GANGGUAN TINGKAH LAKU PENDAHULUAN Pada das dasar arnya nya,, gan ganggu gguan an tin tingk gkah ah lak laku u ada adalah lah pol pola a tin tingk gkah ah lak laku u anak atau remaja yang berulang dan menetap dimana terjadi pelanggaran norma-norma sosial dan peraturan utama setempat. Gangguan tingkah lak la ku te terrse sebu butt me menc ncak akup up pe peru rusa sak kan be bend nda, a, pe penc ncur uria ian, n, be berb rboh ohon ong g berulang-u berul ang-ulang, lang, pelan pelanggar ggaran an seriu serius s ter terhadap hadap pera peraturan turan,, dan ke keke kerasa rasan n terhadap hewan atau orang lain. Etiologi gangguan tingkah laku meliputi psikodinamika, faktor sosial, dinamika keluarga, pengelolaan jasmaniah yang tidak wajar dan biologis. Sebelum mengklasikasikan adanya gangguan perilaku pada usia anak-a ana k-anak nak ata atau u re remaj maja, a, hal per pertam tama a yan yang g ha harus rus kit kita a lak lakuk ukan an ada adalah lah meng me nget etah ahui ui ap apa a ya yang ng di dian angg ggap ap no norrma mall pa pada da us usia ia te ters rseb ebut ut.. n ntu tuk k menentukan apa yang normal dan apa yang terganggu, khusus pada anak dan remaja yang perlu ditambahkan selain kriteria umum yang telah kita ket etah ahui ui ad adal alah ah fa fakt ktor or us usia ia an anak ak da dan n la lata tarr be bela laka kang ng bu buda daya ya.. !a !any nyak ak masalah yang pertama kali teridentikasi pada saat anak masuk sekolah. "asa "a sala lah h te ters rseb ebut ut mun ungk gkin in su suda dah h mun uncu cull le lebi bih h aw awal al te teta tapi pi mas asih ih dito di tole lera rans nsi, i, at atau au ti tida dak k di dian angg ggap ap se seba baga gaii ma masa sala lah h ket etik ika a di ru ruma mah. h. #ad adan ang g-k -kad adan ang g st strres kar aren ena a per erta tam ma kal alii mas asu uk se sek kola lah h ik iku ut mempengaruhi kemunculannya $onset%. &amun, perlu diingat bahwa apa yang secara sosial dapat diterima pada usia tertentu, menjadi tidak dapat diterima di usia yang lebih besar. !anyak pola perilaku yang mungkin dian di angg ggap ap ab abno norm rmal al pa pada da mas asa a de dewa wasa sa,d ,dia iang ngga gap p no norm rmal al pa pada da us usia ia tertentu. Gangguan pada anak-anak ini sering kali dikelompokkan dalam dua kelomp ke lompok ok yaitu eksternalisas eksternalisasii dan internalisasi internalisasi.. Ganggua Gangguan n eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang diarahkan ke luar diri, seperti agresi'itas, ketidakp ke tidakpatuh atuhan, an, o'er o'erakti' akti'itas, itas, dan impu impulsi'it lsi'itas. as. Gang Gangguan guan internalisasi ditandai dengan pengalaman dan perilaku yang lebih terfokus kedalam diri seperti depresi, menarik diri dari pergaulan social, dan kecemasan, termasuk termasu k juga an(ietas dan mood dimasa anak-anak. !erdasarkan Pedoman Penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa $PP)G*% + , gangguan tingkah laku $./% digolongkan dalam Gangguan Perilaku dan Emosional dengan 0nset biasanya pada masa kanak dan remaja, yang merupakan salah satu gangguan yang dapat terjadi pada masa kanak, remaja, dan perkembangan. Sedangkan berdasarkan )S"-1, gang ga nggu guan an ti ting ngka kah h la lak ku te terrgo golo long ngka kan n ga gang nggu guan an ek ekst ster erna nali lisa sasi si ya yang ng termasuk dalam kategori )S"-1-23 bersama dengan 4ttention )ecit and 5yperacti'ity )isorder $4)5)% dan gangguan sikap menentang $GS"%. DEFINISI "enuru "en urutt Pe Pedom doman an Peng enggol golong ongan an dan )i )iagn agnosi osis s gan ganggu gguan an jiw jiwa a $PP)G*% + , gangguan perilaku pada masa anak dan remaja merupakan suatu sua tu gol golon ongan gan yan yang g dis disedi ediak akan an unt untuk uk sem semua ua gan ganggu gguan an yan yang g ter terjad jadii pada masa anak dan remaja yang bersifat lebih menetap, mendalam, dan lebih sukar diatasi dibandingkan dengan gangguan situasional sementara.
2etapi gangguan ini lebih ringan dari psikosa, nerosa, dan gangguan kepribadian. #eadaan seperti ini disebabkan karena perilaku pada usia tersebut masih berada dalam keadaan yang relatif mudah berubah-ubah. Perkembangan usia anak hingga dewasa dapat diklasikasikan menjadi empat yaitu 6 a. 4nak, seorang yang berusia di bawah /7 tahun b. 3emaja dini, seorang yang berusia /7 + /8 tahun c. 3emaja penuh, seorang yang berusia /8 + /9 tahun d. )ewasa muda, seorang yang berusia /9-7/ tahun e. )ewasa, seorang berusia di atas 7/ tahun. 3emaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara /: tahun sampai dengan /; tahun.Secara lebih spesik, gangguan tingkah laku merupakan suatu pola perilaku yang berulang dan menetap dimana hak dasar orang lain, peraturan atau norma sosial yang sesuai dengan usianya dilanggar, seperti perkelahian atau pelecehan yang berlebihan, pencurian, perusakan, kebohongan berulang, yang berlanjut selama < bulan atau lebih, yang sering ditemukan selama masa anak-anak hingga remaja. EPIDEMIOLOGI
!anyak anak yang mengalami gangguan tingkah laku juga menunjukkan gangguan lain. 4da tingkat komorbiditas yang tinggi antara gangguan tingkah laku dan 4)5). Sekitar =>? anak-anak dengan 4)5) juga mengalami gangguan tingkah laku. 5al ini terjadi pada anak laki-laki, namun jauh lebih sedikit yang diketahui mengenai komorbiditas gangguan tingkah laku dan 4)5) pada anak perempuan. Penyalahgunaan @at juga umum terjadi bersamaan dengan gangguan tingkah laku dimana dua kondisi tersebut saling memperparah satu sama lain. Gangguan tingkah laku didapatkan pada < - /< ? anak laki-laki dan 7 - ? anak perempuan, di bawah usia /; tahun. nsiden pada usia sekolah adalah >,? dan ;,9? pada remaja. !erdasarkan penelitian longitudinal, kurang lebih =-98? di antaranya akan berkembang menjadi Gangguan #epribadian 4ntisosial pada masa dewasanya. 2erdapat bukti bahwa anak laki-laki yang mengalami gangguan tingkah laku dan komorbid dengan hambatan beha'ioral memiliki kemungkinan lebih kecil untuk melakukan kejahatan dibanding mereka yang mengalami gangguan tingkah laku yang komorbid dengan penarikan diri dari pergaulan sosial. !ukti-bukti menunjukkan bahwa anak-anak perempuan yang mengalami gangguan tingkah laku beresiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai gangguan komorbid, termasuk kecemasan, depresi, penyalahgunaan @at, dan 4)5) dibanding dengan anak laki-laki yang memiliki gangguan tingkah laku. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO GANGGUAN TINGKAH LAKU
a. aktor-faktor biologis. )alam tiga studi adopsi berskala besar di Swedia, )enmark, dan 4merika Serikat, mengindikasikan bahwa perilaku kriminal dan agresif dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan dimana faktor lingkungan pengaruhnya sedikit lebih besar. !eberapa sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orangtua kepada anaknya. )ari studi terhadap orang kembar mengindikasikan bahwa perilaku agresif $ kejam terhadap hewan, berkelahi, merusak kepemilikan% jelas diturunkan, sedangkan perilaku kenakalan lainnya $mencuri, lari dari rumah, membolos sekolah% kemungkinan tidak demikian. )alam studi terhadap /> pasangan kembar, angka kriminalitas pada saat dewasa mencapai 8>? untuk kembar mono@igot, dan 7>? untuk kembar di@igot. Sebaliknya, tujuh penelitian pada anak dengan perilaku antisosial pada remaja menunjukkan angka yang tinggi, namun seimbang antara kembar mono@igot dan di@igot. #elemahan neurologis, tercakup dalam prol masa kanak-kanak dari anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku. #elemahan tersebut termasuk keterampilan 'erbal yang rendah, masalah dalam fungsi pelaksanaan $kemampuan mengantisipasi, merencanakan, menggunakan pengendalian diri, dan menyelesaikan masalah% dan masalah memori. 2elah lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala, ensefalitis, neoplasma, dan lain-lain dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. 4nak dengan sindroma otak organik ini mungkin menunjukkan hiperkinesa, kegelisahan, kecenderungan untuk merusak dan kekejaman. b. aktor-faktor psikologis. 2eori pembelajaran yang melibatkan modelling dan pengondisian operant memberikan penjelasan yang bermanfaat mengenai perkembangan dan berlanjutnya masalah tingkah laku. 4nak-anak dapat mempelajari agresi'itas orang tua yang berperilaku agresif. 4nak juga dapat meniriu tindakan agresif dari berbagai sumber lain seperti tele'isi. #arena agresi merupakan cara mencapai tujuan yang efektif, meskipun tidak menyenangkan, kemungkinan hal tersebut dikuatkan. 0leh karena itu setelah ditiru, tindakan agresif kemungkinan akan dipertahankan. !erbagai karakteristik pola asuh seperti disiplin keras dan tidak konsisten dan kurangnya pengawasan secara konsisten dihubungkan dengan perilaku antisosial pada anak-anak.
c. Pengaruh lingkungan /. 0rangtua6 sikap orangtua terhadap anak mereka merupakan faktor yang sangat penting bagi kepribadian anak itu. Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian dapat menimbulkan kebingungan pada anak. !ila orangtua tidak rukun, maka sering mereka tidak konsekuen dalam mengatur kedisiplinan dan sering mereka bertengkar di depan anak. Sebaliknya, disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang hebat. #epribadian orangtua sendiri juga sangat penting.
7. Saudara-saudara6 rasa iri hati terhadap saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama. Perasaan ini akan bertambah keras bila orangtua memperlakukan anak-anak tidak sama. ntuk menarik perhatian dan simpati orangtuanya, anak-anak tersebut bisa menunjukkan perilaku yang agresif atau negati'istik. :. 0rang-orang lain di dalam rumah, seperti nenek, saudara orangtua atau peayan, juga dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak. =. 2eman-teman seusia. Penelitian mengenai pengaruh teman seusia terhadap agresi dan antisocial anak-anak memfokuskan pada dua bidang /%
Penerimaan atau penolakan dari teman-teman seusia. Penolakan menunjukkan hubungan yang kausal dengan perilaku agresif, bahkan dengan tindakan pengendalian perilaku agresif yang terdahulu $Aoie B )odge, /;%. 7% 4liasi dengan teman-teman seusia yang berperilaku menyimpang. Pergaulan dengan teman seusia yang nakal juga dapat meningkatkan kemungkinan perilaku nakal pada anak $Aapaldi B Patterson, /=%.
d. aktor-faktor sosiologis. 2ingkat pengangguran tinggi, fasilitas pendidikan yang rendah, kehidupan keluarga yang terganggu, dan subkultur yang menganggap perilaku kriminal sebagai suatu hal yang dapat diterima terungkap sebagai faktor-faktor yang berkontribusi $Cahey dkk, /D Coeber B arrington, /;%. #ombinasi perilaku antisosial anak yang timbul di usia dini dan rendahnya status sosioekonomi keluarga memprediksikan terjadinya penangkapan di usia muda karena tindakan criminal $Patterson, Arosby, B 1uchinich, /7%. Gangguan perilaku lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi tinggi atau rendah. 5al ini mungkin terjadi karena orangtua mereka terlalu sibuk dengan kegiatan sosial $pada kalangan atas% atau sibuk dengan mencari nafkah $pada kalangan bawah% sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik dengan anakanak mereka.
KRITERIA DIAGNOSIS Berdasarkan DSM-IV-TR dan PPDGJ-III
)enisi gangguan tingkah laku pada )S"-1-23 memfokuskan pada perilaku yang melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma-norma sosial utama. 2ipe perilaku yang dianggap sebagai simtom gangguan tingkah laku mencakup agresi dan kekejian terhadap orang lain atau hewan, merusakkan kepemilikan, berbohong, dan mencuri. Gangguan
tingkah laku merujuk pada berbagai tindakan yang kasar dan sering dilakukan yang jauh melampaui kenakalan dan tipuan praktis yang umum dilakukan anak-anak dan remaja. Seringnya, perilaku ini ditandai dengan kesewenang-wenangan, kekejian dan kurang penyesalan. Kriteria gangguan tingkah laku dalam DSM-IV-TR : /. Pola perilaku yang berulang dan tetap yang melanggar hak-hak dasar orang lain atau norma-norma sosial kon'ensional yang terwujud dalam bentuk tiga atau lebih perilaku dibawah ini dalam /7 bulan terakhir dan minimal satu diantaranya dalam enam bulan terakhir 6 a. 4gresi terhadap orang lain dan hewan, contohnya mengintimidasi, memulai perkelahian sik, melakukan kekejaman sik kepada orang lain atau hewan, memaksa seseorang melakukan akti'itas seksual. b. "enghancurkan kepemilikan $properti%, contohnya membakar, 'andalisme. c. !erbohong atau mencuri, contohnya, masuk dengan paksa ke rumah atau mobil milik orang lain, menipu, mengutil. d. Pelanggaran aturan yang serius, contohnya tidak pulang ke rumah hingga larut malam sebelum usia /: tahun karena sengaja melanggar peraturan orang tua, sering membolos sekolah sebelum berusia /: tahun. 7. )isabilitas signikan dalam fungsi sosial, akademik atau pekerjaan. :. *ika orang yang bersangkutan berusia lebih dari /; tahun, kriteria yang ada tidak memenuhi gangguan kepribadian anti sosial.
!erdasarkan Pedoman Penggolongan dan )iagnosis Gangguan *iwa !erdasarkan PP)G*-, gangguan tingkah laku $./% dapat didiagnosis berdasarkan beberapa pedoman. Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap. Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. 2emper tantrums, merupakan gejala normal pada perkembangan anak berusia : tahun, dan adanya gejala ini bukan merupakan dasar diagnosis ini. !egitu pula, pelanggaran terhadap hak orang lain $seperti tindak pidana dengan kekerasan% tidak termasuk kemampuan anak berusia 9 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik bagi anak kelompok usia tersebut. Aontohcontoh perilaku yang dapat menjadi dasar diagnosis mencakup hal-hal berikut6 perkelahian atau menggertak pada tingkat berlebihanD kejam terhadap hewan atau sesama manusiaD perusakan yang hebat atas barang milik orangD membolos dari sekolah dan lari dari rumahD sangat
sering meluapkan temper tantrum yang hebat dan tidak biasaD perilaku pro'okatif yang menyimpangD dan sikap menentang yang berat serta menetap. "asing-masing dari kategori ini, apabila ditemukan, adalah cukup untuk menjadi alasan bagi diagnosis ini, namun demikian perbuatan dissosial yang terisolasi bukan merupakan alasan yang kuat. )iagnosis ini tidak dianjurkan kecuali bila tingkah laku seperti yang diuraikan di atas berlanjut selama < bulan atau lebih. Gangguan tingkah laku dapat digolongkan secara lebih spesik lagi ke dalam beberapa subtipe, antara lain6 /.> Gangguan 2ingkah Caku yang 2erbatas pada Cingkungan #eluarga Pedoman )iagnostik 6 "emenuhi kriteria / secara menyeluruh. 2idak ada gangguan tingkah laku yang signikan di luar lingkungan keluarga dan juga hubungan sosial anak di luar lingkungan keluarga masih berada dalam batas-batas normal. /./ Gangguan 2ingkah Caku 2ak !erkelompok Pedoman )iagnostik Airi khas dari gangguan tingkah laku tak berkelompok ialah adanya kombinasi mengenai perilaku dissosial dan agresif berkelanjutan $yang memenuhi seluruh kriteria / dan tidak terbatas hanya pada perilaku membangkang, menentang, dan merusak%, dengan sifat kelainan yang per'asif dan bermakna dalam hubungan anak yang bersangkutan dengan anak-anak lainnya. 2iadanya keterpaduan yang efektif dengan kelompok sebaya merupakan perbedaan penting dengan gangguan tingkah laku yang Fberkelompok $sociali@ed% dan ini diutamakan di atas segala perbedaan lainnya. 3usaknya hubungan dengan kelompok sebaya terutama dibuktikan oleh keterkucilan dari danHatau penolakan ooleh, atau kurang disenanginya oleh anak-anak ebayanya, dan karena ia tidak mempunyai sahabat karib atau hubungan empatik, hubungan timbal balik yang langgeng dengan anak kelompok usianya. 5ubungan dengan orang dewasa pun ditandai dengan oleh perseisihan, rasa bermusuhan, dan dendam. 5ubungan baik dengan orang dewasa dapat terjalin $sekalipun biasanya kurang bersifat akrab dan percaya%D dan seandainya ada, tidak menyisihkan kemungkinan diagnosis ini. 2indak kejahatan la@im $namun tidak mutlak% dilakukan sendirian. Perilaku yang khas terdiri dari6 tingkah lku menggertak, sangat sering berkelahi, dan $pada anak yang lebih besar% pemerasan atau tidank kekerasanD sikap membangkang secara berlebihan, perbuatan kasar, sikap tidak mau kerja sama, dan melawan otoritasD mengadat berlebihan dan amarah yang tidak terkendaliD merusak barang orang lain, sengaja membakar, perlakuan kejam terhadap hewan dan terhadap sesama anak. &amun ada pula anak yang terisolasi, juga terlibat dalam tindak kejahatan berkelompok. "aka jenis kejahatan yang dilakukan tidaklah penting dalam menegakkan diagnosis, yang lebih penting adalah soal kualitas hubungan
personal-nya. /.7 Gangguan 2ingkah Caku !erkelompok Pedoman )iagnostik 6 #ategori ini berlaku terhadap gangguan tingkah laku yang ditandai oleh perilaku dissosial atau agresif berkelanjutan $memenuhi kriteria untuk / dan tidak hanya terbatas pada perilaku menentang, membangkang, merusak% terjadi pada anak yang pada umumnya cukup terintegrasi dalam kelompok sebayanya. #unci perbedaan terpenting adalah adanya ikatan persahabatan langgeng dengan anak yang seusia. Sering kali, namun tidak selalu, kelompok sebaya itu terdiri atas anak-anak yang juga terlibat dalam kegiatan kejahatan atau dissosial $tingkah laku yang tidak dibenarkan masyarakat justru dibenarkan oleh kelompok sebayanya itu dan diatur oleh subkultur yang menymbutnya dengan baik%. &amun hal ini bukan merupakan syarat mutlak untuk diagnosisnyaD bisa saja anak itu menjadi warga kelompok sebaya yang tidak terlibat dalam tindak kejahatan sementara perilaku dissosial dilakukannya di luar lingkungan kelompok itu. !ila perilaku dissosial itu pada khususnya, merupakan penggertakan terhadap anak lain, boleh jadi hubungan dengan korbannya atau beberapa anak lain terganggu. Perlu ditegaskan lagi, hal itu tidak membatalkan diagnosisnya, asal saja anak itu memang termasuk dalam kelompok sebaya dan ia merupakan anggota yang setia dan mengadakan ikatan persahabatan yang langgeng.; /.: Gangguan Sikap "enentang $"embangkang% Airi khas dari jenis gangguan tingkah laku ini adalah berawal dari anak di bawah usia dan /> tahun. )itandai oleh adanya perilaku menentang, ketidak-patuhan, perilaku pro'okatif dan tidak adanya tindakan dissosial dan agresif yang lebih berat yang melanggar hukum ataupun melanggar hak asasi orang lain. Pola perilaku negati'istik, bermusuhan, menentang, pro'okatif dan merusak tersebut berlangsung secara berkelanjutan, yang jelas sekali melampaui rentang perilaku normal bagi anak kelompok usia yang sama dalam lingkungan sosial-budaya yang serupa, dan tidak mencakup pelanggaran yang lebih serius terhadap hak orang lain seperti dalam kategori /.> dan /.7. 4nak dengan gangguan ini cenderung sering kali dan secara aktif membangkang terhadap permintaan atau peraturan dari orang dewasa serta dengan sengaja mengusik orang lain. Ca@imnya mereka bersikap marah, benci dan mudah terganggu oleh orang lain yang dipersalahkan atas kekeliruan dan keulitan yang mereka lakukan sendiri. "ereka umumnya mempunyai daya toleransi terhadap frustasi yang rendah dan cepat hilang kesabarannya. Ca@imnya sikap menentangnya itu bersikap pro'okatif, sehingga mereka mengawali konfrontasi dan sering kali menunjukkan sifat kasar, kurang suka kerjasama, menentang otoritas. /.; Gangguan 2ingkah Caku Cainnya /. Gangguan 2ingkah Caku I22
5anya digunakan untuk gangguan yang memenuhi kriteria umum untuk /, namun tidak memenuhi kriteria untuk salah satu subtipe lainnya.
DIAGNOSA BANDING /. Gangguan akti'itas dan perhatian $4)5)% 4)5) dapat dikonsepkan sebagai gangguan kognitifHperkembangan, dengan onset usia lebih muda dari gangguan tingkah laku. 4nak dengan 4)5) lebih menunjukkan desit pada perhatian dan fungsi kognitif, dan memiliki akti'itas motorik yang meningkat, dengan abnormalitas perkkembangan neurologis yang lebih hebat. Sedangkan anak dengan gangguan tingkah laku cenderung memiliki karakteristik sifat agresi yang tinggi dan disfungi keluarga yang lebih hebat. 7. Gangguan campuran tingkah laku dan emosi lainnya :. Gangguan emosional dengan onset khas pada anak dan remaja PENANGANAN GANGGUAN TINGKAH LAKU 5al penting bagi keberhasilan dalam penanganan adalah upaya mempengaruhi banyak sistem dalam kehidupan seorang remaja $keluarga, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan tempat tinggal%. Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat adalah bagaimana menghadapai orang-orang yang nurani sosialnya tampak kurang berkembang.
/. nter'ensi keluarga, beberapa pendekatan yang paling menjanjikan untuk menangani gangguan tingkah laku mencakup inter'ensi bagi orang tua atau keluarga dari si anak antisosial. Gerald Patterson dan kolegannya mengembangkan dan menguji sebuah program beha'ioral, yaitu Pelatihan "anajemen Pola 4suh $P"P%, dimana orang tua diajari untuk mengubah berbagai respon untuk anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dan bukannya perilaku antisosial yang dihargai secara konsisten. 7. Penanganan multisistemik $P"S%. nter'ensi ini memandang masalah tingkah laku sebagai suatu hal yang dipengaruhi oleh berbagai konteks dalam keluarga dan antara keluarga dan berbagai sistem sosial lainnya. 2eknik yang dipergunakan ber'ariasai meliputi Aogniti'e !eha'ioural 2herapy $A!2%, home-based inter'entionsHsistem keluarga, classroombased beha'iour modications, dan manajemen kasus. :. Pendekatan kognitif, terapi dengan inter'ensi bagi orang tua dan keluarga merupakan komponen keberhasilan yang penting, tetapi penangana semacam itu banyak memakan biaya dan waktu. 0leh kerena itu, penanganan dengan terapi kognitif indi'idual bagi anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku dapat memperbaiki tingkah laku mereka, meski tanpa melibatkan keluarga. Aontoh6 mengajarkan keterampilan kognitif pada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka menunjukan manfaat yang nyata dalam membantu mereka mengurangi perilaku agresif.
=.Pengobatan !erbasis 3umah Sakit dan 3ehabilitasi nit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di rumah sakit jiwa. Pengobatan di unit-unit ini biasanya diberikan untuk klien yang tidak sembuh dengan metode alternatif yang kurang restriktif, atau bagi klien yang beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain. FARMAKOTERAPI
Gangguan tingkah laku dahulu dianggap resisten terhadap terapi farmakologis. Saat ini, tiga penelitian telah selesai dilaksanakan. Satu menunjukkan efekti'itas penggunaan methylphenidate dalam menurunkan tingkat perlawanan, pembangkangan, agresi, dan perubahan mood pada pasien dengan usia 8-; tahun yang didiagnosis dengan gangguan tingkah laku, dengan atau tanpa 4)5). Peneitian lainnya menunjukkan efekti'itas dari di'alproat dalam menurunkan kemarahan dan agresi'itas pada usia remaja. )i'alproat secara khusus efektif pada agresi'itas yang dipicu oleh stres post traumatik. Penelitian ketiga menunjukkan efekti'itas dari lithium dalam menurunkan agresi'itas pada pasien usia remaja dengan gangguan tingkah laku. PROGNOSIS
Gangguan tingkah laku di masa kanak-kanak tidak dengan sendirinya berlanjut menjadi perilaku antisosial di masa dewasa, meskipun memang menjadi faktor yang mempredisposisi. Studi baru-baru ini, menunjukkan bahwa meskipun sekitar separuh anak laki-laki yang mengalami gangguan tingkah laku tidak memenuhi kriteria lengkap bagi diagnosis tersebut pada pengukuran terkemudian $/-= tahun kemudian%, hampir semuanya tetap menunjukkan beberapa masalah tingkah laku $Cahey dkk.,/8%. !eberapa indi'idu tampaknya menunjukkan pola perilaku anti sosial yang Ftetap sepanjang hidup, dengan masalah tingkah laku yang bermula di usia : tahun dan berlanjut menjadi kesalahan perilaku yang serius di masa dewasa. Sementara itu, yang lain Fterbatas di usia remaja. 0rang-orang tersebut mengalami masa kanakkanak yang normal, terlibat dalam perilaku antisosial dengan tingkat yang tinggi selama masa renaja, dan kembali ke gaya hidup tidak bermasalah di masa dewasa. Cahey, dkk $/8% menemukan bahwa anak laki-laki dengan gangguan tingkah laku perilaku antisosialnya jauh lebih mungkin untuk berlanjut jika memiliki salah satu orang tua yang mengalami gangguan kepribadian antisosial atau jika mereka memilki kecerdasan 'erbal rendah. nteraksi beberapa faktor indi'idual, seperti temperamen, psikopatologi yang dialami orang tua, dan interaksi orang tua-anak yang disfungsional, dan faktor-faktor sosiokultural, seperti kemiskinan, dan dukungan sosial rendah, berkontribusi terhadap lebih banyaknya kemungkinan timbulnya perilaku agresif di usia dini dengan sifat tetap. KESIMPULAN
Gangguan tingkah laku merupakan suatu pola perilaku yang berulang dan menetap dimana hak dasar orang lain, peraturan atau norma sosial yang sesuai dengan usianya dilanggar, seperti perkelahian atau pelecehan yang berlebihan, pencurian, perusakan, kebohongan berulang, yang berlanjut selama < bulan atau lebih, yang sering ditemukan selama masa anak-anak hingga remaja. !erdasarkan PP)G*-, gangguan tingkah laku $./% digolongkan dalam Gangguan Perilaku dan Emosional dengan 0nset !iasanya pada "asa #anak dan 3emaja, yang merupakan salah satu gangguan yang dapat terjadi pada masa kanak, remaja, dan perkembangan. Gangguan tingkah laku dapat disebabkan oleh berbagai etiologi dan faktor resiko, antara lain faktor biologis, faktor psikologis, pengaruh lingkungan yang mencakup orangtua, saudara-saudara, dan teman-teman seusia, serta faktor sosiologis seperti tingkat pendidikan dan keadaan sosio-ekonomi keluarga. Gangguan tingkah laku didiagnosis berdasarkan PP)G* dengan gejala khas suatu pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap. Aontoh-contoh perilaku yang dapat menjadi dasar diagnosis mencakup hal-hal berikut6 perkelahian atau menggertak pada tingkat berlebihanD kejam terhadap hewan atau sesama manusiaD perusakan yang hebat atas barang milik orangD membolos dari sekolah dan lari dari rumahD sangat sering meluapkan temper tantrum yang hebat dan tidak biasaD perilaku pro'okatif yang menyimpangD dan sikap menentang yang berat serta menetap. Perilaku seperti di atas harus sudah berlangsung selama minimal < bulan. Penanganan gangguan tingkah laku meliputi inter'ensi keluarga, penanganan muti-sistem yang meliputi meliputi Cognitive Behavioural Therapy $A!2%, home-based inter'entionsHsistem keluarga, lassroom!ased !ehaviour modi"ations, dan manajemen kasus, dan pendekatan kognitif. Pada beberapa kasus dibutuhkan penanganan lebih jauh melalui unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja yang terdapat di rumah sakit jiwa. Pengobatan di unit-unit ini biasanya diberikan untuk klien yang tidak sembuh dengan metode alternatif yang kurang restriktif, atau bagi klien yang beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain. armakoterapi jarang digunakan untuk penanganan gangguan tingkah laku, namun beberapa penelitian menunjukkan efekti'itas penggunaan methylphenidate divalproat , dan lithium dalam menurunkan agresi'itas dan tingkat perlawanan. !eberapa indi'idu akan berlanjut menjadi perilaku antisosial di masa dewasa, sementara yang lain Fterbatas di usia remaja.
DAFTAR PUSTAKA
/.
4nonim. Ahildhood disorders6 attention-decit and disrupti'e beha'iour disorders. n6 #ay *, 2asman 4,eds. Essentials of psychiatry. England6 *ohn Jiley B Sons CtdD 7>><. p.:7/-<.
7.
&e'id, *eKrey S, dkk. Psikologi abnormal. *akarta6 Penerbit ErlanggaD 7>><. :. "aramis, J. Gangguan perilaku anak. )alam6 Aatatan ilmu kedokteran jiwa. Aetakan ketujuh. Surabaya6 4irlangga ni'ersity PressD /;. h.8/<87;. =. 4nonim. Jhat is an emotional or beha'ioral disorder. "inneapolis6 Pacer Aentre. 7>><. Lserial onlineM. Lcited 7>/> *une /9thM. 4'ailable from6 http6HHwww.pacer.orgHparentHphpHP5P-c;/.pdf 8. 4nonim. Ahildhood disorders6 attention-decit and disrupti'e beha'iour disorders. n6 irst "!, 2asman 4,eds. Alinical guide to the diagnosis and treatment of mental disorders. England6 *ohn Jiley B Sons CtdD 7>><. p.=-8<. <. &urcombe !, !aumgaertel 4, Jolraich "C. )isorders usually presenting in middle childhood $<+// Iears% or adolescence $/7+/; Iears%. n6 Ebert "5, Coosen P2, &ucombe !,eds. Aurrent diagnosis and treatment in psychiatry. S46 "cGraw 5illNs AompanyD 7>>9. 9. 4nonim. )isrupti'e beha'iour disorders. n6 Sadock, *ames !, 4lcott 1,eds. #aplan B SadockNs Synopsis of Psychiatry6 !eha'ioural SciencesHAlinical Psychiatry. />th edition. S46 Cippincott Jilliams B Jilkins AompanyD 7>>9 ;. "aslim, 3. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa anak dan remaja. )alam6 !uku saku diagnosis gangguan jiwa. *akarta6 P2 &uh *ayaD 7>>=. h./:<-=>.