ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah (Keperawatan An ak II) Dosen Pengampu : Trimawati, S.Kep., Ns., M.Kep
OLEH :
1. Putri Astuti
(010115A096)
2. Riki Resbianto
(010115A)
3. Saiful Amri
(010115A)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017 / 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah,-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “asuhan keperawatan kehamilan dengan anemia) tugas dari keperawatan maternitas. Tugas dari mata kuliah keperawatan Anak II telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari beberapa sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada beberapa sumber yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini ibu (Trimawati, S.kep.,Ns,.M.kep ) Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan dan cara pengeditan kerapiaan dalam tugas ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari dosen pembibing dan pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk banyak orang dan dapat memberikam manfaat maupun inspirasi terhadap para pembaca.
Ungaran, 13 agustus 2017
Penyusun
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ........................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................. ........................................................................ BAB I PENDAHULUAN a.
Latar Belakang .....................................................................................................
b.
Tujuan .................................................................................................................
c.
Rumusan Masalah ................................................... .............................................
BAB II PEMBAHASAN a. Definisi................................................... .............................................................. b. Etiologi ................................................... .............................................................. c. Patofisiologi / Pathway ........................................................................................ d. Manifestasi Klinis ................................................................................................ e. Pemeriksaan Diagnostik....................................................................................... f. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan ........................................................... BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN ANEMIA a. Pengkajian..................................................................................................................... b. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................ c. Intervensi Keperawatan ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patent ductus arteriosus merupakan struktur pembuluh darah yang men ghubungkan bagian proksimal dari ascending aorta ke arteri pulmonaris utama. Struktur penting pada janin ini akan menutup sempurna setelah lahir. Duktus arteriosus yang persisten setelah beberapa minggu seetelah persalinan dianggap tidak normal. Efek fisiologis dan gejala klinis yang timbul pada PDA tergantung dari ukuran PDA tersebut dan kondisi dasar status kardiovaskuler pasien. Patent ductus arteriosus merupakan salah satu penyakt jantung kongenital yang sering terjadi dan diartkan sebagai kegagalan duktus arteriosus untuk menutup selama dalam 72 jam setelah lahir. PDA berpotensi menimbulkan komplikasi berupa gagal jantung, disfungsi ginjal, NEC, dan gangguan pertumbuhan dan nutrisi. PDA juga merupakan faktor resiko untuk terjainya choric lung disease (CLD) . Angka kejadian patent ductus arteriosus (PDA) 1 per 2500-5000 kelahiran pada bayi cukup bulan, 8 per 1000 kelahiran pada bayi premature, dan merupakan 9-12% dari seluruh penyakit jantung bawaan.Ditemukan juga kasus PDA ditemukan pada usia anakanak hingga dewasa ketika dilakukan pemeriksaan ekokardiografi. Penyebab terjadinya PDA masih belum jelas sepenuhnya, namun diduga bersifat . Orang-orang tersebut diduga mewarisi factor predisposisi 4ascula yang dapat dicetuskan selama masa kehamilan oleh pencetus yang berasal dari lingkungan. Faktor resiko terjadinya patent ductus arteriosus meliputi: infeksi rubella pada kelahiran trimester pertama,prematuritas. Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti diagnosis yang terlambat, ketidaktahuan, dan tata laksana yang tidak tepat. Duktus arteriosus persisten (DAP) yang merupakan 1/8 – 1/10 dari seluruh penyakit jantung bawaan dengan insidensi sekitar 1 per 2.000 – 5.000 kelahiran hidup. Di Jawa Barat diperkirakan terdapat 1.000 kasus DAP per tahun. Duktus arteriosus persisten ialah penyakit jantung nonsianotik disebabkan oleh patensinya duktus arteriosus setelah bayi lahir yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desenden.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Agar mahasiswa mendapatkan wawasan tentang materi Patent ductus arteriosus yang lebih luas sehingga mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan Khusus a. Dapat menjelaskan definisi dari Patent ductus arteriosus b. Dapat menyebutkan etiologi dari Patent ductus arteriosus c. Dapat menyebutkan manifestasi klinis dari Patent ductus arteriosus d. Dapat menentukan diagnosa keperawatan. e. Dapat memberikan asuhan keperawatan. C. Manfaat Menjadikan mahasiswa memiliki pemikiran kritis sehingga mampu menjadi perawat professional yang berkualitas, mengerti dan memahami kebutuhan pasien serta metode – metode dalam penerapan proses keperawatan terhadap pasien.
BAB II KONSEP TEORI
A. DEFINISI Duktus arteriosus adalah saluran yang berasal dari duktus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligament arteriosum pada usia 2-3 minggu. Bila tidak menutu p disebut PDA. Patent ductus arteriosus (PDA). PDA adalah keadaan dimana masih tetap ada hubungan aorta dengan a. pulmonalis. Akibatnya darah dari aorta sebagian masuk ke a. pulmonalis Karena tekanan darah dalam aorta lebih besar sehingga tekanan darah dalam arteri pulmonalis bertambah. Bila keadaan ini berlangsung lama maka tekanan darah arteri pulmonalis akan lebih besar daripada tekanan dalam aorta sehingga aliran darah balik dari arteri pulmonalis ke aorta. Duktus arteriosus paten adalah terbukanya duktus arteriosus yang secara fungsional menetap beberapa saat setelah lahir. Penutupan fungsional duktus, normalnya terjadi segera setelah lahir. Akan tetapi, pada bayi yang lahir premature, duktus paten biasanya mempunyai susunan anatomi yang normal dan keterbukaan merupakan akibat dari hipoksia dan imaturitas. Duktus yang tetap terbuka setelah bayi cukup bulan berusia beberapa minggu jarang menutup secara spontan.(dr.Charles Silalahi , Prof. Dr.dr.A.Samik Wahab, Sp.A(K) , 2009, kardiologi anak) Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka. Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan j antung lain. Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227) Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235) Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375).
B. ETIOLOGI Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal : a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella. b. Ibu alkoholisme. c. Umur ibu lebih dari 40 tahun. d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin. e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik : a. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan. b. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
C.
PATOFISIOLOGI Duktus
arteriosus
berfungsi
sebagai
penghubung
antara
arteria
pulmonalis dan aorta ketika bayi masih berada dalam uterus. Dalam sirkulasi fetal,
keadaan
ini
memungkinkan
darah
diejeksikan
berisi darah teroksigenasi dari ibu) untuk dalam
aorta
dengan
memintas
oleh
jantung
kanan
(yang
melintas dari arteria pulmonalis ke
(membypass)
paru-paru,
disamping
paru-paru
itu sendiri belum dapat melakukan oksigenasi pada darah tersebut. Pada saat dilahirkan,
duktus
darah
tidak
paten
ini
duktus
bergantung
menuju
terjadi
pirau
akan
secara
ini
keseluruh tubuh.
Bila
memintas
dari
aorta
ke
arteri
kanan.
pulmonalis Adanya
ventrikel tapi
jantung
berkurang,
tidak
juga
bagian
sehingga
hal
menutup
pembuluh
maka
hemodinamika
disebut
pada
PDA
Darah
yang
yang
bertekanan
tinggi
melewati
yang
bertekanan
rendah
sehingga
yang
hipertensi
kanan
suatu
vaskular pulmonalis.
aliran
terjadinya
dilatasi,
karena
Konsekuensi tahanan
pembesaran
cenderung
sempurna.
dan
dalam
saja
Oleh
duktus
menyebabkan
tidak
menutup.
(PDA).
memungkinkan
menyebabkan aorta
ke kiri
pulmonalis,
mengalami
ukuran
oksigen
duktus
pulmonal
menutup arteriosus
pada
mengandung
arteriosus
bekerja hipertrofi kanan.
berlebih
pulmonal. lebih
berat
ventrikel
Sementara
mengalami
melalui
Hipertensi dan
akhirnya
kanan
sehingga
itu
penurunan
arteri
aliran aliran
darah darah
FAKTOR PRENATAL 1. 2. 3. 4. 5.
PATHWAY PATEN DUKTUS ARTERIOSUS
1. Ayah / Ibu menderita
Ibu terinfeksi rubela Umur ibu>40 tahun Ibu alkoholisme Ibu menderita DM Ibu mengkonsumsi jamu /obat penenang
Aliran darah langsung dari aorta ke arteri pulmoner
sirkulasi darah beroksigen tinggi meningkat mengalir ke paru
Gannguan Pertukaran gas
penyakit jantung bawaan. 2. Kelainan kromosom 3. Lahir
Pola nafas tidak efektif
dengan
kelainan
bawaan yang lain.
Paten Ductus Arteriosus (PDA)
Penurunan curah antun
Beban jantung kiri meningkat
Ventrikel kiri berespon memenuhi kebutuhan
Gangguan perfusi jaringan
Tekanan jantung kiri
Kebocoran jantung dari kiri ke kanan
Kebocoran semakin lebar Tekanan meningkat
Pelebaran dan hipertensi pada atrium kiri
Difusi oksigen menurun dan hipoksia
FAKTOR GENETIK
Tekanan vena dan kapiler pulmonal meningkat
Dapat terjadi kebocoran (pirau) kiri ke kanan
Aliran darah ke paru
Terengah-engah saat menyusu
Risiko keterlambatan perkembangan
Aliran darah ke tubuh
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
D. MANINFESTASI KLINIS Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF), diantaranya : 1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengardi tepi sternum kiri atas). 2. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat. Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg). 3. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik. 4. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. 5. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah. 6. Apnea. 7. Tachypnea. 8. Retraksi dada. 9. Hipoksemia. 10. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru). Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa: 1. tidak mau menyusu 2. berat badannya tidak bertambah 3. berkeringat 4. kesulitan dalam bernafas 5. denyut jantung yang cepat. Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif , yang seringkali terjadi pada bayi prematur. E. KOMPLIKASI
1.
Tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal) : Bila terlalu banyak darah terus beredar melalui jantung arteri utama melaui PDA dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Hipertensi paru dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen.
2.
Gagal jantung : PDA pada akhirnya dapat menyebabkan otot jantung melemah, menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung adalah suatu kondisi kronis dimana jantng tidak dapat memompa jantung secara efektif.
3.
Endokarditis(infeksi jantung) :Orang-orang dengan masalah jantung sruktural, seperti PDA berada pada risiko tinggi infeksi endokarditis daripada populasi umum. Endokarditis adalah suatu peradangan pada lapisan dalam jantung yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
4.
Arithmia(detak jantung tidak teratur) : Pembesaran hati karena PDA meningkatkan risiko arithmia. Biasanya terjadi peningkatan risiko hanya dengan PDA ynag besar.
5.
Gagal ginjal
6.
Obstruksi pembuluh darah pulmonal
7.
Hepatomegali (pembesaran hati) : Jarang terjadi pada bayi premature
8.
Enterokolitis nekrosis : Kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak pada mukosa atau submokosa yang sering terjadi pada bayi pematur.
9.
Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas)
10. Perdarahan gastrointestinal, penurunan jumlah trombosit 11. Hiperkalemia(penurunan keluaran urin) 12. CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh . Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-pen yakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.
13. Gagal tumbuh
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.
Analisis Gas Darah Arteri
Biasanya menunjukkan kejenuhan yang normal karena paru overcirculation.
Duktus arteriosus besar dapat menyebabkan hipercorbia dan hipoksemia dari CHF dan ruang udara penyakit(atelektasis atau intra alveolar cairan/pulmonary edema)
2.
Foto Thorax
Pada PDA kecil bayangan jantung normal
Pada PDA besar terjadi kardiomegali(atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan) dan gambaran vaskuler paru meningkat.
3.
Ekhokardiografi Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada ba yi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi pratern(disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari paru kiri ke kanan)
4.
5.
Pemeriksaan Ekho 2D dan Doppler berwarna
Untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya
Dapat divisualisasi adanya PDA dan besarnya shunt
Bila terdapat kecurigaan PVOD dibutuhkan pemeriksaan angiografi
EKG (Elektrokardiografi) Sesuai tingkat keparahan:
6.
PDA kecil tidak ada abnormalitas
PDA lebih besar,hipertrofi ventrikel kiri
Kateterisasi jantung Hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.
G. PENATALAKSANAAN A. Farmakologi 1. Pemberian obat-obatan : a. Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial. (Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236) b. Indometacin. Merupakan inhibitor prostaglandin yang dapat memudahkan penutupan duktus. Efek sampingnya adalah perubahan sementara pada fungsi ginjal, pengingkatan insiden hilangnya darah samar melalui saluran cerna, dan menghambat fungsi trombosit selama 7-9 hari. kontraindikaso pemakaian indometacin adalah :
Nitrogen urea darah > 30 mg/dl
Kadar kreatinin >1.8 mg/dl
Keluaran urine < 0.6 ml/kg/jam selama 8 jam terakhir
Jumlah trombosit < 60000/mm3 karena aktivitas trombosit yang memanjang
Hemates feses >+3, dan lain-lain.
2. Nonfarmakologi a. Restriksi cairan dan diet rendah natrium untuk mengurangi beban jantung b. Bedah, yaitu dengan pemotongan atau pengikatan duktus c. Kateterisasi jantung.
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
B.
PENGKAJIAN
1. Biodata Klien a. Nama
:
b. Usia
:
c. Alamat
:
d. Jenis Kelamin: Laki-laki
:
e. Pendidikan
:
f.
:
Agama
g. Suku Bangsa
:
h. Tanggal Masuk dirawat
:
i.
:
Diagnosis medis
2. Identitas penanggung jawab a. Nama
:
b. Tempat, tanggal lahir
:
c. Pekerjaan
:
d. Alamat
:
e. Hubungan dengan klien
:
3. Keluhan Utama
:
4. Riwayat Kesehatan sekarang
:
5. Riwayat kesehatan masa lalu
:
6. Riwayat kesehatan keluarga
:
7. Psikososial
:
8. Spiritual
:
9. Pola aktivitas
:
10. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum 1. Kesadaran
:
2. Orientasi
:
3.
:
BB
4. TB
:
b. Tanda-tanda vital 1.
temperatur
:
2.
Denyut nadi
:
3.
Respirasi
:
4.
Tekanan Darah
:
c. Pemeriksaan Dada 1.
Inspeksi
:
2.
Palpasi
:
3.
Perkusi
:
4.
Auskultasi
:
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan peertukaran gas berhubungan dengan penurunan karbon dioksida 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan makan 3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan nutrisi tidak adekuat. D. NANDA, NOC, NIC NO 1
NANDA Gangguan pertukaran gas b/d penurunan karbon dioksida
NOC
NIC
1. Status pernafasan : pertukaran gas (domain III, kesehatan fisiologis, E, hal 559) tekanan parsial paru dipertahankan pada skala...ditingkatkan ke skala... saturasi oksigen dipertahankan pada skala..ditingkatkan ke skala... keseimbangan ventilasi dan perfusi dipertahankan pada skala...ditingkatkan ke skala... 2. status pernafasan :kepatenan jalan nafas (domain III, kesehatan fisiologis, E, hal 558) frekuensi pernafasan dipertahankan pada skala...ditingkatkan ke skala... irama pernafasan dipertahankan pada skala...ditingkatkan pada skala... kedalaman inspirasi dipertahankan pada skala...ditingkatkan ke skala... 1. status nutrisi,pencernaan dan nutrisi domain 2 kesehatan fisiologis hal 551 (1004)
1. terapi oksigen,domain 1,fisiologis :kompleks kelas 2 K manajemen pernafasan (3320, hal 444) bersihkan mulut hidung dan sekresi trakea dengan tepat pertahankan kepatenan jalan nafas monitor aliran oksigen monitor efektifitas terapi oksigen amati tanda tanda hipoventilasi induksi oksigen
2
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan makan
1. Manajemen nutrisi, domain 1 fisiologis dasar kelas D.
asupan gizi dipertahankan pada skala..ditingkatkan ke skala.. asupan makanan dipertahankan pada skala...ditingkatkan ke skala... rasio berat badan/tinggi bada dipertahankan pada skala...ditingkatkan pada skala... 2. nafsu makan, pencernaan dan nutrisi domain 2 kesehatan fisiologis hal 319 (1014) hasrat keinginan untuk makan dipertahankan pada skala...ditingkatkan pada skala.. intake makanan dipertahankan pada skala...ditingkatkan pada skala... intake nutrisi dipertahankan pada skala...ditingkatkan pada skala...
Tentukan status gizi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi Terapi nutrisi, domain 1 fisiolgis dasar kelas D. Lengkapi pengkajian nutrisi,sesuai kebutuhan Monitor intake makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari,sesuai kebutuhan Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium,sesuai kebutuhan Sediakan pasien makanan dan minuman bernutrisi yang tinggi protein,tinggi kalori dan mudah dikonsumsi,sesuai kebutuhan.
2.
3
Risiko keterlambatan perkembangan b/d nutrisi tidak adekuat.
1.
Perkembangan anak : 1 bulan 0120 Sinyal lapar dipertahankn pada skala… ditingkatkan ke skala… Sinyal ketidaknyamanan dipertahankan pada skala… ditingkatkan ke skala… Reflex morro dipertahankan pada skala… ditingkatkan kr skala… Reflex Babinski dipertahankan pada skala… ditingkatkan ke skala… Reflex menghisap ditingkatkan pada skala… ditingkatkan ke skala… Reflex rooting dipertahankan ke skala… ditingkatkan ke skala…
1. Perawatan bayi (6820) Dukung tugas yang sesuai dari bari perawatan professional Monitor berat dan panjang bayi Akomodasi apa yang di sukai orang tua Berikan makanan pada anak sesuai sesuai usia perkembangan Sediakan alat permainan dan akttivitas bayi sesuai perkembangannya Sediaoakan stimulasi pandangan, pedenganran, taktil dan kinetic Berbicara dengan bayi saat merawat bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, hanifa , saifuddin, abdul bari dan rachimhdi, Trijatmo. 2002. Ilmu Kebidanan/editor ketua, ed.3 cet.6. Jakarta. yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo. Ester, monica, 2015 Nanda internasional inc. diagnosis keperawatan : definisi & klasifikasi. EGC Terjemahan nursing outcome classification.2016. Elsevier Terjemahan nursing intervention classification.2016. Elsevier