Seminar Nasional Biologi 2010
SB/O/BF/07 RESPON FISIOLOGI IKAN NILA, Oreochromis niloticus, YANG DISTIMULASI DENGAN DAUR PEMUASAAN DAN PEMBERIAN PAKAN KEMBALI Farida Nur Rachmawati; Untung Susilo dan Yulia Sistina 1) 1)
Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas Biologi Unsoed;
[email protected]
ABSTRAK Penelitian tentang respon fisiologi ikan Nila, Oreochromis niloticus, yang distimulasi dengan daur pemuasaan dan pemberian pakan kembali telah dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan dasar rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan yang dicobakan yaitu : ikan diberi pakan setiap hari (P0/kontrol); ikan dipuasakan selama 4 hari (P1); ikan dipuasakan selama 8 hari (P2); ikan dipuasakan 4 hari dan diberi pakan 4 hari (P3) dan ikan dipuasakan 8 hari dan diberi pakan 8 hari (P4). Hasil percobaan menunjukkan bahwa kadar Hb ikan yang dipuasakan dan diberi pakan kembali tidak berbeda nyata (P>0,05) , sedangkan kadar glukosa darah , nilai hematokrit dan nilai osmolaritas plasma menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ikan Nila yang dipuasakan dan diberi pakan kembali akan mengalami perubahan profil darah yang meliputi, kadar glukosa darah, nilai osmolalitas plasma dan hematokrit sebagi respon fisiologi ikan dalam menjaga kondisi homeostasis tubuhnya.. Kata kunci : respon fisiologi, profil darah, pemuasaan, Oreochromis niloticus
meningkatkan
PENDAHULUAN Ikan nila (Oreochromis nilaticus)
ikan
kecepatan
(compensatory
pertumbuhan
growth),
yang
merupakan salah satu jenis ikan komersial
merupakan fase percepatan pertumbuhan
penting
yang diperoleh setelah ikan diberi pakan
yang
menyokong
kebutuhan
protein hewani bagi masyarakat. Ikan ini
kembali.
tetapi
Pemuasaan pada ikan merupakan
tingginya harga pakan dari waktu ke waktu
salah satu faktor lingkungan yang memicu
berdampak
perubahan fisologis pada ikan. Dalam
mudah
dibudidayakan,
pada
akan
meningkatnya
biaya
produksi. Oleh karena itu perlu dilakukan
kondisi
alternatif dengan membatasi pemberian
mengalami stres, sehingga berpengaruh
pakan pada usaha budidaya ikan nila,
terhadap aktifitas fisiologi hewan. Stres
sehingga
merupakan respon bertahan pada hewan
dapat
meningkatkan
terhadap
produktivitasnya. Pembatasan tunggal 492
maupun
pakan
baik
periodik
puasa
ikan
penyebab
pada
stres
umunya
(stressor).
secara
Berbagai sumber stres baik berupa faktor
mampu
lingkungan (suhu, cahaya, pemeliharaan,
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
Seminar Nasional Biologi 2010
penangkapan dan
transport) maupun
kondisi stres, terjadi perubahan yang nyata
faktor
seperti
terhadap
biotik
infeksi
parameter
hematologi.
Pada
mikroorganisme akan mempunyai dampak
Scyliorhinus canicula, perlakuan stres
negatif terhadap perubahan fisiologis tubuh
menurunkan
hewan. Perubahan tersebut meliputi ,
hematokrit dan kadar
gangguan pertumbuhan, produktivitas dan
meningkatkan kadar glukosa darah [2].
jumlah
eritrosit,
nilai
hemoglobin serta
semua aktivitas yang merupakan akibat
Jumlah eritrosit muda dalam darah
dari mekanisme homeostasis dalam tubuh
perifer ikan traira, Hoplias malabaricus
yang terganggu.
menurun secara signifikan selama 30 hari
Karakteristik darah dapat digunakan
pertama pemuasaan yang menunjukkan
untuk mengevaluasi respon fisiologi pada
bahwa proses senescence terjadi pada
ikan [1]. Respon stres pada hewan dapat
eritrosit yang telah ada dan bahwa sel
dilihat dari perubahan kadar hormon
darah tidak diganti selama ikan tersebut
kortisol, glukosa darah, Hemoglobin, dan
tidak
hematokrit.
pemberian pakan kembali, jumlah leukosit
Dalam kondisi stres terjadi
penurunan
jumlah
hematokrit
dan
eritrosit,
nilai
dan
pakan.
trombosit
pulih,
Selama
namun
periode
jumlah
hemoglobin,
eritrosit tetap menurun [6]. Pada ikan
leukosit cenderung
kerapu bebek, Cromileptes altivelis yang
kadar
sedangkan jumlah
,
diberi
tidak diberi pakan selama 1 hari kemudian
meningkat [2]. perikananan
diberi pakan selama 2 atau 3 hari
masalah penangkapan, transport benih dan
menunjukkan peningkatan jumlah leukosit
pemeliharaan merupakan aktivitas yang
sebagai
dapat menimbulkan stres pada ikan baik
kekebalan [7].
teleostei [3] dan elasmobranchii [4].
tubuh yang berkaitan dengan pertumbuhan
Berkaitan dengan hal tersebut, ikan akan
cepat akan sangat bermanfaat dalam
mengalami hiperaktivitas yang merupakan
budidaya ikan nila.
Didalam
budidaya
respon bertahan terhadap stres, dan jika
indikasi
peningkatan
sistem
Peningkatan kekebalan
Studi profil darah ini menunjukan
berlebihan maka ikan akan mati [5].
bahwa
Timbulnya
tersebut
menghasilkan perubahan kapasitas sistem
menunjukkan terjadinya adaptasi terhadap
kekebalan dan mobilisasi simpanan energi
perubahan yang tidak terduga dan untuk
tubuh untuk menopang aktivitas selama
mengembalikan pada kondisi homeostasis.
periode
respon
stres
Pemuasaan pada ikan juga dapat
pembatasan
pembatasan
pakan
pakan.
dapat
Namun
demikian, respon fisiologi ikan nila pada
memicu timbulnya stres pada hewan. Pada Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
493
Seminar Nasional Biologi 2010
kondisi puasa dan diberi pakan kembali
diberi pakan kembali selama 8 hari.
belum dilaporkan. Tujuan dari mengamati
5. ikan dipuasakan selama 8 hari dan
penelitian ini adalah
respon fisiologi ikan Nila
Ikan nila
yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari petani ikan
hematokrit,
desa Bobosan, kecamatan Purwokerto
osmolalitas plasma, kadar glukosa darah
Utara. Ikan diaklimasi di laboratorium
dan Hb pada kondisi puasa dan pemberian
selama 5 hari. Pada hari terakhir aklimasi
pakan kembali.
ikan dipuasakan selama 24 jam dan
yang
meliputi
nilai
ditimbang
dilakukan
selanjutnya
ikan
ditempatkan pada akuarium percobaan.
BAHAN DAN CARA KERJA Penelitian
bobotnya,
pada
skala
Akuarium
yang
digunakan
laboratorium di laboratorium Fisiologi
berukuran 60 x 40 x 70 cm sebagai unit
Hewan
percobaan dengan padat penebaran 10
Fakultas
Biologi
Unsoed,
ekor. Sistem pemeliharaan menggunakan
Purwokerto. Materi penelitian yang digunakan terdiri atas ikan nila berukuran 10 – 15 gram, akuarium, Glucose
Test
osmometer, “ Blood Meter
(Allmedicus),
“
GlucoDr”
senfrifugasi
mikro-
hematokrit , pakan ikan, dan peralatan pemeliharan ikan. Penelitian eksperimental
sistem air statis dengan tinggi air ± 40 cm. Parameter
yang
diukur
dalam
penelitian adalah kadar hb, glukosa darah, nilai hematokrit dan nilai osmolalitas plasma. Sampel
darah
untuk
keperluan
pengamatan profil darah diambil dari dilakukan
menggunakan
secara
pembuluh darah kaudal menggunakan
rancangan
spuit 1ml yang telah dibilas dengan EDTA.
dasar berupa rancangan acak lengkap
Darah
(RAL) dengan 5 perlakuan yang diulang
ependorf yang telah diisi larutan EDTA 5
sebanyak 5 kali. Perlakuan yang dicobakan
µl untuk 0,5 ml darah. Nilai hematokrit
adalah sebagai berikut :
ditentukan setelah sampel darah dalam
1.
ikan
diberi
pakan
setiap
hari
(kontrol)
lalu
ditampung
tabung
kapiler gelas disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm menggunakan
2.
ikan dipuasakan selama 4 hari
senfrifugasi
3.
ikan dipuasakan selama 8 hari
sentrifugasi
4.
ikan dipuasakan selama 4 hari dan
mikro-hematrokrit
diberi pakan kembali selama 4 hari
dalam
mikro-hematokrit, kemudian
dibaca
reader
([8].
hasil dengan Nilai
osmotik plasma darah diukur dengan menggunakan vapour osmometer Wescor
494
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
Seminar Nasional Biologi 2010
dan
nilai
osmolalitas
plasma
Kadar
akan
Hb
ikan
nila
pada
dinyatakan dalam unit mOsm/kg. Kadar
penelitian ini sangat rendah yaitu berkisar
glukosa darah diukur menggunakan kit
antara 2,98 – 5,20 g/dl. Hal ini diduga
Gluko Dr, dan nilai glukosa darah akan
perlakuan pemuasaan
diperoleh dalam unit mgr/dl.
pada penelitian ini secara terus menerus (4
yang diberikan
Data yang diperoleh berupa kadar
hari dan 5 hari), menurunkan status
glukosa darah, Hb, nilai hematokrit dan
kesehatan ikan yang tercermin pada
nilai osmotik plasma selanjutnya dianalisa
penurunan kadar Hb. Sementara kadar Hb
dengan program SPSS.
yang rendah pada kontrol, disebabkan ikan masih dalam masa aklimasi. Hasil yang sama
HASIL DAN PEMBAHASAN
juga dijumpai
Respon fisiologi ikan nila yang
pada ikan sidat, Anguilla anguilla, yang
dipuasakan dan diberi pakan kembali dapat
diberi perlakuan pemuasaan antara 47
diamati dengan melihat profil darah yang
hingga 96 hari [9], dan pada ikan traira,
meliputi
osmolalitas
Hoplias malabaricus yang dipuasakan
plasma, kadar Hb dan glukosa darah
selama 240 hari kemudian diberi pakan
(Gambar1, 2, 3 dan 4)
kembali selama 30 hari [6] kadar Hb
nilai
hematokrit,
Kadar Hb ikan nila pada penelitian
mengalami penurunan. Berbeda dengan hasil penelitian pada
ini berkisar antara 2,98 – 5,20 g/dl, yaitu pada perlakuan
ikan lele dumbo yang dipuasakan secara
kontrol 3,94 g/dl, ikan yang dipuasakan
periodik (2/3 dan 2/5) selama 4 minggu
selama 4 hari sebesar 2,98 g/dl, ikan yang
pemeliharaan, kadar Hb lebih tinggi
dipuasakan selama 8 hari sebesar 3,91 g/dl,
berkisar antara 6,47 – 7,67 g/dl [10].
masing-masing
ikan yang diberi pakan kembali selama 4 hari sebesar 3,6 g/dl dan pada ikan yang
7 6
diberi pakan kembali selama 8 hari sebesar 5,2 g/dl. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa nilai rata-rata Hb masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata (P>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa kadar Hb selama
pemuasaan
tidak
mengalami
hemoglobin (mg/dl)
5 4 3 2 1 0 Kontrol
puasa ke4
puasa ke8
refeed ke4
ref eed ke8
Perlakuan
Gambar 1. Nilai rata-rata kadar Hb ikan nila yang dipuasakan dan diberi pakan kembali
perubahan, demikian juga pada saat ikan diberi pakan kembali. Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
Hasil yang berbeda ditunjukkan pada 495
Seminar Nasional Biologi 2010
nilai osmolalitas plasma ikan Nila yang
selama 8 hari berikutnya belum mapu
berbeda nyata antar perlakuan (P<.0,05).
memperbaiki konsentrasi osmotik tubuh
Nilai osmolalitas plasma ikan Nila selama
ikan.
4,63
Perubahan nilai osmolalitas plasma
mosm/kg (kontrol), 4,732 mosm/kg (puasa
pada ikan dipengaruhi oleh beberapa
selama 4 hari), 4,165 mosm/kg (puasa
faktor, antara lain : suhu, salinitas dan
selama 8 hari), 4,623 mosm/kg (pemberian
status nutrisi. Pada saat ikan dipuasakan
pakan kembali selama 4 hari) dan 1,787
maka status nutrisi ikan mengalami
mosm/kg
penurunan yang selanjutnya berpengaruh
penelitian
masing-masing adalah
(pemberian
pakan
kembali
terhadap konsentrasi osmotik tubuhnya
selama 8 hari).
yang tercermin dalam nilai osmolalitas 800
plasma.
Osmolalitas (mOs/kg)
700 600 500 400 300
140
200
120
0 kontrol
puasa ke4
puasa ke8
refeed ke4
refeed ke8
perlakuan
Gambar 2. Rata-rata nilai osmolalitas plasma darah ikan nila yang dipuasakan dan diberi pakan kembali
Pada saat ikan dipuasakan selama 4 hari terjadi peningkatan nilai osmolalitas
Kadar glukosa (mg/dl)
100
100 80 60 40 20 0 kontrol
puasa ke4
puasa ke8
refeed ke4
ref eed ke8
Perlakuan
Gambar 3. Nilai rata-rata glukosa darah ikan nila yang dipuasakan dan diberi pakan kembali.
plasma yang menunjukkan adanya respon fisiologi ikan dalam mengatur konsentrasi
Fenomena yang sama juga diamati
osmotik tubuhnya, kemudian mengalami
pada kadar glukosa darah ikan Nila yang
penurunan pada saat ikan dipuasakan
diberi perlakuan puasa dan pemberian
selama 8 hari (Gambar 2). Yang menarik
pakan kembali menunjukkan hasil yang
dalam penelitian ini adalah pada saat ikan
berbeda nyata antar perlakuan (P <0.05).
diberi pakan kembali setelah dipuasakan
Kadar
terendah
dijumpai
pada
selama 8 hari terjadi penurunan nilai
perlakuan puasa selama 8 hari yaitu
osmolalitas plasma hampir 50%. Diduga
sebesar 68 mg/dl, kemudian mengalami
hal ini terjadi karena periode pemuasaan
peningkatan berturut-turut pada perlakuan
yang terlalu lama (8 hari) mempengaruhi
kontrol sebesar 79,07 mg/dl, pemberian
konsentrasi
ikan,
pakan kembali selama 4 hari sebesar 82.63
kembali
mg/dl, pemberian pakan kembali selama 8
sehingga 496
osmotik pemberian
plasma pakan
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
Seminar Nasional Biologi 2010
hari sebesar 94,29 mg/dl dan tertinggi
dan katekolamin. Dalam keadaan stres
dijumpai pada perlakuan puasa selama 4
terjadi peningkatan glukokortikoid yang
hari yaitu sebesar 102.1 mg/dl (gambar 3.)
berakibat pada peningkatan kadar glukosa
Kadar
glukosa
mencerminkan
ketersediaan energi pada ikan. Perlakuan
darah untuk mengatasi kebutuhan energi yang tinggi pada saat stres. [13].
pemuasaan selama 8 hari berturut-turut
Perubahan metabolisme karbohidrat
menurunkan kadar glukosa darah ikan
pada ikan gilthead sea bream, Sparus
karena
aurata,
selama
puasa
ikan
akan
yang
tercermin
menggunakan cadangan glikogen untuk
peningkatan
menyediakan energi. Sehingga kondisi
teramati
tersebut
pemuasaan selama dua minggu [14]. Ikan
akan
mengakibatkan
kadar
kapasitas
sebagai
bila
ikan
transport
juga
dipaparkan
pada
catfish, Rhamdia hilarii (ikan omnivora)
glukosa darah menurun. Hasil penelitian ini menunjukkan
yang
tidak
diberi
pakan
juga
bahwa ikan yang dipuasakan selama 4 hari
menunjukkan penurunan level kadar gula
terjadi peningkatan kadar glukosa darah,
darah secara progresif hingga 50 %
kemudian
setelah hari ke 30, dibandingkan dengan
menurun
pada
pemuasaan
selama 8 hari. Penurunan ini terjadi karena
ikan yang diberi pakan [15].
ikan berusaha memobilisasi glukosa dari
Dengan demikian dapat dijelaskan
cadangan glikogen. Fenomena yang sama
bahwa ikan yang diberi pakan kembali
juga terjadi pada channel catfish, Ictalurus
setelah dipuasakan dalam waktu tertentu
punctatus (Rafinesque), glukosa darah dan
akan mengembalikan kondisi homeostasis
glikogen hati lebih rendah pada ikan yang
tubuhnya dengan meningkatkan kadar
tidak diberi pakan pada minggu ke 2 dan 4.
glukosa yang mengalami penurunan pada
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemuasaan
saat dipuasakan.
menyebabkan penurunan glukosa darah
Sejalan dengan kadar glukosa darah
ikan [11]. Hasil yang sama juga dijumpai
ikan Nila, perlakuan pemuasaan dan
pada ikan sidat, Anguilla anguilla yang
pemberian pakan kembali mengakibatkan
dipuasakan selama 47 hari, kadar gkukosa
terjadinya perbedaan yang nyata nilai
mengalami
hematokrit antar perlakuan (P<0,05).
peningkatan
akan
tetapi
kemudian menurun setelah dipuasakan selama 164 hari [12]. Peningkatan kadar glukosa darah merupakan efek sekunder dari stres yang diperantarai oleh pelepasan kortikosteroid Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
497
Seminar Nasional Biologi 2010
mengalami fase pemulihan yang tercermin
60
Nilai hematokrit (%)
50
dari peningkatan nilai hematokrit
40 30
Dari
hasil
penelitian
dapat
bahwa
ikan
yang
20
disimpulkan
10
Nila
0 kontrol
puasa ke4
puasa ke8
refeed ke4
dipuasakan dan diberi pakan kembali akan
refeed ke8
Perlakuan
Gambar 4. Rata-rata nilai hematokrit ikan Nila yang dipuasakan dan diberi pakan kembali
mengalami perubahan profil darah yang meliputi,
kadar
glukosa
darah,
nilai
osmolalitas plasma dan hematokrit sebagi Kadar
terendah
dijumpai
pada
perlakuan puasa selama 4 hari yaitu
respon fisiologi ikan dalam menjaga kondisi homeostasis tubuhnya.
sebesar 31,87%, kemudian mengalami peningkatan berturut-turut pada perlakuan kontrol sebesar 34,64%, pemberian pakan kembali selama 4 hari sebesar 37,77%, pemberian pakan kembali selama 8 hari sebesar 37,84% dan tertinggi dijumpai pada perlakuan puasa selama 8 hari yaitu sebesar 102.1 mg/dl (gambar 4.) Fenomena yang sama juga dijumpai pada ikan sidat yang dipuasakan selama 47 hari
,
kadar
hematokrit
mengalami
DAFTAR PUSTAKA Jenkins, J.A. 2003. Palid Sturgeon in The Lower Missisipi Region : Hematology and Genome Information. USGS Open File Report 03-406, 32 p. Torres, P., L. Tort. J. Planas and R. Flos. 1986. Effects of Confinement Stress and Additional Zinc Treatment on Some Blood Parameters in The Dogfish Scyliorhinus canicula. Comp. Biochem. Physiol. 83 C. 1 : 89 – 92. Swift, D.J. 1983. Blood Componenet Value Changes in The Atlantic Mackerel (Scomber scombrus L.) Subejected to Capture, Handling and Confinement. Comp Biochem. Physiol. 76A : 795 – 802
peningkatan [9], sedangkan penelitian terhadap ikan traira, Hoplias malabaricus yang
dipuasakan
selama
240
hari
kemudian diberi pakan kembali selama 30 hari mengalami penurunan [6].. Periode pemuasaan yang panjang akan mempengaruhi status nutrisi ikan yang selanjutnya berpengaruh terhadap nilai hematokrit ikan. Pada saat ikan dipuasakan terjedi penurunan jumlah sel darah merah, yang berpengaruh terhadap nilai heamtokrit. Dengan demikian pada saat ikan diberi pakan kembali, ikan 498
Clift, G. and G.D. Thurman. 1984. Pathological and Physiological effects of Stress During Capture and Transport in The Juvenile dusky shark, Carcharhinus obscurus. Comp. Biochem. Physiol. 78A : 167 – 173. Black, E.C. (1958). Hyperactivity as a lethal factor in fish. J. Fish. Res. Bd. Can. 15 : 573 – 586. Riosa, F.S., Oba, E.T., Fernandes, M.N., Kalinin, A.L. and F.T. Rantin, 2005. Erythrocyte Senescence and Haematological Changes Induced by Starvation in the Neotropical Fish Traira, Hoplias malabaricus (characiformes, Erythrinidae). Comparative Biochemistry and Physiology, Part A. 140 : 181 -187 Simanjuntak, S.B.I. & Yuwono, E., 2006, Pengaruh restriksi pakan terhadap hematologi dan
Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
Seminar Nasional Biologi 2010
Adapted to a Carbohydrate-rich Diet. Gen. Comp. Endocrinol. 71 (3) : 429 – 437
histologi hati ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis. Ichtyos, Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Perikanan dan Kelautan, 5, 1: 33-36. Kang, J.C., S.G Kim and S.W. Jang. 2005. Growth and Hematological Changes of Rockfish, Sebastes schegeli (Hilgendorf) Exposed to dietary Cu and Cd. Jornal of the World Aquaculture Society 36 (2) : 188 -195 Sjobeck, M.L.J., G. Dave., A.Larsson., K. Leander and U.Lidman. 1975. Metabolic and Hematological effects of Starvation in The European eel, Anguilla anguilla L ---II. Hematology. Comparative Biochemistry and Physiology Part A : Physiology 52(3) : 431 - 434 Fatmawati, W.2010. Laju Metabolisme dan Profil Darah Ikan Lele Dumbo, Clarias gariepinus, yang Diinduksi dengan Pemuasaan secara Periodik. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto. Shoemaker, C.A., Klesius, P.H., L im, C., and M. Yildirim, 2003. Feed Deprivation of Channel Catfish, Ictalurus punctatus (Rafineque), Influences Organosomatic Indices, Chemical Composition and Susceptibility to Flavobacterium columnare. J.Fish Dis. 26 (9) : 553 – 561
. .
.
Dave, G., M.L J. Sjobeck., A. Larsson., K. Leander and U.Lidman. 1975. Metabolic and Hematological effects of Starvation in The European eel, Anguilla anguilla L ---I. Carbohydrate, Lipid,Protein and Inorganik ion Metabolism. Comparative Biochemistry and Physiology Part A : Physiology 52(3) : 423 430. Li, P., B. Ray and D.M. 2009. Gatlin. Effect of Handling and Transport On Cortisol Response And Nutrient Mobilization Of Golden Shiner, Notemigonus crysoleucas. Journal of the World Aquaculture Society 40 (6) : 803 -809. Sangiao-Alvarellos, S., J.M. Guzman, R. LaizCarrion, J.M. Miguez, M.P. Martin del Rio, J.M. Mancera and J.L. Soengas, 2005. Interactive Effects of high Stocking Density anf Food deprivation on Carbohydrate Metabolism in several Tissue of Gilthead Sea Bream, Sparus aurata. J. Exp. Biol. 303 (A) : 761 – 775 Machado, C.R., Garafalo, M.A., Roselino, J.E., Kettelhut, I.C. and R.H. Migliorini, 1988. Effects of Starvation, Refeeding and Insulin on Energy-linked Metabolic Processes in Catfish (Rhamdia hilarii) Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010
499