Alergi dan Intoleransi Berkaitan Dengan Makanan
I. Definisi
Alergi makanan adalah reaksi abnormal abnormal dari sistem imun tubuh terhadap komponen makanan (protein) dan menimbulkan gejala yang merugikan tubuh. Semua zat yang menyebabkan reaksi imunologi disebut alergen. Apabila alergen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan membentuk antibodi yang selanjutnya akan menyerang alergen tersebut sehingga memicu reaksi alergi (gatal-gatal, bengkak lidah atau bibir, pusing, pingsan, dan dalam kasus yang parah, kematian). Gejala alergi berlangsung dengan cepat setelah mengkonsumsi alergen. Pada orang yang sangat sensiti, konsumsi sedikit saja makanan alergen dapat memicu alergi. Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. !alam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitiitas hipersensitiitas tipe " dan hipersensitiitas hipersensitiitas terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitiitas tipe """ dan "#. Alergi makanan adalah reaksi imunologis (kekebalan tubuh) yang menyimpang karena masuknya bahan penyebab alergi dalam tubuh. Sebagian besar reaksi ini melalui reaksi hipersensitiitas tipe $. Potensi terjadinya alergi makanan pada seseorang sering merupakan keturunan. %eberapa makanan yang sering menimbulkan alergi pada anak-anak adalah susu, kacang dan telur sementara pada orang de&asa adalah kerang. Alergi bisa hilang dengan bertambahnya usia. Sebagai contoh, alergi protein susu pada anak bisa menghilang ketika anak de&asa. "ntoleransi "ntoleransi makanan merupakan reaksi negati terhadap makanan dan menimbulkan beberapa gejala (cenderung berhubungan dengan pencernaan, seperti kram, diare, gas dan kembung), namun tidak melibatkan sistem imun tubuh. Penyebab intoleransi makanan adalah karena sistim pencernaan pencernaan penderita kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna zat tertentu dalam makanan. 'ontoh intoleransi adalah intoleransi laktosa dan penyakit celiac. "ntoleransi laktosa terjadi pada orang yang kekurangan enzim laktase di saluran cernanya sehingga tidak bisa minum susu (kecuali jika laktosanya telah dihilangkan), sementara penderita penyakit celiac tidak bisa mengkonsumsi mengkonsumsi produk yang mengandung terigu karena penderita tidak dapat mencerna gluten yang terdapat didalam terigu. "ntoleransi "ntoleransi makanan adalah reaksi makanan nonimunologik dan merupakan sebagian besar penyebab reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan. eaksi ini dapat disebabkan oleh zat yang terkandung dalam makanan karena kontaminasi kontaminasi toksik (misalnya toksin yang disekresi oleh Salmonella, 'ampylobacter 'ampylobacter dan Shigella, histamine pada keracunan keracunan ikan), zat armakologik yang terkandung dalam makanan misalnya tiramin pada keju, kaein pada kopi
atau kelainan pada pejamu sendiri seperti deisiensi lactase, maltase atau respon idiosinkrasi pada pejamu. enurut cepat timbulnya reaksi maka alergi terhadap makanan terbagi dua macam, yaitu * $. eaksi cepat ("mmediate +ipersensitiityrapid onset reaction) * reaksi ini terjadi berdasarkan reaksi kekebalan tubuh tipe tertentu. erjadi beberapa menit sampai beberapa jam setelah makan atau terhirup pajanan alergi. /. eaksi lambat (delayed onset reaction) * reaksi ini terjadi lebih dari 0 jam setelah makan bahan penyebab alergi. eaksi simpang makanan (Aderse ood reactions) adalah stilah umum untuk reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yang ditelan. eaksi ini dapat merupakan reaksi sekunder terhadap alergi makanan atau intoleransi makanan. idak semua reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan merupakan reaksi alergi murni, tetapi banyak dokter atau masyarakat a&am menggunakan istilah alergi makanan untuk semua reaksi yang tidak diinginkan dari makanan, baik yang imunologik atau non imunologis. eaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. eaksi tersebut dapat diperantarai oleh mekanisme yang bersiat imunologi, armakologi, toksin, ineksi, idiosinkrasi, metabolisme serta neuropsikologis terhadap makanan. !ari semua reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan dan zat aditi makanan sekitar /12 disebabkan karena alergi makanan.
http*3.bp.blogspot.com45Sa61A7db&'%t8u0eG"AAAAAAAAA39#:;j0G '
II. Mekanisme Terjadinya Alergi Makanan
Struktur limoepiteal usus yang dikenal dengan istilah GA6 (Gut-Associated 6ymphoid issues) terdiri dari tonsil, patch payer, apendiks, patch sekal dan patch koloni. Pada keadaan khusus GA6 mempunyai kemampuan untuk mengembangkan respon lokal bersamaan dengan kemampuan untuk menekan induksi respon sistemik terhadap antigen yang sama. Pada keadaan normal penyerapan makanan,merupakan peristi&a alami seharihari dalam sistem pencernaan manusia. >aktor-aktor dalam lumen intestinal (usus), permukaan epitel (dinding usus) dan dalam lamina propia bekerja bersama untuk membatasi masuknya benda asing ke dalam tubuh melalui saluran cerna. Sejumlah mekanisme non imunologis dan imunologis bekerja untuk mencegah penetrasi benda asing seperti bakteri, irus, parasit dan protein penyebab alergi makanan ke dinding batas usus (sa&ar usus). Pada paparan a&al, alergen maknan akan dikenali oleh sel penyaji antigen untuk selanjutnya mengekspresikan pada sel- secara langsung atau melalui sitokin. Sel tersensitisasi dan akan merangsang sel-% menghasilkan antibodi dari berbagai subtipe. Alergen yang intake akan diserap oleh usus dalam jumlah
cukup banyak dan mencapai sel-sel pembentuk antibodi di dalam mukosa usus dan orgalimoid usus. Pada umumnya anak-anak membentuk antibodi dengan subtipe "gG, "gA dan "g. Pada anak atopi terdapat kecenderungan lebih banyak membentuk "g<, selanjutnya mengadakan sensitisasi sel mast pada saluran cerna, saluran napas, kulit dan banyak organ tubuh lainnya. Sel epitel intestinal memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan dan pola pengambilan antigen yang tertelan. Selama terjadinya reaksi yang dihantarkan "g< pada saluran cerna, kecepatan dan jumlah benda asing yang terserap meningkat. %enda asing yang larut di dalam lumen usus diambil dan dipersembahkan terutama oleh sel epitel saluran cerna dengan akibat terjadi supresi (penekanan) sistem imun atau dikenal dengan istilah toleransi. Antigen yang tidak larut, bakteri usus, irus dan parasit utuh diambil oleh sel (sel epitel khusus yang melapisi patch peyeri) dengan hasil terjadi imunitas akti dan pembentukan "gA. "ngesti protein diet secara normal mengaktikan sel supresor '!0? yang terletak di jaringan limoid usus dan setelah ingesti antigen berlangsung cukup lama. Sel tersebiut terletak di limpa. Aktiasi a&al sel-sel tersebut tergantung pada siat, dosis dan seringnya paparan antigen, umur host dan kemungkinan adanya lipopolisakarida yang dihasilkan oleh lora intestinal dari host. >aktor-aktor yang menyebabkan absorpsi antigen patologis adalah digesti intraluminal menurun, sa&ar mukosa terganggu dan penurunan produksi "gA oleh sel plasma pada lamina propia. erdapat 3 aktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu * Faktor Genetik Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakeknenek pada penderita . %ila ada orang tua menderita alergi kita harus me&aspadai tanda alergi pada anak sejak dini. %ila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar /1@ 12, ke dua orang tua alergi resiko meningkat menjadi 1 - 012. Sedangkan bila tidak ada ri&ayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah B @ $B2. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi. %isa saja gejala alergi pada saat anak timbul, setelah menginjak usia de&asa akan banyak berkurang. Imaturitas Usus Alergi makanan sering terjadi pada usia anak dibandingkan pada usia de&asa. >enomena lain adalah bah&a se&aktu bayi atau usia anak mengalami alergi makanan tetapi dalam pertambahan usia membaik. +al itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna pada anak. Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimia&i asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi allergen. Secara imunologik "gA pada permukaan mukosa dan limosit pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur (tidak matang) sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh. Pada bayi baru lahir sel yang mengandung "gA, "munoglobulin utama di sekresi eksternal, jarang
ditemui di saluran cerna. !alam pertambahan usia akan meningkat sesuai dengan maturasi (kematangan) sistem kekebalan tubuh. !ilaporkan persentasi sampel serum yang mengandung antibodi terhadap makanan lebih besar pada bayi berumur kurang 3 bulan dibandingkan dengan bayi yang terpapar antigen setelah usia 3 bulan. Penelitian lain terhadap 01 anak yang diikuti secara prospekti dari lahir sampai usia 3 tahun. Sebagian besar reaksi makanan terjadi selama tahun pertama kehidupan. Pajanan Alergi Pajanan alergi yang merangsang produksi "g< spesiik sudah dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan. !iketahui adanya "g< spesiik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur dan susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian AS" eksklusi mengurangi jumlah bayi yang hipersensiti terhadap makanan pada tahun pertama kehidupan. %eberapa jenis makanan yang dikonsumsi ibu akan sangat berpengaruh pada anak yang mempunyai bakat alergi. Pemberian PAS" meningkatkan angka kejadian alergi.
III. Penyebab dan Pencetus Alergi Makanan
Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan berat molekul lebih dari $0.111 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara $.111 sampai 1.111 dalton. olekul-molekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui mekanisme hapten-carrier. Perlakuan isik misalnya pemberian panas dan tekanan dapat mengurangi imunogenisitas sampai derajat tertentu. Pada pemurnian ditemukan allergen yang disebut sebagai Peanut-$ suatu glikoprotein dengan berat molekul $01.111 dalton. Pemurnian pada udang didapatkan allergen-$ dan allergen-/ masing-masing dengan berat molekul /$.111 dalton dan /11.111 dalton. Pada pemurnian alergen pada ikan diketahui allergen- sebagai determinan &alau jumlahnya tidak banyak. Comukoid ditemukan sebagai alergen utama pada telur. Pada susu sapi yang merupakan alergen utama adalah %etalaktoglobulin (%6G), Allalaktalbumin (A6A), %oin ><D Albumin (%SA) dan %oin Gama Globulin (%GG). Albumin, pseudoglobulin dan euglobulin adalah alergen utama pada gandum. !iantaranya %6G adalah alergen yang paling kuat sebagai penyabab alergi makanan. Protein kacang tanah alergen yang paling utama adalah arachin dan conarachi. %eberapa makanan yang berbeda kadang menimbulkan gejala alergi yang berbeda pula, misalnya pada alergi ikan laut menimbulkan gangguan kulit berupa urtikaria, kacang tanah menimbulkan gangguan kulit berupa papula (bintik kecil seperti digigit serangga) atau urunkel (bisul). Sedangkan buah-
buahan menimbulkan gangguan batuk atau pencernaan. +al ini juga tergantung dengan organ yang sensiti pada tiap indiidu. eskipun demikian ada beberapa pakar alergi makanan yang berpendapat bah&a jenis makanan tidak spesiik menimbulkan gejala tertentu. imbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. %eberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut aktor pencetus. >aktor pencetus tersebut dapat berupa aktor isik seperti tubuh sedang terineksi irus atau bakteri, minuman dingin, udara dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktiitas berlebihan terta&a, menangis, berlari, olahraga. >aktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan. +al ini ditunjukkan pada seorang penderita autisme yang mengalami ineksi saluran napas, biasanya gejala alergi akan meningkat. Selanjutnya akan berakibat meningkatkan gangguan perilaku pada penderita. >enomena ini sering dianggap penyebabnya adalah karena pengaruh obat. >aktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya serangan alergi. anpa paparan alergi maka aktor pencetus tidak akan terjadi. %ila anak mengkonsumsi makanan penyebab alergi disertai dengan adanya pencetus maka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi lebih berat. etapi bila tidak mengkonsumsi makanan penyebab alergi meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. +al ini yang dapat menjelaskan kenapa suatu ketika meskipun dingin, kehujanan, kelelahan atau aktiitas berlebihan seorang penderita asma tidak kambuh. 8arena saat itu penderita tersebut sementara terhindar dari penyebab alergi seperti makanan, debu dan sebagainya. 7amun bila anak mengkonsumsi makanan penyebab alergi bila terkena dingin atau terkena pencetus lainnya keluhan alergi yang timbul lebih berat. Eadi pendapat tentang adanya alergi dingin pada anak adalah tidak sepenuhnya benar.
I. Gejala Alergi Makanan
Alergi pada anak tidak sesederhana seperti yang pernah kita ketahui. Sebelumnya kita sering mendengar dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter anak, dokter spesialis yang lain bah&a alergi itu gejala adalah batuk, pilek, sesak dan gatal. Padahal alergi dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. %elakangan terungkap bah&a alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan ungsi otak. 8arena gangguan ungsi otak itulah maka timbul ganguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga autism. 8eluhan alergi sering sangat misterius, sering berulang, berubah-ubah datang dan pergi tidak menentu. 8adang minggu ini sakit tenggorokan, minggu berikutnya sakit kepala, pekan depannya diare selanjutnya sulit makan hingga
berminggu-minggu. %agaimana keluhan yang berubah-ubah dan misterius itu terjadi. Ahli alergi modern berpendapat serangan alergi atas dasar organ sasaran pada organ tubuh. %erikut akan dijelaskan gambaran klinis yang dapat ditemukan pada alergi makanan yang diperantarai "g< dan non-"g<. F Alergi Makanan yang Di!erantarai Ig" #Ig" Mediated Food Allergy$ !iagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis menyeluruh berdasarkan keluhangejala yang ada. eaksi alergi umumnya timbul dalam 31 menit setelah menelan alergen, dan menimbulkan satulebih tanda dan gejala berikut* kulit
*
eritema, urtikaria, angioedema
gastrointestinal
*
muntah, diare, nyeri perut
saluran napas
*
batuk, suara serak, stridor
kardioaskular
*
hipotensi, pingsan
F Alergi Makanan yang Tidak Di!erantarai Ig" #%on Ig" Mediated Food Allergy$ anda dan gejala tinbul beberapa jamhari setelah menelan alergen. acamnya adalah* $. Sindrom enterokolitis yang dipicu oleh protein makanan. 8elainan ini timbul pada bayi yang mengkonsumsi susu sapi atau susu kedelai, atau makanan seperti sereal beras. Gejala timbul dalam $ @ 3 jam setelah menelan alergen, berupa muntah terus-menerus cairan ber&arna empedu. +ipotensi terjadi pada $B2 kasus, dengan gejala pucat dan lemas, sehingga sering disalahdiagnosiskan sebagai sepsis. idak jarang gejala berulang sampai akhirnya diketahui alergi makanan sebagai penyebabnya. /.
/. Gastritis
%ayi lahir dengan sesak (ransient achipneu C he ne&born), cold-like respiratory congestion (napas berbunyigrok-grok).
/ Sistem Pencernaan
sering re&elcolic malam hari, hiccups (cegukan), sering ngedenH, sering mulet, meteorismus, muntah, sering latus, berak ber&arna hitam atau hijau, berak timbul &arna darah. 6idah sering ber&arna putih. +ernia umbilikalis, scrotalis atau inguinalis.
3 elinga +idung
Sering bersin, +idung berbunyi, kotoran hidung
enggorok
berlebihan. 'airan telinga berlebihan. angan sering menggaruk atau memegang telinga.
3 Sistem Pembuluh !arah dan jantung
Palpitasi, lushing (muka ke merahan), nyeri dada, colaps, pingsan, tekanan darah rendah
8ulit
B Sistem Saluran 8emih Sering kencing, nyeri kencing, bed &etting (ngompol) >reIuent, urgent or painul urinationJ inability to control bladderJ bed&ettingJ aginal dischargeJ itching, s&elling, redness or pain in genitalsJ painul intercourse. = Sistem Susunan Sara Sensiti, sering kaget dengan rangsangan Pusat suaracahaya, gemetar, bahkan hingga kejang. K ata
ata berair, mata gatal, kotoran mata berlebihan, bintil pada mata, conjungtiitis ernalis.
aniestasi yang sering menyertai penderita alergi pada anak usia lebih dari $ tahun CGA7S"S< D%D+ G
%atuk, pilek, bersin, mimisan, hidung buntu, sesak(astma), sering menggerakgerakkan mengusap-usap hidung
/ Sistem Pencernaan
7yeri perut, sering buang air besar (L3 kaliperhari), gangguan buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari, berak di celana, berak ber&arna hitam atau hijau, berak ngeden), kembung, muntah, sulit berak, sering latus, saria&an, mulut berbau
3 elinga +idung enggorok
+idung * +idung buntu, bersin, hidung gatal, pilek, post nasal drip, epitaksis, salam alergi, rabbit nose, nasal creases enggorokan * tenggorokan nyerikeringgatal, palatum gatal, suara parauserak, batuk pendek (berdehem),
elinga * telinga terasa penuh bergemuruhberdenging, telinga bagian dalam gatal, nyeri telinga dengan gendang telinga kemerahan atau normal, gangguan pendengaran hilang timbul, terdengar suara lebih keras, akumulasi cairan di telinga tengah, pusing, gangguan keseimbangan. 3 Sistem Pembuluh !arah dan jantung
Palpitasi, lushing (muka ke merahan), nyeri dada, colaps, pingsan, tekanan darah rendah,
8ulit
Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak di bibir, lebam biru kehitaman, bekas hitam seperti digigit nyamuk, berkeringat berlebihan.
B Sistem Saluran 8emih dan kelamin
7yeri, urgent atau sering kencing, nyeri kencing,bed &etting (ngompol)J tidak mampu mengintrol kandung kemihJ mengeluarkan cairan di aginaJ gatal, bengkak atau nyeri pada alat kelamin. Sering timbul ineksi saluran kencing
= Sistem Susunan Sara Pusat
7"S"C6CG"S* Gangguan perilaku * emosi berlebihan, agresi, impulsie, oerakti, gangguan belajar, gangguan konsentrasi, gangguan koordinasi, hiperakti hingga autisme.
= Earingan otot dan tulang
7yeri tulang, nyeri otot, bengkak di leher
K ata
ata berair, mata gatal, sering belekan, bintil pada mata. Allergic shiner (kulit di ba&ah mata tampak ke hitaman).
I. Penatalaksanaan
!iagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui ri&ayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang ri&ayat keluarga, ri&ayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi dan prookasi.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mencari penyebab alergi sangat banyak dan beragam. %aik dengan cara yang ilmiah hingga cara alternati, mulai yang dari yang sederhana hingga yang canggih. !iantaranya adalah uji kulit alergi, pemeriksaan darah ("g<, ASt dan "gG), Pemeriksaan lemak tinja, Antibody monoclonal dalam sirkulasi, Pelepasan histamine oleh basoil (%asoil histamine release assay%+), 8ompleks imun dan imunitas seluler, "ntestinal mast cell histamine release ("'+), Prookasi intra gastral melalui endoskopi, biopsi usus setelah dan sebelum pemberian makanan. Selain itu terdapat juga pemeriksaan alternatie untuk mencari penyebab alergi makanan diantaranya adalah kinesiology terapan (pemeriksaan otot), Alat #ega (pemeriksaan kulit elektrodermal), etode eleks elinga Eantung, 'ytoto;ic >ood esting, <6"SAA', Analisa ambut, "ridology dan es 7adi. !iagnosis pasti alergi makanan tidak dapat ditegakkan hanya dengan tes alergi baik tes kulit, AS, "mmunoglobulin G atau pemeriksaan alergi lainnya. Pemeriksaan tersebut mempunyai keterbatasan dalam sensitiitas dan spesiitas, Sehingga menghindari makanan penyebab alergi atas dasar tes alergi tersebut seringkali tidak menunjukkan hasil yang optimal. Dntuk memastikan makanan penyebab alergi harus menggunakan Prookasi makanan secara buta (!ouble %lind Placebo 'ontrol >ood 'halenge M !%P'>'). !%P'>' adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. engingat cara !%P'>' tersebut sangat rumit dan membutuhkan biaya dan &aktu yang tidak sedikit. %eberapa pusat layanan alergi anak melakukan modiikasi terhadap metode pemeriksaan tersebut. 'hildren >amily 'linic umah Sakit %unda Eakarta melakukan modiikasi dengan melakukan )"liminasi Pro*okasi Makanan Terbuka +eder,ana-. !alam diet sehari-hari dilakukan eliminasi atau dihindari beberapa makanan penyebab alergi selama /-3 minggu. Setelah 3 minggu bila keluhan alergi dan gangguan perilaku menghilang maka dilanjutkan dengan prookasi makanan yang dicurigai. Setelah itu dilakukan diet prookasi $ bahan makanan dalam $ minggu bila timbul gejala dicatat. !isebut sebagai penyebab alergi bila dalam 3 kali prookasi menimbulkan gejala. Penanganan alergi makanan dengan gangguan Spektrum Autisme harus dilakukan secara holistik. %eberapa disiplin ilmu kesehatan anak yang berkaitan harus dilibatkan. %ila perlu harus melibatkan bidang 7eurologi anak, Psikiater anak, umbuh 8embang anak,
banyak tercipta pola dan ariasi pendekatan diet yang dilakukan oleh para ahli dalam menangani alergi makanan dan autisme. %anyak kasus pengendalian alergi makanan tidak berhasil optimal, karena penderita menghindari beberapa penyebab alergi makanan hanya berdasarkan pemeriksaan yang bukan merupakan baku emas atau Gold StandardH. Penanganan autisme dengan disertai adanya alergi makanan haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi makanan. Paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut. Pemberian obat anti alergi, anti jamur dan anti bakteri jangka panjang berarti terdapat kegagalan dalam mengendalikan penyebab alergi makanan.
II. Diagnosis
N
Alergi Makanan yang Di!erantarai Ig"
Adanya antibodi "g< makanan tertentu dapat dideteksi dengan uji kulit Prick (Prick Skin estPS) atau pemeriksaan darah (AS @ adioallergosorbent test) yang mengukur kadar antibodi "g< alergen tertentu di kulit atau darah. Dji kulit Prick sederhana, cepat, dan tidak terlalu mahal, namun harus dilakukan oleh dokter yang terlatih dalam metodologi dan pembacaaninterpretasi hasil, mengingat hasil positi palsu (alse positie) cukup sering. +asil negati pemeriksaan ini cukup dapat dipercaya (jarang terjadi negati palsu). Sedangkan uji AS lebih mahal, dengan keterbatasan jumlah akergen yang dapat diperiksa dalam satu &aktu. +asil pemeriksaan juga baru dapat diperoleh dalam satu minggu. !iagnosis deinitipasti alergi makanan ditegakkan dengan melihat reaksi segera dari pemaparan makanan yang bertahap (graded ood challenge). Pengujian ini tidak boleh dilakukan di rumah, jika ada kecurigaan alergi makanan yang diperantarai oleh "g<. asih ada beberapa teknik lain pengujian terhadap alergi makanan, namun belum memiliki pegangan ilmiah yang diakui, mahal, dan dapat berdampak pada pemantangan terhadap makanan-minuman yang tidak seharusnya. N
Alergi Makanan yang Tidak Di!erantarai Ig"
%elum ada pemeriksaan penunjangdiagnostik spesiik terhadap sindroma hipersensitiitas makanan yang tidak diperantarai "g<. Satu-satunya cara adalah penghindaranpemantangan jenis makanan tertentu, diikuti oleh pemaparan kembali (ood challenge). Penghindaran makanan ini dilakukan dengan penga&asan dokter yang berkompetensi dalam alergi, dan untuk memastikan asupan gizi juga tercukupi.
Pada sindroma campuran "g<non-"g<, uji kulit Prick dapat digunakan.
III. Prognosis
eskipun tidak bisa hilang sepenuhnya, tetapi alergi makanan biasanya akan membaik pada usia tertentu. Setelah usia / tahun biasanya imaturitas saluran cerna akan membaik. Sehingga setelah usia tersebut gangguan saluran cerna karena alergi makanan juga akan ikut berkurang. %ila gangguan saluran cerna akan membaik maka biasanya gangguan perilaku yang terjadipun akan berkurang. Selanjutnya pada usia di atas B atau K tahun alergi makananpun akan berkurang secara bertahap. Perbaikan gejala alergi makanan dengan bertambahnya usia inilah yang menggambarkan bah&a gejala autismepun biasanya akan tampak mulai berkurang sejak periode usia tersebut. eskipun alergi makanan tertentu biasanya akan menetap sampai de&asa, seperti udang, kepiting atau kacang tanah.
I. &onto, Gangguan Alergi Makanan
$. Anailaksis- gangguan tipe $. "stilah ananalaksis (ana * kembali atau berbalikJ ilaksis * proteksi) berasal dari paradoksal ini. eaksi-reaksi pada manusia sudah ditemukan pada a&al abad ini dan tetap merupakan bentuk respon alergi yang timbul paling cepat dan berbahaya. eaksi sistemik akut umumnya timbul setelah penyuntikan antigen kuat (alergen) ke orang yang sangat peka , &alaupun kadang @kadang terjadi dengan menelan agen tersebut. !ahulu, antiserum yang diperoleh dari spesies lain (khususnya kuda) paling sering bertanggung ja&ab atas reaksi-reaksi ini* belakangan ini penyuntikan penisilin serum-A'+, insulin menjadi penyebab utama, dan obat-obatan lain lebih jarang dikaitkan. eaksi-reaksi juga timbul setelah sengatan serangga dan lebih jarang berupa serang oleh makhluk berbisa pada penderita yang sudah disensitisasikan sebelumnya. eaksi sistemik akut umumnya mulai timbul beberapa menit setelah masuknya elergenJ reaksi tipe lambat yang lebih lama dari $ jam sangat jarang terjadi. Pada kepekaan yang ekstrem, penyuntikan alergen dapat menyebabkan reaksi letal atau hampir subletal, disertai respon hebat maksimal yang paling cepat timbul. Crang yang terkena merasakan keadaan tidak tenang, dengan cepat diikuti dengan rasa ringan dikepala, yang mengakibatkan sinkop (kehilangan kesadaran), sering dirasakan gatal ditelapak tangan dan kulit kepala dan dapat mendahului urtikaria dan menutupi sebagian besar kulit. Pembekakan jaringan lokal (angioudema) dapat timbul dalam beberapa menit dan khususnya dapat mengubah bentuk kelopak mata, bibir, lidah, tangan, kaki, dan genetalia. Pembengkakan (udema) uula dan laryn; kurang nyata.
Semua bukti yang berlaku mengesankan bah&a anailaksis baik pada manusia dan he&an melibatkan suatu reaksi alergen muiltiokal yang mendadak dengan "g< spesiik yang terikat-mast sel, disusul oleh respon jaringan yang tersebar luas pada inspeksi tetapi khususnya nyata pada anailksis pada manusia dan dapat menyebabkan kematian karena obstruksi pernapasan. Ddema laryn; menyebabkan rasa haus yang nyata, gangguan onasi, suara napas keras, batuk bernada tinggi. 8esulitan bernapas dapat juga disebabkan oleh penyempitan bronkus, disertai stridor yang mirip sama asma spontan. Semua bukti yang berlaku mengesankan bah&a analaksis baik pada manusia maupun pada he&an melibatkan suatu reaksi allergen multiokal yang mendadak denga "g< spesiik yang terikat-mast sel, disusul oleh respon jaringan yang tersebar luas terhadap zat-zat mediator (misalnya histamine, S-A) yang sudah dilepaskanJ aktor-aktor lain tampak hanya bersiat sekunder. %anyak gambaran respon ini yang berupa urtikaria dapat ditimbulkan oleh penyuntikan agen-agen yang secara langsung melepaskan mast- sel in io, &alaupun tidak oleh histamine parenteral. eaksi-reaksi sistemik terhadap agen tertentu yang disuntikan (misalnya, media kontras sinar O) dapat merupakan contoh pelepasan mediator imonologik seperti itu. Pengobatan anailaksis yang eekti memerlukan pertama, jaminan adanya udara yang paten. Cbserasi yang teliti dan kontinyu adalah penting karna intubasi oroaryn; atau lebih sering trakeostomi mungkin perlu untuk mencegah asiksia oleh udema laryn;. +ipotensi jika parah dan atau lama, yang dapat mengakibatkan kerusakan otak, ginjal atau jantung, hanya merupakan ancaman yang tidak membahayakan. Pada beberapa orang, dapat terjadi reaksi-reaksi sistemik, seperti yang dapat ditimbulkan oleh obat dan serum. Setelah gigitan serangga (lebah dan sebangsanya) dan kadang-kadang lalat kerbau. espon-respon ini kelihatannya diperantarai oleh "g< dan dapat berakhir dengan kematian.
/. Penyakit Atopik Sensitisasi anilaktik pada manusia umumnya memerlukan penyuntikan allergen yang kuat, &alaupun parasit tertentu saluran cerna dan pernapasan juga menimbulkan respon "g< yang menyelok. Selain itu banyak orang yang mempunyai respon "g< spesiik terhadap kontak mukosa ( yaitu dengan inhalasi atau menelan) denga bahan-bahan yang sama sekali tidak berbahaya termasuk makanan, tepung sari, dan bahan yang berasal dari he&an. Adanya "g< alergen spesiik yang terikat pada jaringan dapat dibuktikan dengan mudah dengan melakukan tes kulit dan melihat timbulnya kemerahan lokal (eritema) dalam B sampai $B menit sering disertai rasa gatal ditengahnya. Sebagian orang yang mudah disensitikasi terhadap respon tipe $ (dengan perantaraan "g<) seperti ini bila mukosanya terkena "g<, juga menunjukkan satu atau lebih yang berkaitan, jenis yang paling sering dijumpai rhinitis alergika, asma alergika (ekstrinsik), dan dermatitis atropik. Alergi makanan dapat juga mempengaruhi organ-organ yang jauh termasuk kulit dan bronkus, keadaan seperti ini sering disebut penyakit atopik dan predisposisi yang mempermudah timbulnya penyakit atopik
yang disebut atopi. !asar patoisiologi atopi belum jelas seluruhnya, namun pembentukan "g< yang menyolok dari mukosa yang terkena alergen kelihatannya merupakan penyebab utama. Antibodi "g< yang terikat pada jaringan, yang terbentuk dengan cara ini sering disebut reagen atopik.
3. hinitis Alegi Alergi hidung adalah keadaan atopik yang paling sering dijumpai, yang merupakan /1 2 penyakit anak-anak tertentu dan populasi de&asa-muda di Amerika Dtara dan
Dsaha untuk mengurangi kontak dengan alergen.
/.
Pengobatan supresi untuk mengurangi gejala-gejala secara nonspesiik.
3. +oposentisasi khusus untuk mengurangi respon terhadapo alergen yang tidak dapat dihindari. indakan penghindaran adalah paling mudah dilakukan untuk alergen yang berhubungan dengan rumah tangga dan pekerjaaan, seperrti debu, dalam rumah, zat yang berasal dari he&an dan hasil-hasil pertanian.
DAFTA/ PU+TA(A
Ariianto.&&&.sehatgroup.&eb.idguidelinesisiGuide.aspguide"!M3$ diunduh pada tanggal 3 September /11 Eudar&anto,:idodo.&&&.gizi.netmakalahdo&nloadalergi2/1autisme.pd diunduh pada bulan September /11B Eudar&anto, :idodo.&&&.childrenallergyclinic.&ordpress.com/11513/Balergimakanan-komplikasi-dan-permasalahannya diunduh pada tanggal /B maret /115 Price, Sylia Anderson. $551. 8onsep 8linik Proses-Proses Penyakit. Eakarta * 8edokteran