BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian PPOK
PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi patofisiologi utamanya utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005) ETIOLOGI Secara keseluruhan penyebab terjadinya PPOK tergantung dari jumlah partikel gas yang dihirup oleh seorang individu selama hidupnya. Partikel gas ini termasuk : 1. asap rokok a. perokok aktif b. perokok pasif 2. polusi udara a. polusi di dalam ruangan- asap rokok - asap kompor b. polusi di di luar ruanganruangan- gas buang buang kendaraan kendaraan bermotorbermotor- debu jalanan jalanan 3.polusi di tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas beracun) a. infeksi saluran nafas bawah berulang Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, bernapas, penderita penderita asma asma juga bisa bisa mengalami mengalami gejala gejala lain seperti nyeri nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua. Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia. Komplikasi asma Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi: - Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi). - Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan. - Tubuh sering terasa lelah. - Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak. - Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal). - Pneumonia. - Gagal pernapasan. - Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru. - Kematian.
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular paru-paru yang yang disebabkan disebabkan oleh hasil hasil Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis. tuberculosis. Penyakit Penyakit ini ditularkan ditularkan dari penderita TB aktif yang yang batuk dan mengeluarkan mengeluarkan titik-titik titik-titik kecil kecil air liur dan dan terinhalasi terinhalasi oleh oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini. Risiko Komplikasi Tuberkulosis Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan berpotensi mengancam jiwa pengidap. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah: - Nyeri tulang punggung. - Meningitis. - Kerusakan sendi. - Gangguan hati, ginjal, atau jantung. B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan deskripsi riwayat kesehatan 2. Mendiskusikanpemeriksaandiagnostik 3. Mendiskusikanpenatalaksanaanobatdantindakan medis yangdilakukan 4. Mengidentifikasipenatalaksanaan diet 5. Menentukandiagnosakeperawatan Menentukandiagnos akeperawatan yang munculpadakasus menurut NANDA 6. Menentukantujuanperawatan (NOC) setiapdiagnosakeperawatan yang muncul 7. Merancangintervensikeperawatan yang sesuai (NIC) 8. menjelaskanrasionalintervensi yang dirancang
C. Tujuan 1. Mahasiswa Mampu Memahami Diagnosa dari Kasus Tersebut 2. Mahasiswa Mampu Mendiskusikan penatalaksanaan obat dan tindakan medis yang dilakukan 3. Mahasiswa Mampu Merancang perencanaaan keperawatan yang sesuai (NIC) 4. Mahasiswa Mampu menjelaskan rasional intervensi yang dirancang 5. Mahasiswa Mampu Mendiskusikan pemeriksaan diagnostik
BAB II PEMBAHASAN
KASUS SATU : PPOK 1.
Identitas Klien
Nama
:
Tn. D
Umur
:
69 tahun
Agama
:
Islam
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Pendidikan
:
SMP
Pekerjaan
:
-
Suku/Bangsa
:
Sunda/Indonesia Sunda/Indon esia
Status Perkawinan
:
Menikah
Tanggal masuk RS
:
23 Juni 2014
Tanggal Pengkajian Pengkajian
:
25 Juni 2014
No. Medrec
:
10006995
Diagnosa Medis
:
PPOK(Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
Alamat
:
Jl. Pelindung Hewan gang sasayuda
Rt 01/Rw 06
Astana anyar Bandung 2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan Utama
:
sesak nafas
b. Riwayat Kesehata Kesehatan n Sekarang Sekarang Tn.D mengeluh sesak nafas yang berat sejak 3 bulan yang lalu, keluhan dirasakan semakin berat, walaupun aktivitas ringan seperti memakai baju terkadang sampai tak sadarkan diri, tak ada bunyi mengi, keluhan disertai batuk berdahak putih kental yang dirasakan semakin parah, Tn.D telah berobat ke puskesmas dan diberikan amoksislin dan 2 obat lainnya ( warna putih bulat & kuning diminum 3x/ hari ) Tn.D merasakan sesak sejak tahun 1983. klien diketahui sebagai penderita PPOK, tetapi tidak pernah berobat kecuali jika keluhan memburuk. Tn.D merupakan perokok aktif selama 40 tahun, 2-3 batang seharinya, berhenti sejak 3 tahun yang lalu. Tn.D bekerja didalam ruangan tertutup di daerah pemukiman yang padat. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 juni 2014 Tn.D mengeluh sesak nafas, sesak dirasakan bertambah bila Tn.D beraktivitas, contohnya bila klien kekamar mandi
dan berkurang bila T.D beristirahat dengan posisi semi fowler. Tn.D mengtakan mengtakan nyeri seperti benda tumpul, seperti yang ditimpa atau ada yang menjepit di bagian saluran pernafasannya sehingga berat untuk bernafas. Sesak dirasakan disebelah dada dan tidak menyebar, skala sesak 3 dari (1-4), sesak timbul bila berjalan 100 m atau setelah beberapa menit, sesak dirasakan sewaktu-waktu dengan frekuensi hilang timbul. c.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Tn.D mengatakan bahwa keluhan sesak seperti sekarang pernah dialaminya sejak tahun 1983, menurut pengakuan Tn.D pernah dirawat sebelumnya dengan keluhan yang sama. d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan Tn.D ayahnya mempunyai penyakit yang serupa dengannya, dan sudah meninggal karena penyakit tersebut. Dikeluarga Tn.D tidak ada yang menderita penyakit keturunan keturunan seperti seperti DM, DM, hipertensi, hipertensi, jantung. jantung. 3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum
1. Kesadaran 2. Penampilan
: Compos mentis : Bersih
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah
: 180/80 mmHg
Nadi
: 89x/menit
Respirasi
: 28x/menit
Suhu
: 36,2°C
Berat badan sebelum sakit
: 54 kg
Berat badan sesudah sakit
: 43 kg
Lingkar lengan atas
: 20 cm
Tinggi Badan
: 150 cm
g. Sistem Pernafasan
Pada saat di inspeksi bentuk hidung simetris, hidung klien terlihat bersih terpasang binasal canul 2 liter/menit, liter/menit, mukosa hidung lembab, terdapat pernafasan pernafasan cuping hidung, adanya retraksi sternal, tidak tampak adanya kelainan bentuk dada, perbandingan AP:T 1 :2 pada saat dipalpasi tidak terdapat edema, pengembangan pengembangan dada simetris, vocal premitus sama antara kiri dan kanan pada saat klien mengatakan ”tuzuh puluh tuzuh”, pada saat di perkusi
suara paru kanan dan paru kiri terdengar resonan, saat di auskultasi terdapat suara nafas ronkhi di daerahbronkialdan wheezing.
3. Data Penunjang
a. Labolatorium tanggal 24-06-2014 No 1.
2.
Jenis Pemeriksaan Hematologi Laju endap darah
Hasil
Nilai rujukan
20
Lain-lain Analisa gas darah PH PCO2 PO2 HCO3 TCO2 Base excess Satuan O2
7,431 38,5 54,7 25,1 26,2 1,5 88,5
0-15
mm/jam
7,34-7,44 35-45 69-116 22-26 22-29 (-2)-(+3) 95-98
mmHg mmHg MEq/L Mmo/L MEq/L %
PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Thorax foto tanggal 22-06-2014
- cor tidak membesar, klasifikasi aorta - sinuses normal, diafragma mendatar - Pulmo : - Hili normal - corakan bronkhovaskuler berkurang di ⅓ leteral - tampak bercak lunak dilapang tengah & bawah paru kanan Kesan : - TB paru lama curiga aktif - emfisema pulmonum - atherosclerosis aorta
B. Terapi obat
Ceftazidim
3x1 gr
Dexamethasone 2x1 amp
10 10
18
02
18
02
22
Nebulizer:combivent
3x/hari
Aminophilin
3x1 amp drip glukosa5 %
-
infusglukosa5% 20 gtt/menit
10
Satuan
-
O2 dengan nasal canul 2 liter/ menit
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Pasien mengeluh sesak napas
2. Deskripsi riwayat sekarang : Pasien mengeluh sesak nafas, sesak dirasakan bertambah bila beraktivitas, contohnya bila pasien kekamar mandi dan berkurang bila pasien beristirahat dengan posisi semi fowler. Pasien mengatakan nyeri seperti benda tumpul, seperti ditimpa atau ada yang menjepit di bagian pernafasannya sehingga berat untuk bernafas. Sesak dirasakan disebelah dada dan tidak menyebar, sekala sesak 3 dari ( 1-4 ), sesak timbul bila berjalan 100m/setealh beberapa menit, sesak dirasakan sewaktu – waktu dengan frekuensi hilang timbul
3. Alasan Masuk RS : Keluhan pasien dirasakan semakin berat, walaupun aktivitas ringan seperti memakai baju terkadang sampai tak sadarkan diri, taka da bunyi mengi, keluhan disertai batuk berdahak putih kental yang dirasakan semakin parah
4. Deskripsi Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien merasakan sesak sejak tahun 1983, pasien diketahui sebagai penderita PPOK, tetapi tidak pernah berobat kecuali jika keluhan memburuk
5. Deskripsi Riwayat Kesehatan Keluarga : Ayah pasien mempunyai penyakit sesak dan sudah meninggal karena penyakit tersebut.
6. Pengobatan yang dijalani sebelum dirawat atau yang rutin dikonsumsi hingga saat ini : Pasien telah berobat ke puskesmas dan diberikan Amoxcilin dan 2 obat lainnya ( warna putih bulat dan kuning diminum 3x/hari )
PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM
Tanggal
Nama
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
20
0-15
mm/jam
Pemeriksaan 24-062014
1. Hematologi Laju endap darah 2. Analisa darah
gas
-
PH PCO2 PO2 HCO3 TCO2 Base excess Satuan O2
7,431
7,34-7,44
38,5
35-34
mmHg
54,7
69-116
mmHg
25,1
22-26
MEq/L
26,2
22-29
Mmo/L
1,5
(-2)-(+3)
MEq/L
88,5
95-98
%
PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Thorax foto tanggal 22-06-2014
- cor tidak membesar, klasifikasi aorta - sinuses normal, diafragma mendatar - Pulmo : - Hili normal - corakan bronkhovaskuler berkurang di ⅓ leteral - tampak bercak lunak dilapang tengah & bawah paru kanan Kesan :
- TB paru lama curiga aktif - emfisema pulmonum - atherosclerosis aorta
Terapi obat
Ceftazidim
3x1 gr
10
18
Dexamethasone
2x1 amp
10
22
10
18
Nebulizer:combivent 3x/hari Aminophilin
3x1 amp drip glukosa5 %
-
infusglukosa5% 20 gtt/menit
-
O2 dengan nasal canul 2 liter/ menit
02
02
Penatalaksanaan diet
-
Asupan energi cukup disesuaikan dengan kebutuhan 2.103,09 kkal. Protein 15 %,yaitu 78,9 gr. Asupan Karbohidrat dikurangi menjadi 45 % dari total kebutuhan, yaitu 236.6 gr untuk mengurangi sesak napas. Lemak tinggi 40% dari total kebutuhan, yaitu 93,5 gr lemak jenuh < 10 % → Resporatory Quontient (RQ) rendah. Cairan diberikan cukup 4cc/kg BB/hari yaitu ± 2000 cc atau 2 liter / hari Pola makan dengan memperhatikan prinsip PKTS ( porsi kecil tapi sering) 3 kali utama, 2 kali selingan. Pemberian makanan diberikan secara oral dan lunak karena tingkat kesadaran pasien composmentis (baik). Bentuk makanan lunak untuk mengurangi kerja usus, untuk mengurangi inflamasi yang berlebih Jangan berikan makanan yang terlalu manis, goreng-gorengan, dan terlalu asin (merangsang lambung) Hindari makanan yang bersantan kental. Hindari makanan yang berbumbu tajam/ merangsang lambung. Hindari teknik memasak dengan menggoreng, dianjurkan dengan teknik menumis, memanggang, dan merebus.
ANALISA DATA No 1.
Data
Ds :
Etiologi
Prokok aktif -
-
-
Klien mengeluh sesak nafas berat sejak 3 bulan lalu Klien mengeluh sesak nafas semakin berat walaupun aktivitas ringan, terkadang sampai tak sadarkan diri Klien mengeluh disertai batuk berdahak putih kental Klien mengatakan bekerja didalam ruangan tertutup didaerah pemukiman padat Klien mengatakan nyeri seperti terkena benda tumpul, seperti yang ditimpa atau ada yang menjepit Klien mengatakan sesak disebelah dada dan
PPOK
Perubahan anatomis parenkim paru
Pembesaran alveoli
Masalah
Ketidakefektif an pola nafas
-
tidak menyebar Klien mengatakan sesak dirasakan sewaktu – waktu Klien mengatakan tidak punya riwayat kesehatan seperti DM dan hipertensi
Do : -
-
Sekala sesak 3 Kesadaran compos mentis TTV : - TD : 180/80 mmHg - N : 89 x/m - RR : 28 x/m - S : 36,2 oc Hidung simetris Hidung terpasang binasal canul 2 L/m Mukosa hidung lembab Reaksi sternal Bentuk dada simetris Pengembangan dada simetris Tidak ada edema Pengembangan dada simetris Vocal permitus normal Suara paru resonan Suara nafas ronchi Bronkial Wheezing Cuping hidung
Hiperatropi kelenjar mukosa
Penyempitan saluran udara
Ekspansi paru
Suplay oksigen tidak adekuat
Keletihan otot pernapasan
Hipoksia
Sesak
Ketidakefektifan pola nafas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NamaPasien : Tn D
No Medrek : 10006995
Diagnosa Medis : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) Perencanaan
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil
Intervensi (NIC)
Aktivitas (NIC)
(NOC) 1.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
Manajemen jalan
- Buka jalan nafas dengan
keletihan otot pernafasan ditandai oleh :
1 x 24 jam, maka ketidakefektifan pola nafas
nafas
teknik chin lift atau jaw
Ds :
pasien teratasi dengan kriteria hasil : -
-
-
-
Klien mengeluh sesak nafas berat sejak 3 bulan lalu Klien mengeluh sesak nafas semakin berat walaupun aktivitas ringan, terkadang sampai tak sadarkan diri Klien mengeluh disertai batuk berdahak putih kental Klien mengatakan bekerja didalam ruangan tertutup didaerah pemukiman padat Klien mengatakan nyeri seperti terkena benda tumpul, seperti yang ditimpa atau ada yang menjepit Klien mengatakan sesak disebelah dada dan tidak menyebar Klien mengatakan sesak dirasakan sewaktu – waktu Klien mengatakan tidak punya riwayat kesehatan seperti DM dan hipertensi
Do :
thrust, sebagaimana
-
Frekuensi pernafasan tidak terganggu
mestinya
-
Irama pernafasan 12 – 20x/menit
- Posisikan pasien untuk
-
Kedalaman inspirasi tidak ada
memaksimalkan ventilasi
-
Suara auskultasi nafas vasicular
- Identifikasi kebutuhan
-
Kepatenan jalan nafas tercapai
actual atau potensial pasie
-
Volume tidal normal
untuk memaskan alat
-
Pencapaian tingkat insentif spirometri
membuka jalan nafas
normal
- Masukan alat
Kapasitas vital normal
nasopharynngeal airway
-
(NPA) atau oropharyngeal airway (OPA), sebagaima mestinya - Lakukan fisioterapi dada sebagai mestinya
-
Sekala sesak 3 Kesadaran compos mentis TTV :
- Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk
-
- TD : 180/80 mmHg - N : 89 x/m - RR : 28 x/m - S : 36,2 oc Hidung simetris Hidung terpasang binasal canul 2 L/m Mukosa hidung lembab Reaksi sternal Bentuk dada simetris Pengembangan dada simetris Tidak ada edema Pengembangan dada simetris Vocal permitus normal Suara paru resonan Suara nafas ronchi Bronkial Wheezing Cuping hidung
melakukan batuk atau menyedot lendir - Memotivasi pasien untu bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk - Intruksikan bagaimana agar bisa mlakukan batuk efektif -Bantu dengan dorongan spirometer, sebagaimana mestinya - Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasin menurun atau tidak ada da adanya suara tambahan - Lakukan penyedotan melalui penyedot endotrakea atau nasotrake sebagaimana mestinya - kelola udara atau oksige yang dilembabkan, sebagaimana mestinya - regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan
keseimbangan cairan - posisikan untuk meringankan sesak nafas - monitor status pernafasa dan oksigenasi, sebagaimana mestinya
LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN NamaPasien No Medrek No Diagnosa 1.
: Tn D : 10006995
Tanggal
Jam
24 – 03 – 2017
09.10
Usia DiagnosaMedis
:69 tahun :PPOK
TindakanKeperawatan
- Membuka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust, sebagaimana mestinya Respon pasien : baik bekerja sama dengan parawat untuk pasien mendapatkan jalan nafas
- Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Respon pasien : baik dan pasien mendapatkan ventilasi udara yang maksimal
- Mengidentifikasi kebutuhan actual atau potensial pasien untuk memasukan alat membuka jalan nafas Respon pasien : baik dan pasien mendapatkan jalan nafas yang terbuka
- Memasukan alat nasopharynngeal airway (NPA) atau oropharyngeal airway (OPA), sebagaimana mestinya Respon pasien : baik dan pasien mendapatkan alat nasopharyngeal airway (NPA)
- Melakukan fisioterapi dada, sebagai mestinya Respon pasien : baik dan pasien melakukan fisiologi dada yang diintruksikan perawat
- Membuang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau menyedot lendir Respon pasien : baik dan pasien dapat membuang secret yang dimotivasikan perawat
- Memotivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
Paraf
batuk efektif Respon pasien : baik, mendengarkan dan memahami intruksi yang diberikan
-Membantu dengan dorongan spirometer, sebagaimana mestinya Respon pasien : baik dan memahami
- Mengauskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan Respon pasien : baik dan mengerti apa yang perawat bicarakan
- Melakukan penyedotan melalui penyedot endotrakea atau nasotrakea sebagaimana mestinya Respon pasien : pasien merasa tidak nyaman
- Mengelola udara atau oksigen yang dilembabkan, sebagaimana mestinya Respon pasien : pasien merasa nyaman
- Meregulasi kan asupan cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan Respon pasien : baik dan merasa nyaman
- Memposisikan untuk meringankan sesak nafas Respon pasien : baik dan mau mendengarkan instruksi dari perawat
- Memonitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagaimana mestinya Respon pasien : baik dan memahami apa yang dilakukan perawat
KASUS DUA : TB PARU TB PARU PENGKAJIAN IdentitasKlien Nama : Tn.H Umur : 26 tahun DiagnosaMedis : Effusi pleura ec TB RIWAYAT KESEHATAN Keluhan Utama: nyeri dada Riwayat Kesehatan Sekarang Klien datang ke RSHS dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan makin berat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan juga saat sedang istirahat sehingga klien sulit tidur karena sesak nafas. Sesak nafas tidak dirasakanm membaik dengan perubahan posisi. Keluhan disertai bengkak pada wajah, perut dan kedua tungkai.Klien mengeluh batuk berdahak kuning kemerahan disertai panas badan yang tidak terlalu tinggi.
6 minggu SMRS klien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada perut yang semakin lama semakin besar. 3 minggu yang lalu penderita mulai ada keluhan bengkak pada tungkai kaki .Penderita mengeluh batuk-batuk berdahak semakin banyak. Kemudian berobatke RS Rotinsulu dan dikatakan menderita TB Paru serta ada cairan pada jantung dan kedua paru serta perutnya. Penderita lalu diberikan OAT dan menjalani operasi untuk menarik cairan dari jantung. Pada saat dikaji klien mengeluh nyeri pada daerah dada. Tampak dada terpasang slang. Nyeri dirasakan terus-menerus. Skala nyeri 3 (0 – 5). Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mengatakan 6 bulan SMRS klien menderita batuk-batuk dengan dahak kuning. Klien juga mengeluhkan demam yang hilang timbul disertai keringat di malam hari sampai baju basah. Merasa mengalami penurunan berat badan disertai kurang nafsu makan. Penderita tidak menimbang berat badan namun celana yang biasa dipakai kini menjadi longgar. Sebelumnya klien belum pernah di rawat di RS. Klien tidak pernah menderita penyakit jantung, DM, hipertensi ataupun asma. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien dan keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama. PemeriksaanFisik Penampilan umum: klien tampak sesak Kesadaran: compos mentis Tanda vital: Tekanan darah: 110/70 mmHg Nadi : 90 kali/menit Respirasi : 32 kali/menit Suhu : 36,1 C Sistempernafasan Bentuk dada simetris, terpasang WSD di sebelah kanan. Nafas tachypneu, penggunaan otot pernafasan tambahan (++). Diperkusi daerah paru kanan dullness, pengembangan dada asimetris. Suaraparurochi (+).
PemeriksaanDiagnostik CT SCAN:
- effusipericard - ascites Pemeriksaan 1. Cairan tubuh Nonne Pandy Warna Kejernihan
Hasil (+) (+) coklat keruh agak keruh
nilai rujukan (-) (-)
2160 110 (+)
<250 500 – 1400 -
2. Lain-lain Protein c pleura Albumin c pleura Rivalta
satuan
mg/dl
Therapy: OAT (PO) Metilprednisolon (po) 3 x 1 tab Ceftriaxon 2 x 1 amp (iv) Ketorolak 2 x 1 amp (iv) Ranitidin 2 x 1 amp (iv)
RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan utama: Klien mengatakan mengeluh nyeri dada
2. Deskripsi riwayat sekarang: 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien mengeluh sesak nafas, sesak juga dirasakan saat sedang istirahat sehingga klien sulit tidur, klien mengatakan disertai bengkak pada wajah, perut dan kedua tungki, dank lien mengatakan batuk berdahak kuning kemerahaan diserati dengan demam yang tidak terlalu tinggi. Kemudian berobat berobat ke RS Rontinsulu dan di katakana mederita TB paru serta ada cairan pada jantung dan kedua paru serta perutnya. Pada saat dikaji klien mengeluh nyeri pada daerah dada. Tampak dada terpasang slang. Nyeri dirasakan terus-menerus dan skala nyeri 3 dari (0-5). 3. Alasan Masuk RS: Pasien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada perut yang semakin lama semakin besar dan 3 minggu sbelum masuk rumah sakit pasien mengeluh bengkak pada tungkai kaki dan batuk berdahak semakin banyak. 4. Deskripsi Riwayat Kesehatan Dahulu klien mengatakan 6 bulan sebelum masuk rumah sakit menderita batuk-bantuk dengan dahak kuning dan mengeluh demam yang hilang timbul disertai keringat dimalam hari mengalami penurunan berat badan dank lien mengatakan tidak menderita penyakit jantung, dm, hypertensi, ataupun atsma. 5. Deskripsi Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN FISIK (PER SISTEM/ REVIEUW OF SISTEM)
DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN PSIKIS DAN LINGKUNGAN - Psikososial : - Spiritual : POLA AKTIFITAS SEHARI HARI (ADL) POLA AKTIFITAS DIRUMAH
DI RS
POLA KEBIASAAN TERKAIT NUTRISI POLA KEBIASAAN TERKAIT ELIMINASI BAB DAN BAK POLA KEBIASAAN TERKAIT ISTIRAHAT TIDUR HYGIENE DIRI PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM Tanggal Nama Pemeriksaan Hasil
INTERPRETASI PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
TERAPI DI RUMAH SAKIT
Nilai Normal
Interpretasi Hasil Lab
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan normal. b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar albumin serum yang rendah (75-100 gr). c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total. d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total. e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total. Macam diet untuk penyakit TBC: a) Diet Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1) Energi: 2600 kkal, protein 100 gr (2/kg BB). b) Diet Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II) Energi 3000 kkal, protein 125 gr (2,5 gr/kg BB) NB : Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi makro dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh penderita (BB dan TB) dan Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita.
PATOFLOW
ANALISA DATA ANALISA DATA No Data 1.
D.S
Analisa Data & Patoflow
:
Tb Paru
Klien datang ke RSHS dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan makin berat sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirakasan juga saat sedang istirahat sehingga klien sulit tidur karena sesak nafas. Klien mengeluh batuk berdahak kuning kemerahan disertai panas badan yang tidak terlalu tinggi. Klien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada perut.
Keluhan bengkak pada tungkai kaki. Mengeluh batuk-batuk berdahak semakin semakin banyak.
:
Peradangan bronkus
c Penumpukan secret
c Tidak efektif nafas
Secret keluar bersama batuk
Skala nyeri 3 ( 0 – 3 ) Tanda vital : mmHg
Infeksi alveoli
c -
Tekanan darah -
c
Disertai bengkak pada wajah, perut, dan tungkai.
D.O
Bakteri yang berkembang dibronkus
Nadi menit Respirasi menit Suhu
: 110/70 : 90 kali /
c Batuk terus menerus
c : 32 kali / Gangguan pola tidur : 36,1 C
Bentuk dada simetris, terpasang WSB disebelah kanan. Nafas tachypnea, pengunaan otot pernafasan tambahan (++).
c INSOMNIA
Diagnosa Keperawatan INSOMNIA
Diperkusi daerah paru kana dullnesss, pengembangan dada asimetris. Suara paru rochi (+)
Dx : insomnia berhubungan dengan gangguan pola tidur yang ditandai oleh DS: Klien datang ke RSHS dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan makin berat sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit., Sesak dirakasan juga saat se dang istirahat sehingga klien sulit tidur karena sesak nafas. Disertai bengkak pada wajah, perut, dan tungkai,Klien mengeluh batuk berdahak kuning kemerahan disertai panas badan yang tidak terlalu tinggi,Klien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada perut, Keluhan bengkak pada tungkai kaki, Mengeluh batuk-batuk berdahak semakin semakin banyak. DO: Skala nyeri 3 ( 0 – 3 ) , Tanda vital : T ekanan darah: 110/70 mmHg , Nadi : 90 kali / menit , Respirasi : 32 kali / menit ,Suhu : 36,1 C, Bentuk dada simetris, terpasang WSB disebelah kanan. Nafas tachypnea, pengunaan otot pernafasan tambahan (++).,Diperkusi daerah paru kana dullnesss, pengembangan dada asimetris, Suara paru rochi (+)
Format Asuhan Keperawatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama Pasien: Tn H Umur : 26 tahun No 1.
Diagnosa Keperawatan Insomnia berhubungan dengan ketidak nyamanan fisik karena batuk terus – menerus ditandai oleh DS: Klien datang ke RSHS dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan makin berat sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit.
Sesak dirakasan juga saat sedang istirahat sehingga klien sulit tidur karena sesak nafas.
Disertai bengkak pada wajah, perut, dan tungkai.
Klien mengeluh batuk berdahak kuning kemerahan disertai panas badan yang tidak terlalu tinggi.
No Medrek:
Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam maka tercapai …… dengan kriteria hasil : - pola tidur tidak terganggu - Kualitas tidur baik - Efesiensi tidur tidak terganggu - Kesulitan memulai tidur tidak terganggu - Nyeri tidak ada
Diagnosa Medis: TB paru Perencanaan Intervensi (NIC) Peningkatan tidur -
-
-
Klien mengeluh sesak nafas disertai bengkak pada perut.
Keluhan bengkak pada tungkai kaki. Mengeluh batuk-batuk berdahak semakin semakin banyak. -
DO:
Skala nyeri 3 ( 0 – 3 )
Tanda vital :
-
Tekanan darah: 110/70 mmHg - Nadi : 90 kali / menit - Respirasi : 32 kali / menit - Suhu : 36,1 C
Bentuk dada simetris, terpasang WSB disebelah
-
-
Aktivitas (NIC) Tentukan pola tidur/ aktivitas pasien Perkirakan tidur/siklus bangun pasien di dalam perawatan perencanaan Tentukan efek dari obat (yang dikonsumsi) pasien terhadap pola tidur Monitor/catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik (misalnya, apnea tidur, sumbatan jalan nafas, nyeri/ketidaknyamanan, dan frekuensi buang air kecil) dan/atau psikologis (misalnya, ketakutan atau kecemasan) keadaan yang mengganggu tidur Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur Monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan selama terjaga untuk mencegah penat yang berlebihan Sesuaikan lingkungan (misalnya cahaya, kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur) untuk
Format Asuhan Keperawatan
kanan. Nafas tachypnea, pengunaan otot pernafasan tambahan (++).
Diperkusi daerah paru kana dullnesss, pengembangan dada asimetris. Suara paru rochi (+)
meningkatkan tidur Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur untuk memfasilitasi perpindahan dari terjaga menuju tidur - Bantu untuk menghilangkan situasi stress sebelum tidur - Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat memfasilitasi atau mengganggu tidur - Anjurkan pasien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman sebelum tidur - Sesuaikan jadwal pemberian obat untuk mendukung tidur atau siklus bangun pasien - Indentifikasi obat tiidur yang dikonsumsi pasien - Dorong penggunaan obat tidur yang tidak mengandung zat penekan tiduran Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur -
Format Asuhan Keperawatan
LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. H No Medrek : Diagnosa Tanggal
Jam
Insomnia
09.10
24 – 03 – 2017
Usia : 26 tahun Diagnosa Medis : Tb Paru Tindakan Keperawatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Menentukan pola tidur/ aktivitas pasien Respon pasien : pasien mendapatkan pola tidur yang sesuai memperkirakan tidur/siklus bangun pasien di dalam perawatan perencanaan Respon pasien : pasien dapat menduga bangunnya tidur menentukan efek dari obat (yang dikonsumsi) pasien terhadap pola tidur respon pasien : pasien dapat mengetahui efek dari obat yang diberikan memonitor/catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur respon pasien : pola tidur pasien tercatat memonitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik (misalnya, apnea tidur, sumbatan jalan nafas, nyeri/ketidaknyamanan, dan frekuensi buang air kecil) dan/atau psikologis (misalnya, ketakutan atau kecemasan) keadaan yang mengganggu tidur respon pasien : pasien merasa aman dan nyaman menganjurkan pasien untuk memantau pola tidur respon psien : pola tidur terpantau memonitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan selama terjaga untuk mencegah penat yang berlebihan respon pasien : kondisi dan kegiatan pasien terpantau menyesuaikan lingkungan (misalnya cahaya, kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur) untuk meningkatkan tidur respon pasien : pasien dapat mengkondisikan lingkungan mendorong pasien untuk
Paraf
-
-
-
-
-
-
-
terjaga menuju tidur respon pasien : pasien berhasil menetapkan rutinitas tidur membantu untuk menghilangkan situasi stress sebelum tidur Respon pasien : pasien dapat menangani keadaan stress memonitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat memfasilitasi atau mengganggu tidur respon pasien : pasien dapat memilih konsumsi yang dimakan sebelum tidur menganjurkan pasien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman sebelum tidur respon pasien : pasien dapat memahami makanan yang harus dihindari menyesuaikan jadwal pemberian obat untuk mendukung tidur atau siklus bangun pasien respon pasien : pasien dapat mengkontrol jadwal peminuman obat sebelum tidur mengindentifikasi obat tidur yang dikonsumsi pasien respon pasien : pasien dapat mengetahui komposisi obat yang dikonsumsi mendorong penggunaan obat tidur yang tidak mengandung zat penekan tiduran respon pasien : pasien dapat mengetahui komposisi obat yang akan diminum mendiskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur respon pasien : tidur menjad teratur
Format AsuhanKeperawatan
KASUS TIGA : ASTMA ASTHMA BRONCHIAL PENGKAJIAN IdentitasKlien Nama : Ny. E Umur : 60 tahun Pekerjaan : Iburumahtangga DiagnosaMedis : astmabroncial RIWAYAT KESEHATAN Keluhanutama: Klienmengeluhsesaknafas RiwayatKesehatanSekarang 2 hari SMRS klienmulaimerasakansesak. Kemudian di bawake RS. Padasaatdikaji, klienmengatakansesak. Sesakdirasakan di daerah dada, bertambahberatsaatberaktifitasdantidurtanpabantal, berkurangsaatdudukdanmenggunakanobatinhalasi. Sesakdirasakanlebihberatsaatmalamdanpagihari. Sesakdirasakanseperti di cekikskalanyeri 3 (0 – 5). Karenasesaknyaklienmenjaditidaknafsumakan. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU Klienmengatakanbahwapenyakitdimilikinya (asma) sudah lama sekitar 22 tahun, klienpernah di rawatkuranglebih 7 x hampirsetiaptahun. 3 bulan yang laluklientidakmelakukankontrolkedoktersehinggaasmanyaasmanyakambuh. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Penyakitasmaadalahpenyakitherediter. Menurutklien, diantaraanggotakeluargaklienada yang memilikipenyakit yang sama (pamanklien) PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran: compos mentis Tanda-tanda vital: Tekanandarah : 120/80 mmHg Nadi : 112 x/ menit Respirasi : 28 x/menit Suhu : 36,4 Bentukhidungsimetris, epistaksis (-), sekret (+), terpasang O2 ( 3 – 4 liter). Bentuk dada simetris, penggunaanotot bantu pernafasan (+). Ekspirasilebihberatdariinspirasi. Pengembanganparukiridankanansimetris. Suaranafas wheezing ekspiratori. Terdapatpenurunanberatbadandari 71 kg menjadi 55 kg (kondisisekarang). Tidakadapembesaranhati, bisingusus 16x/menit. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Hb : 12.8 Therapy: Hematokrit : 37 Omeprazole 2 x 20 mg MCV : 87,9 Ambroxol 3 x 30 mg MCH : 30,3 Levofloxacin 1 x 750 mg MCHC : 34,5 Insulin 3 x 4 U GuladarahSewaktu : 165 Analisa Gas Darah Nebulizer pH : 7,230 BE : - 16 Format AsuhanKeperawatan
Saturasi
: 98%
PENGKAJIAN PASIEN DATA DEMOGRAFI
Nama Klien
: Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan Diag. Medis
: Asma Bronchial
Ruang
:-
Kamar
:-
Usia
: 60 tahun
Pekerjaan
: IRT
Agama
:-
Status
:-
Alamat
:-
Penanggung Jawab Klien Nama
:
Usia
:
Hubungan dengan Klien : Pekerjaan
:
PENGKAJIAN Waktu Masuk Rumah Sakit
Tanggal
:-
Waktu Masuk RS
:-
Masuk dari ruang
:-
Dikaji Tanggal
:-
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Klien mengeluh sesak nafas
2. Deskripsi riwayat sekarang : Dua hari SMRS klien mulai merasakan sesak. Kemudian dibawa ke RS. Pada saat dikaji, pasien mengatakan sesak. Sesak dirasakan didaerah Format AsuhanKeperawatan
dada, bertambah berat saat beraktifitas dan tidur tanpa bantal, berkurang saat duduk dan menggunakan obat inhalasi. Sesak dirasakan lebih berat saat malam dan pagi hari. Sesak dirasakan seperti dicekik, skala nyeri 3 (0 – 5). Karena sesaknya pasien menjadi tidak nafsu makan.
3. Alasan Masuk RS : Karena Sesak nafas yang mengakibatkan tidak nafsu makan.
4. Deskripsi Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dimilikinya sudah lama sekitar 22 tahun. Pasien pernah dirawat kurang lebih 7x hampir setiap tahun. Tiga bulan yang lalu pasien tidak melakukan kontrol ke dokter sehingga penyakitnya kambuh.
5. Deskripsi Riwayat Kesehatan Keluarga : Paman pasien mempunya penyakit yang sama.
6. Genogram : -
7. Pengobatan yang dijalani sebelum dirawat atau yang rutin dikonsumsi hingga saat ini : -
DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN FISIK (PER SISTEM/ REVIEUW OF SISTEM)
Kesadaran : Compos mentis Tanda-tanda vital :Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 112 x/ menit Respirasi : 28 x/menit Suhu : 36,4 Bentuk hidung simetris, epistaksis (-), sekret (+), terpasang O2 ( 3 – 4 liter). Bentuk dada simetris, penggunaan otot bantu pernafasan (+). Ekspirasi lebih berat dari inspirasi. Pengembangan paru kiri dan kanan simetris. Suara nafas wheezing ekspiratori. Terdapat penurunan berat badan dari 71 kg menjadi 55 kg (kondisi sekarang). Tidak ada pembesaran hati, bising usus 16x/menit. DESKRIPSI HASIL PEMERIKSAAN PSIKIS DAN LINGKUNGAN
Format AsuhanKeperawatan
POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI(ADL)
POLA AKTIFITAS
DIRUMAH
DI RS
PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM
Hb Hematokrit MCV MCH MCHC Gula darah sewaktu Analisa Gas Darah pH BE
: 12.8 : 37 : 87,9 : 30,3 : 34,5 : 165 : 7,230 : - 16
PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Terapi obat -
Omeprazole 2 x 20 mg
-
Ambroxol 3 x 30 mg
-
Levofloxacin 1 x 750 mg
-
Insulin 3 x 4 U
-
Nebulizer
B. Penatalaksanaan diet
Tujuan utama penatalaksanaan diet pada penderita asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup yang optimal agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Format AsuhanKeperawatan
Penatalaksaan diet penyakit asma : Diet yang diberikan Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) 1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB 2. Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total 3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total 4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total. 5. Cairan, vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan tubuh 6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah di cerna 7. Makanan tidak merangsang 8. Hindari bahan makanan yang mengandung Sulfit hasil penelitian makanan yang mengandung sulfit dapat memicu serangan asma pada 20 persen orang penderita asma. Sulfit terdapat dalam makanan sebagai hasil dari fermentasi dan ditemukan dalam makanan olahan. Jika kita tidak hati-hati dalam memilih makanan, tentu banyak sekali makanan yang mengandung sulfit karena sulfit banyak sekali digunakan sebagai bahan pengawet. Sebelum anda memakan suatu makanan, bacalah dulu komposisi makanan tersebut karena sulfit menggunakan nama seperti sulfur dioksida, kalium bisulfit atau kalium metabisulfit, natrium bisulfit, natrium metabisulfit atau natrium sulfit. 9. Perbanyak makanan sumber anti oksidan sebagai pencegah stress oksidatif, konsumsi minimal 3 porsi sayur dan 2 porsi buah setiap hari agar anti oksidan dapat terpenuhi. 10. Konsumsi makanan yang omega 3: makanan yang mengandung asam lemak omega 3 ternyata mampu mengurangi gejala asma. Contoh makanan yang banyak mengandung omega3 yaitu : ikan, biji jintan, dan kacang.
ANALISA DATA No 1.
Data
Ds : -
-
Pasien mulai merasakan sesak. Pasien mengatakan sesak. Sesak dirasakan di daerah dada, bertambah berat saat beraktifitas dan tidur tanpa bantal, berkurang saat duduk dan menggunakan obat inhalasi. Sesak dirasakan lebih berat saat malam dan pagi hari. Sesak dirasakan seperti di cekik skala nyeri 3 (0 – 5). Karena sesaknya pasien menjadi tidak nafsu
Etiologi
Masalah
Aktifitas berlebih
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Keletihan
Penyempitan jalan nafas
Oksigenisasi / Format AsuhanKeperawatan
makan. Do : : 120/80mmHg Tekanan Darah : 112 x/menit Nadi : 28 x/menit Respirasi : 36,4 Suhu Bentuk hidung simetris, epistaksis (-), secret (+), terpasang O2 (3 – 4 liter). Bentuk dada simetris, penggunaan otot bantu pernafasan (+). Ekspirasi lebih berat dari inspirasi. Pengembangan paru kiri dan kanan simetris. Suara nafas wheezing ekspiratori. Terdapat penurunan berat badan dari 71 kg menjadi 55 kg (kondisi sekarang). Tidak ada pembesaran hati, bising usus 16x/menit. : 12.8 Hb : 37 Hematokrit : 87,9 MCV : 30,3 MCH : 34,5 MCHC : 165 Gula darah sewaktu Analisa Gas Darah : 7,230 - pH : - 16 BE -
Respirasi yang tidak terpenuhi
Sesak
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Format AsuhanKeperawatan
PATOFLOW
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NamaPasien : Ny E
No Medrek :
Diagnosa Medis : Asthma Bronchial
Format AsuhanKeperawatan
Perencanaan No.
2.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil
Intervensi
(NOC)
(NIC)
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
dengan asma ditandai oleh :
1 x 24 jam, maka ketidakefektifan brsihan jalan jalan nafas
bantu gigit untuk
Ds :
nafas pasien teratasi dengan kriteria hasil :
mencegah tergigitnya
-
-
Pasien mulai merasakan sesak. Pasien mengatakan sesak. Sesak dirasakan di daerah dada, bertambah berat saat beraktifitas dan tidur tanpa bantal, berkurang saat duduk dan menggunakan obat inhalasi. Sesak dirasakan lebih berat saat malam dan pagi hari. Sesak dirasakan seperti di cekik skala nyeri 3 (0 – 5). Karena sesaknya pasien menjadi tidak nafsu makan.
Do : -
: 120/80mmHg Tekanan Darah : 112 x/menit Nadi : 28 x/menit Respirasi : 36,4 Suhu Bentuk hidung simetris, epistaksis (-), secret (+), terpasang O2 (3 – 4 liter). Bentuk dada simetris, penggunaan otot bantu pernafasan (+). Ekspirasi lebih berat dari inspirasi. Pengembangan paru kiri dan kanan simetris.
Manajemen
Aktivitas (NIC)
buatan
- Memberikan OPA atau alat
-
Frekuensi pernafasan tidak t erganggu
selang endoteragel, dengan
-
Irama pernafasan vesikuler
cara yang tepat
-
Kedalaman inspirasi
-
Kemampuan untuk mengeluarkan
100% pada udara, oksigen
sekret normal
atau gas yang dihirup
-
Asietas tidak ada
pasien
-
Suara nafas tambah tidak ada
-
Pernafasan cuping hidung tidak ada
endotrakeal atau
-
Dispnea saat istirahat tidak ada
trakeostoma dengan
-
Dispnea dengan aktivitas ringan tidak
menggunakan volume
ada
oglusif minimal atau
Penggunaan obat bantu nafas
teknik kebocoran minimal
-
berkurang -
Batuk tidak ada
- Memberikan kelembapan
- Mengembangkan balon
- Mempertahankan pengembangan balon
Format AsuhanKeperawatan
Suara nafas wheezing ekspiratori. Terdapat penurunan berat badan dari 71 kg menjadi 55 kg (kondisi sekarang). Tidak ada pembesaran hati, bising usus 16x/menit. : 12.8 Hb : 37 Hematokrit : 87,9 MCV : 30,3 MCH : 34,5 MCHC : 165 Gula darah sewaktu Analisa Gas Darah : 7,230 - pH : - 16 BE -
-
Respirasi agonal tidak ada
endotrakea atau
-
Akumulasi sputum normal
trakeostoma pada tekanan 5 – 12 mmHg selama ventilasi mekanik, selama dan setelah pemberian makan - Monitor tekanan balon setiap 4 – 8 jam selama ekspirasi dengan menggunakan 3 katup penutup atau stopjock threewhy - Cek tekanan balon sesegera mungkin setelah pemberian anestesi umum atau manipulasi pada selang ET - Melakukan penyedotan endotrakea jika diperlukan - Ganti tali ET setiap 24
Format AsuhanKeperawatan
jam, inspeksi kulit dan mukosa mulut dan lakukan rebosisi ET disisi mulut secara bergantian - Longgarkan tali pengikat ET setidaknya 1x sehari dan lakukan perawatan kulit disekitarnya - Auskultasi suara paru kanan dan kiri setelah pemasangan dan penggatian tali endotrakea atau trakeostomi - Catatan perubahan posisi ET dalam sentimeter untuk memonitor kemungkinan perubahan tempat selang ET - lakukan pemeriksaan foto thorax untuk mengetahui
Format AsuhanKeperawatan
posisi selang - jika diperlukan, lakukan pemeriksaan rontgen dada untuk memonitor posisi selang ET/TT - minimalisir kebocoran dan gesekan pada jalan nafas buatan dengan memposisikan selang ventilator diatas kepala, dengan menggunakan fleksible catheter mounth dan suivles, dan selang pendukung saat membalik, suksion, dan saat menghubungakan maupun melepas ventilator - monitor suara ronki dan crackles dijalan nafas - monitor warna, jumlah dan
Format AsuhanKeperawatan
konsistensi mucus atau secret - monitor penurunan volume ekspirasi dan peningkatan tekanan inspirasi pada pasien yang menggunakan ventilasi mekanik - lakukan perawatan trakea setiap 4 – 8jam sekali jika diperlukan - monitor keluhan nyeri pasien - pertahankan teknik steril ketika melakukan penyedotan dan melakukan perawatan trakeoston - hindarkan trakeostomi dari air - lakukan fisioterapi dada jika diperlukan
Format AsuhanKeperawatan
- yakinkan bahwa balon endotrakea atau trakeostomi dikembangkan ketika memberikan makanan, dengan cara yang tepat
Format AsuhanKeperawatan
LEMBAR IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN NamaPasien No Medrek No Diagnosa 1.
:Ny E :
Usia Diagnosa Medis
Tanggal
Jam
24 - 03 - 2017
09.10
:60 tahun :Asma Bronchial
TindakanKeperawatan
Paraf
- Memberikan OPA atau alat bantu gigit untuk mencegah tergigitnya selang endoteragel, dengan cara yang tepat Respon pasien : pasien merasa tidak nyaman
- Memberikan kelembapan 100% pada udara, oksigen atau gas yang dihirup pasien Respon : baik dan pasien merasa nyaman
- Mengembangkan balon endotrakeal atau trakeostoma dengan menggunakan volume oglusif minimal atau teknik kebocoran minimal Respon pasien : pasien merasa tidak nyaman
- Mempertahankan pengembangan balon endotrakea atau trakeostoma pada tekanan 5 – 12 mmHg selama ventilasi mekanik, selama dan setelah pemberian makan Respon pasien : Pasien berhasil mempertahankan pengembangan selama ventilasi mekanik dan setelah pemberian makan
- Memonitor tekanan balon setiap 4 – 8 jam selama ekspirasi dengan menggunakan 3 katup penutup atau stopjock threewhy Respon pasien : monitor tekanan berjalan dengan baik
- Cek tekanan balon sesegera mungkin setelah
Format AsuhanKeperawatan
pemberian anestesi umum atau manipulasi pada selang ET Respon pasien : cek tekanan berhasil dilakukan
- Melakukan penyedotan endotrakea jika diperlukan Respon pasien : penyedotan endotrakea dilakukan
- Menganti tali ET setiap 24 jam, inspeksi kulit dan mukosa mulut dan lakukan rebosisi ET disisi mulut secara bergantian Respon pasien : berhasil mengganti tali ET
- Melonggarkan tali pengikat ET setidaknya 1x sehari dan lakukan perawatan kulit disekitarnya Respon pasien :berhasil melonggarkan tali pengikat ET
- Mengauskultasi suara paru kanan dan kiri setelah pemasangan dan penggatian tali endotrakea atau trakeostomi Respon pasien : sudah melakukan auskultasi suara paru kanan dan kiri setelah pemasangan dan penggatian tali endotrakea atau trakeostomi
- Mencatat perubahan posisi ET dalam sentimeter untuk memonitor kemungkinan perubahan tempat selang ET Respon pasien : telah mencatat perubahan posisi ET
- Melakukan pemeriksaan foto thorax untuk
Format AsuhanKeperawatan
mengetahui posisi selang Respon pasien : telah dilakukan pemeriksaan foto thorax untuk mengetahui posisi selang
- jika diperlukan, melakukan pemeriksaan rontgen dada untuk memonitor posisi selang ET/TT Respon pasien : telah dilakukan pemeriksaan rontgen dada untuk memonitor posisi selang ET/TT
- Meminimalisir kebocoran dan gesekan pada jalan nafas buatan dengan memposisikan selang ventilator diatas kepala, dengan menggunakan fleksible catheter mounth dan suivles, dan selang pendukung saat membalik, suksion, dan saat menghubungakan maupun melepas ventilator - Respon pasien : telah Meminimalisir kebocoran dan gesekan pada jalan nafas buatan dengan memposisikan selang ventilator diatas kepala, dengan menggunakan fleksible catheter mounth dan suivles, dan selang pendukung saat smembalik, suksion, dan saat menghubungakan maupun melepas ventilator
- Memonitor suara ronki dan crackles dijalan nafas Respon pasien : monitor suara ronki dan crackles dijalan nafas sudah dilakukan
- Memonitor warna, jumlah dan konsistensi mucus atau secret - Respon pasien : Monitor warna, jumlah dan konsistensi mucus atau secret sudah dilakukan
- Memonitor penurunan volume ekspirasi dan
Format AsuhanKeperawatan
peningkatan tekanan inspirasi pada pasien yang menggunakan ventilasi mekanik - Respon pasien : Monitor penurunan volume ekspirasi dan peningkatan tekanan inspirasi pada pasien yang menggunakan ventilasi mekanik sudah dilakukan
- Melakukan perawatan trakea setiap 4 – 8jam sekali jika diperlukan Respon pasien : telah dilakukan perawatan trakea setiap 4 – 8jam sekali
- Memonitor keluhan nyeri pasien respon pasien : baik dan pasien dapat mengurangi nyeri
- Mempertahankan teknik steril ketika melakukan penyedotan dan melakukan perawatan trakeoston Respon pasien : berhasil mempertahankan teknik steril ketika melakukan penyedotan dan melakukan perawatan trakeoston
- Menghindarkan trakeostomi dari air Respon pasien : berhasil menghindari trakeostomi dari air
- Melakukan fisioterapi dada jika diperlukan respon pasien : pasien merasa nyaman
- Meyakinkan bahwa balon endotrakea atau trakeostomi dikembangkan ketika memberikan makanan, dengan cara yang tepat
Format AsuhanKeperawatan