1
ANALISIS KASUS GLOBEX VERSUS MACROMEX DIKAJI DARI HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perdata Internasional
Dosen Pembina: Dr. Sri Sunarni Sunarto, S.H., M.H.
Disusun oleh : Nin Yasmine Lisasih
110120100040
PROGAM MAGISTER ILMU HUKUM - HUKUM BISNIS
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belakan Belakang g Masalah Masalah
Globex adalah suatu perusahaan Amerika yang menjual produk-produk maka makana nan n ke selu seluru ruh h dun dunia ia.. Glob Globex ex tela telah h menga mengada daka kan n kon kontr trak ak deng dengan an Macromex, Macromex, sebuah perusahaan perusahaan di Rumania, dalam kontrak kontrak tersebut, tersebut, Globex harus mengirimkan 112 kontainer ayam ke Rumania. Kontrak tersebut diatur diatur dalam ketentuan CISG. Dalam kontrak kontrak tersebut tersebut Globex menyebutkan menyebutkan bahwa batas pengiriman terakhir dilakukan pada 29 Mei 2006. Namun pada tanggal 2 Juni 2006 terjadi kegagalan dalam mengirim 62 kontainer ayam ke Rumania. Dalam perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak, Globex dan Marcomex menetapkan arbitrase Inggris sebagai tempat penyelesaian perkara dan hukum Inggris sebagai hukum yang digunakan dalam penyelesaian perkara. Pada tanggal 2 Juni 2006, pemerintah pemerintah Rumania mendeklarasik mendeklarasikan an tanpa memberitahu terlebih dulu kepada Globex bahwa sampai pada tanggal 7 Juni 2006, tidak ada ayam yang dapat diimpor ke Rumania kecuali apabila ada penges pengesaha ahan n pada tanggal tanggal terakhi terakhirr yang yang telah telah ditent ditentuka ukan. n. Antara Antara tangga tanggall peng pengum umum uman an ters tersebu ebutt dibu dibuat at samp sampai ai pada pada tangg tanggal al 7 Juni Juni 2006 2006 Globe Globex x
3
bergegas untuk mengirimkan 20 kontainer dari sisa 62 kontainer yang telah dikontrak untuk dijual. Pada tanggal 7 Juni 2006 sisa 42 kontainer ayam tidak dapa dapatt diki dikiri rim m ke Ruma Rumani niaa dika dikare rena naka kan n suat suatu u pera peratu tura ran n peme pemeri rint ntah ah.. Marcomex Marcomex kemudian kemudian membawa membawa perkara perkara ini ke proses arbitrase arbitrase dengan dasar bahwa Globex telah melakukan suatu pelanggaran kontrak, dan meminta ganti rugi sebesar $608,323,00. Atas pengajuan arbitrase arbitrase Macromex terhadap terhadap Globex tersebut, Globex kemudian mengajukan argumennya, Globex mengajukan argumennya bahwa kegagalan pengiriman tersebut terjadi karena adanya force majeure majeure. Globex beragumen bahwa penundaan pengiriman tersebut tidak sesuai dengan standar umum. Larangan tersebut tidak dapat diadaptasi oleh pihak Globex karena tida tidak k
ada ada peri peringa ngata tan n
terl terleb ebih ih dahu dahulu lu,, lara larang ngan an ters terseb ebut ut benar benar-b -ben enar ar
memblocking Globex dalam pengiriman sisa ayam ke Macromex. Arbitrase memutuskan bahwa penundaaan pengiriman tersebut bukan merupak merupakan an suatu suatu pelang pelanggar garan an yang yang fundam fundament ental al karena karena larang larangan an untuk untuk meng mengim impor por ayam ayam ke Ruma Rumani niaa tida tidak k efek efekti tiff memb membua uatt pengi pengiri rima man n tidak tidak terlak terlaksan sana. a.
Sesuai Sesuai dengan dengan keberadaa keberadaan n Pasal Pasal 79 CISG CISG dimana dimana meminta meminta
dimasukkan dalam keadaaan force majeure sesuai dengan pasal tersebut yang dipakai sebagai dasar interpretasi oleh arbitrator. Kemudian arbitrase mencatat bahwa selain Amerika sebagai supplier Macromex yang menyetujui secara lebih tidak tidak terkait secara secara langsung langsung oleh larangan larangan impor. Yang seharusny seharusnyaa Globex dapat mengambil keuntungan dari meningkatnya nilai jual ayam di
pasar sesuai dengan keadaan. Rusaknya harga pasar di Rumania dikarenakan tidak terkirimnya ayam senilai $606,323,00 yang menyebabkan kerugian pihak Macromex. Arbitrator membebankan semua biaya untuk proses arbitrse arbitrse dan biaya pengacara kepada Globex sehingga total putusan sebesar $876,310,58.
B. Identi Identifik fikas asii Masal Masalah ah
Dalam kasus posisi di atas maka hal yang menjadi rumusan masalah ialah : 1. Pengadilan Pengadilan manakah manakah yang yang berwenan berwenang g mengadili mengadili kasus tersebut? tersebut? 2. Apa yang menjadi menjadi titik titik taut taut primer primer (titik (titik taut pembeda pembeda)) kasus ini ini sehingga sehingga merupakan kasus perdata internasional? 3. Apakah klasifikas klasifikasii kasus ini dalam dalam hukum hukum perdata perdata interna internasional sional?? 4. Apa yang yang menjadi menjadi titik titik taut taut sekunder sekunder (titik (titik taut taut penentu) penentu) kasus ini ini untuk menentukan hukum mana yang berlaku? 5. Bagaim Bagaimana ana tahap tahap penyele penyelesai saian an kasus kasus tersebu tersebut? t?
5
BAB II ANALISIS
A. Pengadilan Pengadilan yang Berwenang Berwenang dalam dalam Mengadili Mengadili Kasus.
Dalam perkara di atas, hakim atau badan peradilan yang berwenang menyelesai menyelesaikan kan persoalan-pe persoalan-persoal rsoalan an yuridis yuridis yang mengandung mengandung unsur asing. asing. tersebut ialah Arbitrase Inggris sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang telah diatur dalam perjanjian yang telah dibuat antara Globex dengan Marcomex.
B. Titik Titik Taut Taut Prim Primer er dalam dalam Kasus. Kasus.
Hukum Hukum Perdat Perdataa Intern Internasi asiona onall adalah adalah sekump sekumpula ulan n kaidah kaidah hukum hukum (perselis (perselisihan) ihan) nasional nasional yang dimaksudka dimaksudkan n untuk menyelesaika menyelesaikan n
perkaraperkara-
perkar perkaraa yang yang mengand mengandung ung unsur unsur asing asing atau atau unsurunsur-uns unsur ur yang yang melampa melampaui ui batas-batas territorial negara. Yang perlu digarisbawahi dari definisi tersebut ialah adanya unsur asing (foreign (foreign element) element) dalam perkara tersebut. Unsurunsur yang menandakan adanya unsur asing, sehingga ada kemungkinan suatu kaidah hukum asing yang berlaku bagi suatu peristiwa hukum, dinamakan titik-titik taut. Titik taut primer adalah unsur-unsur yang menunjukkan bahwa
suatu peristiwa peristiwa hukum merupakan peristiwa peristiwa Hukum Perdata Perdata Internasio Internasional nal atau bukan. Jadi titik taut primer adalah titik taut yang membedakan Hukum Perda Perdata ta Inte Intern rnas asio ional nal itu itu dari dari peris peristi tiwa wa inte intern rn (buk (bukan an Huku Hukum m Perd Perdat ataa Internasional). Oleh sebab itu, maka titik taut primer juga dinamakan titik taut pembeda. Dalam sengketa perkara antara Globex dengan Marcomex Marcomex tersebut, titik taut primer yaitu : Apabila kita memandang dari posisi Arbitrase Inggirs, maka maka Globex Globex yang yang merupa merupakan kan perusa perusahaan haan Amerik Amerikaa dan Marcom Marcomex ex yang yang merupak merupakan an perusa perusahaa haan n Rumani Rumaniaa adalah adalah merupak merupakan an unsur unsur asing asing (foreign element), karena keduanya merupakan perusahaan asing, maka kasus tersebut
merupakan kasus HPI.
C. Klasifikasi Klasifikasi Kasus Kasus dalam Hukum Perdata Perdata Internasional. Internasional.
Klasifikasi atau kualifikasi adalah penggolongan peristiwa atau hubungan hukum hukum ke dalam dalam kaidah kaidah-ka -kaida idah h Hukum Hukum Perdat Perdataa Intern Internasi asiona onall dan hukum hukum materi materiil il.. Dalam Dalam kaidah kaidah hukum hukum materi materiil il Indones Indonesia ia dikena dikenall permas permasala alahan han hukum perdata internasional dibagi dalam empat klasifikasi, yaitu : a. Hukum Or Orang b. Hukum Benda nda c. Huku Hukum m perj perjan anji jian an d. Hukum Hukum perbuat perbuatan an melawa melawan n hukum hukum.. Dalam kasus ini, klasifikasi permasalahan adalah hukum perjanjian.
7
Hukum Hukum perjan perjanji jian an ialah ialah hukum hukum yang yang mengat mengatur ur mengena mengenaii suatu suatu perist peristiwa iwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjan berjanji ji untuk untuk melaks melaksana anakan kan sesuat sesuatu u hal. hal.
Merupa Merupakan kan klasif klasifika ikasi si huk hukum um
perjanjian, dapat dilihat dari pokok permasalahan yang terjadi pada sengketa di atas, bahwa telah terjadi pelanggaran perjanjian oleh Globex.
D. Titik Titik Taut Taut Sekunde Sekunderr dalam dalam Kasus. Kasus.
Titik Titik taut sekunder yaitu yaitu akan menentukan hukum manakah yang harus berlaku berlaku bagi peristiwa peristiwa Hukum Perdata Internasional Internasional itu. Karena itu titik titik taut sekunder ini juga biasa dinamakan titik taut penentu. Titik taut sekunder dapat berupa : 1. Pil Pilihan han huk hukum um (choice of law) 2. Temp Tempat at ter terle leta takny knyaa benda benda (lex sitae) 3. Tempat Tempat dilaks dilaksanak anakan an perj perjanj anjian ian (lex loci solutionis) 4. Tempat Tempat dilangs dilangsung ungkan kan perkawi perkawinan nan (lex celebrationis) 5. Tempat Tempat ditanda ditandatan tangani ganinya nya kontrak kontrak (lec loci contractus) 6. Tempat Tempat terja terjadin dinya ya perbuat perbuatan an melawa melawan n hukum hukum (lex loci delicti commisi) Dalam kasus di atas yang dapat menunjukkan adanya kaitan antara faktafakta yang ada di dalam perkara dengan suatu tempat dan suatu sistem hukum yang harus atau mungkin digunakan ialah : 1. Pil Pilihan han huku hukum m (choice of law). Huku Hukum m mana manaka kah h yang yang haru haruss dibe diberl rlak akuk ukan an untu untuk k meng mengat atur ur atau atau
menyelesaikan persoalan-persoalan yuridis yang mengandung unsur asing. Dalam kasus ini yang menjadi Choice of Law ialah hukum Inggris yaitu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. 2. Temp Tempat at pemb pembua uata tan n perj perjan anji jian an / temp tempat at pela pelaks ksan anaa aan n kont kontra rak k (Locus Contractus / Locus Solutionis), yaitu di Rumania sebagai tempat tujuan
pengiriman ayam oleh Globex. 3. Tempat Tempat didir didirika ikan n PT, yaitu yaitu Globex Globex didir didirika ikan n di Amerika Amerika dan dan Marcom Marcomex ex didirikan di Rumania. 4. Tempat ditunjuknya ditunjuknya badan badan arbitras arbitrase. e. Sebagai Sebagai tempat tempat penyelesai penyelesaian an perkara. perkara. Dalam perkara tersebut maka Inggris sebagai tempat ditunjuknya badan arbitrase. 5. Tempat Tempat pengajua pengajuan n perkar perkara. a. Yaitu di Inggris Inggris sesuai sesuai dengan dengan kesepa kesepakat katan an kedua belah pihak.
E. Tahap Tahap Penyele Penyelesaia saian n Kasus. Kasus.
1. Pertama-ta Pertama-tama ma harus ditentuka ditentukan n dahulu titik-ti titik-titik tik taut taut primer dalam dalam perkara perkara dala dalam m rang rangka ka mene menent ntuk ukan an apak apakah ah peri perist stiw iwaa huk hukum um yang yang dihad dihadap apii merupakan suatu peristiwa HPI. Apakah ada unsur asing dari sekumpulan fakta yang dihadapi. Untuk menjawab hal ini maka penentuan unsur asing dalam perkara yang dianggap sebagai unsur asing haruslah dilihat dari kacamata forum / hakim yang mengadili perkara. Dalam kasus di atas apab apabil ilaa kita kita mema memanda ndang ng dari dari posi posisi si Arbi Arbitr tras asee Inggr Inggris is,, Globe Globex x dan dan
9
Marcomex Marcomex merupakan merupakan unsur asing (foreign keduanya (foreign element) element) karena keduanya merupakan perusahaan asing, maka kasus tersebut merupakan kasus HPI. 2. Setelah Setelah hal di atas atas ditentukan ditentukan,, langkah berikut berikutnya nya adalah adalah kualifikas kualifikasii fakta yang dilakukan berdasarkan Lex Fori, dalam rangka penetapan kategori yuridik dari perkara yang sedang dihadapi. Kualifikasi Lex Fori ialah kualifikasi sekumpulan fakta dalam perkara ke dala dalam m kateg kategor orii-ka kate tegor gorii
yuri yuridi dik k
Lex Fori Fori yang yang ada. ada. Kual Kualif ifik ikas asii Lex
berdasarkan hukum dari pengadilan yang mengadili perkara. Dalam kasus ini yang mengadili perkara ialah Arbitrase Inggris. 3. Sete Setela lah h kate katego gori ri yuri yuridi dik k dite ditent ntuka ukan n maka maka lang langkah kah beri berikut kutny nyaa adal adalah ah penentuan kaidah HPI mana dari Lex Fori yang harus digunakan untuk Causae. Pada menetukan Lex Causae Pada taha tahap p ini ini adal adalah ah mene menent ntuk ukan an titi titik k taut taut
sekunder apa yang bersifat menetukan (decisive) berdasar kaidah HPI Lex Fori.
Titik Titik taut taut sekunde sekunderr ialah ialah unsur-u unsur-unsu nsurr dalam dalam sekump sekumpula ulan n fakta fakta yang yang menen menentu tuka kan n hukum hukum mana manaka kah h yang yang harus harus berl berlak aku u untu untuk k meng mengat atur ur peristiwa HPI yang bersangkutan. Dalam kasus ini choice of law ialah hukum Inggris sebagai hukum yang disepakati oleh kedua belah pihak.. 4. Setelah Lex Causae ditentukan maka dengan menggunakan titik-titik taut yang dikenal di dalam Lex Causae, hakim berusaha menetapkan kaidahkaidah hukum internal apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan perkara,
5. Apab Apabil ilaa berd berdas asar ar titi titikk-ti titi tik k taut taut dari dari Lex Causae hakim telah telah dapat dapat Causae hakim menen menentu tuka kan n Kaida Kaidah h huk hukum um Inte Intern rnal al atau atau mate materi rial al apa apa yang yang haru haruss diberlakukan, maka barulah pokok-pokok perkara dapat diputuskan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bayu Seto, Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992 S. Gautama, Gautama, Pengantar Pengantar Hukum Perdata Internasional Internasional , Binacipta, Bandung, 1987 Pokok-Pok Pokok ok Hukum Hukum Perdat Perdata a Sunaryati Sunaryati Hartono, Hartono, Pokok Internasional, Binacipta, Bandung, 1976
Huala Huala Adolf, Adolf, DasarDasar-Das Dasar ar Hukum Hukum Kontra Kontrak k Intern Internasi asional onal,, Refika Aditama, Bandung, 2007