10
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 9-12
3. Hasil dan Pembahasan Senyawa 1, diperoleh sebagai kristal jarum berwarna putih. Dari data EI MS tampak puncak serapan ion molekuler pada m/z = 426. Dari data ini menunjukkan, + bahwa senyawa 1 mempunyai berat molekul, [M] = 426. spektrum infra merah memberikan pita serapan pada daerah bilangan gelombang ( υ, cm-1) 2928 merupakan vibrasi ulur asimetrik ikatan C-H, 1713 merupakan vibrasi ulur gugus C=O. spektrum resonansi magnetik inti proton pada pergeseran kimia (masingmasing singlet) δH = 0,70; 0,85; 0,86; 0,93; 0,97; 0,98; 1,03 dan 1,16 ppm menunjukkan adanya 8 gugus metil (tipe dari triterpen), sedangkan pergeseran kimia antara 1,2 – 1,9 ppm menunjukkan adanya ikatan sp 3 yang diperkirakan dari gugusan metilen dan gugus metin. Dari spektrum 13C-NMR dan DEPT, memberikan gambaran senyawa yang diteliti mengandung 30 karbon yang berupa 8 gugus metil, 11 gugus metilen, 4 gugus metin dan 7 atom kuaterner. Delapan gugus metil diperlihatkan oleh sinyal-sinyal karbon pada δC = 6,8; 14,7; 17,9; 18,6; 20,3; 31,8; 32,1 dan 35,0 ppm (hal ini sesuai dengan data 1H-NMR). Sebelas gugus metilen ditunjukkan pada pergeseran kimia δC = 18,3; 22,3; 30,5; 32,4; 32,8; 35,4; 35,7; 36,0; 39,3; 41,3 dan 41,5 ppm merupakan ikatan sp3. Empat gugus metin ditunjukkan dengan δC = 42,8; 53,1; 58,2 dan 59,5 ppm. Adanya tujuh atom karbon kuatener ditunjukkan oleh puncak-puncak δC = 28,2; 30,0; 37,4; 38,3; 39,7; 42,1 dan 213,1 ppm. Pergeseran kimia δC = 213,1 ppm ini menunjukkan adanya gugus keton (C=O), hal ini sesuai dengan spektrum IR pada panjang gelombang ( υ) 1713 cm-1. Berdasarkan data spektroskopi dan membandingkan pergeseran kimia senyawa kimia dari 1 dan friedelin [6], maka dapat diambil kesimpulan senyawa 1 adalah friedelin dengan rumus molekul C30H50O.
Tabel 1. Perbandingan Data Pergeseran Kimia Senyawa 1 dan Friedelin
Friedelin δC (ppm) 22,3 41,5 213,2 58,2 42,1 41,3 18,2 53,1 37,4 59,4 35,6 30,5 39,7 38,3 32,4 36,0 30,0 42,8 35,3 28,1 32,7 39,2 6,8 14,6 17,9 20,2 18,6 32,1 35,0 31,8
Atom C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Senyawa 2 merupakan kristal jarum berwarna putih. Dari data EI MS puncak ion molekuler [M] + pada m/z = 456. Dari data tersebut menunjukkan bahwa senyawa 2 mempunyai berat molekul = 456.
13
C- NMR
Senyawa 1 δC (ppm) 22,3 41,5 213,0 58,3 42,1 41,3 18,3 53,2 37,5 59,6 35,7 30,5 39,7 38,3 32,5 36,0 30,0 42,9 35,4 28,2 32,8 39,3 6,8 14,7 17,9 20,3 18,6 32,1 35,0 31,8
27
25
26
O
Spektrum infra merah memberikan pita serapan pada daerah bilangan gelombang υ sekitar 3441 cm-1 menunjukkan adanya gugus –OH, υ = 2937 cm-1 merupakan vibrasi ulur dari C-H, υ = 1678 cm-1 merupakan vibrasi ulur gugus C=O dan υ = 3078 cm-1 merupakan vibrasi ulur C-H dari olefinik. Spektrum 1H NMR memperlihatkan sinyal pada pergeseran kimia, δH = 0,66 (s); 0,75 (s); 0,82(s); 0,89(s); 0,99(s); 1,05(s) dan 1,83 ppm (s) yang menunjukkan adanya 7 puncak yang menunjukkan adanya tujuh gugus metil, tipe dari triperpen. Pergeseran kimia δH = 3,21 ppm menunjukkan adanya proton yang terikat pada gugus – OH. Pergeseran kimia δH = 5,23 (d, J = 5,8 Hz) dan 5,81 ppm (t, J = 7,1 Hz) menunjukkan adanya dua proton
24 23
Gambar 1. Struktur Molekul dari Friedelin (1)
yang terikat pada ikatan rangkap (proton olefinik). Dari spectrum 13C-NMR dan DEPT, memberikan gambaran senyawa yang diteliti mengandung 30 karbon yang berupa 7 gugus metil dan1 gugus metoksi, 9 gugus metilen, 7 gugus metin dan 7 atom karbon kuaterner. Tujuh gugus metil diperlihatkan oleh sinyal-sinyal karbon pada δC = 12,0; 14,3; 15,5; 18,0; 18,3; 22,1 dan 1 28,0 ppm (hal ini sesuai dengan data H-NMR). Sembilan gugus metilen ditunjukkan pada δC = 21,2; 25,7; 27,4; 27,8; 27,9; 34,0; 34,5; 36,0 dan 36,9 ppm 3 merupakan ikatan sp . Tujuh gugus metin ditunjukkan
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 9-12
pada pergeseran kimia δC = 35,9; 41,7; 50,7; 52,8; 78,6; 114,7 dan 143,9 ppm. Pergeseran kimia δC = 78,6 ppm menunjukkan adanya gugus metin yang mengikat sebuah gugus hidroksi. Pergeseran kimia δC = 114,7 dan 143,9 ppm menunjukkan adanya gugus metin yang terikat pada ikatan rangkap. Adanya tujuh atom karbon kuaterner ditunjukkan oleh sinyal-sinyal pada δC = 39,6; 39,8; 44,0; 47,5; 126,9; 148,4 dan 170,6 ppm sinyal dengan δC = 170,6 ppm merupakan sinyal dari atom karbon kuartener yang terikat sebagai gugus karbonil. Sinyal pada δC = 126,9 dan 148,4 ppm merupakan sinyal dari atom kuatener yang terikat pada ikatan rangkap. Dari hasil pengukuran secara spektroskopi (IR, 1 13 H- dan C-NMR) dan didukung oleh studi literatur (dengan membandingkan pergesaran kimia dengan senyawa asam-3β-hidroksi-7,24-eupandien-26-oat dan lanosta-9(11),24-dien-3β-ol), maka dapat disimpulkan bahwa senyawa 2 adalah asam-3β-hidroksi-lanosta9(11),24-dien-26-oat dengan rumus molekul C30H48O3 [6,7]. Tabel 2. Perbandingan Data Pergeseran Kimia 13C- NMR Senyawa 2, Asam-3β –hidroksi-7,24-eupandien-26oat dan Lanosta–9(11),24-dien-3β-ol
Atom Asam 3β-OH-7,24- Lanosta -6(11), C eupandien-26-oat 24-dien-3β-ol 1 38,5 35,6 2 35,5 27,6 3 78,9 78,8 4 46,4 38,9 5 52,8 52,6 6 23,6 21,2 7 117,5 28,0 8 146,3 41,7 9 50,9 148,1 10 36,8 39,2 11 18,1 115,2 12 33,5 36,4 13 43,1 44,3 14 51,0 47,0 15 34,5 33,9 16 28,1 28,1 17 50,2 50,9 18 21,8 14,4 19 11,7 12,3 20 52,8 35,9 21 17,7 18,3 22 27,1 37,3 23 26,9 24,9 24 145,3 128,2 25 126,5 130,9 26 172,6 17,6 27 14,4 25,7 28 25,9 27,9 29 12,7 15,4 30 27,2 24,2
Senyawa 2 34,5 27,4 78,6 44,0 52,8 21,2 27,8 41,7 148,4 39,6 114,7 36,0 39,8 47,5 34,0 27,9 50,7 18,3 12,0 35,9 18,0 36,9 25,7 143,9 126,9 170,6 15,5 28,0 14,3 22,1
11
22
21
24
COOH 26
18 20
23
25
17
11
27
13
19 1
3
5
30 7
HO
28
29
Gambar 2. Struktur Molekul dari Asam-3β-hidroksiLanosta-9(11),24-dien-26-oat (2)
Friedelin (1): diperoleh sebagai kristal jarum berwarna putih; IR, υmaks = 2928 (C-H alifatik), 1713 (C=O) cm -1. Spektum 1H-NMR (CDCl3, 500 MHz), δH = 0,70 (3H, s), 0,85 (3H, s), 0,86 (3H, s), 0,93 (3H,s), 0,97 (3H, s), 0,98 (3H, s), 1,03(3H, s) dan 1,16 ppm (3H, s). Spektrum 13C-NMR (CDCl3, 125 MHz) δC = 6,8; 14,7; 17,9; 18,3; 18,6; 20,3; 22,3; 28,2; 30,0; 30,5; 31,8; 32,1; 32,4; 32,8; 35,0; 35,4; 35,7; 36,0 37,4; 38,3; 39,3; 39,7; 41,3; 41,5; 42,1; 42,8; 53,1; 58,2; 59,5 dan 213,1 ppm. Spektrum massa EIMS: m/z = 426[M]+ (dihitung 426,3862) dengan rumus formula C30 H50O. Asam-3β-hidroksi-lanosta-9(11),24-dien-26-oat (2): diperoleh sebagai kristal jarum berwarna putih; IR υmaks 3411 (gugus-OH), 3078 (C-H dari olefinik), 2937 (C-H -1 1 alifatik) dan 1678 cm (C=O). spektrum H-NMR (CD3OD, 500 MHz) δH = 0,66 (3H, s); 0,75 (3H, s); 0,82 (3H, s); 0,89 (3H, s); 0.99 (3H, s); 1,05 (3H,s); 1,83 (3H,s); 3,21 (1H, m); 5,23 (1H,d, J = 5,8 Hz) dan 6,81 ppm (1H,d, J = 7,1 Hz). Spektrum 13C-NMR (CDCl3,125 MHz) δC = 12,0; 14,3; 15,5; 18,0; 18,3; 21,2; 22,1; 25,7; 27,4; 27,8; 27,9; 28,0; 34,0; 34,5; 35,9; 36,0; 36,9; 39,6; 39,8; 41,7; 44,0; 47,5; 50,7; 52,8; 78,6; 114,7; 126,9; 143,9; 148,4 dan 170,6 ppm. Spektrum massa EIMS m/z = 456 [M]+ (dihitung 426,3604) dengan rumus formula C30 H48O3.
4. Kesimpulan Dua triterpenoid telah berhasil diisolasi dari ekstrak nheksana kulit batang G. benthami yaitu friedelin dan asam-3β-hidroksida-lanosta-9(11),24-dien-26-oat.
Ucapan Terima Kasih Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Key Laboratory of Phytochemistry and Plan Resources, di Cina Barat, Kunming Institute of Botany, Chinese Academy of Sciences atas dana riset yang diberikan.
Daftar Acuan [1] R. Sari, Koleksi Garcinia Kebun Raya Bogor: Konservasi dan Potensi, Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora. Lembaga Pengetahuan Indonesia, Bogor, 1999, p. 217-221.
12
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 9-12
[2] M.S.M. Sosef, L.T. Homg, S. Prawirohatmodjo, PROSEA (Plant Resources of East Asia) Timber Trees:-know Timbers (3), Backhuys Publishers, Leyden, 1998, p. 246-249. [3] B. Elya, P.H. He, S. Kosela, X.J. Hao, J. Trop, Med. Plant, 5 (2) (2004) 229-231. [4] B. Elya, P.H. He, S. Kosela, M. Hanafi, X. J. Hao, Natural Product Research, 20 (12) (2006) 10591062.
[5] B. Elya, S. Kosela, M. Hanafi, Jurnal Bahan Alam Indonesia, 6 (1) (2006) 37-41. [6] S.B. Mahato, A.P. Kundu, Phytochemistry, 37 (6) (1994) 1117-1575. [7] L.J. Goad, T. Akihisa, Analusis of Sterol, Blackie Academic & Professional, London and New York, 1997, p. 401-406.