REFLEKSI KASUS DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS PEDIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS PKU Muhammadiyah Muhammadiyah Yogyakarta
Dokter Pembimbing : Dr. Agus Widyatmoko, Sp. PD
Disusun Oleh : Putri Annisa 20154012016
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. W
Umur
: 56 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Bangsal
: Arofah
Tanggal MRS
: 11 Mei 2016
1. KASUS
Pasien laki – laki 56 tahun datang ke poli penyakit dalam untuk kontrol DM dan luka yang ada di kaki kirinya. Luka di kaki kiri pasien muncul sejak 1 minggu sebelum masuk RS karena tertusuk paku, membengkak, dan tidak sembuh-sembuh. Pasien didiagnosis DM sejak tahun 2014 dan tidak terkontrol. RPD
: Hipertensi (-), diabetes mellitus (+), asma (-), alergi (-), jantung (-)
RPK
: Ibu dan adik pasien juga mempunyai riwayat DM (+)
Riwayat operasi: pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya
2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: Baik Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 V5 M6
Tekanan darah : 125/80 mmHg Nadi
: 80x/menit
RR
: 22x/menit
Suhu
: 36,5o C
Kepala
: konjungtiva anemis (-), ikterik (-), pupil isokor d=3/3, tidak ada, udem
palpebrae (-), mukosa bibir basah
Leher
: JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kaku kuduk (-).
Thorax
:
a. Pulmo
: Inspeksi: dinding dada simetris Palpasi: VF normal Perkusi: sonor (+/+) Auskultasi: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
b. COR
: Inspeksi: Ictus Cordis (-) Palpasi & Perkusi dbn, Auskultasi: S1-S2 reguler.
Abdomen
: Supel (+), bising usus (-), Nyeri tekan epigastrium(-), hepar dan lien tidak
teraba. Ekstremitas
: Akral hangat, ada luka di kaki kiri pasien.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium A. Darah Rutin
Hemoglobin
: 14, (12-15)
Leukosit
: 13,8 (4-10)
Hematokrit
: 42 (35-45)
Trombosit
: 369 (150-450)
HDL
: 26
LDL
: 112
Ureum
: 16
Kreatinin
: 0,4
SGOT
:9
SGPT
:5
B. Kimia Darah
GDS
: 225 (70-140)
4. DIAGNOSIS
Diabetes mellitus dengan ulkus pedis 5. TERAPI
-
Infus RL
-
Injeksi cefriaxon 1gr/12 jam
-
Injeksi ranitidine 1 amp
-
Injeksi metronidazole 500mg/8jam
- Novorapid 3x10 unit 6. MASALAH YANG DIKAJI
1. Bagaimana factor-faktor penyebab ulkus diabetikum? 2. Bagaimana klasifikasi derajat ulkus diabetikum? 3. Bagaimana penatalaksanaan pada ulkus diabetikum? 7. PEMBAHASAN
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin. Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer. Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah. A. Faktor Penyebab Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum dibagi menjadi faktor endogen dan ekstrogen: 1. Faktor endogen
Genetik, metabolik.
Angiopati diabetik.
Neuropati diabetik.
2. Faktor ekstrogen
Trauma.
Infeksi.
Obat. Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum adalah
angipati, neuropati dan infeksi.adanya neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh. Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai Ulkus Diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angipati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus Diabetikum. B. Klasifikasi derajat Menurut berat ringannya lesi, kelainan ulkus diabetikum dibagi menjadi enam derajat menurut Wagner , yaitu: 1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai dengan kelainan bentuk kaki "claw,callus" 2. Derajat I : ulkus superficial terbatas pada kulit 3. Derajat II : ulkus dalam, menembus tendon atau tulang 4. Derajat III : abses dalam dengan atau tanpa osteomilitas 5. Derajat IV : ulkus pada jari kaki atau bagian distal kaki atau tanpa selulitas 6. Derajat V : ulkus pada seluruh kaki atau sebagian tungkai C. Penatalaksanaan Pengobatan ulkus diabetikum terdiri dari pengendalian diabetes dan penanganan terhadap ulkus itu sendiri.
1.
Pengendalian Diabetes Langkah awal penanganan pasien ulkus diabetikum adalah dengan melakukan manajemen medis terhadap penyakit diabetes secara sistemik karena kebanyakan pasien dengan ulkus diabetikum juga menerita mal nutrisi, penyakit ginjal kronis dan infeksi kronis. DM jika tidak dikelola dengan baik akan dapa menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik diabetes salah satunya adalah terjadinya ulkus diabetikum. Jika keadaan gula darah selalu dapat dikendalikan dengan baik diharapkan semua komplikasi yang akan terjadi dapat dicegah paling tidak dihambat. Mengelola DM langkah yang harus dilakukan adalah pengelolaan non farmakologis diantaranya perencanaan makanan dan kegiatan jasmani, baru bila langkah tersebut belum tercapai dilanjutkan dengan langkah berikutnya yaitu dengan pemberian obat atau disebut pengelolaan farmakologis.
2.
Penanganan Ulkus DIabetikum Penangan ulkus diabetikum dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan: a. Tingkat 0: Penanganan pada tingkat ini meliputi edukasi kepada pasien tentang bahaya dari ulkus dan cara pencegahan. b. Tingkat I: Memerlukan debrimen jaringan nekrotik atau jaringan yang infeksius, perawatan lokal luka dan pengurangan beban. c. Tingkat II: Memerlukan debrimen antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur, perawatan luka dan pengurangan beban yang lebih berarti. d. Tingkat III: Memerlukan debrimen yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat dan pemberian antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur. e. Tingkat IV: Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagaian atau seluruh kaki.
8. DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer . Edisi Revisi Tahun 2014. 2. Suyono,
S.
2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi v. Jakarta:
InternaPublishing. 3. Tanto, Chris., Hustrini, NM. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Keempat, Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.