Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah terdapatnya pembuluh darah fetal yang menghubungkan percabangan arteri pulmonalis sebelah kiri (left pulmonary artery) ke aorta desendens tepat di sebel…Deskripsi lengkap
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah terdapatnya pembuluh darah fetal yang menghubungkan percabangan arteri pulmonalis sebelah kiri (left pulmonary artery) ke aorta desendens tepat di sebel…Full description
Deskripsi lengkap
pembahasan tentang patent ductus arteriosus
pembahasan tentang patent ductus arteriosus
Deskripsi lengkap
masalah pada pdaDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
laporan kasus pasien patent ductus arteriosus dengan follow up pasien
pembahasan tentang patent ductus arteriosus
TES
Deskripsi lengkap
naa
pptFull description
kep anakFull description
kep anakDeskripsi lengkap
Tesla Patent Powerpack 1
IPR 2Full description
Patent
WOC PATENT DUCTUS ARTERIOSUS
Nama: Ermawati Uki Petronella
Pengertian
Ibu terinfeksi rubella, Alkoholosm, usia
Penyakit jantung bawaan dari
kehamilan >40 thn, DM,
orang tua, kelainan kromosom
mengkonsumsi obat penenang
(sindrom down) Bayi Baru Lahir Bayi cukup bulan = 0,02% - 0,04% (1/2.000 kelahiran) Bayi Kurang Bulan = 20% - 60% (8/1.000 klahiran) terurama dengan BBLR. (Forsey et all 2009)
Faktor prenatal
Faktor genetik
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA).
Khawatir terhadap penyakit Kegagalan duktus arteriosus
Aliran darah ke silrulasi sistemik
Darah dari aorta melalui PDA
Peningkatan beban kerja sisi kiri
Shunting/ pirau kanan kiri (dari
jantung
a.pulmonaris ke aorta
Kongesti (Pembendungan Darah)
Percampuran darah dari aorta (kaya oksigen) dalam
Pembuluh darah pulmonal terjadi
arteri pulmonary (miskin oksigen)
anak
Hospitalisasi Hospitalisasi anak
Perubahan pera orang tua
Ansietas
Kompensasi O2 dengan napas cepat
KlasifikasiPDA:
pertumbuhan
dan
berlangsung
perkembangan
fisik
dengan baik pada
Takipnea
MK : gangguan pola nafas Tujuan : pasien menunjukan k eefektifan jalan nafas KH : menunjukan jalan nafas paten , TTV dalam batas normal Intervensi : Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Auskulatsi suara nafas Catat adanya suara nafas tambahan
Oksigen dalam darak ke sirkulasi sitemik Tekanan ventrikel kanan
Tingkat I : umumnya pasien PDA tingkat I tidak bergejala,
Hipertropi ventrikel kanan
Mk : intoleransi aktifitas Tujuan : pasien dapat b ertoleransi terhadap aktifitas KH : mampu melakukan aktifitas secara mandiri Tanda tanda vital batas normal Intervensi : 1. Observasi adanya pembatsan klien dalam melakukan akitifas 2. Kaji adanya factor penyebab kelelahan 3. Bantu klien mengidentifikasi aktifitas yang dapat dilakukan 4. bantu 4. bantu keluarga / pasien untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktifitas
Perfusi O2 ke sel
pemeriksaan EKG dan foto polos dada tidak ditemukan pemeriksaan
jantung.
MK : gangguan pertukaran gas KH : Frekuensi nafas normal (40-60x/menit) dan tidak dispnea Intervensi : Monitor kualitas dan irama pernafasan Atur posisi anak dengan posisi fowler Hindari anak dari orang yang terinfeksi Berikan istirahat yang cukup
Gangguan pertukaran gas Sianosis sentral
Respirasi anaerob
Tingkat II :pasien sering menderita infeksisaluran napas, tetapi pertumbuhan fisik masug sesuai dengan
umur, peningkatan aliran darah
kesir kesirkul kulasi a si s eh eh in in gg gg a
pulmon m onal t im bu bu l
dapat
yang
tidak
tahap
terjadi
h ip ip er er te te ns ns i
pulmonalringan. Umumnya pada
Pembentukan energi
pasien
Sulit makan & minum
Gangguan perfusi jaringan
tertangani dengan baik pada tingkat ini PDA akan berkembang menjadi
MK : gangguan pertumbuhan dan p erkembangan KH : anak mencapai pertumbuhan yang adekuat Anak melakukan aktifitas sesuai sia, anak tidak mengalami isolasi social Intervensi : 1. Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan adekuat 2. Dorong aktifitas sesuai usia 3. Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap sosialisasi seperti anak yang lain 4. Ijinkan anak untuk menata ruangan nya sendiri dan batasan aktifitas karena anak akan beristiarhat bila lelah
III atau IV.
Kelelahan Jurnsl EBP: 1. Pembatasan cairan 2. Kolaborasi intervensi farmakologi: penggunaan inhibitor COX non selektif = IV ibu profen lisin IV indomethacin 3. Legasi bedah
Tidak adekuat suplai O2 & distribusi ke jaringan
Kurang aktif Intake Intoleransiaktivitas BB
Pemeriksaan Diagnostik
1. 2. 3. 4. 5.
Foto Thorak Ekhokardiografi Pemeriksaan dengan Doppler berwarna Elektrokardiografi (EKG) Kateterisasijantung
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
MK : ansietas KH : Keluarga tampak tenang dan rileks Intervensi : Identifikasi persepsi keluarga terhadap kondisi sakit bayi Motivasi keluarga untuk tetap tenang dan menemani bayi Komunikasi terapeutik dengan memberikan arahan tentang keyakinan / sesuai kepercayaan EBP: Berikan informasi singkat mengenai penyakit bayi dan proses penyembuhannya