PENGANTAR HUKUM BISNIS STUDY KASUS “PT CITRA MAHARLIKA NUSANTARA CORPORA Tbk”
Oleh : BARRUL MUJIB (1707521148) I PUTU SUARDANA PUTRA (1707521118)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Dasar Hukum Untuk Perseroan Terbatas Yang ada Di Indonesia Dasar hukum pembentukan suatu perseroan terbatas (PT) adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang no.40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas 2. Undang-undang no.8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan 3. Undang-undang no.8 tahun 1995 tentang pasar modal berkaitan dengan pembentukan PT Terbuka 4. Peraturan pemerintah no. 26 tahun 1998 tentang pemakaian nama perseroan terbatas 5. Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1998 tentang pemakaian nama perseroan terbatas 6. Keputusan menkumham republik indonesia no. M-01.HT.01.01 tahun 2000 tanggal 4 oktober 2000 tentang pemberlakuan sistem administrasi badan hukum dan hak asasi manusia republik Indonesia. 7. Keputusan Jenderal Administrasi Hukum Umum No. C-1.HT.01.01 Tahun 2001 tentang Dokumen Pendukung Format Isian Akta Notaris (FIAN) model 1 dan Dokumen Pendukung Format Isian Akta Notaris (FIAN)model 11 untuk perseroan terbatas tertentu. 8. Surat edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-1.HT.01.10-03 pada tanggal 8 maret 2004 tentang berakhirnya sistem manual terhadap permohonan pengesahan akta pendirian, persetujuan dan pelaporan akta perubahan anggaran dasar perseroan terbatas. 9. Keputusan Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-1.HT.01.01 pada tahun 2003 tanggal 22 januari 2003 tentang tata cara pengajuan permohonan dan pengesahan akta pendirian dan persetujuan akta perubahan anggaran dasar perseroan terbatas. 1.2.Profil Perusahaan PT. Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (dahulu PT. Cipaganti Cipta Graha Tbk) merupakan perusahaan publik yang bergerak dalam bidang jasa khususnya transportasi dan bermarkas di Bandung, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985. Perusahaan ini dimulai dengan dibukanya usaha jual beli mobil bekas dengan nama Cipaganti Motor oleh Andianto Setiabudi pada tahun 1985 di Jalan Cipaganti No. 84 Bandung. Perkembangan usaha dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup baik sehingga dapat berkembang dengan memiliki beberapa showroom mobil bekas di Jalan Cipaganti, Cihampelas dan Jalan Abdul Muis (sekarang Jalan Pungkur) Bandung. Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional dan banyaknya perusahaan besar yang melakukan out source untuk kebutuhan kendaraan sebagai sarana transportasi dan operasional perusahaan. Dengan pasar yang sedemikian luas dan pertumbuhan kebutuhan kendaraan sebagai pendukung usaha, maka Cipaganti Motor dikembangkan menjadi Cipaganti Rental yang menyewakan segala jenis dan merk kendaraan, mulai dari
kendaraan angkutan barang, penumpang, pernikahan serta paket wisata. Saat ini Cipaganti Rental memiliki cabang di kota-kota besar se-Jabodetabek dan BandungPriangan. Pada tahun 2002 dilakukan diversifikasi usaha sejenis dengan target market retail, yaitu Travel & Paket layanan Door to Door dengan jurusan perdana Bandung-Bogor, kemudian Bandung-Jakarta, Bandung-Bandara Soekarno Hatta, Bandung-Tasikmalaya dan Bandung-Cirebon. Tahun 2006 dengan adanya akses jalan tol Cipularang, terbuka peluang usaha baru dan Cipaganti Otojasa mengembangkan layanan Shuttle Service Point to Point Bandung Jabodetabek yang terus dikembangkan. Peluang usaha ini sangat besar dan luas sesuai dengan permintaan pasar maka karena itu akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan sarana transportasi antar kota yang aman. Tahun 2007 adalah pencetusan konsep transportasi terpadu dengan adanya penambahan jasa layanan bus pariwisata, tours & airlines ticketing ditambah layanan dokumen, paket dan kargo memberikan solusi menyeluruh kebutuhan transportasi. Pada bulan Oktober 2014, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong Terra Investment Holding Ltd, mengakuisisi 1,93 miliar (53,43 persen) saham PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT). Pengambilalihan ini dilakukan oleh anak usaha Terra, yaitu Argentum Assets Pte Ltd. Pengalihan saham tersebut dilakukan melalui mekanisme crossing di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan begitu, Terra Investment telah resmi menjadi pemegang saham pengendali Cipaganti. Pada tanggal 19 Maret 2015, diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Cipaganti Citra Graha Tbk. Dari hasil tersebut, pihaknya telah menyetujui kenaikan modal dari 500 milyar menjadi 1,5 triliun, untuk mengembangkan bisnisnya di bidang transportasi, logistik dan jasa layanan. RUPSLB tersebut juga menyepakati perubahan nama perusahaan. Nama baru yang dipilih adalah PT Citra Maharlika Nusantara Corpora (CMNC) Tbk. Perubahan ini juga terjadi pada unit-unit bisnis mereka: Taksi Cipaganti yang berubah nama menjadi Taxi Cab, layanan shuttle kelas premium Cipaganti menjadi MGo, sementara unit-unit bisnis travel dan layanan shuttle kelas standar tetap menggunakan nama Sararea. Perubahan nama ini diresmikan pada tanggal 3 Juni 2015, sekaligus dengan memperkenalkan logo baru sebagai identitas merek. Ditilik dari nama yang dipilih, Citra Maharlika Nusantara Corpora mempunyai arti harafiah "Citra Kebangsawanan Nusantara", memberikan gambaran tentang nilai-nilai kewiraan, cerdik, bijaksana dan berbudi luhur. "Maharlika" diambil dari bahasa Tagalog yang bermakna kebangsawanan. Setelah perusahaan tersebut berganti nama, kantor pusat perusahaan transportasi ini yang berbasis di Bandung secara resmi dipindahkan ke kawasan Jakarta Selatan. Berikut adalah Pemilik Saham PT. Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CMNC) yaitu dengan kode saham “CPGT” menurut data terakhir:
No.
Nama Pemilik Saham
Jumlah Saham
Total Modal Disetor
1.
Bank of Singapore Limited2048834001
1.156.687.126
IDR 115.668.712.600
29,12 %
2.
Public (each below 5%)
1.089.516.248
IDR 108.951.624.800
27,43 %
3.
Asia Argentum Assets Hongkong Limited
832.312.874
IDR 83.231.287.400
20,95 %
4.
Parallax Venture Partner VIII Ltd
361.111.100
IDR 36.111.110.000
9,09 %
5.
Terra Investment Holdings Limited
324.374.252
IDR 32.437.425.200
8,17 %
6.
Asia Argentum Assets Pte Ltd
208.220.500
IDR 20.822.050.000
5,24 %
Persentase
Pada akhirnya saham perusahaan ini dengan kode CPGT telah delisting dari Bursa Efek Indonesia pada 19 Oktober 2017.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kronologi Kasus
Awal dari kasus PT. Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CMNC) adalah ada pemalsuan yang dilakukan pengurus lama perusahaan (Andianto Setiabudi) terkait pajak di dalam prospektus yang mengakibatkan selisih terhadap tagihan pajak yang cukup besar. Adapun prospektus yang dimaksud itu diterbitkan 1 Juli 2013. Selisih itu timbul karena keuntungan yang diperoleh perusahaan berbeda dengan laporan keuangan yang dilaporkan Andianto dalam prospectus. Masalah pajak ini baru ketahuan di 2015, karena pajak meneliti SPT perusahaan. CMNC per Desember 2015 tercatat mencapai Rp 64 miliar. Namun nilai itu meroket menjadi Rp 125 miliar lantaran perusahaan tak mengikuti program tax amnesty. Masalah pajak oleh CMNC ini menyebabkan kantor pajak melakukan penyitaan pajak pada tanggal 18 April 2017 karena masih belum juga dapat melunasi pajaknya. Kantor pajak melakukan penyitaan aset tersebut pada saat CMNC sedang dalam proses perdamainan dangan para kreditur lainnya dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Langkah ini dianggap mempengaruhi jalannya proses PKPU lantaran aset yang disita itu terdapat unit jaminan milik kreditur separatis. Dengan demikian, CMNC mengambil langkah selanjutnya dengan penawaran proposal perdamaian yang terakhir, yakni debt to equity alias menukar utang dengan saham. Terkecuali bagi kreditur konkuren dengan tagihan dibawah Rp 600 juta, tunggakan akan dicicil 12-24 bulan sej ak homologasi. Adapun saat ini tercatat utang CMNC kepada para kreditur mencapai Rp 178 miliar (separatis) dan Rp 66 miliar (konkuren). Kreditur pemegang jaminan terbesar datan dari Bank CIMB Niaga Rp 71 miliar, Bank Mandiri Rp 27,5 miliar, Bank Bukopin Rp 21 miliar, dan Bank Permata Rp 20 miliar. Setelah dinyatakan pailit CMNC mendapat masalah lain, dilansir dari Detik.com Puluhan eks karyawan CMNC mendatangi kantor travel Lintas yang merupakan anak perusahaan dan pul yang kedua lokasinya berdekatan di Jalan Dr Djunjunan, Kota Bandung, Jabar, Jumat (14/7/2017) siang. Mereka langsung melakukan aksi demo. Aksi demo dilakukan dengan membawa sejumlah kertas bertuliskan tuntutan para eks karyawan. Selain itu, mereka juga berorasi silih berganti menggunakan pengeras suara. Ketua harian serikat pekerja CMNC, Budiman, mengatakan CMNC sudah dinyatakan pailit sesuai putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sehingga, kata dia, perusahaan CMNC sudah tidak berhak beroperasional. Tapi ternyata masih ada tiga shuttle yang masih beroperasi. Aset yang masih beroperasi tersebut menurut pendemo merupakan pul Lintas yang sebelumnya bernama MGO. Dengan adanya temuan tersebut, seluruh eks karyawan mendatangi shuttle travel tersebut. Para eks karyawan ini menuntut, agar pembayaran pesangon kepada 561 eks karyawan segera terbayarkan. Selain itu, para eks karyawan juga menuntut masalah pembayaran gaji 10 hari terakhir sebelum dinyatakan pailit oleh pengadilan pada 3 Mei 2017
lalu. Para karyawan, baru mendapatkan gaji tera khir per tanggal 20 April 2017. Eks karyawan CMNC juga menuntut persoalan asuransi. Menurut Budiman, pihaknya tidak dapat mencairkan Jaminan Hari Tua (JHT) lantaran uang potongan untuk asuransi tidak dibayarkan oleh perusahaan.
2.2 Pelanggaran CMNC terkait Prinsip GCG menurut KNKG Dalam kasus ini CMNC melanggar beberapa prinsip GCG yaitu 1. Prinsip Transparansi
CMNC dalam hal menyampaikan informasinya terkait total utang yang dimiki perusahaan kurang baik sehingga hutang dari CMNC terus menumpuk sehingga CMNC tidak dapat melunasi hutang hutangnya. Selain itu ada hal yang ditutup-tutupi mengenai pajak perusahan sehingga masalah pajak CMNC dari tahun 2013 baru bisa ditemukan pada tahun 2015. CMNC yang tidak menerapkan prinsip transparansi dapat berakibat buruk bagi kreditur, pemegang saham maupun pihak pemerintah (Kantor Pajak). 2. Prinsip Akuntabilitas CMNC diduga melakukan pemalsuan prospektus. Adanya perbedaan selisih keuntungan antara laporan keuangan dengan prospektus. Pemalsuan ini mengakibatkan selisih pembayaran pajak masalah pajak ini terus merembet hingga kepada kreditur lainnya sehingga akhirnya perusahaan dipailitan dan mengakibatkan ruginya para pemegang saham. Pemegang saham yang paling merasa dirugian adalah investor instutional Asing. Salah satunya Asia Argentum Assets Hongkong Limited yang pada akhirnya mengirim surat kepada BEI yang berisikan rasa kecewa telah berinvestasi di Indonesia. Hal ini dapat memperjelek iklim investasi di Indonesia sendiri. 3. Prinsip Responsibilitas Dari kasus tersebut dapat diketahui CMNC gagal memenuhi tanggung jawabnya terhadap para karyawan. Hak-hak karyawan yang seharusnya didapat seperti uang pesangon, gaji yang belum dibayarkan dan tunjangan hari tua yang telah dijanjiikan perusahaan. Padahal perusahaan masih mempunyai aset yang sekiranya dapat dicairkan untuk memenuhi kewajibannya terhadap karyawan.
2.3 Penyelesaian Kasus Dilakukan Voting terhadap Proposal PKPU yang diajukan oleh CMNC oleh para kreditur. Hasil voting kreditur menunjukkan hasil penolakan terhadap proposal perdamaian PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CMNC). 47 kreditur yang hadir untuk voting, 17 kreditur menyatakan menolak. Meski jumlah yang menolak lebih sedikit, namun nilai tagihannya lebih besar. Akhirnya PKPU yang diajukan oleh CMNC mendapat penolakan. 28 kreditur Konkuren, dengan nilai tagihan yang diakui Rp 98 miliar setuju rencana perdamaian.
Delapan kreditur, dengan tagihan Rp 56 milyar menolak. Untuk kreditur separatis, dua kreditur dengan nilai tagihan yang diakui Rp 14 miliar, menyetujui. Sedangkan sembilan kreditur, dengan nilai tagihan Rp 164 miliar, menolak, Hingga tercapai keputusan atas hasil tersebut, Majelis beranggap hal tersebut tidak memenuhi Pasal 281 UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Mengadili menyatakan status penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) debitur (CMNC) berakhir dengan dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya pada tanggal 27 April 2017. Saham CMNC yaitu dengan kode CPGT di BEI disuspend setelah keluarnya keputusan pailit CMNC dan akhirnya delisting di BEI pada 17 Oktober 2017. Selanjutnya proses pembagian aset CMNC diserahkan kepada kurator. Tim kurator CMNC berkoordinasi dengan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat untuk dapat menghapus sita terhadap aset yang dilakukan pajak karena aset yang di sita oleh kantor pajak terdapat hak dari kreditur lainnya selain kreditur kreditur preferen (Kantor Pajak). Penyitaan aset CMNC oleh kantor pajak ini mengahambat dan menghalangi proses pembagian aset CMNC kepada para Kreditur. Akhirnya aset CMNC tidak jadi dikuasai oleh Kanto Pajak. Pasalnya hakim pengawas telah mengabulkan permintaan kurator dengan mengeluarkan surat perintah pencoretan sita aset oleh pihak pajak. Hal itu terjadi karena hak eksekusi pajak telah dihapuskan karena kepailitan adalah sita umum. Jadi sita-sita lainnya dalam hal ini pajak harus gugur demi hukum.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.notarisdanppat.com/dasar-hukum-untuk-perseroan-terbatas-yang-ada-diindonesia/ https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3560871/tuntut-hak-eks-karyawan-ptcipaganti-geruduk-pul-travel-di-bandung https://www.idnfinancials.com/id/CPGT/PT-Citra-Maharlika-Nusantara-Corpora-Tbk http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4e9f694721b03/tindak-pidana penggelapan-dengan-pemberatan