NILAI
PARAF
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL INJEKSI ANEURIN HYDROCHLORIDUM Nama/NPM
: Rika L Anggriani
/ A 131 048
Nurvika S. Simbolon
/ A 131 088
Moch. Reyzha Adiransyah
/ A 131 090
Diah Ayu Nurkhasanah
/ A 131 119
Kelas/Kelompok
: Reguler Pagi C / 1
Tanggal Praktikum
: 08 Maret 2016
Tanggal Masuk Laporan
: 15 Maret 2016
Asisten Laboratorium
: Revika Rachmaniar . M.Farm., Apt
Wahyu Priyo Legowo, S. Farm., Apt Nitta Nurlita Sari, S.Farm
LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA YAYASAN HAZANAH BANDUNG 2016
TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL INJEKSI ANEURIN HYDROCHLORIDUM
BAB I NAMA ZAT AKTIF DAN BENTUK YANG DIGUNAKAN
1.1
Nama Zat Aktif
Aneurin Hydrochloridum
1.2
Bentuk yang digunakan
Larutan berupa injeksi
BAB II MONOGRAFI ZAT AKTIF
2.1
Monografi Zat Aktif
Bahan Berkhasiat
: Aneurin Hydrochloridum
Pemerian
: Serbuk putih, atau tidak berwarna atau kristal putih atau serbuk kristal putih (Martindale ed 29, hal 1277)
Kelarutan
: Thiamin HCl larut dalam 1:1 bagian air (Mart,1277)
Titik leleh/lebur
2.2
2.3
Dosis
Dosis lazim
: 10 mg – 100 100 mg (IM;IV) (FI, ed III, hal.991)
Dosis maksimum
:-
Perhitungan dosis
:-
Daftar obat
Obat keras
2.4
:-
: Sediaan injeksi
Sediaan obat
Pemerian
: Larutan bening
Stabilitas
:
OTT
:Terhadap oksidator, reduktor, karbonat (Mart,1277)
pH
: 2,8 – 2,8 – 4 4 (Mart, 1277)
Pengawet
:-
Antioksidan
:-
Stabilisator
: HCl 0,1 N ( Mart, 1277)
BAB III FORMULA DAN METODA PEMBUATAN
3.1
Formula
Aneurin Hydrochloridum
25 mg/ml
Obat suntik dalam ampul 1 mL no.V
3.2
Formula Lengkap
Aneurin Hydrochloridum
25 mg
Natrii Chloridum
2,995 mg
Acidum Hydrochloridum 0,1 N ad pH stabilitas Aqua pro injectionum
3.3
Metode pembuatan
Metode sterilisasi akhir
ad 1ml
BAB IV MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN
4.1
Aqua pro injection
Nama Resmi
: AQUA PRO INJECTION
Nama Lain
: Aqua pro injeksi
Rumus Molekul : H 2O Berat Molekul : 18,02 Pemerian
: Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Wadah
: Dalam wadah tertutup kedap, disimpan dalam wadah tertutup kapas berlemak, harus digunakan dalam waktu 30 hari setalah pembuatan
Kestabilan
: Stabil secara kimia dalam bentuk fisika bagian dingin cairan uap
Incomp
: Bereaksi dengan obat dan bahan tambahan yang mudah terhidrolisis (terurai karena adanya air) atau kelembaban pada suhu tinggi, bereaksi kuat dengan dengan logam alkali (FI Edisi III, Hal. 97 ; Excipient, Hal. 337 – 338) 338)
4.2
Natrium klorida
Bobot molekul : 58,44 Pemerian
: Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tiap ti ap 1g setara dengan 17,1 mmol NaCl. 2,54g NaCl ekivalen dengan 1 g Na
Kelarutan
: 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian gliserol
Sterilisasi
: Autoklaf atau filtrasi (Martindale 28 hal: 635)
Stabilitas
: Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas
pH
: 6,7-7,3
OTT
: logam Ag, Hg, Fe
E NaCl
:1
Kesetaraan E elektrolit : 1 g ≈ 17,1 mEq
Konsentrasi/dosis
: lebih dari 0,9% Injeksi IV 3-5% dalam 100ml selama 1 jam. Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam plasma = 135-145 mEq/L
Khasiat/kegunaan
: Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh
Efek samping
: Keracunan NaCl disebabkan oleh induksi yang gagal dapat menyebabkan hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit dan hemorrage. Efek samping yang sering terjadi nausea, mual, diare, kram usus, haus, demam, demam, menurunkan salivasi dan lakrimasi, berkeringat, hipertensi, takikardi, gagal ginjal, sakit kepala, lemas, kejang, koma dan kematian.
Kontraindikasi
:Untuk pasien penyakit hati perifer udem atau pulmonali udem, kelainan fungsi fungsi ginjal.
Farmakologi
:Berfungsi untuk mengatur distribusi air, cairan dan keseimbangan elektrolit dan tekanan osmotik cairan tubuh.
(FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635, Excipient hal. 440, 672)
4.3
HCl
Nama Resmi
: Acidum Hydrochloridum
Nama Lain
: Asam Klorida
Rumus Molekul : HCl Berat Molekul : 36,46 Pemerian
: Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1,18
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat. (Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 49)
BAB V PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
5.1
Perhitungan Bahan
a. Kelengkapan Tabel 5.1 Kelengkapan Zat Aneurin Hydrochloridum
C
∆tb
C x ∆tb
2,5
0,139
0,3475
∑ C x ∆tb ∆tb
0,3475
b. Perhitungan tonisitas W NaCl
=
,−(, ,) ,6
=
,−, ,6
=
, = 0,2995% ,6
Perhitungan bahan untuk ditimbang V = (n+2)C + 6 = (6+2) 1,1 + 6 = 14,8 ml ~ 15 ml - Aneurin Hydrochloridum 25 mg =
25 = 0,375 ⁄15
- NaCl 2,995 mg =
5.2
2,99 2,9955 = 0,04485 ⁄15
Penimbangan Bahan
Tabel 5.2 Penimbangan Bahan BAHAN Aneurin Hydrochloridum NaCl
Volume Produksi 15 ml 0,375 g 0,04485g
BAB VI
PROSEDUR
6.1 Sterilisasi
Tabel 6.1 Sterilisasi alat Alat
Sterilisasi
Waktu
Batang Pengaduk
Api langsung
20”
Kaca Arloji
Api langsung
20”
Spatel logam
Api langsung
20”
Beaker glass
Oven 170oC
30’
Ampul
Oven 170 oC
30’
Corong dan kertas saring
Autoklaf 121oC
30’
6.2 Prosedur Pembuatan
Aqua pro injection dididihkan dididihkan dalam beaker glass sebanyak glass sebanyak 25 ml selama 10 menit (sampai mendidih) kemudian diambil sebanyak 15 ml. Digunakan sebagian aqua pro injection dari 15 ml untuk melarutkan aneurin hydrochloridum kemudian NaCl dilarutkan dalam sebagian aqua pro injecti on dan dicek pH-nya dengan menggunakan pH universal dan ditambahkan HCl 0,1 N hingga diperoleh pH dengan rentan 2,8-3,4. Larutan ditambahkan aqua pro injection ad 15 ml dan dikocok dikocok ad homogen. Larutan yang sudah homogen tersebut disaring dengan kertas saring terlebih dahulu kemudian disaring kembali dengan mikroba filter dengan teknik aseptik dalam laminar air flow. flow . Filtrat yang diperoleh langsung dimasukkan kedalam 6 ampul yang sudah disediakan dengan volume untuk masing – masing masing ampul 1,1 ml. Ampul yang sudah terisi kemudian di tutup dengan cara disemprot dengan uap air yang dialiri gas inert. Sediaan dalam ampul disterilisasi dalam autoklaf dengan suhu 121 oC selama 15 menit. Kemudian dievaluasi
BAB VII
EVALUASI
Tabel 7. Evaluasi No
Jenis Evaluasi
Penilaian
1
Penampilan fisik wadah
Kurang baik
2
Jumlah sediaan
3
Kejernihan
4
Keseragaman volume
5
Kebocoran ampul
6
Kemasan
7
Etiket
8
Brosur
4 Jernih
BAB VIII
Seragam Tidak bocor
ASPEK FARMAKOLOGI
8.1 Indikasi
Untuk ibu hamil dan menyusui
8.2 Kontraindikasi
Hipersensitivitas vitamin B1
8.3 Dosis
Pada pemberian parenteral absorpsinya cepat dan sempurna. Absorpsi peroral maksimum 8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam 1 hari sebanyak 1mg Thiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh.
8.4 Efek samping
Meskipun jarang reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian i.v dosis besar 8.5 Cara penggunaan penggunaan dan dan penyimpanan penyimpanan
Intravena atau intramuscular. Simpan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari
8.7 Interaksi Obat
Jika dengan sodium sulfit, potassium metabisulfit dan sodium hidrosulfit dapat menurunkan kestabilan thiamin HCl di dalam larutan.
8.8 ADME
a. Absorpsi Aneurin HCl dapat menstimulir pembentukan eritrosit dan berperan penting pada regulasi ritme jantung serta berfungsi nya susunan saraf dengan baik, dan digunakan juga pada neuralgia (nyeri pada urat).
b. Distribusi
Aneurin HCl disalurkan ke semua organ dengan konsentrasi terbesar di hati, ginjal, jantung dan otak. Biasa nya pada penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada pada sistem saraf neuritis, pada sistem saraf dan kardiovaskuler, pada saluran cerna dengan kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi 1,0mg/hari, untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil. Farmakokinetik :Pada pemberian parenteral, absorbs nya cepat dan sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hari dicapaidenganpemberian oral sebanyak 40. c. Metabolisme Makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk kedalam saluran darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 2,5 – 5 mg Thiamin per hari. Pada jumlah kecil, diserap melalui proses yang memerlukan energi dan bantuan natrium, sedangkan dalam jumlah besar, diserap secara difusi pasif. Kelebihan vitamin aneurin dikeluarkan lewat urine, dengan metabolitnya adalah 2-metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-asetat. Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan cadangan sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-nya terdapat sebagai TPP (tiaminpirofosfat). Separuh dari aneurine yang terdapat dalam tubuh terkonsentrasi di otot. Meskipun tidak disimpan di dalam tubuh, level normal di dalam otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik meningkat dua kali lipat setelah terapi dan segera menurun hingga setengahnya ketika asupan tiamin berkurang. d. Ekskresi Aneurin dalam dosis tinggi tidak menyebabkan keracunan, karena kelebihannya diekskresikan melalui kemih dalam bentuk utuh maupun metabolitnya.
BAB IX PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan injeksi dengan bahan aktif aneurin HCl atau vitamin B1. Injeksi aneurin HCl ini ditujukan untuk ibu hamil dan menyusui. Pada pembuatannya injeksi aneurin dibuat dengan menggunakan pelarut air karena aneurin mudah larut dalam air dengan perbandingan kelarutan 1:1 yaitu 1 gram larut dalam 1 ml air. Air yang digunakan dalam praktikum kali ini untuk membuat injeksi aneurin HCl adalah aqua pro injection, injection , pengunaan aqua pro injection injection ditujukan karena untuk memenuhi syarat dari sediaan injeksi yaitu sediaan harus bebas mikroorganisme. Aqua pro injection merupakan air yang bebas kandungan mikroorganisme dan bebas logam berat sehingga tidak akan mempengaruhi kestabilan injeksi yang dibuat. Sebelum digunakan untuk melarutkan zat aktif aneurin HCl, aqua pro injection dididihkan dahulu untuk menghilangkan kandungan CO 2 dalam air karena CO2 dalam air dapat mengoksidasi sediaan injeksi. Aqua pro injection yang digunakan kali ini sebanyak 15 ml untuk 6 ampul. Pada pembuatan sediaan aneurin HCl ini sebelumnya, dihitung dulu tonisitas dari aneurin HCl menggunakan metode perhitungan tonisitas penurunan titik beku. Setelah dihitung tonisitasnya didapatkan tonisitas aneurin HCl sebesar 0,3475 dari hasil perhitungan ini diketahui bahwa tonisitas aneurin HCl hipotonis sehingga harus ditambahkan NaCl untuk memenuhi persyaratan injeksi yaitu isotonis, NaCl digunakan sebagai pengisotonis. Suatu injeksi harus isotonis karena apabila hipotonis dapat mengakibatkan pecahnya sel darah. Proses pertama pada pembuatan injeksi ini yaitu melarutkan aneurin HCl dengan 3 ml A.p.i kemudian ditambahkan NaCl sebanyak 150 tetes dan setelah dicampur di cek pH nya dengan indikator universal, pH larutan aneurin ini harus mencapai 2,8 – 2,8 – 3,2 3,2 karena aneurin HCl stabil pada pH tersebut. pH yang diperoleh pada larutan aneurin ini yaitu 7. Untuk mencapai pH 3 maka larutan ditambahkan HCl steril hingga terjadi perubahan pH dan penambahan HCl adalah sebagai stabilitator. HCl yang digunakan pada pembuatan injeksi kali ini sebanyak 150 tetes dengan pH yang diperoleh 5. pH tersebut tidak masuk rentan tetapi dikarenakan HCl yang
digunakan mempengaruhi volume larutan injeksi yang akan dibuat jadi larutan injeksi yang sudah mencapai pH 5 dimasukkan dalam ampul sebanyak 1,1 ml. Kelebihan volume ini ditujukkan supaya menghindari kehilangan zat yang mungkin terjadi pada proses sterilisasi akhir. Setelah aneurin HCl dengan NaCl sudah menjadi bentuk larutan bening, kemudian dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring. Hal ini dilakukan untuk menyaring partikel-partikel yang berukuran besar sehingga pada saat disaring kembali dengan bakteri filter tidak akan terjadi penyumbatan dan agar larutan lebih jernih dan tidak ada pengotor didalamnya. Setelah dilakukan penyaringan, larutan dimasukkan ke dalam ampul yang dilakukan dalam laminar air flow (LAF) (LAF) dengan menggunakan filter mikroba. mikroba. Pengerjaan dilakukan di LAF (laminar ( laminar air flow), flow ), hal ini dimaksud untuk meminimalisir mikroba atau zat asing lainnya masuk dalam sediaan dan proses ini dilakukan secara aseptis menggunakan etanol yang di semprot ke tangan sebagai antiseptik sebelum melakukan pengisian larutan sediaan kedalam ampul. Antiseptik ini untuk membunuh mikroorganisme pada tangan yang mungkin dapat menyebabkan kontaminasi pada sediaan. Proses filtrasi sediaan dilakukan untuk menghilangkan cemaran mikroba pada larutan sediaan karena salah satu syarat injeksi adalah bebas partikel dan jernih. Setelah ke enam ampul terisi selanjutnya ampul langsung ditutup dan di tes kebocoran. Dari tes kebocoran ini diperoleh satu ampul yang retak dan mengalami kebocoran sehingga ampul yang diperoleh hanya lima ampul. Lima ampul yang diperoleh kemudian di sterilisasi dengan autoklaf 121oC selama 15 menit. Proses sterilisasi ditujukan untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitasnya, termasuk stabilitas produk. Pada saat sterilisasi dengan autoklaf, terjadi pemaparan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara irreversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. Metode sterilisasi ini merupakan metode yang paling efektif karena uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi, bersifat nontoksik dan relatif
mudah dikontrol. Dari hasil sterilisasi akhir ini satu ampul mengalami kebocoran sehingga hanya diperoleh empat ampul berisi sediaan. Sediaan injeksi yang diperoleh tidak begitu jernih hal ini disebabkan karena pH stabilitas dari aneurin yaitu 5 yang tidak mencapai syarat dari pH stabil aneurin.
BAB X KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa % tonisitas dari sediaan adalah 0,3475%, secara visual sediaan yang telah dibuat memenuhi syarat kejernihan, keseragaman bobot, dan uji kebocoran. Cara pembuatan injeksi dilakukan metode sterilisasi akhir.
BAB XI ETIKET DAN LABEL
11.1 Etiket PT. TAKWA FARMA
K
PT. TAKWA FARMA
Bandung – Indonesia Indonesia No Batch : 031602
No Batch : 031602
No.Reg
No.Reg
: DKL1200100243A2
NEURIN®
Ampul 1 ml
Ampul 1 ml
Injeksi Intramuscular
Injeksi Intramuscular
Mengandung Aneurin Hydrochloridum 25 mg
Mengandung Aneurin Hydrochloridum 25 mg
Exp. Date : Maret 2019 PT. TAKWA FARMA K HARUS DENGAN RESEP DOKTER Bandung – Indonesia Indonesia
Exp. Date : Maret 2019 PT. TAKWA FARMA HARUS DENGAN RESEP DOKTERK Bandung – Indonesia Indonesia
No.Reg
: DKL1200100243A2
NEURIN® Ampul 1 ml Injeksi Intramuscular Mengandung Aneurin Hydrochloridum 25 mg Exp. Date : Maret 2019
No Batch : 031602 No.Reg
No. Reg
: DKL1200100243A2
NEURIN® Ampul 1 ml Injeksi Intramuscular Mengandung Aneurin Hydrochloridum 25 mg Exp. Date : Maret 2019
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
, Obat
: DKL1200100243A2
NEURIN®
No Batch : 031602
Logo :
K
Bandung – Indonesia Indonesia
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Keras
: DKL 1613100243 A2 A2
D : Nama Dagang K : Golongan obat keras L : Obat jadi produksi dalam negeri/lokal 16 : Tahun pembuatan 131 : Menujukkan nomor urut pabrik 002 : Sediaan kedua ampul 43 : Menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi A : Menunjukkan kekuatan obat yang pertama di setujui 2 : Menunjukkan kemasan yang pertama
11.2 Label HARUS DENGAN RESEP DOKTER
BAB XII KEMASAN DAN BROSUR
12.1 Kemasan NEURIN Aneurin Hydrochloridum 25 mg Larutan Injeksi
Komposisi :
4 Ampul @1ml
NEURIN Aneurin Hydrochloridum 25 mg
Larutan Injeksi
HARUSDENGANRESEP DOKTER
PT. TAKWA FARMA BANDUNG - INDONESIA
, i s r a u s k i o d r n b i i a d r t t a n h o g i l K i , n t i u s p j a m n a k i a s l d k h i n e b I f e , E i l g , n o n a l o a g k t n a a a g r n t e m i r a r e e F P K
Tiap larutan mengandung Aneurin Hydrochoridum 25 mg
Pemakaian : Intramuskular
HARUSDENGAN RESEP DOKTER
No. Reg : DKL1613100243A2 No. Batch : K 031604002 Exp. Date : Maret 2019
PT. TAKWA FARMA BANDUNG - INDONESIA NEURIN Aneurin Hydrochloridum 25 mg Larutan Injeksi
12.2 Brosur
NEURIN
K
Aneurin Hydrochoridum 25mg/mL
Komposisi: Tiap larutan mengandung Aneurin Hydrochloridum Hydrochloridum .....25mg/mL Farmakologi : Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada dekarboksilasi dekarboksilasi asam alfa – alfa – keto dan berperan dalam metabolism metabolism karbohidrat. karbohidrat. Cara Suntik : Intramuskular. Indikasi : Untuk ibu hamil dan menyusui. Kontraindikasi : Hipersensitivitas vitamin B1. Efek samping : Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian intravena dosis besar. Kemasan : Box 4 ampul @ 1 ml Cara penyimpanan : Simpan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Kemasan No. Reg No. Batch Exp. Date
: 1 dus berisi 4 ampul @1 ml : DKL1613100243A2 DKL1613100243A2 : K 160304002 160304002 : Maret 2019
PT. TAKWA FARMA Bandung-Indonesia
a i s a e h e r m n l o o a d i n s F I k a u w d k o a g n r u T p . d i n T a D P B
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3 . Jakarta: Departemen kesehatan Republik Indonesia Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi 4 . Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 2009. “ Handbook of Pharmaceutical Pharmaceutical Excipient ”. ”. 6th ed. Wade, Ainley and Weller, Paul J. 1994. Pharmaceutical Excipients. 6 th edition. The Pharmacuetical Press. London.