BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat kompleks. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam sekitar kita, udara, tanah dan air juga dihuni kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit atau biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986)
Di
alam,
populasi
mikroba
merupakan
populasi
campuran
dari
berbagai
mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode cawan tuang, metode cawan sebar, dan metode cawan gores (Dwidjoseputro, 1994).
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Sering kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membawa ( secondary secondary invaders). invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membawa (Dwidjoseputro, 1994).
Oleh karena itu dilakukan praktikum pembuatan biakan murni untuk dapat menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara dan teknik pembuatan biakan murni, dengan menggunakan metode cawan gores ( streak ( streak plate) plate) serta mengetahui prinsip dan manfaat dari biakan murni tersebut.
1.2
Tujuan
a. Untuk mengetahui prinsip praktikum biakan murni. b. Untuk mengetahui prinsip metode cawan gores. c. Untuk mengetahui manfaat biakan murni.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni. Semua sel dalam koloni itu sama, dianggap semuanya itu merupakan keturunan ( progeni) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili apa yang disebut mikrobiologi biakan murni (Pelczar, 1986).
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang sangat banyak. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram feses dapat mengandung jutaan bakteri. Alam sekitar kita, udara, tanah dan air juga dihuni kumpulan mikroorganisme. Penelitian mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit atau biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang dipakai tergantung pada banyak faktor, salah satu diantaranya ialah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelczar, 1986).
Andaikan kita ingin mengisolasi biakan murni bakteri dari mulut kita. Maka liur itu diinokulasikan sedikit saja pada media yang cocok sehingga sel-sel mikroba tumbuh
terpisah-pisah pada media tadi. Bahan yang diinokulasikan pada media itu disebut inokulum. Dengan menginokulasi NA dengan metode cawan gores atau metode cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu itu memperbanyak diri sedemikian cepat sehingga di dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni ini tampak dilihat oleh mata. Setiap koloni yang berlainan dapat mewakili macam organisme yang berbeda-beda, setiap koloni merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel mikroba inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel yang dapat diamati itu bukanlah suatu biakan murni (Pelczar, 1986).
Metode yang lebih langsung untuk mengisolasi mikroorganisme tunggal adalah dengan menggunakan alat micromanipulator yang disebut kuarmicro (microscopic probe) untuk memindahkan satu sel dari suspensi zat alir sel. Micromanipulator ini digunakan bersama-sama dengan mikroskop (Pelczar, 1986).
Pengembangbiakan murni dalam cawan petri ada beberapa metode, yaitu: 1. Metode Cawan Gores (Streak Plate) Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolasi, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawam petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua.
2. Metode Cawan Sebar (Spread Plate) Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskanya di atas media agar yang telah memadat. Sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).
3. Teknik Dilusi (Pengenceran) Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya kedalam air, sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Teknil dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode penelitian dari penghitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti: TPC (Total Plate Counter ) (Darmadi, 2008).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi), yaitu: a. Menyiapkan Ruangan Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan.
b. Pemindahan Dengan Pipet Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau untuk penyelidikan diambil 1 ml. Contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
c. Pemindahan Dengan Kawat Inokulasi Ujung kawat ini sebaiknya dari platina atau nikel. Dalam melakukan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisinya, tungkai cukup dilewatkan api saja setelah dingin kembali kawat tersebut disentuhkan lagi dalam api (Pelczar, 1986).
Beberapa Indikasi pembiakan bakteri pada laboratorium mikrobiologi meliputi 1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri. 2. Menunjukkan sifat khas mikroba. 3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu. 4. Untuk mendapatkan bahan bakteri yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan serologi lainnya. 5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik. 6. Menghitung jumlah kuman.
7. Mempertahankan biakan mikroba (Anonymous, 2010).
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metode laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab
penyakit
tertentu.
Kriteria
ini
dikenal
dengan
postulat
Koch
yaitu: 1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan. 2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium. 3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat menimbulkan penyakit. 4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah terinfeksi tersebut (Darmadi, 2008).
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus. Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter Reed (1851 - 1902) dengan menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa protozoa penyebab malaria (Darmadi, 2008).
Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan
bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membawa ( secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membawa. Untuk menentukan siapa pembawa dan siapa yang dibawa diberikan pedoman. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal dengan beberapa cara yaitu: a. Dengan pengenceran Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memelihara biakan murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacammacam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi. Kalau perlu, dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kira akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini seba gai sampel.
b. Dengan penuangan Robert Koch (1843 - 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperoleh suatu biakan murni. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian tampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti diatas ini, maka akhirnya akan diperoleh biakan murni yang lebih terjamin.
c. Dengan penggesekan Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan ke padat, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-
koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu biakan murni.
d. Dengan mengucilkan satu sel ( single cell isolation) Jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut suatu bakteri dari sekian banyak, dengan tidak ada bakteri lain yang ikut. Alat semacam itu ada, meskipun cara menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator . Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetes an hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berkembangbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh biakan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran, lagi pula, micromanipulator itu sangat mahal.
e. Dengan inokulasi hewan Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil TBC saja. Biakan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di bawah kulit ( subcutaneous), dapat di dalam otot (intrainuscular ), dapat di dalam rongga tubuh atau lain-lain tempat lagi (Dwidjoseputro, 1994).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dan mikrobiologi berjudul media pertumbuhan mikroba dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 November 2012 pada pukul 15.00 - 16.30 WITA dan pengamatan dilak ukan pada hari Jum’at, tanggal 9 November 2012 pada pukul 15.00 16.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat-Alat
1. Tabung reaksi 2. Lampu bunsen 3. Cawan petri 4. Jarum ose 5. Inkubator 6. Korek api 7. Rak tabung reaksi 8. Labu erlenmeyer 9. Oven 10. Batang pengaduk 11. Alat tulis 12. Serbet
3.2.2
Bahan-Bahan
1. NA ( Nutrient Agar ) 2. PDA ( Potato Dextrose Agar ) 3. Bakteri
4. Alkohol 70% 5. Aquadest 6. Kertas label 7. Sabun 8. Alumunium foil 9. Tissue
3.3
Cara Kerja
3.3.1
Metode Cawan Gores Pada Cawan Petri
1. Dibakar jarum ose hingga berpijar. 2. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum dibuka. 3. Diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose. 4. Sebelum cawan petri yang berisi media NA dibuka, cawan petri harus dibakar terlebih dahulu. 5. Digoreskan perlahan di cawan petri sesuai dengan urutan penggoresan yang diawali dengan first streak . 6. First streak , menggunakan jarum ose digoreskan pada media NA di cawan petri dengan goresan pertama digores secara rapat. 7. Second streak , menggunakan jarum ose digoreskan pada media NA di cawan petri dengan goresan kedua digores agak jarang. 8. Third streak , menggunakan jarum ose digoreskan pada media NA di cawan petri dengan goresan ketiga digores jarang. 9. Ketiga jenis goresan dilakukan secara tidak terputus dan selalu menyambung dari goresan pertama hingga goresan ketiga. 10. Diinkubasi cawan petri yang telah digores pada suhu 37 0C selama 24 jam. 11. Diamati pertumbuhan koloninya.
3.3.2
Metode Cawan Gores Pada Tabung Reaksi (Media PDA Miring)
1. Jarum ose disterilkan dengan menggunakan lampu Bunsen. 2. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum dibuka. 3. Diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose.
4. Sebelum tabung reaksi yang berisi media PDA dibuka, tabung reaksi harus dibakar terlebih dahulu. 5. Jarum ose yang telah terdapat bakteri digoreskan pada media PDA miring pada tabung reaksi. 6. Mulut tabung reaksi ditutup menggunakan alumuniun foil . 7. Diinkubasi tabung reaksi yang telah digores pada suhu 37 0C selama 48 jam. 8. Diamati pertumbuhan koloninya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan Biakan Murni
No. 1
Gambar
Keterangan
Media NA 1. Streak 2. Kontaminan 3. Media Rusak
2
4.2
Media PDA
1. Kontaminan
Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu metode cawan gores pada cawan petri. Pertama dibakar jarum ose hingga berpijar. Sebelum mengambil bakteri di cawan, cawannya dibakar dahulu di dekat lampu Bunsen. Kemudian diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose. Sebelum cawan petri yang berisi media NA dibuka, cawan petri harus dibakar terlebih dahulu. Setelah itu digoreskan perlahan di cawan petri sesuai dengan urutan penggoresan yang diawali dengan first streak . First streak , menggunakan jarum ose digoreskan pada media NA di cawan petri dengan goresan
pertama digores secara rapat, second streak , dengan goresan kedua digores agak jarang, lalu third streak , goresan ketiga digores jarang. Dari ketiga jenis goresan ini dilakukan secara tidak terputus dan selalu menyambung dari goresan pertama hingga goresan ketiga. Kemudia diinkubasi cawan petri yang telah digores pada suhu 37 0C selama 24 jam. Setelah diamati pertumbuhan koloninya, goresan yang dilakukan kurang terlihat, dan hanya terdapat kontaminan serta media yang rusak.
Pada percobaan yang kedua yaitu metode cawan gores pada tabung reaksi (media PDA miring). Hal yang pertama dilakukan sama seperti pada percobaan yang pertama, yaitu jarum ose disterilkan dengan menggunakan lampu bunsen hingga berpija r. Lalu dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum dibuka. Kemudia diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose. Sebelum tabung reaksi yang berisi media PDA dibuka, tabung reaksi harus dibakar terlebih dahulu. Lalu jarum ose yang telah terdapat bakteri digoreskan pada media PDA miring pada tabung reaksi. Setelah itu mulut tabung reaksi ditutup menggunakan alumuniun foil. Diinkubasi tabung reaksi yang telah digores pada suhu 370C selama 48 jam. Setelah diamati, hasilnya hanya terdapat kontaminan.
Laminar air flow cabinet adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sat u botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet , karena meniupkan udara steril secara kontinu melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama ( pre-filter ), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA ( High Efficiency Particulate Air ), dengan menggunakan blower.
Terdapat beberapa faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum, yaitu pada saat akan menggoreskan jarum ose ke media, yang seharusnya jarum ose didiamkan sesaat setelah dipanaskan agar goresan yang dilakukan terlihat atau mendapatkan hasil yang diinginkan dan pada saat menggoreskan jarum ose ke media yang kurang benar dan kurangnya ketelitian sehingga tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.
Dalam praktikum yang dilakukan menggunakan metode cawan gores ( streak plate) metode ini sulit digunakan karena proses penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan. Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Prinsip dari biakan murni yaitu biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme di dalam laboratorium. Biakan murni dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu, metode cawan sebar ( spread plate), metode cawan tuang ( pour plate) dan metode cawan gores ( streak plate). Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut juga dikenal dengan isolasi mikroba.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
a. Prinsip dari biakan murni yaitu biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme di dalam laboratorium. Biakan murni dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu, metode cawan sebar ( spread plate), metode cawan tuang ( pour plate) dan metode cawan gores ( streak plate). b. Prinsip metode cawan gores ( streak plate) yaitu mendapatkan koloni yang benar benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. c. Manfaat dari biakan murni yaitu mendapatkan 1 jenis spesies dan mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba yang hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolasi murni atau biakan murni.
5.2
Saran
a. Diharapakan untuk praktikum selanjutnya menggunakan metode selain metode cawan gores, yaitu metode cawan sebar dan metode cawan tuang agar dapat mengetahui perbedaan antara metode yang satu dengan metode yang lain. b. Diharapkan untuk praktikum selanjutnya menggunakan media lain selain NA dan PDA yaitu telur agar terdapat perbedaan pertumbuhan biakan murni.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. 2010. Jenis-Jenis Pemindahan Mikroba. http://www.scrib.com. Diakses tanggal 8 November 2012. Pukul 19.20. 2. Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial . Salemba Medika: Jakarta. 3. Dwidjoseputro, D. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. 4. Pelczar, Michael J, dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press: Jakarta.
LAMPIRAN
Media NA Tampak Atas
Media NA Tampak Bawah
Media PDA Miring