KATA PENGANTAR
Dengan Dengan Ridho Ridho Allah Allah SWT dan dengan dengan bimbin bimbingan ganNy Nyalah alah makala makalah h ini dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin, mungkin, walaupun walaupun mendapatka mendapatkan n berbagai berbagai macam kesulitan. Namun ,kesulitan itulah yang membuat penulis semakin tertarik untuk membahas dan meneliti makalah yang berjudul
“KAJIAN MENGKONSUMSI
ULAR SEBAGAI OBAT” .
Selanj Selanjutn utnya ya,, kami kami menguc mengucapk apkan an terima terimakas kasih ih dan mohon mohon maaf maaf apabil apabilaa kami telah mengambil karya-karya ulama atau para penulis buku yang mana kami jadikan sebagai bahagian dari kesempurnaan makalah ini. Juga kami ucapkan terima terimakas kasih ih kepada kepada dosen dosen pembim pembimbin bing g Bapak Bapak Muhsin Muhsin Salim Salim Nasutio Nasution n , yang yang telah banyak memberikan masukan demi kesempunaan makalah ini . Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekura kekuranga ngan n dan kelema kelemahan han baik baik didalam didalam penuli penulisan san maupun maupun penye penyempu mpurna rnaan an bahan kajian .Untuk itulah penulis juga j uga sangat mengharapkan kritikdan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini . Demikianlah Demikianlah makalah ini kami sajikan semoga nantinya nantinya akan bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa/i Yayasan Pendidikan Persada Bunda .
Pekanbaru , 3 Desember 2012
Penulis
i
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan Prof M Hatta, dalam Islam baik yang ditulis dalam ilmu Fiqih, banyak sekali hewanhewan yang tidak diperbolehkan diperbolehkan untuk dikonsumsi dikonsumsi diantarany diantaranyaa hewan bertaring, binatang buas ataupun sesuatu yang menjijikkan. menjijikkan. Seperti yang diketahui banyak sekali obat-obatan yang ditempuh untuk untuk memper memperole oleh h hidup hidup sehat. sehat. Salah Salah satuny satunyaa dengan dengan mengon mengonsum sumsi si obat-obatan dari tim medis ataupun racikan rempah-rempah. Namun, tak dapat dipungkiri di kalangan masyarakat beredar paradigma memakan binatang seperti ular, daging kalong (kekelawar) hingga darah ular yang dapat dapat menye menyembu mbuhka hkan n penya penyakit kit yang yang dideri diderita ta seseora seseorang. ng. Contoh Contohny nyaa seperti obat-obatan obat-obatan yang dipakai ibu-ibu ibu-ibu untuk menyembuhka menyembuhkan n pasca operasi caesar sehingga lukanya cepat mengering. Ular Ular adal adalah ah hewa hewan n yang ang tela telah h dise disepa paka kati ti oleh oleh para para ulam ulamaa keha keharam raman anny nyaa untu untuk k dima dimaka kan. n. Karen Karenaa ular ular term termasu asuk k hewa hewan n yang ang dipe diperi rint ntah ahka kan n
untu untuk k
dibu dibunu nuh. h.
Namu Namun n
apak apakah ah
sese seseor oran ang g
bole boleh h
memakannya dengan dalil pengobatan? Untuk Untuk itulah itulah penuli penuliss merasa merasa perlu perlu untuk untuk melaku melakukan kan penelit penelitian ian terhadap satu permasalahan ini karena ternyata kasus ini sangat hangat dibicarakan dan menjadi pertanyaan besar dikalangan masyarakat umum tentang hukum mengkonsumsi obat dari ekstrak ular atau daging ular. Dalam hal ini penulis akan mencoba mengkaji hukum memakan daging daging atau meminu meminum m darah darah Ular dan sebabny sebabnyaa diharam diharam berdasa berdasarka rkan n dalil-dalil Al Qur’an dan Al Hadist. Sehingga kita sebagai umat islam
ii
tidak salah makan makanan yang justru makanan itu tergolong makanan yang haram. Akhi Akhirn rny ya, penu penuli liss berse berserah rah diri diri kepa kepada da Alla Allah h SW SWT, T, semog semogaa penelitian ini bermanfaat dan benar-benar menjadi satu masukan berharga bagi ummat manusia, khususnya khususnya ummat Islam di Dunia.Amin
B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah
Dari Latar belakang masalah di atas, maka penulis mencoba untuk membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Apa saja binatang yang menurut syariat dilarang untuk dimakan dan sebabnya diharamkan ?
2.
Bagaimanakah hukum Memakan daging atau meminum darah ular dalam Islam dan Kajian hukumnya ?
B. Tu Tuju juan an Penu Penuli lisa san n
Adapu apun
tuju tujuan an dari ari
pen penulis ulisan an makal akalah ah ini ini
adal adalah ah untu untuk k
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang : 1. Menjelaskan jenis dan sebab hewan yg haram dimakan 2.
Memeberikan jawaban tentang hukum memakan daging atau darah ular sebagai obat dalam Islam
iii
BAB II PEMBAHASAN
A.
Binatang yang Haram Dimakan 1. Pengertian
Binatang yang haram adalah binatang yang menurut syariat dilarang untuk dimakan. Setiap binatang yang diharamkan oleh syariat pasti ada bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syariat s yariat pasti ada faidahnya dan mendapat pahala.
2. JenisJenis-Je Jenis nis Bina Binatan tang g yang yang Har Haram am
Binatang haram dapat diketahui dari keterangan Al-Qur’an dan sabda Rasulullah. Di dalam Al-Qur’an, jenis binatang yang secara tegas diharamkan adalah sebagai berikut : •
Haram karena Nas (sesuai dalil)
•
Haram karena dilarang dan diperintahkan membunuhnya
•
Haram karena jijik
•
Bangkai
•
Darah
•
Daging babi dan anjing
•
Binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah SWT
•
Binatang yang mati tercekek/dipukul/jatuh/ditanduk iv
•
Binatang yang mati diterkam binatang buas
•
Binatang yang disembelih atas nama berhala
Adapun sebab-sebab binatang diharamkan adalah sebagai berikut : 1) Haram karena Nash, berdasarkan keterangan keterangan baik Al-Qur’an yaitu:
Bangkai Binatang Darat Bang Bangka kaii
bina binata tang ng
dara daratt
huku hukumn mny ya
hara haram m
dima dimaka kan. n.
Binatang yang mati bukan dengan cara syar’i, baik karena mati mati sendiri sendiri atau karena karena anak anak adam adam yang yang tanpa tanpa melalu melaluii syar’i. syar’i. Hukum Hukum nya nya jelas jelas haram haram berdas berdasark arkan an Al-Qu Al-Qur’an r’an,, Hadis Hadis dan ijma’ ijma’ dan bahay bahayaa yang yang ditimb ditimbulk ulkann annya ya bagi bagi badan manusia sangat nyata, sebab pada bangkai terdapat darah yang mengendap sehingga mengandung racun dan bakteri,
dan
ini
sangat
berbahaya
bagi
kesehatan1.
Seka Sekali lipu pun n bang bangka kaii hara haram m huku hukumn mnya ya tetap tetapii ada ada yang dikecualikan dikecualikan,, yaitu yaitu bangkai bangkai ikan dan belalang belalang berdasarkan berdasarkan hadits: “ Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anh berkata, ‘Dihalalkan untu untukk kita kita dua dua bang bangka kaii dan dan dua dua dara darah. h. Adap Adapun un dua dua bangka bangkaii yaitu yaitu ikan ikan dan belala belalang, ng, sedang sedangkan kan dua darah darah 2 yaitu hati dan limpa.” limpa.”
1 2
Tafsir al-Manar : 6/134 diriwayatkan Imam Ahmad 2/97, Syafi’i dalam al-Umm 2/197 v
Babi, semua unsur yang berasal dari babi hukumnya haram dimakan. Baik babi peliharaan maupun liar, dan mencakup seluruh anggota tubuh babi termasuk minyaknya. Tentang keharamannya, telah dijelaskan dalam al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ ulama. Imam adz-Dzahabi berkata : “ saya tidak mengira akan ada seorang muslim yang dengan sengaja makan babi, karena yang memakan babi hanyalah hanyalah orang-oran orang-orang g zindiq Jabaliyah dan Tayaminah Tayaminah yang keluar dari Islam. Dalam hati orang-orang yang beriman, makan babi lebih besar dosanya daripada minum khamr”3
Hewa Hewan n yang disem disembe beli lih h buka bukan n atas atas nama nama Alla Allah. h. Jika Jika disembelih disembelih tidak tidak dengan dengan atas nama Allah, Allah, binatng binatng yang yang disembelih haram dimakan dagingnya.
Hewan yang mati karena tercekek atau dipukul
Hewan yang mati karena terjatuh. Hewan yang mati karena terjatuh dan tidak sempat disembelih hukumnya haram.
Hewan yang mati karena ditanduk atau diterkam hewan lain lain haram haram dimaka dimakan. n. Yakni Yakni hewan hewan yang yang diterk diterkam am oleh oleh harimau, serigala, atau anjing, lalu dimakan sebagiannya kemudian kemudian mati karenanya. karenanya. Maka hukumny hukumnyaa adalah haram sekali sekalipun pun darahn darahnya ya mengal mengalir ir dan yang yang tergig tergigit it sebatas sebatas bagian leher.
Semua
itu
hukumnya hukumnya
haram
kesepakatan
dengan ulama.
Apabil Apabilaa dijum dijumpai pai masih masih hidup hidup (berny (bernyawa) awa) seperti seperti kalau kalau tangan dan kakinya masih bergerak atau masih bernafas, kemudian disembelih secara syar’i, maka hewan tersebut adalah halal, karena telah disembelih secara halal.
Hewan yang disembelih untuk persembahan berhala Hewan yang dijadikan sesaji untuk makhluk atau berhala hukumnya haram dimakan.
3
al-Kabair hlm. 267-269 vi
Hewan yang menjijikkan Beberap Beberapaa binatan binatang g yang yang hidup hidup dialam dialam terlih terlihat at kotor kotor dan menjijikkan. Setiap orang dapat berbeda dalam menentukan jenis binatang yang menjijikkan. Namun, semuanya akan sepakat jika melihat jenis binatang yang kotor. Binatang binatang yang kotor dan menjijikkan menjijikkan haram dimakan.
Sesuai dengan firman Allah SWT berikut :
Artinya :
vii
“Dihar “Diharamk amkan an bagim bagimu u (memak (memakan) an) bangka bangkai, i, darah darah,, daging daging babi, babi, (dag (dagin ing g hewa hewan) n) yang yang dise disemb mbel elih ih atas atas nama nama selai selain n Alla Allah, h, yang yang terceki tercekik, k, yang yang terpuku terpukul, l, yang yang jatuh, jatuh, yang yang ditand ditanduk, uk, dan diterka diterkam m binata binatang ng buas, buas, kecuali kecuali yang yang sempat sempat kamu kamu menyemb menyembeli elihny hnya, a, dan (dih (dihar aram amka kan n bagi bagimu mu)) yang yang dise disemb mbel elih ih untu untukk berh berhal ala. a. Dan Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orangorang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Maidah [5]:3) 2) Hewan Hewan yang yang diharamk diharamkan an berda berdasark sarkan an Hadis Hadis :
Khimar Ahliyah (Jinak) Khim Khimar ar
jin jinak
haram aram
dim dimakan akan
dagin agingn gny ya.
Hal Hal
ini ini
berdasarkan hadis berikut :
Artinya : Dari jabir r.a., pada perang khaibar Nabi telah melarang memakan daging Khimar jinak [H.R Bukhari dan Muslim]4 Dalam Dalam riwaya riwayatt lain lain disebu disebutka tkan: n: “ Pada perang khaibar merek mereka a meny menyem embe beli lih h kuda kuda,, bigh bighal al,, dan dan khim khimar ar.. Lalu Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari bighal dan khimar, dan tidak melarang dari kuda .”[ HR. Abu Dawud 3789]
Haram karena diperintahkan untuk membunuhnya,
yaitu yaitu ular, ular, burung burung gagak, gagak, tikus, tikus, anjing anjing buas, buas, dan burung burung elang. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :
4
Udin Wahyudin dkk, Fiqih dkk, Fiqih (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2006) h.46
viii
“ Dari Aisyah r.a., Rasulullah saw menyuruh membunuh lima binatang yang merusak baik halal maupun haram, yaitu ular, gagak, tikus, anjing galak, galak, dan burung elang elang ”5. Dari riway riwayat at lain, lain, dari dari Ummu Ummu Syarik Syarik Radhia Radhialla llahu’ hu’anh anhaa berkata,
bahwa
Nabi
Shalallahu’alaihi
wa
salam
memerintahkan supaya membunuh tokek atau cicak 6
Binatang yang Bertaring
Bina Binata tang ng yang yang memi memilik likii tarin taring g haram haram dima dimaka kan. n. Jenis Jenis binatang tersebut diantaranya anjing, singa, harimau, beruang, serigala, dan lain sebagainya. Yang menjadi patokan keharaman binatang buas adalah apabila dia memiliki dua sifat, yaitu memiliki gigi taring, dan melawan dengan taringnya. Hal ini terlarang berdasarkan hadits Abu Hurairah, Nabi shallallahu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Artinya : “Setiap Setiap binata binatang ng buas buas yang yang bertari bertaring, ng, maka maka memakannya adalah haram.” haram. ” [HR. Muslim no. 1933] An Nawawi Nawawi rahimahullah mengatakan, mengatakan, “Yang dimaksud dimaksud dengan memiliki taring–menurut ulama Syafi’iyah- adalah taring tersebut digunakan untuk berburu (memangsa ).”7
Binatang yang Berkuku Tajam
5
H.R. Muslim 1190, dan Bukhari 1829 dengan lafadz “KALAJENGKING” ganti dari “ULAR”
6
H.R . Bukhari 3359 dan Muslim 2237
7
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, 13/83, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi, cetakan kedua, 1392.
ix
Binatng yang diharamkan karena mempunyai kuku tajam, diantaranya burung elang, burung hantu, burung rajawali, kelelawar dan sebagainya. Jenis binatang tersebut biasanya menjadi predator atau pemangsa binatang lain. Selain itu, dapa dapatt meru merugi gika kan n dapa dapatt meru merugi gika kan n manu manusia sia.. Kelel Kelelaw awar ar sangat menyukai buah-buahan, rajawali, atau elang sangat menyukai anak ayam, itik dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan keterangan hadis berikut:
Artinya : Nabi : Nabi saw. telah melarang memakan setiap burung yang mempunyai kuku tajam. tajam. [H.R. Muslim] 8
Binatang yang Dilarang untuk dibunuh
Ada beberapa jenis binatang yang haram dimakan karena dilaran dilarang g membun membunuhn uhnya. ya. Contoh Contoh binata binatang ng yang yang dilaran dilarang g dibunuh yaitu lebah, semut, dan burung suradi. Binatang binatang tersebut banyak memiliki manfaat dan tidak berbahaya bagi manusia. Lebah adalah binatang penghasil madu madu yang yang banya banyak k manfaat manfaatny nyaa bagi bagi manusia manusia.. Binata Binatangng binatang tersebut tidak mengganggu kehidupan manusia. Imam Imam Syafi’ Syafi’II dan para para sahabat sahabatny nyaa mengat mengataka akan, n, “Setiap hewan yang dilarang dibunuh berarti tidak boleh dimakan, kare karena na sean seanda dain inya ya bole boleh h dima dimaka kan, n, tent tentu u tida tidakk akan akan dilara dilarang ng
membun membunuhn uhnya” ya”9.
Hara Haramn mny ya
jeni jeniss
tersebut sesuai dengan sabda Nabi saw berikut :
8
Ibid hlm. 48
9
Lihat al-Majmu’ 9/23 oleh an-Nawawi
x
bina binata tang ng
Artinya : “ Dari Ibnu Abbas, Nabi saw melarang membunuh empat macam binatang yaitu semut, tawon, burung tegukteguk dan burung suradi”[H.R. suradi” [H.R. Ahmad dan lainnya] 10
B.
Hukum Memakan Ular
Dalam kajian fiqh islam, makanan termasuk dalam kategori non ibadah yang hukum asalnya adalah boleh dan halal, hal tersebut sesuai dengan ayat-ayat yang sangat jelas, diantaranya firman Allah: "Dia-l "Dia-lah ah Allah Allah,, yang yang menjad menjadika ikan n segala segala yang yang ada di bumi bumi untuk untuk kamu." (QS. 2 : 29). Seperti Seperti yang yang sudah dijelaskan dijelaskan di atas, semua hewan yang diperintah diperintahkan kan untuk dibunuh tanpa melalui melalui proses penyembelihan penyembelihan adalah haram dimakan, karena seandainya hewan-hewan tersebut halal untuk dimakan maka tentunya Nabi tidak akan mengizinkan untuk membunuhnya membunuhnya kecuali lewat proses penyembelihan yang syar’iy.
1. Huk Hukum um meng mengkon konsum sumsi si Ular Ular sebag sebagai ai Obat Obat
Perihal bahwa binatang—binatang tersebut dikatakan dapat menyembuh menyembuhkan kan penyakit, penyakit, maka kita kembali pada kaidah dasar pengobatan dalam Islam “bahwa bahwa Allah tidak memperkenan memperkenankan kan 10
Ibid hlm. 50
xi
obat untuk penyakit kita dari sesuatu yang diharamkan ”. Abdullah bin Mas’ud berkata “ sesungguhnya Allah tidak membolehkan tera terapi pi bagi bagi kali kalian an deng dengan an sesu sesuat atu u yang yang diha dihara ramk mkan an”” [H.R [H.R.. Bukhori] Sesungguhnya tidak ada satu penyakit kecuali Allah Ta'ala sudah menyediakan obat dan penawarnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Artinya : “Setia “Setiap p penyakit penyakit ada obatnya, obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla." Jalla. " [HR. Muslim dari sahabat Jabir]
Ular adalah hewan yang telah disepakati oleh para ulama keharamanny keharamannyaa untuk untuk dimakan. dimakan. Karena ular termasuk hewan yang diperintahkan untuk dibunuh. Syaikh Syaikh Sulaiman Sulaiman bin Shalih Shalih al-Khurasyi al-Khurasyi dalam kitabnya kitabnya Al-Hayawanaat; Maa Yu'kal wa Maa Laa Yu'kal (Diterjemahkan: Kamus Halal-Haram), menyebutkan tentang pendapat yang shahih, bahwa setiap binatang yang diperintahkan untuk dibunuh maka dagingnya haram dimakan. Maksud dibunuh di sini adalah dibunuh tanpa tanpa dengan dengan sebab sebab yang yang dibena dibenarka rkan n syariat syariat,, yaitu yaitu disemb disembelih elih sesu sesuai ai syar' syar'i. i. Karen Karenaa
seand seandai ainy nyaa
dipe diperb rbol oleh ehka kan n
meng mengam ambi bill
manfaat dengan cara memakan dagingnya tentu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak akan memerintahkan untuk membunuhnya. 11
Ada Ada dua dua pend pendap apat at di kalan kalanga gan n ulam ulamaa tenta tentang ng huku hukum m berobat dengan sesuatu yang haram. Pendapat yang pertama 11
Lihat: Adwa' al-Bayan, Syaikh Muhammad Amin al-Syinqithi: 2/273
xii
mengharamkan secara total. Pendapat kedua membolehkan karena darurat. 1)
Pendapat yang Mengharamkan
Pendapat ini menyatakan bahwa apa pun dalihnya, pokoknya
haram
hukumnya hukumnya
bagi
seorang
muslim
memaka memakan n hewan hewan yang yang sudah sudah diharam diharamkan kan Allah Allah untuk untuk mengko mengkonsu nsumsi msiny nya. a. Mereka Mereka juga juga tidak tidak menerim menerimaa kalau kalau dikatakan bahwa sebuah penyakit tidak ada obatnya. Sebab Sebab ada dalil dalil yang yang shahih shahih yang yang menye menyebut butkan kan bahwa Allah SWT tidak menurunkan penyakit kecuali disertai juga dengan obatnya. Sesungguhnya Allah SWT menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan menjadikan setiap penyakit ada obatnya. obatnya. Hendaklah kalian kalian beroba berobat, t, dan jangan janganlah lah kalian kalian berobat berobat dengan dengan sesuatu yang haram.” haram.” (HR Abu Dawud). Dengan hadits ini maka makan daging atau darah ular ular huku hukumn mny ya hara haram. m. Wa Wala lau u pun pun tuju tujuan anny nyaa untu untuk k berobat atau mencari kesembuhan. Sebab tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Dan obat itu sudah diturunkan Allah SWT beserta dengan turunnya penyakit. Tugas kita adalah menemukan obat yang telah Allah SWT turunkan. Bukan menggunakan obat yang diharakamkan. Bahkan Bahkan ada hadits hadits yang justru menyebutkan menyebutkan bahwa bila sesuatu makanan itu haram, maka pasti bukan obat. Karena Karena Allah Allah SWT tidak tidak pernah pernah menjad menjadika ikan n obat obat dari dari sesuatu yang hukumnya haram.
xiii
”Sesungguhnya Allah tidak menjadikan obat bagimu pada apaapa-ap apa a yang yang diha dihara ramk mkan anka kan n Alla Allah h atasm atasmu u .” (HR Bukhari dan Baihaqi). Selai Selain n itu, itu, ular ular masu masuk k kateg kategor orii makan makanan an yang yang khabaits (buruk), sama hukumnya seperti kalajengkikng, lalat lalat,, cicak cicak,, dan dan lainn lainnya ya.. Syaik Syaikh h al-Sy al-Syin inqi qithi thi berk berkata ata mengenai serangga-serangga tersebut " Naluri yang sehat tidak mungkin bisa menikmati binatang-binatang yang buruk ini, apalagi mema memand ndan angn gnya ya sebag sebagai ai sesu sesuat atu u yang yang baik baik.. Bila Bila ada ada orang Arab yang memakan serangga-serangga ini, hal itu semata-mata dikarenakan mereka dalam kondisi yang sangat kelaparan." kelaparan."12 Syaik Syaikhu hull Islam Islam ibnu ibnu Taim Taimiy iyah ah berk berkat ata, a, " Makan daging daging ular ular dan kalaje kalajengk ngking ing adalah adalah haram haram menuru menurut t ijma' ulama kaum muslimin." muslimin." [Al-Fatawa: 11/609] Maka semakin jelas menurut pendapat ini bahwa makan daging ular atau minum darahnya bukanlah sebuah upaya penyembuhan yang benar. Karena obat itu tidak pernah diturunkan kecuali berupa benda-benda yang halal. 2)
Pend Pendap apa atan yan yang Mengh nghala alalkan lkan
Pendapat kedua yang menghalalkan berobat dengan sesuatu yang haram, menggunakan dua dalil utama.
Dalil Kedaruratan Dalam Dalam hukum hukum syariat syariat,, ada kaidah kaidah bahwa bahwa sesuatu sesuatu yang yang dharur dharurat at itu bisa bisa mengha menghalak lakan an sesuatu sesuatu yang yang dilarang. Ad-Dharuratu tubihul mahdzurat. Selain itu Allah SWT telah berfirman:
12
Lihat dalam Kamus Halal-Haram, hal. 38)
xiv
Dan barangsiapa yang terpaksa pada (waktu) kelaparan dengan tidak sengaja untuk berbuat dosa, maka sesungguhnya sesungguhnya Allah Maha Pengampun Pengampun dan Maha Belas-kasih. (QS. Al-Maidah: 3) Allah telah menerangkan kepadamu apa-apa yang Ia telah haramkan atas kamu, kecuali kamu dalam keadaan terpaksa." (QS. terpaksa." (QS. Al-An'am: 119) Namun mereka sepakat dalam menetapkan syarat-syarat yang harus terpenuhi, antara lain: •
Terdapat bahaya yang mengancam kehidupan manusia jika
tidak berobat. •
Tidak ada obat lain yang halal sebagai ganti obat yang
haram itu. •
Adanya suatu pernyataan dari seorang dokter muslim yang
dapat dipercaya, baik pemeriksaannya maupun agamanya (i'tikad baiknya
Rukhshah (Keringanan) di Masa Nabi Sela Selain in
itu itu
merek erekaa
juga juga
meng engguna gunaka kan n
kejadian di masa Nabi di mana -menurut merekaada ada
hadi hadits ts-h -had adit itss
yang ang
memb membol oleh ehka kan n
bero beroba batt
deng dengan an bend bendaa najis najis dan dan haram haram,, sebag sebagai ai sebua sebuah h keringanan atau rukhshah. rukhshah. Misalnya Misalnya hadits hadits yang yang menyebutka menyebutkan n bahwa bahwa Nabi SAW pernah membolehkan suku ‘Ukl dan ‘Uray ‘Uraynah nah beroba berobatt dengan dengan meminu meminum m air kencin kencing g unta. Hadits ini membolehkan berobat dengan najis, sebab air kencing unta itu najis naj is menurut kebanyakan ulama. ulama. Walau Walau pun mazhab mazhab Hanbal Hanbalii mengata mengatakan kan xv
bahwa air kencing unta tidak najis, karena daging unta halal dimakan. Selain itu juga hadits dari Anas radhiyallahu 'anhu yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memberi keringanan (rukhsah (rukhsah)) kepada Zubair bin Al-‘ Al-‘Aw Awwa wam m dan dan Abdu Abdurra rrahm hman an bin bin Auf Auf untu untuk k memakai kain sutera. Padahal
begitu
banyak
hadits
yang
mengharakan laki-laki muslim mengenakan pakaian yang yang terbu terbuat at dari dari sute sutera. ra. Namu Namun n lant lantar aran an kdua kdua shahabat shahabat itu menderita penyakit penyakit gatal-gatal, gatal-gatal, maka beliau
pun
memberikan
keringanan
untuk
memakainya. Untu ntuk
kepen epenti tin ngan gan
mempe empert rtah ahan anka kan n
hidupnya, dalam keadaan darurat, seseorang tidak hanya diperbolehkan bahkan diwajibkan memakan benda yang diharamkan dalam keadaan normal. Dalam Dalam kead keadaa aan n terp terpak aksa sa perk perkar araa yang yang dila dilara rang ng menjadi diperbolehkan. Oleh karena itu, sebagaimana untuk menolak lapa apar
dan
dahaga
dalam lam
keadaaan
darura ruratt
diperb diperbole olehka hkan n makan makan dan minum minum barang barang haram, haram, diperkenank diperkenankan an pula mengkonsu mengkonsumsi msi barang barang haram untu untuk k kepe keperl rlua uan n peng pengob obat atan an,, kecu kecual alii minu minuma man n keras. Dengan Dengan begitu begitu,, minum minum darah darah kobra kobra dapat dapat dijadikan sebagai pengobatan alternativ. Mengingat pembolehan ini termasuk rukhshah, maka harus memenuhi dua persyaratan: xvi
1. Tidak ada alternatif lain yang halal 2. Menu Menuru rutt dokt dokter er yang yang berk berkom ompe pete ten, n, darah darah ular ular kobr kobraa
efek efekti tiff
meny menyem embu buhk hkan an
peny penyak akit it
yang ang
diderita. Memang Memang juga juga ulama ulama yang yang tidak tidak membol membolehk ehkan an beroba berobatt dengan dengan barang barang haram (darah ular kobra). Mereka berpegang pada sebuah hadits yang artinya,”Sesungguhnya artinya,”Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan pada sesuatu yang dihramkan atas kalian”. kalian”. Hadits Hadits ini secara secara eksplisi eksplisitt membata membatasi si pengob pengobatan atan pada pada hal-ha hal-hall yang yang diharamkan. Barang haram merupakan sumber penyakit, bukan sumber kesehatan. Dua Dua kondis kondisii yang yang tampak tampak berten bertentan tangan gan ini dikomp dikomprom romikan ikan oleh oleh para para ulama dengan mengadakan perbedaaan antara dengan keadaan terpaksa dan dan tida tidak. k. Kalau Kalau terp terpak aksa sa dipe diperb rbol oleh ehka kan, n, jika jika tida tidak k terpa terpaks ksaa maka maka dilarang. Keterpaksaan dalam konteks pengobatan barang haram, bearti tidak diketemukannya obat dari bahan yang halal dalam penyakit tertentu.
Bahkan Bahka n bisa dikata dikatakan kan bahwa berob berobat at dengan obat-obatan obat-obatan yang haram adalah tanda adanya penyakit dalam hati seseorang, yaitu pada imannya. Karena Kar ena jik jikaa ia ada adalah lah bag bagian ian dar darii um umat at Muh Muhamm ammad ad sha shalla llallah llahu u ‘ala ‘alaihi ihi wasallam yang beriman, maka Allah tidaklah menjadikan kesembuhannya pada apa yang diharamkan.Oleh karena itu, jika ia terpaksa makan bangkai atau sejenisnya, wajib baginya untuk memakannya menurut pendapat yang masyh mas yhur ur dar darii kee keemp mpat at ima imam m mad madzha zhab. b. Sed Sedang angkan kan ber beroba obatt (de (denga ngan n barang halal sekalipun), hukumny hukumnyaa tidak wajib menurut sebagian besar ulama. Bahkan mereka berbeda pendapat, apakah yang lebih afdol berobat atau
meninggalkannya
xvii
karena
tawakkal.
Dan diantara dalil yang memperjelas hal ini, ketika Allah mengharamkan bangkai, darah, daging babi dsb, Dia tidak menghalalkannya kecuali untuk orang yang terpaksa (mudltor) dengan syarat tidak berlebihan dan tidak dalam keadaan maksiyat, sebagaimana disebutkan dalam ayat : “Maka bara ba rang ngsi siap apa a
terp te rpak aksa sa
kare ka rena na
kela ke lapa para ran n
tanp ta npa a
seng se ngaj aja a
berb be rbua uat t
dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Maidah:3]. Dan kita ketahui bahwa berobat tidaklah termasuk kategori terpaksa, sehingga tidak boleh berobat dengannya.
xviii
BAB III PENUTUP
A. Ke Kesi simp mpul ulan an
Dari Dari
pemba embah hasan asan
Mak Maklah lah
diata iatas, s,
maka aka
penu penuli liss
menco encob ba
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Alla Allah h SW SWT T menci encipt ptak akan an sesu sesuat atu u dan memb embuat uat atur aturan an yang ang bertujuan demi kebaikan manusia. Allah melarang umat Islam mengonsumsi binatang tertentu dengan banyak hikmah. 2.
Binatang yang haram itu terbagi menjadi dua, yaitu haram karena sudah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan haram berdasarkan Al-Hadist
3.
Tida Tidak k dibe dibena nark rkan an bero beroba batt deng dengan an hal-h hal-hal al yang yang diha diharam ramka kan, n, termasuk ular. Setiap muslim wajib meyakini bahwa tidak ada satu penyakit kecuali Allah seudah menyediakan obatnya. Dan Allah tidak tidak menjad menjadika ikan n obat obat dari dari sesuatu sesuatu yang yang haram. haram. Maka Maka jelaslah jelaslah bahwa ular atau hewan yang diharamkan lainnya tidak sepatutnya menjadi alternatif pilihan dalam mencari kesembuhan.
4.
Ada yang berobat dengan ular dan bisa mendapat kesembuhan. Namun, patokan dalam berobat bukan hanya sembuh, tapi mengunakan sesuatu yang dibolehkan oleh Syariat harus menjadi prioritas.
xix
B. Saran
Kita Kita haru haruss meng menghi hind ndar arii meng mengon onsum sumsi si bina binata tang ng hara haram m dapa dapatt
meningkatkan Kesehatan jiwa dan raga. Seseorang akan menjadi suci lhir dan bathin.
Kalau terpaksa diperbolehkan, jika tidak terpaksa maka dilarang.
Keterp Keterpaksa aksaan an dalam dalam kontek kontekss pengob pengobata atan n barang barang haram, haram, bearti bearti tidak tidak diketemukannya obat dari bahan yang halal dalam penyakit tertentu.
Untuk pengobatan ini harus dilihat pembandingnya. Masih adakah
cara lain lain untuk untuk mengob mengobati ati seseora seseorang ng selain selain dari dari minum minum darah darah ular ular ? Karena minum darah ular pada dasarnya adalah haram, maka untuk bisa menghalalkannya harusnya ada syarat kondisi darurat yang bisa diterima secara syariat.
xx
DAFTAR PUSTAKA
Udin, Wahyudin, (2006). Fiqih. (2006). Fiqih.Bandung: Bandung: Grafindo Media Pratama.
Utom Utomo, o, Seti Setiaw awan an Budi Budi,, (200 (2003) 3).. Fiqih Aktual: Jawaban tuntas masalah kontemporer . Jakarta: Gema Insani Press.
M.Mahfud S, 2012, Binatang haram dalam Al-Qur’an dn As-Sunnah, [online] (http://sejenakberpikir.blogspot.com/2012/07/binatang-haram-dalam-alquran-dan-as.html) Badrul Tamam, 2010, voa-islam.com: Hukum Mengkonsumsi Obat dari Ekstrak Ular ,
[online]
(http://www.voa-islam.com/islamia/konsultasi-
agama/2010/07/29/8700/hukum-meng agama/2010/07/29/8700/hukum-mengkonsumsi-obat konsumsi-obat-dari-ekstr -dari-ekstrakakular) Aina Mulyana 2012, Jenis-Jenis Hewan yang Halal dan Haram dimakan serta
Makanan yang Bersumber dari Binatang yang Diharamkan, Diharamkan , [onlin [online] e] (http://ujungkulon22.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-hewan-yang-halaldan-haram.html) Dwi Rachmawati, Rachmawati, 2012, Hukum Memakan Darah Kobra Makan Empedunya Untuk
Obat
[online]
(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/10/13/apa-hukummeminum-darah-kobra-dan-makan-empedunya-untuk-obat/495346/)) meminum-darah-kobra-dan-makan-empedunya-untuk-obat/495346/
xxi
Idfasysyfa, Idfasysyfa, 2008, 2008, Hukum Memakan Benda Haram untuk Pengobatan, Pengobatan , [online] (http://ldfasysyifa.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u= %2Fjournal%2Fitem) %2Fjournal%2Fitem)
xxii