentukan reinforer ialah bah$a reinforer itu dapat berupa peristi$a sesuatu !ang akan diraih seseorang. ;einforement itu ada % maam, positif dan negative. a %ein#orment positi# &isebut reinforment positif apabila suatu stimulus tertentu "biasan!a !ang men!enangkan+
ditunjukkan
atau
diberikan
sesudah
suatu perbuatan
dilakukan. (isaln!a uang atau pujian diberikan kepada seorang anak !ang memperoleh nilai A pada mata pelajaran tertentu9 atau murid'murid pada terta$a kegirangan, ketika seorang temann!a !ang suka meluu menja$ab pertan!aan seara berseloroh ketika pelajaran sejarah berlangsung.
b %ein#orement negati$e &inamakan reinforement negative apabila suatu stimulus tertentu "!ang tidak men!enangkan+ ditolak atau dihindari. &engan perkataan lain, reinforement negative itu memperkuat tingkah laku dengan ara menghindari stimulus !ang tidak
men!enangkan.
-alau
suatu perbuatan
tertentu
men!ebabkan seseorang menghindari sesuatu !ang tidak men!enangkan, !ang bersangkutan enderung mengulangi perbuatan !ang sama apabila pada suatu saat menghadapi situasi !ang serupa. -alau kita tilik kembali ontoh tentang murid !ang berulang kali panggil menghadap kepala sekolah tadi, pelanggaran disiplin !ang dilakukann!a itu menjadi bertambah kuat karena dia tetap saja melakukann!a. ;einforement negative itu sering kali dikaaukan dengan hukuman. Proses reinforement "positif atau pun negative+ selalu berupa memperkuat tingkah laku. Sebalikn!a hukuman mengandung pengurangan atau penekanan tingkah
laku.
Suatu
perbuatan
!ang
diikuti
oleh
hukuman,
keil
kemungkinann!a diulangi lagi pada situasi'situasi !ang serupa di saat lain. Seperti haln!a renforement, hukuman juga dibedakan menjadi dua maam, !aitu presentation punishment dan removal punishment.
3
a Presentation pnis!ment Presentation
punishment
terjadi
apabila
stimulus
!ang
tidak
men!enangkan ditunjukan atau diberikan9 misaln!a guru memberikan tugas'tugas tambahan karena kesalahan'kesalahan !ang dibuat oleh murid' muridn!a.
b %emo$al pnis!ment ;emoval punishment terjadi apabila stimulus !ang tidak ditunjukan atau diberikan, artin!a menghilangkan sesuatu !ang men!enangkan atau diinginkan. 4ontoh, anak tidak diperkenalkan nonton televisi selama seminggu kerena lalu tidak mau belajar.
&engan kedua ara hukuman tersebut, akibatn!a ialah berkurangn!a tingkah laku !ang men!ebabkan dikenakann!a hukuman. ;ingkasann!a, empat maam proses tersebut dapat digambarkan sebagi berikut:
Stimulus
ffek
*ingkah laku ditingkatkn ;einforement positif.
*ingkah laku ditekan Presentation punishment.
&ihilangka
4ontoh: nilai bagus. ;einforement negative.
4ontoh9 diberi tugas tambahan ;emoval punishment.
n
4ontoh:
4ontoh: tidak boleh menonton tv
&itunjukan
tetap
melanggar
disiplin.
selama seminggu.
Prinsip'prinsip penerapan pengatan (rein#orement positi#)
&alam menggunakan penguatan positif, konselor perlu memperhatikan prinsip'prinsip reinforement agar mendapatkan hasil !ang maksimal. Prinsip' prinsip reinforement antara lain : a Penguatan positif "positif reinforement+ tergantung pada penampilan tingkah laku !ang diinginkan. b *ingkah laku !ang diinginkan diberi penguatan segera setelah tingkah laku tersebut ditampilkan.
<
Pada tahap a$al, proses perubahan tingkah laku !ang di inginkan diberi penguatan setiap kali tingkah laku tersebut ditampilkan. d -etika tingkah laku !ang diinginkan sudah dapat dilakukan dengan baik, penguatan diberikan seara berkala, dan pada akhirn!a dihentikan. e Pada tahap a$al, penguatan soial selalu diikuti dengan penguatan !ang berbentuk benda.
Hbngan pengatan (rein#orement) dan tingka! lak
a ;einforement diikuti oleh tingkah laku b *ingkah laku !ang diharapkan harus diberikan reinforement segera setelah ditampilkan. ;einforement harus sesuai dan bermakna bagi individu atau kelompok !ang diberi reinforement. d Pujian atau hadiah !ang keil tapi ban!ak lebih efektif dari !ang besar tapi sedikit.
&enis'enis pengatan (rein#orement)
*erdapat tiga jenis reinforement !ang dapat digunakan untuk modifikasi tingkah laku !aitu: a Primar! reinfoer atau unondition reinforer, !aitu reinforement !ang langsung dapat dinikmati misaln!a makanan dan minuman. b Seondar! reinforer atau onditioned reinforer. Pada umumn!a tingkah laku manusia berhubungan dengan ini, misaln!a uang, sen!uman, pujian, medali, pin, hadiah, dan kehormatan. 4ontingen! rienforement, !aitu tingkah laku !ang tidak men!enangkan dipakai sebagai s!arat agar anak melakukan tingkah laku men!enangkan, misaln!a kerjakan dulu P; baru nonton *=. ;einforement ini sangat efektif dalam modifikasi tingkah laku.
Penerapan pengatan positi# *ang e#ekti#
>ntuk menerapkan penguatan positif !ang efektif, konselor perlu mempertimbangkan beberapa s!arat, di antaran!a adalah :
?
a (emberi penguatan dengan segera b Penguatan akan memiliki efek !ang lebih bermakna bila diberikan segera setelah tingkah laku !ang diinginkan dilakukan oleh konseli. Alasan pemberian penguatan dengan segera adalah untuk menghindari terdapat tingkah laku lain !ang men!ela tingkah laku !ang diharapkan. &engan demikian tujuan pemberian penguatan terfokus pada tingkah laku !ang diharapkan. (emilih penguatan !ang tepat d (engatur kondisi situasional e (enentukan kuantitas penguatan f (emilih kualitas dan kebaruan penguatan g (emberikan simpel penguatan h (enangani persaingan asosiasi i Pengatur jad$al penguatan j (empertimbangkan efek penguatan terhadap kelompok k (enangani efek ontrol kontra
Langka! + langka! pemberian pengatan (rein#orement)
Adapun langkah'langkah penerapan reinforement positif adalah sebagai berikut : a (engumpulkan informasi tentang permasalahan melalui analisis A)4 1 Anteedent "penetus perilaku+ % )ehavior "perilaku !ang dipermasalahkan9 intensitas, dan durasi+ b (emilih perilaku target !ang ingin ditingkatkan (enetapkan data a$al "baseline+ perilaku a$al d (enentukan reinforement !ang bermakna e (enetapkan jad$al pemberian reinforement f Penerapan reinforement positif
% Kart ber!arga (Token Eonom*) -artu berharga "token eonom!+ merupakan teknik konseling behavioral !ang didasarkan pada prinsip operant. 4onditioning Skinner !ang termasuk di
@
dalamn!a adalah penguatan. *oken eonom! adalah strategi menghindari pemberian reinforement seara langsung, token merupakan penghargaan !ang dapat diukur kemudian dengan berbagai barang !ang diinginkan oleh konseli. -artu berharga "token eonom!+ dapat diterapkan di berbagai seting dan populasi seperti dalam seting individual, kelompok dan kelas, juga dapat berbagai populasi mulai dari anak' anak hingga orang de$asa "ore!, 1@?3, p. 1?2+. *oken eonom! bertujuan untuk mengembangkan perilaku adaptif melalui pemberian reinforement dengan token. -etika tingkah laku !ang diinginkan telah enderung menetap, pemberian token dikurangi seara bertahap "ore!,1@?3,p.1?2+ Agrass "1@+ mengatakan bah$a konselor sebaikn!a memberikan variasi adangan reinforement "bak'up reinfores+ untuk meningkatkan perilaku. #a memberikan atatan bah$a substansi utama token adalah target perilaku !ang terindentifikasi dengan jelas dan berbagai barang atau hak istime$a !ang didapatkan oleh konseling. (enurut ore!, dapat diaplikasikan untuk membentuk tingkah laku ketika penghargaan dan berbagai reinforement sosial "intangible+ tidak berhasil di gunakan. Penggunaan token sebagai reinforer untuk membentuk tingkah laku memiliki beberapa keuntungan, antara lain: a *oken
tidak mengurangi nilai insentif. *erutama ketika kekuatan
pemerolehan "earning po$er+ dan nilain!a meningkat seiring dengan peningkatan perilaku. b *oken dapat mengurangi penundaan antara tingkah laku !ang diinginkan dengan hadiah "re$ard+ *oken dapat digunakan sebagai motivator konkret "onrete motivator+ untuk mengubah tingkah laku tertentu. d *oken adalah bentuk dari penguatan positif. e #ndividu
memiliki
kesempatan
untuk
menentukan
bagaimana
menggunakan token !ang didapat. f *oken eonom! dapat mengarahkan ke peningkatan moral konseli dan staf. g Sistem token dapat memungkinkan untuk mengukur penguatan sosial
1
h *oken menjadi jabatan antara institusi dan kehidupan di luar sekolah.
A!llon dan ABrin "1@3?+ mengusulkan beberapa arahan untuk program penerapan token eonom! !ang efektif dalam sebuah institusi, misaln!a sekolah. Penerapan token eonom! harus diterapkan oleh seluruh staf sekolah seara konsisten. Pada beberapa kasus, data penelitian menunjukkan efek langsung dan memiliki kekuatan penerapan token untuk ban!ak masalah tingkah laku. Selain itu, penerapan toke harus memiliki sistem !ang jelas seperti tingkah laku spesifik !ang diharapkan dan token !ang didapatkan, sehingga partisipan dapat mengetahui langkah'langkah !ang dapat dilakukan untuk membantu diri mereka "4ore!, 1@?3, p. 1?3+. >ntuk meningkatkan efektifitas token, token eonom! seara bertahap dikurangi dan diganti dengan penguatan sosial, seperti pujian sebagai ara peningkatan motivasi internal karena kehidupan n!ata individu tidak menerapkan sistem token eonom!. Selain di institusi, token eonom! dapat pula diterapkandi kelas dan di rumah "4ore!, 1@?3, p. 1?3+.
Langka!'langka! penerapan token eonom*, *ait -
a (embuat analisis A)4. b (enetapkan target perilaku !ang akan diapai bersama konseli Penetapan besaran harga atau point token !ang sesuai dengan perilaku target d Penetapan saat kapan token diberikan kepada konseli e (enetapkan perilaku a$al program f (emiliki reinforement !ang sesuai bersama konsili. g (emiliki tipe token !ang akan digunakan, misaln!a : bintang, stempel, dan kartu h (engidentifikasi pihak !ang terlibat dalam program seperti staf sekolah, guru, rela$an, sis$a, dan anggota token eonom! i (enetapkan jumlah dan frekuensi penukaran token misaln!a %2'<2 token perorang dan menurun sampai 12' token perhari
11
j (embuat pedoman pelaksanaan token eonom! "perilaku !ang akan diberikan penguatan. k Pedoman diberikan kepada konseli dan staf l 6akukan (onitoring
Pembentkan (S!aping) Yang dimaksud dengan shaping adalah pembentukan suatu respons melalui pemberian perkuatan atas respons lain !ang mengarah mendekati respons !ang ingin dibentuk itu. &engan teknik shaping, penelitan bisa memperpendek $aktu !ang di perlukan untuk mengondisikan respons menekan pengungkit itu. Salah satu ontoh dari keberhasilan penerapan teknik shaping pada manusia itu adalah praktek !ang dilakukan oleh #saa, thomas dan goldiamond "1@3+ berusaha membentuk kembali tingkah laku biara atau keampuan bahasa dari seseorang. Shaping adalah pembentukan tingkah laku baru !ang sebelumn!a ditampilkan dengan memberikan reinforement seara sistematik dan langsung setiap kali tingkah laku ditampilkan. Pada anak autistik !ang tingkah laku motorik, verbal, emosional, dan sosial kurang adaptif. -onselor membentuk
tingkah
laku
!ang
lebih
adaptif
dengan
memberikan
reinforement primer maupun sekunder.
Langka!'langka! penerapan s!aping
6angkah'langkah pembentukan tingkah laku "shaping+ adalah sebagai berikut: a (embuat analisis A)4. b (enetapkan target perilaku spesifik akan diapai bersama konseli. *entukan bersama jenis reinforement positif !ang akan dilakukan. d (embuat perenanaan dengan membuat tahapan penapaian perilaku mulai dari perilaku a$al sampai perilaku akhir "misaln!a bolos menjadi tidak bolos+. e Perenanaan dapat dimodifikasi selama berlangsungn!a program shaping.
1%
f Penetapan $aktu pemberian reinforement pada setiap tahap program, misal setelah beberapa kali perobaan perilaku target dalam satu tahap.
Penerapan perenanaan s!aping
a -onseli harus diberi tahu sebelum perenanaan dilakukan b )eri penguatan segera pada saat a$al perilaku /angan pindah ke tahap berikut sebelum konseli menguasai perilaku pada satu tahap d )ila belum !akin penguasaan perilaku konseli, dapat digunakan aturan perpindahan tahap bila sudah benar 3 dari 1 perobaan. e /angan terlalu sering memberi penguatan pada satu tahap, dan tidak memberikan penguatan pada tahap lainn!a. f -alau konseli berhenti bekerja, konselor dapat berpindah epat ke tahap berikutn!a. (ungkin tahap tidak tepat atau reinforement tidak efektif g 4ek efektifitas penguatan h Atau apakah tahapan terlalu rendah i Atau perpindahan tahap terlalu epat, sehingga harus kembali kepada tahap sebelumn!a j )ila untuk melanjutkan konseli mendapat kesulitan, maka dilatih ulang pada tahan !ang dirasa sulit
.aktor *ang mempengar!i e#ekti$itas s!aping
a Spesifikan perilaku akhir !ang ingin diapai, ketepatan pemilihan perilaku !ang spesifik akan mempengaruhi ketepatan hasil. b (emilih perilaku a$al. Cal ini bertujuan untuk menetapkan level penapaian a$al !ang dimiliki, karena program shaping bertujuan untuk menapai perilaku seara bertahap. (emilih tahap shaping, mulai perilaku a$al bergerak ke perilaku akhir. 4ontoh: pada anak belajar menguap kata &add!. (ulai dari daa'da'da' dad'dad'ee'dadd!. 1 *idak ada pedoman !ang ideal: berapa kali perobaan dari satu langkah ke langkah berikutn!a.
1
% *idak ada pedoman !ang ideal: berapa ban!ak tahapan !ang harus digunakan pada program shaping. Penetapan ditentukan fleksibel sesuai keepatan belajar konseli d -etepatan jarak $aktu perpindahan tahapan. 1 Perpindahan dari langkah pertama ke langkah berikutn!a harus sesuai dengan tahapan, jangan terlalu epat dan jangan terlalu lambat. >pa!akan pindah saat perilaku sudah mantap. % Penetapan setiap tahapan jangan terlalu dekatDkeil jarakn!a. *api kalau terlanjur epat pindah tahap dan perilaku !ang diharapkan hilang atau tidak munul, maka kembali ke tahap sebelumn!a.
Pembatan Kontrak Pembuatan
kontrak
adalah
mengatur
kondisi
sehingga
konseli
menampilkan tingkah laku !ang diinginkan berdasarkan kontrak konseli dan konselor. Prinsip dasar kontrak
a -ontrak disertai dengan penguatan. b ;einforement diberikan dengan segera. -ontrak harus dinegosiasikan seara terbuka dan bebas serta disepakati antara konseli dan konselor. d -ontrak harus fair. e -ontrak harus jelas " target tingkah laku, frekuensi, laman!a kontrak +. f -ontrak dilaksanakan seara terintegrasi dengan program sekolah.
Langka!'langka! pembatan kontrak
a Pilih tingkah laku !ang akan diubah dengan melakukan analisis A)4. b *entukan data a$al " baseline data + " tingkah laku !ang akan diubah +. *entukan jenis penguatan !ang akan diterapkan. d )erikan
reinforement
setiap kali tingkah
laku !ang
diinginkan
ditampilkan sesuai jad$al kontrak. e )erikan penguatan setiap saat tingkah laku !ang ditampilkan menetap.
1
4ontoh kontrak 1 Senin
Selasa
;abu -amis /umat
jumlah
*idak telambat
4ontoh kontrak % Kontrak tingka! lak
*ingkah laku bermasalah ................................................................................................................ ................................................................................................................ *ingkah laku !ang diinginkan ................................................................................................................ ................................................................................................................ Sangsi ................................................................................................................ ................................................................................................................ Cadiah ............................................................................................................... ............................................................................................................... *anda tangan Sis$a : .................................................................................................. Euru : ................................................................................................... Pihak !ang terlibat : ..............................................................................
12
4ontoh kontrak
Kontrak tingka! lak
Sa!a..........pada tanggal.....men!atakan bah$a sa!a setuju melakukan hal'hal diba$ah ini: ............................................................................................................. ............................................................................................................
13
.................................... *anda tangan sis$a
................................... *anda tangan Euru
>saha sa!a dianggap berhasil bila : ............................................................................................................ ............................................................................................................ )ila sa!a berhasil melakukan hal di atas, maka sa!a akan mendapatkan ............................................................................................................ ...........................................................................................................
*anggal berakhir kontrak,................................
.......................................
.....................................
*anda tangan sis$a
*anda tangan Euru
1<
2 "emberi /onto! ("odeling) Pemberian ontoh merupakan teknik !ang sering dilakukan oleh konselor. -euntungan memberikan ontoh adalah konseli tidak merasa ketakutan terhadap objek !ang dihadapin!a. )andura dalam 4ore! "1@?3+ men!atakan, bah$a semua pengalaman !ang didapat dari hasil belajar dapat dilakukan dengan ara melakukan pengamatan seara langsung atau tidak langsung kepada objek berikut konsekuensin!a. &engan pemberian ontoh, konseli akan belajar dari orang lain !ang menjadi objek. -onseli akan belajar dari sisi negatif dan positif !ang dimiliki oleh objek. /ika objek memperoleh ban!ak sisi negatif terhadap suatu kejadian, maka konseli belajar untuk tidak mendekati sisi negatif objek !ang diontoh. (odeling berakar dari teori Albert bandura dengan teori belajar sosial. penggunaan teknik modeling "penokohan+ telah dimulai pada akhir tahu 2'an penokohan istilah !ang menunjukkan terjadin!a proses belajar
melalui
pengamatan atau "observational learning+ terhadap orang lain dan perubahan terjadi melalui peniruan. Proses belajar melalui pengamatan menujukan terjadin!a proses belajar setelah mengamati perilaku pada orang lain.
1?
(odeling merupakan belajar melalui observasi dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku !ang teramati. (enggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses kognitif beberapa tipe modeling, !aitu: a (odeling tingkah laku baru !ang dilakukan melalui observasi terhadap model tingkah laku !ang diterima seara sosial individu
memperoleh
tingkah laku baru. b (odeling mengubah tingkah laku lama !aitu dengan meniru tingkah laku model !ang tidak diterima sosial akan memperkuat atau memperlemah tingkah laku. (odeling simbolik !aitu modeling melalui film dan televisi men!ajikan ontoh tingkah laku, berpontesi sebagai model tingkah laku. d (odeling kondisioning ban!ak dipakai untuk mempelajari respons emosional.
Proses penting modeling
a Perhatian, harus fokus model. Proses ini di pengaruhi asosiasi pengamatan dengan model, sifat model !ang atraktif, arti penting tingkah laku !ang diamati bagi si pengamat. b ;epresentasi, !aitu tingkah laku !ang akan di tiru harus di simbolisasi dalam ingatan. Peniruan tingkah laku model,!aitu bagaimana melakukann!a apa !ang harus di kerjakan apakah sudah benar hasil lebih pada penapaian tujuan belajar dan efikasi pembelajaran. d (otivasi dan penguatan. (otivasi tinggi untuk melakukan tingkah laku model membuat belajar menjadi efektif. #mitasi lebih kuat pada tingkah laku !ang diberi penguatan dari pada hukum.
Hal'!al
*ang perl
di per!atikan dalam
penarapan
penoko!an
(modeling)
a 4iri model seperti 9 usia, status sosial, jenis kelamin, keramahan dan kemapuan, penting dalam meningkatkan imitasi. b Anak lebih senang meniru model seusian!a dari pada model de$asa.
1@
Anak enderung meniru model standar presentasin!a dalam jangkauann!a. d Anak enderung mengimitasi orang tuan!a !ang hangat dan terbuka.
Prinsip'prinsip modeling
a )elajar bisa di peroleh melalui pengamatan langsung dan bisa tidak langsung
dengan
mengamati
tingkah
laku
orang
lain
berikut
konsekuensin!a. b -eakapan sosial tertentu bisa di peroleh dengan mengamati dan menontoh tingkah laku model !ang ada. ;eaksi'reaksi emosional !ang terganggu bisa di hapus dengan mengamati orang lain !ang mendekati ob!ek atau situasi !ang di takuti tanpa mengalami akibat menakutkan dengan tindakan !ang dilakukann!a. d Pengendalian diri dipelajari melalui pengamatan atas model !ang di kenai hukuman. e Status kehormatan model sangat berarti. f individu mengamati seorang model dan dikuatkan untuk menontoh tingkah laku model. g (odeling dapat di lakukan dengan model simbol melalui film dan alat visual lain. h Pada konseling kelompok terjadi model ganda karena peserta bebas meniru perilaku pemimpin atau peserta lain. i Prosedur modeling dapat menggunakan berbagai teknik dasar modifikasi perilaku. -asus !ang di terapi dengan modeling antara lain: penderita fobia, ketergantungan obat'obatan, keanduan alkohol, gangguan kepribadian berat fisikosis, kesulitan anak adaptasi di sekolah, dan takut sekolah.
Pengar! "odeling
a Pengambilan respons atau keterampilan baru dan memperlihatkann!a dalam perilaku baru
%
b Cilangn!a respons takut setelah melihat tokoh melakukan sesuatu !ang menimbulkan rasa takut konseli, tidak berakibat buruk bahkan berakibat positif (elalui
pengamatan
terhadap
tokoh,
seseorang
terdorong
untuk
melakukan sesuatu !ang mungkin sudah diketahui atau dipelajari dan tidak ada hambatan
"aam + "aam Penoko!an
a Penokohan n!ata "live model+ seperti: terapis, guru, anggota keluarga atau tokoh !ang dikagumi dijadikan model oleh konseli b Penokohan simbolik "s!mboli model+ seperti: tokoh !ang dilihat melalui film, video atau media lain Penokohan ganda "multiple model+ seperti: terjadi dalam kelompok, seorang anggota mengubah sikap dan mempelajari sikap baru setelah mengamati anggota lain bersikap
Langka! + Langka!
a (enetapkan bentuk penokohan "live, model, s!mboli model, multiple model+ b Pada live model, pilih model !ang bersahabat atau teman seba!a konseli !ang memiliki kesamaan seperti : usia, status ekonomi, dan penampilan fisik. Cal ini penting terutama bagi anak'anak )ila mungkin gunakan lebih dari satu model d -ompleksitas perilaku !ang dimodelkan harus sesuai dengan tingkat perilaku konseli e -ombinasikan modeling dengan aturan, intruksi, behavioral rehearsal dan penguatan f Pada saat konseli memperhatikan penampilan tokoh berikan penguatan alamiah g )ila mungkin buat desain pelatihan untuk konsili menirukan model seara tepat, sehingga akan mengarahkan konseli pada penguatan alamiah. )ila
%1
tidak maka buat perenanaan pemberian penguatan untuk setiap peniruan tingkah laku !ang tepat h )ila perilaku bersifat kompleks, maka episode modeling dilakukan mulai dari !ang paling mudah ke !ang lebih sukar i Skenario modeling harus dibuat realisti j (elakukan pemodelan di mana tokoh menunjukkan perilaku !ang menimbulkan rasa takut bagi konseli "dengan sikap manis, perhatian, bahasa !ang lembut dan perilaku !ang men!enangkan konseli+
*ingkah laku !ang dimodifikasi dengan modeling adalah agresif, merokok, membolos, tidak mengerjakan tugas, terlambat masuk sekolah, berbiara sembarangan "n!eletuk+, meminjam barang teman tanpa iBin, fobia dan takut.
3 Pengelolaan Diri ( Sel# "anagement) Pengelolaan diri "self management+ adalah prosedur dimana individu mengatur perilakun!a sendiri. Pada teknik ini individu terlibat dalam beberapa atau keseluruhan komponen dasar !aitu : menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, memilih prosedur !ang akan diterapkan, melaksanakan prosedur tersebut dan mengevaluasi efektifitas prosedur tersebut "Sukadji, 1@?,p.@3+. (asalah – masalah !ang dapat ditangani dengan menggunakan teknik pengelolaan diri "self management+ di antaran!a adalah: a Perilaku !ang tidak berkaitan dengan orang lain tetapi mengganggu orang lain dan diri sendiri b Perilaku !ang sering munul tanpa diprediksi $aktu kemunulann!a, sehingga ontrol dari orang lain menjadi kurang efektif. Seperti menghentikan merokok dan diet Perilaku sasaran berbentuk verbal dan berkaitan dengan evaluasi diri dan ontrol diri. (isaln!a terlalu mengkritik diri sendiri d *anggung ja$ab atas perubahan atau pemeliharaan tingkah laku adalah tanggung ja$ab konseli. 4ontohn!a adalah konseli !ang sedang menulis skripsi "Sukadji, 1@?,p.@2+
%%
&alam penerapan teknik pengelolaan diri "self management+ tanggung ja$ab keberhasilan konseling berada ditangan konseli. -onselor berperan sebagai penetus gagasan, fasilitator !ang membantu meranang program serta motivator bagi konseli "Sukadji,1@?,p.@3+ &alam pelaksanaan pengelolaan diri biasan!a diikuti dengan pengaturan lingkungan untuk mempermudah terlaksanan!a pengelolaan diri. Pengaturan lingkungan dimaksudkan untuk menghilangkan faktor pen!ebab "anteedent+ dan dukungan untuk perilaku !ang akan dikurangi. Pengaturan lingkungan dapat berupa: a (engubah lingkungan fisik sehingga perilaku !ang tidak dikehendaki sulit dan tidak mungkin dilaksanakan. (isaln!a orang !ang suka 7ngemil8 mengatur lingkungan agar tidak tersedia makanan !ang memaning keinginan untuk 7ngemil8 b (engubah lingkungan soial sehingga lingkungan soial ikut mengontrol tingkah laku konseli (engubah lingkungan atau kebiasaan sehingga menjadi perilaku !ang tidak dikehendaki han!a dapat dilakukan pada $aktu dan tempat tertentu saja "Sukadji,1@?,p.@<'@?+
Ta!ap + Ta!ap Pengelolaan Diri
Pengelolaan diri biasan!a dilakukan dengan mengikuti langkah'langkah sebagai berikut: a *ahap monitor diri atau observasi diri Pada tahap ini konseli dengan sengaja mengamati tingkah lakun!a sendiri serta menatatn!a dengan teliti. 4atatan ini dapat menggunakan daftar ek atau atatan observasi kualitatif. Cal'hal !ang perlu diperhatikan oleh konseli dalam menatat tingkah laku adalah frekuensi, intensitas, dan durasi tingkah laku. b *ahap evaluasi diri Pada tahap ini konseli membandingkan hasil atatan tingkah laku dengan target tingkah laku dengan target tingkah laku !ang telah dibuat oleh
%
konseli. Perbandingan ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi program. )ila program tersebut tidak berhasil, maka perlu ditinjau kembali program tersebut, apakah target tingkah laku !ang ditetapkan memiliki ekspektasi !ang terlalu tinggi, perilaku !ang ditargetkan tidak ook, atau penguatan !ang diberikan tidak sesuai *ahap pemberian penguatan, penghapusan atau hukuman Pada tahap ini konseli mengatur dirin!a sendiri, memberikan penguatan, menghapus dan memberikan hukuman pada diri sendiri. *ahap ini merupakan tahap !ang paling sulit karena membutuhkan kemauan !ang kuat dari konseli untuk melaksanakan program !ang telah dibuat seara kontin!u "Sukadji,1@?,p. @@'11+
%
BAB III PENUTUP
A
-esimpulan
Skinner tidak menerima gagasan mengenai kepribadian "personalit!+ atau diri "self+ sebagai pendorong atau pengarah tingkah laku. #a men!ebutkan penguraian jalan buntu mengenai tingkah laku. &ari perspektif behaviorisme Skinner, studi tentang kepribadian melibatkan pengujian !ang sistematik dan pasti atas sejarah hidup atau pengalaman belajar dan latar belakang genetik atau faktor ba$aan !ang khas dari individu. menurut Skinner individu adalah organisme !ang memperoleh perbendaharaan tingkah laku melalui belajar. &ia bukanlah agen pen!ebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point di mana faktor'faktor lingkungan dan ba$aan !ang khas seara bersama menghasilkan akibat "tingkah laku+ !ang khas pada individu tersebut. *eknik konseling behavioral terdiri dari dua jenis, !aitu teknik untuk meningkatkan tingkah laku dan menurunkan tingkah laku. *eknik untuk meningkatkan tingkah laku antara lain: penguatan positif, token eonom!, pembentukan tingkah laku "shaping+, pembentukan kontrak "ontingen! ontrating+. Sedangkan teknik konseling untuk menurunkan tingkah laku adalah: penghapusan tingkah laku "e5tintion+, time out, pembanjiran "flooding+, penjenuhan "satiation+, hukuman "punishment+, terapi aversi "aversive therap!+, dan desensialisasi sistematis.
%2
DA.TA% PUSTAKA
-omalasari. E, Fah!uni ka, -arsih "%11+. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: P*. #ndeks -oes$ara ndang "1@?3+. Teori-Teori Kepribadian. )andung: P*. reso (ahmud &im!ati "1@?@+. Psikologi Pendidikan. Yog!akarta: )PG Yog!akarta
%3