HERPES SIMPLEKS TANP ANPA A KOMPLIKASI No.Dokumen No. Revisi SOP Tan angg ggal al Ter erbi bitt #alaman
Disetujui oleh Kepala UPTD Puskesmas
02 a anu nuar arii 20! 20!" " !$2
UPTD PUSKESMAS CIPUNAGARA
TARMI, SKM., M.Si 196904151991032005
1. Pengertian
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I atau tipe II, yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah mukokutan.
2. Tujuan
Sebagai penerapan langkah-langkah dalam melakukan diagnosa dan terapi erpes Simplek Tanpa !omplikasi. S! !epala #PT$ Puskesmas Paku %lam &omor 1''(1)2(*"+ Tahun 1''(1)2(*"+ Tahun
". !ebijakan
2*1+ tentang 2*1+ tentang Pelayanan !linis di #PT Puskesmas Paku %lam
. eferensi ). %lat dan ahan
- Status Pasien - %lat Tulis
+. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien. 2. Petugas mempersiapkan pasien untuk duduk dengan nyaman. ". ila tidak bisa duduk, pera/at mempersiapkan pasien berbaring ditempat tidur. . Petugas melaksanakan pengukuran vital sign ). $okter melaksanakan anamnesa sesuai keluhan pasien seperti vesikel vesikel berkelom berkelompok pok di kulit, kulit, infeksi pada kemalua kemaluan, n,
demam, demam,
malaise, mialgia, mialgia, nyeri kepala, kepala, rasa gatal atau sensasi terbakar
setempat pada lokasi yang sama dengan lokasi sebelumnya. +. $okter melakukan pemeriksaan fisik 0
%pakah terdapat papul eritema yang diikuti oleh munulnya vesikel berkelompok dengan dasar eritem. esikel dapat peah dan menjadi berkrusta.
%pakah terdapat erosi(ulkus. Tempat predileksi adalah di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung untuk S-1, dan daerah pinggang ke ba/ah terutama daerah genital untuk S-2.
3. $okter menulis diagnosis '. $okter melakukan konseling dan terapi berupa 0
!onseling dan 4dukasi
4dukasi untuk herpes genitalis ditujukan terutama terhadap pasien dan pasangannya, yaitu berupa0 a. Informasi perjalanan alami penyakit ini, termasuk informasi bah/a penyakit ini menimbulkan rekurensi. b. Tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau gejala. . Pasien sebaiknya memberi informasi kepada pasangannya bah/a ia memiliki infeksi S. d. Transmisi seksual dapat terjadi pada masa asimtomatik. e. Pasien harus tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau ada gejala f. !ondom
yang
menutupi
menurunkan risiko
daerah yang
transmisi
terinfeksi,
dapat
dan sebaiknya digunakan
dengan konsisten.
Terapi diberikan dengan antiviral, antara lain0 1. %siklovir, dosis ) 5 2** mg(hari, 2. alasiklovir, dosis 2 5 )** mg(hari selama 3-1* hari
!riteria ujukan Pasien dirujuk apabila0 a. Penyakit tidak sembuh pada 3-1* hari setelah terapi. b. Terjadi pada pasien bayi dan geriatrik 6imunokompromais7. . Terjadi komplikasi. d. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka.
8. Pasien di persilahkan mengambil obat ke apotik
3. $iagram %lir Petugas memanggil pasien
Petugas mempersiapkan pasien untuk duduk dengan nyaman
ila tidak bisa duduk, pera/at mempersiapkan pasien berbaring ditempat tidur
Petugas melaksanakan pengukuran vital sign
$okter menganamnesa pasien seperti 0 vesikel berkelompok di kulit, infeksi pada kemaluan, demam, malaise, mialgia, nyeri kepala, rasa gatal atau sensasi terbakar setempat pada lokasi yang sama dengan lokasi sebelumnya
$okter melakukan pemeriksaan fisik 0
%pakah terdapat papul eritema yang diikuti oleh munulnya vesikel berkelompok dengan dasar eritem. esikel dapat peah dan menjadi berkrusta.
%pakah terdapat erosi(ulkus.
Tempat predileksi adalah di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung untuk S-1, dan daerah pinggang ke ba/ah terutama daerah genital untuk S-2
$okter menulis diagnosis
1. $okter melakukan konseling dan terapi berupa 0
!onseling dan 4dukasi
4dukasi untuk herpes genitalis ditujukan terutama terhadap pasien dan pasangannya, yaitu berupa0 a. Informasi perjalanan alami penyakit ini, termasuk informasi bah/a penyakit ini menimbulkan rekurensi.
Pasien di persilahkan mengambil obat ke apotik
Poli #mum '. #nit Terkait
#9$ a/at Inap !I%
8. $okumen
ekam :edis ;embaran esep