Analisa Tindakan Keperawatn Memberikan NebulizerDeskripsi lengkap
Full description
Full description
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN DI RSWSDeskripsi lengkap
klmDeskripsi lengkap
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN DI RSWSFull description
kpd,
Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan 1
adDeskripsi lengkap
ansin pembidaianDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
analisa sintesaDeskripsi lengkap
analisa sintesaFull description
ansin pembidaianFull description
ansin tindakan
analisa sintesa EKG
Laporan Analisa Sintesa TindakanDeskripsi lengkap
jhkhjhkjhkjhDeskripsi lengkap
-Deskripsi lengkap
Full description
Deskripsi lengkap
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN DOPS
Nama : Hariyo Sulistiyo
Tanggal :5 Desember 2016
NPM : 1614901110077
Ruangan : IGD
1. 2. 3. 4.
Indentitas Klien : Nn. Diagnosa medis : Asma Bronchiale Tindakan keperawatan dan rasional : pemasangan nebulizer Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d bronkospasme DS: Klien mengatakan merasa sesak napas sejak tadi malam Keluarga klien mengatakan, bahwa klien telah memiliki asma sejak usia 5 tahun DO: Terdapat suara wheezing GCS = 15 (E4V5M6) Klien tampak lemas pucat terlihat sesak Ada tarikan otot bantu pernapasan ketika klien bernapas Klien batuk serta terdengar suara whezing TD : 130/70 mmHg N : 110 x/menit RR : 28 x/menit Suhu: 37,3oC
5. Data Klien masuk ke IGD pada tanggal 5 Desember 2016 pukul 05.00 WIB dengan keluhan sesak napas sejak tadi malam. Klien memiliki riwayat asma. Selain itu, pemeriksaan fisik klien menunjukkan Klien terlihat sesak, ada tarikan otot bantu pernapasan ketika klien bernapas, terdapat suara wheezing (menghi). Suara napas tambahan tersebut mengindikasikan adanya secret yang tertahan.
6. Prinsip tindakan dan rasional a. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah tindakan, terutama pada klien yang menggunakan bronchodilator. Rasional : TTV sebagai salah satu indicator apakah tindakan yang kita lakukan dapat mengurangi sesak yang terjadi pada pasien atau tidak. b. Observasi pengembangan paru dan pasang oksigen setelah pemberian obat apabila diperlukan. Rasional : Pengembangan paru yang tidak maksimal menunjukkan bahwa pasien masih dalam keadaan sesak, sehingga perlu di berikan O2 yang diharapkan dapat mengutangi sesak yang pasien rasakan. c. Prinsip nebulizer adalah mengubah obat (larutan) menjadi aerosol, sehingga dapat dihirup pasien dengan menggunakan masker atau mouthpiece Rasional : Bertujuan untuk memudahkan obat masuk ke saluran nafas dan memudahkan pengenceraan sekret yang ada di dalam saluran nafas terutama di bronkus. d. Persiapkan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan : Nebulizer set dan masker Air steril Obat yang diperlukan (mentol, ventolin) Rasional : Memudahkan dalam melakukan tindakan. e. Jelaskan kepada klien tentang tujuan prosedur dan langkah-langkah prosedur yang akan dilaksanakan. Rasional : Informed consent bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat. f. Atur posisi klien senyaman mungkin (semifowler) Rasional : Posisi nyang menurut pasien nyaman dapat mengurangi sesak yang dirasakan, g. Jaga pivacy klien Rasional : Privacy klien terjaga. h. Cuci tangan Rasional : Mencegah transmisi mikroorganisme
i. Isi nebulizer dengan obat yang dianjurkan dokter dan air steril 4-6 cc dan pilih tekanan nebulizer yang sesuai. Rasional : Mejaga kelembapan mukosa serta memudahkan cairan menguap menjadi aerosol. j. Pasangkan masker pada klien lalu hubungkan nebulizer dengan sumber listrik dan hidupkan nebulizer serta instruksikan klien untuk menghirup uap yang dihasilkan nebulizer dan bernapas panjang. Rasional : Dengan menghirup uap yang berasal dari nebulizer, akan mempercepat kerja dari obat yang diberikan. k. Setelah obat yang diberikan telah habis menjadi uap, matikan nebulizer. Lalu rapikan klien. Rasional : Pasien terlihat rapi kembali. l. Cuci tangan. Rasional : Mencegah transmisi mikroorganisme 7. Tujuan tindakan Sekret menjadi lebih encer dan mudah untuk dikeluarkan. Pernapasan menjadi lebih lega. Selaput lendir pada saluran napas menjadi tetap lembap. Mengobati peradangan pada saluran napas bagian atas. 8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan cara pencegahannya Pemberian obat melalui nebulizer harus disesuaikan dengan kondisi asma klien. Pemberian yang terlalu lama dan dosis yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kelemahan otot - otot pernafasan yang selanjutnya akan terjadi depresi pernafasan. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani akan meningkatkan resiko gagal nafas. Cara pencegahannya : Perlu pemantauan atau observasi selama proses nebulizer dilakukan dan lebih hati–hati dalam pemberian dosis obat, sesuaikan dengan order yang diberikan oleh dokter.
9. Analisa sintesa Klien dengan status asmaticus mengalami penyempitan bronkus (bronkospasme) yang menyebabkan suplai oksigen menjadi tidak adekuat. Bronkospasme ini menyebabkan penyempitan jalan nafas. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk melebarkan bronkus sehingga aliran oksigen menjadi lancar. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan terapi inhalasi berupa obat bronkodilator dengan menggunakan alat nebulizer atau terapi bronkodilator. Terapi inhalasi adalah salah satu cara pemberian obat dengan cara dihirup oleh klien. 10. Evaluasi (hasil yang didapat dan maknanya) S: Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan sesaknya hilang. O: TD : 120/70 mmHg N : 88 x/menit RR : 24 x/menit Suhu : 370C Tidak ada nafas cuping hidung Tidak ada retraksi intercosta dan clavikula. Klien tampak rileks A: Masalah teratasi. Klien sudah tidak sesak napas lagi dan tidak terdengar suara wheezing. P: Anjurkan kepada klien untuk sebisa mungkin menghindari alergen/hal-hal yang memicu kekambuhan penyalitnya.
Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas adalah: Mandiri Observasi tanda-tanda vital Berikan posisi yang nyaman, tinggikan tempat tidur 450/semi fowler Kolaborasi Kolaborasi pemberian oksigen 3 liter per menit Kolaborasi pemberian aminophyline .