LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KESUBURAN, PEMUPUKAN, PEMUPUKAN, DAN KESEHATAN TANAH PUTK DAN PUTS
Disusun oleh: 1. Rahmi Tsania W.
(14546)
2. Anggi Adi P.
(14716)
3. Nur Lailatul F.
(14822)
4. Alka Arisma
(14828)
5. Fitria Khoirun Nisa
(14830)
Gol. / Kel.
: B1 sore / 4
Asisten
: Wisnu Tirto Aji
LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH DEPARTEMEN DEPARTEMEN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2017
ACARA XI PUTK DAN PUTS
Abstrak Praktikum acara IV Mikroorganisme Lokal dilaksanakan pada Senin, 13 November 2017 di Laboratorium Laboratorium Kimia Dan Kesuburan Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanias, Universitas Gadjah Mada Gedung A2b l t. 1. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) merupakan alat bantu penetapan kadar hara P, K, dan bahan organik serta kebutuhan kapur di lapang untuk lahan kering yang disusun oleh Tim Peneliti Uji Tanah Balai Penelitian Tanah sedangkan PUTS merupakan alat bantu analisis kadar hara tanah secara kualitatif untuk menentukan status hara N, P, K, dan pH tanah di lapangan secara cepat, murah, mudah dan akurat. Sampel tanah yang akan diuji akan mudah untuk ditentukan
kandungannya dengan seperangkat alat ekstraksi yang telah ada dalam kemasan PUTK maupun PUTS, sehingga tanah tidak perlu dibawa ke laboratorium dan langsung dapat diketahui di lapangan. PUTK dan PUTS juga dilengkapi dengan buku panduan untuk memudahkan penggunaannya. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengembangan lahan pertanian perlu adanya penelitian untuk mengetahui sifat-sifat dan keadaan tanah. Analisis tanah memberikan data sifat fisika dan kimia serta status unsur hara di dalam tanah. Selain untuk uji tanah, analisis tanah juga diperlukan untuk klasifikasi tanah dan evaluasi lahan. Uji tanah digunakan dalam penelitian kesuburan agar dapat memberikan rekomendasi pemupukan yang efektif dan efisien . Tanah adalah benda alami di permukaan bumi yang terbentuk dari bahan induk tanah(bahan organik dan atau bahan mineral) oleh proses pembentukan tanah dari interaksi faktor-faktor iklim, relief/ bentuk wilayah, organisma
(mikro-makro)
dan
waktu,
tersusun
dari
bahan padatan (organik dan anorganik). Dalam kehidupan sehari-hari seringkali penetapan kandungan hara, PH tanah dan suhu
dalam tanah membutuhkan waktu yang lama dan perlu analisis di
laboratorium untuk mendapatkan data kandungan hara yang akurat , berangkat dari masalah tersebut maka diberikan suatu inovasi yaitu seperangkat alat PUTK( perangkat uji tanah kering ) dan PUTS ( perangkat uji tanah sawah) yang sangat membantu kegiatan untuk mengetahui kandungan hara pada lahan kering dan lahan
sawah secara mudah, cepat , dan akurat di lapangan secara langsung dengan menggunakan alat uji PUTK dan PUTS yang terdapat khemikalia yang membantu proses pengujian lahan. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan
pupuk
dan kapur
secara
efisien,
rasional
dan
menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. B. Tujuan
1. Mengetahui kadar hara pada lahan kering dengan cepat , akurat , mudah dan murah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan
suatu lapisan
atas permukaan bumi
yang terdiri
atas campuran dari pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Akibat pengaruh cuaca tersebut sehingga jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk dan mineral-mineralnya terurai sehingga kemudian membentuk tanah yang subur (Saridevi, 2013). Sedangkan menurut Waluyaningsih dalam Tolaka (2013), Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi cukup penting dalam kelangsungan hidup mahluk hidup serta sebagai suatu tempat atau ekosistem makhuk hidup itu sendiri. Penurunan fungsi tanah dapat menyebabkan terganggunya ekosistem di sekitar termasuk juga mikroorganisme dalam tanah dan manusia. Tanah pada lingkungan yang berbeda memiliki sifat fisi k, biologi maupaun kimia yang berbeda. Keadaan fisik tanah yang cukup baik umumnya dapat memperbaiki lingkungan untuk perakaran tanaman dan secara tidak langsung memudahkan penyerapan unsur hara sehingga relatif menguntungkan bagi proses pertumbuhan tanaman (Marshal et al., 1996). Rekomendasi pemupukan berimbang harus berdasarkan penilaian status hara yang berada di dalam tanah serta kebutuhan tanaman terhadap suatu unsur hara agar pemupukan dapat efektif dan efisien. Pemupukan yang berimbang tidak harus memberikan semua unsur hara makro maupun unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, akan tetapi memberikan unsur hara tertentu yang jumlah atau keberadaannya di tanah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Penambahan hara yang sudah cukup tersedia bagi tanaman akan dapat menyebabkan masalah pencemaran lingkungan (tanah dan perairan), terlebih apa bila status hara dalam tanah sudah sangat tinggi (Jordan‐Meille et al., 2012). Penerapan pemupukan yang berimbang berdasarkan uji tanah memerlukan data analisis tanah. Data analisis dihasilkan dari proses menganalisis tanah sesuai dengan kondisinya yang nantinya juga akan mempengaruhi uji apa yang akan dilakukan pada tanah tersebut. Jenis tanah kering dan tanah sawah memeiliki karakteristik yang berbeda. Rekomendasi pemupukan pada tanaman yang dibudidayakan pada lahan tersebut akan lebih baik apabila didahului dengan
analisis tanah. Analisis pada tanah kering dapat dilakukan dengan alat uji tanah untuk skala penlitian di lapangan yaitu PUTK untuk analisis pada tanah ke ring dan PUTS untuk analisis pada tanah sawah. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) merupakan alat bantu peneta pan kadar hara P, K, dan bahan organik serta kebutuhan kapur di lapang untuk lahan kering yang disusun oleh Tim Peneliti Uji Tanah Balai Penelitian Tanah. Metode ekstraksi yang digunakan, dikembangkan agar dapat mencerminkan status hara tersedia bagi tanaman serta kadar aluminium tersedia di lahan kering. Alat ini dirancang dan dikemas sedemikian rupa agar mudah dibawa, sederhana pengerjaannya, hasilnya dapat diamati dalam beberapa menit serta menghasilkan ketelitian pengukuran yang relatif tinggi. Hasil analisis Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) yang bersifat kualitatif merupakan hasil korelasi analisis laboratorium dengan hasil penelitian kalibrasi uji tanah di lapang agar mempunyai makna agronomis dan dapat digunakan untuk menetapkan rekomendasi pupuk dan kebutuhan kapur, serta tingkat ketersediaan bahan organik tanah. Dalam penetapan tingkat ketersediaan hara N didekati dengan penetapan kadar bahan organik, sedangkan dalam penetapan kadar P, K, pH dan kebutuhan kapur dengan modifikasi pengekstrak baik konsentrasi, cara pengocokan dan waktu untuk penetapan hasil yang cepat. Dalam penetapan sifat kimia tanah seperti P, K, Bahan Organik dan kebutuhan kapur di laboratorium kimia tanah memerlukan waktu cukup lama serta mahal karena melalui tahapan yang baku seperti persiapan contoh (dikeringkan dan dihaluskan hingga diamater < 2 mm), dapat mengekstrak berbagai bentuk ketersediaan hara dalam tanah (terfiksasi, tererap lemah, atau yang ada dalam larutan tanah) menggunakan berbagai metode analisis, serta menggunakan peralatan yang cukup rumit seperti AAS atau spektrofotometer untuk pengukuran contoh yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi (Nurjaya and D. Setyorini, 2011). Satu set Perangkat Uji Tanah Kering dikemas dalam satu tas dengan ukuran panjang 33 cm, lebar 15,5 cm dan tinggi 17 cm. Perkiraan berat setelah diisi peraksi sekitar + 3 kg sehingga memudahkan untuk dibawa ke lapangan. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) terdiri dari satu set alat dan bahan kimia untuk analisis kadar hara tanah lahan kering, yang dapat digunakan di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah dan cukup akurat. PUTK ini dirancang untuk mengukur kadar P, K,
bahan organik, pH tanah dan kebutuhan kapur. Satu paket kemasan PUTK terdiri dari : (a) satu set larutan ekstraksi untuk penetapan P, K, bahan organik, pH dan kebutuhan kapur, (b) peralatan pendukung, (c) bagan warna P dan pH tanah; bagan K, kebutuhan kapur dan bahan organik tanah, s erta (e) buku petunjuk penggunaan. PUTK ini dapat digunakan untuk analisa contoh tanah sebanyak ± 50 sampel. Jika dirawat dan ditutup rapat segera setelah dipergunakan maka masa kadaluarsa bahan kimia yang ada dalam PUTK ini berkisar 1-1,5 tahun dari pertama kali kemasan dibuka (Nurjaya dan Setyorini, 2011). Secara umum PUTK ini dapat digunakan untuk penilaian status kesuburan tanah lahan kering secara cepat. Tanah lahan kering umumnya mempunyai kandungan hara P, K, C-organik rendah dan pH t anah masam yang penyebarannya cukup luas terutama di luar Jawa didominasi oleh Ultisols dan Oxisols. Upaya pelestarian produktivitas lahan ini lebih berat dibandingkan tanah lahan kering di dataran tinggi dengan bahan induk volkan yang umumnya berstatus hara tinggi. Manfaat secara khusus adalah pemberian rekomendasi pupuk P, K, bahan organik dan kapur untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo dapat lebih tepat dan efisien sehingga diperoleh penghematan pupuk serta menghindari pencemaran lingkungan dari badan air (nitrat) dan dalam tanah (logam berat dari pupuk). Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah dengan PUTK dapat menghemat pemakaian pupuk secara nasional dan devisa negara. Jumlah pupuk yang diberikan untuk masingmasing kelas status hara tanah berbeda sesuai kebutuhan tanaman (Nurjaya dan Setyorini, 2011). Perangkat uji tanah sawah (PUTS) terdiri dari satu set alat dan bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengaanalisis kadar hara dalalm tanah. Alat tersebut dapat digunakan dilapangan dengan cara yang relative lebih cepat, mudah, murah dan cukup akurat. PUTS dirancang untuk mengukur kadar N, P, dan K dan pH tanah. Hasil pengukuran kadar hara N, P, K tanah dengan PUTS dikategorikan menjadi 3 kelas status hara yang mengacu pada hasil penelitian uji tanah, yaitu, status rendah (R) , sedang (S), dan tinggi (T). PUTS merupakan alat penyederhana yang digunakan untuk menganalisis tanah secara sederhana tanpa dilakukan di laboratorium yang didasarkan pada hasil penelitian uji tanah. Bentuk hara yang dapat diekstrak dengan PUTK untuk nitrogen adalah N-NO 3- dan N-NH4+, untuk
fosfat bentuk orthophosphate yaitu PO 43-, HPO42-, dan H2PO4- dan untuk kalium adalah K + (Litbang Pertanian, 2017). PUTS merupakan alat bantu analisis kadar hara ta nah secara kualitatif untuk menentukan status hara N, P, K, dan pH tanah di lapangan secara cepat, murah, mudah dan akurat. Perangkat uji cepat ini berupa alat pengukur status hara N, P, K, & pH tanah dan cairan formula kimia berdasarkan kolori-metri/ (pewarnaan). Prinsip kerja PUTS adalah mengekstrak hara N, P, K tersedia dalam tanah, mengukur hara tersedia dengan bagan warna, dan menentukan rekomendasi pupuk padi
sawah.
PUTS
ini
merupakan
sarana
pendukung
Permentan
No
40/SR.140/04/2007 tentang rekomendasi pemupukan padi sawah spesifik lokasi (Litbang Pertanian, 2017). Keunggulan PUTS adalah sebagai perangkat uji untuk mengukur status hara N, P, K & pH tanah sawah secara cepat dan mudah, serta menentukan kebutuhan dan rekomendasi pemupukkannya. Hasil pengujian dapat langsung diketahui saat itu juga. Kemasan elegan, mudah dibawa, praktis, dan dapat diisi ulang (re-fill ) Alat ini potensial untuk dapat digunakan secara praktis oleh petugas lapang, penyuluh pertanian dan kelompok tani di lapang agar dalam merencanakan jumlah pupuk yang harus diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan tanaman padi s awah. Selain itu, potensial dikerjasamakan untuk dapat dimanfaatkan dengan oleh Direktorat Jenderal teknis, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha bidang pertanian (Litbang Pertanian, 2017).
III. METODOLOGI
Praktikum acara XI PUTK dan PUTS dilaksanaka n pada Senin, 13 November 2017 di Laboratorium Laboratorium Kimia Dan Kesuburan Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanias, Universitas Gadjah Mada Gedung A2b lt. 1. Alat-alat yang diperlukan yaitu satu set Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan satu set Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Sedangkan bahannya yaitu sampel tanah kering alfisol. Pertama-tama, dilakukan uji kadar K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur menggunakan PUTK sesuai dengan langkah-langkah yang tertera di petunjuk penggunaan PUTK. Hasil dari setiap pengujian lalu dicatat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil uji PUTK dan PUTS di laboratorium, didapatkan bahwa sampel tanah alfisol yang diamati memiliki kandungan sebagai berikut: Tabel 11.1 Kandungan Sampel Alfisol yang Diuji dengan PUTK Uji
Status
Rekomendasi pupuk
K
Rendah
C-Organik
Rendah
pH
Agak masam Ph 5-6
Kebutuhan kapur
<4
Rekomendasi pupuk kedelai sebesar 1000 kg/ha dan jagung 500 kg/ha
B. Pembahasan
Perangkat uji tanah kering (PUTK) adalah adalah suatu alat untuk analisis kadar hara tanah lahan kering, yang dapat digunakan dilapangan dengan cepat, mudah, murah dan cukup akurat. PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C organic, pH dan kebutuhan kapur. Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P, dan K tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan P dan pH dengan metode kolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis P dan K tanah selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K spesifik lokasi untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo.Satu Unit Perangkat Uji Tanah Kering terdiri dari: (1) satu paket bahan kimia dan alat untuk penetapan P, K, bahan organik, pH, dan kebutuhan kapur, (2) bagan warna P dan pH tanah; bagan K, kebutuhan kapur dan C-organik tanah, (3) Buku Petunjuk Penggunaan PUTK serta Rekomendasi Pupuk untuk jagung, kedelai dan padi gogo. Perangkat uji tanah sawah (PUTS) adalah suatu alat untuk analisis kadar hara tanah sawah, yang dapat digunakan dilapangan dengan cepat, mudah, murah dan
cukup
akurat.
PUTS
dibuat
untuk
medukung
(Permentan)
No.40/SR.140/04/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi sebagai acuan pemupukan berimbang. PUTS merupakan alat bantu analisis kadar hara tanah N, P, K, dan pH tanah sawah digunakan di lapangan dengan cepat, mudah dan murah, serta akurat. Manfaat PUTS: 1) Mengukur status hara N, P, K, dan pH tanah sawah secara cepat dan mudah. 2) Dasar penentuan dosis rekomendasi pupuk N, P, K dan pH tanah sawah, dan 3) Menghemat penggunaan pupuk, meningkatkan pendapatan petani dan menekan pencemaran lingkungan. Satu unit perangkat uji tanah sawah terdiri atas, satu paket bahan kimia dan alat untuk ekstraksi kadar P, K dan pH, bagan warna untuk penetapan kadar pH, P, dan K, Buku Petunjuk Penggunaan dan Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah, dan Bagan Warna Daun (BWD) untuk menetapkan takaran pupuk urea (Basri, 2011). Prinsip kerja: 1) Mengekstrak hara N, P, dan K tersedia dalam tanah. 2) Mengukur hara tersedia dengan bagan warna, dan 3) Menentukan rekomendasi pupuk padi sawah. PUTS ini merupakan pen yederhanaan dari pekerjaan analisa tanah di laboratorium yang didasarkan pada hasil penelitian uji tanah (Subiksa et al., 2012). Penggunaan PUTS dapat dilakukan untuk menentukan
status hara tanah sawah dan rekomendasi pupuk sesuai dengan
kebutuhan tanaman (Setiyorini et all.,2007). Permadi dan Yati (2015) mengatakan bahwa dengan adanya kelas status hara yang dikatagorikan rendah, sedang, dan tinggi itu dapat memberikan informasi khusus tentang respon hasil yang diharapkan sebagai berikut :
Kelas status hara rendah mengidikasikan kebutuhan pupuk yang lebih banyak, respon pemupukan tinggi, tanpa pupuk gejala kahat akan muncul, pertumbuhan tanaman tanpa pupuk tidak normal, kemungkinan mati kecil meskipun tidak berbuah.
Kelas status hara sedang menunjukkan kebutuhan hara sedang, respon pemupukan sedang, tanpa pupuk pertumbuhan tanaman kurang normal, gejala kahat tidak muncul, dan produksi rendah.
Kelas status hara tinggi memerlukan pupukyang sedikit, respon pemupukan rendah, tambahan pupuk hanya untuk pemeliharaan kesuburan tanah. Berdasarkan hasil pengujian PUTK sampel tanah alfisol di laboratorium
didapatkan hasil bahwa kandungan unsur K pada sampel tanah sawah yang diuji
adalah rendah. Kandungan unsur hara tanaman seperti K pada tanah alfisol umumnya memang rendah (Sarief, 1985). Dengan kandungan unsur K yang rendah maka dapat direkomendasikan pemupukan KCl 100 kg/ha untuk jagung, 150 kg/ha untuk kedelai, dan untuk padi gogo 100 kg/ha. Pengukuran C-Organik pada tanah sampel tanah alfisol diketahui berstatus rendah karena banyaknya busa yang ada pada tabung reaksi <3cm. Dengan kandungan C-Organik yang rendah, maka dapat direkomendasikan pemupukan sebesar 2 ton/ha untuk memperbanyak dan menambah kandungan C-Organik yang rendah tersebut. Selain itu, rekomendasi yang bisa dilakukan adalah penambahan pupuk kandang atau bahan organik secara teratur dapat meningkatkan C organik tanah yang berguna memperbaiki kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah, serta sebagai sumber unsur hara makro dan mikro (Balitbang, 2011). Pengukuran pH tanah pada sampel tanah alfisol adalah diketahui pH tanah tersebut adalah pH agak masam (Ph 5-6). pH tanah yang agak netral tersebut menandakan kondisi tanah yang agak subur. Dengan pH tanah yang agak masam tersebut maka dapat dilakukan rekomendasi untuk pengolahan tanah adalah dengan system drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea. Drainase konvensional adalah upaya membuang atau mengalirkan air yang berlebihan ke sungai secepat-cepatnya. Pengukuran kebutuhan kapur pada sampel tanah alfisol adalah diketahui berstatus <4, sehingga rekomendasi pemupukan yang bisa dilakukan adalah untuk kedelai 1000kg/ha dan untuk jagung 500 kg/ha. Pada pengujian PUTK tidak dilakukan pengujian N hal tersebut dikarenakan pada lahan yang kering unsur-unsur N dalam tanah akan menguap ke udara. Dibandingkan dengan unsur lain, unsur N mudah bergerak (mobile) dan mudah berubah bentuk menjadi gas dan unsur lain serta hilang melalui penguapan (volatilisasi) dan pencucian (leaching). Dan pada PUTS tidak dilakukan pengujian C-Organik hal tersebut dikarenakan pada tanah sawah kandungan-kandungan bahan organic terlindi pada saat penggenangan. Dengan adanya alat PUTK dan PUTS, petani tidak perlu bingung untuk mempertanyakan kesuburan tanah pada lahannya. Aplikasi PUTK dan PUTS yang cukup mudah bisa menjadi jalan bagi petani untuk melakukan rekomendasi pemupukan yang efektif dan berimbang. PUTK dan PUTS sudah dilengkapi dengan
buku panduan dan set perangkat uji sehingga ketika petani menggunakan untuk menguji kandungan tanah guna untuk mengetahui kesuburan tanah pada lahannya tidak mengalami kesulitan. Praktek penggunaan PUTS dan PUTK tidak harus di laboratorium, karena kelebihan dari alat PUTK dan PUTS adalah cepat, mudah, dan akurat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PUTK dan PUTS adalah alat analisis kadar hara tanah l ahan kering dengan cepat, mudah, murah, dan cukup akurat. Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P, K, C-organik, pH, dan kebutuhan kapur, sedangkan prinsip kerja PUTS adalah mengukur N, P, K, dan pH tanah. Sampel tanah yang akan diuji akan mudah untuk ditentukan kandungannya dengan seperangkat alat ekstraksi yang telah ada dalam kemasan PUTK maupun PUTS, sehingga tanah tidak perlu dibawa ke laboratorium dan langsung dapat diketahui di lapangan. Buku panduan yang terdapat di dalam masing-masing kemasan memudahkan untuk menggunakan alat dan menguji sampel tanah, kemudian juga terdapat anjuran pemupukan saat lahan tersebut kekurangan suatu unsur hara. B. Saran
Asisten sudah menerangkan dengan jelas langkah-la ngkahnya, hanya saja peralatan uji PUTK dan PUTSnya tidak lengkap. Mungkin bisa dilakukan pembaharuan alat agar semua praktikan dapat mempraktikkan semua alat yang seharusnya ada.
Daftar Pustaka
Anonim.
2012.
Perangkat
Uji
Cepat
untuk
Tanah
Sawah
(PUTS).
. Diakses pada 24 November 2017 pukul 16.45 WIB Arifin, M. 2010. Kajian Sifatfisiktanahdan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Pertanian Mapeta, 12 (2): 111. Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian.
2011
, diakses pada hari Rabu tanggal 22 November 2017 pukul 22.18 WIB. Basri AB. 2011.
Perangkat uji tanah sawah (PUTS) untuk rekomendasi
pemupukan. Serambi Pertanian 5(1) Fiana, Y., D.N. Purwantiningdyah, dan M. Rizal. 2015. Kajian teknologi pemupukan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman jeruk keprok Borneo Prima di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Masy Biodiv Indon, 1(2): 320-322. Jordan‐Meille, L., Rubæk, G.H., Ehlert, P.A.I., Genot, V., Hofman, G., Goulding, K., Recknagel, J., Provolo, G. and Barraclough, P., 2012. An overview of fertilizer ‐P recommendations in Europe: soil testing, calibration and fertilizer recommendations. Soil Use and Management , 28(4): 419-435. Marshall, T. J., J. W. Holmes, C. W. Rose. 1996. Soil Physics Thrid Edition. Cambridge University Press. Cambridge. Nurjaya and D. Setyorini. 2011. Penetapan Rekomendasi Pemupukan Dengan PUTK (Perangkat Uji Tanah Lahan Kering). AgroinovasI Edisi 6-12 Juli 2011 No.3413 Tahun XLI. Badan Litbang Pertanian. Sarief, E. S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
Setyorini
dan
Nurjana.
2007.
Perangkat
Uji
Tanah
Kering.
, diakses pada hari Rabu tanggal 22 November 2017 pukul 19.27 WIB. Setyorini. D., Nurjaya., Widowati. L. R., Kasno. A., 2011. Perangkat Uji Tanah Kering. Agro Inovasi. Bogor Subiksa, IGM., R.W. Ladiyani, dan D. Setyorini. 2012. Perangkat Uji Tanah Sawah. Balai Penelitian Tanah, Bogor. Supangat A.B., Supriono H., S. Putu., dan Poedjirahardjoe. E, 2013. Status Kesuburan Tanah Dibawah Tegakan Evcalyptus Pellita F. Muell. Studi Kasus di HPHTI P.T Arara Abadi, Riau. Manusia dan Lingkungan. 20 (1): 22-34. Tolaka, W., Wardah, dan Rahmawati. 2013. Sifat fisik tanah pada hutan primer, agroforestri dan kebun kakao di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Warta Rimba 1(1): 1-2.
Lampiran
Gambar 11.1 Hasil Uji nilai pH Alfisol Menggunakan PUTK
Gambar 11.1 Perangkat Uji nilai pH Alfisol Menggunakan PUTK