MAKALAH
KETERAMPILAN GENERIK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran Biologi Dosen Pengampu : Ipin Arifin, M.Pd.
Disusun oleh: Nama : Windi Arofah NIM
: 14121610735
Tadris IPA Biologi C / VI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, lembaga pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan produk yang dihasilkannya. Peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan, karena kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi. Sebagaimana dalam Kurikulum Tingkast Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa selain untuk meningkatkan kecerdasan, pendidikan juga bertujuan meningkatkan keterampilan. Keterampilan sangat dibutuhkan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pada kenyataannya, aspek pola pikir yang dimiliki siswa jarang sekali diperhatikan oleh guru karena faktor ketidaktahuan. Guru memandang bahwa model pembelajaran tradisional merupakan suatu prosedur yang efektif dalam mengajarkan materi pembelajaran. Padahal, model ini sesungguhnya hanya efektif dalam hal penggunaan waktu mengajar, tetapi pola pikir siswa yang inovatif dan kreatif dengan pola pikir tingkat tinggi serta kemampuan bekerja sama dengan orang lain secara efektif tidak terkembangkan. Selanjutnya, kemampuan generik juga penting bagi siswa karena kemampuan ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam mengembangkan karir sesuai dengan bidang masing-masing. Kemampuan generik tidak diperoleh secara tiba-tiba melainkan keterampilan itu harus dilatih agar terus meningkat. Adapun tujuan pengembangan kemampuan generik ini agar pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar akan dapat diaplikasikan pada bidang kehidupan sosial, teknologi atau pada setiap perubahan konteks, namun yang lebih utama adalah menghasilkan efisiensi yang lebih besar melalui pengetahuan dan penggunaan keterampilan yang lebih efektif. Kemampuan generik yang dapat dikembangkan juga tergantung pada disiplin ilmu yang diberikan melalui penerapan proses pembelajaran. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membuat suatu makalah yang menjelaskan tentang kemampuan generik. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, indikator-indikator dalam
kemampuan generik, manfaat pengembangan kemampuan generik, serta contoh pengembangan kemampuan generik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa itu keterampilan generik? 2. Apa saja ciri-ciri dari keterampilan generik? 3. Apa saja jenis-jenis dari keterampilan generik? 4. Apa saja indikator-indikator dari keterampilan generik? 5. Apa manfaat pengembangan keterampilan generik? 6. Bagaimana contoh pengembangan keterampilan generik melalui penjabaran indikator keterampilan generik? C. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang dikembangkan dari latar belakang, memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan generik. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari keterampilan generik. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari keterampilan generik. 4. Untuk mengetahui indikator-indikator dari keterampilan generik. 5. Untuk mengetahui manfaat pengembangan keterampilan generik. 6. Untuk mengetahui contoh pengembangan keterampilan generik melalui penjabaran indikator keterampilan generik.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Keterampilan Generik Menurut Kamsah, (2004) keterampilan generik merupakan keterampilan employability yang digunakan untuk menerapkan pengetahuan. Sehingga, keterampilan generik juga merupakan keterampilan yang diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan dan kehidupan. Selain itu, keterampilan generik juga merupakan keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. Keterampilan generik dapat dijadikan sebagai solusi integratif yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dapat dipelajari dan ditanamkan pada para mahasiswa. Istilah keterampilan generik digunakan secara luas mengacu pada kualitas dan kapabilitas yang meliputi keterampilan berpikir seperti penalaran logis dan analitis, pemecahan masalah, dan keingintahuan intelektual; keterampilan berkomunikasi yang efektif, keterampilan bekerjasama, dan kemampuan mengidentifikasi, mengakses dan mengatur pengetahuan dan informasi; sifatsifat personal seperti imajinasi, rigiditas kreativitas dan intelektual, dan nilainilai seperti etika, kegigihan, integritas, dan toleransi. Sementara itu, keterampilan atau kemampuan generik merupakan keterampilan yang dapat diterapkan pada beragam bidang studi dan untuk memperolehnya diperlukan waktu yang relatif lama.
B. Ciri-Ciri Keterampilan Generik Menurut
Proffesional Standard Council (2004), keterampilan generik
memiliki tiga ciri, yakni : 1.
Keterampilan generik yang diteliti dalam dunia kerja sangat bergantung kepada nilai-nilai dan atribut personal. Sebagai contoh, keterampilan komunikasi seseorang berkaitan dengan integritas, nilai-nilai etis, pemahaman terhadap topik, kejujuran, kepercayaan-diri, serta perhatian terhadap detail dan tindak lanjut.
2.
Di dalam dunia kerja, keterampilan generik seringkali beriringan dengan keterampilan teknis. Sebagai contoh, dalam “menyiapkan laporan”, seseorang akan menggunakan keterampilan teknis dan keterampilan generik.
3.
Keterampilan generik cenderung “bergantung-konteks”. Sebagai contoh, perencanaan dan pengkoordinasian bagi kebanyakan tenaga kerja merupakan keterampilan generik; akan tetapi bagi manajer ini adalah keterampilan teknis yang melibatkan teknik-teknik penjadwalan dan aplikasi komputer yang teknis.
C. Jenis Keterampilan Generik Menurut Pumphey dan Slater (2002), keterampilan generik yang diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan meliputi delapan keterampilan, yakni : 1. Komunikasi, seperti komunikasi
verbal, tertulis, bahasan, komunikasi
dengan pelanggan (misalnya penjualan, pemasaran, menangani hubungan dengan pelanggan), membina hubungan, dan komunikasi profesional (misalnya keterampilan mempengaruhi/bernegosiasi). 2. Peningkatan pembelajaran dan kinerja diri, seperti Berpikir secara mandiri, mandiri, pengembangan diri, evektifitas personal, kemauan untuk belajar, dan profesionalisme. 3. Teknologi informasi, seperti mengetik, computing, dan keterampilan teknologi informasi (misalnya word processing, spreadsheets, menangani data, email, internet). 4. Manajeman, sperti orang, kinerja, sumber, perubahan, proyek, kontrak, dan manajemen resiko. 5. Numerasi, seperti menerapkan bilangan dan menghitung. 6. Organisasi kerja, seperti pengadministrasian, perencanaan, berpikir ke depan, penjadwalan, dan proses kerja (misalnya alokasi kerja, organisasi, penetapan target, manajemen waktu, efisiensi). 7. Pemecahan masalah, seperti inovasi, bertanggungjawab, fleksibilitas, adaptif, kemampuan menangani perubahan/tekanan, berpikir analitik, penilaian/berpikir kritis, dan pengambilan keputusan.
8. Kerja sama, seperti kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, komunikasi
horizontal
(misalnya
koordinasi),
kerja
kolaboratif,
pemotivasian kerja.
D. Indikator Keterampilan Generik Indikator keterampilan generik sains menurut Brotosiswoyo (2000) seperti yang dirumuskan dalam Widodo (2008), dtunjukkan dalam table, yakni : No.
Keterampilan
Indikator
Generik Sains 1
Pengamatan
a. Menggunakan sebanyak mungkin
Langsung
indera
dalam
mengamati
percobaan/fenomena alam. b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan atau fenomena alam. c. Mencari perbedaan atau fenomena alam. 2
Pengamatan
tidak a. Menggunakan alat ukur sebagai alat
langsung
bantu indera dalam mengamati percobaan /gejala alam. b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan fisika atau fenomena alam. c. Mencari perbedaan dan persamaan.
3
Kesadaran skala
tentang
a. Menyadari obyek-obyek alam dan kepekaan yang tinggi terhadap skala
numerik
sebagai
besaran/ukuran skala mikroskopis
atau makroskopis. 4
Bahasa simbolik
a. Memahami simbol, lambang, dan istilah b. Memahami
makna
kuantitatif
satuan dan besaran dari persamaan c. Menggunakan aturan matematis untuk
memecahkan
masalah
/fenomena gejala alam d. Membaca
suatu
grafik/diagram,
tabel, serta tanda matematis 5
Kerangka logika
a. Mencari hubungan logis antara dua aturan
6
Inferensi Logika
a. Memahami aturan-aturan b. Berargumentasi berdasarkan aturan c. Menjelaskan masalah berdasarkan aturan d. Menarik kesimpulan dari suatu gejala berdasarkan aturan/hukumhukum terdahulu
7
Hukum akibat
sebab a. Menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih dalam suatu gejala alam tertentu b. Memperkirakan penyebab gejala alam
8
Pemodelan
a. Mengungkapkan fenomena/masalah dalam bentuk
Matematik
sketsa gambar/grafik b. Mengungkap
fenomena
dalam
bentuk rumusan c. Mengajukan alternatif penyelesaian masalah 9
Membangun
a. Menambah konsep baru
Konsep Berikut ini penjelasan dari setiap keterampilan generik sains tiap indikator. 1. Pengamatan tak langsung Pengamatan tak langsung adalah mengamati suatu objek dengan menggunakan alat bantu berupa media-media yang mendukung. Pengamatan tak langsung adalah pengamatan yang menggunakan alat bantu karena keterbatasan alat indera kita Dalam melakukan pengamatan langsung, alat indera yang digunakan manusia memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, untuk mengatasi keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri dengan berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika kontak langsung dengan tubuh manusia, seperti arus listrik, zat-zat kimia beracun,untuk mengenalnya diperlukan alat bantu seperti amperemeter, indikator dan lain-lain. Cara ini dikenal sebagai pengamatan tak langsung. 2. Pengamatan langsung Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung dengan menggunakan alat indera. Alat indera tersebut berupa indera penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap dan penciuman. Sebagai contoh, indera penglihatan ketika kita menimbang gula pasir pada timbangan. Pada indera peraba, saat kita mencelupkan tangan ke dalam air yang dingin kemudian masukkan kembali tangan dalam air lain yang lebih hangat, maka terasa perbedaan antara keduanya. Contoh indera pendengaran, misalnya ketika mendengar sirine mobil yang mendekat terdengar suara sirine akan semakin kuat. Contoh indera pengecap, saat kita membedakan rasa gula yang manis dan rasa
garam yang asin. Contoh indera penciuman, misalnya saat kita naik gunung berapi yang masih aktif, di dekat kawahnya akan tercium bau belerang yang sangat kuat. Aspek pendidikan yang dapat muncul dari pengamatan adalah kesadaran akan batas-batas ketelitian yangdapat diwujudkan dan sikap jujur terhadap hasil pengamatan. Baik indera kita maupun alat bantu yang kita gunakan dalam pengamatan mengandung keterbatasan, dan itulah sebabnya kita mengenal teori ketidakpastian dalam pengukuran. 3. Kesadaran tentang skala besaran Kesadaran tentang skala besaran adalah suatu bentuk sikap dan pemikiran untuk mempelajari ukuran yang tak sesuai dengan ukuran benda yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti ukuran molekul protein, elektron dan waktu paruh (Liliasari, 2007). 4. Bahasa simbolik Bahasa simbolik adalah bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perilaku alam yang tidak bisa dijelaskan oleh bahasa sehari-hari. Dalam kimia misalnya termodinamika yang hanya bisa dijelaskan dengan persamaan dalam mengungkapkan kebenaran suatu fenomena. 5. Kerangka logika taat azas Kerangka logika taat azas adalah suatu pemikiran yang muncul karena adanya keganjilan tentang beberapa hukum yang menjelaskan suatu gejala alam yang sama (Liliasari, 2007). Contoh kerangka logika taat azas adalah ditemukannya teori relativitas Einsten yang menghubungkan keganjilan hukum mekanika Newton dengan hukum elektrodinamika Maxwell. 6. Inferensi logika Inferensi logika adalah suatu penarikan kesimpulan logika berdasarkan apa yang telah didapat dari informasi yang mereka peroleh. 7. Hukum sebab akibat Hukum sebab-akibat adalah suatu aturan yang muncul karena adanya suatu perilaku atau tindakan yang telah dilakukan. Contoh hukum sebab akibat dalam kimia misalnya apabila konsentrasi pereaksi diperbesar, maka reaksi berlangsung lebih cepat (Liliasari, 2007). Pada suatu
kesetimbangan kimia akan terjadi pergeseran kesetimbangan apabila diberikan
reaksi
terhadap
kesetimbangan
tersebut.
Misalnya
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dengan arah penambahan zat, suatu reaksi eksoterm akan berlangsung baik apabila suhu sistem diturunkan. Penjelasan dari gejala ini dapat dijawab berdasarkan hukum sebab-akibat. 8. Pemodelan matematik Pemodelan matematik adalah suatu rumus yang melukiskan hukumhukum tentang gejala alam baik itu kuantitatif maupun kualitatif yang ungkapannya menggunakan bahasa matematik. 9. Membangun konsep Membangun konsep adalah mengembangkan lebih lanjut ide dari suatu objek atau proses untuk memahami suatu gejala alam yang tidak bisa dipahami dengan bahasa sehari-hari. (Liliasari, 2007). E. Manfaat Pengembangan Keterampilan Generik Setiap kompetensi generik mengandung cara berpikir dan berbuat, karena itu akan memudahkan guru dalam meningkatkan kompetensi generik siswa. Kompetensi generik terutama digunakan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam mempelajari fenomena alam dan belajar cara belajar. Karena kompetensi generik merupakan kompetensi yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah, pembelajaran yang meningkatkan kompetensi generik siswa akan menghasilkan siswa-siswa yang mampu memahami konsep, menyelesaikan masalah, dan kegiatan ilmiah lain, serta mampu belajar sendiri dengan efektif dan efisien. Berikut ini manfaat penggunaan kompetensi generik yaitu : 1. Membantu guru mengetahui apa yang harus ditingkatkan pada siswa dan membelajarkan siswa dalam cara belajar. 2. Pembelajaran dengan memperhatikan konsep generik dapat digunakan untuk mempercepat pembelajaran. 3. Dengan berlatih kompetensi generik, setiap siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri.
4. Meminimalisir miskonsepsi siswa. (Sunyono, 2009 dalam Rimatusodik, 2011)
F. Contoh Pengembangan Keterampilan Generik Berikut adalah contoh dari penjabaran indikator keterampilan generik lewat pembelajaran fisika, yakni : 1. Pengamatan Langsung Pengamatan langsung yaitu mengamati objek yang diamati secara langsung. Aspek pendidikan penting yang diperoleh dari melakukan pengamatan langsung adalah bersikap jujur terhadap hasil pengamata, serta sadar akan batas-batas ketelitian yang dilakukan. Contoh: a. Mengukur
dampak percepatan
gravitasi
Bumi pada
posisi
benda saat demi saat, misal di laboratorium fisika dasar, seperti alat atwood. b. Melihat
dua
sinar
putih
yang
dilewatkan
sebuah
prisma
mengahsilkanuraian warna-warna pelangi. 2. Pengamatan Tak Langsung Keterbatasan indra menyebabkan banyak gejala dan perilaku alam tidak dapat diamati secara langsung dan hanya dapat diketahui melalui pengukuran dengan menggunakan suatu alat tertentu. Contoh: a. Pada pokok bahasan listrik, merupakan salah satu objek alam yang ada tetapi tidak dapat dilihat, didengar, atau dicium baunya sehingga pengukuran dilakukan menggunakan alat seperti voltmeter, amperemeter, test-pen, dan lain-lain. b. Pada pokok bahasan fisika modern, topic-topik dalam fisika modern penuh dengan objek-objek yang tidak dapat dilihat mata, seperti molekul atom, proton, electron, dan sebagainya. Sebaiknya dalam mengajarkan materi ini, pengajar jujur akan ketakbisaan dalam melihat objek. 3. Pemahaman Tentang Skala Besaran (Sense of Scale) Ilmu fisika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki cakupan paling luas. Dalam skala ruang ukuran, objek yang digarap terentang dari yang sangat besar (jagat raya), sampai yang sangat kecil
(elektron). Ilmu fisika juga membahas ukuran skala waktu yang sangat kecil seperti waktu paro dari pasangan positron-elektron. Padahal, mata kita hanya bisa membedakan signal yang muncul kirakira 1/30 detik.
Mengacu pada contoh-contoh diatas, maka perlu
ditanamkan sense of scale. Tanpa kesadaran tentang sense of scales, bahasan itu akan kurang dipahami makna konkretnya. 4. Bahasa Simbolik Banyak perilaku alam, khusunya perilaku yang dapat diungkapkan secara kuantitatif, yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa komunikasi sehari-hari. Sifat kuantitatif tersebut menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan bahasa yang kuantitatif juga. Dalam matematika, ada aljabar sederhana yang dapat digunakan. Misalnya pada materi optika geometri untuk melukiskan pembesaran atau pengecilan. Contoh lainnya, adalah persamaan diferensial untuk menggambarkan pergerakan suatu benda. 5. Kerangka Logika Taat Azas Matematika sebagai “bahasa” yang sangat cermat memiliki sifat yangmemudahkan kita menguji ketaat-azasan (self consistency). Ada keyakinan dalam ilmu fisika, berdasarkan pengalaman yang cukup panjang, bahwa aturan alam memiliki sifat taat-asas secara logika (logically selfconsistent). Sebagai contoh adalah keganjilan hukum mekanika newton dengan elektrodinamika Maxwell. Elektrodinamika meramalkan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik tidak akan terpengaruh oleh gerak sumber maupun pengamatnya, sedangkan mekanika newton memperbolehkan kecepatan objek bertambah atau berkurang sesuai dengan gerak sunber atau pengamatnya. Keganjilan itu melahirkan teori relativitas enstein. Sehingga mekanika newton harus dikoreksi agar keduanya taat azas secara logika. 6. Inferensi Logika Keyakinan akan peran logika dalam pengendalian hukumhukum alam menyebabkan matematika menjadi “bahasa” hokum alam yang sangat ampuh. Dari sebuah aturan yang diungkapkan dalam matematika, kita dapat menggali konsekuensi-konsekuensi logis yang dilahirkan melalui inferensi logika. Tanpa melihat bagaimana sesungguhnya
makna konkretnya, langkah ini sering dilakukan dalam ilmu fisika. Inferensi merupakan kemampuan generik yang ditujukan untuk membuat suatu generalisasi atau mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan yang
ditarik
dapat
berupa
penjelasan
atau
interpretasi dari hasil suatu observasi atau suatu kajian atau berupa kesimpulan terhadap persoalan baru sebagai akibat logis dari kesimpulan-kesimpulan atau teori-teori yang ada, tanpa melihat bagaimana makna konkret sesungguhnya. Contohnya adalah pada pembahasan relativitas enstein yang membahas kecepatan cahaya sampai pada kesimpulan bahwa ada ekivalensi antara massa benda dan energy (E=mc 2 ). H a s i l i n f e r e n s i l o g i k a i t u b u k a n ilusi belaka, karena percobaan konkret dalam alam ini ternyata menunjukan kebenaran kesimpulan dari inferensi logika enstein. 7. Hubungan Sebab Akibat Sebagian besar dari aturan fisika yang disebut “hukum” adalah hukum sebab akibat. P a d a b a g i a n - b a g i a n tertentu dari ilmu fisika juga dikenal dengan istilah “korelasi” antara gejala alam, tetapi itu tidak disimpulkan sebagai sebab-akibat. Sebagai contoh, hukum faraday yang disimpulkan dari pengamatan empirik, yang menyatakan bahwa jika ada kumparan yang melingkari medan magnet, maka pada kumparan tersebut akan timbul arus listrik. Besarnya arus listrik yang timbul, sebanding dengan cepatnya perubahan medan magnet itu. Oleh karena itu, yang dilakukan adalah dengan secara sadar dan dengan variasi yang berbeda-beda, mengubah kuat perubahan medan magnet itu dan kemudian mengukur besar arus yang terjadi. Pengamatan pada kumparan selalu menunjukkan bahwa arus listrik yang timbul tepat seperti yang dilukiskan oleh aturan tersebut. Berdasarkan contoh di atas, maka sebuah aturan dapat dinyatakan sebagai hukum sebab-akibat apabila ada “reproducibility” dari akibat sebagai fungsi dari penyebabnya, yang dapat dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja.
8. Pemodelan Matematika Rumus-rumus yang melukiskan hokum-hukum alam dalam fisika adalah buatan manusia yang ingin melukiskan gejala dan perangai alam tersebut, baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Latihan pemodelan matematik gejala-gejala alam dapat diajarkan dengan membuat objek-objek yang sederhana. Sebagai contoh
dalam
fisika,
dikenal
peluruhan
bahan
radioaktif,
penentuan penurunan besar suhu secangkir kopi panas, dan lain lain. 9. Membangun Konsep Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Seringkali kita membangun sebuah konsep atau pengertian baru yang tidak ada padanannya dengan pengertian-pengertian yang sudah ada. Sebagai contoh, istilah energy awalnya bukan istilah sehari-hari. Dari aturan mekanika newton, yang bertolak dari pengertian gaya, kemudian dibangunlah sebuah konsep energy yang didefinisikan sebagai ukuran sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan suatu kerja atau usaha. Namun, sekarang istilah ini memasyarakat dan dapat diartikan sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan.
BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat diambil kesimpulan, yakni : 1. Keterampilan generik yakni keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. 2. Keterampilan generik memiliki beberapa ciri, yakni sangat bergantung kepada nilai-nilai dan atribut personal, seringkali beriringan dengan keterampilan teknis dan denderung bergantung konteks. 3. Ada
8
jenis
keterampilan
generik,
yakni
komunikasi,
peningkatan
pembelajaran dan kinerja diri, teknologi informasi,manajeman, numerasi, organisasi kerja, pemecahan masalah, dan kerja sama. 4. Keterampilan generik memiliki 9 indikator, yakni pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, kesadaran tentang skala besaran, bahasa simbolik, kerangka logika, inferensi logika, hukum sebab akibat, pemodelan matematika dan membangun konsep. 5. Salah satu manfaat dari keterampilan generik ialah meminimalisir miskonsepsi siswa saat pembelajaran berlangsung. 6. keterampilan generik merupakan keterampilan yang dapat diterapkan pada beragam bidang studi, salah stu contohnya yakni dalam ilmu fisika.
DAFTAR PUSTAKA Brotosiswoyo, B. S .(2001). Hakikat Pembelajaran MSAINS di Perguruan Tinggi Fisika. Jakata: Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Pengembangan Aktivitas Instruksional (PAU-PPAI) Dirjen Dikti. Kamsah, M.Z., (2004). Developing Generic Skills in Classroom Environment: Engineering Student’s Perspective. Liliasari, et al. (2007). “Scientific Concepts and Generic Science Skill Relationship in The 21st Century Science Education”. Makalah pada Seminar Internasional I SPs UPI, Bandung. Rimatusodik, Reva. (2011). Profil Keterampilan Generik Siswa SMP dalam Praktikum Kerusakan Lingkungan Menggunakan Kotak Erosi. Skripsi. Program studi pendidikan biologi fpmSains upi. Anonym: https://fisika21.wordpress.com/2009/11/15/keterampilan-generik-sains/ (diakses pada tanggal 06 April 2015) Anonym:
http://samadinbkhazhe.blogspot.com/2012/07/keterampilan-generiksains-siswa-kgs.html (diakses pada tanggal 06 April 2015)